BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Karsinoma sel basal merupakan keganasan kulit tersering, menempati kira-kira 70% dari semua keganasan kulit (Weedon et. al., 2010). Karsinoma sel basal terutama terdapat pada ras Kaukasian, dan biasanya terjadi pada lansia, dengan jumah rasio laki-laki lebih banyak dari perempuan 2:1,1 (WHO, 2006 dan Yahya et. al., 2011). Sejak tahun 1960 sampai 2009, insidensi karsinoma sel basal pada populasi Kaukasia meningkat 3 sampai 8 persen setiap tahunnya (Kim et. al., 2009). Di Amerika Serikat, terdapat 500.000 kasus karsinoma sel basal baru pada tahun 1996, meningkat menjadi 900.000 kasus baru di tahun 2002 dan meningkat lagi menjadi 1.000.000 kasus baru pada tahun 2005 (Chinem et. al., 2011). Walaupun begitu, insidensi karsinoma sel basal di Asia masih rendah, antara lain di Jepang (0,131%), Korea (0,048%) dan Taiwan (0,015%) (Chen et. al., 2006). Tidak banyak publikasi penelitian yang memberikan data epidemiologi karsinoma sel basal di Indonesia. Terdapat tiga penelitian epidemiologi karsinoma sel basal yang dilakukan di Palembang yang dilakukan pada tahun 2000, 1
2 2008 dan 2011, dengan angka insidensi berturut-turut 0,042%, 0,11% dan 0,30% (Toruan et. al., 2000; Yahya et. al., 2008; Yahya et. al., 2011). Angka tersebut menunjukkan adanya peningkatan insidensi karsinoma sel basal di Indonesia, walaupun belum merupakan data nasional. Faktor resiko karsinoma sel basal antara lain individu dengan kulit terang atau putih, merokok, dan sering terpajan sinar matahari atau memiliki riwayat terbakar sinar matahari (Boyd et. al., 2002 dan WHO, 2006). Peningkatan insidensi karsinoma sel basal di berbagai negara kemungkinan terjadi antara lain karena meningkatnya kewaspadaan masyarakat mengenai kasus ini, meningkatnya jumlah kumulatif paparan terhadap sinar ultraviolet, bertambahnya waktu luang untuk menikmati aktivitas di bawah sinar matahari, meningkatnya keinginan masyarakat untuk memiliki kulit kecoklatan (terutama pada ras kaukasian), penipisan lapisan ozon (menipis 2% selama 20 tahun terakhir), meningkatnya angka harapan hidup, dan bertambah banyaknya proporsi individu geriatri dalam populasi (Chinem et. al., 2011). Karsinoma sel basal umumnya memiliki potensi infiltratif dan metastasis yang rendah, dengan
3 insidensi metastasis kira-kira 0,05% (Weedon et. al., 2010). Permasalahan yang timbul dari karsinoma sel basal adalah rekurensi tumor, yaitu munculnya kembali lesi setelah dilakukan reseksi tumor. Penderita karsinoma sel basal yang mengalami rekurensi umumnya memiliki lesi yang lebih sulit ditangani (Weedon et. al., 2010). Supartoto et. al. (2010) menyebutkan bahwa angka rekurensi dari karsinoma sel basal dilaporkan 1-20%. Weedon et. al. (2010) menjelaskan, rekurensi pada karsinoma sel basal berhubungan dengan subtipe histopatologis dari karsinoma sel basal, sehingga diperlukan data yang terkini mengenai distribusi subtipe histopatologis secara epidemiologis untuk dapat melakukan penanganan yang tepat. Dikarenakan masih sedikitnya data deskriptif dari profil histopatologi karsinoma sel basal di Indonesia, perlu dilakukan penelitian yang dapat memberikan gambaran tersebut, untuk dapat meningkatkan kualitas diagnosis dan penetapan rencana penenganan lanjutan pada pasien karsinoma sel basal yang memiliki resiko rekurensi.
4 I.2. Perumusan Masalah Dengan memperhatikan latar belakang masalah yang telah dijabarkan, maka dapat dirumuskan masalah penelitian dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana distribusi jenis kelamin pada penderita karsinoma sel basal yang diperiksa di Instalasi Patologi Anatomik RSUP Dr. Sardjito tahun 2012 2013? 2. Bagaimana distribusi usia pada penderita karsinoma sel basal yang diperiksa di Instalasi Patologi Anatomik RSUP Dr. Sardjito tahun 2012 2013? 3. Bagaimana distribusi lokasi lesi pada penderita karsinoma sel basal yang diperiksa di Instalasi Patologi Anatomik RSUP Dr. Sardjito tahun 2012 2013? 4. Bagaimana distribusi subtipe histopatologis pada penderita karsinoma sel basal yang diperiksa di Instalasi Patologi Anatomik RSUP Dr. Sardjito tahun 2012 2013?
5 I.3. Tujuan Penelitian Melalui penelitian ini, dapat diketahui profil histopatologi dari penderita karsinoma sel basal yang diperiksa di Instalasi Patologi Anatomik RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2013. I.4. Keaslian Penelitian Penelitian mengenai karsinoma sel basal masih jarang dilakukan di Indonesia, tetapi telah banyak dilakukan di negara-negara lain, terutama pada negara dengan populasi ras kaukasian yang tinggi. Penelitian mengenai Profil Histopatologi Karsinoma Sel Basal di Instalasi Patologi Anatomik RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2012 2013 belum pernah dilakukan pada rentang waktu tersebut. Karena itu perlu dilakukan penelitian untuk dapat memberikan gambaran yang terkini mengenai profil histopatologi karsinoma sel basal di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang serupa dengan penelitian ini, antara lain: Penelitian Histopathological study on basal cell carcinoma and squamous cell carcinoma of the skin tahun 2000 yang dilakukan oleh Mpu Kanoko et. al. di
6 Departemen Patologi Anatomik Fakultas Kedokteran Indonesia Jakarta ini bertujuan memberikan gambaran histopatologis tumor ganas kulit karsinoma sel basal dan karsinoma sel skuamosa pada penderita di Indonesia, dan menjelaskan hubungannya dengan daerah yang terpajan sinar matahari. Penelitian ini menggunakan data tahun 1996 1998 dan menganalisis 40 kasus karsinoma sel basal dan 16 kasus karsinoma sel skuamosa. Penelitian Aspek Klinik dan penanganan karsinoma sel basal tahun 2004 yang dilakukan oleh Agus Supartoto, Senyum Indrakila dan Pardawan di Bagian Ilmu Penyakit Mata RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta ini bertujuan mengidentifikasi bentuk, aspek klinik dan manajemen karsinoma sel basal di Bagian Ilmu Penyakit Mata Rumah Sakit Dr. Sardjito Yogyakarta dari tahun 1997 2002. Penelitian ini menganalisis 31 kasus karsinoma sel basal yang telah dilakukan tindakan operasi dari catatan rekam medis RSUP Dr. Sardjito dari awal tahun 1997 sampai akhir tahun 2002. Penelitian Profil Karsinoma Sel Basal Primer di RSUP M. Hoesin Palembang tahun 2011 yang dilakukan oleh Yulia Farida Yahya et. al. di Bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUP dr. Mohammad Hoesin
7 Palembang ini merupakan penelitian deskriptif untuk mendapatkan gambaran profil karsinoma sel basal, yang mengambil data dari rekam medis pasien karsinoma sel basal primer yang berobat atau dirujuk ke poliklinik rawat jalan IKKK-RSUP M. Hoesin sejak Januari 2005 Desember 2007. I.5. Manfaat Penelitian Penelitian ini memberikan data epidemiologi dari penderita karsinoma sel basal di Yogyakarta, dimana data epidemiologi karsinoma sel basal di Indonesia masih sedikit. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu menggambarkan perilaku pertumbuhan tumor karsinoma sel basal, terutama berdasarkan subtipe histopatologinya. Dengan adanya hubungan antara subtipe histopatologi dengan rekurensi karsinoma sel basal, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu bahan pertimbangan dalam menggambarkan prognosis dan merencanakan penangan penderita karsinoma sel basal. Temuan-temuan dalam penelitian ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi komunitas peneliti di
8 Indonesia untuk dapat meneliti lebih dalam mengenai karsinoma sel basal.