BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. 6,0 mg/dl dan untuk pria 6,8 mg/dl. Hiperurisemia didefinisikan sebagai plasma

BAB I PENDAHULUAN. penyakit gout (penyakit akibat pengendapan kristal Mono Sodium Urat/MSU)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

penyempitan pembuluh darah, rematik, hipertensi, jantung koroner, dan batu ginjal (Henry, 2001; Martindale, 2005). Asam urat dihasilkan dari pecahnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Hiperurisemia adalah keadaan terjadinya peningkatan kadar asam urat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Asam urat merupakan hasil pemecahan metabolisme purin ( asam nukleat

BAB I TINJAUAN PUSTAKA

Efek Pemberian Infusa Daun Sirsak (Annona Muricata Linn) terhadap Penurunan Kadar Asam Urat Darah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Asam urat telah diidentifikasi lebih dari dua abad yang lalu, namun

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

Sintesis purin melibatkan dua jalur, yaitu jalur de novo dan jalur penghematan (salvage pathway).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dalam tubuh dapat mempengaruhi kadar asam urat dalam darah. Makanan yang mengandung zat purin yang tinggi akan diubah menjadi asam urat. b. Seseorang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Acalipha indica Linn dapat diklasifikasi sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EFEK EKSTRAK ETANOL DAGING BUAH MAHKOTA DEWA

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S1 Program Studi Pendidikan Biologi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Tumbuhan sidaguri belum terlalu banyak dibudidayakan di Indonesia, oleh

EFEK INFUSA DAGING BUAH MAHKOTA DEWA

salah satunya disebabkan oleh pengetahuan yang kurang tepat tentang pola makan yang menyebabkan terjadinya penumpukan asam urat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Salam (Syzygium polyanthum (Wight.) Walp.), daunnya digunakan sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PENGARUH PEMBERIAN DECOCTA

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit asam urat atau biasa dikenal sebagai gout arthritis merupakan

Metabolisme Purin dan Pirimidin serta Peranannya dalam Tubuh

BAB I PENDAHULUAN. berkhasiat obat ini adalah Kersen. Di beberapa daerah, seperti di Jakarta, buah ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III DASAR TEORI. mengalami pengkristalan dan dapat menimbulkan gout. Asam urat mempunyai peran

EFEK FRAKSI KLOROFORM EKSTRAK ETANOL DAUN SALAM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Purin berasal dari makanan, penghancuran yang sudah tua, serta hasil sintesa dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Tanaman yang lazim digunakan sebagai obat tradisional dalam pengobatan asam urat adalah sambiloto, kumis kucing, sembung, dan brotowali.

BAB I PENDAHULUAN. pada tubuh dapat menimbulkan penyakit yang dikenal dengan. retina mata, ginjal, jantung, serta persendian (Shetty et al., 2011).

EFEK EKSTRAK ETANOL 70% HERBA KEMANGI (Ocimum americanum L.) SEBAGAI PENURUN KADAR ASAM URAT PADA TIKUS JANTAN Galur Sprague Dawley

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

EFEK PERASAN DAGING BUAH MAHKOTADEWA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

Gambar 1. Tanaman gandarusa (Justicia gendarussa Burm. F.)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara disebut juga dengan carsinoma mammae merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. jenis penyakit rematik artikuler, namun sampai sekarang belum juga ditemukan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lingkungan masyarakat perkotaan yang penuh dengan polusi, limbah, dan

ARIE KURNIASTUTY K

EFEK FRAKSI AIR EKSTRAK ETANOL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Tanaman Cocor Bebek (Bryophyllum pinnatum (Lam.) Oken)

I. PENDAHULUAN. berkurang disebabkan oleh adanya kelainan genetik dan metabolik. Selain

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Asam urat merupakan sebutan orang awan untuk rematik pirai (gout

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bertambahnya umur, fungsi fisiologis mengalami. penurunan akibat proses degeneratif (penuaan) sehingga

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. serum terhadap kejadian acute coronary syndrome (ACS) telah dilakukan

EFEK PEMBERIAN KOMBUCHA COFFEE TERHADAP KANDUNGAN KOLESTEROL DARAH TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus L) JANTAN YANG DIINDUKSI URIC ACID

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang

BAB I PENDAHULUAN. mengidap penyakit ini, baik kaya, miskin, muda, ataupun tua (Hembing, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. yang mengandung purin juga bisa menghasilkan asam urat. Oleh karena itulah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pegagan diklasifikasikan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Proses Pembentukan asam urat

PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. Asam urat merupakan senyawa kimia hasil akhir dari metabolisme nucleic

BAB I PENDAHULUAN. nyeri yang teramat sangat bagi penderitanya. Hal ini disebabkan oleh. dan gaya hidup ( Price & Wilson, 1992).

Triasilgliserol. = trigliserida 9 kkal/g vs 4 kkal/g (glikogen) Terdiri dari: Asam lemak: 3 asam lemak (gugus asil)

Efek Pemberian Infusa Daun Sirsak (Annona Muricata Linn) terhadap Penurunan Kadar Asam Urat dalam Darah pada Mencit Model Hiperurisemia

EFEK EKSTRAK HEKSAN DAGING BUAH MAHKOTA DEWA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gandarusa memiliki taksonomi sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. (Utami, 2003). Asam urat merupakan substansi hasil akhir nucleic acid atau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERUBAHAN KADAR ASAM URAT PADA PENGUNJUNG DI TAMAN WISATA, BLANG PADANG KOTA BANDA ACEH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hiperurisemia adalah peningkatan kadar asam urat dalam darah, lebih dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Asam urat merupakan substansi hasil pemecahan purin atau produk sisa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Radikal bebas merupakan senyawa yang terbentuk secara alamiah di

BAH III RINGKASAN. Epidemiologi

BAB I PENDAHULUAN. dari orang ke orang. PTM mempunyai durasi yang panjang, umumnya

HUBUNGAN KONSUMSI MAKANAN SUMBER PURIN DENGAN KADAR ASAM URAT PADA WANITA USIA TAHUN DI DESA SANGGRAHAN KECAMATAN KRANGGAN KABUPATEN TEMANGGUNG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dikatakan sebagai hiperurisemia (Schumacher, 1992 cit Putra, 2007). Batasan

BAB I TINJAUAN PUSTAKA Uraian tanaman daun jamblang (Sygyzium cumini (L.) Skeels

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Zat yang secara normal dihasilkan tubuh yang merupakan sisa pembakaran protein atau penghancuran sel-sel tubuh yang sudah tua.

PENGARUH PEMBERIAN AIR REBUSAN MAHKOTA DEWA (Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl) TERHADAP KADAR ASAM URAT DARAH PADA WANITA MENOPAUSE

Nukleotida - Nukleosida

Miftahul Mualimah, Pengaruh Pemberian Air Beluntas (Pluchea Indica Less) Terhadap Kadar Asam Urat Pada Wanita Menopause

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bertingkat dengan empat dosis tidak didapatkan kematian pada

BAB I PENDAHULUAN. perubahan struktur umur penduduk yang ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2 Penyakit asam urat diperkirakan terjadi pada 840 orang dari setiap orang. Prevalensi penyakit asam urat di Indonesia terjadi pada usia di ba

BAB I PENDAHULUAN. mengonsumsi minuman beralkohol. Mengonsumsi etanol berlebihan akan

Mikrob Penghasil Nukleotida

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. umumnya, teh berasal dari tanaman teh (Camellia sinensis). Teh Camellia

EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN DEWA (Gynura pseudochina (L) DC) TERHADAP PENURUNAN KADAR ASAM URAT MENCIT PUTIH JANTAN GALUR Balb-C HIPERURISEMIA SKRIPSI

Transkripsi:

4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Sirsak 2.1.1. Klasifikasi Tanaman Menurut Tjitrosoepomo (2005) tanaman sirsak dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Sub divisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledoneae Ordo Famili : Annonales : Annonaceae Genus : Annona Spesies :Annona muricata L. Di Indonesia nama sirsak memiliki banyak sebutan yaitu sirsak, nangka sabrang, nangka walanda, durian belanda (Melayu) sedangkan diluar negeri sirsak memiliki nama Soursop (Inggris), Mang Cau Xiem (Vietnam), Thurian Thet (Thailand), Guyabano (Pilipina). 2.1.2. Kandungan Kimia Dan Manfaat Daun Sirsak Sirsak (Annona muricata L.) adalah tanaman yang mengandung senyawa flavonoid, tanin, fitosterol, kalsium oksalat dan alkaloid (Adjie, 2011). Antioksidan yang terkandung dalam buah sirsak antara lain adalah vitamin C. Hasil riset yang dilakukan oleh Adjie, 2011 menyatakan bahwa sirsak mengandung asetogenin yang mampu melawan sel kanker. Banyaknya manfaat sirsak membuat orang mulai beralih mengkonsumsi sirsak sebagai alternatif pencegahan dan pengobatan konvensional. Kandungan senyawa asetogenin pada daun sirsak berkhasiat sebagai antitumor. Menurut Mardiana dan Juwita (2011) sejak dahulu masyarakat di daerah Kalimantan sering menggunakan daun sirsak untuk mengobati demam,

5 masyarakat di daerah Minahasa memanfaatkannya sebagai obat bisul dengan memanfaatkan daun mudanya, masyarakat di daerah Sunda (Jawa Barat) menggunakan daun sirsak sebagai obat penurun tekanan darah tinggi. Penggunaan daun sirsak sebagai salah satu obat herbal merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi konsumsi obat kimia di masyarakat. Beberapa senyawa flavonoid dan alkaloid dapat menghambat kerja enzim Xanthine Oxidase sehingga dapat menghambat pembentukan asam urat dalam tubuh (Cos dkk, 1998). Flavonoid golongan flavon dan flavonol memiliki daya inhibisi lebih tinggi dari pada golongan flavonoid yang lainnya karena posisi gugus hidroksilnya lebih mudah menangkap elektron dari sisi aktif xantin oksidase. Senyawa lainnya seperti polifenol dan saponin juga berpotensi sebagai inhibitor xantin oksidase karena memiliki gugus hidroksil sebagai akseptor elektron dari xantin oksidase. 2.2. Asam Urat 2.2.1. Definisi dan Struktur Asam Urat Asam urat merupakan produk akhir hasil metabolisme purin yang terdiri dari komponen karbon, nitrogen, oksigen dan hidrogen dengan rumus molekul C5H4N4O3. Gambar 2.1. Struktur Kimia Asam Urat (Zhao et al, 2009). Penyakit asam urat adalah istilah yang sering digunakan untuk menyebut salah satu jenis penyakit rematik artikuler (Utami, 2003). Asam urat merupakan substansi hasil akhir nucleic acid atau metabolisme purin dalam tubuh. Asam urat yang berlebihan tidak akan tertampung dan termetabolisme seluruhnya oleh tubuh, maka akan terjadi peningkatan kadar asam urat dalam darah yang disebut sebagai hiperurisemia. Hiperurisemia yang lanjut dapat berkembang menjadi gout.

6 Kadar asam urat normal pada laki laki 3,4 7,0 mg/dl dan pada wanita 2,4 6,0 mg/dl. Pada mencit normal, kadar asam uratnya 0,5 1,4 mg/dl dan mencit dikatakan hiperurisemia bila kadar asam uratnya 1,7-3,0 mg/dl (Mazzali et al., 2001). Pada hiperurisemia akan dapat terjadi akumulasi kristal asam urat pada persendian sehingga menimbulkan rasa sakit atau nyeri yang sering disebut pirai atau gout (Hidayat, 2009). Pembentukan asam urat terjadi melalui jalur oksidasi hipoxanthin dan guanin menjadi xanthin yang dikatalisis oleh enzim xanthin oksidase dan guanase. Kemudian xanthin akan teroksidasi menjadi asam urat dalam reaksi selanjutnya yang dikatalisis oleh enzim xanthin oksidase. Dengan demikian enzim xanthin oksidase merupakan faktor utama secara farmakologis dalam pembentukan asam urat pada penderita hiperurisemia atau penyakit gout (Murray et al., 2006). 2.2.2. Metabolisme Nukleotida Purin Purin adalah salah satu senyawa basa organik yang menyusun asam nukleat atau inti dari sel dan termasuk dalam kelompok asam amino unsur pembentuk protein. Asam nukleat yang dilepas di traktus intestinalis diurai menjadi mononukleotida oleh enzim ribonuklease, deoksiribonuklease dan polinukleotidase. Kemudian enzim nukleotidase dan fosfatase menghidrolis mononukleotida menjadi nukleotida yang kemudian bisa di serap atau diurai lebih lanjut oleh enzim fosforilase intestinal menjadi basa purin serta pirimidin. Proses pembentukan asam urat sebagian besar dari metabolisme nukleotida purin endogen, guanosine monophosphate (GMP), inosine monophosphate (IMP) dan adenosine monophosphate (AMP) (Murray et al., 2006). Pada manusia nukleosida purin yang utama yaitu adenosin dan guanosin diubah menjadi asam urat sebagai produk akhir yang diekskresikan keluar tubuh. Adenosin dan guanosin pertama-tama mengalami deaminasi menjadi inosin oleh adenosin deaminase. Fosforilase ikatan N-glikosinat inosin dan guanosin, yang dikatalisasi oleh nukleosida purin fosforilase, akan melepas senyawa ribosa 1- fosfat dan basa purin. Hipoxantin dan guanin selanjutnya membentuk xantin dalam reaksi yang dikatalisasi oleh xantin oksidase dan guanase xantin kemudian

7 teroksidasi menjadi asam urat dalam reaksi kedua yang dikatalisasi oleh enzim yang sama (Rodwell, 1997). Di bawah ini dapat dilihat skema terbentuknya asam urat melalui purin: Gambar 2.2. Skema terbentuknya asam urat Menurut Hawkins (2005) purin dalam tubuh yang menghasilkan asam urat berasal dari 3 sumber yaitu purin dari makanan, konversi asam nukleat dari jaringan dan pembentukan purin dari dalam tubuh. Beberapa sistem enzim mengatur metabolisme purin. Bila terjadi sistem regulasi yang abnormal maka terjadilah produksi asam urat yang berlebihan. Produksi asam urat berlebihan ini dapat juga terjadi karena adanya peningkatan penguraian asam nukleat dari jaringan seperti pada myeloproliferative dan lymphoproliferative disorder. dua abnormalitas dari dua enzim yang menghasilkan produksi asam urat berlebih yaitu: a. Peningkatan aktivitas phosphoribosylpyrophosphate (PRPP) sintetase yang menyebabkan peningkatan konsentrasi PRPP. PRPP adalah kunci sintesa purin, berarti juga kunci sintesa asam urat. b. Defisiensi hypoxanthine guanine phosphoribosyl transferase (HGPRT). Defisiensi HGPRT meningkatkan metabolisme guanin dan hipoxantin menjadi asam urat (Hawkins, 2005).

8 2.2.3. Hiperurisemia Hiperurisemia adalah keadaan dimana terjadi peningkatan kadar asam urat darah diatas batas normal (Kelley dan Wortmann, 1997). Ada beberapa hal yang dapat meningkatkan kadar asam urat dalam darah dan merupakan faktor resiko terjadinya hiperurisemia. Faktor-faktor resiko terjadinya hiperurisemia tersebut dapat dikelompokkan menjadi tiga mekanisme, yaitu: a. Peningkatan produksi asam urat Peningkatan produksi asam urat terjadi karena faktor idiopatik primer, mengkonsumsi makanan yang kaya purin (banyak mengandung protein), obesitas, alkohol, proses hemolitik dan penyakit kulit (prosiaris). b. Penurunan ekskresi asam urat Penurunan ekskresi asam urat merupakan sebagian besar penyebab hiperurisemia (hampir 90% kasus). Penyebabnya antara lain: idiopatik primer, insufesiensi ginjal, ginjal polikistik, diabetes insipidus, hipertensi, asidosis, toksik pada kehamilan, penggunaan obat-obatan seperti salisilat kurang dari 2 gram/hari, diuretik, alkohol, levodopa, ethambutol dan pirazinamid. c. Kombinasi antara kedua mekanisme tersebut Dapat terjadi pada defisiensi glukosa 6-fosfat, defisiensi fruktosa 1-fosfat, konsumsi alkohol dan syok (Kelley dan Wortmann, 1997). Jika pada hiperurisemia didapatkan hasil bentukan kristal asam urat maka hiperurisemia dapat berkembang menjadi gout. Berdasarkan penyebab peningkatan asam urat dalam darah atau hiperurisemia dan gout dapat dibedakan menjadi: a. Hiperurisemia dan gout primer adalah hiperurisemia dan gout tanpa disebabkan penyakit dan penyebab lain. b. Hiperurisemia dan gout sekunder adalah hiperurisemia dan gout yang disebabkan penyakit dan meningkatnya produksi asam urat karena nutrisi, yaitu mengonsumsi makanan dengan kadar purin tinggi. c. Hiperurisemia dan gout idiopatik adalah hiperurisemia dengan penyebab primer yang tidak jelas, kelainan genetik dan tidak ada kelainan fungsi fisiologis ataupun anatomi yang jelas (Schumacher Jr, 1992).

9 2.2.4. Gout Gout atau pirai adalah penyakit akibat adanya penumpukan kristal mononatrium urat pada jaringan akibat peningkatan kadar asam urat (Terkeltaub, 2001; Becker & Meenaskshi, 2005). Gout disebabkan oleh deposit kristal asam urat didalam sendi. Penumpukan asam urat didalam darah dapat menyebabkan timbulnya kristal asam urat pada bagian tubuh, termasuk kulit dan ginjal, tetapi pada sendi yang paling mudah diserang. Saat kristal asam urat menumpuk dan jumlahnya banyak, maka kristal asam urat akan tersebar ke dalam rongga sendi (Kelley dan Wortmann, 1997). Pada gout biasanya serangan terjadi secara mendadak (kebanyakan menyerang pada malam hari). Jika gout menyerang sendi maka sendi yang terserang tampak merah, mengkilat, bengkak, kulit diatasnya terasa panas disertai rasa nyeri yang hebat dan persendian sulit digerakan. Gejala lain adalah suhu badan menjadi demam, kepala terasa sakit, nafsu makan berkurang dan jantung berdebar. Gambar 2.3 Peradangan pada pangkal ibu jari kaki (gout) akibat kadar asam urat darah yang tinggi. Serangan pertama gout pada umumnya berupa serangan akut yang terjadi pada pangkal ibu jari kaki. Namun, gejala-gejala tersebut dapat juga terjadi pada sendi lain seperti tumit, lutut dan siku. Dalam kasus encok kronis, dapat timbul tofus (tophus), yaitu endapan seperti kapur pada kulit yang membentuk tonjolan yang menandai pengendapan kristal asam urat (Soeparman, 1998).