Perencanaan Strategis dan Perubahan Budaya Organisasi

dokumen-dokumen yang mirip
Isi: Pelajaran dari RS yang melakukan Perubahan Perubahan Budaya di RS Tabanan Dimana peran Perencanaan Strategis pada perubahan?

LAPORAN PAGI Sebagai Sarana Peningkatan Kinerja Klinik

PERENCANAAN STRATEGIS di rumahsakit: dengan pendekatan klinik

Professional Development

BAB 1 PENDAHULUAN. pentingnya kesehatan sebagai hak azasi manusia. Sehat merupakan kebutuhan dasar

PRINSIP-PRINSIP MANAJEMEN STRATEGIS

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dan diantaranya adalah milik swasta. 1. dari 6 buah puskesmas, 22 BKIA, 96 dokter praktik dan 3 Rumah Bersalin.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, perubahan dalam pelayanan kesehatan terjadi sangat cepat, tumbuhnya beberapa rumah

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia Nomor 1173 Tahun 2004 Tentang Rumah Sakit Gigi. dan Mulut (RSGM) pasal 1 ayat 1, RSGM adalah sarana pelayanan

Contoh topik penelitian manajemen rumahsakit

ORGANISASI PELAYANAN KESEHATAN PERTEMUAN II LILY WIDJAYA, SKM.,MM, PRODI D-III REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN, FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk seluruh masyarakat. Untuk dapat mewujudkan keadaan sehat tersebut banyak hal yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

MISI MENJADI RUMAH SAKIT BERSTANDAR KELAS DUNIA PILIHAN MASYARAKAT KEPUASAN DAN KESELAMATAN PASIEN ADALAH TUJUAN KAMI

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat strategis dalam upaya mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II RENCANA STRATEGIS

Strategi menggerakkan klinisi sebagai ujung tombak patient-centered care. dr. Pudji Sri Rasmiati, SpB, MPH. RS Bethesda Yogyakarta

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Singkat Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Pekanbaru

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A.Sejarah Singkat Perkembangan Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

mengenang perjuangan dan jasa-jasa Prof. Dr. Sardjito.

2. STRUKTUR ORGANISASI RSUD INDRASARI RENGAT, KAB.INDRAGIRI HULU

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Perkembangan RSUD Arifin Achmad dimulai pada tahun an, pada waktu

BAB I PENDAHULUAN. diolah sebagai bahan pembuat laporan pelayanan rumah sakit. Rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

IMPLEMENTASI AHS DI RSUP DR.SARDJITO. Direktur Utama RSUP.Dr. Sardjito

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelanggan terbagi menjadi dua jenis, yaitu: fungsi atau pemakaian suatu produk. atribut yang bersifat tidak berwujud.

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kebutuhan primer yang harus dipenuhi oleh seluruh

BLOCK 4 CORPORATE-CLINICAL GOVERNANCE AND BUSINESS ENVIRONMENT. Koordinator: Laksono Trisnantoro

WALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA TENTANG PERATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mencakup penekanan pada produk, biaya, harga, pelayanan, penyerahan tepat

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA RSUD KOTA SALATIGA TAHUN 2017

Analisis Lingkungan Internal RS: Pendekatan Analisis dengan Kerangka Rantai Nilai. Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FK UGM

BLOCK 4 CORPORATE-CLINICAL GOVERNANCE AND BUSINESS ENVIRONMENT. Koordinator: Laksono Trisnantoro

BAB II SEJARAH BERDIRI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT H. ADAM MALIK MEDAN Kebutuhan akan RS pendidikan dikemukakan oleh para dosen Fakultas

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I 1 PENDAHULUAN. Dengan meningkatnya status perekonomian masyarakat, kemudahan komunikasi

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan swasta semakin menuntut pelayanan yang bermutu. Tidak dapat dipungkiri pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu tujuan dari pembangunan kesehatan di Indonesia adalah upaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dasar yang paling penting dalam prinsip manajemen mutu (Hidayat dkk, 2013).

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 84 TAHUN 2011 TENTANG PERATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. SOERATNO GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN

LAPORAN KINERJA (LKj) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LAWANG TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. kompleks. Undang-undang Rumah Sakit Nomor 44 tahun 2009 rumah sakit

BAB III TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN. masyarakat. RSUD kota Bandung beralamat di Jl. Rumah Sakit No. 22 Ujung

BAB I. PENDAHULUAN. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna

LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR RS (...) NOMOR :002/RSTAB/PER-DIR/VII/2017 TENTANG PANDUAN EVALUASI STAF MEDIS DOKTER BAB I DEFINISI

RENCANA PROGRAM KERJA KOMITE KEPERAWATAN RSU. C-BMC TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan disebut

BAB I PENDAHULUAN. tersedianya sumber daya manusia (SDM). Menghadapi era globalisasi, dimana

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan kesehatan bersifat holistik atau menyeluruh. Dalam mengupayakan

BUPATI PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,

Pelayanan Antidiskriminasi

MAKALAH MANAJEMEN REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 39 TAHUN 2015 TENTANG PERATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BLAMBANGAN KABUPATEN BANYUWANGI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini masalah kesehatan telah menjadi kebutuhan pokok bagi

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II. RSUD Dr. H. KUMPULAN PANE TEBING TINGGI

I. PENDAHULUAN. Sejak pertama kali berdirinya suatu negara, pemerintah dan masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatra Utara

BAB III GAMBARAN UMUM RS PKU MUHAMMADIYAH TEMANGGUNG

BAB I PENDAHULUAN. yang memenuhi atau melebihi harapan. Maka dapat dikatakan, bahwa hal-hal

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai industri jasa kesehatan pada dasarnya bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Mencari RS Rujukan Nasional dalam era JKN. Pemetaan Motivasi Direksi dan Spesialis 6 Juni 2014

GAMBARAN UMUM RSUD INDRASARI RENGAT

KEBIJAKAN OTONOMI DALAM MANAJEMEN RUMAH SAKIT

BAB I PENDAHULUAN. termasuk Indonesia. Doktrin New Public Management (NPM) atau Reinveting

BAB I PENDAHULUAN. cepat, sehingga masyarakat dengan mudah memperoleh informasi yang diinginkan

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

Visi Pendidikan Spesialis dan Subspesialis: Menjadi bagian integral dalam Sistem Pelayanan Kesehatan di Indonesia

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum Rumah sakit Umum Daerah Mandailing Natal

BAB I. Pendahuluan Visi, Misi dan Tujuan Umum Rumah Sakit Umum Daerah Cibabat

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang memuaskan (satisfactory healty care). (Depkes RI, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan (Depkes RI, 1999). Peningkatan kebutuhan dalam bidang kesehatan ini

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PANDUAN EVALUASI PRAKTEK DOKTER BERKESINAMBUNGAN (ON GOING PROFESSIONAL PRACTICE EVALUATION/OPPE) BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Rumah sakit merupakan salah satu industri jasa pemberi pelayanan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam lingkungan yang semakin kompetitif, suatu industri jasa khususnya di

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan standar yang telah ditetapkan perusahan dan standar yang telah ditetapkan

MATERI ORIENTASI PEGAWAI BARU DOKTER UMUM

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN : RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL. Alamat : Jl. Dr. Wahidin Sudirohusodo Bantul, Yogyakarta, 55714

BAB I PENDAHULUAN. ancaman yang akan datang. Rumah Sakit yang memiliki perencanaan strategis akan

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

TENTANG PERATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DOKTER MOHAMAD SOEWANDHIE KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

BAB I PENDAHULUAN. yang memproses penyembuhan pasien agar menjadi sehat seperti sediakala.

RUMAH SAKIT. Oleh: Diana Holidah, M.Farm., Apt.

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Suatu organisasi baik pemerintah maupun swasta didirikan karena

BADAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN PENGALAMAN MENGELOLA BADAN MUTU: MENJAGA MUTU SARANA PELAYANAN KESEHATAN. Jakarta, 30 Juni 2005

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Anggaran 1981/1982, dengan luas lokasi sekitar 2,5 Ha. Peresmian penggunaannya

BAB 1 PENDAHULUAN. institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karakteristik tersendiri yang

Transkripsi:

Perencanaan Strategis dan Perubahan Budaya Organisasi

Isi: Pelajaran dari RS yang melakukan Perubahan Perubahan Budaya di RS Tabanan Dimana peran Perencanaan Strategis pada perubahan?

Pelajaran dari berbagai RS yang melakukan perubahan

Laksono Trisnantoro Pusat Manajemen Pelayanan Kesehatan FK- UGM/Magister Manajemen Rumahsakit UGM

Pengantar Paper ini membahas pelajaran yang dapat ditarik dari 3 kasus rumahsakit yang mengalami perubahan; yaitu RSD X kelas C, RSD A dan RSUP Y.

Perubahan yang terjadi adalah transisi dari satu rumahsakit pemerintah yang birokratis menjadi RS yang customer oriented.

Perubahan ini merupakan konsekuensi dari perubahan lingkungan usaha yang memaksa rumahsakit untuk berubah.

Secara diagram perubahan sistem manajemen dapat digambarkan sebagai berikut: Perubahan Sistem Manajemen: Perubahan Perubahan Lingkungan Paradigma Ketrampilan Berubah Manajemen

RSD X mengalami perkembangan yang sangat besar. RSUP Y yang merupakan RS pendidikan, hanya berhasil melakukan perubahan di sebuah instalasinya, yaitu Rawat Inap VIP.

RSD A gagal melakukan perubahan.

Dari observasi ini akan ditarik berbagai pelajaran, dengan mengacu pada referensi mengenai perubahan

Bagian 1. Observasi terhadap perubahan yang ada, meliputi: 1. Tujuan perubahan; 2. Keterlibatan sumber daya manusia, dan 3. Momentum serta indikator untuk proses perubahan.

Tujuan perubahan: RSD X: Jelas dan Didukung oleh seluruh stakeholders

Cakupan luasnya perubahan dalam sumber daya manusia Mulai dari direksi dan kelompok stratejik rumahsakit sampai ke seluruh karyawan

Kelompok-kelompok kerja seperti Komite Medik, keperawatan, staf administrasi, rekam medik terlihat bersemangat dalam melakukan pengembangan.

DI RSUP X, tidak terlihat adanya perubahan di sumber daya manusianya, kecuali di Bangsal VIP Di RSD A: gagal sama sekali

Momentum serta indikator untuk proses perubahan. Berjalan lama: RSD X: sekitar 9 tahun RSUP Y: sekitar 15 tahun. Terdapat berbagai momen perubahan.

2. Pengalaman untuk dipelajari

Pertama Perlunya pemahaman mengenai berbagai kunci sukses yang dibutuhkan untuk suatu perubahan.

Kedua, perubahan sendiri sebenarnya memerlukan proses perubahan yang cukup panjang. Proses perubahan tidak hanya berdasarkan suatu rencana stratejik, namun membutuhkan berbagai kegiatan yang cukup rumit.

Proses Perubahan Terdapat berbagai langkah perubahan yang mencakup 5 Fase yaitu (1) mobilisasi; (2) pemahaman masalah lebih lanjut; (3) perancangan ulang; (4) transisi: dan (5) perubahan terus menerus.

Ketiga, dibutuhkan sekelompok sumber daya manusia yang benar-benar commited untuk melakukan perubahan.

Adanya Tim Perubahan Dalam fase mobilisasi, diperlukan sekelompok orang yang akan menjadi motor untuk perubahan. Sering disebut sebagai tim perubahan.

Penutup Perubahan merupakan proses yang kompleks dan dapat memakan waktu bertahun-tahun. Perubahan dapat mencakup perubahan budaya

RSD X berhasil melakukan perubahan. Kasus RSD A gagal melakukan perubahan karena dalam langkah awal sudah tidak mampu memobilisasi perubahan.

Apakah Budaya Organisasi RS dapat diubah? Pengalaman RSUD Tabanan 1998-2003 Ketut Sanjana, RSUD Tabanan Laksono Trisnantoro, PMPK-MMR- UGM

Perubahan di RS Mulai dari perubahan operasional, strategi, sampai ke perubahan budaya organisasi. Budaya organisasi merupakan hal yang paling sulit diubah. Apakah mungkin ada perubahan budaya?

Pemahaman mengenai budaya di rumahsakit Arti Budaya Organisasi (Corporate Culture)

Cooke dan Rosseau (1988) menyatakan bahwa budaya organisasi merupakan cara-cara anggota organisasi dalam berpikir, berperilaku dan mempercayai sesuatu. Di dalam budaya organisasi terdapat nilai-nilai, etika dan norma-norma yang harus ditaati oleh anggota (Harshman dan Harshman 2000).

Trice and Beyers (1993) memberikan dua macam kelompok budaya dalam organisasi yaitu: (1) bahan budaya berupa sistem yang secara emosi dimiliki bersama sebagai suatu ideologi; (2) bentuk-bentuk budaya yaitu hal-hal yang dapat diamati, misalnya tindakan, kegiatan membina budaya dan cara mengkomunikasikan berbagai isi budaya antar anggota.

Artefak Nilai-nilai yang diacu Asumsi dasar Berdasarkan pemahaman Schein, aspek budaya yang sulit untuk diubah.

Rumah sakit sebagai sebuah organisasi terpengaruh oleh perubahan berbagai budaya. Di dalam rumahsakit ada multikultur

Budaya Lokal Budaya Nasional Budaya Organisasi RS Budaya Professional Model perubahan budaya (Gambar 1)

Para profesional di rumahsakit: dokter, dokter spesialis, dosen, perawat, manajer (direksi dan staff), satpam, akuntan dll. Mempunyai budaya sendiri-sendiri yang khas (sub-cultures). Di kalangan spesialis juga ada subsub kultur, seperti kultur dokter bedah, spesialis anak, dll.

Salah satu penampakan budaya profesional sebagai dokter:..bekerja di rumahsakit pemerintah merupakan pengabdian dan untuk karier akademik dan status, sedangkan untuk mencari pendapatan (rupiah) dilakukan di rumahsakit swasta..

Pertanyaan Penting: 1. Adakah budaya organisasi di rumahsakit? 2. Adakah kecocokan antara budaya organisasi rumahsakit dengan budaya profesional? 3. Apakah budaya organisasi rumahsakit dapat diubah?

Jawaban: No 1 dan 2: Penelitian Laksono menghasilkan bahwa budaya organisasi di rumahsakit masih lemah. Bahkan masih ada ketidak-cocokan dengan budaya profesi yang ada di rumahsakit

Apakah budaya organisasi rumahsakit dapat diubah? Pengalaman RSUD Tabanan 1998-2003

Artefak Nilai-nilai yang diacu Asumsi dasar Berdasarkan pemahaman Schein, aspek budaya yang sulit untuk diubah.

Empat Fase dalam perubahan budaya menurut Tan: Fase 1: Penilaian Budaya Reformasi di RSUD Tabanan dilakukan dalam empat tahap, yaitu: Fase 2: Analisis Kesenjangan Budaya Fase 3: Mempengaruhi Perubahan Budaya Fase 4: Memelihara dan mengembangkan budaya baru Fase 1: Shocking Fase 2: Membentuk Shared Vision Fase 3: Reorganisasi dan perbaikan sistem operasional Fase 4: Membangun Institusi

Fase 1 dan 2: Ada suatu keadaan yang tidak sesuai antara kenyataan yang ada dengan budaya organisasi yang seharusnya. Kenyataan sebelum 1998

Suasana di tahun 1995 SDM Fisik dan fasilitas Kepercayaan pada sistem manajemen Keuangan Kehidupan antar kelompok di rumahsakit

Analisis situasi saat itu: Kinerja RS kurang baik (keuangan, pelanggan, proses, sdm) padahal peluang (lingkungan) sangat besar diperlukan perubahan radikal resiko sangat besar isu utama adalah merubah paradigma internal dan eksternal stakeholders

Create sense of change (urgency) Shocking internal & eksternal stakeholder Perbedaan antara what is and what should be Berita-berita di koran, radio, keluhan-keluhan dijadikan pemicu

Fase 3: Pada fase ini berbagai kegiatan dilakukan untuk merubah budaya organisasi.

Pada intinya dilakukan perubahan cara pandang (mindset) sumber daya manusia dengan cara merumuskan kembali keyakinan, nilai, dan perilaku melalui berbagai hal

Membentuk Shared vision Menjadi RS mandiri dengan pelayanan prima dan berstandar internasional.

Mengembangkan sistem penghargaan (reward system) yang baik Building mutual trust short winnings (Perda tarif, VIP, Apotek, ICU, Penunjang 24 jam) peningkatan jasa medis transparansi/keterbukaan

Continuous change (Learning organization) komunikasi-komunikasi-komunikasikomunikasi. morning report Memperbaiki sistem komunikasi

Melakukan reorganisasi: Mobilisasi change agent internal & eksternal memotivasi/melatih internal change agent merekrut ekternal change agent

Melatih sumber daya untuk perubahan budaya dan peningkatan motivasi, merekrut dan menghentikan sumber daya manusia yang tidak sesuai dengan budaya organisasi, manusia

Mengatur kembali kebijakan dan prosedur kerja Pembenahan berbagai sistem memakai konsultan dimulai dengan perancangan corporate strategic plan, business plan, master plan, strategic action plan, SIM, sistem manajemen operasi, sistem remunerasi, sistem akuntabilitas kinerja, dll Mengembangkan SIM Billing system

sampai menghadirkan tokoh yang dapat dijadikan panutan.

Sekilas RSU Tabanan di tahun 2003 setelah melakukan berbagai perubahan yang menyentuh budaya organisasi

Data RS Kabupaten 160 TT (24 VIP, 30, 40, 66) BOR 2002 74%; 2003 83% (Mei) Type B Non Pendidikan sejak Nopember 2002 Jumlah karyawan 517 orang, 24 Spesialis, 17 dokter umum dan 4 dokter gigi; 200 orang tenaga kontrak yang dibayar RSU Tenaga paramedis l.k. 300 orang;

Visi dan Misi RSUD Tabanan Visi (PM2005 + I2010)T Rumah Sakit Prima dan Mandiri 2005, Rumah Sakit Internasional 2010 atas berkat rahmat Tuhan Misi Menyelenggarakan pelayanan prima kepada seluruh lapisan masyarakat dan wisatawan mancanegara, melalui SDM yang profesional, produktif, dan berkomitmen serta organisasi yang pembelajar, efektif, efisien dan mandiri

TREND PENDAPATAN TAHUN 1995-2002 11,000,000,000 10,500,000,000 10,000,000,000 9,500,000,000 9,000,000,000 8,500,000,000 8,000,000,000 7,500,000,000 7,000,000,000 6,500,000,000 6,000,000,000 5,500,000,000 5,000,000,000 4,500,000,000 4,000,000,000 3,500,000,000 3,000,000,000 2,500,000,000 2,000,000,000 1,500,000,000 1,000,000,000 500,000,000-377,838,975 292,053,650 365,604,625 1,019,038,005 420,597,125 6,657,766,094 10,407,928,264 1,660,008,165 Th. 1995 Th. 1996 Th. 1997 Th. 1998 Th. 1999 Th. 2000 Th. 2001 Th. 2002

Fase 4: Memelihara dan mengembangkan budaya baru

Menjaga momentum perubahan tidak berhenti inovasi-inovasi baru terus dilakukan (cari terus informasi agar tidak kekeringan ide) memberikan perhatian kepada SDM

Membangun institusi menyekolahkan karyawan D3, S1 dan S2 merekrut tenaga-tenaga yang handal Membangun kerjasama dengan RS Internasional (NUH Singapore)

Kesimpulan: Perubahan budaya organisasi di rumahsakit dapat dilakukan Membutuhkan waktu panjang dan kerja keras dari berbagai stakeholders.

Hasil dari perubahan budaya kerja menjadi lebih baik adalah: Membantu rumahsakit untuk mewujudkan visi, menjalankan misi dan mencapai tujuan organisasi; Berperan sebagai lem perekat untuk berbagai instalasi, unit, SMF sehingga terjadi keadaan yang utuh; Membentuk perilaku staf rumahsakit yang bervariasi untuk memadukan nilai-nilai dan keinginan pribadi, sehingga memungkinkan rumahsakit menjadi lebih efektif dan efisien;

Mengatasi berbagai konflik yang muncul, dan mendukung koordinasi dan pengendalian; Meningkatkan motivasi di antara staf dengan cara menumbuhkan rasa kepemilikan, loyalitas, keyakinan dan nilai nilai dan memicu staf untuk berfikir secara positif; Menjadikan rumahsakit menjadi lebih kompetitif dengan memaksimalkan potensi sumber daya manusia.

Diskusi: Dimana peran Rencana Strategis?