BAB V PENUTUP. Misi ini berkaitan dengan program-program lain untuk meningkatkan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) merupakan salah satu prioritas yang

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga selanjutnya disebut

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebanggaan nasional (national pride) bangsa Indonesia adalah

A. Masalah-masalah konsep pembangunan dan modernisasi. B. Faktor-faktor budaya yang menghambat pembangunan. C. Kebudayaan global dan globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di pedesaan merupakan sebagian dari proses pembangunan nasional yang

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan angka kematian anak dan meningkatkan kesehatan ibu. Upaya

BAB I PENDAHULUAN. pertanian menjadi daerah permukiman, industri, dan lain-lain. Menurut BPN

BAB I PENDAHULUAN. yang terdapat pada tujuh unsur kebudayaan universal. Salah satu hal yang dialami

BAB I PENDAHULUAN. di tunda-tunda. Kesehatan memiliki peran penting dalam mempengaruhi derajat

I.PENDAHULUAN. kebiasaan-kebiasaan tersebut adalah berupa folklor yang hidup dalam masyarakat.

MOTIVASI MELAKUKAN RITUAL ADAT SEBARAN APEM KEONG MAS DI PENGGING, BANYUDONO, BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. dan budaya. Indonesia memiliki beragam budaya dan tradisi yang masih

BAB I PENDAHULUAN. mencapai target Tujuan Pembangunan Millenium (Millenium

memasuki lingkungan yang lebih luas yakni lingkungan masyarakat. PENDAHULUAN A. Permasalahan Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. minggu pertama kehidupan dan 529 ribu ibu meninggal karena penyebab yang

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, REKOMENDASI

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia setelah Republik Rakyat China, India, Amerika Serikat dan kemudian

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia, karena itu pemenuhan

BAB V KESIMPULAN DAN CATATAN KRITIS. Selain itu, telah dijelaskan pula faktor selera ( keinginan ) dan perinta orang tua

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan-pelayanan sosial personal yang tergolong sebagai pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PETERNAKAN

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

BAB I PENDAHULUAN. sepenuhnya mampu mengatasi setiap masalah kesehatan, terlebih dengan. semakin beranekaragamnya penyakit dan faktor-faktor yang

yang dirasakan individu terhadap pengobatan.

Seperti yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka kesimpulan yang. 1. Untuk mempertahankan pengaruh dan kekuasaan maka elit harus jeli

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I PENDAHULUAN. sektor peternakan merupakan salah satu bagian dari sektor pertanian yang perlu

Bab 10. Penutup. Simpulan

Bab IV Alih Fungsi Lahan Pertanian dan Pengaruhnya Terhadap Ketahanan Pangan

BAB I PENDAHULUAN. pencegahan (preventif) untuk meningkatkan kualitas hidup serta memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. bermutu secara adil dan merata, serta mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya di

I PENDAHULUAN

BAB VIII KELEMBAGAAN MAKANAN POKOK NON BERAS

BAB V PENUTUP. Penggunaan teknologi sederhana telah diterapkan di desa-desa salah satunya Desa

BAB I PENDAHULUAN. cukup makan, maka akan terjadi konsekuensi fungsional. Tiga konsekuensi yang

BAB I PENDAHULUAN. tanaman pangan (palawija), merupakan makanan pokok bagi masyarakat. total pendapatan domestik bruto (id.wikipedia.org).

BUPATI HULU SUNGAI TENGAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB V PENUTUP. prespektif Identitas Sosial terhadap Konflik Ambon, maka ada beberapa hal pokok yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris, artinya kegiatan pertanian

EFEKTIVITAS KREDIT KETAHANAN PANGAN (KKP) DALAM UPAYA PENINGKATAN KETAHANAN PANGAN DI KECAMATAN KUPANG TIMUR, KABUPATEN KUPANG TUGAS AKHIR

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan tantangan yang lebih sulit dicapai dibandingkan dengan target Millenium

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan suatu sistem nilai yang berlaku dalam kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Kesehatan merupakan sesuatu yang sangat kompleks, bila dilihat secara

BAB I PENDAHULUAN. Pada era perkembangan seperti ini setiap Negara perlu menggali dan mengenal serta

-2- lain dari luar Indonesia dalam proses dinamika perubahan dunia. Dalam konteks tersebut, bangsa Indonesia menghadapi berbagai masalah, tantangan, d

TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

TANGGAL : 9 OKTOBER 2014 TENTANG : PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan dan membangun pertanian. Kedudukan Indonesia sebagai negara

demam tinggi, buah dada membengkak dan bernanah (abses) menyebabkan anak tidak boleh diberi ASI (Oswari 1986). Produksi ASI dipengaruhi konsumsi

Hubungan Arsitektur dan Budaya. Oleh: Nuryanto, S.Pd., M.T. Bahan Ajar Arsitektur Vernakular Jurusan Arsitektur-FPTK UPI-2010

BAB I PENDAHULUAN. suka cita, tetapi untuk beberapa wanita melahirkan bisa membuat stress dan

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam kehidupan manusia, mulai hal yang terkecil dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan senantiasa memiliki makna yang berwayuh wajah. Dalam arti luas,

Kecemasan Terhadap Kematian

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR. A. Kajian Pustaka

KONSEP KEBUDAYAAN. Kuliah 2 - Geografi Kebudayaan

Keluarga Sadar Gizi (KADARZI)

PERJANJIAN KINERJA BUPATI TEMANGGUNG TAHUN 2016

! 1! BAB 1 PENDAHULUAN

WALIKOTA TANGERANG SELATAN. Menimbang : a. bahwa pembangunan di bidang kesehatan pada. dasarnya ditujukan untuk peningkatan

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Status nutrisi adalah kondisi kesehatan yang dipengaruhi oleh asupan dan

BAB V PENUTUP. mengenai program Kampung Ramah Anak, lahir melalui proses yang simultan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. (AKB) di Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) saat ini

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. beranekaragam, sehingga kebutuhan zat gizinya dapat terpenuhi.

VI. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka ditarik kesimpulan sebagai

PENDAHULUAN. Latar Belakang

KONSEPSI SAKIT DAN PENGOBATAN TRADISIONAL PADA IBU DAN ANAK DALAM KEBUDAYAAN JAWA

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB 1 PENDAHULUAN. penyembuhan. Sumber pengobatan di dunia mencakup tiga sektor yang saling terkait

I. PENDAHULUAN. Pembangunan yang dilakukan di negara-negara dunia ketiga masih menitikberatkan

BAB VII KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN. penelitian, sedangkan pada bagian implikasi penelitian disajikan beberapa saran

BAB V PENUTUP. untuk menyebut dukun bayi, ma blien merupakan penduduk asli yang sudah sejak

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas dalam bab-bab sebelumnya,

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ibu Hamil Melakukan Tes HIV pada Layanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Puskesmas

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak suku, etnis dan budaya. Salah satunya adalah suku

KELAHIRAN Kelahiran: - Suatu kerahasiaan hidup yang menimbulkan kekaguman dan perhatian periode memberikan harapan baik - Menjaga kontinuitas manusia

BAB VII KESIMPULAN. dan berkuasa dalam aspek pendidikan dan politik, bahkan dipandang lebih superior

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nurshopia Agustina, 2013

BAB I PENDAHULUAN. meski belum ada SMP dan SMA tidak mematahkan semangat anak-anak yang

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan zat gizi yang jumlahnya lebih banyak dengan kualitas tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. indikator perkembangan ekonominya. Perkembangan ekonomi yang telah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. 1. Pengertian padi organik dan padi konvensional

BAB I PENDAHULUAN. target Millenium Depelopment Goals (MDGs) Dimana angka kematian bayi

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 99 TAHUN : 2009 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 4 TAHUN 2009

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

VISI, MISI DAN PROGRAM POKOK

I. PENDAHULUAN. berkembang menjadi usaha yang bersifat komersial. Pada awalnya di Negara

BAB 1 PENDAHULUAN. Keadaan kehamilan kembar sebetulnya abnormal yang mungkin terjadi

Transkripsi:

BAB V PENUTUP V.1. Kesimpulan Dengan latar belakang kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang masih miskin dan tertinggal oleh pembangunan, maka upaya kesehatan ibu dan anak perlu ditingkatkan dalam konteks meningkatkan kualitas hidup masyarakat NTT. Misi ini berkaitan dengan program-program lain untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di berbagai bidang. Tingginya angka kematian ibu dan bayi di Detusoko tidak terlepas dari kurangnya kesejahteraan yang melibatkan kondisi sosial ekonomi dan pembangunan serta pengetahuan masyarakat mengenai kesehatan. Berbagai upaya pemenuhan kebutuhan gizi dan pangan untuk ibu hamil perlu ditingkatkan dan peranan tenaga medis serta sarana dan fasilitas kesehatan harus banyak mempertimbangkan kondisi lingkungan dan sosial masyarakat. Selain itu faktor budaya yang kerapkali dianggap sebagai faktor penentu dan pengaruh tingginya terhadap angka kematian ibu dan bayi perlu diteliti dan dibahas secara mendalam. Oleh karenanya penelitian budaya sebagai upaya menurunkan angka kematian ibu dan bayi ini dilakukan. Dari pembahasan dari penelitian ini, penulis menemukan beberapa temuan seperti persoalan kondisi sosial ekonomi di Detusoko yang secara geografis jauh 78

dari sarana kesehatan dan kondisi lingkungan yang subur tetapi belum mampu menopang kesejahteraan ekonomi yang baik bagi rumah tangga keluarga. Pada kenyataannya pola seperti menjual hasil panenan seperti padi dan ditukar dengan konsumsi pangan instan cukup meminta perhatian yang akan mempengaruhi kesehatan masyarakat. Komoditi panen dari sawah maupun kebun masih dirasa belum bisa menutup kebutuhan rumah tangga keluarga di Detusoko yang semakin meningkat kebutuhan hidupnya. Temuan lain dalam melihat sistem adat dan kebudayaan yang kuat di Detusoko tercermin dari keseharian masyarakat yang masih memberlakukan mitos dan ritual adat dalam setiap fase kehidupannya. Seperti halnya ritual kelahiran dan kematian menunjukkan masyarakat mengalami transisi sosial dalam menjalankan fungsi identitas sosialnya di tengah masyarakat. Selain itu, nalar masyarakat dalam merespon kematian ibu dan bayi semasa kehamilan maupun pasca kelahiran cenderung lebih menerima alasan kultural dibandingkan dengan alasan medis. Hal ini disebabkan karena pengetahuan tentang medis belum dimiliki sebagai pengetahuan sosial bagi penduduk Detusoko. Sementara ingatan sosial tentang pengalaman terhadap mitos dan hal gaib lebih tertanam di diri mereka. Penjelasan diatas menunjukkan indikasi bahwa selama ini mitos, hal gaib dan ritual lebih memiliki kekuatan dan fungsinya dalam sistem pengetahuan tradisional masyarakatnya. Selain memiliki fungsi psikologis, sosial, dan protektif, kepercayaan terhadap mitos dan ritual dibangun berdasarkan relasirelasi mereka dimasyarakat. Persepsi lokal untuk mengatasi sakit penderitaan sosial akibat kematian, disembuhkan melalui ritual dengan ajaran adat dan agama 79

yang mengatakan bahwa kematian ibu dan bayi merupakan hal yang baik karena mereka secara sosial ditempatkan di surga Ata Pupu. Namun konteks kultural ini tidak serta merta menjadi faktor penyebab kematian ibu dan bayi karena bagaimanapun keselamatan ibu dan bayi di dunia dan di akhirat berbeda. Oleh karenanya perlu dikembangkan upaya transformatif kultural yang bisa menjembatani antara kearifan lokal dengan medis modern. Meski peristiwa kematian menjadi sebuah hal yang biasa ditemui dalam kehidupan manusia, akan tetapi perasaan keluarga yang merasa bersedih, bersalah dan juga menyesal ketika mengingat orang yang telah meninggal bukanlah hal yang bisa dihilangkan begitu saja. Kenangan-kenangan manis saat hidup masih berusaha digambarkan lewat perlakuan mereka dengan cara memberikan susu, mengajak mengobrol di makam dan juga ada yang menganggap bayinya tumbuh sesuai dengan umur yang seharusnya jika ia masih hidup. Di sisi lain, ada kelemahan-kelemahan dalam intervensi medis modern dalam program-program yang telah digalakkan dari lembaga di luar adat. Misalnya program Jampersal, revolusi KIA belum sepenuhnya memenuhi kemudahan akses masyarakat miskin dan terpencil di kampung-kampung. Syaratsyarat dan teknis birokrasi juga sulit direalisasikan oleh penduduk kampung di Detusoko. Meskipun sudah berjalan dengan baik dan menunjukkan perubahan yang signifikan namun hubungan yang dibangun antara tenaga medis, dinas, dengan masyarakat belum sepenuhnya dilandasi kepercayaan penuh. Bahkan banyak yang hanya mengandalkan bantuan dan berorientasi uang/materi semata. 80

Disinilah tampak relasi antara intervensi program kesehatan berelasi dengan program-program peningkatan kesejahteraan dibutuhkan. Dengan latar belakang penjelasan diatas maka perlu dipikirkan bagaimana upaya transformasi yang lebih efektif dan tepat untuk mencapai tujuan keselamatan ibu dan bayi di Detusoko. Transformasi yang disasar dalam kajian budaya adalah melalui internalisasi nilai-nilai baru (modern) ke dalam nilai-nilai lama (tradisional). Dibutuhkan penyesuaian dan adaptasi agar yang tercipta bukanlah penggantian nilai-nilai tetapi keterpaduan antara nilai lama dan baru. Ketercapaian transformasi tersebut perlu didukung oleh kerjasama antara berbagai pihak seperti lembaga adat, lembaga agama, dan lembaga pemerintah maupun asing beserta dengan para tokoh-tokohnya. Penyebab kematian ibu dan bayi yang dilihat secara berbeda antara keluarga dan petugas kesehatan yaitu kematian ibu dan bayi terjadi akibat faktor medis, dan nonmedis (geografis, sosial, budaya, ekonomi) sebaliknya keluarga selalu mengkaitkan kematian tersebut dengan suwanggi. Ritual baik secara keagamaan maupun adat merupakan sebuah bentuk akulturasi yang masih dijaga oleh masyarakat Detusoko dalam melepas kematian anggota keluarganya. Selain internalisasi nilai-nilai baru dibutuhkan pula transformasi sosial seperti adanya jaminan sosial masyarakat yang mampu menjadi asuransi masyarakat yang sesuai dengan sistem sosial masyarakat yang dinamis. Sementara itu transformasi kultural juga dapat dilakukan dengan mengembangkan upayaupaya untuk kesehatan ibu dan anak didetusoko yang memiliki fungsi 81

sebagaimana sistem kebudayaan telah menjadi kebiasaan serta tradisi yang kuat dalam masyarakat. V.2 Saran Adapun saran yang dapat penulis berikan dari penelitian yang telah dilakukan ini yaitu adanya lembaga perantara antara pihak masyarakat dengan pihak negara yang berperan baik dalam hubungannya dengan instansi pemerintahan maupun masyarakat. Transformasi yang dilakukan pun sebisa mungkin lebih menggunakan pendekatan yang apresiatif terhadap masyarakat lokal sehingga relasi yang terbentuk adalah relasi kepercayaan yang berlandaskan rasa cinta untuk bergerak bersama-sama. 82