REVISI MAKALAH PERKEMBANGAN PERADABAN ISLAM PADA MASA ABBASIYAH Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Peradaban Islam Dosen Pengampu : Syaifuddin, S.Sos., M.Si Disusun Oleh : 1. Jarwati (1440110090) 2. Haryo Guntoro (1440110089) 3. Putri Megapuspa Sagita (1440110108) 4. Fita Uljanah (1440110110) JURUSAN DAKWAH DAN KOMUNIKASI BIMBINGAN KONSELING ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS TAHUN AKADEMIK 2016
BAB I PEMBAHASAN A. Latar Belakang Masalah Dalam peradaban umat Islam, Bani Abbasiyah merupakan salah satu bukti sejarah peradaban Islam yang terjadi. Peradaban Islam mengalami puncak kejayaan pada masa Daulah Abbasiyah. Berdirinya Abbasiyah dikarenakan pada masa pemerintahan Bani Umayyah yang diperintah khalifah Hisyam Ibn Abdi Al Malik muncul kekuatan baru yang menjadi tantangan berat bagi pemerintahan Bani Umayyah. Kekuatan itu berasal dari kalangan Bani Hasyim yang dipelopori keturunan al-abbas Ibn Abd Al-Muthalib. Gerakan ini mendapat dukungan dari golongan syiah dan kaum mawali yang merasa dikelas duakan oleh pemerintahan Bani Umayyah. Pada waktu itu ada beberapa faktor yang menyebabkan dinasti Umayyah lemah dan membawanya kepada kehancuran, akhirnya pada tahun 132 H (750 M) tumbanglah daulah Umayyah dengan terbunuhnya khalifah terakhir yaitu Marwan bin Muhammad dan pada tahun itu berdirilah kekuasaan dinasti Bani Abbas atau khalifah Abbasiyah karena para pendiri dan penguasa dinasti ini keturunan Al- Abbas paman Nabi Muhammad. Dinasti Abbasiyah merupakan dinasti Islam paling berhasil dalam mengembangkan peradaban Islam. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana proses pembentukan Dinasti Abbasiyah? 2. Bagaimana kemajuan Dinasti Abbasiyah terhadap sejarah peradaban Islam? 3. Apa faktor penyebab kemunduran Daulah Abbasiyah? C. Tujuan 1. Mengetahui proses pembentukan Dinasti Abbasiyah. 2. Mengetahui kemajuan pada masa Dinasti Abbasiyah. 3. Mengetahui faktor penyebab kemunduran Dinasti Abbasiyah. 1
M. 2 Ada juga yang membagi dinasti ini berdasarkan golongan yang BAB II PEMBAHASAN A. Proses Pembentukan Dinasti Abbasiyah Pada masa kerjanya Abbasiyah, kekuasaan Islam bertambah luas dengan pusat pekerjaannya di Baghdad. Perluasan kekuasaan dan pengaruh Islam bergerak ke wilayah Timur Asia Tenggara, Hindia dan perbatasan Cina. Ini terjadi pada masa khalifah al-mahdi. Penguasaan Byzantum berlangsung dalam waktu yang lama. Penyerangan Byzantum terhadap Islam pada masa khalifah al-mansur dapat ditangkis oleh tentara Islam pada tahun 138 H. Pada tahun 165 H, dimasa khalifah al-mahdi umat Islam berhasil memasuki selat Bosporus yang membuat ratu Irene menyerah dan berjanji membayar upeti. Pada masa daulat Bani Abbasiyah ini wilayah Islam sangat luas, meliputi wilayah yang dikuasi Bani Umayyah antara lain Saudi Arabia, Yaman Utara, Yaman Selatan, Oman, Uni Emirat, Arab, dll. 1 Dinasti Abbasiyah mewarisi imperium dari Dinasti Umayyah. Hasil besar yang telah dicapai oleh dinasti Abbasiyah dimungkinkan karena landasannya telah dipersiapkan oleh Umayyah dan Abbasiyah memanfaatkannya. Dinasti Abbasiyah berkedudukan di Baghdad. Secara turun temurun kurang lebih tiga puluh tujuh khalifah pernah berkuasa din negeri ini. Pada dinasti ini Islam mencapai puncak kejayaannya dalam segala bidang. Dinasti Abbasiyah merupakan dinasti terpanjang, berkisar antara 750-1258 memerintah. Berdasarkan golongan yang memerintah, dinasti Abbasiyah dibagi dalam lima periode, yaitu: 1. Periode Pertama (132 H/750 M 232 H/847 M), disebut periode pengaruh Persia pertama. 1 Fatah Syukur. Sejarah Peradaban Isla (Semarang: PT Pustaka Rizki Putra, 2011), hlm 90 2 Ajid Thohir. Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004), hlm 44 2
2. Periode Kedua (232 H/847 M 334 H/9445 M), disebut masa pengaruh Turki pertama. 3. Periode Ketiga (334 H/945 M 447 H/1055 M), masa kekuasaan dinasti Buwaih dalam pemerintahan khalifah Abbasiyah. Periode ini disebut juga masa pengaruh Persia kedua. 4. Periode Keempat(447 H/1055 M 590 H/1194 M), Masa kekuasaan dinasti bani Saljuk dalam pemerintahan khalifah Abbasiyah. Pengaruh ini disebut juga dengan masa pengaruh Turki kedua. 5. Periode Kelima (590 H/1194 M 656 H/1258 M), masa khalifah bebas dari pengaruh dinasti lain, tetapi kekuasaannya hanya efektif disekitar kota Baghdad. 3 Pada periode pertama pemerintahan Bani Abbas mencapai keemasannya. Secara politis, para khalifah adalah tokoh yang kuat dan merupakan pusat kekuasaan politk dan agama sekaligus. Di sisi lain kemakmuran masyarakat mencapai tingkat tertinggi. Periode ini juga berhasil menyiapkan landasan bagi perkembangan filsafat dan ilmu pengetahuan dalam Islam. Namun setelah periode ini berakhir penerintah Bani Abbas mulai menurun dalam bidang politik, meskipun filsafat dan ilmu pengetahuan terus berkembang. 4 Dinasti Abbasiyah mencapai keberhasilannya disebabkan dasar-dasarnya telah berakar semenjak Umayyah berkuasa. Ditinjau dari proses pembentukannya, Dinasti Abbasiyah atas dasar-dasar antara lain : 1. Dasar kesatuan untuk menghadapi perpecahan yang timbul dari dinasti sebelumnya. 2. Dasar universal (bersifat universal), tidak terlandaskan atas kesukuan. 3. Dasar politik dan administrasi menyeluruh, tidak diangkat atas dasar keningratan. 4. Dasar kesamaan hubungan dalam hukum bagi setiap masyarakat Islam. 5. Pemerintahan bersifat Muslim moderat, ras Arab hanyaloah dipandang sebagai salah satu bagian saja di antara ras-ras lain. 117 3 Wahyu Ilaihi dan Harjani Hefni. Pengantar Sejarah Dakwah (Jakarta: Kencana, 2007), hlm 4 Fatah Syukur. Sejarah Peradaban Islam(Semarang: PT Pustaka Rizki Putra, 2011), hlm 94 3
6. Hak memerintah sebagai ahli waris Nabi masih tetap di tangan mereka. 5 Diantara situasi-situasi yang mendorong berdirinya Dinasti Abbasiyah dan menjadi lemah dinasti sebelumnya adalah : 1. Timbulnya pertentangan politik antara Muawiyah dengan pengikut Ali bin Abi Thalib (Syiah). 2. Munculnya golongan khawarij, akibat pertentangan pilitik antara Muawiyah dan Syiah, dan kebijakan-kebijakan land reform yang kurang adil. 3. Timbulnya politik penyelesaian khalifah dan konflik dengan cara damai. 4. Adanya dasar penafsiran bahwa keputusan politik harus didasarkan pada Al-Quran dan olkeh golongan khawarij orang Islam non-arab. 5. Adanya konsep hijrah dimana setiap orang harus bergabung dengan golongan khawarij. 6. Bertambah gigihnya perlawanan pengikut Syiah terhadap Umayyah setelah terbunuhnya Husein bin Ali dalam pertyempuran Karbala. 7. Munculnya paham mawali, yaitu paham tentang perbedaan antara orang Islam Arab dengan non-arab. 6 Secara kronologis nama Abbasiyah menunjukkan nenek moyang dari Al- Abbas, Ali bin Abi Thalib dan Nabi Muhammad. Hal ini menunjukkan kedekatan pertalian keluarga antara Bani Abbas dengan Nabi. Itulah sebabnya kedua keturunan ini sama-sama mengklaim bahwa jabatan khalifah harus ada di tangan mereka. Keluarga Abbas mengklaim bahwa setelah wafatnya Rasulullah merekalah yang merupakan penerus keluarga Rasul. Perjuangan Bani Abbas secara intensif baru dimulai berkisar antara lima tahun menjelang revolusi Abbasiyah. Pelopor utamanya adalah Muhammad bin Ali Al-Abbas di Hamimah. Ia telah banyak belajar dari kegagalan yang telah dialami pengikut Ali (kaum Syiah) dalam melawan Dinasti Umayyah. Kegagalan ini terutama karena kurang terorganisasi dari kurangnya 5 Ajid Thohir. Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004), hlm 44 6 Ibid hlm 45 4
perencanaan. Dari itulah Muhammad bin Ali Al-Abbas mengatur pergerakannya secara rapi dan terencana. 7 B. Kemajuan pada Masa Bani Abbasiyah Umat Islam sesungguhnya banyak dipacu untuk dapat mengembangkan dan memberikan motivasi, melakukan inovasi serta kreativitas dalam upaya membawa umat kepada keutuhan dan kesempurnaan hidup. Dalam perjalanan dan rentang sejarah, dalam sejarah Bani Abbas lebih banyak berbuat dari pada Bani Umayyah. Pergantian Dinasti Umayyah kepada dinasti Abbasiyah tidak hanya sebagai pergantian kepemimpinan, lebih dari itu telah mengubah, menoreh wajah dunia Islam dalam refleksi kegiatan ilmiah. Pengembangan ilmu pengetahuan pada Bani Abbasiyah merupakan iklim pengembangan wawasan dan disiplin keilmuan. 8 Pada masa al-mahdi, perekonomian Daulah Abbasiyah mulai meningkat dengan meningkatnya pendapatan dari sektor pertanian dan pertambangan. Puncak popularitas Daulah Abbasiyah terjadi pada masa khalifah Harun al- Rasyid dan putranya al-makmun. Harun banyak memanfaatkan kekayaan negara untuk keperluan sosial, rumah sakit, lembaga pendidikan, dokter, dan farmasi. Pada masa pemerintahannya sudah terdapat 800 dokter. Negara Islam di masa Harun menjadi negara super power yang tiada tandingnya. Penggantian Harun al-rasyid adalah Makmun. Pada masanya Baghdad menjadi pusat kebudayaan dan ilmu pengetahuan. 9 C. Faktor Penyebab Kemunduran Daulah Abbasiyah Dalam periode II, kekuasaan politik Abbasiyah mulai menurun. Wilayah kekuasaan Abbasiyah secara politis sudah mulai ceraiberai. Ikatan-ikatan mulai putus satu persatu antara wilayah-wilayah Islam. 7 Ajid Thohir. Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004), hlm 46 8 Ibid hlm 49 9 Wahyu Ilaihi dan Harjani Hefni. Pengantar Sejarah Dakwah (Jakarta: Kencana, 2007), hlm 118 5
Masa kemunduran dimulai sejak Abbasiyah diperintah oleh khalifah Ja far Muhammad al-muntashir sampai jatuhnya Baghdad saat khalifah berada di tangan Abu Ahmad Abdullah al-musta shim. Beberapa faktor yang menyebabkan Daulah Abbasiyah mengalami kemunduran, yaitu : 1. Adanya fisikal dalam tubuh Daulah Abbasiyah. Friksi ini membuat daulat hanya sibuk mempertahankan wilayah yang sudah ada dan mengamankan perbatasan wilayah. Upaya untuk mempertahankan wilayah yang sudah adapun tidak berhasil sepenuhnya, karena ada beberapa wilayah yang berhasil melepaskan diri dari pemerintahan pusat. 2. Gaya hidup mewah dan foya-foya pada lingkungan pejabat dan keluarganya. Kehidupan mewah cenderung menjadikan orang cinta dunia dan lupa untuk mempersiapkan bekal akhirat. 3. Khalifah yang berkuasa bukan sosok yang kuat, sehingga mereka mudah dipengaruhi pegawainya. 4. Banyaknya serangan-serangan yang dilakukan kaum salibis ke Palestina. 5. Serangan Mongol ke jantung kota Baghdad memngakhiri riwayat Daulah Abbasiyah. 10 hlm 119 10 Wahyu Ilaihi dan Harjani Hefni. Pengantar Sejarah Dakwah (Jakarta: Kencana, 2007), 6
BAB III PENUTUP Kesimpulan : Dinasti Abbasiyah mewarisi imperium dari Dinasti Umayyah. Hasil besar yang telah dicapai oleh dinasti Abbasiyah dimungkinkan karena landasannya telah dipersiapkan oleh Umayyah dan Abbasiyah memanfaatkannya. Dinasti Abbasiyah berkedudukan di Baghdad. Secara turun temurun kurang lebih tiga puluh tujuh khalifah pernah berkuasa din negeri ini. Pada dinasti ini Islam mencapai puncak kejayaannya dalam segala bidang. Dinasti Abbasiyah merupakan dinasti terpanjang, berkisar antara 750-1258 M. Pada masa al-mahdi, perekonomian Daulah Abbasiyah mulai meningkat dengan meningkatnya pendapatan dari sektor pertanian dan pertambangan. Puncak popularitas Daulah Abbasiyah terjadi pada masa khalifah Harun al-rasyid dan putranya al-makmun. Harun banyak memanfaatkan kekayaan negara untuk keperluan sosial, rumah sakit, lembaga pendidikan, dokter, dan farmasi. Pada masa pemerintahannya sudah terdapat 800 dokter. Negara Islam di masa Harun menjadi negara super power yang tiada tandingnya. Penggantian Harun al-rasyid adalah Makmun. Pada masanya Baghdad menjadi pusat kebudayaan dan ilmu pengetahuan. Faktor yang menyebabkan Daulah Abbasiyah mengalami kemunduran, yaitu : 1. Adanya fisikal dalam tubuh Daulah Abbasiyah. 2. Gaya hidup mewah dan foya-foya pada lingkungan pejabat dan keluarganya. Khalifah yang berkuasa bukan sosok yang kuat, sehingga mereka mudah dipengaruhi pegawainya. 3. Banyaknya serangan-serangan yang dilakukan kaum salibis ke Palestina. 4. Serangan Mongol ke jantung kota Baghdad memngakhiri riwayat Daulah Abbasiyah. Dalam periode II, kekuasaan politik Abasiyah mulai menurun. Kontradiksi politik mempunyai system yang sangat liberal disentralisasi daerah otonom- 7
otonom diberi kekuasaan orang-orang turki dineri wewenang untuk memerintah wilayah abasiyah. Contoh ilmu pengetahuan meliputi; astronomi, kedokteran, filsafat, dari masa abasiyah. Tokoh otonomi adalah Muhammad Ibnu Ibrahim sedangkan tokoh dari kedokteran adalah Ali Ibnu Rabban Al-tabari. Perang salibis, perang yang didasari sepirit agama. Perang salib ini berlangsung lama dan menyebabkan dinasti abasiyah melemah, dari perang salib muncul transfer ilmu. Perang salib masih disebut perang suci. Sumbangsi di khalifah abasiyah, sumbangsi drai periode ke3 ada ilmu pengembangan sebuah ilmu pengetahuan dan kebudayaan. REFERENSI Syukur Fatah. Sejarah Peradaban Islam (Semarang: PT Pustaka Rizki Putra, 2011) Thohir Ajid. Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004) Ilaihi Wahyu dan Harjani Hefni. Pengantar Sejarah Dakwah (Jakarta: Kencana, 2007) 8