BAB III METODE PENELITIAN. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel. penjelasan kedua variabel tersebut :

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. analisis yang berupa angka-angka sehingga dapat diukur dan dihitung dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. capital adequacy ratio (CAR), non performing financing (NPF), financing to

III. METODE PENELITIAN. Bentuk data berupa data time series dengan frekuensi bulanan dari Januari 2000

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. stasioner dari setiap masing-masing variabel, baik itu variabel independent

METODE PENELITIAN. waktu (time series) dari tahun 1986 sampai Data tersebut diperoleh dari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Indonesia dan variabel independen, yaitu defisit transaksi berjalan dan inflasi.

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN. terdiri dari data pinjaman luar negeri, pengeluaran pemerintah, penerimaan pajak,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Data-data tersebut berupa data bulanan dalam rentang waktu (time series) Januari

III. METODOLOGI PENELITIAN. Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan maka yang dijadikan objek

METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah PDB, Ekspor, dan

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Unit Root Test Augmented Dickey Fuller (ADF-Test)

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. atas, data stasioner dibutuhkan untuk mempengaruhi hasil pengujian

BAB III METODE PENELITIAN. Jawa Tengah diproxykan melalui penyaluran pembiayaan, BI Rate, inflasi

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. sekunder yang akan digunakan ialah data deret waktu bulanan (time series) dari bulan

METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Respon PDB terhadap shock

METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Dalam penelitian ini variabel terikat (dependent variabel) yang digunakan adalah

III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN. variabel- variabel sebagai berikut : tingkat gross domestic product(gdp), total

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kestasioneran data diperlukan pada tahap awal data time series

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series

BAB III METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian Akar Unit (Unit Root Test) bahwa setiap data time series yang akan dianalisis akan menimbulkan spurious

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. maupun variabel dependent. Persamaan regresi dengan variabel-variabel yang

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. time series. Data time series umumnya tidak stasioner karena mengandung unit

BAB III METODE PENELITIN. yaitu ilmu yang valid, ilmu yang dibangun dari empiris, teramati terukur,

HASIL DAN PEMBAHASAN. metode Vector Auto Regression (VAR) dan dilanjutkan dengan metode Vector

III. METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Faktor-Faktor Yang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

3. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran

III. METODELOGI PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah current account

BAB III METODE PENELITIAN

III.METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, karena penelitian ini

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam

BAB III METODE PENELITIAN. dikumpulkan dari berbagai sumber yaitu Badan Pusat Statistik (BPS), Food and

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder menurut runtun

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Untuk memenuhi salah satu asumsi dalam uji data time series dan uji

BAB III METODE PENELITIAN. kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. time series bulanan dari Januari 2007 sampai dengan Desember Data-data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terhadap Angka Kematian Bayi di Kabupaten Blora. Penelitian ini merupakan

panjang antara ukuran perusahaan (SIZE) dengan capital adequacy ratio dan loan to

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder berupa time series

BAB III METODE PENELITIAN. Exchange Rate Rp/US$ ER WDI Tax Revenue Milyar Rupiah TR WDI Net Export US Dollar NE WDI

METODOLOGI PENELITIAN. Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan yang dijadikan objek

METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data sekunder.data ini

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. FDR, Inflasi dan kurs terhadap ROA di Indonesia pada tahun 2013: I 2016: VII.

ANALISIS PENGARUH FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL TERHADAP RETURN ON ASSET (ROA) BANK UMUM SYARIAH NASIONAL INDONESIA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian yang berjudul Analisis Pengaruh ProdukDomestikBruto (PDB),

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam studi ini adalah data sekunder runtut waktu

III. METODE PENELITIAN. series. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah BI rate, suku bunga

IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. (OJK). Objek tersebut terdiri dari Bank Umum Syaria (BUS) dan Unit Usaha

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. runtut waktu (time series). Penelitian ini menggunakan data-data Produk

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. mengandung akar-akar unit atau tidak. Data yang tidak mengandung akar unit

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang telah dikumpulkan oleh pihak

III. METODOLOGI PENELITIAN. diperoleh dari data Bank Indonesia (BI) dan laporan perekonomian indononesia

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN. merupakan data time series dari bulan Januari 2002 sampai Desember Data

Analisis Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Jalur Kredit dan Jalur Harga Aset di Indonesia Pendekatan VECM (Periode 2005: :12)

III. METODELOGI PENELITIAN. Dalam penelitian yang berjudul Analisis Determinan Nilai Aktiva Bersih Reksa

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Uji Pra Estimasi Uji Akar Unit (Unit Root Test) Pada penerapan analisis regresi linier, asumsi-asumsi dasar yang

III. METODE PENELITIAN. tahun 1980 hingga kuartal keempat tahun Tabel 3.1 Variabel, Notasi, dan Sumber Data

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Uji Stasioneritas Data

BAB III ERROR CORRECTION MODEL (ECM) Suatu analisis yang biasa dipakai dalam ekonometrika adalah analisis

BAB III METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam analisis ini adalah data sekunder berupa data

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Pencarian data dilakukan melalui riset perpustakaan (library research)

METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor yang

III. METODE PENELITIAN. gabungan dari data runtun waktu (time series) tahunan. Data yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Umum Syariah yang terdaftar di Bank Indonesia selama periode Hal-hal

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. statistik. Penelitian ini mengukur pengaruh pembalikan modal, defisit neraca

TESIS PIHAK CORRECTION PROGRAM

BAB III METODE PENILITIAN

lain berupa data jadi dalam bentuk publikasi. Data tersebut diperoleh dari

III. METODE PENELITIAN. yaitu CAR (Capital Adequacy Ratio), LDR (Loan to Deposit Ratio), EPS

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun akademik 2014/2015

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pembentukan Indeks Kondisi Moneter dan Indeks Kondisi Keuangan

BAB III METODE PENELITIAN. Daerah di Indonesia, untuk melihat apakah Capital Adequacy Ratio (CAR),

BAB III METODE PENELITIAN. minyak kelapa sawit Indonesia yang dipengaruhi oleh harga ekspor minyak

III. METODOLOGI PENELITIAN. A. Data dan Sumber Data Penelitian ini termasuk dalam tipe penelitian arsip yaitu suatu penelitian

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 1. Variabel Penelitian Pengertian dari variabel penelitian adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi-informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono,2012). Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel independen dan variabel dependen. Berikut penjelasan kedua variabel tersebut : a. Variabel Dependen (Dependent Variable) Variabel dependen adalah variabel yang nilainya dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Dalam penilitian ini variabel yang digunakan adalah Return On Asset (ROA). Satuan ROA dalam penelitian ini adalah persentase (%). b. Variabel Independen (Independent Variable) Variabel Independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependent. Dalam penelitian ini yang merupakan variabel bebasnya adalah : 49

50 1) Capital Adequency Ratio (CAR) 2) Financing to Deposit Ratio (FDR) 3) Suku Bunga SBI 4) Pertumbuhan ekonomi (PDB) 2. Definisi Operasional Definisi operasional dari masing-masing variabel akan dijelaskan sebagai berikut: a. Return On Asset (ROA) ROA merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan didalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya maupun modal sendiri yang dimiliki. ROA digunakan sebagai salah satu cara untuk menilai efektivitas dalam penggunaan aktiva dalam menghasilkan laba. ROA diukur dengan cara sebagai berikut: b. Capital Adequacy Ratio (CAR) CAR adalah rasio permodalan yang menunjukkan kemampuan bank dalam menyediakan dana untuk keperluan pengembangan usaha dan menampung kemungkinan resiko kerugian yang diakibatkan dalam operasional bank Besarnya CAR diukur dengan cara berikut:

51 c. Financing to Deposit Ratio (FDR) Financing to Deposit Ratio ialah perbandingan antara pembiayaan yang diberikan oleh bank dengan dana pihak ketiga yang berhasil dikerahkan oleh bank (Muhammad, 2004). FDR diukur dengan cara sebagai berikut: d. Suku Bunga SBI Suku bunga SBI adalah suku bunga surat berharga yang diterbitkan oleh Bank Indonesia dengan return bulanan yang digunakan untuk menarik atau menambah jumlah uang beredar. Data suku bung SBI yang digunakan dalam penelitian ini adalah suku bunga SBI satu bulan (BI rate). e. Pertumbuhan Ekonomi (PDB) Pertumbuhan ekonomi ini diproksi dengan perubahan nilai Gross Domestic Product (GDP) yang dibandingkan dengan setahun sebelumnya. GDP merupakan nilai barang atau jasa dalam suatu Negara yang diproduksi oleh faktor-faktor produksi milik Negara tersebut dan Negara asing (Sukirno, 1998).

52 yang diteliti: Berikut adalah tabel ringkasan definisi operasional dari variabel Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Variabel Definisi Skala Ukuran Dependen Rasio antara laba Rasio ROA sebelum pajak (Return On terhadap total aset Asset) bank tersebut Rasio permodalan Rasio yang menunjukkan Independen CAR (Capital Adequancy Ratio) FDR (Financing to Deposit Ratio) Suku SBI Bunga Pertumbuhan Ekonomi kemampuan bank dalam menyediakan dana untuk keperluan pengembangan usaha dan menampung kemungkinan resiko kerugian yang diakibatkan dalam operasional bank Rasio antara seluruh jumlah kredit yang diberikan oleh bank dengan dana yang diperoleh bank. Suku bunga SBI adalah suku bunga surat berharga yang diterbitkan oleh Bank Indonesia dengan return bulanan yang digunakan untuk menarik atau menambah jumlah uang beredar. Merupakan nilai barang atau jasa dalam suatu Negara yang diproduksi oleh faktor-faktor produksi milik Negara tersebut dan Negara asing. Rasio Rasio Rasio

53 B. Jenis Data dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data yang sekunder. Data sekunder adalah data yang dikumpulkan secara tidak langsung dari sumbernya. Data sekunder biasanya telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data (Sugiyono, 1999). Data diperoleh dari Statistik Perbankan Indonesia dengan menggunakan beberapa media baik elektronik maupun media tulis berupa website www.bi.go.id maupun Laporan Bulanan, Triwulanan dan Tahunan yang diterbitkan oleh Bank Indonesia. Periodisasi data penelitian yang mencakup data periode bulanan dari tahun 2011 hingga tahun 2016, serta Badan Pusat Statistik (BPS) dipandang cukup mewakili sejauh mana pengaruh variabel-variabel independen terhadap variabel dependen. Dalam penelitian ini data yang digunakan meliputi: data Capital Adequency Ratio (CAR), data Financing to Deposit Ratio (FDR), Suku bunga SBI, Pertumbuhan Ekonomi (PDB) dan data Return On Asset (ROA). Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini antara lain: 1. Data Return On Asset (ROA) periode Januari 2011 hingga Juni 2016. 2. Data Capital Adequency Ratio (CAR) periode Januari 2011 hingga Juni 2016. 3. Data Financing to Deposit Ratio (FDR) periode Januari 2011 hingga Juni 2016. 4. Data Suku Bunga SBI (SBI) periode Januari 2011 hingga Juni 2016.

54 5. Pertumbuhan Ekonomi periode (PDB) periode Januari 2011 hingga Juni 2016. C. Populasi dan Sampel Menurut Dajan (1996) populasi merupakan keseluruhan unsur-unsur yang memiliki satu atau beberapa ciri atau karakteristik yang sama. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan bulanan Bank Indonesia. Sampel menurut Sugiyono (2004) merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel yang diambil adalah laporan keuangan bulanan Bank Indonesia selama 6 periode, yaitu periode Januari 2011 hingga Juni 2016. D. Metode dan Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi, yaitu dengan cara mengumpulkan, mencatat, dan mengkaji data sekunder yang berupa laporan keuangan bulanan Bank Umum Syariah Nasional yang dipublikasikan melalui situs resmi Bank Indonesia dengan alamat situs www.bi.go.id dan melalui media tertulis berupa Laporan Bulanan yang diterbitkan oleh Bank Indonesia. Penelitian ini juga dilakukan dengan menggunakan studi kepustakaan, yaitu mempelajari, memahami, dan mencermati, menelaah, dan mengidentifikasikan hal-hal yang sudah ada untuk mengetahui apa yang sudah ada dan apa yang belum ada dalam bentuk jurnal jurnal atau karyakarya ilmiah yang berkaitan dengan permasalahan penelitian.

55 E. Metode Analisis Data 1. Vector Error Correcton Model (VECM) Metode VECM (Vector Error Correcton Model) pertama kali dipopulerkan oleh Engle dan Granger (1987) untuk mengkoreksi disequilibrium jangka pendek terhadap jangka panjangnya. Metode ini digunakan di dalam model VAR non struktural ketika data time series tidak stationer pada tingkat level, namun terkointegrasi. Adanya kointegrasi pada model VECM membuat model VECM disebut sebagai VAR yang teristriksi. VECM merupakan suatu model analisis ekonometrika yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkah laku jangka pendek dari suatu variabel jangka panjangnya akibat adanya shock yang permanen, Kostov dan Lingard, 2000 (dalam ajijah 2008). Gujarati (2003:853) berpendapat bahwa VECM ini dinilai kurang cocok jika digunakan dalam menganalisis suatu kebijakan. Hal ini dikarenakan analisis VECM yang atheoritic dan terlalu menekankan pada forecasting atau peramalan dari suatu model ekonometrika. Menurut Gujarati (2003:387) ada beberapa keuntungan dari persamaan model VECM, yaitu: a. Mampu melihat lebih banyak variabel dalam menganalisis fenomena ekonomi jangka pendek dan jangka panjang. b. Mampu mengkaji konsisten tidaknya model empiris dengan teori ekonometrika.

56 c. Mampu mencari pemecahan terhadap persoalan variabel time series yang tidak stationer dan regresi lancung atau korelasi lancung (spurious regression) dalam analisis ekonometrika. Namun disisi lain menurut Gujarati (2003) terdapat beberapa kelemahan terhadap model persamaan VECM, yaitu: a. Model VECM merupakan model yang a-theoritic atau tidak berdasarkan teori. b. Penekanan pada model VECM terletak pada forecasting atau peramalan sehingga model ini kurang cocok untuk digunakan dalam menganalisis kebijakan. c. Permasalahan besar dalam model persamaan VECM adalah pemilihan lag lenght atau panjang lag yang tepat. Karena semakin panjang lag, maka akan menambah jumlah parameter yang akan bermasalah pada degreesof freedom. d. Variabel yang tergabung pada model VECM harus stasioner. Jika tidak stasioner maka perlu dilakukan transformasi data, misalnya melalui first difference. e. Sering ditemui kesulitan dalam mengintrepretasikan tiap koefisien pada estimasi model VECM, sehingga sebagian besar peneliti melakukan intrepretasi pada estimasi fungsi impluse response dan variance decomposition.

57 Asumsi yang harus dipenuhi dalam analisis VECM adalah semua variabel independen harus bersifat statisoner. Hal ini ditandai dengan semua sisaan bersifat white noise, yaitu memiliki rataan nol, ragam konstan dan diantara variabel tak bebas tidak ada korelasi. Uji kestationeran data dapat dilakukan melalui pengujian terhadap ada tidaknya unit root dalam variabel dengan uji Augmented Dickey Fuller (ADF). Keberadaan kointegrasi atau hubungan jangka panjang dan jangka pendek di dalam model juga harus dipertimbangkan. Pendeteksian kebenaran kointegrasi ini dapat dilakukan dengan metode Johansen atau Engel-Granger. Jika variabel-variabel tidak terkointegrasi dan stationer pada ordo yang sama, maka dapat diterapkan VAR standar yang hasilnya akan identik dengan OLS. Akan tetapi jika pengujian membuktikan terdapat vektor kointegrasi, maka dapat diterapkan VECM. 2. Uji Stasioneritas Data Tahap awal yang harus dilakukan dalam estimasi VECM adalah uji stasioneritas data. Data dikatakan stasioner apabila suatu data runtut waktu memiliki rata-rata dan memiliki kecenderungan bergerak menuju rata-rata (Kennedy, 2000 dalam Kuncoro 2011). Lebih lanjut, Kuncoro (2011), menjelaskan bahwa data yang stasioner apabila digambar terhadap waktu, maka akan sering melewati sumbu horizontal dan autokorelasinya akan menurun dengan teratur untuk lag yang cukup

58 besar. Selain itu, Winarno (2015), menambahkan bahwa data dapat dikatakan stasioner apabila memenuhi dua syarat sebagai berikut: a. Rata-rata kovariannya konstan sepanjang waktu b. Kovarian antara dua data runtut waktu tergantung pada kelambanan antara dua periode tersebut. Untuk menguji stasioneritas data, umumnya digunakan uji akar unit (unit root test) yang dikembangkan oleh Dickey dan Fuller dengan melihat nilai profitabilitas ADF (Augmented Dickey Fuller) dengan membandingkan dengan nilai kritis (Basuki & Yuliadi, 2015). Lebih lanjut, Basuki & Yuliadi (2015), menjelaskan bahwa terdapat tiga macam model ADF test untuk mendeteksi adanya akar unit pada data, yaitu sebagai berikut: 1) model tanpa intercept dan tanpa trend, 2) model yang hanya menggunakan intercept, dan 3) model yang hanya menggunakan intercept dan trend. Kemudian, untuk mengetahui apakah data yang di uji terdapat akar unit atau tidak, maka dapat dilihat dengan membandingkan ADF t-statistik dengan nilai kritis Mc Kinnon. H0 = Terdapat akar unit (data tidak stasioner). H1 = Tidak terdapat akar unit (data stasioner). Apabila nilai ADF t-statistik lebih besar dari nilai kritis Mc Kinnon (1, 5, 10 persen), maka H0 diterima atau dengan kata lain, data tidak stasioner. Apabila nilai ADF t-statistik lebih kecil dari kritis Mc Kinnon (1, 5, 10 persen), maka H0 ditolak atau dengan kata lain, data bersifat stasioner (Basuki &Yuliadi, 2015). Apabila data yang diuji

59 belum stasioner pada tingkat level, maka solusi yang dapat dilakukan adalah melakukan diferensi data pada tingkat first difference dan seterusnya (Kuncoro, 2011). 3. Uji Pandang Lag Optimal Waktu (lag) dalam ekonomi digunakan untuk menjelaskan ketergantungan dari variabel satu ke variabel yang lain (Gujarati, 1995). Penentuan panjang lag dilakukan untuk menentukan estimasi parameter dalam VECM. Dalam estimasi VECM hubungan kausalitas sangat dipengaruhi oleh panjang lag. Selain itu, Basuki & Yuliadi (2015), juga menjelaskan bahwa apabila lag yang dimasukkan terlalu pendek, maka dikhawatirkan estimasi yang dihasilkan tidak akurat. Sebaliknya, apabila lag yang dimasukkan terlalu panjang, maka akan menghasilkan hasil estimasi tidak efisien. Lag optimal merupakan jumlah lag yang memberikan pengaruh atau respon yang signifikan. Dimana hasil dalam uji panjang lag (Lag Lenght) ditentukan dengan jumlah bintang terbanyak yang direkomendasi dari masing-masing kriteria uji panjang lag. 4. Uji Stabilitas VECM Sebelum melakukan pengujian estimasi VECM, terlebih dahulu harus dilakukan uji stabilitas. Menurut Basuki & Yuliadi (2015), stabilitas model perlu diuji karena akan mempengaruhi analisis IRF (Impulse Response Function) dan VDC (Variance Decomposition). Apabila stabilitas tidak diuji, hasil analisis IRF dan VDC menjadi tidak

60 valid. Lebh lanjut, Basuki & Yuliadi (2015), menjelaskan bahwa suatu sistem VAR dikatakan stabil atau memenuhi uji stabilitas apabila nilai seluruh akar atau root-nya memiliki modulus lebih kecil dari satu. Dalam penelitian ini, diketahui nilai modulus sudah lebih kecil dari satu, sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil analisis IRF dan VDC adalah valid. 5. Analisis Kausalitas Granger Kuncoro (2011), menejelaskan bahwa tujuan analisis kausalitas Granger adalah untuk meneliti apakah A mendahului B, ataukah B mendahului A, ataukah hubungan antara A dan B timbal balik. Menurut Basuki & Yuliadi (2015), metoda analisis kausalitas Granger dapat dilakukan menggunakan metode Granger s Causality dan Error Correction Model Causality. Adapun persamaan kausalitas granger adalah sebagai berikut (Kuncoro, 2011): Yt = aiyt-i+bjxt-j+vt.(3.1) Xt = cixt-i+djyt-j+vt.(3.2) Dari persamaan diatas dapat dijelaskan bahwa variabel Xt tidak mempengaruhi variabel Yt. Dengan kata lain, bila bj = 0 (i=1, 1,..,k), maka Xt gagal menyebabkan Yt (Kuncoro, 2011). Untuk melihat apakah variabel dalam penelitian memiliki hubungan kausalitas, maka dapat dilihat pada nilai α (alpha). Basuki & Yuliadi (2015), menjelaskan bahwa apabila nilai probabilitas lebih kecil dari α, maka H0 ditolak yang berarti terdapat hubungan kausal pada masing-masing

61 variabel atau variabel menjadi leading indicator (indikator yang mempengaruhi perubahan harga). Begitu sebaliknya, apabila nilai probabilitas lebih besar dari α, maka H1 diterima yang artinya, tidak terdapat hubungan kausal pada masing-masing variabel dalam penelitian. 6. Uji Kointegritasi Uji kointegrasi merupakan langkah selanjutnya untuk mengetahui keberadaan hubungan jangka panjang antar variabel dalam estimasi VECM. Sebagaimana dinyatakan oleh Engle-Granger, keberadaan variabel non-stasioner menyebabkan kemungkinan besar adanya hubungan jangka panjang diantara variabel dalam sistem. Uji kointegrasi dilakukan untuk mengetahui keberadaan hubungan antar variabel, khususnya dalam jangka panjang. Jika terdapat kointegrasi pada variabel-variabel yang digunakan di dalam model, maka dapat dipastikan adanya hubungan jangka panjang diantara variabel. Apabila masing-masing variabel tidak terdapat hubungan kointegrasi, maka estimasi VECM tidak berlaku. Apabila data memiliki hubungan dalam jangka panjang (kointegrasi), maka VECM (Vector Error Correction Model) berlaku. Winarno (2015), menjelaskan bahwa dua variabel yang tidak stasioner pada tingkat level, dan stasioner pada tingkat first difference, maka kemungkinan terdapat hubungan kointegrasi. Lebih lanjut, Winarno (2015), menjelaskan bahwa terdapat tiga cara untuk menguji kointegrasi, yaitu:

62 a. EG (Engle Granger). b. CRDW (Cointegrating Regression Durbin Watson). c. Johansen s Cointegrastion Test. Untuk melihat hubungan kointegrasi dari masing-masing variabel endogen, maka dapat dilakukan dengan membandingkan nilai trace statistic dengan critical value. H0 = Tidak terdapat hubungan kointegrasi H1 = Terdapat hubungan kointegrasi Basuki & Yuliadi (2015), menjelaskan bahwa apabila nilai trace statistic lebih kecil dari critical value, maka H0 diterima (tidak ada hubungan kointegrasi), sebaliknya apabila nilai trace statistic lebih besar dari critical value, maka H1 diterima (ada hubungan kointegrasi). 7. Model Empiris VECM Vector Error Corecction Model (VECM) merupakan model turunan dari VAR (Vector Autoregression) atau VAR yang terestriksi. Perbedaan antara VAR dengan VECM adalah dalam estimasi VECM terdapat hubungan kointegrasi antara masing-masing variabel yang menunjukkan hubungan dalam jangka panjang. Basuki & Yuliadi (2015), menjelaskan bahwa VECM sering disebut sebagai desain VAR bagi series non stasioner yang memiliki hubungan kointegrasi. Menurut Gujarati (1995), keuntungan yang didapatkan dalam pengambilan keputusan untuk menggunakan model VAR dalam penelitian adalah sebagai berikut: a). model lebih sederhana, karena

63 semua variabel dianggap sebagai variabel endogen b). Estimasi yang digunakan lebih sederhana, karena hanya menggunakan OLS (Ordinary Least Square). Hasil estimasi lebih baik dari pada model lain yang lebih kompleks. Selain keunggulan diatas, Basuki & Yuliadi (2015), menambahkan bahwa keunggulan lain yang diperoleh dari model VAR, yaitu hasil VAR tidak hanya menghasilkan rekomendasi namun, dapat pula mengetahui seberapa lag yang dibutuhkan pengaruh masingmasing variabel berdasarkan data historisnya. Kemudian, alasan pemilihan model VAR sebagai model dalam penelitian ini bersandar pada Basuki & Yuliadi (2015), yang menjelaskan bahwa ada tiga pertimbangan untama dalam pemilihan model VAR, yaitu sebagai berikut: a. Metode regresi linier yang banyak digunakan banyak mengalami kritikan. Metode regresi linier dianggap sebagai metode yang sangat lemah, sehingga tidak memberikan hasil yang akurat. b. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data runtut waktu (time series) yang menggambarkan fluktuasi ekonomi. c. Melalui metode VAR, dapat diketahui seberapa Lag yang dibutuhkan dalam pengaruh hubungan masing-masing variabel endogen. VECM pada dasarnya adalah model VAR dibatasi, karena data tersebut tidak stasioner belum terintegrasi. Spesifikasi VECM sendiri membatasi hubungan jangka panjang antara variabel endogenerous dan

64 mengubah hubungan kointegrasi mereka, sekaligus menjaga keberadaan hubungan jangka pendek. Proses VECM akan ditampilkan di gambar di bawah ini: Data Transformation (Natural Log) Data Exploration Stationary at Level [I(0)] Unit Root Test Stationary at First Difference [I(1)] Cointegration Test VAR Level VECM Optimal Order VAR First Difference Cointegration Order Innovation Accounting IRF FEVD Sumber: Bulletin of Monetary Economics and Banking (Ascarya, 2009) Gambar 3.1 Var/Vecm Analysis Process

65 8. Anilisis Implus Response Function Analisis IRF dilakukan untuk memeriksa respon kejutan (shock) dari masing-masing variabel dependen terhadap variabel independen. Melalui analisis IRF dapat diketahui seberapa lama variabel dependen mempengaruhi variabel independennya sebesar satu standar deviasi (penyimpangan). Melalui analisis IRF juga dapat diketahui seberapa lama variabel tersebut dapat mempengaruhi variabel lainnya atau dengan kata lain, dapat diketahui seberapa lama variabel kembali ke titik keseimbangannya sebelum terjadi shock (Basuki & Yuliadi, 2015). Menurut Winarno (2015), respon yang dihasilkan dari IRF, yaitu bisa positif, negatif, dan tidak merespon (mendatar pada garis horizontal). 9. Analisis Variance Decomposition Analisis VDC bertujuan untuk mengukur besarnya kontribusi atau komposisi pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependennya (Basuki & Yuliadi, 2015). Melalui analisis VDC akan memberikan keterangan tentang besarnya dan berapa lama proporsi shock sebuah variabel terhadap variabel itu sendiri dan terhadap variabel lain. Dengan kata lain, melalui VDC dapat diketahui kontribusi atau komposisi masing-masing variabel independen terhadap pembentukan variabel dependennya. Uji ini berguna untuk mengukur perkiraan varian error suatu variabel yaitu seberapa besar kemampuan suatu variabel dalam memberikan penjelasan pada variabel lainnya atau pada variabel itu

66 sendiri. Analisis Variance Decomposition ini dapat memberikan gambaran relatif pentingnya setiap variabel didalam sistem VECM karena adanya shock atau seberapa kuat komposisi dari peranan variabel tertentu terhadap lainnya Variance Decomposition juga berguna untuk memprediksi kontribusi presentase varian setiap variabel karena adaya perubahan variabel tertentu didalam sistem VECM.