Promotif, Vol.4 No.2, April 2015 Hal 86-94

dokumen-dokumen yang mirip
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUBAHAN KONSEP DIRI PADA PASIEN HARGA DIRI RENDAH DI RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH PROV.

ISSN Vol 5, ed 2, Oktober 2014

PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN PERILAKU PERAWAT

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pelaksanaan Terapi Aktifitas Kelompok Oleh Perawat Pada Pasien Rawat Inap di RSD Madani Palu Tahun 2013

Jurnal Keperawatan JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO.

Oleh : R Noucie Septriliyana dan Wiwi Endah Sari Stikes A. Yani Cimahi

PENGARUH PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN HALUSINASI TERHADAP KEMAMPUAN KLIEN MENGONTROL HALUSINASI DI RSKD DADI MAKASSAR

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MEKANISME KOPING PENDERITA GASTROENTERITIS KRONIK DI RSUD. DR. HAULUSSY AMBON TAHUN *Dewiyusrianti Lina

HUBUNGAN STATUS GIZI IBU DENGAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT SOEDARSO PONTIANAK ABSTRAK

ARTIKEL PENELITIAN. Hj.Evi Risa Mariana 1, Zainab², H.Syaifullah Kholik³ ABSTRAK

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN PERILAKU CARING PERAWAT DALAM MENINGKATKAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 3-4 TAHUN DI POSYANDU BUDI LESTARI DESA TLOGOREJO GUNTUR DEMAK.

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE PENUGASAN DALAM MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL (MPKP) DI RSUD WATES

BAB 1 PENDAHULUAN. kelompok atau masyarakat yang dapat dipengaruhi oleh terpenuhinya kebutuhan dasar

Khodijah, Erna Marni, Hubungan Motivasi Kerja Terhadap Perilaku Caring Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau Tahun 2013

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN JUMLAH PERAWAT DI PUSKESMAS WAEPANA KECAMATAN SOA KABUPATEN NGADA PROPINSI NTT TAHUN 2013

PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT DENGAN KEAMANAN PEMBERIAN TERAPI OBAT

Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2 (1) 2017

HUBUNGAN PENGETAHUAN BIDAN TENTANG SDIDTK TERHADAP PELAKSANAAN SDIDTK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN KARANGANOM KLATEN

PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KEPATUHAN DALAM TINDAKAN KEPERAWATAN PADA ANAK USIA 4-12 TAHUN

RENCANA TESIS OLEH : NORMA RISNASARI

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT KEPDA PASIEN DI RS AISYIYAH BOJONEGORO. Abstrak

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA MAHASISWA AKBID TINGKAT I STIKes YPIB MAJALENGKA TAHUN 2014

PENGARUH PERILAKU IBU DALAM MEMBERIKAN MAKANAN PENDAMPING ASI TERHADAP STATUS GIZI BAYI USIA 7-12 BULAN. Kolifah *), Rizka Silvia Listyanti

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PENDIDIKAN BIDAN DENGAN PENGGUNAAN PARTOGRAF DI PUSKESMAS PAGADEN PERIODE MARET SAMPAI JULI 2008

HUBUNGAN PERSEPSI PERAWAT DENGAN TINDAKAN TERHADAP PERLINDUNGAN HAK ATAS PRIVASI KLIEN TAHUN 2015

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014

HUBUNGAN RELAKSASI PERNAPASAN DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN ASMA BRONKHIALE DI RUANG BOUGENVILLE 2 RSUD KUDUS

INTISARI HUBUNGAN PERAN SERTA KELUARGA PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN PERAWATAN PASCA HOSPITALISASI DI DESA GEDANGAN GROGOL SUKOHARJO

PENATALAKSANAAN PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI DI RUANG ARIMBI RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. Oleh

Kata Kunci : Peran PMO, Kepatuhan minum obat, Pasien tuberkulosis paru. Pengaruh Peran Pengawas... 90

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN BALITA KE POSYANDU DI PUSKESMAS MINASATE NE KABUPATEN PANGKEP IRSAL

SAMSUL BAHRI. :Tingkat Pengetahuan, Diabetes Millitus, Kepatuhan Diet rendah glukosa

Rakhma Nora Ika Susiana *) Abstrak

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DENGAN KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DIPUSKESMAS CAWAS

Eka Fauzia Laila ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU KESEHATAN GIGI MURID KELAS VI MADRASAH DINIYAH ISLAMIYAH MUHAMMADIYAH SEI KINDAUNG KOTA BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. siklus kehidupan dengan respon psikososial yang maladaptif yang disebabkan

HUBUNGAN ANTARA FUNGSI PERAWAT SUPERVISOR DENGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT PELAKSANA DI RUANG INSTALASI RAWAT INAP RSUD 45 KUNINGAN TAHUN 2015

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DAN KETERATURANANTENATAL CAREPADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RSUD KAB. PANGKEP

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN BIDAN TERHADAP PELAKSANAAN PERAWATAN LUKA EPISIOTOMI DI RSUD KOTA MAKASSAR

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA BIDAN DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN DESA SIAGA DI KABUPATEN TAPIN TAHUN 2014

ABSTRAK HUBUNGAN DUKUNGAN ORANG TUA DENGAN TINDAKAN INVASIF PEMASANGAN INFUS PADA ANAK USIA BALITA (1-5 TAHUN) DI RUMAH SAKIT IBNU SINA MAKASSAR

Oleh : Suharno, S.Kep.,Ners ABSTRAK

Jurnal Kesehatan Kartika 7

ABSTRAK. Kata Kunci : Tingkat pengetahuan, Dukungan keluarga Personal hygiene

Oleh : Rahayu Setyowati

BAB I PENDAHULUAN. keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yang mencerminkan kedewasaan

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN DENGAN PELAKSANAAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL (APN) DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015.

Siti Nursondang 1, Setiawati 2, Rahma Elliya 2 ABSTRAK

ANALISIS MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROVINSI SULAWESI TENGAH. Aminuddin 1) Sugeng Adiono 2)

HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG MODEL ASUHAN KEPERAWATAN METODE TIM DENGAN IMPLEMENTASINYA DI RUANG BEDAH FLAMBOYAN RSUD DR SOETOMO SURABAYA

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah analitik observasional dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi serta perbedaan

: Remaja, Menarche, Kecemasan, Dukungan keluarga. : 28 buku ( ) + 5 website

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP PERAWAT DALAM PELAKSANAAN RONDE KEPERAWATAN DI RUANG ASTER DAN ICCU RSUD dr.

PENGARUH PELAYANAN BIDAN DELIMA TERHADAP KEPUASAN KLIEN DI WILAYAH KECAMATAN BANYUMANIK KOTA SEMARANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PERAWAT TERHADAP KETEPATAN WAKTU PENGEMBALIAN REKAM MEDIS RAWAT INAP DI RSD KOTA TIDORE KEPULAUAN

EFEKTIFITAS TERAPI AROMA TERHADAP PENURUNAN SKALA NYERI DISMENOREA PADA REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 1 KABUN TAHUN 2015

Penelitian Keperawatan Jiwa

: Komunikasi Terapeutik, Perawat

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK LANJUT USIA DENGAN PENGETAHUAN TENTANG HIPERTENSI DI KELURAHAN SRIWIDARI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIPELANG KOTA SUKABUMI

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PERAWAT DENGAN SIKAP PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN SPIRITUAL PASIEN RAWAT INAP DI RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN

PERILAKU IBU DALAM MENGASUH BALITA DENGAN KEJADIAN DIARE

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, observasional dengan

ANALISIS KINERJA PERAWAT PELKASANA DALAM PENERAPAN PROSES KEPERAWATAN DI RUANGAN RAWAT INAP RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR

Promotif, Vol.5 No.1, Okt 2015 Hal 09-16

PENGARUH TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK STIMULASI PERSEPSI-SENSORI TERHADAP KEMAMPUAN MENGONTROL HALUSINASI PADA

HUBUNGAN KEPUASAN PASIEN TERHADAP MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT CUT MUTIA KABUPATEN ACEH UTARA

HUBUNGAN PELATIHAN PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI DAN ANAK (PMBA) DENGAN KETERAMPILAN KONSELING PADA BIDAN DI WILAYAH KAWEDANAN PEDAN TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang. Gangguan jiwa adalah sebuah penyakit dengan. manifestasi dan atau ketidakmampuan psikologis atau perilaku yang

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

*Korespondensi Penulis, Telp: , ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. yang mengarah pada kestabilan emosional (Nasir dan Muhith, 2011). mencerminkan kedewasaan kepribadiannya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan jiwa bukan hanya sekedar terbebas dari gangguan jiwa,

TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA TINGKAT I PASCA SOSIALISASI CARRATIVE CARING

HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN SIKAP PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. efektif, konsep diri yang positif dan kestabilan emosional (Videbeck, 2011).

DUKUNGAN SUAMI TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KORIPAN KECAMATAN SUSUKAN

/BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengganggu kelompok dan masyarakat serta dapat. Kondisi kritis ini membawa dampak terhadap peningkatan kualitas

Umi Sa adah, Asih Setyorini

Oleh : Merlly Amalia ABSTRAK

HUBUNGAN FAKTOR- FAKTOR PENGHAMBAT DENGAN TINGKAT KEBERHASILAN DALAM MEMBERIKAN KONSELING PADA PELAYANAN KEBIDANAN DI PUSKESMAS WILAYAH SLEMAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan kesehatan bertujuan agar setiap penduduk mampu

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA WAKTU TANGGAP PERAWAT PADA PENANGANAN ASMA DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. dikenali meliputi kausa pada area organobiologis, area psikoedukatif, dan area sosiokultural.

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN HUBUNGAN PERUBAHAN FISIK USIA REMAJA DENGAN RASA PERCAYA DIRI PADA SISWI KELAS 7

PENATALAKSANAAN TUGAS KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN STATUS GIZI PENDERITA TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE DI MASYARAKAT DESA MARANNU KECAMATAN PITUMPANUA KABUPATEN WAJO YURIKA

Persetujuan Pembimbing. Jurnal FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA HUIDU KECAMATAN LIMBOTO BARAT KABUPATEN GORONTALO

Pandeirot *, Luluk Maulidah** Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan William Booth Jln. Cimanuk 20 Surabaya

Pandeirot *, Istri**, Setyawan** Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan William Booth Surabaya ABSTRAK

GAMBARAN PERKEMBANGAN SOSIAL DAN KEMANDIRIAN PADA ANAK PRASEKOLAH USIA 4-6 TAHUN DI TK AL- ISLAH UNGARAN BARAT

HUBUNGAN PERILAKU PASIEN DALAM PERAWATAN DIABETES MELITUS DENGAN ULKUS DIABETIKUM PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI RUANG RINDU A1 DAN A2 RSUP H

Oleh : Suharno ABSTRAK

HUBUNGAN PERSEPSI PERAWAT PELAKSANA TENTANG KEMAMPUAN SUPERVISI KEPALA RUANG DENGAN KINERJA PERAWAT DI INSTALASI RAWAT

Transkripsi:

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) DI RUANGAN PERAWATAN JIWA RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROPINSI SULAWESI TENGAH Sugeng Adiono Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Palu ABSTRAK Upaya-upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan jiwa telah dilakukan oleh tenaga keperawatan, dengan melakukan kegiatan Terapi Aktivitas Kelompok (TAK). Masalah-masalah keperawatan jiwa yang dapat diatasi melalui TAK adalah klien dengan isolasi sosial, halusinasi, menarik diri dan harga diri rendah. Namun demikian TAK belum dijalankan oleh perawat secara teratur. Hal ini karena kemampuan perawat dalam menjalankan kegiatan TAK belum memadai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pelaksanaan Terapi Aktivitas Jenis penelitian adalah Cross Sectional Study. Dengan variabel dependen pelaksanaan TAK dan variabel independen pengetahuan, pengalaman dan sikap perawat. Populasi dalam penelitian ini adalah perawat di ruangan Manggis, Sarikaya dan Salak sejumlah 33 perawat. Teknik sampling yang digunakan adalah total population. Data primer diolah dengan menggunakan analisis univariat dan analisis bivariat menggunakan uji Chi-Square, jika syarat uji tidak terpenuhi maka digunakan penggabungan sel dan uji alternatif yakni uji Fisher exact. Hasil penelitian terhadap 33 responden menunjukan bahwa; Lebih banyak yang melaksanakan TAK dengan kategori kurang baik sejumlah 21 orang (63,6%); Lebih banyak yang pengetahuannya dalam kategori kurang baik tentang TAK sejumlah 21 orang (63,6%); Lebih banyak yang tidak pernah mengikuti pelatihan TAK sejumlah 27 orang (81,8%); Lebih banyak yang sikapnya dalam kategori kurang baik terhadap TAK sejumlah 19 orang (57,6%). Hasil analisis bivariat menunjukan; ada hubungan faktor pengetahuan perawat (p = 0,000), pengalaman perawat (p = 0,016) dan sikap perawat (p = 0,000) dengan pelaksanaan TAK di ruangan perawatan jiwa RSD Madani Propinsi Disimpulkan bahwa ada hubungan pengetahuan, pengalaman dan sikap perawat perawatan jiwa RSD Madani Propinsi Saran kepada rumah sakit agar melakukan pelatihan dan seminar tentang TAK. Kata Kunci : Pengetahuan, Pengalaman, Sikap, Terapi aktivitas kelompok. PENDAHULUAN World Health Organization (WHO) memberi pengertian bahwa kesehatan jiwa bukan hanya tidak ada gangguan jiwa, melainkan mengandung berbagai karakteristik yang positif yang menggambarkan keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yang mencerminkan kedewasaan kepribadiannya. Sedangkan menurut UU 86 Kesehatan Jiwa No. 3 Tahun 1996, sehat jiwa adalah kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual, emosional secara optimal dari seseorang dan perkembangan ini berjalan selaras dengan orang lain (Yosep, 2009). Upaya-upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan jiwa telah dilakukan oleh tenaga keperawatan, dengan melakukan

87 kegiatan Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) sebagai terapi atau tindakan keperawatan jiwa. Terapi aktivitas kelompok merupakan bentuk terapi modalitas yang didasarkan pada pembelajaran hubungan interpersonal. Dengan bergabung dalam kelompok, klien dapat saling bertukar pikiran dan pengalaman dan mengembangkan pola perilaku baru (Achiryani dkk, 2005). Setiap kelompok mempunyai struktur dan identitas tersendiri. Kekuatan kelompok memberikan konstribusi pada anggota dan pimpinan kelompok untuk saling bertukar pengalaman dan memberi penjelasan untuk mengatasi masalah anggota kelompok. Dengan demikian kelompok dapat dijadikan sebagai wadah untuk praktek dan arena uji coba kemampuan berhubungan dan berperilaku dengan orang lain (Purwaningsih dan Karlina, 2009). Masalah-masalah keperawatan jiwa yang dapat diatasi melalui Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) adalah klien dengan isolasi sosial, halusinasi, menarik diri dan harga diri rendah. Untuk pasien dengan masalah menarik diri dapat pula diberikan Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi (TAKS) untuk mensosialisasikan pasien dalam lingkungan kelompok (Keliat, 2007). Melalui Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) masing-masing pasien saling membantu dalam membangun hubungan, serta mengubah perilaku destruktif dan maladaptif. Kekuatan terapi aktivitas kelompok ini terletak pada kontribusi dari setiap anggota dan pemimpin dalam mencapai tujuan bersama (Keliat, 2007). Namun demikian Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) belum dijalankan oleh perawat secara teratur. Hal ini karena kemampuan perawat dalam menjalankan kegiatan TAK belum memadai, pedoman pelaksanaan dan perawatan yang mewajibkan pelaksanaan TAK di Rumah Sakit belum ada. Selain itu referensi yang menjelaskan model TAK, faktorfaktor yang mempengaruhi dan dampak TAK terhadap klien dengan gangguan jiwa belum diketahui secara jelas di Indonesia (Keliat, 2007). Data dari RSD Madani Propinsi Sulawesi Tengah, menunjukan jumlah penderita skizofrenia pada tahun 2011 adalah 579 orang, pada tahun 2012 sebanyak 693 orang, sedangkan pada tahun 2013 sebanyak 443 orang. Adapun data terakhir bulan Januari-Mei 2014, kasus skizofrenia sejumlah 268 orang (RSD Madani Sulawesi Tengah, 2014). Berdasarkan studi pendahuluan pada hari Senin tanggal 25 Juni 2014 yang didapat dari ruang rawat inap perawatan jiwa Rumah Sakit Daerah Madani, yang terdokumentasi untuk pelaksanaan TAK adalah sebagai berikut; Ruangan Manggis tidak pernah melakukan TAK; Ruangan Salak 4 kali tiap bulan pada tahun 2013 dan 2 kali pada tahun 2012; Ruangan Sarikaya 1 kali tiap bulan pada tahun 2012 dan 2013. Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang berhubungan perawatan jiwa RSD Madani Propinsi Sulawesi Tengah. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Adapun jumlah sampel adalah perawat di ruangan Manggis, Sarikaya dan Salak RSD Madani Propinsi Sulawesi Tengah sebanyak 33 orang. Analisis data menggunakan uji statistik dengan menggunakan metode Chi Square (X²) dengan uji Yates correction pada α 0,05. HASIL Hasil penelitian dalam bentuk data primer diperoleh melalui wawancara langsung pada responden dengan menggunakan kuesioner mengenai pengetahuan, pengalaman, Sikap Perawat dan Terapi aktivitas kelompok di

ruangan perawatan jiwa RSD Madani Propinsi Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014. 1. Analisis Uivariat Pada penelitian ini, hasil analisis univariat akan menggambarkan variabel independen yang meliputi pengetahuan, pengalaman, dan Sikap Perawat, variabel dependen Terapi aktivitas kelompok di ruangan perawatan jiwa RSD Madani Propinsi Sulawesi Tengah, adalah sebagai berikut: Tabel 1 Distribusi Menurut Pengetahuan, Pengalaman, Sikap Perawat dan Terapi aktivitas kelompok di Ruangan Perawatan Jiwa RSD Madani Propinsi No Variabel Kategori n = 33 % 1 Pengetahuan Baik 12 36,4 2 Pengalaman 3 Sikap Perawat 4 Pelaksanaan TAK Sumber : Data primer tahun 2014 Tabel 1 di atas menunjukkan, dari 33 responden lebih banyak yang pengetahuannya kurang baik tentang TAK sebanyak 21 orang (63,6%). lebih banyak yang tidak pernah mengikuti pelatihan TAK sebanyak 27 orang (81,8%), dari pada yang pernah mengikuti pelatihan TAK sejumlah 6 Kurang Baik Pernah Tidak Pernah Baik Kurang Baik Baik Kurang Baik 88 21 6 27 14 19 12 21 63,6 18,2 81,8 42,4 57,6 36,4 63,6 orang (18,2%). lebih banyak yang sikapnya kurang baik dalam pelaksanaan TAK sejumlah 19 orang (57,6%). Dan dari 33 responden lebih banyak dalam pelaksanaan TAK kurang baik sebanyak 21 orang (63,6%), dari pada yang baik dalam pelaksanaan TAK 2. Analisis Bivariat. a. Hubungan pengetahuan perawat dengan pelaksanaan TAK di Ruangan Perawatan Jiwa RSD Madani Propinsi Sulawesi Tengah Tabel 2 Hubungan Antara Pengetahuan Perawat Dengan Pelaksanaan Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) di Ruangan Perawatan Jiwa RSD Madani Propinsi Sulawesi Tengah Pelaksanaan TAK Pengetahuan Total Baik Kurang Baik Perawat (N) f % F % Baik 10 83,3 2 47,5 12 Kurang Baik 2 9,5 19 90,5 21 Jumlah 12 36,4 21 63,6 33 Sumber : Data Primer, 2014 P value Odds Ratio 0,000 47,5

Berdasarkan tabel 2 diatas bahwa dapat diketahui bahwa hasil dari uji Chi-Square adalah p = 0,000,). Sehingga secara statistik ada hubungan faktor pengetahuan perawat dengan pelaksanaan Terapi Aktivitas. Berdasarkan perhitungan nilai odd ratio, dapat diketahui bahwa perawat yang memiliki pengetahuan kurang baik, cenderung beresiko 47,5 kali lipat untuk melaksanakan Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) dengan kurang baik pula. Jika dibandingkan dengan perawat yang pengetahuannya baik b. Hubungan pengalaman perawat dengan pelaksanaan TAK di Ruangan Perawatan Jiwa RSD Madani Propinsi Sulawesi Tengah Tabel 3 Hubungan Antara Pengalaman Perawat Dengan Pelaksanaan Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) di Ruangan Perawatan Jiwa RSD Madani Propinsi Sulawesi Tengah Pelaksanaan TAK Pengalaman Total Baik Kurang Baik Perawat (N) f % f % Pernah 5 83,3 1 0,02 6 Tidak Pernah 7 25,9 20 74,1 27 Jumlah 12 36,4 21 63,6 33 Sumber : Data Primer, 2014 P value Odds Ratio 0,016 14,28 Berdasarkan tabel 3 diatas menunjukkan bahwa hasil dari uji Chi- Square adalah p = 0,016, karena nilai p 0,05 Sehingga secara statistik ada hubungan faktor pengalaman perawat Berdasarkan perhitungan nilai odd ratio, dapat diketahui bahwa perawat yang memiliki tidak memiliki pengalaman mengikuti pelatihan TAK, cenderung beresiko 14 kali lipat untuk melaksanakan Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) dengan kurang baik. Jika dibandingkan dengan perawat yang memiliki pengalaman mengikuti pelatihan TAK 89

c. Hubungan sikap perawat dengan pelaksanaan TAK di Ruangan Perawatan Jiwa RSD Madani Propinsi Sulawesi Tengah Tabel 4 Hubungan Antara Sikap Perawat Dengan Pelaksanaan Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) di Ruangan Perawatan Jiwa RSD Madani Propinsi Sulawesi Tengah Sikap Perawat Pelaksanaan TAK Total Baik Kurang Baik (N) f % f % Baik 10 71,4 4 28,6 14 Kurang Baik 2 10,5 17 89,5 19 Jumlah 12 36,4 21 63,6 33 Sumber : Data Primer, 2014 P value Odds Ratio 0,000 21,25 Berdasarkan tabel 4 diatas menunjukkan bahwa dari uji Chi- Square adalah p = 0,000, karena nilai p 0,05. Sehingga secara statistik diperoleh hasil ada hubungan faktor sikap perawat dengan pelaksanaan Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) di ruangan perawatan jiwa RSD Madani Propinsi Berdasarkan perhitungan nilai odd ratio, dapat diketahui bahwa perawat yang memiliki sikap kurang baik, cenderung beresiko 21,25 kali lipat untuk melaksanakan Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) dengan kurang baik pula. Jika dibandingkan dengan perawat yang sikapnya baik. PEMBAHASAN 1, Hubungan pengetahuan perawat dengan pelaksanaan TAK di Ruangan Perawatan Jiwa RSD Madani Propinsi Sulawesi Tengah Berdasarkan dari hasil penelitian pada tabel 2 dapat diketahui bahwa hasil dari uji Chi-Square adalah p = 0,000, karena nilai p 0,05 Sehingga secara statistik diperoleh hasil ada hubungan faktor pengetahuan perawat dengan pelaksanaan Terapi Aktivitas Berdasarkan 90 perhitungan nilai odd ratio, dapat diketahui bahwa perawat yang memiliki pengetahuan kurang baik, cenderung beresiko 47,5 kali lipat untuk melaksanakan Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) dengan kurang baik pula. Jika dibandingkan dengan perawat yang pengetahuannya baik. Asumsi peneliti, bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan pelaksanaan TAK disebabkan karena pengetahuan merupakan faktor predisposisi (mempermudah) terjadinya suatu perilaku pada umumnya, dan khususnya pelaksanaan TAK. Pengetahuan merupakan landasan berfikir dalam melaksanakan suatu tindakan. Pengetahuan akan mengarahkan seseorang untuk melakukan suatu tindakan secara benar. Sebaliknya pengetahuan yang kurang baik tentang Pelaksanaan TAK akan membuat perawat kesulitan melaksanakan TAK dengan baik kepada pasien jiwa. Perawat harus mengetahui jenis TAK yang tepat untuk diaplikasikan kepada pasien sesuai dengan masalah yang dialami oleh setiap pasien jiwa. Perawat harus mengetahui dan menetapkan tujuan dari terapi, serta mempersiapkan alat-alat yang dibutuhkan dalam terapi sesuai jenis terapinya. Semua hal tersebut

menuntut pengetahuan yang baik dari perawat profesional. Hasil penelitian ini senada dengan penelitian Asep (2007), yang bertujuan mencari hubungan antara pengetahuan perawat tentang TAKS dengan motivasi pelaksanaan TAKS di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Propinsi Lampung. Penelitian tersebut melibatkan 32 sampel, dengan hasil ada hubungan antara pengetahuan tentang TAKS dengan motivasi perawat untuk melaksanakan TAK. Sejalan dengan pendapat Notoatmodjo (2008), bahwa pengetahuan yang baik tentang suatu perilaku kesehatan akan membuat perilaku tersebut bertahan lama (long lasting). Pengetahuan atau kemampuan kognitif individu merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang. Dari penelitian terbukti bahwa perilaku yang di dasari oleh pengetahuan akan langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Menurut Keliat (2007), perawat yang memimpin terapi aktivitas kelompok (TAK), persyaratannya harus mempunyai pengetahuan tentang masalah kesehatan klien dan mengetahui metode yang dipakai untuk kelompok khusus serta terampil berperan sebagai pemimpin. Sedangkan menurut Purwaningsih dan Karlina (2009), peran perawat profesional dalam melaksanakan terapi aktivitas kelompok, menuntut pengetahuan yang baik dari perawat. Sebelum melaksanakan terapi aktivitas kelompok, perawat harus terlebih dahulu membuat proposal. Proposal tersebut dijadikan pandual dalam pelaksanaan terapi aktivitas kelompok. Komponen yang dapat disusun meliputi: deskripsi, karakteristik klien, masalah keperawatan, tujuan dan landasan teori, persiapan alat, jumlah perawat, 91 87 waktu pelaksanaan, kondisi ruangan serta uraian tugas terapis. 2. Hubungan pengalaman perawat dengan pelaksanaan TAK di Ruangan Perawatan Jiwa RSD Madani Propinsi Sulawesi Tengah Berdasarkan dari hasil penelitian pada tabel 3 dapat diketahui bahwa hasil dari uji Chi-Square adalah p = 0,016, karena nilai p 0,05, Sehingga secara statistik diperoleh hasil ada hubungan faktor pengalaman perawat Berdasarkan perhitungan nilai odd ratio, dapat diketahui bahwa perawat yang memiliki tidak memiliki pengalaman mengikuti pelatihan TAK, cenderung beresiko 14,286 kali lipat untuk melaksanakan Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) dengan kurang baik. Jika dibandingkan dengan perawat yang memiliki pengalaman mengikuti pelatihan TAK. Asumsi peneliti, bahwa ada hubungan antara pengalaman mengikuti pelatihan TAK dengan pelaksanaan TAK disebabkan karena pelatihan merupakan bagian penting guna meningkatkan pengetahuan seseorang, khususnya tentang Terapi Aktivitas Kelompok (TAK). Melalui pelatihan, perawat dapat mengingat teori yang sebelumnya pernah didapatkan saat menjalani pendidikan keperawatan. Selain itu, pelatihan merupakan sarana untuk memperoleh pengetahuan yang terbaru mengenai pelaksanaan TAK. Hasil penelitian ini didukung oleh pendapat Crow dalam Nursalam (2009), bahwa pelatihan adalah suatu proses dimana pengalaman atau informasi diperoleh sebagai hasil dari proses belajar. Makin banyak individu berkesempatan untuk memperoleh pelatihan, maka akan berdampak

langsung terhadap berbagai tindakan yang dilakukannya. Menurut Pusdiknakes (2001) dalam Priharjo (2008), bahwa pelatihan dan pendidikan tenaga keperawatan di Indonesia secara umum bertujuan untuk menyediakan tenaga kesehatan dalam jumlah dan jenis yang sesuai, yang memiliki ciri-ciri berbudi luhur, tangguh, cerdas, tarampil, mandiri sesuai dengan asaz profesionalisme masing-masing. Menurut Potter dan Perry (2005), pengalaman dapat timbul dari pelatihan yang pernah diikuti oleh perawat. Melalui pelatihan, maka individu akan menemukan banyak hal baru untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya. Pengalaman adalah cara penting untuk belajar. Pengalaman dalam keperawatan merupakan komponen dari berfikir kritis. Ketika perawat harus menghadapi klien, informasi tentang kesehatan dapat diketahui dari mengamati, merasakan, berbicara dengan klien, dan merefleksikan secara aktif pada pengalaman. Pengalaman klinis memberikan suatu sarana laboratorium untuk menguji pengetahuan keperawatan. 3. Hubungan sikap perawat dengan pelaksanaan TAK di Ruangan Perawatan Jiwa RSD Madani Propinsi Sulawesi Tengah Berdasarkan dari hasil penelitian pada tabel 4 dapat diketahui bahwa hasil dari uji Chi-Square adalah p = 0,000, karena nilai p 0,05, Sehingga secara statistik diperoleh hasil ada hubungan faktor sikap perawat Berdasarkan perhitungan nilai odd ratio, dapat diketahui bahwa perawat yang memiliki sikap kurang baik, cenderung beresiko 21,25 kali lipat untuk 9288 melaksanakan Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) dengan kurang baik pula. Jika dibandingkan dengan perawat yang sikapnya baik. Asumsi peneliti, bahwa ada hubungan antara sikap dengan pelaksanaan TAK disebabkan karena sikap bersama-sama dengan pengetahuan merupakan faktor predisposisi terjadinya suatu perilaku pada umumnya, dan khususnya pelaksanaan TAK. Sikap merupakan bentuk perilaku yang tertutup (covert behavior) dan merupakan kesiapan untuk bertindak melakukan sesuatu. Sehingga sikap yang kurang baik terhadap pelaksanaan TAK akan membuat perawat melaksanakan TAK dengan kurang baik pula kepada pasien jiwa. Hal ini didukung oleh pendapat Purwanto (1999), bahwa sikap adalah pandangan atau perasaan yang disertai kecenderungan untuk bertindak sesuai dengan sikap objek tadi. Menurut Widayatun (1999), sikap adalah keadaan mental dan saraf dari kesiapan, yang diatur melalui pengalaman yang memberikan pengaruh dinamik atau terarah terhadap respons individu pada semua objek dan situasi yang berkaitan dengannya. Sedangkan menurut Notoatmodjo (2008), sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka, sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek. KESIMPULAN (Conclusion) 1. Ada hubungan pengetahuan perawat

2. Ada hubungan pengalaman perawat 3. Ada hubungan sikap perawat dengan pelaksanaan Terapi Aktivitas Sulawesi Tengah SARAN 1. Bagi Rumah Sakit Agar lebih meningkatkan pelayanan rumah sakit terhadap pasien gangguan jiwa melalui Terapi Aktivitas Kelompok (TAK). Serta meningkatkan pengetahuan perawat melalui pelatihan dan seminar tentang TAK. 1. Diharapkan Direktur RSD Madani dapat member kesempatan badi perawat yang belum pernah mengikuti pelatihan Terapi Aktifitas Kelompok (TAK), sehingga dapat menambah pengetahuan perawat dalam pelaksaan TAK. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih peneliti sampaikan kepada Direktur Poltekes Palu, Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah, Direktur RSD Madani Propinsi Sulawesi Tengah, dan seluruh perawat yang ada di RSD Madani Propinsi Sulawesi Tengah yang menjadi responden, yang telah membantu kelancaran pelaksanaan penelitian ini. 9389 DAFTAR PUSTAKA Achiryani, 2005, Asuhan Keperawatan Jiwa I, Depkes RI, Jakarta. Asep, 2007, http://deasbatamisland.blogspot.com/ 2007/11/hubungan-pengetahuanperawat-dengan.html. Diakses tanggal 1 Oktober 2012. Dahlan, S, 2006, Statistika untuk Kedokteran dan Kesehatan seri 1; Uji Hipotesis, PT. Arkans, Jakarta. Erlinafsiah, 2010, Modal Perawat Dalam Praktik Keperawatan Jiwa, TIM, Jakarta. Keliat, 2007, Buku Saku Keperawatan Medikal Bedah, EGC, Jakarta Keliat, BA, 2007, Keperawatan Jiwa, EGC, Jakarta. Machfoedz, I, 2009, Metode Penelitian Bidang Kesehatan, Keperawatan, Kebidanan, Kedokteran, Fitra Maya, Yogyakarta. Notoatmodjo S, 2007, Ilmu Perilaku dan Promosi Kesehatan, PT. Rineka Cipta, Jakarta. Notoadmojo, S, 2008, Promosi Kesehatan: Teori dan Aplikasi, Rineka Cipta, Jakarta. Nursalam, 2008, Pendekatan Praktis Metodologi Riset Keperawatan, CV Sagung Seto, Jakarta. Nursalam, 2009, Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional edisi 2, Salemba Medika, Jakarta. Sihotang, dkk, Pedoman Penyusunan Proposal/Skripsi, (tidak dipublikasikan). Potter dan Perry, 2005, Fundemantal Keperawatan, EGC, Jakarta. Prihajo, R, 2008, Konsep dan Prespektif Praktik Keperawatan Profesional edisi 2, EGC, Jakarta. Purwaningsih dan Karlina, 2009, Asuhan Keperawatan Jiwa, Nuha Medika Press, Yogyakarta. RSD Madani Propinsi 2014. Laporan Jumlah Pasien Skizofrenia 2011-2014. (Tidak dipublikasikan). Saryono, 2008, Metodologi Penelitian Kesehatan, Mitra Cendikia, Yogyakarta. Setiadi, 2008, Riset Keperawatan, Sagung Seto, Jakarta. Sugiyono, 2011, Statistika Untuk Penelitian, Alfabeta, Bandung.

Sunaryo, 2005, Psikologi untuk Keperawatan, EGC, Jakarta. Susilowati, 2009, Pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi (TAKS) terhadap tingkat depresi di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta, http://etd.eprints.ums.ac.id/6429, diakses tanggal 5 November 2012. Tanjung, B, 2005, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Proposal, skripsi, dan tesis), Kencana, Jakarta. Wasis, 2008, Pedoman Riset Praktis untuk Profesi Perawat, EGC, Jakarta. Yosep, Iyus. 2009. Keperawatan Jiwa. Rafika Aditama: Jakarta. 9490