PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

dokumen-dokumen yang mirip
BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

1. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang

PEMERINTAH KABUPATEN BOMBANA

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 35 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 862 TAHUN 2011 TENTANG

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 36 TAHUN 2012 STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN BELITUNG

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BAB II PERENCANAAN KINERJA

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK...

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

BUPATI BULUNGAN SALINAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN BULUNGAN

PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4

MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Kesehatan Masyarakat SATU AN

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG

HASIL KEGIATAN PUSKESMAS BALARAJA

Standar Pelayanan Minimal Puskesmas. Indira Probo Handini

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR ^7 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN KABUPATEN BANYUMAS

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2015

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

Seluruh isi dalam buku ini dapat dikutip tanpa izin, dengan menyebut sumber.

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 47

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Tersusunnya laporan penerapan dan pencapaian SPM Tahun 2015 Bidang Kesehatan Kabupaten Klungkung.

PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016

PERATURAN MENTERI KESEHATAN RI NOMOR 741/MENKES/PER/VII/2008 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN/KOTA

KEPUTUSAN. Nomor : 449.1/KEP-III/003 / 03/ 2016 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR MUTU DAN KINERJA DI UPTD PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT SUSUKAN

PEMERINTAH KABUPATEN SANGGAU DINAS KESEHATAN PUSKESMAS ENTIKONG KEPALA PUSKESMAS ENTIKONG,

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2006 NOMOR 16 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 32 TAHUN 2006

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

BUPATI BARITO UTARAA PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL KESEHATAN DI KABUPATEN BARITO UTARA

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan. kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas

KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS PERAWATAN RATU AGUNG NOMOR :800/ /PRA/I/2017 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR MUTU DAN KINERJA

Juknis Operasional SPM

BERITA DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 NOMOR 4 PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2006 NOMOR 17 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 33 TAHUN 2006 TENTANG

PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TAHUN 2012

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME PROFIL KESEHATAN DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012

Target Tahun. Kondisi Awal Kondisi Awal. 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 Program pengadaan, peningkatan dan penduduk (tiap 1000 penduduk

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat.

1 Usia Harapan Hidup (UHH) Tahun 61,2 66,18. 2 Angka Kematian Bayi (AKB) /1.000 KH Angka Kematian Ibu Melahirkan (AKI) /100.

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEDIRI TARGET

Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA

LAMPIRAN PENETAPAN KINERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013

PERATURAN BUPATI BERAU

REVISI CAPAIAN INDIKATOR KINERJA RPJMD REALISASI TAHUN 2013, 2014 dan 2015 SKPD : DINAS KESEHATAN

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF DINAS KESEHATAN PROVINSI BANTEN

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN 2012

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SLIRAKARTA NOMOR 4 - A TAHUH 2910 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati

PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA SASARAN

BAB I PENDAHULUAN PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN

KATA PENGANTAR. Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas

BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 2014 GAMBARAN UMUM

Tabel 2.1 Pencapaian Kinerja Pelayanan SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar Kabupaten Gianyar

BAB IV PELAYANAN PUBLIK BIDANG KESEHATAN

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PERSALINAN AMAN

BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP LAYANAN KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS

BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG

BAB 28 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN

PEDOMAN PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS

REVIEW INDIKATOR RENSTRA DINAS KESEHATAN KOTA BOGOR

PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI DINAS KESEHATAN Komplek Gelanggang Pemuda Cisaat Tel-Fax (0266) SUKABUMI

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan pada

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG

KATA PENGANTAR. PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii -

Tim Penyusun Pengarah : dr. Hj. Rosmawati. Ketua : Sitti Hafsah Yusuf, SKM, M.Kes. Sekretaris : Santosa, SKM

HASIL ANALISIS APBD PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 1

PENCAPAIAN SPM KESEHATAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JATENG TAHUN

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012

WALIKOTA TASIKMALAYA

INDIKATOR DAN TARGET SPM. 1. Indikator dan Target Pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial dan Keperawatan Kesehatan Masyarakat

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 27 TAHUN 2008

PENCAPAIAN SPM BIDANG KESEHATAN KABUPATEN/KOTA

EVALUASI KINERJA DINAS KESEHATAN KAB. BOALEMO TAHUN 2016 KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN UNTUK MENCAPAI TARGET

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

Transkripsi:

WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 24 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 11 ayat (4) dan Pasal 167 ayat (3) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, penyelenggaraan urusan wajib yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah dilaksanakan dengan Standar Pelayanan Minimal ; b. bahwa penetapan Standar Pelayanan Minimal sebagaimana dimaksud huruf a di atas, berpedoman kepada standar pelayanan yang ditetapkan Pemerintah dan merupakan Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan yang akan dilaksanakan Pemerintah Kota Tasikmalaya ; c. bahwa berdasarkan pertimbangan dalam huruf a dan b di atas, dipandang perlu menetapkan Peraturan Walikota tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kota Tasikmalaya. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2001 tentang Pembentukan Kota Tasikmalaya ; 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara ; 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara ; 4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang ; 37

5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah ; 6. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom ; 7. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2003 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah ; 8 Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah ; 9. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal ; 10. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah ; 11. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 130-67 Tahun 2002 tentang Pengakuan Kewenangan Kabupaten/ Kota ; 12 Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1457/Menkes/SK/2003 tentang Standar Pelayanan Minimal Urusan Penanganan Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota ; 13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah ; 14. Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 58 Tahun 2003 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan Kabupaten/Kota Di Provinsi Jawa Barat ; 15. Peraturan Daerah Kota Tasikmalaya Nomor 15 Tahun 2003 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Kota Tasikmalaya ; 16. Keputusan Walikota Tasikmalaya Nomor 15 Tahun 2003 tentang Tugas Pokok, Fungsi Dan Rincian Tugas Unit Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya. 38

MEMUTUSKAN, Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KOTA TASIKMALAYA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kota Tasikmalaya ; 2. Pemerintah adalah Pemerintah Pusat ; 3. Pemerintah Daerah Provinsi adalah Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat ; 4. Pemerintah Daerah adalah Walikota beserta Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah ; 5. Walikota adalah Walikota Tasikmalaya ; 6. Sekretariat Daerah adalah Sekretariat Daerah Kota Tasikmalaya ; 7. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kota Tasikmalaya ; 8. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah satuan organisasi pemerintahan daerah di lingkungan Pemerintah Kota Tasikmalaya ; 9. Urusan Wajib adalah urusan pemerintahan yang berkaitan dengan hak dan pelayanan dasar warga negara yang penyelenggaraannya diwajibkan oleh Peraturan Perundang-undangan kepada daerah untuk perlindungan hak konstitusional, kepentingan nasional, kesejahteraan masyarakat serta ketentraman dan ketertiban umum dalam rangka menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia ; 10. Pelayanan Dasar adalah jenis pelayanan publik yang mendasar dan mutlak untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam kehidupan sosial, ekonomi dan pemerintahan ; 11. Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan yang selanjutnya disingkat SPM Bidang Kesehatan adalah ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang menjadi urusan wajib daerah dibidang Kesehatan yang sekaligus menjadi tolok ukur pencapaian target kinerja penyelenggaraan kewenangan Pemerintah Daerah di bidang kesehatan dalam memenuhi kebutuhan dasar masyarakat secara minimal sesuai karakteristik, kondisi dan kemampuan daerah ; 12. Urusan Wajib Bidang Kesehatan adalah penyelenggaraan pelayanan pada bidang Kesehatan yang sangat mendasar yang berkaitan dengan hak dan pelayanan dasar masyarakat yang pelaksanaannya 39

berdasarkan pedoman yang ditetapkan Pemerintah dan dijabarkan menurut jenis pelayanan ; 13. Jenis Pelayanan adalah kegiatan untuk melaksanakan urusan wajib berskala Daerah yang pencapaiannya ditentukan berdasarkan indikator kinerja ; 14. Indikator Kinerja adalah tolok ukur keberhasilan per jenis pelayanan berdasarkan nilai terukur sebagai target pencapaian yang ditetapkan ; 15. Nilai sebagai target pencapaian adalah hasil terukur target pencapaian kondisi penyelenggaraan Kesehatan yang diharapkan sampai pada tahun 2010 ; 16. Target Tahunan adalah nilai persentase pencapaian kinerja pada tahun yang bersangkutan ; 17. Tim Evaluasi SPM adalah tim yang dibentuk oleh Walikota untuk melaksanakan evaluasi SPM bidang Kesehatan ; 18.Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah atau disingkat APBD adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Tasikmalaya. BAB II MAKSUD, TUJUAN DAN FUNGSI Pasal 2 Maksud ditetapkannya SPM Bidang Kesehatan adalah sebagai acuan bagi SKPD penyelenggara kewenangan daerah dalam melaksanakan urusan wajib Pemerintahan Daerah di bidang penyelenggaraan kesehatan dalam skala minimal. Pasal 3 Tujuan ditetapkannya SPM Bidang Kesehatan adalah dalam rangka : a. meningkatkan akses dan kualitas pelayanan lingkup kesehatan kepada masyarakat ; b. meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelayanan lingkup kesehatan di daerah ; c. memberikan standar yang jelas sebagai tolok ukur pemenuhan pelaksanaan pelayanan dasar kepada masyarakat dalam lingkup penyelenggaraan urusan wajib kesehatan. Pasal 4 Fungsi ditetapkannya SPM Bidang Kesehatan adalah: a. alat untuk menjamin tercapainya kondisi rata-rata minimal yang harus dicapai Pemerintah Daerah sebagai penyedia kebutuhan dan keperluan pelayanan dasar bidang kesehatan kepada masyarakat ; 40

b. tolok ukur keberhasilan kinerja penyelenggaraan urusan wajib daerah berkaitan dengan pelayanan dasar bidang kesehatan kepada masyarakat ; c. dasar penentuan belanja publik dengan prioritas utama pelayanan dasar kesehatan kepada masyarakat berbasis anggaran kinerja ; d. acuan prioritas perencanaan daerah dan prioritas pembiayaan APBD bidang kesehatan ; e. alat monitoring dan evaluasi oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah dalam pelaksanaan urusan wajib bidang kesehatan di daerah. BAB III BENTUK DAN ISI SPM Pasal 5 SPM Bidang Kesehatan ditetapkan menurut bentuk dan isi yang meliputi urusan wajib, jenis pelayanan beserta indikator kinerja dan target tahunannya sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang tidak terpisahkan dari Peraturan ini. BAB IV PENGORGANISASIAN Pasal 6 (1) SKPD yang membidangi penyelenggaraan urusan wajib bidang kesehatan, menurut wewenang dalam tugas pokok dan fungsinya wajib bertanggung jawab melaksanakan tugas pelayanan minimal sesuai dengan SPM Bidang Kesehatan. (2) SKPD lainnya yang terkait dengan penyelenggaraan urusan wajib sebagaimana dimaksud ayat (1), wajib menunjang terlaksananya pencapaian SPM Bidang Kesehatan. (3) Di luar jenis pelayanan dalam urusan wajib sebagaimana dimaksud Pasal 5 Peraturan ini, SKPD yang membidangi penyelenggaraan urusan wajib bidang Kesehatan dapat menyelenggarakan jenis pelayanan lainnya yang merupakan urusan wajib lainnya berdasarkan amanat Peraturan Perundangundangan. 41

BAB V PELAKSANAAN Pasal 7 SPM Bidang Kesehatan yang ditetapkan merupakan acuan dalam penyusunan rencana program dan rencana kerja masing-masing SKPD yang terkait pada penyelenggaraan urusan wajib sebagai kewenangan daerah dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan. Pasal 8 Penyelenggaraan pelayanan Kesehatan sesuai SPM Bidang Kesehatan dilakukan oleh pegawai sesuai dengan kualifikasi dan kompetensi yang dibutuhkan. Pasal 9 Mekanisme dan koordinasi pelaksanaan SPM Bidang Kesehatan adalah sebagai berikut : a. Penyelenggaraan SPM Bidang Kesehatan dapat dikerjasamakan dengan lembaga mitra Pemerintah Daerah ; b. Tim anggaran dalam melaksanakan penyusunan APBD maupun perencanaan pembangunan Daerah untuk pembangunan bidang Kesehatan pada tahun anggaran yang bersangkutan harus mempertimbangkan SPM Bidang Kesehatan untuk menentukan skala prioritas kegiatan pembangunan ; c. SKPD penyelenggara SPM Bidang Kesehatan melakukan sosialisasi standar pelayanan yang telah ditetapkan/dicapai serta mengembangkan standarstandar teknis pelayanan ; d. Walikota menetapkan Keputusan tentang Pembentukan Tim Evaluasi SPM Bidang Kesehatan ; e. Tim Evaluasi SPM bersama SKPD penyelenggara SPM Bidang Kesehatan melakukan survey kepuasan masyarakat secara teratur terhadap hasil pelaksanaan SPM Bidang Kesehatan ; f. Tim Evaluasi SPM melakukan monitoring dan evaluasi secara berkesinambungan terhadap kinerja SKPD penyelenggara SPM Bidang Kesehatan dan melaporkan hasilnya kepada Walikota. Pasal 10 Sumber pembiayaan pelaksanaan kegiatan untuk pencapaian target SPM Bidang Kesehatan dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan sumber lain yang sah dan tidak mengikat. 42

BAB VI PEMBINAAN Pasal 11 Sekretaris Daerah melalui Asisten Ekonomi Pembangunan Sekretariat Daerah, Bagian Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah, Bagian Organisasi Sekretariat Daerah serta Unit Kerja lain yang terkait, memfasilitasi persiapan dan evaluasi penyelenggaraan SPM Bidang Kesehatan oleh SKPD terkait serta menetapkan mekanisme koordinasi dan kerjasama. Pasal 12 Fasilitasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11, meliputi : a. penyusunan rencana kerja SKPD dan standar kinerja pencapaian target SPM Bidang Kesehatan ; b. perhitungan kebutuhan biaya kegiatan bagi terselenggaranya pelayanan kesehatan sesuai SPM Bidang Kesehatan ; c. pengkoordinasian penyusunan laporan penyelenggaraan SPM Bidang Kesehatan. BAB VII PENGAWASAN Pasal 13 Tim Evaluasi sebagaimana dimaksud Pasal 9, dibentuk untuk melaksanakan evaluasi dan pengawasan dalam penyelenggaraan SPM Bidang Kesehatan. Pasal 14 Tim Evaluasi sebagaimana dimaksud Pasal 13, menyampaikan laporan penyelenggaraan SPM Bidang Kesehatan kepada Walikota dan selanjutnya melaporkan kepada Gubernur Jawa Barat. BAB VIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 15 Ketentuan lebih lanjut mengenai teknis pelaksanaan Peraturan ini akan diatur dengan ketentuan tersendiri. 43

Pasal 16 Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan Pengundangan Peraturan ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kota Tasikmalaya. Ditetapkan di Tasikmalaya Pada tanggal 18 September 2006 WALIKOTA TASIKMALAYA ttd Diundangkan di Tasikmalaya Pada tanggal 19 September 2006 SEKRETARIS DAERAH KOTA TASIKMALAYA H. BUBUN BUNYAMIN Ttd. H. ENDANG SUHENDAR BERITA DAERAH KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2006 NOMOR 165 44

PELAYANAN KESEHATAN DI SELURUH KOTA TASIKMALAYA TARGET TAHUN 2006 S.D. 2010 No. NILAI TARGET TAHUNAN PENJELASAN URUSAN WAJIB JENIS PELAYANAN INDIKATOR KINERJA 2006 (%) 2007 (%) 2008 (%) 2009 (%) 2010 (%) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1. Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Dasar 1.1. Pelayanan kesehatan kerja Lampiran : Peraturan Walikota Tasikmalaya Nomor : 24 Tahun 2006 Tanggal : 18 September 2006 1.1.1 Cakupan pelayanan kesehatan kerja pada pekerja formal 1.2. Pelayanan kesehatan usia lanjut 1.3. Perawatan kesehatan keluarga dan komunitas 1.4. Pemeliharaan kesehatan gigi dan 1.1.2. Cakupan pelayanan kesehatan kerja pada pekerja Informal 1.2.1. Cakupan pelayanan kesehatan pra usia lanjut dan usia lanjut 1.3.1. Cakupan pembinaan keluarga rawan 1.4.1. Cakupan pembinaan dan pelaksanaan 70 50 55 60 65 70

mulut anak kesehatan gigi dan Sekolah Dasar mulut anak Sekolah Dasar 1.5. Sekolah Dasar yang melaksanakan 1.5.1. Pelaksanaan sikat gigi masal 8x/SD /Thn 8x /SD /Thn 8x/SD /Thn 8x/SD /Thn 8x /SD /Thn 8x /SD /Thn kegiatan sikat gigi masal 1.6. Pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut masyarakat 1.7. Pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut sederhana masyarakat oleh kader 1.8. Kunjungan baru rawat jalan gigi ibu hamil dan anak pra sekolah 1.9. Kunjungan baru anak Sekolah 1.6.1. Cakupan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut masyarakat 1.7.1. Cakupan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut masyarakat oleh kader 1.8.1. Cakupan kunjungan baru rawat jalan gigi ibu hamil dan anak pra sekolah 1.9.1. Cakupan kunjungan baru anak Sekolah 60 40 45 50 55 60 50 30 35 40 45 50 10 6 7 8 9 10 10 6 7 8 9 10

Dasar ke Puskesmas 1.10. Pembinaan SD UKGS 1.11. Kunjungan petugas puskesmas ke SD untuk pembinaan kesehatan gigi dan mulut 1.12. Pembinaan Kesehatan Gigi dan Mulut di Kelurahan 1.13. Kunjungan petugas puskesmas ke Kelurahan untuk pembinaan kesehatan gigi Dasar ke Puskesmas 1.10.1.Cakupan SD UKGS yang dibina pelayanan kesehatan gigi 1.11.1 Cakupan kunjungan petugas puskesmas ke SD untuk pembinaan kesehatan gigi dan mulut 1.12.1 Jumlah Kelurahan yang dibina 1.13.1. Cakupan kunjungan petugas puskesmas ke Kelurahan untuk pembinaan kesehatan gigi dan mulut

dan mulut 1.14. Pembinaan kesehatan jiwa anak pra sekolah 1.15. Pembinaan kesehatan jiwa pada ibu hamil 1.16. Pembinaan kesehatan jiwa pada masyarakat 1.14.1. Cakupanpembinaan kesehatan jiwa anak pra sekolah 1.15.1. Cakupan pembinaan kesehatan jiwa pada ibu hamil 1.16.1. Cakupan pembinaan kesehatan jiwa pada masyarakat 50 30 35 40 45 50 50 30 35 40 45 50 50 30 35 40 45 50 1.17. Pembinaan dan pelayanan kesehatan mata 1.18. Pelayanan laboratorium kesehatan 1.19. Pelayanan kesehatan ibu dan bayi 1.17.1. Cakupan pembinaan dan pelayanan kesehatan mata 1.18.1. Cakupan pelayanan laboratorium kesehatan 1.19.1. Cakupan kunjungan ibu hamil (K4) 95 75 80 85 90 95 1.19.2.Cakupan pertolongan 90 70 75 80 85 90

persalinan oleh Bidan atau Tenaga Kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan 1.19.3. Ibu hamil resiko tinggi yang dirujuk 1.19.4. Cakupan kunjungan neonatus 1.19.5.Cakupan kunjungan bayi 90 70 75 80 85 90 90 70 75 80 85 90 1.20. Pelayanan kesehatan anak pra sekolah dan usia sekolah 1.19.6. Cakupan bayi berat lahir rendah (BBLR) yang ditangani 1. 20.1. Cakupan deteksi dini tumbuh kembang anak balita 1. 20.2. Cakupan deteksi dini tumbuh kembang 90 70 75 80 85 90

anak pra sekolah 1.20.3. Cakupan pemeriksaan kesehatan siswa SD dan setingkat oleh tenaga kesehatan atau tenaga terlatih / Guru UKS/Dokter Kecil 1.20.4. Cakupan pelayanan 1.21. Pelayanan Keluarga Berencana 1.22. Pelayanan imunisasi kesehatan remaja 1.21.1. Cakupan Peserta Aktif KB 1.22.1. Desa/Kelurahan Universal Child Imunization (UCI) 70 50 55 60 65 70 1.23. Pelayanan pengobatan/ perawatan 1.23.1. Cakupan Rawat Jalan 15 3 6 9 12 15

1.23.2. Cakupan Rawat Inap 1,50 0,30 0,60 0,90 1,20 1,50 2. Penyelenggaraan 2.1. Pemantauan 2.1.1. Balita yang naik berat Perbaikan Gizi pertumbuhan balita badannya Masyarakat 2.1.2. Balita bawah garis < 15 22 20 18 16 < 15 merah 2.2. Pelayanan gizi 2.2.1. Cakupan Balita yang mendapat kapsul 90 70 75 80 85 90 vitamin A 2 kali per tahun 2.2.2. Cakupan ibu hamil yang mendapat 90 tablet Fe 2.2.3. Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada bayi bawah garis merah dari keluarga miskin 2.2.4. Balita gizi buruk yang mendapat perawatan 2.2.5. Cakupan Wanita usia subur yang mendapat 90 70 75 80 85 90

kapsul yodium 3. Penyelenggaraan 3.1. Pelayanan obsetrik 3.1.1. Akses terhadap Pelayanan Kesehatan dan neonatal ketersediaan darah dan Rujukan dan emergensi dasar komponen yang Penunjang dan komprehensif aman untuk menangani rujukan ibu hamil dan neonatus 3.1.2. Ibu hamil resiko tinggi/komplikasi yang ditangani 3.1.3 Neonatal resiko tinggi/komplikasi yang ditangani 3.2. Pelayanan gawat 3.2.1. Sarana Kesehatan 90 70 75 80 85 90 darurat dengan kemampuan pelayanan gawat darurat yang dapat diakses masyarakat 4. Penyelenggaraan 4.1. Penyelenggaraan 4.1.1. Kelurahan mengalami

Pemberantasan Penyakit Menular penyelidikan epidemiologi dan penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) dan gizi buruk KLB yang ditangani < 24 jam 4.2. Pencegahan dan pemberantasan penyakit polio 4.3.Pencegahan dan pemberantasan penyakit TB Paru 4.4. Pencegahan dan pemberantasan penyakit ISPA 4.5. Pencegahan dan pemberantasan penyakit HIV-AIDS 4.1.2. Kecamatan bebas rawan gizi 4.2.1 Acute Flacid Paralysisi (AFP) rate per 100.000 penduduk < 15 tahun 4.3.1. Kesembuhan penderita TBC BTA positif 4.4.1. Cakupan balita dengan pneumonia yang ditangani 4.5.1. Klien yang mendapatkan penanganan HIV AIDS > 1 > 1 > 1 > 1 > 1 > 1 > 85 > 85 > 85 > 85 > 85 > 85

4.6. Pencegahan dan pemberantasan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) 4.7. Pencegahan dan pemberantasan penyakit Diare 4.8. Pencegahan dan pemberantasan penyakit Malaria 4.9. Pencegahan dan pemberantasan penyakit kusta 4.10. Pencegahan dan pemberantasan penyakit Filariasis 4.5.2. Infeksi menular seksual yang diobati 4.5.3. Darah donor yang di skrening HIV/AIDS 4.6.1. Penderita DBD yang diobati 4.7.1. Balita dengan Diare yang ditangani 4.8.1. Penderita Malaria yang diobati 4.9.1. Penderita Kusta yang selesai diobati 4.10.1. Kasus Filariasis yang ditangani > 90 > 70 > 75 > 80 > 85 > 90 > 90 > 70 > 75 > 80 > 85 > 90

5. Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan dan Sanitasi Dasar 5.1. Pelayanan kesehatan lingkungan 5.1.1. Institusi yang dibina 70 50 55 60 65 70 5.2. Pelayanan pengendalian vektor 5.3. Pelayanan hygiene sanitasi di tempat umum 5.2.1. Rumah/bangunan bebas jentik nyamuk Aedes 5.3.1. Tempat umum yang memenuhi syarat 6. Penyelenggaraan Promosi Kesehatan 6.1. Penyuluhan perilaku sehat 6.1.1. Rumah tangga sehat 85 45 50 55 60 85 6.1.2. Bayi yang mendapat ASI eksklusif 6.1.3. Kelurahan dengan garam beryodium baik 75 55 60 65 70 75 90 70 75 80 85 90 6.1.4. Posyandu Purnama 7. Pencegahan dan 7.1. Penyuluhan 7.1.1. Upaya penyuluhan P3 15 3 6 9 12 15 Penanggulangan pencegahan dan NAPZA oleh

penanggulangan Penyalahgunaan NAPZA penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan petugas kesehatan Zat Adiktif (P3. NAPZA) berbasis masyarakat 8. Penyelenggaraan 8.1. Pelayanan 8.1.1. Ketersediaan obat 90 70 75 80 85 90 Pelayanan penyediaan obat sesuai dengan Kefarmasian dan pembekalan kebutuhan kesehatan 8.1.2 Pengadaan obat esensial 8.1.3 Pengadaan obat 90 70 75 80 85 90 generik 8.2. Pelayanan 8.2.1. Penulisan resep obat 60 40 45 50 55 60 penggunaan obat generik generik 9. Penyelenggaraan 9.1. Penyelenggaraan 9.1.1. Cakupan jaminan 40 20 25 30 35 40 Pembiayaan dan pembiayaan untuk pemeliharaan pelayanan kesehatan

Jaminan Kesehatan perorangan kesehatan Pra bayar 9.2. Penyelenggaraan pembiayaan untuk keluarga miskin dan masyarakat umum 9.2.1. Cakupan Jaminan pemeliharaan kesehatan keluarga miskin dan masyarakat rentan WALIKOTA TASIKMALAYA ttd H. BUBUN BUNYAMIN