PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVENMENT DIVISION (STAD) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI SMAN 1 LINGGO SARIBAGANTI KABUPATEN PESISIR SELATAN Mela Safhira 1, Rina Widiana 2, Diana Susanti 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatra Barat Melasafhira13@gmail.com ABSTRACT This research is motivated by the lack of active students in the learning process and have not seen cooperation among students. The learning process tends to be one way and lack of student s motivation in the learningprocess, so that learning takes place passively.this is due to poor performance of students learning biology. It proved by average results of study biology class XI student of SMAN 1 Linggo Sari Baganti which have value under the minimum criterion. This study aims to determine the application of the learning model of student team achievement division (STAD) to learning outcomes biology class XI of SMAN 1 Linggo Sari Baganti. This research is an experimental research using design reseachrandomized control group posttest only design. The population in this study were all second semester grade students in SMAN 1 Linggo Sari Baganti in the year 2016/2017. Data were analyzed using t-test. Based on the results of the final test average values obtained at the end of the test is the experimental class and control class 45.60 74.34. With the t-test values obtained Ttable=1.67 and Tcount= -50.96, where Tarithmetic>Ttableshows the H1 hypothesis is accepted. Based on the data, the conclusion is the application of the learning model student achievement team division (STAD) in biology increase student learning outcomes in grade XI in SMAN 1 Linggo Sari Baganti Keywords: Learning Outcomes, Affective, Cognitive and Physicomotor Competency PENDAHULUAN Pembelajaran biologi merupakan salah satu pembelajaran di sekolah yang memiliki peranan penting dalam mengembangkan potensi siswa. Lufri dkk (2007:2) mengatakan bahwa prinsip dasar pembelajaran adalah mengembangkan potensi peserta didik (kognitif, afektif, psikomotor atau dalam paradigma baru dikenal istilah kecerdasan intelektual, emosional, spiritual dan skill) secara optimal. Pembelajaran biologi juga dapat
mengembangkan keterampilan, menyadarkan siswa akan pentingnya kelestarian alam dan mengagumkan pencipta-nya. Guru adalah sumber yang menempati posisi dan memegang peranan penting dalam pendidikan. Sebagai tenaga pendidik, guru merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan setiap upaya pendidikan. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa, seorang guru harus mampu menyelenggarakan proses pembelajaran dengan baik. Slameto (2010:2) mengatakan bahwa proses pembelajaran merupakan proses komunikasi. Dalam suatu proses komunikasi selalu melibatkan tiga komponen pokok, yaitu komponen pengirim pesan atau guru, komponen penerima pesan atau siswa dan komponen pesan itu sendiri yang biasanya berupa materi pelajaran. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru biologi kelas XI SMAN 1 Linggo Sari Baganti pada Bulan Februari 2017, diperoleh informasi bahwa proses pembelajaran cenderung berlangsung satu arah atau mononton dan guru telah menerapkan beberapa strategi belajar seperti belajar kelompok, namun siswa belum termotivasi dalam proses pembelajaran tersebut sehingga kegiatan pembelajaran yang dilakukan belum mendapatkan hasil yang maksimal. Hal ini disebabkan oleh banyaknya siswa yang kurang aktif dalam proses pembelajaran, siswa kurang fokus dalam memahami materi yang diajarkan oleh guru. Akibatnya hasil belajar siswa menjadi rendah yaitu dibawah kriteria ketuntasan minimum yang telah ditetapkan sekolah 81. Terlihat dari rata-rata ulangan harian 4 (UH4) pada materi sistem reproduksi hasil belajar biologi siswa di SMAN 1 Linggo Sari Baganti untuk kelas XI.IA-1 (67,44),XI.IA-2 (67,52), XI.IA-3 (58,50), XI.IA-4 (56,52), XI.IA-5 (56,50). Rendahnya nilai siswa pada materi sistem reproduksi karena sulitnya siswa dalam mempelajari materi sistem reproduksi, kesulitan yang dialami siswa disebabkan karena banyak membahas tentang struktur organ reproduksi dan proses spermatogenesis dan oogenesis. Maka dalam hal ini guru harus kreatif dan berwawasan luas tentang
model pembelajaran. Salah satu cara untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran biologi dapat ditempuh dengan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas XI SMAN 1Linggo Sari Baganti. Model pembelajaran (STAD) ini pernah digunakan dalam penelitian sebelumnya oleh Setiogohadi (2014:12) berjudul Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas VII.2 SMP Negeri 24 Palembang. METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan Rancangan penelitian yang digunakan adalah randomized control group posttest only design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMAN I Linggo sari baganti kabupaten Pesisir Selatan pada semester 2 Tahun Pelajaran 2016/2017 terdiri dari 5 kelas pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas dan uji homogenitas dapat dilakukan uji hipotesis menggunakan uji t uji hipotesis bertujuan untuk mengetahui apakah hipotesis penelitian ini diterima atau ditolak. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. RANAH AFEKTIF Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang dilakukan di SMAN 1 Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir selatan diperoleh data tentang penilaian sikap siswa untuk ranah afektif berupa lembar observasi yang bertujuan untuk melihat sikap dan minat siswa selama proses pembelajaran dapat dilihat pada gambar 2.
Rata-Rata Nilai Gambar 2. Rata-rata nilai Afektif Data penelitian ranah afektif selama proses pembelajaran berlangsung diadakan observasi untuk penilaian antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Penilaian sikap pada kelas eksperimen dan kelas kontrol terdiri dari tiga indikator yaitu bertanggung jawab, kerja sama dan berkomunikasi. Hasil penelitian menunjukkan secara umum bahwa sikap siswa selama proses pembelajaran menggunakan model pembelajatan tipe STAD dengan metode ceramah dan diskusi sama sama mendapat predikat yang sama. Kelas eksperimen memiliki nilai rata-rata (65,86) berada pada predikat C sedangkan kelas kontrol nilai rata-rata (63,63) berada pada predikat C. Menurut Kunandar (2013:100) sikap menentukan keberhasilan seseorang yang tidak memiliki minat dan belajar yang sulit untuk mencapaai keberhasilan secara optimal. 2. RANAH KOGNITIF Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada kedua kelas sampel diperoleh data hasil belajar siswa pada ranah kognitif. Data tersebut diperoleh dari tes akhir yang dilakukan pada kegiatan penelitian dapat dilihat pada gambar 3. 80 60 40 20 0 74,34 XI IPA 1 45,6 0 XI IPA 4 Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Gambar 3. Rata-Rata Nilai Kognitif Kedua Kelas Sampel Hasil uji hipotesis didapat thitung 50,96 dan ttabel 1,67 maka t hitung>ttabel yaitu H1 diterima. Hasil hipotesis menunjukan terdapat pengaruh pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap hasil belajar biologi siswa kelas XI. Model pembelajaran STAD dapat mendorong siswa untuk
bertanggung jawab, aktif dalam pembelajaran dan kerja sama. Penerapan STAD diawali dengan pembagian kelompok terdiri dari 4-5 orang yang heterogen. Namun kenyataannya berdasarkan hasil belajar kelas eksperimen dengan menerapkan model pembelajaran STAD masih rendah yaitu 74,34 dengan 35,48% dan kelas kontrol yang menerapkan pembelajaran dengan metode ceramah dan diskusi kelompok yaitu 45,60 dengan jumlah ketuntasan 3,45%. Menurut Djamarah dan Zain (2014:107) bahwa tingkatan keberhasilan tersebut dikatakan kurang apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 60% dikuasai oleh siswa. Pada kelas eksperimen nilai rata-rata siswa lebih tinggi dari kelas kontrol disebabkan karena kemampuan siswa pada kelas kontrol lebih rendah dibandingakan kelas eksperimen, hal ini terlihat pada kuis yang diberikan setiap akhir pembelajaran, banyak siswa pada kelas eksperimen yang mendapatkan nilai yang tinggi dibandingkan kelas kontrol. Hal ini sesuai dengan pendapat Sudjana (2013: 39) hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh 2 faktor utama yakni faktor dari dalam diri siswa itu dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan. 3. RANAH PSIKOMOTOR Berdasarkan hasil hipotesis bahwa terdapat pengaruh pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap hasil belajar biologi siswa kelas XI. Hasil rata-rata siswa pada kelas eksperimen yaitu 68,38 nilai siswa dalam kriteria cukup (C) sedangkan nilai rata-rata siswa pada kelas kontrol yaitu 66,02 nilai siswa dalam kriteria cukup (C). Hal ini disebabkan siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas manual dan gerakkan fisik atau keterampilan bertindak masih rendah dan kurangnya minat siswa untuk menyelesaikan tugas yang diberikan guru, kurangnya tanggung jawab dari dalam diri siswa. Menurut Susanto (2013:66) Bahwa minat merupakan unsur yang menggerakkan motivasi seseorang sehingga seseorang tersebut dapat berkonsentrasi terhadap suatu benda atau kegiatan tertentu. Penilaian psikomotor pada kelas eksperimen
adalah diskusi, sedangkan pada kelas kontrol berupa resume. Laporan diskusi siswa ini diberikan pada saat proses pembelajaran. Pada kelas kontrol resume diberikan saat proses belajar mengajar setelah guru selesai mengajar materi dikelas. Penilaian psikomotor dilakukan pada kedua kelas sampel yaitu pada kelas eksperimen dinilai dari hasil lembar diskusi siswa (LDS) setelah melakukan diskusi sedangkan pada kelas kontrol yang dinilai adalah resume siswa setiap pertemuan yang dibuat setelah selesai proses pembelajaran. Data hasil penilaian psikomotor pada kelas eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar 4. Rata-Rata Nilai Psikomotor Penilaian, pada ranah psikomotor yang dinilai pada kelas eksperimen adalah penilaian LDS, dan pada kelas kontrol yang dinilai adalah berupa resume selama proses pembelajaran 3 kali pertemuan. Penilaian LDS pada kelas eksperimen menggunakan dua indikator yang terdiri atas kelengkapan laporan diskusi dan kerapian dan kebersihan penulisan laporan diskusi dan pada kelas kontrol juga menggunakan dua indikator yang terdiri atas kelengkapan resume dan menyimpulkan resume nilai capaian optimum pada kelas eksperimen adalah 68.38 dengan predikat C. Tingginya capaian optimum yang diperoleh siswa ini disebabkan karena pada umumnya kesusuaian menginvestigasi, membuat jawaban LDS sudah baik, meskipun masih ada yang kurang lengkap dan telah sesuai dengan tujuan pembelajaran. Pada kelas kontrol memiliki nilai capaian optimum yang diperoleh yaitu 66,02 dengan predikat C. Siswa sudah membuat resume dengan lengkap meskipun ada sebagian siswa yang kurang bersih dan rapi dalam membuat resume. Menurut kunandar (2013:251) penilaian kompetensi
keterampilan adalah penilaian yang dilakukan guru untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi keterampilan dari peserta didik yang meliputi aspek imitasi, manipulasi, presisi, artikulasi dan naturalisasi. Sudjana, N. 2013. Dasar-Dasar Proses Pembelajaran Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achivement Division (STAD). dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa pada kelas XI IPAdi SMAN 1 Linggo Sari Baganti. DAFTAR PUSTAKA Lufri. 2007. Strategi Pembelajaran Biologi. Padang : UNP Press Slameto. 2010. Belajar & Faktor Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta. Rineka Cipta Setiogohadi, 2014. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas VII.2 SMP Negeri 24 Palembang. Jurnal Inovasi dan Pembelajaran Fisika. Kunandar. 2013. Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurukulum 2013). Jakarta. Raja Grafindo Persada.