BAB 3 METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
Bab 3. Metode Penelitian

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang ingin diteliti, yang ciriciri

BAB III METODE PENELITIAN. Definisi operasional adalah definisi yang menjadikan variabel-variabel yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dimanipulasi atau diubah ubah. Dengan teknik regresi linier sederhana, peneliti

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. menyakiti, mengancam atau membahayakan individu-individu atau objek-objek

Bab 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN Variabel penelitian dan definisi operasional. Variabel penelitian adalah atribut atau sifat yang dimiliki oleh objek,

BAB III METODE PENELITIAN. tidak adanya hubungan antara dua variabel atau lebih. Dengan teknik korelasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian yang Digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2007) dalam penelitian ini, jenis penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random,

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. metode pendekatan kuantitatif. Menurut Arikunto (2002) bahwa penelitian

BAB 3 METODE PENELITIAN Variabel Penelitian, Definisi Operasional, dan Hipotesis

BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian, Definisi Operasional dan Hipotesis

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengunakan metode penelitian kuantitatif sebagai upaya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagaimana dijelaskan (Azwar, 2010, p. 5) penelitian dengan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Penelitian ini menggunakan tiga variabel yang terdiri dari satu variabel

BAB III METODE PENELITIAN. serta menguji hipotesis penelitian. Pada bagian pertama akan dijelaskan mengenai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. datanya berwujud bilangan (skor atau nilai, peringkat atau frekuensi). Di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengetahui pengaruh konflik kerja terhadap burnout pada karyawan PT.

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. b. Regulasi emosi. B. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel gaya

Agresivitas. Persahabatan. Kesepian. Penolakan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Pendekatan dan jenis penelitian. penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numerikal atau

BAB III METODE PENELITIAN. berdasarkan angka-angka yang diperoleh dari hasil analitik statistik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. interpretasi data dan kesimpulan berdasarkan angka-angka yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mendefinikan pendekatan kuantitatif yaitu: pendekatan ini akan lebih baik jika dilengkapi dengan tabel, grafik, bagan,

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Variabel Penelitian & Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. mengetahui ada tidaknya hubungan Kontrol diri (variabel bebas) dan Perilaku

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan pada penelitian deskriptif atau dalam rangka pengujian hipotesis

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah :

BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Populasi, Sampel dan Metodologi Pengambilan Sampel. ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian komparatif dan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. 1) Variabel Terikat (Dependent): Konflik Kerja (Y)

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 2.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian diartikan sebuah cara untuk menyelesaikan

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data serta penampilan dari hasilnya.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan Cross Sectional yaitu hanya

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang banyak

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan analisanya pada data-data numerical (angka) yang di olah dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. variabel keaktifan bertanya dengan berpikir kreatif siswa. dan berpikir kreatif sebagai variabel dependen (terikat).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang diikuti oleh peneliti untuk melakukan penelitian. Pendekatan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan penelitian asosiatif.

Bab III. Metodologi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, tipe disain penelitian yang digunakan bersifat

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau tehnik dalam mengadakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. angka yang diolah dengan metode statistika serta dilakukan pada

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi

BAB 3 METODE PENELITIAN

lapangan (empiris) dapat diperoleh. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya. Jenis. fenomena secara detail (Yusuf, 2014:62).

BAB IV METODE PENELITIAN. serta penampilan dari hasilnya (Arikunto, 2002, p. 12)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan metodologi ialah suatu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. korelasional peneliti dapat mengetahui hubungan sebuah variabel dengan variabel

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah penelitian asosiatif yaitu bentuk penelitian dengan

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian asosiatif, yaitu penelitian yang bertujuan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini, maka permasalahan yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian assosiatif. Menurut Sugiyono (2008:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ini banyak menggunakan angka-angka, mulai dari pengumpulan data, variable satu dengan variable yang lain.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam rangka penulisan skripsi ini penulis mengambil lokasi pada Hotel

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. angka-angka dari mulai pengumpulan data, penafsiran terhadap data, serta. penampilan dari hasilnya (Arikunto, 2006; 12).

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel adalah konstruk-konstruk atau sifat-sifat yang sedang

Transkripsi:

BAB 3 METODE PENELITIAN Pada bagian ini akan di jabarkan mengenai variabel penelitian, definisi operasional, hipotesis, subjek penelitian, teknik sampling, desain penelitian, alat ukur penelitian, prosedur penelitian, serta uji normalitas, uji analisis korelasi dan analisis regresi sederhana. 3.1 Variabel Penelitian & Hipotesis 3.1.1 Variabel Penelitian & Definisi Operasional Variabel penelitian adalah atribut atau sifat yang dimiliki oleh objek, individu, ataupun kejadian yang ditentukan oleh peneliti untuk dipelajari (Sugiyono, 2007). a. Variabel 1 : Kesesakan Gifford (1987) menyatakan bahwa kesesakan adalah perasaan subjektif akan terlalu banyaknya orang di sekitar individu. Menurut Stokols dan Sundstrom (dalam Gifford, 1987) kesesakan memiliki tiga aspek yakni : 1. Aspek situasional, didasarkan pada situasi terlalu banyak orang yang saling berdekatan dalam jarak yang tidak diinginkan sehingga menyebabkan gangguan secara fisik dan ketidaknyamanan, tujuan yang terhambat oleh kehadiran orangorang yang terlalu banyak, ruangan yang menjadi semakin sempit karena kehadiran orang baru ataupun kehabisan ide. 2. Aspek emosional, menunjuk pada perasaan yang berkaitan dengan kesesakan yang dialami, biasanya adalah perasaan negatif pada orang lain maupun pada situasi yang dihadapi. Perasaan positif dalam kesesakan tidak dapat dipungkiri, namun perasaan ini hanya terjadi jika individu berhasil menangani rasa sesak dengan strategi penanggulangan masalah yang digunakan. 3. Aspek perilakuan, kesesakan menimbulkan respon yang jelas hingga samar seperti mengeluh, menghentikan kegiatan dan meninggalkan ruang, tetap bertahan namun berusaha mengurangi rasa sesak yang timbul, menghindari kontak mata, beradaptasi hingga menarik diri dari interaksi social. 15

16 b. Variabel 2 : Agresivitas Buss & Perry (1992) perilaku agresif adalah perilaku atau kecenderungan perilaku yang niatnya untuk menyakiti orang lain, baik secara fisik maupun psikologis. Buss dan Perry (1992), agresi terbagi dalam empat dimensi yang menggambarkan perilaku agresi dari setiap indivdu diantaranya adalah Physical Agression, Verbal Agression, Anger, dan Hostility. 1. Physical Agression Physical Agression merupakan perilaku agresi yang dapat diobservasi (terlihat/overt). Physical Agression kecenderungan individu untuk melakukan serangan secara fisik untuk mengekspresikan kemarahan atau agresi. Bentuk serangan fisik tersebut seperti memukul, mendorong, menendang, dan lain sebagainya. 2. Verbal Agression Verbal Agression merupakan perilaku agresi yang diobservasi (terlihat/overt). Verbal Agression adalah kecenderungan untuk menyerang orang lain atau memberikan stimulus yang merugikan dan menyakitkan kepada organisme lain secara verbal, yaitu melalui kata-kata atau penolakan. Bentuk serangan verbal tersebut seperti cacian, ancaman, mengumpat, atau penolakan. 3. Anger Beberapa bentuk anger adalah perasaan marah, kesal, sebal, dan bagaimana cara mengontrol hal tersebut. Termasuk di dalamnya Irritability, yaitu mengenai temperamental, kecenderungan untuk cepat marah, dan kesulitan untuk mengendalikan amarah. 4. Hostility Hostility tergolong dalam agresi covert (tidak terlihat). Hostility terdiri dari dua bagian, yaitu: Resentment seperti cemburu dan iri terhadap orang lain, dan Suspicion seperti adanya ketidakpercayaan, kekhawatiran, dan proyeksi dari rasa permusuhan terhadap orang lain. Misalnya pegawai A iri terhadap pegawai lain yang menghasilkan pekerjaannya lebih baik. 3.1.2 Hipotesis Sugiyono (2007) menyatakan bahwa hipotesis merupakan jawaban dari rumusan masalah penelitian yang bersifat sementara.dikatakan sementara karena jawaban

17 tersebut hanya didasarkan pada teori yang relevan dan belum didasarkan pada fakta empiris. H a : Adanya pengaruh kesesakan ruang kerja terhadap tingkat agresivitas pegawai di Direktorat Jendral Pengembangan Destinasi Pariwisata. H o : Tidak adanya pengaruh kesesakan ruang kerja terhadap tingkat agresivitas pegawai di Direktorat Jendral Pengembangan Destinasi Pariwisata. 3.2 Subyek Penelitian & Teknik Sampling 3.2.1 Karakteristik Subjek Penelitian Karakteristik subjek dalam penelitian ini adalah pegawai Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, berjenis kelamin pria maupun wanita dan ditempatkan pada unit Direktorat Jenderal Pengembangan Destinasi Pariwisata. Kriteria subjek yang dipih adalah pegawai yang ditempatkan pada unit Direktorat Jenderal Pengembangan Destinasi Pariwisata dan bersedia menjadi subjek penelitian. Lalu data yang didapatkan kemudian diolah menjadi angka yang dapat menjadi informasi, sehingga jenis data yang digunakan merupakan data kuantitatif, yaitu mengolah data yang berupa angka (numerik) menjadi sebuah informasi yang bermanfaat. Dapat disimpulkan, karakteristik subjek yang akan dijadikan sample penelitian adalah sebagai berikut: 1. Dewasa Menengah usia 23-54 tahun 2. Jenis kelamin laki-laki dan perempuan 3. Tercatat sebagai pegawai Kementerian pariwisata dan Ekonomi Kreatif pada unit Direktorat Jendral Pengembangan Destinasi Pariwisata 3.2.2 Teknik Sampling Menurut Sugiyono (2007), teknik sampling merupakan proses pengambilan atau memilih partisipan penelitian dari suatu populasi. Penelitian ini menggunakan teknik non-random sampling/non-probability sampling yaitu metode yang hanya memberi peluang bagi anggota populasi tertentu sehingga menutup peluang anggota yang lain untuk menjadi sample (Istijanto, 2009). Secara lebih spesifik menggunakan teknik purposive sampling, dimana subjek dipilih karena ciri-ciri tertentu yang sesuai dengan tujuan penelitian yang akan dilakukan (Herdiansyah, 2010).

18 3.3 Teknik Pengolahan Sampel Dalam penelitian ini, total karyawan telah diketahui dengan besar 179 orang. Namun 45 pegawai tersebut akan dijadikan sebagai sampel untuk pilot study dan menjadikan 134 karyawan sebagai populasi dari penelitian ini. Oleh karena itu jumlah sampel dapat dirumuskan menggunakan rumus Slovin, dimana rumus Slovin digunakan untuk menentukan ukuran sampel minimal (n) jika diketahui ukuran pupulasi (N) pada taraf signifikansi α (Riduwan dan Kuncoro, 2008) : Keterangan n = sampel N= populasi α = nilai presisi 95% atau sig (0,05) Dimana, n = 134 / (1+134 (0,05) 2 ) = 100,374 Sehingga jumlah sempel yang akan digunakan adalah sebanyak 100 responden 3.4 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Dalam penelitian ini, desain penelitian yang digunakan bersifat penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan atau pengaruh antara dua variabel atau lebih (Sugiyono, 2007). Selain itu peneliti menggunakan metode wawancara singkat sebagai pendukung hasil dari metode kuantitatif. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji hipotesis. Menurut Sugiyono (2007), pengujian hipotesis berhubungan dengan penerimaan atau penolakan suatu hipotesis. Penerimaan hipotesis terjadi bukan karena hipotesis itu benar, melainkan tidak cukup bukti untuk menolaknya. Sebaliknya penolakan hipotesis terjadi karena tidak cukup bukti untuk menerima dan bukan karena hipotesis tersebut salah. Survey dalam penelitian ini dilakukan dalam satu kurun waktu (cross sectional), yaitu jika

19 pengetesan dilakukan selama dua minggu maka tes akan dibagi menjadi 2 kelompok dengan waktu yang berbeda. 3.5 Alat Ukur Penelitian 3.5.1 Alat Ukur 1. Kuesioner Agresi Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket atau kuesioner, yang merupakan instrumen penelitian untuk mengumpulkan informasi yang memungkinkan peneliti dalam mempelajari sikap, keyakinan, perilaku, dan karakteristik partisipan penelitian.item pernyataan tertutup adalah jenis pernyataan yang membatasi respon dengan menyediakan beberapa pilihan jawaban untuk dipilih oleh responden (Sugiyono, 2007). Alat ukur agresi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah adaptasi dari Agression Questionnaire. Dimana, alat ukur ini merupakan alat ukur yang diperkenalkan pertama kali oleh Buss dan Perry (1992). Dimensi yang digunakan pada pada alat ukur ini meliputi 4 aspek agresi yaitu Physical Agression (PA), Verbal Agression (VA), Anger (A), dan Hostility (H). Kuesioner ini berbentuk skala likert, dengan 29 item sebelum uji coba yang dikelompokan sebagai berikut: 3.1 Blueprint Aggression Questionaire (AQ) Dimensi Indikator Favorable Unfavorable Physical Aggression Merupakan agresi overt (terlihat). Tendensi individu melakukan serangan secara fisik untuk mengekspresikan kemarahan atau agresi. Bentuk serangan fisik tersebut seperti mendorong, memukul, mencubit, menendang, dan lainnya. 1. Terkadang saya tidak dapat menahan dorongan untuk menyerang orang lain. 2. Jika dipanas-panasi, mungkin saya memukul orang lain. 3. Jika seseorang memukul saya, saya membalasnya. 4. Saya terlibat perkelahian agak sering daripada orang-orang pada umunya. 5. Jika saya harus menggunakan kekerasan untuk melindungi hak-hak saya, saya akan melakukannya. 6. Ada beberapa orang yang sangat memojokan saya, sehingga kami saling memukul. 7. Saya pikir tidak ada alasan yang baik untuk memukul seseorang. 8. Saya pernah mengancam orang yang saya kenal.

20 Verbal Aggression Tendensi menyerang orang lain atau memberikan stimulus yang merugikan dan menyakitkan secara verbal, melalui katakata atau penolakan. Bentuk serangan verbal tersebut meliputi cacian, makian, mengumpat, penolakan. 9. Saya pernah sangat marah sehingga merusak benda-benda disekitar saya. 1. Saya akan mengatakan terus terang kepada teman-teman apabila saya tidak sependapat dengan mereka. 2. Saya sering berselisih dengan orang lain. 3. Ketika orang lain mengganggu saya, saya akan mengatakan apa yang saya pikirkan tentang mereka. 4. Saya tidak dapat menahan diri untuk berdebat apabila ada orang lain yang tidak sependapat dengan saya. 5. Teman-teman saya mengatakan bahwa saya adalah orang yang suka berdebat. Anger Hostility Perasaan marah, kesal sebal, dan bagaimana cara mengontrol hal tersebut. Termasuk di dalamnya adalah irritability, yaitu mengenai tempramental, kecenderungan untuk cepat marah, dan kesulitan mengendalikan amarah. Tergolong perilaku covert (tidak terlihat). Hostility terdiri dari dua bagian, yaitu Resenment yaitu perasaan iri dan cemburu terhadap orang lain, dan Supicion seperti adanya ketidakpercayaan, kekhawatiran, dan proyeksi dari rasa permusuhan terhadap orang lain. 1. Saya cepat marah tetapi juga cepat reda. 2. Apabila saya sedang kesal, saya akan menunjukan kekesalan tersebut. 4. Saya adalah seorang yang kalem. 5. Beberapa teman menganggap saya adalah seorang yang mudah marah. 6. Terkadang saya marah tanpa alasan yang jelas. 7. Saya memiliki kesulitan dalam mengendalikan amarah. 1. Terkadang saya merasa cemburu berlebihan. 2. Terkadap saya merasa mendapatkan hal-hal buruk dalam hidup ini. 3. Orang lain selalu tampak mendapatkan kemudahan. 4. Terkadang saya heran mengapa saya merasa muak terhadap berbagai hal. 5. Saya tahu bahwa teman-teman membicarakan saya dibelakang. 6. Saya curiga terhadap orang baru yang terlalu ramah kepada saya. 7. Terkadang saya merasa orang lain menertawakan saya dibelakang. 8. Jika ada orang yang terlalu baik, saya curiga dengan apa yang sebenarnya mereka inginkan. 3. Terkadang saya merasa ingin mengamuk.

21 Tabel 3.2 Susunan item Aggression Questionaire Dimensi/Jenis Agresi Nomor Item Favorable Unfavorable Jumlah Physical Agression 1,5,9,13,17,21,24,26,28 24 9 Verbal Agression 2,6,10,14,18 5 Anger 3,7,11,15,19,22,29 29 7 Hostility 4,8,12,16,20,23,25,27 8 Total 29 Skala dalam alat ukur ini terdiri dari 7 pilihan jawaban yaitu: sangat tidak sesuai (STS), tidak sesuai (TS), agak tidak sesuai (ATS), netral (N), agak sesuai (AS), sesuai (S), sangat sesuai (SS). Penilaian item favorable dimulai dari skor 1 untuk sangat tidak sesuai sampai skor 7 untuk sangat sesuai, sedangkan penilaian untuk item unfavorable dimulai dari skor 1 untuk sangat sesuai sampai 7 untuk sangat tidak sesuai. Dari keseluruhan item diatas terdapat 9 item yang memiliki korelasi dibawah 0,25. Menurut Aiken (2002) item dengan indeks korelasi dibawah 0,2 harus direvisi atau dieliminasi. Sehingga dari 29 item awal, 9 item yang memiliki nilai korelasi dibawah 0,25 di eliminasi dan peneliti hanya menggunakan 20 item sebagai berikut : Tabel 3.3 daftar item setelah di eliminasi Dimensi Physical Aggression Verbal Agression Anger Hostility Nomor Item Valid 2, 3, 8, 9 10, 12, 13 15, 16, 17, 19, 20, 21 22, 23, 25, 26, 27, 28, 29 2. Kuesioner kesesakan Alat ukur kesesakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa skala kesesakan berdasarkan aspek-aspek kesesakan dari Gifford (1987). Skala kesesakan

22 disusun terdiri dari dua jenis pernyataan yaitu pernyataan favourable dan pernyataan unfavourable. Penyusunan skala menggunakan bentuk skala Likert. Alat ukur ini terdiri dari 22 item sebelum uji coba, yang setiap pernyataan mempunyai empat alternatif jawaban yakni STS (sangat tidak sesuai), TS (tidak sesuai), S (sesuai) dan SS (sangat sesuai). Penilaian item favorable dimulai dari skor 1 untuk sangat tidak sesuai sampai skor 4 untuk sangat sesuai, sedangkan penilaian untuk item unfavorable dimulai dari skor 1 untuk sangat sesuai sampai 4 untuk sangat tidak sesuai. Table 3.4 Blueprint Kesesakan No Aspek Kesesakan 1. Situational Aspect Definisi Operasional Didasarkan pada situasi terlalu banyak orang yang saling berdekatan dalam jarak yang tidak diinginkan sehingga menyebabkan gangguan secara fisik dan ketidaknyamanan, tujuan yang terhambat oleh kehadiran orang-orang yang terlalu banyak, ruangan yang menjadi semakin sempit karena kehadiran orang baru ataupun kehabisan ide. Item (+) Saya sulit untuk melakukan aktivitas kerja. (+) Ruang kerja saya sempit. (-) Alat kerja-kerja yang saya miliki. mendukung aktivitas kerja saya. (+) Keinginan saya untuk beraktivitas di kantor terganggu oleh kegiatan rekan lain. (-) Saya mudah meraih alat kantor yang diperlukan. (-) Jarak antara saya dengan rekan kerja berjauhan. (+) Semakin banyak

23 orang diruangan ini. (-) Saya menikmati susunan ruang kerja saya. 2. Emotional Aspect Menunjuk pada perasaan yang berkaitan dengan kesesakan yang dialami, biasanya adalah perasaan negatif pada orang lain maupun pada situasi yang dihadapi. Perasaan positif dalam kesesakan tidak dapat dipungkiri, namun perasaan ini hanya terjadi jika individu berhasil menangani rasa sesak. (+) Di kantor saya sering merasa kesal. (+) Saya berpikiran buruk terhadap rekan kerja saya. (+) Reaksi saya adalah marah ketika rekan kerja saya mendekat. (-) Saya nyaman ketika saya bekerja seharian di kantor. (+) Saya merasa diawasi ketika bekerja. (-) Semua tugas kerja saya kerjakan dengan baik. (-) Hubungan kerja saya dengan rekan kerja sangat harmonis. Kesesakan menimbulkan respon yang jelas hingga samar seperti mengeluh, menghentikan kegiatan dan meninggalkan ruang, tetap bertahan. namun berusaha (+) Saya menjaga jarak dengan rekan kerja. (+) Saya menghindari percakapan dengan rekan kerja. (-) Saya sering

24 3. Behavioral Aspect mengurangi rasa sesak yang timbul, menghindari kontak mata, beradaptasi hingga menarik diri dari interaksi social. berinteraksi dengan rekan kerja. (+) Saya selalu ingin pulang kerja Sebelum waktunya. (-) Kondisi ruang kerja saya menyebabkan suasana hati saya senang. (+) Saya ingin suasana lingkungan kerja saya berubah. (-) Saya protes ke bagian umum perihal kondisi ruang kerja saya. Dari keseluruhan item diatas terdapat 11 item yang memiliki korelasi dibawah 0,25. Menurut Aiken (2002) item dengan indeks korelasi dibawah 0,25 harus direvisi atau dieliminasi. Sehingga dari 22 item awal, 11 item yang memiliki nilai korelasi dibawah 0,25 di eliminasi dan peneliti hanya menggunakan 11 item sebagai berikut : Tabel 3.5 daftar item setelah di eliminasi Dimensi Situational Aspect Emotional Aspect Behavior Aspect Nomor Item Valid 1, 3, 8, 9 10, 11, 12, 14, 15 16, 20 3.6 Uji Validitas Uji Validitas adalah tingkat keandalan sebuah alat ukur yang digunakan. Jadi, sebuah alat ukur dikatakan valid jika dapat mengukur dengan tepat apa yang ingin diukur (Sugiyono, 2007). Uji validitas dilakukan berkenaan dengan ketepatan alat ukur

25 terhadap konsep yang diukur sehingga benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur. 3.7 Uji Reliabilitas Uji reliabilitas merupakan indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat ukur dapat diandalkan.sebuah alat ukur dikatakan reliabel ketika alat ukur tersebut memiliki kemampuan untuk memberikan hasil pengukuran yang relatif konsisten dari waktu ke waktu (Sugiyono, 2007). Menurut Triton (2006), berikut tingkat reliabilitas berdasarkan nilai alpha adalah: Tabel 3.6 Tingkat Reliabilitas Alpha Tingkat Reliabilitas 0.00 0.20 Kurang Reliabel >0.20 0.40 Agak Reliabel >0.40 0.60 Cukup Reliabel >0.60 0.80 Reliabel >0.80 1.00 Sangat Reliabel Sumber : Triton (2006) 3.8 Uji Normalitas Uji normalitas adalah tes yang dilakukan untuk melihat data yang dikumpulkan berasal dari populasi dengan distribusi normal, uji ini penting dilakukan karena seluruh perhitungan statistik parametrik harus memiliki distribusi normal. 3.9 Uji Analisis Korelasi Berdasarkan Siregar (2013) untuk mengetahui hubungan antara variabel X dengan Y digunakan teknik korelasi.

26 Tabel 3.7 Tingkat Korelasi dan Kekuatan Hubungan Nilai Korelasi (r) Tingkat Hubungan 0,00 0,199 Sangat Lemah 0,20 0,399 Lemah 0,40 0,599 Sedang 0,60 0,799 Kuat 0,80 1,000 Sangat Kuat 3.10 Uji Analisis Regresi Regresi linear sederhana merupakan salah satu jenis uji statistika yang dipakai untuk melihat seberapa besar pengaruhnya antara variabel bebas (independent variable) mempengaruhi variabel terikat (dependent variable). Tujuan analisis regresi sendiri adalah mengestimasi nilai rata-rata variabel terikat dan nilai rata-rata variabel bebas, menguji hipotesis mengenai sifat alamiah ketergantungan, dan memprediksi atau meramalkan nilai rata-rata variabel terikat, dan nilai rata-rata variabel tertentu (Daito, 2011). 3.11 Prosedur 3.11.1 Persiapan Penelitian Pada awalnya peneliti mengumpulkan fenomena yang ada kemudian menentukan satu fenomena untuk dilakukan penelitian. Selanjutnya peneliti menentukan sebuah judul penelitian, yang sesuai dengan variabel penelitian. Setelah menemukan satu fenomena yang tepat, kemudian peneliti berusaha mencari berbagai sumber literatur guna memperkaya dan memperkuat landasan teoritis dalam penelitian ini. Setelah mengumpulkan berbagai teori, peneliti mulai mencari alat ukur yang tepat untuk penelitian ini. Kemudian, melalui berbagai pertimbangan untuk variable agresivitas peneliti menggunakan alat ukur yang sudah tersedia dan terstandarisasi sebelumnya. Dan untuk variable kesesakan peneliti membuat alat ukur berdasarkan aspek kesesakan menurut Gifford (1987). Setelah itu peneliti segera menentukan metode penelitian yang akan digunakan setelah menyelesaikan proses adaptasi alat ukur.

27 3.11.2 Pelaksanaan Penelitian Peneliti mengambil data sebanyak 100 subjek, subjek tersebut merupakan pegawai Direktorat Jendral Pengembangan Destinasi Pariwisata. Pengambilan data dengan cara menyebarkan kuesioner, yang terdiri dari kuesioner agresivitas yang berjumlah 20 item dan kuesioner kesesakan yang berjumlah 22 item. Kedua kuesioner tersebut diberikan secara bersamaan. Subjek diberi waktu kurang lebih selama 3 jam pengerjaan, karena alasan kesibukkan pekerjaan yang sedang dijalani. Sehingga peneliti memberikan kuesioner pada pukul 10 dan kembali mengambil kuesioner pada saat setelah jam istirahat, kurang lebih pukul 1 siang. Dan penyebaran kuesioner dilakukan secara bertahap, misalnya pada minggu ini menyebarkan sebanyak 50 kuesioner, minggu selanjutnya kembali menyebarkan 50 kuesioner. Namun sebelum menyebarkan kuesioner, peneliti melakukan pilot study terlebih dahulu kepada 45 pegawai. 3.11.3 Teknik Pengolahan Data Teknik pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 22. SPSS digunakan untuk mendeskripsikan data kuantitatif pada penelitian ini. Metode yang digunakan untuk mengolah data dalam penelitian ini adalah adalah regresi linear sederhana. Dengan mengolah data dari hasil kuesioner maka akan diketahui pengaruh antara variabel kesesakan terhadap variabel tingkat agresivitas pada pegawai Direktorat Jenderal Pengembangan Destinasi Pariwisata yang dibantu menggunakan software SPSS 22.

28