MATERI DAN METODE. Materi

dokumen-dokumen yang mirip
MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi. Metode

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Kondisi Lahan, Lingkungan, dan Penanaman Pohon Singkong Utuh Teknik Pemanenan Singkong

MATERI DAN METODE. Waktu dan Tempat

3 METODOLOGI. 3.3 Metode Penelitian. 3.1 Waktu dan Tempat

MATERI DAN METODE Waktu dan Lokasi Materi Bahan Alat Peubah yang Diamati

BAB III MATERI DAN METODE. Sumber Protein secara In Vitro dilaksanakan pada bulan September November

Tabel 1. Komposisi Bahan Pakan Ransum Komplit Bahan Pakan Jenis Ransum Komplit 1 (%) Ransum A (Energi Tinggi) 2 Ransum B (Energi Rendah) 3 Rumput Gaja

BAB III MATERI DAN METODE. Penanaman tumpangsari orok-orok dan jagung dilakukan di kebun percobaan

MATERI DAN METODE. Materi

METODE. Materi. Alat. Rancangan

MATERI DAN METODE. Metode

Lampiran 1 : Proses Amoniasi Daun Sawit, Pucuk Tebu dan Jerami Jagung. Bahan Penelitian (Daun Sawit, Pucuk Tebu dan Jerami Jagung) Dicoper.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 10. Hasil Pengamatan Karakteristik Fisik Silase Ransum komplit

MATERI DAN METODE. Prosedur

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di laboratorium Makanan Ternak, Jurusan

BAB III MATERI DAN METODE. house) dan penelitian laboratorium yang dilaksanakan mulai bulan Juli-Desember

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul produksi VFA, NH 3 dan protein total pada fodder

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Produksi Volatil Fatty Acids (VFA), NH 3 dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dan Analisis kandungan nutrient bahan pakan dilaksanakan di

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian Pengaruh Penambahan Urease pada Inkubasi Zeolit dan Urea

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang kehilangan BK, ADF dan N-ADF secara in vitro

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Oktober 2013, bertempat

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Pakan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang efek pemanasan pada molases yang ditambahkan urea

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Alat Bahan

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. pisang nangka diperoleh dari Pasar Induk Caringin, Pasar Induk Gedebage, dan

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan pakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah biji sorgum

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul kelarutan senyawa fenolik dan aktivitas antioksidan

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Rumput gajah diperoleh berasal dari kebun rumput di sekitar kandang sapi

III. METODE PENELITIAN. Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Lampung mulai Agustus September

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Pelaksanaan penelitian ini meliputi penanaman kedelai di Green house

BAB III MATERI DAN METODE. Memfiksasi Nitrogen Urea dan Potensinya sebagai Sumber Nitrogen Slow Release

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang kadar protein kasar dan fermentabilitas secara in vitro

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2016 di

BAB III MATERI DAN METODE. pada Ransum Sapi FH dilakukan pada tanggal 4 Juli - 21 Agustus Penelitian

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan pakan yang digunakan dalam penelitian adalah biji sorgum

III MATERI DAN METODE PENELITIAN. Jerami Jagung yang dipergunakan, sebanyak 80 kg yang berasal dari limbah

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Bahan Alat

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi

METODE PENELITIAN. Bahan dan Alat

MATERI DAN METODE. Materi

TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL. Tujuan Praktikum Untuk pengambilan sampel yang akan digunakan untuk analisis.

BAB III MATERI DAN METODE. complete feed eceng gondok (Eichhornia crassipes) dengan kemasan silo berbeda

BAB III MATERI DAN METODE. dilaksanakan pada bulan Oktober 2014 sampai April Pelaksanaan penelitian

BAB III MATERI DAN METODE. perlakuan berbeda sebagai bahan pakan alternatifdilaksanakan pada bulan Maret

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Bahan Bahan yang digunakan untuk produksi biomineral yaitu cairan rumen dari sapi potong, HCl 1M, dan aquadest.

MATERI DAN METODE. Materi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada September Oktober Pengambilan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama satu bulan, pada 27 Agustus - 26 September 2012

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penyediaan Pakan Pemeliharaan Hewan Uji

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana.

Bab III Bahan dan Metode

BAB III METODE PENELITIAN. ayam broiler terhadap kadar protein, lemak dan bobot telur ayam arab ini bersifat

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Metode Pembuatan Petak Percobaan Penimbangan Dolomit Penanaman

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September-November 2014 di

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

Tyas Widhiastuti. Pembimbing: Dr. Ir. Anis Muktiani, M.Si Dr. Ir. Mukh. Arifin, M.Sc

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juni 2016 dengan tiga

Lampiran 1. Prosedur Fermentasi Onggok Singkong (Termodifikasi)

MATERI DAN METODE. Daging Domba Daging domba yang digunakan dalam penelitian ini adalah daging domba bagian otot Longissimus thoracis et lumborum.

Lampiran 1 Prosedur Analisis ph H2O dengan ph Meter Lampiran 2. Prosedur Penetapan NH + 4 dengan Metode Destilasi-Titrasi (ppm)=

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei 2014 di Laboratorium

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni September 2015 di Laboratorium

3 MATERI DAN METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Sintesis Protein Mikroba dan Aktivitas Selulolitik Akibat

III. BAHAN DAN METODE. Analisis kimia dilakukan di Laboratorium Tanah, dan Laboratorium Teknologi Hasil

Lampiran 1. Gambar tanaman dan wortel. Tanaman wortel. Wortel

BAB III MATERI DAN METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Pengaruh Penambahan Pollard Fermentasi Dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Desember 2014 Februari 2015 di Jurusan

MATERI DAN METODE. Prosedur

Lampiran 1. Prosedur Analisis

MATERI DA METODE. Lokasi dan Waktu

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Ternak dan Kandang Percobaan

III. METODE PENELITIAN

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

Kadar protein (%) = (ml H 2 SO 4 ml blanko) x N x x 6.25 x 100 % bobot awal sampel (g) Keterangan : N = Normalitas H 2 SO 4

Raden Febrianto Christi, Abu Bakar Hakim, Lesha Inggriani, Atun Budiman Fakultas Peternakan Universitas Padjajaran ABSTRAK

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari Maret 2017 di

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Materi Prosedur Pembuatan MOL Tapai dan Tempe Pencampuran, Homogenisasi, dan Pemberian Aktivator

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilakukan pada bulan November Februari 2014.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Desember 2014 Februari 2015 di Jurusan

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Persiapan Bahan Baku

METODE Lokasi dan Waktu Materi Bahan Pakan Zat Penghambat Kerusakan Peralatan Bahan Kimia Tempat Penyimpanan

KECERNAAN DAN FERMENTABILITAS TANAMAN OROK-OROK SECARA IN VITRO SEBAGAI BAHAN PAKAN YANG DITANAM SECARA TUMPANGSARI DENGAN JAGUNG MANIS SKRIPSI

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 5-6 bulan di Laboratorium Ilmu dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1

BAB III MATERI DAN METODE. Lokasi yang digunakan dalam penelitian adalah Laboratorium Ilmu Ternak

Transkripsi:

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Ilmu Nutrisi Ternak Kambing Perah, Laboratorium Industri Pakan, dan Laboratorium Nutrisi Ternak Perah (Fakultas Peternakan, IPB) dari bulan September 2010 sampai April 2011. Materi Bahan Bahan pakan penyusun ransum antara lain daun rami yang didatangkan dari Koperasi Pondok Pesantren Darussalam Garut, rumput gajah yang diperoleh dari daerah sekitar Kampus IPB Darmaga, jagung halus, dedak padi, pollard, bungkil kelapa, dan bungkil kedelai. Selain itu ada cairan rumen yang berasal dari sapi PO (Peranakan Ongole) fistula, serta bahan-bahan yang digunakan untuk penentuan kandungan nutrien, analisis fermentabilitas, dan kecernaan in vitro dijelaskan lebih lengkap pada prosedur. Alat Peralatan yang digunakan pada pembuatan silase antara lain drum plastik bervolume 200 liter, trench silo berukuran 1 x 1 x 1 m 3, dengan kapasitas sekitar 3500kg dan peralatan yang digunakan untuk pengukuran kandungan nutrien, analisis fermentabilitas dan kecernaan in vitro dijelaskan lebih lengkap pada masing-masing prosedur Prosedur Pembuatan Silase Ransum Komplit Pada proses pembuatan silase ransum komplit, daun rami dan rumput gajah dipotong-potong dengan ukuran 2-3 cm, kemudian di campur dengan bahan-bahan konsentrat sesuai formulasi ransum yang dibuat. Komposisi bahan pakan yang

digunakan dapat dilihat pada Tabel 9. Kemudian dimasukkan ke dalam trench silo atau drum, serta dilakukan pemadatan lalu ditutup rapat. Proses ensilasi terjadi selama 3 minggu pada suhu ruang secara anaerob. Setelah 3 minggu, silo dibuka, diamati, dan diuji secara in vitro. Kandungan nutrisi dari ransum yang disusun, dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Penggunaan Bahan Pakan dan Kandungan Nutrien Silase Ransum Komplit Bahan Pakan Penggunaan (as fed) Zat Nutrien Proporsi (%BK)* Rumput gajah 58,8% Protein Kasar 19,16% Daun Rami 24,48% Lemak Kasar 6,36% Dedak Halus 1,3% Serat Kasar 13,61% Pollard 3,69% TDN 66,02% Jagung Halus 5,64% BK 32, 63% Bungkil Kedelai 2,41% Ca 1,71% Bungkil Kelapa 3,68% P 0,36% Keterangan: (*) berdasarkan perhitungan Pengamatan Karakteristik Fisik Pengamatan karakteristik fisik dilakukan dengan mendeskripsikan sifat fisik silase, antara lain meliputi warna, aroma, tekstur, menghitung persentase silase yang menggumpal (dengan menghitung bobot silase terkontaminasi jamur) dan tingkat kerusakan silase setelah terjadi proses ensilase (persentase hasil perbandingan silase yang menggumpal dengan bobot silase setelah ensilase). Pengamatan Karakteristik Fermentatif Pengukuran ph. Pengukuran ph menggunakan prosedur Naumann & Bassler (1997). Silase yang baru dibuka, diambil sebanyak 10 gram dan dicampur dengan 100 ml aquadest dengan cara diblender pada kecepatan sedang selama 30 detik. ph cairan silase diukur menggunakan pocket ph meter yang telah dikalibrasi.

Pembacaan ph dilakukan setelah screen stabil atau setelah 30 detik. Supernatan dari pengukuran ph akan digunakan untuk pengukuran VFA dan kadar NH 3 silase. Pengukuran VFA Silase. Konsentrasi VFA total ditentukan dengan menggunakan teknik destilasi uap (General Laboratory Prosedure, 1966). Pada pengukuran VFA silase, sample yang digunakan berasal dari supernatan hasil pengukuran ph. Larutan sampel tersebut diambil sebanyak 5 ml dan dimasukkan ke dalam tabung destilasi kemudian ditambahkan 1 ml H 2 SO 4 15%, lalu tabung segera ditutup. Uap air panas akan mendesak VFA dan akan terkondensasi oleh pendingin. Uap air yang terbentuk akan ditampung sampai volumenya 300 ml dengan labu Erlenmeyer yang sebelumnya telah diisi 5 ml NaOH 0,5 N. Hasil tampungan dititrasi dengan HCl 0,5 N dan ditambahkan indikator phenolphthalein sebanyak dua tetes, kemudian dititrasi dari berwarna merah muda sampai menjadi bening. Produksi VFA silase (mm) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: (a-b)ml x N HCl x 1000/5ml VFA(mM)= g sampel x BK sampel Keterangan : a = volume titran blangko b = volume titran contoh Pengukuran NH 3 Silase. Pada pengukuran NH 3 silase digunakan supernatan pada pengukuran ph sebanyak 1 ml, lalu ditempatkan pada salah satu ujung jalur cawan Conway yang telah diolesi vaselin, kemudian dipipet 1 ml larutan Na 2 CO 3 lalu ditempatkan pada sisi yang bersebelahan dengan sampel, selanjutnya dipipet asam borat berindikator sebanyak 1 ml, lalu ditempatkan di bagian tengah cawan. Setelah itu cawan Conway ditutup rapat dan supernatant + larutan Na 2 CO 3 dicampur hingga rata dengan cara memiringkan posisi cawan conway. Kemudian, disimpan selama 24 jam pada suhu kamar dan setelah 24 jam. Setelah 24 jam, cawan dibuka dan dititrasi dengan menggunakan H 2 SO 4 0.005 N sampai terjadi perubahan warna dari biru menjadi merah. Kemudian kadar NH 3 (mm) dihitung dengan rumus:

NH 3 (mm)= ml H 2 SO 4 x N H 2 SO 4 x 1000 g sampel x BKsampel Pengukuran Bahan Kering Silase. Silase yang telah melalui proses ensilasi selama 3 minggu dikeluarkan dari silo trench dan dari silo drum, lalu ditimbang sebagai berat awal (sebagai a), kemudian dikeringkan menggunakan oven dengan suhu 60 o C selama 3-7 hari kemudian ditimbang sebagai berat kering oven 60 o C (sebagai b). Setelah dikeringkan pada suhu 60 o C, sampel digiling sampai halus. Kemudian sampel dimasukkan ke dalam cawan porselen sebanyak 2-3 gram (sebagai c), lalu dimasukkan ke dalam oven 105 o C sampai berat konstan. Setelah kering, silase ditimbang sebagai berat akhir (sebagai d) dan dihitung menggunakan rumus: % BK = d c x x b a x 100% Keterangan a b c d : Berat silase ransum komplit segar : Berat silase setelah oven 60 o C : Berat sampel sebelum oven 105 o C : Berat sampel setelah oven 105 o C Pengukuran Kehilangan Bahan Kering (BK). Kehilangan bahan kering dihitung dari selisih berat kering bahan awal dengan berat kering bahan yang telah menjadi silase. Pengukuran Protein Kasar (PK). Pengukuran kadar protein silase menggunakan metode Kjeldahl (1883) dan untuk perhitungan protein kasar menggunakan rumus: ml HCL x N HCl x 14 x 24 x 100 %N = mg Sample % PK = % N x 6,25

Pengukuran Kehilangan PK. Pengukuran kehilangan PK dihitung dengan membandingkan antara N amonia setelah ensilase dengan kadar N pada PK bahan awal Pengukuran WSC (Water Soluble Carbohydrat). Pengukuran WSC pada penelitian ini menggunakan Metode Fenol menurut Singleton & Rossi (1965). Silase diambil sebanyak dua gram, lalu ditambahkan aquades yang telah dipanaskan (100 C) sebanyak 20 ml, kemudian campuran tersebut digerus menggunakan mortar selama ± 10 menit, lalu disaring. Sampel yang berbentuk cairan dipipet sebanyak 2 ml dan dimasukan ke dalam tabung reaksi 10 ml, kemudian tambahkan 0,5 ml larutan fenol dihomogenkan dengan menggunakan vortex. Larutan asam sulfat ditambahkan dengan cepat sebanyak 2,5 ml dan divortex. Selanjutnya, larutan dibiarkan sampai dingin dan diukur nilai absorbannya menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 490 nm. Perhitungan Nilai Fleigh. Nilai Fleigh merupakan indeks karakteristik fermentasi silase berdasarkan nilai BK dan ph dari silase (Idikut et al., 2009). Berikut ini adalah kisaran nilai fleigh (NF) dan gambaran kualitas fermentasi silase yang dicapai : NF = > 85, menyatakan silase berkualitas baik sekali, NF = 60 80, menyatakan silase berkualitas baik, NF = 40 60, menyatakan silase berkualitas cukup baik, NF = 20-40, menyatakan silase berkualitas sedang, NF = <20, menyatakan silase berkualitas kurang baik (Idikut et al., 2009). Nilai Fleigh dihitung berdasarkan rumus (Idikut et al., 2009), sebagai berikut : NF = 220 + (2 x BK(%) 15) - (40 x ph) Pengamatan Karakteristik Utilitas Fermentabilitas Pakan dalam Rumen. Pada pengukuran fermentabilitas, pakan difermentasi menggunakan cairan rumen dengan metode General Laboratory Procedure (1966). Sample silase ransum komplit sebanyak 0,5 gram (yang sudah dikeringkan, digiling dan disaring menggunakan saringan berukuran 0,5mm),

dimasukkan ke dalam tabung fermentor bervolume 50 ml, kemudian ditambahkan 40 ml larutan buffer McDougall dan 10 ml cairan rumen lalu diaduk dengan gas CO 2 selama 30 detik dan ditutup rapat dengan prop karet yang berventilasi, kemudian diinkubasi selama 6 jam di dalam shaker water bath bersuhu 39ºC. Setelah inkubasi, ditambahkan 2-3 tetes HgCl 2 jenuh ke dalam tabung fermentor untuk menghentikan aktivitas mikroba, kemudian tabung fermentor disentrifuge dengan kecepatan 1000 rpm selama 10 menit. Kemudian supernatannya ditampung untuk dianalisis kadar NH 3 dan VFA. Selanjutnya, NH 3 dan VFA rumen dianalisis dengan prosedur yang sama dengan pengukuran NH 3 dan VFA silase. Kecernaan. Pengukuran kecernaan menggunakan metode menurut Tilley & Terry (1963). Tabung fermentor yang telah diisi dengan 0,5 g sampel, ditambahkan 40 ml larutan McDougall, kemudian tabung dimasukan ke dalam shakerwater bath dengan suhu 39 o C. Kemudian tabung tersebut diisi cairan rumen 10 ml. Setelah itu, tabung dikocok dengan cara dialiri CO 2 selama 30 detik, ph dicek (6,5 6,9) dan ditutup dengan tutup karet berventilasi, lalu di fermentasi selama 48 jam. Setelah 48 jam, tutup karet tabung fermentor dibuka dan diteteskan 2-3 tetes HgCl 2 untuk menghentikan aktivitas mikroba. Tabung fermentor dimasukkan ke dalam sentrifuge, lakukan sentrifuge dengan kecepatan 3.000rpm selama 15 menit. Substrat akan terpisah menjadi endapan di bagian bawah dan supernatan yang bening berada di bagian atas. Supernatan dibuang dan endapan hasil sentrifuge pada kecepatan 3.000 rpm selama 15 menit ditambahkan 50 ml larutan pepsin-hcl 0.2%. Campuran ini lalu diinkubasi kembali selama 48 jam tanpa tutup karet. Sisa pencernaan disaring dengan kertas saring whatman no 41 (yang sudah diketahui bobotnya) dengan bantuan pompa vacum. Endapan yang ada di kertas saring dimasukkan ke dalam cawan porselen, setelah itu dimasukkan ke dalam oven 105⁰C selama 24 jam. Setelah 24 jam, cawan porselen + kertas saring + residu dikeluarkan, dimasukkan ke dalam eksikator dan ditimbang untuk mengetahui kadar bahan keringnya. Selanjutnya bahan dalam cawan dipijarkan atau diabukan dalam tanur listrik selama 6 jam pada suhu 450 600 o C, kemudian ditimbang untuk mengetahui kadar bahan organiknya. Residu asal fermentasi tanpa sampel dijadikan sebagai blanko. Berikut rumus perhitungan KCBK dan KCBO:

BK sampel(g)-(bk residu(g)-bk blanko(g)) %KCBK = BKsampel x 100% Sedangkan KCBO dihitung dengan rumus: BO sampel(g)-(bo residu(g)-bo blanko(g)) %KCBO = BOsampel x 100% Rancangan Percobaan dan Analisis Data Perlakuan Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap, dengan 2 taraf perlakuan, masing-masing perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Perlakuan yang digunakan adalah sebagai berikut : T : Mengggunakan trench silo (350 Kg Silase ransum komplit) D : Menggunakan drum silo (100 Kg Silase ransum komplit) Model matematika yang digunakan adalah sebagai berikut : Y ij = µ + τ i + ε ij Keterangan: Y ij = Hasil pengamatan pengaruh jenis silo ke-i, ulangan ke-j µ = Rataan umum τ i = Pengaruh jenis silo ke-i εij = Pengaruh acak pada jenis silo ke-i ulangan ke-j Analisis Data Data kualitatif dianalisis secara deskriptif dan data kuantitatif dianalisis menurut metode ANOVA dan uji Duncan menggunakan program perangkat lunak SAS 9. 2. Parameter Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah : 1. Karakter sifat fisik silase, yang meliputi warna, aroma, tekstur, keberadaan jamur dan tingkat kerusakan.

2. Karakteristik fermentasi silase, yang meliputi ph (Nauman & Bassler, 1997), kadar bahan kering, kadar protein kasar, kehilangan bahan kering, perombakan protein, Water soluble Carbohydrate (WSC) (Metode Fenol), nilai VFA silase & nilai NH 3 silase (General Laboratory prosedure, 1966) dan nilai fleigh. 3. Karakteristik utilitas silase, meliputi fermentabilitas rumen secara in vitro, yaitu produksi VFA total (Steam distillation) dan konsentrasi NH 3 (mikrodifusi Conway) (General Laboratory prosedure, 1966) dan kecernaan in vitro, yaitu koefisien cerna bahan kering (KCBK) dan koefisien cerna bahan organik (KCBO) (Tilley & Terry, 1963).