BAB I PENDAHULUAN. masalah pemanasan global. Kenaikan suhu permukaan bumi disebabkan oleh

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH KOMPOSISI BAHAN DAN WAKTU KEMPA TERHADAP SIFAT PAPAN PARTIKEL SERUTAN BAMBU PETUNG BERLAPIS MUKA PARTIKEL FESES SAPI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. mengakibatkan banyaknya sumber daya alam berupa kayu bulat diambil secara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia merupakan negara penghasil ubi kayu terbesar ketiga didunia

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

TEKNIK PEMBUATAN BAMBU LAMINASI BERSILANG SEBAGAI BAHAN MEBEL DAN BANGUNAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tanaman salak (Salacca sp.) sefamili dengan kelapa (Palmae) merupakan

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Badan Standardisasi Nasional (2010) papan partikel merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. terbuat dari logam, proses pembentukannya yang relatif lebih sulit, dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1. Perhitungan bahan baku papan partikel variasi pelapis bilik bambu pada kombinasi pasahan batang kelapa sawit dan kayu mahoni

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KOMPARASI UJI KARBOHIDRAT PADA PRODUK OLAHAN MAKANAN DARI TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BIJI DURIAN (Durio zibethinus Murr)

KAYU LAPIS BAMBU (BAMBOO PLYWOOD) DARI PEMANFAATAN LIMBAH KERAJINAN BILIK BAMBU

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. perabot rumah tangga, rak, lemari, penyekat dinding, laci, lantai dasar, plafon, dan

I. PENDAHULUAN. Tenggara yang beriklim tropis basah seperti Indonesia, Thailand dan Malaysia

KARAKTERISTIK KOMPOSIT TANPA PEREKAT (BINDERLESS COMPOSITE) DARI LIMBAH PENGOLAHAN KAYU

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

OPTIMASI KADAR HIDROGEN PEROKSIDA DAN FERO SULFAT

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Diagram Kondisi Energi Nasional 2014 (Sumber: Badan Geologi Kementrian Energi Sumber Daya Mineral 2014)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. areal perkebunan kelapa sawit di Indonesia dari tahun seluas 8,91 juta

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH PROPORSI CAMPURAN SERBUK KAYU GERGAJIAN DAN AMPAS TEBU TERHADAP KUALITAS PAPAN PARTIKEL YANG DIHASILKANNYA FATHIMA TUZZUHRAH ARSYAD

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya jumlah penduduk. Peningkatan konsumsi kayu ini tidak

Pemanfaatan Limbah Kulit Buah Nangka sebagai Bahan Baku Alternatif dalam Pembuatan Papan Partikel untuk Mengurangi Penggunaan Kayu dari Hutan Alam

TINJAUAN PUSTAKA. Bambu Tali. kayu dengan masa panen 3-6 tahun. Bahan berlignoselulosa pada umumnya dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. bahan baku industri terus meningkat jumlahnya, akan tetapi rata-rata pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. saat ini belum dimanfaatkan secara optimal dalam membuat berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis yang kaya akan buah-buahan. Dari sekian

I. PENDAHULUAN. Singkong merupakan salah satu komoditi pertanian di Provinsi Lampung.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Tenggara menyediakan kira-kira 80% potensi bambu dunia yang sebagian besar

Gambar 1.1. Tanaman Sagu Spesies Mitroxylon Sago

BAB I PENDAHULUAN. ( Jamilah, 2009 ). Menurut Direktorat Bina Produksi Kehutanan (2006) bahwa

Studi Awal Pembuatan Komposit Papan Serat Berbahan Dasar Ampas Sagu

SIFAT MEKANIK PAPAN GYPSUM DARI SERBUK LIMBAH KAYU NON KOMERSIAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kabupaten Boyolali merupakan salah satu dari 35 Kabupaten di Provinsi

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan energi dunia saat ini telah bergeser dari sisi penawaran ke sisi

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Hampir setiap produk menggunakan plastik sebagai kemasan atau

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 1. Produksi Kayu Gergajian dan Perkiraan Jumlah Limbah. Produksi Limbah, 50 %

PENDAHULUAN. Indonesia menyebabkan industri kehutanan mengalami krisis bahan baku.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

I.PENDAHULUAN. sehingga sifat-sifat mekaniknya lebih kuat, kaku, tangguh, dan lebih kokoh bila. dibandingkan dengan tanpa serat penguat.

TINJAUAN PUSTAKA. Batang kelapa sawit mempunyai sifat yang berbeda antara bagian pangkal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pati merupakan polisakarida yang terdiri atas unit-unit glukosa anhidrat.

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin beragamnya tipe, merk, dan jumlah. juga semakin besar. Dengan makin tidak menentunya kondisi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PAPAN PARTIKEL DARI CAMPURAN LIMBAH ROTAN DAN PENYULINGAN KULIT KAYU GEMOR (Alseodaphne spp)

Suherti, Farah Diba, Nurhaida Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura. Jln Imam Bonjol Pontianak

TINJAUAN PUSTAKA. kambium dan umumnya tidak bercabang. Batang sawit berbentuk silinder dengan

PENGARUH PERENDAMAN PANAS DAN DINGIN SABUT KELAPA TERHADAP KUALITAS PAPAN PARTIKEL YANG DIHASILKANNYA SISKA AMELIA

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH KOMPOSISI FACE-CORE TERHADAP SIFAT FISIK DAN MEKANIS ORIENTED STRAND BOARD DARI BAMBU DAN ECENG GONDOK

Pemanfaatan Limbah Kulit Durian Sebagai Produk Briket di Wilayah Kecamatan Gunung Pati Kabupaten Semarang

BAB I PENDAHULUAN. terpenting di dalam menunjang kehidupan manusia. Aktivitas sehari-hari

I. PENDAHULUAN. Berbagai produk dan peralatan dihasilkan dari bahan plastik karena dinilai lebih

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang material komposit,

Visi dan Misi. Sumber Sampah % Komposisi Sampah %

Dylla Chandra Wilasita Ragil Purwaningsih

V. PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya adalah padi dan singkong. Indonesia dengan luas area panen ha

Karakterisasi Biobriket Campuran Kulit Kemiri Dan Cangkang Kemiri

BAB I PENDAHULUAN. atau semisintetik, namun ada bebarapa polimer alami yang termasuk. peran sehingga terjadi peningkatan produksi otomotif dengan

TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 1. Klasifikasi papan partikel menurut FAO (1958) dan USDA (1955)

KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BIOBRIKET CAMPURAN BATUBARA DAN SABUT KELAPA

I. PENDAHULUAN. meningkat dari tahun ke tahun. Menurut data yang diperoleh dari Kementerian

METODOLOGI PENELITIAN

UJI KINERJA DIGESTER PADA PROSES PULPING KULIT JAGUNG DENGAN VARIABEL SUHU DAN WAKTU PEMASAKAN

Karakteristik Pembakaran Briket Arang Tongkol Jagung

PEMBUATAN BRIKET BIOARANG DARI ARANG SERBUK GERGAJI KAYU JATI

TINJAUAN PUSTAKA. Adapun taksonomi tanaman kelapa sawit menurut Syakir et al. (2010) Nama Elaeis guineensis diberikan oleh Jacquin pada tahun 1763

BAB I PENDAHULUAN. bahan bakar, hal ini didasari oleh banyaknya industri kecil menengah yang

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Bahan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman yang sangat pesat menuntut adanya kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Suatu masalah terbesar yang dihadapi oleh negara-negara di dunia

I. PENDAHULUAN. Persediaan minyak bumi di dunia mulai berkurang, sehingga perlu dicari

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung merupakan daerah penghasil ubi kayu terbesar di Indonesia.

Hak Cipta milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

Konsumsi BB yang meningkat. Biobriket. Pencarian BB alternatif. Yang ramah lingkungan. Jumlahnya Banyak

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beberapa tahun belakangan ini negara-negara di dunia disibukkan dengan masalah pemanasan global. Kenaikan suhu permukaan bumi disebabkan oleh peningkatan emisi karbon dioksida dan gas-gas lain yang dikenal sebagai gas rumah kaca yang menyelimuti bumi yang mengakibatkan penurunan kualitas udara. Penurunan kualitas udara ini terjadi setelah melalui serangkaian tahapan, yaitu emisi gas yang dikeluarkan oleh sumber emisi, penyebaran dan pemaparan. Salah satu sumber emisi yang ikut berperan dalam pemanasan global adalah adanya penggunaan bahan-bahan kimia sintesis dalam industri komposit. Perekat merupakan salah satu bahan utama yang sangat penting dalam industri pengolahan kayu, khususnya komposit. Dari total biaya produksi kayu yang dibuat dalam berbagai bentuk dan jenis kayu komposit, lebih dari 32% adalah biaya perekatan (Seller, 2001 dalam Sucipto, 2009). Dalam pembuatan papan partikel, pemilihan jenis dan banyaknya perekat yang dibutuhkan sangat penting untuk diperhatikan. Emisi formaldehida merupakan emisi yang paling banyak disumbangkan oleh perekat sintetis berbasis formaldehida. Badan Internasional untuk Penelitian Kanker telah menyimpulkan bahwa formaldehida terbukti mengakibatkan kanker saluran pernapasan pada manusia (Nurkertamanda dkk, 2011). Karena emisi yang ditimbulkan inilah mulai dikembangkan kembali penggunaan perekat alami yang lebih ramah lingkungan 1

2 dan bersifat sustainable (berkelanjutan). Penggunaan perekat alami yang dapat dipakai salah satunya adalah dengan memanfaatkan limbah dari buah durian yaitu berupa biji durian. Pati biji durian memiliki kadungan pati yang terdiri dari amilosa dan amilopektin. Kandungan amilosa pati biji durian sekitar 26,607% (Jufri dkk, 2006). Kandungan amilosa mempengaruhi kekentalan gel yang terbentuk. Semakin rendah kandungan amilosa, maka kekentalan gel semakin besar (Soebagio dkk, 2009). Amilosa memberikan sifat keras dan berperan dalam pembentukan gel sedangkan amilopektin menyebabkan sifat lengket (Greenwood dan Banks, 1975). Dari penjelasan ini dapat diketahui bahwa pati biji durian memiliki sifat sebagai perekat. Dari limbah durian, selain biji durian yang dimanfaatkan sebagai bahan perekat, kulit durian juga bisa digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan papan partikel karena memiliki memiliki kandungan lignoselulosa sehingga dapat menggantikan produk panel berbahan baku kayu. Tanaman durian (Durio zibethinus Murr.), merupakan salah satu jenis buah- buahan yang terdapat dan berasal dari Indonesia yang produksinya melimpah. Produksi buah durian di Indonesia merupakan salah satu potensi unggulan. Hal ini dapat dilihat dari tabel produksi buah unggulan di Indonesia di bawah ini: Tabel 1.1. Produksi (Ton) Buah Durian di Indonesia 2004 2008 Tahun 2004 2005 2006 2007 2008 Produksi durian (ton) 675.902 566.205 747.848 594.842 682.323 Sumber: Ditjen Hortikultura Kementrian Pertanian, (2010)

3 Hasil penelitian Hatta (2007) menunjukkan kulit durian secara proporsional mengandung unsur selulosa yang tinggi (50-60%) dan kandungan lignin (5%) serta kandungan pati yang rendah (5%) sehingga dapat diindikasikan bahan tersebut bisa digunakan sebagai campuran bahan baku papan olahan serta produk lainnya yang dimampatkan. Bahan lain yang dapat dimanfaatkan dalam pembuatan papan partikel adalah serutan bambu betung. Tanaman bambu berpotensi menjadi solusi alternatif bagi sejumlah permasalahan lingkungan terutama dalam mengatasi pemanasan global. Menurut Widjaja (2001), cepatnya pertumbuhan bambu dibanding dengan pohon kayu, membuat bambu dapat diunggulkan untuk deforestasi. Bambu selama ini banyak dimanfaatkan untuk konstruksi bangunan, bahan baku kerajinan dan furniture. Untuk meningkatkan efisiensi pemanfaatan bambu maka limbah berupa potongan bambu tersebut masih dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku papan partikel. Pemanfaatan pati biji durian sebagai perekat papan partikel dari limbah kulit buah durian dan bambu selama ini belum diteliti, oleh karena itu akan dilakukan penelitian tentang kemampuan perekat berbasis pati biji durian pada papan partikel dari kulit durian dan serutan bambu betung serta pemanfaatannya untuk pengembangan berkelanjutan. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas, permasalahan yang timbul pada penggunaan pati biji durian sebagai bahan perekat papan partikel adalah sebagai berikut :

4 1. Kemampuan pati biji durian sebagai bahan perekat terhadap karakteristik papan partikel. 2. Pengaruh jumlah perekat berbasis pati biji durian terhadap karakteristik papan partikel dari kulit durian dan serutan bambu. 3. Pemanfaatan potensi ekonomi pati biji durian sebagai bahan perekat dan limbah kulit durian serta bambu betung sebagai bahan baku papan partikel. 1.3 Keaslian Penelitian Berdasarkan penelusuran publikasi ilmiah yang telah penulis lakukan tidak ditemukan penelitian mengenai studi kemampuan perekat berbasis pati biji durian pada papan partikel. Adapun penelitian sebelumnya terkait dengan penelitian ini adalah: a. Jufri, dkk (2006) telah melakukan penelitian dengan judul Studi Kemampuan Pati Biji Durian Sebagai Bahan Pengikat Dalam Tablet Ketoprofen Secara Granulasi Basah. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa tablet yang menggunakan pati biji durian sebagai bahan pengikat memiliki waktu hancur yang lebih cepat dari pada tablet yang menggunakan pati singkong sebagai bahan pengikat. b. Santoso (2011) telah melakukan penelitian dengan judul Studi kemampuan pati biji durian (Durio zibethinus Murr.) sebagai Bahan Perekat Biobriket Dari Kulit Buah Durian dan Tempurung Kelapa (Cocos nucifera L.). Hasil pengujian menunjukkan pati biji durian memiliki kemampuan sebagai perekat yang lebih baik dari pati kanji. Pati biji durian memiliki kadar amilosa 15,0880%

5 (pati kanji 17%), kuat geser 2,7 kg/cm 2 (pati kanji 1,3333 kg/cm 2 ), dan viskositas 38,8333 Pa.s (pati kanji 408,3333 Pa.s). c. Suryani (2012) telah melakukan penelitian tentang Analisis Potensi Pengembangan Limbah Serutan Bambu Petung (Dendrocalamus asper Backer) Sebagai Bahan Baku Pembuatan Papan Partikel. Penelitian ini menghasilkan papan partikel berlapis tiga (three layers) dengan menggunakan serutan bambu betung lolos saringan 0,5 cm x 0,5 cm tertahan 0,2 cm x 0,2 cm sebagai lapisan inti dan lolos saringan 0,2 cm x 0,2 cm tertahan 0,1 cm x 0,1 cm sebagai lapisan atas dan bawah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh interaksi antara komposisi ukuran dan tekanan kempa terhadap sifat mekanik papan partikel. 1.4 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : a. Mengetahui kemampuan pati biji durian (Durio zibethinus Murr) sebagai perekat papan partikel dari kulit buah durian dan serutan bambu betung. b. Mengetahui interaksi antara faktor bahan baku dengan jumlah perekat berbasis pati biji durian terhadap sifat papan partikel dari kulit buah durian dan serutan bambu betung. c. Mengetahui potensi ekonomi pembuatan papan partikel dengan bahan baku limbah buah durian dan limbah bambu betung.

6 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : a. Mengurangi permasalahan limbah dari buah durian dan bambu betung. b. Memberikan sumbangan dalam penelitian tentang kemampuan perekat berbasis pati biji durian dalam pembuatan papan partikel dari kulit durian dan bambu betung. c. Memberikan manfaat yang mengarah pada sistem pengembangan berkelanjutan terhadap limbah buah durian dan serutan bambu sebagai bahan baku papan partikel.