BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beberapa tahun belakangan ini negara-negara di dunia disibukkan dengan masalah pemanasan global. Kenaikan suhu permukaan bumi disebabkan oleh peningkatan emisi karbon dioksida dan gas-gas lain yang dikenal sebagai gas rumah kaca yang menyelimuti bumi yang mengakibatkan penurunan kualitas udara. Penurunan kualitas udara ini terjadi setelah melalui serangkaian tahapan, yaitu emisi gas yang dikeluarkan oleh sumber emisi, penyebaran dan pemaparan. Salah satu sumber emisi yang ikut berperan dalam pemanasan global adalah adanya penggunaan bahan-bahan kimia sintesis dalam industri komposit. Perekat merupakan salah satu bahan utama yang sangat penting dalam industri pengolahan kayu, khususnya komposit. Dari total biaya produksi kayu yang dibuat dalam berbagai bentuk dan jenis kayu komposit, lebih dari 32% adalah biaya perekatan (Seller, 2001 dalam Sucipto, 2009). Dalam pembuatan papan partikel, pemilihan jenis dan banyaknya perekat yang dibutuhkan sangat penting untuk diperhatikan. Emisi formaldehida merupakan emisi yang paling banyak disumbangkan oleh perekat sintetis berbasis formaldehida. Badan Internasional untuk Penelitian Kanker telah menyimpulkan bahwa formaldehida terbukti mengakibatkan kanker saluran pernapasan pada manusia (Nurkertamanda dkk, 2011). Karena emisi yang ditimbulkan inilah mulai dikembangkan kembali penggunaan perekat alami yang lebih ramah lingkungan 1
2 dan bersifat sustainable (berkelanjutan). Penggunaan perekat alami yang dapat dipakai salah satunya adalah dengan memanfaatkan limbah dari buah durian yaitu berupa biji durian. Pati biji durian memiliki kadungan pati yang terdiri dari amilosa dan amilopektin. Kandungan amilosa pati biji durian sekitar 26,607% (Jufri dkk, 2006). Kandungan amilosa mempengaruhi kekentalan gel yang terbentuk. Semakin rendah kandungan amilosa, maka kekentalan gel semakin besar (Soebagio dkk, 2009). Amilosa memberikan sifat keras dan berperan dalam pembentukan gel sedangkan amilopektin menyebabkan sifat lengket (Greenwood dan Banks, 1975). Dari penjelasan ini dapat diketahui bahwa pati biji durian memiliki sifat sebagai perekat. Dari limbah durian, selain biji durian yang dimanfaatkan sebagai bahan perekat, kulit durian juga bisa digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan papan partikel karena memiliki memiliki kandungan lignoselulosa sehingga dapat menggantikan produk panel berbahan baku kayu. Tanaman durian (Durio zibethinus Murr.), merupakan salah satu jenis buah- buahan yang terdapat dan berasal dari Indonesia yang produksinya melimpah. Produksi buah durian di Indonesia merupakan salah satu potensi unggulan. Hal ini dapat dilihat dari tabel produksi buah unggulan di Indonesia di bawah ini: Tabel 1.1. Produksi (Ton) Buah Durian di Indonesia 2004 2008 Tahun 2004 2005 2006 2007 2008 Produksi durian (ton) 675.902 566.205 747.848 594.842 682.323 Sumber: Ditjen Hortikultura Kementrian Pertanian, (2010)
3 Hasil penelitian Hatta (2007) menunjukkan kulit durian secara proporsional mengandung unsur selulosa yang tinggi (50-60%) dan kandungan lignin (5%) serta kandungan pati yang rendah (5%) sehingga dapat diindikasikan bahan tersebut bisa digunakan sebagai campuran bahan baku papan olahan serta produk lainnya yang dimampatkan. Bahan lain yang dapat dimanfaatkan dalam pembuatan papan partikel adalah serutan bambu betung. Tanaman bambu berpotensi menjadi solusi alternatif bagi sejumlah permasalahan lingkungan terutama dalam mengatasi pemanasan global. Menurut Widjaja (2001), cepatnya pertumbuhan bambu dibanding dengan pohon kayu, membuat bambu dapat diunggulkan untuk deforestasi. Bambu selama ini banyak dimanfaatkan untuk konstruksi bangunan, bahan baku kerajinan dan furniture. Untuk meningkatkan efisiensi pemanfaatan bambu maka limbah berupa potongan bambu tersebut masih dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku papan partikel. Pemanfaatan pati biji durian sebagai perekat papan partikel dari limbah kulit buah durian dan bambu selama ini belum diteliti, oleh karena itu akan dilakukan penelitian tentang kemampuan perekat berbasis pati biji durian pada papan partikel dari kulit durian dan serutan bambu betung serta pemanfaatannya untuk pengembangan berkelanjutan. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas, permasalahan yang timbul pada penggunaan pati biji durian sebagai bahan perekat papan partikel adalah sebagai berikut :
4 1. Kemampuan pati biji durian sebagai bahan perekat terhadap karakteristik papan partikel. 2. Pengaruh jumlah perekat berbasis pati biji durian terhadap karakteristik papan partikel dari kulit durian dan serutan bambu. 3. Pemanfaatan potensi ekonomi pati biji durian sebagai bahan perekat dan limbah kulit durian serta bambu betung sebagai bahan baku papan partikel. 1.3 Keaslian Penelitian Berdasarkan penelusuran publikasi ilmiah yang telah penulis lakukan tidak ditemukan penelitian mengenai studi kemampuan perekat berbasis pati biji durian pada papan partikel. Adapun penelitian sebelumnya terkait dengan penelitian ini adalah: a. Jufri, dkk (2006) telah melakukan penelitian dengan judul Studi Kemampuan Pati Biji Durian Sebagai Bahan Pengikat Dalam Tablet Ketoprofen Secara Granulasi Basah. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa tablet yang menggunakan pati biji durian sebagai bahan pengikat memiliki waktu hancur yang lebih cepat dari pada tablet yang menggunakan pati singkong sebagai bahan pengikat. b. Santoso (2011) telah melakukan penelitian dengan judul Studi kemampuan pati biji durian (Durio zibethinus Murr.) sebagai Bahan Perekat Biobriket Dari Kulit Buah Durian dan Tempurung Kelapa (Cocos nucifera L.). Hasil pengujian menunjukkan pati biji durian memiliki kemampuan sebagai perekat yang lebih baik dari pati kanji. Pati biji durian memiliki kadar amilosa 15,0880%
5 (pati kanji 17%), kuat geser 2,7 kg/cm 2 (pati kanji 1,3333 kg/cm 2 ), dan viskositas 38,8333 Pa.s (pati kanji 408,3333 Pa.s). c. Suryani (2012) telah melakukan penelitian tentang Analisis Potensi Pengembangan Limbah Serutan Bambu Petung (Dendrocalamus asper Backer) Sebagai Bahan Baku Pembuatan Papan Partikel. Penelitian ini menghasilkan papan partikel berlapis tiga (three layers) dengan menggunakan serutan bambu betung lolos saringan 0,5 cm x 0,5 cm tertahan 0,2 cm x 0,2 cm sebagai lapisan inti dan lolos saringan 0,2 cm x 0,2 cm tertahan 0,1 cm x 0,1 cm sebagai lapisan atas dan bawah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh interaksi antara komposisi ukuran dan tekanan kempa terhadap sifat mekanik papan partikel. 1.4 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : a. Mengetahui kemampuan pati biji durian (Durio zibethinus Murr) sebagai perekat papan partikel dari kulit buah durian dan serutan bambu betung. b. Mengetahui interaksi antara faktor bahan baku dengan jumlah perekat berbasis pati biji durian terhadap sifat papan partikel dari kulit buah durian dan serutan bambu betung. c. Mengetahui potensi ekonomi pembuatan papan partikel dengan bahan baku limbah buah durian dan limbah bambu betung.
6 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : a. Mengurangi permasalahan limbah dari buah durian dan bambu betung. b. Memberikan sumbangan dalam penelitian tentang kemampuan perekat berbasis pati biji durian dalam pembuatan papan partikel dari kulit durian dan bambu betung. c. Memberikan manfaat yang mengarah pada sistem pengembangan berkelanjutan terhadap limbah buah durian dan serutan bambu sebagai bahan baku papan partikel.