BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Tenggara menyediakan kira-kira 80% potensi bambu dunia yang sebagian besar

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Bambu merupakan tanaman rumpun yang tumbuh hampir di seluruh belahan dunia, dan dari keseluruhan yang ada di dunia Asia Selatan dan Asia Tenggara menyediakan kira-kira 80% potensi bambu dunia yang sebagian besar tersebar di daerah tropis termasuk Indonesia (Uchimura, 1980 dalam Morisco 1999). Di Indonesia, bambu sudah menjadi bagian hidup masyarakat terutama masyarakat di pedesaan. Bambu digunakan dalam kegiatan yang berkaitan dengan pembangunan rumah seperti dinding, reng, usuk, lantai bahkan untuk perabot dapur dan perlengkapan rumah tangga lainnya. Selain pemanfaatan bambu secara tradisional, bambu dapat dijadikan bahan baku alternatif untuk kayu olahan seperti kayu lapis sehingga dapat mengurangi ataupun menghilangkan ketergantungan terhadap kayu hutan yang ketersediaan di alam sudah menipis. Untuk pembuatan papan bambu sebagai pengganti kayu lapis, bambu diolah dengan cara laminasi yaitu dengan memotong bambu menjadi bilah dengan ukuran sesuai kebutuhan dan direkatkan menjadi satu kesatuan sehingga membentuk suatu elemen papan. Pembutan bambu laminasi sebaiknya menggunakan bahan bambu yang mudah didapat dan mampu tumbuh dengan subur di berbagai wilayah di Indonesia, sehingga akan memberi nilai ekonomis dan mampu diproduksi secara masal, 1

2 2 oleh karena itu dalam penelitian ini digunakan bambu petung dari Dusun Gawar Desa Pandowoharjo Kecamatan Sleman Kabupaten Sleman Propinsi Jawa Tengah sebagai bahan pembuat papan laminasi dengan tebal 10 mm. B. Perumusan masalah Sejak lama produk kayu lapis di Indonesia telah memegang peranan penting dalam meningkatkan penerimaan devisa negara. Namun demikian produksi kayu lapis juga memegang peranan dalam perusakan hutan di Indonesia karena eksploitasi hutan sebagai sumber bahan baku tidak seimbang dengan pelestarian hutan sehingga dikawatirkan hutan di indonesia akan habis dalam waktu yang tidak lama. Oleh karena itu, ke depan perlu adanya bahan lain pengganti kayu yang dapat diolah menjadi papan sebagai alternatif lain dari produk kayu lapis sehingga eksploitasi hutan dapat dihindari. Melihat persoalan tersebut di atas, dicobalah meneliti bambu sebagai bahan alternatif pengganti kayu yang di olah menjadi papan laminasi dengan metode kempa panas. Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat dijadikan solusi dari permasalahan di atas. C. Keaslian penelitian Penelitian papan laminasi telah dilakukan oleh Haniza (2005) tentang pembuatan papan laminasi yang tetap mempertahankan kulit luar bambu, menghasilkan nilai MOR berkisar antara 80,98 MPa sampai 151,22 MPa, nilai

3 3 MoE berkisar antara 16,09 MPa sampai 25,06 MPa, nilai Kuat Geser berkisar antara 1,96 MPa sampai 3,94 MPa dan nilai Kuat Tarik tegak lurus permukaan berkisar antara 0,808 MPa sampai 0,969 MPa. Penelitian papan laminasi juga pernah diteliti oleh Tho (2008) tentang pembuatan papan laminasi yang menghasilkan nilai MoR berkisar antara 72,00 MPa sampai 117,38 MPa, nilai MoE berkisar antara 16,083 MPa sampai 21,49 MPa, nilai Kuat Geser berkisar antara 2,63 MPa sampai 3,4 MPa dan nilai Kuat Tarik tegak lurus permukaan berkisar antara 0,44 MPa sampai 1,3 MPa Berdasarkan referensi yang telah ditinjau, penelitian yang dilakukan secara umum menggunakan kempa dingin. Sehingga penelitian dengan topik mengenai Perilaku Mekanika Papan Laminasi Bambu Petung dengan Metode Kempa Panas sebagai Pengganti Papan Kayu Lapis 10 Mm belum pernah dilakukan sebelumnya. D. Tujuan penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui sifat fisik dan mekanik bambu petung yaitu kadar air dan kerapatan, tekan sejajar serat, tekan tegak lurus serat, tarik sejajar serat, geser sejajar serat dan kuat lentur. 2. Menghasilkan papan laminasi bambu petung dengan metode kempa panas yang dapat digunakan sebagai pengganti kayu lapis.

4 4 3. Mengetahui kekuatan geser perekat antar lamina dengan menggunakan perekat urea formaldehida. 4. Mengetahui pengaruh variasi suhu pengempaan, waktu pengempaan serta pengaruh variasi suhu dan waktu pengempaan terhadap pengujian mekanik papan laminasi. E. Manfaat penelitian Penelitian ini nantinya diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Memperkaya hasil penelitian sebelumnya serta memberikan pengetahuan baru tentang papan laminasi dari bambu petung dengan metode kempa panas. 2. Dengan mengolah bambu menjadi papan laminasi, diharapkan dapat menjadi pengganti produk kayu lapis yang memiliki nilai ekonomis dan mampu mengurangi penggunaan kayu. F. Batasan masalah Agar tujuan penelitian ini dapat tercapai maka perlu adanya batasan masalah sehingga penelitian lebih terarah yaitu: 1. Bambu yang digunakan adalah bambu petung dari Dusun Gawar Desa Pandowoharjo Kabupaten Sleman dengan umur perkiraan di atas 3 tahun.

5 5 2. Perekat menggunakan urea formaldehida 3. Variasi suhu yang di gunakan yaitu 100 º C, 105 º C, dan 110 º C 4. Variasi waktu kempa yang digunakan adalah 150 detik dan 225 detik ditambah waktu rambatan suhu pada papan laminasi.