ABSTRAK ABSTRACT. Potensi Kelapa sawit di Indonesia saatini baik dan menjadi salah satu komoditas perkebunan yang berperan dalam PENDAHULUAN

dokumen-dokumen yang mirip
Animal Agricultural Journal, Vol. 1. No. 1, 2012, p Online at :

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Pakan

I. PENDAHULUAN. Kelapa sawit adalah salah satu komoditas non migas andalan Indonesia.

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PROTEKSI PROTEIN BUNGKIL KELAPA SAWIT DENGAN TANIN TERHADAP FERMENTABILITASNYA SECARA IN VITRO

PENDAHULUAN. terhadap lingkungan tinggi, dan bersifat prolifik. Populasi domba di Indonesia pada

PENDAHULUAN. yaitu ekor menjadi ekor (BPS, 2016). Peningkatan

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 482,91 55, ,01 67,22

PENGANTAR. Latar Belakang. 14,8 juta ekor adalah sapi potong (Anonim, 2011). Populasi sapi potong tersebut

I. PENDAHULUAN. Limbah industri gula tebu terdiri dari bagas (ampas tebu), molases, dan blotong.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Konsumsi Pakan

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Penelitian

ABSTRAK. Kata kunci : Imbangan Pakan; Efisiensi Produksi Susu; Persistensi Susu. ABSTRACT

pkecernaan NUTRIEN DAN PERSENTASE KARKAS PUYUH (Coturnix coturnix japonica) JANTAN YANG DIBERI AMPAS TAHU FERMENTASI DALAM RANSUM BASAL

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan Terhadap Kecernaan NDF. dengan konsumsi (Parakkasi,1999). Rataan nilai kecernaan NDF pada domba

NILAI TOTAL DIGESTIBLE NUTRIENTS PAKAN DENGAN LEVEL PROTEIN DAN ENERGI YANG BERBEDA PADA KAMBING PERANAKAN ETAWA BETINA LEPAS SAPIH SKRIPSI.

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Kecernaan Protein Kasar

HASIL DAN PEMBAHASAN

Nurita Thiasari dan Ahmad Iskandar Setiyawan. Universitas Tribhuwana Tunggadewi Jl. Telaga Warna Blok C.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama 13 minggu, pada 12 Mei hingga 11 Agustus 2012

PENGGUNAAN PELEPAH DAUN KELAPA SAWIT DENGAN PERLAKUAN FISIK, KIMIA, BIOLOGI DAN KOMBINASINYA TERHADAP PERFORMANS DOMBA LOKAL JANTAN

PENDAHULUAN. terhadap produktivitas, kualitas produk, dan keuntungan. Usaha peternakan akan

Animal Agriculture Journal, Vol. 1. No. 1, 2012, p Online at :

PENDAHULUAN. kebutuhan zat makanan ternak selama 24 jam. Ransum menjadi sangat penting

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4. Kandungan Nutrien Silase dan Hay Daun Rami (%BK)

PAKAN LENGKAP BERBASIS BIOMASSA SAWIT: PENGGEMUKAN SAPI LOKAL DAN KAMBING KACANG

FERMENTABILITAS PAKAN KOMPLIT DENGAN BERBAGAI SUMBER PROTEIN SECARA IN VITRO SKRIPSI. Oleh UMMU WALADATUL MUAKHIROH

BAB I. PENDAHULUAN. tahun 2005 telah difokuskan antara lain pada upaya swasembada daging 2014

Ransum Ternak Berkualitas (Sapi, Kambing, dan Domba)

POPULASI PROTOZOA, BAKTERI DAN KARAKTERISTIK FERMENTASI RUMEN SAPI PERANAKAN ONGOLE SECARA IN VITRO

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian

PENGARUH KUALITAS PAKAN TERHADAP KEEMPUKAN DAGING PADA KAMBING KACANG JANTAN. (The Effect of Diet Quality on Meat Tenderness in Kacang Goats)

Pengaruh Lumpur Sawit Fermentasi dalam Ransum Terhadap Performa Ayam Kampung Periode Grower

PENGANTAR. Latar Belakang. Sebagian komponen dalam industri pakan unggas terutama sumber energi

PEMANFAATAN NUTRISI RANSUM KOMPLIT DENGAN KANDUNGAN PROTEIN BERBEDA PADA KAMBING MARICA JANTAN

UJI KADAR AIR, AKTIVITAS AIR, DAN KETAHANAN BENTURAN RANSUM KOMPLIT DOMBA BENTUK PELET MENGGUNAKAN DAUN KELAPA SAWIT SEBAGAI SUBSTITUSI HIJAUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RESPON PRODUKSI SUSU SAPI FRIESIAN HOLSTEIN TERHADAP PEMBERIAN SUPLEMEN BIOMINERAL DIENKAPSULASI SKRIPSI PIPIT

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kandungan Zat Makanan Biomineral Dienkapsulasi

KAJIAN PENGOLAHAN JERAMI PADI SECARA KIMIA DAN BIOLOGI SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PENAMPILAN SAPI PERANAKAN ONGOLE

HASIL DAN PEMBAHASAN

KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK TONGKOL JAGUNG (Zea mays) YANG DIFERMENTASI DENGAN Aspergillus niger SECARA IN VITRO

I. PENDAHULUAN. Ketersediaan pakan khususnya pakan hijauan baik kualitas, kuantitas

HASIL DAN PEMBAHASAN

G. S. Dewi, Sutaryo, A. Purnomoadi* Program Studi S-1 Peternakan Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro Semarang

AGROVETERINER Vol.5, No.2 Juni 2017

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian

Animal Agriculture Journal, Vol. 1. No. 2, 2012, p Online at :

SIFAT FISIK DAN FRAKSI SERAT SILASE PELEPAH KELAPA SAWIT YANG DITAMBAH BIOMASSA INDIGOFERA (Indigoferazollingeriana)

I. PENDAHULUAN. nutrien pakan dan juga produk mikroba rumen. Untuk memaksimalkan

PENGARUH SUBSTITUSI RUMPUT GAJAH DENGAN LIMBAH TANAMAN SAWI PUTIH FERMENTASI TERHADAP PENAMPILAN PRODUKSI DOMBA LOKAL JANTAN EKOR TIPIS SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. Minat masyarakat yang tinggi terhadap produk hewani terutama, daging kambing,

KOMPOSISI TUBUH KAMBING KACANG AKIBAT PEMBERIAN PAKAN DENGAN SUMBER PROTEIN YANG BERBEDA SKRIPSI. Oleh ALEXANDER GALIH PRAKOSO

Pengaruh Pemakaian Urea Dalam Amoniasi Kulit Buah Coklat Terhadap Kecernaan Bahan Kering dan Bahan Organik Secara in vitro

METODE. Materi 10,76 12,09 3,19 20,90 53,16

PENDAHULUAN. Domba adalah salah satu ternak ruminansia kecil yang banyak. Indonesia populasi domba pada tahun 2015 yaitu ekor, dan populasi

MATERI DAN METODE. Materi

I. PENDAHULUAN. Upaya memenuhi kebutuhan hijauan ternak ruminansia saat ini, para

Iskandar Sembiring, T. Marzuki Jacob, dan Rukia Sitinjak. Departemen Perternakan, Fakultas Pertanian USU

PENGARUH JARAK TANAM DAN POSISI RUAS STEK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL RUMPUT GAJAH (Pennisetum purpureum) SKRIPSI

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret Juli 2016 di Kandang Domba

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum Penelitian

BOBOT POTONG, BOBOT KARKAS DAN NON KARKAS DOMBA LOKAL YANG DIGEMUKKAN DENGAN PEMBERIAN RANSUM KOMPLIT DAN HIJAUAN SKRIPSI AZIZ MEIARO H

Tyas Widhiastuti. Pembimbing: Dr. Ir. Anis Muktiani, M.Si Dr. Ir. Mukh. Arifin, M.Sc

Pengaruh Lanjutan Substitusi Ampas Tahu pada Pakan Basal (BR-2) Terhadap Penampilan Ayam Broiler Umur 4-6 Minggu (Fase Finisher)

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

Pengaruh Imbangan Hijauan-Konsentrat dan Waktu Pemberian Ransum terhadap Produktivitas Kelinci Lokal Jantan

PENDAHULUAN. karena Indonesia memiliki dua musim yakni musim hujan dan musim kemarau.

I. PENDAHULUAN. Pakan merupakan masalah yang mendasar dalam suatu usaha peternakan. Minat

TINGKAH LAKU MAKAN KAMBING KACANG YANG DIBERI PAKAN DENGAN LEVEL PROTEIN-ENERGI BERBEDA

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan tubuh dan kesehatan manusia. Kebutuhan protein hewani semakin

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

HASIL DAN PEMBAHASAN

FERMENTABILITAS PAKAN KOMPLIT DENGAN BERBAGAI SUMBER PROTEIN YANG DIPROTEKSI DENGAN TANIN DAUN KALIANDRA (Calliandra calothyrsus) SECARA IN VITRO

(Utililization of The Rice Straw with Feed Processing Technology For Non Carcass and Boneless Percentage on Local Rams

PENGARUH PEMBERIAN MENIR KEDELAI TERPROTEKSI TERHADAP NILAI TOTAL DIGESTIBLE NUTRIENT RANSUM DOMBA EKOR TIPIS

LUMPUR MINYAK SAWIT KERING (DRIED PALM OIL SLUDGE) SEBAGAI PENGGANTI DEDAK PADI DALAM RANSUM RUMINANSIA

menjaga kestabilan kondisi rumen dari pengaruh aktivitas fermentasi. Menurut Ensminger et al. (1990) bahwa waktu pengambilan cairan rumen berpengaruh

Nova Dwi Kartika, U. Hidayat Tanuwiria, Rahmat Hidayat. Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran ABSTRAK

EFEKTIVITAS SUBSTITUSI KONSENTRAT DENGAN DAUN MURBEI PADA PAKAN BERBASIS JERAMI PADI SECARA IN VITRO SKRIPSI OCTAVIANI NILA PERMATA SARI

INOVASI PAKAN KOMPLIT TERHADAP PERTAMBAHAN BERAT BADAN HARIAN TERNAK SAPI PERANAKAN ONGOLE JANTAN

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan 24 ekor Domba Garut jantan muda umur 8 bulan

BAB III MATERI DAN METODE. Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro, Semarang.

KAJIAN PENAMBAHAN TETES SEBAGAI ADITIF TERHADAP KUALITAS ORGANOLEPTIK DAN NUTRISI SILASE KULIT PISANG

S. Sarah, T. H. Suprayogi dan Sudjatmogo* Program Studi S-1 Peternakan Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro

MATERI DAN METODE. Gambar 2. Contoh Domba Penelitian

PEMANFAATAN Indigofera sp. DALAM RANSUM TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK PADA DOMBA JANTAN

PENGANTAR. sangat digemari oleh masyarakat. Sate daging domba walaupun banyak. dipopulerkan dengan nama sate kambing merupakan makanan favorit di

HASIL DAN PEMBAHASAN

FORMULASI RANSUM PADA USAHA TERNAK SAPI PENGGEMUKAN

PENGARUH BINDER MOLASES DALAM COMPLETE CALF STARTER BENTUK PELLET TERHADAP KONSENTRASI VOLATILE FATTY ACID DARAH DAN GLUKOSA DARAH PEDET PRASAPIH

PENGGUNAAN PELEPAH KELAPA SAWIT FERMENTASI DENGAN BERBAGAI LEVEL BIOMOL + PADA PAKAN TERHADAP KARKAS DOMBA LOKAL JANTAN SKRIPSI

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juni 2016 dengan tiga

KECERNAAN RANSUM SAPI BALI DENGAN KONSENTRAT FERMENTASI BERBASIS LUMPUR SAWIT DAN BAHAN PAKAN LOKAL

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian kecernaan protein dan retensi nitrogen pakan komplit dengan

Gambar 6. Pemberian Obat Pada Domba Sumber : Dokumentasi Penelitian

Skripsi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Sarjana Peternakan di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret

PENGANTAR. Latar Belakang. kegiatan produksi antara lain manajemen pemeliharaan dan pakan. Pakan dalam

Transkripsi:

On Line at : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/aaj UNDEGRADED PROTEIN DAN KECERNAAN PROTEIN PAKAN LENGKAP BERBASIS LIMBAH PERKEBUNAN SAWIT DENGAN RASIO ENERGI PROTEIN BERBEDA SECARA IN VITRO (Undegraded Dietary Protein and Digestible Protein of Complete Feed Based on Palm Oil Plantation s Wasted with the Different Energy Protein Ratio Through In Vitro ) Putri, M. D., L. K. Nuswantara dan A. Subrata* Program Studi S-1 Peternakan Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro Semarang *fp@undip.ac.id ABSTRAK Tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh rasio energi protein terbaik dalam ransum berbasis limbah perkebunan sawit terhadap undegraded protein (UDP) dan kecernaan protein secara in vitro. Penelitian dilakukan secara in vitro dengan rancangan acak legkap 3 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan penelitian adalah T1 (TDN (total digestible nutrient) 60%, PK (protein kasar) 12%), T2 (TDN 63%, PK 12%), dan T3 (TDN 66%, PK 12%). Data hasil penelitian diuji dengan ANOVA taraf 5%, apabila terdapat pengaruh perlakuan (p<0,05) dilanjutkan uji wilayah Duncan. Hasil penelitian menunjukan bahwa rasio energi-protein pakan lengkap berbasis limbah sawit berpengaruh nyata meningkatkan UDP (p<0,05) tetapi kecernaan protein tidak berpengaruh. Rata-rata persentase UDP pada T1, T2, dan T3 berturutturut adalah 30,06; 31,09 dan 32,18% sedangkan persentase kecernaan protein 65,31: 66,31 dan 67,59%. Simpulan penelitian adalah pakan lengkap berbasis limbah perkebunan sawit dengan rasio energy-protein 5,5(PK 12%, TDN 66%) menghasilkan UDP terbaik dan meghasilkan kualitas kecernaan protein terbaik. Kata kunci : pakan lengkap; limbah perkebunan sawit; UDP; kecernaan protein; in vitro ABSTRACT The purpose of this research was to determine the influence of energy-protein ratio of complete feed made from palm oil waste towards undegraded dietary protein and digestible protein in vitro. This research was done with a completely randomized design of three treatments and five replications. The treatments research were T1 (TDN 60%, CP 12%), T2 (TDN 63%, CP 12%), and T3 (TDN 66%, CP 12%). Data were analyzed with ANOVA test, if effect of the treatment was significant (p<0,05), it would be continued with Duncan Multiple Range Test (DMRT). The results showed that level energy protein ratio of complete feed made from palm oil waste significantly (p<0,05) increasing value of UDP however digestible protein was not affected. The average value of UDP on T1, T2 and T3 were 30,06; 31,09 and 32,18%, respectively, whereas, the digestible protein were 65,31: 66,31 and 67,59%, respectively. The conclusion, the complete feed made from palm oil waste with level energy protein ratio 5,5 (CP= 12%, TDN 66%) resulted the best UDP and quality digestible protein. Keywords: complete feed; palm oil waste; UDP; digestible protein; in vitro. PENDAHULUAN Potensi Kelapa sawit di Indonesia saatini baik dan menjadi salah satu komoditas perkebunan yang berperan dalam

penerimaan devisa negara, membuka lowongan kerja bagi masyarakat, dan pengembangan perekonomian rakyat. Produksitan dan buah segar (TBS) sebesar 1.792.481 ton pada tahun 2000 meningkat menjadi 7.047.221 ton pada tahun 2013 dengan pertumbuhan rerata per tahun sebesar 12,1% (Dinas Perkebunan Provinsi Riau 2013 yang dikutip olehs yahza, 2014). Peningkatan produksi TBS berbading lurus dengan peningkatan limbah perkebunan sawit. Pakan lengkap adalah suatu kombinasi yang terdiri dari sumber serat dan konsentrat yang diberikan dalam imbangan yang memadai (Hadiyantoet al., 2012). Undegraded protein (UDP) sangat diperlukan oleh ruminansia terutama yang berproduksi tinggi. Undegraded Protein (UDP) penting untuk mendukung jumlah protein yang dicerna dan diserap di abomasum dan intestinum untuk produktivitas ternak (Cahyaniet al., 2012). Tujuan dari penelitian yaitu untuk mengetahui rasio energi- protein yang baik dalam pakan yang berbasis limbah perkebunan sawit terhadap undegraded protein dan kecernaan protein secara in vitro. Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah dapat memberikan informasi berkaitan dengan formulasi pakan komplit yang berbasis limbah sawit terhadap undegraded protein dan kecernaan protein secarain vitro. MATERI DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2014 sampai Februari 2015. Lokasi penelitian di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Pakan Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro, Semarang. Materi penelitian adalah limbah perkebunan kelap asawit, yang terdiri dari pelepah sawit, daun sawit, tandan kosong sawit, serat perasan sawit, bungki inti sawit dan lumpur sawit, peralatan dan bahan kimia untuk analisis invitro (Tilley dan Terry, 1963) dan analisis proksimat(aoac, 1995). Metode Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan 3 perlakuan dan 5 ulangan. Pakan lengkap limbah perkebunan sawit mengandung PK 12% dan TDN bertingkat (Tabel 1.) yaitu (T1 = TDN 60%), (T2 = 63%) dan (T3 = 66%). Penelitian meliputi 2 tahap yaitu tahap persiapan meliputi inventarisasi limbah perkebunan sawit, analisis proksimat bahan pakan, formulasi ransum dan analisis proksimat bahan pakan. Tahap kedua yaitu menganalisis undegraded protein (UDP) dan selanjutnya dilakukan analisis kecernaan protein. Data yang diperoleh dianalisis ragam (ANOVA). Jika hasil menunjukkan pengaruh nyata (p<0,05) maka untuk mengetahui perbedaan nilai tengah perlakuan dilanjutkan Tabel 1.Formulasi Pakan Lengkap Bahan Pakan Penggunaan Bahan Pakan dalam Formulasi Pakan Lengkap T1 T2 T3 %... Pelepah Sawit 26,89 22,41 17,93 Daun Sawit 31,93 26,61 21,29 Serat Perasan Sawit 0,45 0,37 0,30 Tandan Kosong Sawit 0,73 0,61 0,48 Bungkil Inti Sawit 7,85 23,35 33,65 Lumpur Sawit 32,15 26,65 26,35 Total 100,00 100,00 100,00 PK 12,00 12,00 12,00 TDN 60,00 63,00 66,00 Keterangan : PK= protein kasar; TDN=Total Digestible Nutrients 240

dengan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT). Undegraded protein (UDP dan kecernaan protein masing-masing dihitung dengan rumus sebagai berikut: UDP = PK Residu (g) x 100% PK Sampel (g) Kecernaan Protein = ƩPK sampel-(ʃpk Residu-ƩPK Blanko) x 100% ƩPK Sampel Keterangan: UDP = Undegraded Protein ; PK = Protein Kasar. HASIL DAN PEMBAHASAN Undegraded Protein Analisis ragam menunjukkan bahwa peningkatan level rasioenergy-protein sampai 5,5 pada pakan lengkap berbasis limbah perkebunan sawit, nyata meningkatkan undegraded protein (UDP). Nilai UDP yang dihasilkan yaitu T1 = 30,06%; T2 = 31,09%;T3 = 32,18% (Tabel 2.)dengan rata - rata 31,11%. Kenaikan nilai UDP karena peningkatan rasioenergy-protein diikuti dengan penggunaan bungkil inti sawit dan lumpur sawit akan meningkatkan protein pada pakan lengkap berbasis limbah perkebunan sawit. Menurut Ahmad dan Omar (1998) bungkil inti sawit dapat digunakan mencapai 30% dalam suatu ransum pakan dan dapat memenuhi kebutuhan energi dan protein ternak. Akan tetapi penggunaan bungkil inti sawit yang melebihi 30% tidak akan berpengaruh nyata terhadap nilai UDP. Menurut Batubara et al. (2002) substitusi bungkil inti sawit sampai 45% dalam ransum pakan akan menunjukkan protein tidak tercerna tidak berbeda nyata. Besarnya nilai UDP 31,11% nilai ini masih tergolong rendah. Persentase UDP hasil penelitian dapat dikatakan baik karena protein yang lolos dari degradasi rumen lebih besar dari 20%. Protein yang lolos dari degradasi rumen berkisar antara 20% sampai 80%, tergantung pada day alarutnya dalam cairan rumen, laju lewat nyapakan, hewaninang dan kondisi mikrobial. Kecernaan Protein Analisis ragam menunjukkan bahwa rasio energi protein pakan lengkap berbasis limbah perkebunan sawit tidak berpengaruh terhadap nilai kecernaan protein. Nilai kecernaan protein pada masing masing perlakuan adalah T1, T2 dan T3 adalah 65,31; 66,31; 67,59 (Tabel 2). Rata-rata dari ketiga hasil perlakuan adalah 66,40%. Berdasarkan rata-rata nilai kecernaan protein tergolong sedang. Fatimah (2007) menyatakan nilai kecernaan pada kisaran 50-60% adalah rendah, antara 60-70% adalah sedang, dan diatas 70% berkualitas tinggi. Menurut Supriyati dan Haryanto (2011) kecernaan protein pada ransum yang mengandung bungki linti sawit 30% adalah 77,60%. Kecernaan protein pada pakan lengkap berbasis limbah perkebunan sawit dalam penelitian ini tidak terdapat perbedaan antar perlakuan. Hal ini diduga karena pakan lengkap disusun dengan kandungan protein kasar (PK) ransum yang sama dan kandungan serat kasar yang sama sehingga tidak menunjukkan perbedaan. Kecernaan protein Tabel 2.Hasil Penelitian Nilai UDP dan Kecernaan Protein secara In Vitro Parameter Rasio Energi dan Protein 5 (T1) 5,25 (T2) 5,5 (T3) %... Undegraded Protein 30,06 b 31,09 ab 32,18 a Kecernaan Protein 65,87 66,31 67,59 Keterangan :Superskrip berbeda pada baris yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata (p 0,05) 241

yang sama dapat dipengaruhi oleh serat dalam pakan. Salah satu serat dalam pakan adalah lignin. Menurut Rahmadi et al.(2010) lignin adalah bagian yang mengayu dari tanaman seperti janggel, kulitkeras, biji, bagian serabu tkasar, akar, dan batang yang sulit dicerna oleh ternak. Hadiyanto et al. (2012) Kecernaan suatu bahan pakan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain komposisi kimia bahan pakan, komposisi ransum, bentuk fisik ransum, tingkat pemberian pakan dan faktor yang berasal dari ternak itu sendiri Bedasarkan penelitian kecernaan protein T3 mempunyai kualitas yang lebih baik, karena pada T3 nilai UDP lebih tinggi, sehingga terdapat peningkatan protein yang dicerna pasca rumen. Menurut Nusiet al. (2011) undegraded protein diberikan pada ternak ruminansia untuk memenuhi kebutuhan protein yang dapat mencapai usus halus karena tidak mengalami degradasi di dalam rumen dan dapat dimanfaatkan langsung oleh ternakinangnya. Protein pakan akan didegradasi menjadi amonia oleh mikrobia di dalam rumen, sedangkan protein pakan yang tidak terdegradasi akan menuju intestinum dan mengalami pencernaan secara enzimatis. Menurut Puastutiet al. (2014) protein yang tahan terhadap degradasi mikrobia rumen, akan diurai secara enzimatis. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan rasioenergiprotein 5,5 (T3 = PK 12% TDN 66%) pada pakan lengkap berbasis limbah perkebunan sawit secarain vitro adalah yang terbaik, dimana persentase UDP mengalami peningkatan yaitu 32,18% dan inilah nilai kecernaan protein yang baik. Saran pada hasil penelitian, perlu dilakukan suplementasi pakan pada rasioenergy-protein 5,5 (PK 12% dan TDN 66%) untuk meningkatkan pasokan protein, sehingga nilai UDP dan kecernaan protein dapat meningkat. DAFTAR PUSTAKA Ahmad, S.dan M. A. Omar. 1998. Research and development on livestock and tree crops integration.proc. National Seminar on Livestock and Crop Integration in Oil Palm: Towards Sustainability.A. Darus, M.T. Dolmatdan S. ISMAIL (edt). 12-14 May 1998, Johor-Malaysia. AOAC. 1995. Official Methods of Analysis. 16 th edt. Association of Analytical Comunities. Arlington. VA. USA. Batubara, L. P., M. Doloksaribudan J. Sianipar. 2002. Pengaruh tingkat energi dan pemanfaatan bungkil sawit dalam ransum terhadap persentase karkas domba persilangan. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner, Hal.128-134. Cahyani, R. D., L. K. Nuswantara dan A. Subrata. 2012. Pengaruh proteksi protein tepung kedelai dengan tanin daun bakau terhadap konsentrasi amonia, undegraded protein dan protein total secarain vitro. Anim Agric J. 1(1) : 159-166. Fatimah. 2007. Uji Complete Feed Ditinjau dari Produksi NH 3, Nilai Protein Total dankecernaan Protein secarain Vitro. Fakultas Peternakan. Universitas Diponegoro, Semarang. (Skripsi Sarjana Peternakan). Hadiyanto. Y. A., Suronodan M. Christiyanto. 2012. Penambahan bioaktivator pada complete feed dengan pakan basal rumput gajah terhadap kecernaan bahan kering dan bahan organik secara in vitro. Anim Agric J.1(1): 623-635. 242

Nusi, M., R. Utomo dan Soeparno. 2011. Pengaruh penggunaan tonkol jagung dalam complete feed dan suplementasi undegrade protein terhadap pertambahan bobot badan dan kualitas daging pada sapi peranakan ongole. Buletin Peternakan 35 (3):173-181. Puastuti, W., D. Yulistiani dan I. W.R. Susana. 2014. Evaluasi nilai nutrisi bungkil inti sawit yang difermentasi dengan kapang sebagai sumber protein ruminansia. JITV 19(2): 143-151. Rahmadi, D., Sunarso, J. Achmadi, E. Pangestu, A. Muktiani, M. Christiyanto, Surono dan Surahmanto. 2010. Ruminologi Dasar. Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak. Fakultas Peternakan. Universitas Diponegoro, Semarang. (Tidak Diterbitkan). Supriyatidan B. Haryanto. 2011. Bungkil inti sawit terproteksi molasses sebagai sumber protein pada kambing peranakan etawa jantan muda. JITV.16 (1): 17-24. Syahza, A. 2014. Potensi Pengembangan Industri Kelapa Sawit. Lembaga Penelitian Universitas Riau, Riau. Tilley, J. M. A. & R. A. Terry. 1963. A two stage technique for the in vitro digestion of forage crops. J. Br. Grassland Soc. 18 : 104-111. 243