BAB I PENDAHULUAN. disediakan bagi pemakai informasi keuangan. Profesi ini merupakan profesi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan dan mengevaluasi bukti yang berhubungan dengan asersi

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk menghindari perilaku menyimpang dalam audit (dysfunctional

BAB 1 PENDAHULUAN. Auditor bertanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan audit

BAB I PENDAHULUAN. keputusan (Weningtyas dkk, 2006). a. Mengurangi jumlah sampel dalam audit. b. Melakukan review dangkal terhadap dokumen klien

BAB I PENDAHULUAN. standar yang telah ditentukan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Proses audit merupakan bagian dari assurance services, yang melibatkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu (Harahap, 2009:105) dalam

BAB I PENDAHULUAN. keuangan umumnya adalah perusahaan yang punya kepentingan dengan

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi dari pihak yang melakukan audit (Weningtyas et al., 2006).

BAB I PENDAHULUAN. apakah laporan keuangan tersebut menyajikan secara wajar dalam semua hal

PRAKTIK PENGHENTIAN PREMATUR ATAS PROSEDUR AUDIT

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. publik inilah masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas tidak memihak

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya transparansi laporan keuangan terutama bagi perusahaan publik sangat

FAJAR DWI NUGROHO B

BAB 1 PENDAHULUAN. dua kelompok; jasa assurance dan jasa nonassurance. Jasa assurance adalah jasa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dan kejadian-kejadian ekonomi secara obyektifuntuk menentukan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. dewasa ini banyak dijumpai pemberian jasa penjaminan (assurance services) yang. perusahaan adalah jasa audit atas laporan keuangan.

BABI PENDAHULUAN. Pertanggungjawaban yang dilakukan oleh manajemen kepada pemilik

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Jasa audit akuntan publik dibutuhkan oleh pihak luar perusahaan, hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan karena pihak luar perusahaan memerlukan jasa audit akuntan publik

BAB I PENDAHULUAN. Informasi akuntansi termasuk laporan keuangan memang. (Husnan, 2000). Oleh karena itu, tidaklah mengherankan jika telah banyak

PENGARUH KARAKTERISTIK PERSONAL AUDITOR TERHADAP PROSEDUR PENGHENTIAN AUDIT PREMATUR (Studi Pada Kantor Akuntan Publik Kota Surakarta dan Yogyakarta)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. menentukan penyebab atau motif perilaku seseorang. Teori ini mengacu pada

BAB I PENDAHULUAN. Konsep Good Corporate Governance (GCG) telah diterapkan secara luas

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. disediakan bagi pemakai informasi keuangan. Timbul dan berkembangnya

BAB I PENDAHULUAN. (Weningtyas dkk. 2006:2). Kasus Enron merupakan salah satu bukti kegagalan. pihak mengalami kerugian materi dalam jumlah besar.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Taufik Qurrahman, Susfayetti, Andi Mirdah Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Jambi

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sampai sejauh mana kriteria audit dipenuhi (SNI ). Dengan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. sistematik mendapatkan dan mengevaluasi bukti-bukti secara objektif sehubungan

BAB I PENDAHULUAN. akuntabel dalam menyajikan laporan keuangan perusahaan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. Audit laporan keuangan pada sebuah entitas dilaksanakan oleh pihak yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

atas laporan keuangan yang diaudit (Rikarbo, 2012). Reckers et al. (1997)

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat dan pemakai laporan keuangan mengharapkan agar auditor dapat

PENGARUH TEKANAN WAKTU, RISIKO AUDIT DAN TINDAKAN SUPERVISI TERHADAP PENGHENTIAN PREMATUR ATAS PROSEDUR AUDIT

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang diaudit didasarkan atas evaluasi terhadap bukti-bukti audit yang

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan audit atas laporan keuangan tidak semata mata bekerja untuk. dituntut untuk memiliki kompetensi yang memadai.

PENGARUH TEKANAN WAKTU, RISIKO AUDIT DAN PROSEDUR REVIEW & KONTROL KUALITAS TERHADAP PENGHENTIAN PREMATUR ATAS PROSEDUR AUDIT

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam laporan keuangan (Mulyadi, 2002). A Statement Of Basic Auditing Concepts

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kinerja perusahaan demi mempertahankan kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah yang dihadapi oleh perusahaan di Indonesia. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan pemakai laporan keuangan (Sarwini dkk, 2014). pengguna laporan audit mengharapkan bahwa laporan keuangan yang telah

BAB 1 PENDAHULUAN. pengambilan keputusan oleh pihak-pihak yang berkepentingan.

PENGARUH TEKANAN WAKTU, MATERIALITAS DAN RISIKO AUDIT TERHADAP PENGHENTIAN PREMATUR ATAS PROSEDUR AUDIT

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan perusahaan menyebabkan dibutuhkannya pihak ketiga yang independen

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum auditing adalah suatu proses sistemik untuk memperoleh dan

BAB I PENDAHULUAN. Diera global seperti sekarang ini, persaingan dalam usaha semakin terbuka

BAB I PENDAHULUAN. akuntan publik kewajarannya lebih dapat dipercaya dibandingkan laporan keuangan yang tidak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Bab pertama dari skripsi adalah pendahuluan yang mencakup gambaran

BAB I PENDAHULUAN. Kasus yang menimpa beberapa Kantor Akuntan Publik seperti kasus Enron, telah

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Bandung, Jakarta, Tangerang, Depok dan Bekasi. Maka peneliti mengambil

BAB I PENDAHULUAN. memastikan kelayakan informasi akuntansi perusahaan, pengelola perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk memberikan penilaian atas kewajaran dari laporan keuangan. khususnya, memperoleh infomasi keuangan yang andal sebagai dasar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengaruh Pengalaman Auditor Dan Pengetahuan Mendeteksi Kekeliruan Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas Akuntan Publik

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha di Indonesia memberikan dampak bagi

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik kewajarannya lebih dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA. teoritis dalam penelitian ini terdiri dari grand theory dan supporting theory.

BAB I PENDAHULUAN. bagi pemakai laporan keuangan. Perkembangan profesi akuntan publik di suatu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. laporan keuangan dimana profesi akuntan publik bertanggung jawab untuk

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

BABI PENDAHULUAN. Tujuan audit atas laporan keuangan oleh auditor independen pada. umumnya adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran laporan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 5 PENUTUP 5.1. SIMPULAN Berdasarkan analisis data dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Lokus kendali eksternal berpengaruh positif

DAFTAR PUSTAKA. Agus, Dharma Manajemen supervisi. Jakarta : Rajawali pers

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Audit adalah jasa profesi yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. agar auditor dapat memberikan jaminan mutlak (absolute assurance)

BAB I PENDAHULUAN. independen maka hasil pemeriksaan akan lebih akurat. kewajaran laporan keuangan agar laporan keuangan tersebut tidak memberikan

PENGARUH TIME PRESSURE, RESIKO AUDIT, TINDAKAN SUPERVISI, KOMITMEN PROFESIONAL DAN MATERIALITAS TERHADAP PENGHENTIAN PREMATUR ATAS PROSEDUR AUDIT

BAB I PENDAHULUAN. baik internal maupun eksternal membutuhkan informasi terkait bisnis, dan

BAB I PENDAHULUAN. kinerja dengan pendekatan good governance. Semua aspek pemerintahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pengauditan merupakan bagian dari assurance service dari kantor akuntan

FAKTOR EKSTERNAL YANG BERPENGARUH TERHADAP PENGHENTIAN PREMATUR ATAS PROSEDUR AUDIT SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bekerja sebagai auditor eksternal (Kurniawanda, 2013). laporan disetiap kali melakukan audit. Kantor Akuntan Publik (KAP) dapat

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk menentukan keandalan pertanggungjawaban keuangan yang disajikan oleh

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan yang diaudit (Silaban, 2009). Pendapat auditor mengenai

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan bagi para pengguna (Purn amasari dan Hernawati,

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Profesi akuntan publik dikenal oleh masyarakat dari jasa audit yang disediakan bagi pemakai informasi keuangan. Profesi ini merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Dari profesi akuntan publik, masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas dan tidak memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam laporan keuangan (Mulyadi, 2002: 4). Akuntan publik merupakan auditor yang menentukan jasa kepada masyarakat umum terutama dalam bidang audit atas laporan keuangan yang dibuat oleh kliennya. Profesi Akuntan Publik bertanggung jawab untuk menaikkan tingkat keandalan laporan keuangan perusahaan, sehingga masyarakat memperoleh informasi laporan keuangan yang andal sebagai dasar pengambilan keputusan. Kepercayaan masyarakat terhadap auditor sebagai pihak yang independen dalam mengaudit laporan keuangan perusahaan sangat besar. Auditor bertanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan audit agar dapat memperoleh keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan bebas dari salah saji material, baik yang disebabkan oleh kekeliruan atau kecurangan. Untuk mencapai hal tersebut auditor harus melaksanakan proses audit. Proses audit merupakan salah satu pelayanan assurance. Arens, et.al., (2001) mendefinisikan pelayanan assurance sebagai pelayanan atau jasa 1

2 profesional independen yang dapat meningkatkan kualitas informasi bagi para pembuat keputusan. Menurut Qurrahman, dkk. (2012) perilaku profesional akuntansi publik salah satunya diwujudkan dalam bentuk menghindari perilaku menyimpang dalam audit (disfuctional audit behavior). Perilaku disfungsional yang dimaksud di sini adalah perilaku menyimpang yang dilakukan oleh seorang auditor dalam bentuk manipulasi, kecurangan ataupun penyimpangan terhadap standar audit. Perilaku ini mempengaruhi kualitas audit baik secara langsung maupun tidak langsung diantaranya adalah premature sign off atau penghentian prosedur audit secara dini, pemerolehan bukti yang kurang, pemprosesan yang kurang akurat, dan kesalahan dari tahapan-tahapan audit. Pengaruh perilaku disfungsional internal auditor dihasilkaan dari tekanan budget waktu atas kualitas audit merupakan masalah signifikan. Untuk mengurangi disfungsional perilaku internal auditor yang tidak etis dan melanggar standar profesional, penugasan kepada internal auditor mempertimbangkan pengalaman, kompetensi, dan keahliannya untuk dapat mencapai tujuan audit. Demikian pula pelaksanaannya memerlukan review dan supervisi atasannya untuk memberikan keyakinan apakah prosedur audit telah dilaksanakan dan apakah informasi yang diperoleh merupakan informasi yang cukup dan kompeten. Kecukupan review dan supervisi yang memadai mampu mendeteksi perilaku disfungsional, seperti penghentian prematur prosedur audit (Supardi, 2011).

3 Hal ini dikarenakan komitmen profesional merupakan karakteristik individual yang berpengaruh terhadap keyakinan seseorang dalam melakukan kontrol atas suatu keadaan atau kondisi yang dihadapi, maka komitmen auditor terhadap profesinya dapat berpengaruh terhadap perilaku auditor dalam pelaksanaan program audit (Silaban, 2009 dalam Vida dan Surya, 2013). Menurut Coram, et.al., (2004) dalam Mutiara, Ratna dan Choirul (2010), salah satu bentuk perilaku pengurangan kualitas audit adalah penghentian prematur atas prosedur audit. Dalam penghentian prematur atas prosedur audit, auditor tidak melakukan prosedur audit yang disyaratkan dengan lengkap dan melakukan penghentian prosedur secara sengaja, tetapi auditor tersebut masih memberikan opini dan menarik kesimpulan tanpa adanya peninjauan mendalam yang sesuai dalam prosedur audit yang ada. Perilaku penghentian prematur atas prosedur audit penting menjadi perhatian, khususnya bagi para auditor profesional agar fenomena penghentian ini dapat dideteksi dan dihilangkan. Perilaku pengurangan kualitas audit penting untuk merefleksikan kontradiksi antara inherent cost dengan aktivitas audit (Herrbach, 2001). Perilaku pengurangan kualitas audit muncul karena adanya dilema inherent cost (biaya yang melekat pada proses audit) dan kualitas, yang dihadapi dalam lingkungan auditnya (Weningtyas dkk., 2007; Herrbach, 2001, dalam Imam, Jurica, Luekman, 2011). Penghentian prematur atas prosedur audit adalah tindakan penghentian terhadap prosedur audit atau tidak melengkapi langkah prosedur audit yang

4 disyaratkan tetapi auditor berani mengungkapkan opini atas laporan keuangan yang diauditnya (Weningtyas, et.al, 2006 dalam Indarto, 2011). Hasil penelitian senada juga dikemukakan oleh Alderman & Deitrick, 1982; Raghunathan, 1991; Weningtyas, Setiawan, & Triatmoko, 2007; Sososutiksno, 2005; Herrbach, 2005; Heriningsih, 2002; Sumekto, 2001; Nugroho, 2008; Widianto, 2008 dalam Wahyudi, dkk., 2011). Praktik penghentian prematur atas prosedur audit dapat disebabkan oleh faktor karakteristik personal dari auditor (faktor internal) serta faktor situasional saat melakukan audit (faktor eksternal). Faktor eksternal seperti prosedur review dan kontrol kualitas, time pressure, risiko audit, dan materialitas. Faktor internal dapat diketahui dari salah satu karakter pribadi auditor yang tercermin dalam karakteristik profesional yang dimiliki auditor dalam melakukan tugasnya. Komitmen profesional auditor merupakan salah satu faktor internal yang mempengaruhi seorang auditor dalam melakukan penghentian atas prosedur audit. Penghentian prematur atas prosedur audit tersebut menyebabkan pengurangan kualitas dalam audit yang diartikan sebagai pengurangan mutu dalam pelaksanaan audit yang dilakukan secara sengaja oleh auditor. Ada beberapa alasan mengapa auditor melakukan penghentian prematur atas prosedur audit: (a) terbatasnya jangka waktu pengauditan yang ditetapkan, (b) anggapan bahwa prosedur audit yang dilakukan tidak penting, (c) prosedur audit tidak material, (d) prosedur audit yang kurang dimengerti, (e) terbatasnya waktu penyampaian laporan audit, dan (f) faktor kebosanan auditor (Wahyudi, dkk., 2011).

5 Faktor pertama yang mempengaruhi penghentian prematur atas prosedur audit adalah tekanan waktu (Biana, 2007 dalam Maulina, dkk., 2010). Faktor kedua yang mempengaruhi penghentian prematur atas prosedur audit adalah materialitas (Asmara dan Rusmin, 1996: 85). Faktor ketiga yang mempengaruhi penghentian prematur atas prosedur audit adalah risiko audit (Halim, 2008: 134). Pelaksanaaa supervisi yang kurang baik juga merupakan salah satu faktor yang mengakibatkan terjadinya penghentian prematur atas prosedur audit. Menurut Qurrahman, dkk. (2012) perilaku profesional akuntansi publik salah satunya diwujudkan dalam bentuk menghindari perilaku menyimpang dalam audit (disfuctional audit behavior). Perilaku ini mempengaruhi kualitas audit baik secara langsung maupun tidak langsung. Perilaku yang mempunyai pengaruh langsung diantaranya adalah premature sigg off atau penghentian prosedur audit secara dini, pemerolehan bukti yang kurang, pemprosesan yang kurang akurat, dan kesalahan dari tahapan-tahapan audit. Salah satu bentuk perilaku pengurangan kualitas audit (RAQ behaviors) adalah penghentian prematur atas prosedur audit tindakan ini berkaitan dengan penghentian terhadap prosedur audit yang disyaratkan, tidak melakukan pekerjaan secara lengkap dan mengabaikan prosedur audit tetapi auditor berani mengungkapkan opini atas laporan keuangan yang diauditnya. Perilaku tersebut dianggap paling tidak dapat diterima/ dimaafkan dan paling berat hukumannya (bisa berupa pemecatan) jika dibandingkan dengan bentuk RAQ lainnya.

6 Penghentian prematur atas prosedur audit yang timbul dari perilaku RAQ semakin banyak terjadi. Penghentian prematur atas prosedur audit tersebut menyebabkan pengurangan kualitas dalam audit yang diartikan sebagai pengurangan mutu dalam pelaksanaan audit yang dilakukan secara sengaja oleh auditor (Coram et.al., 2008 dalam Wahyudin, 2011). Dalam penelitian prematur atas prosedur audit yang disyaratkan dengan lengkap dan melakukan penghentian prosedur secara sengaja, tetapi auditor tersebut masih memberikan opini dan menarik kesimpulan tanpa adanya peninjauan mendalam yang sesuai dalam prosedur audit yang ada. Perilaku untuk menghentikan prosedur audit secara prematur kemungkinan banyak dilakukan dalam kondisi tekanan waktu (time pressure). Kondisi tekanan waktu (time pressure) adalah suatu kondisi dimana auditor mendapatkan tekanan dari tempatnya bekerja untuk dapat menyelesaikan tugasnya sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Dalam bekerja auditor dihadapkan oleh adanya tekanan waktu. Tekanan waktu (time pressure) terdiri dari time budget pressure dan time deadline pressure (Biana, 2007 dalam Mutiara, Ratna, Choirul, 2010). Penelitian Maulina, dkk. (2010) dengan hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh antara tekanan waktu terhadap penghentian prematur atas prosedur audit dan tindakan supervisi tidak berpengaruh. Pelaksanaan supervisi yang kurang baik juga merupakan salah satu faktor yang mengakibatkan terjadinya penghentian prematur atas prosedur audit.

7 Standar Akuntansi Seksi 312 dalam SPAP (2011) mendifinisikan materialitas sebagai besarnya nilai yang apabila terjadi penghilangan atau salah saji dari informasi akuntansi terhadap keadaan yang melingkupinya dapat mengubah atau mempengaruhi pertimbangan orang yang meletakkan kepercayaan atas informasi tersebut. Auditor perlu mempertimbangkan risiko audit dan materialitas dalam penerapan standar auditing, khususnya standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan, dan untuk menentukan sifat, saat, dan luas prosedur audit serta dalam mengevaluasi prosedur tersebut. Oleh karena itu, pertimbangan materialitas akan mempengaruhi opini yang akan berikan (dalam Dwi, Emrinaldi, Julita, 2009). Materialitas merupakan dasar penerapan dasar audit, terutama standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan. Wahyudi, et.al, (2011) membuktikan bahwa time pressure dan materialitas memiliki pengaruh terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Namun penelitian ini menunjukkan resiko audit, prosedur review dan kontrol kualitas, dan komitmen profesional tidak memiliki pengaruh terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Materialitas merupakan satu diantara berbagai faktor yang mempengaruhi pertimbangan auditor tentang kecukupan (kualitas) bukti audit. Dalam membuat generalisasi hubungan antara materialitas dengan bukti audit, perbedaan istilah materialitas dan saldo akun material harus tetap diperhatikan. Semakin rendah tingkat materialitas, semakin besar jumlah yang diperlukan (hubungan terbalik).

8 Penghentian pekerjaan lebih dini akan menyebabkan perubahan tidak dapat dipertanggungjawabkan dalam perencanaan audit, karena akan menghasilkan suatu tingkat risiko audit aktual yang tidak terkontrol dan tidak diketahui. Untuk mengontrol hal ini, maka kantor akuntan publik harus menyediakan tindakan supervisi. Supervisor yang berorientasi pada pekerjaan, ikut menentukan tujuan yang dicapai, membantu memecahkan masalah, menyediakan dukungan sosial dan material serta memberikan umpan balik atas kinerja bawahan, akan membantu mengurangi kebingungan peran dan ketidakpastian yang dialami bawahan sehingga kepuasan kerja bawahannya akan meningkat. Tindakan supervisi harus mempertimbangkan kondisi yang memungkinkan terjadinya penghentian pekerjaan lebih dini. Penelitian Kumalasari, dkk (2012) hasil penelitian menunjukkan bahwa time pressure, risiko audit, dan materialitas berpengaruh positif terhadap penghentian prematur atas prosedur audit, sedangkan prosedur review dan kontrol kualitas tidak berpengaruh terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Penelitian Maulina, dkk (2010) hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh yang signifikan antara tekanan waktu terhadap penghentian prematur atas prosedur audit dan tindakan supervisi tidak berpengaruh signifikan. Penelitian Wahyudi, dkk. (2011) menyimpulkan bahwa hanya materialitas yang memiliki pengaruh signifikan, sedangkan variabel time pressure, risiko audit, prosedur review, kontrol kualitas, dan komitmen

9 profesional tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Penelitian Indarto (2011) hasilnya menunjukkan bahwa tekanan waktu dan risiko audit berpengaruh positif dan signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Sebaliknya variabel review procedure dan quality control pengalaman mengaudit berpengaruh negatif terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Berdasarkan uraian di atas maka peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian ini, karena cukup penting untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penghentian prematur atas prosedur audit. Selain itu, peneliti juga ingin mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen mempengaruhi variabel dependen. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti melakukan penelitian yang berjudul PENGARUH TEKANAN WAKTU, MATERIALITAS, DAN TINDAKAN SUPERVISI TERHADAP PENGHENTIAN PREMATUR ATAS PROSEDUR AUDIT (Studi pada Auditor Pemerintah di BPKP Perwakilan Yogyakarta). B. Rumusan Masalah Masalah-masalah penelitian yang dapat dirumuskan berdasarkan latar belakang yang dikemukakan sebelumnya, sebagai berikut: 1. Apakah tekanan waktu berpengaruh terhadap penghentian prematur atas prosedur audit? 2. Apakah matrealitas berpengaruh terhadap penghentian prematur atas prosedur audit?

10 3. Apakah tindakan supervisi berpengaruh terhadap penghentian prematur atas prosedur audit? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk menguji pengaruh tekanan waktu terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. 2. Untuk menguji pengaruh materialitas terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. 3. Untuk menguji pengaruh tindakan supervisi terhadap penghentian prematuratas prosedur audit. D. Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi: 1. Bagi Mahasiswa Jurusan Akuntansi Guna memberikan pengetahuan mengenai ilmu akuntansi khususnya di bidang audit, sehingga dapat menganalisis pengaruh tekanan waktu, materialitas dan tindakan supervisi atas prosedur audit. 2. Bagi Peneliti Guna memberikan pengetahuan tambahan, wawasan dan menambah referensi agar diperoleh hasil yang bermanfaat bagi peneliti di masa yang akan datang dan juga ingin menganalisis tekanan waktu,

11 materialitas, tindakan supervisi terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. 3. Bagi Akademis atau Ilmu Akuntansi Audit Untuk menambah literatur dan sebagai acuan penelitian pada bidang akuntansi audit, terutama untuk peneliti yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut mengenai tekanan waktu, materialitas dan tindakan supervisi atas prosedur audit. 4. Bagi Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Sebagai masukan badan pengawasan keuangan dan pembangunan, baik kepada audit junior terhadap penting ketepatan waktu, materialitas agar terciptanya kinerja yang baik bagi pemerintah serta pentingnya tindakan supervisi bagi audit senior untuk mewujudkan tujuan-tujuan organisasi. E. Sistematika Penulisan Sebagai arahan untuk memudahkan dalam penelitian ini, maka penulis mencoba menyajikan susunan penulisan sebagai berikut: BAB I. PENDAHULUAN, bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian serta sistematika penulisan. BAB II. TINJAUAN PUSTAKA, bab ini berupa penjelasan yang mendasari penelitian ini, serta hasil-hasil penelitian sejenis yang pernah dilakukan dan berkaitan dengan pengaruh tekanan waktu, materialitas, dan tindakan supervisi terhadap penghentian prematur atas prosedur audit.

12 BAB III. METODE PENELITIAN, bab ini menguraikan metode penelitian yang digunakan meliputi jenis penelitian, populasi dan sampel, data dan sumber data, definisi operasional dan pengukuran variabel, serta metode analisis data. BAB IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN, bab ini merupakan penjelasan mengenai deskripsi objek penelitian, analisis data dan pembahasan yang dilakukan sesuai dengan alat analisis yang digunakan. BAB V. PENUTUP, bab ini berisi tentang simpulan dari hasil penelitian yang telah dibahas pada bab-bab sebelumnya, keterbatasan dan saran-saran yang dapat dijadikan masukan dari berbagai pihak yang berkepentingan.