FAKTOR EKSTERNAL YANG BERPENGARUH TERHADAP PENGHENTIAN PREMATUR ATAS PROSEDUR AUDIT SKRIPSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "FAKTOR EKSTERNAL YANG BERPENGARUH TERHADAP PENGHENTIAN PREMATUR ATAS PROSEDUR AUDIT SKRIPSI"

Transkripsi

1 FAKTOR EKSTERNAL YANG BERPENGARUH TERHADAP PENGHENTIAN PREMATUR ATAS PROSEDUR AUDIT SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi Oleh: Fatriyani NIM : PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017

2 FAKTOR EKSTERNAL YANG BERPENGARUH TERHADAP PENGHENTIAN PREMATUR ATAS PROSEDUR AUDIT SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi Oleh: Fatriyani NIM : PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017 i

3 ii

4 iii

5 HALAMAN PERSEMBAHAN Karena Ia tahu jalan hidupku, seandainya Ia menguji aku, aku akan timbul seperti emas. Ayub 23:10 Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya. Matius 21:22 Kupersembahkan karya ini untuk Tuhan Yesus Kristus Keluarga tercinta Almamater Sanata Dharma iv

6 UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI PROGRAM STUDI AKUNTANSI PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul: FAKTOR EKSTERNAL YANG BERPENGARUH TERHADAP PENGHENTIAN PREMATUR ATAS PROSEDUR AUDIT Dan diajukan untuk diuji pada tanggal 14 Juni 2017 adalah hasil karya saya. Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya. Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja ataupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima. Yogyakarta, 31 Juli 2017 Yang membuat pernyataan, Fatriyani v

7 LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswi Universitas Sanata Dharma: Nama : Fatriyani Nomor Induk Mahasiswa (NIM) : Demi pengembangan ilmu pengetahuan saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: FAKTOR EKSTERNAL YANG BERPENGARUH TERHADAP PENGHENTIAN PREMATUR ATAS PROSEDUR AUDIT beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan seharusnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal 31 Juli 2017 Yang Menyatakan, Fatriyani vi

8 KATA PENGANTAR Puji syukur dan terima kasih kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan berkat, rahmat, dan kasih karunia-nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma. Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapatkan bantuan, bimbingan, dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada: 1. Keluarga atas harapan & doa, dukungan, dan semangat hingga terselesaikannya skripsi ini 2. Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Akt., QIA., CA selaku Kepala Program Studi Akuntansi Universitas Sanata Dharma 3. Dra. YFM. Gien Agustinawansari, M.M., Akt., CA selaku Pembimbing utama yang telah memberikan bimbingan, kritik, saran, dukungan, perhatian, dan sabar membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini 4. Dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi atas pengajaran dan pelayanan yang telah diberikan selama masa perkuliahan di Universitas Sanata Dharma 5. Teman-teman baik ku yang telah membantu, peduli, dan saling mendukung hingga menyelesaikan skripsi: Agustinus Budiawan, Alma Deleni, Fransiska Putri, Veronika Lauren, Raymond Apriyogi, Karlen Naftalia, Cyrilia Iriana, Livia, Julia Nalendra, Alvionita Patricia, Restianti Ismail, Lukas Juan, Katarina Vivi, David Julian, Catharina Astia, M.G Indah, Advionika Resy Bella, Adhiya Putra, Bellamirno Krishna, Gregorius Adhytama, Michella Felita, dan Gulielmus Agil. 6. Kakak ku: Maria Septi, Ira Felisia, Chaesary Husna, Bonifasius Endo, dan Donald Ivan yang telah memberikan semangat dalam menyelesaikan skripsi. 7. Teman satu tim PKM-M dan PIMNAS 29: Donald Ivan, Cristian Ade, Alvin Alfian, dan Thomas Govanis. vii

9 8. Theresia Agustin, Happy Jesicca, dan teman-teman Fakultas Bisnis Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya yang telah memberikan semangat dan bantuan dalam menyelesaikan skripsi. 9. Kantor Akuntan Publik dan Auditor-auditor di Yogyakarta yang telah memberikan izin dan bersedia menjadi responden dalam penelitian. 10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Yogyakarta, 31 Juli 2017 Fatriyani viii

10 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iv HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS... v HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... vi HALAMAN KATA PENGANTAR... vii HALAMAN DAFTAR ISI... ix HALAMAN DAFTAR TABEL... xi HALAMAN DAFTAR GAMBAR... xii HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN... xiii ABSTRAK... xiv ABSTRACT... xv BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Permasalahan... 1 B. Rumusan Masalah... 5 C. Batasan Masalah... 6 D. Tujuan Penelitian... 7 E. Manfaat Penelitian... 7 F. Sistematika Penulisan... 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Audit B. Teori Pendukung C. Hasil Penelitian Terdahulu D. Perumusan Hipotesis Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian B. Tempat dan Waktu Penelitian C. Subjek dan Objek Penelitian ix

11 D. Data Penelitian E. Teknik Pengumpulan Data F. Populasi dan Sampel G. Variabel Penelitian H. Teknik Analisis Data BAB IV GAMBARAN UMUM KANTOR AKUNTAN PUBLIK (KAP) DI YOGYAKARTA A. KAP Drs. Bismar, Muntalib & Yunus (Cabang) B. KAP Drs. Hadiono C. KAP Hadori Sugiarto Adi & Rekan (Cabang) D. KAP Drs. Henry & Sugeng E. KAP Indarto Waluyo F. KAP Kumalahadi (KKSP & Rekan) G. KAP Kuncara (KKSP & Rekan) H. KAP Moh. Mahsun, Ak., M.Si., CPA I. KAP Drs. Soeroso Donosapoetro, MM BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Paparan Data B. Analisis Deskriptif C. Analisis Data D. Uji Asumsi Klasik E. Uji Goodness Of Fit Suatu Model F. Analisis Regresi Linier Berganda G. Uji Hipotesis H. Pembahasan BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan B. Keterbatasan Penelitian C. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN x

12 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 5.1 Deskripsi Penyebaran Kuesioner Tabel 5.2 Sampel dan Tingkat Pengembalian Kuesioner Tabel 5.3 Identitas Responden Tabel 5.4 Kategori Variabel Tabel 5.5 Deskriptif Penghentian Prematur atas Prosedur Audit Tabel 5.6 Deskriptif Tekanan Waktu Tabel 5.7 Deskriptif Risiko Audit Tabel 5.8 Deskriptif Materialitas Tabel 5.9 Hasil Uji Validitas Tabel 5.10 Hasil Uji Reliabilitas Tabel 5.11 Hasil Uji Normalitas Tabel 5.12 Hasil Uji Multikolonieritas Tabel 5.13 Hasil Uji Heteroskedastisitas Tabel 5.14 Hasil Uji Koefisien Determinasi Tabel 5.15 Hasil Uji Statistik F Tabel 5.16 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Tabel 5.17 Hasil Uji Hipotesis Tabel 5.18 Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis xi

13 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar I Kerangka Pemikiran Penelitian xii

14 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Kuesioner Lampiran 2 Surat Keterangan Penelitian Lampiran 3 Hasil Tabulasi Data Lampiran 4a Hasil Uji Validitas Penghentian Prematur atas Prosedur Audit Lampiran 4b Hasil Uji Validitas Tekanan Waktu Lampiran 4c Hasil Uji Validitas Risiko Audit Lampiran 4d Hasil Uji Validitas Materialitas Lampiran 5a Hasil Uji Reliabilitas Penghentian Prematur atas Prosedur Audit Lampiran 5b Hasil Uji Reliabilitas Tekanan Waktu Lampiran 5c Hasil Uji Reliabilitas Risiko Audit Lampiran 5d Hasil Uji Reliabilitas Materialitas Lampiran 6 Hasil Uji Normalitas Lampiran 7 Hasil Uji Multikonieritas Lampiran 8 Hasil Uji Heteroskedastisitas Lampiran 9 Hasil Uji Koefisien Determinasi Lampiran 10 Hasil Uji Statistik F Lampiran 11 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Lampiran 12 Hasil Uji t xiii

15 ABSTRAK FAKTOR EKSTERNAL YANG BERPENGARUH TERHADAP PENGHENTIAN PREMATUR ATAS PROSEDUR AUDIT Fatriyani NIM: Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2017 Tujuan penelitian ini untuk mengetahui: pengaruh tekanan waktu terhadap penghentian prematur atas prosedur audit, pengaruh risiko audit terhadap penghentian prematur atas prosedur audit, dan pengaruh materialitas terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Jenis penelitian adalah studi kasus. Tempat penelitian berada di Kantor Akuntan Publik Yogyakarta. Responden dalam penelitian ini adalah 46 auditor pada 9 Kantor Akuntan Publik Yogyakarta. Teknik analisis dalam penelitian ini menggunakan regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tekanan waktu tidak berpengaruh terhadap penghentian prematur atas prosedur audit, risiko audit tidak berpengaruh terhadap penghentian prematur atas prosedur audit, dan materialitas tidak berpengaruh terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Kata Kunci : tekanan waktu, risiko audit, materialitas, penghentian prematur atas prosedur audit, kantor akuntan publik xiv

16 ABSTRACT EXTERNAL FACTORS AFFECTING PREMATURE SIGN OFF OF AUDIT PROCEDURE Fatriyani NIM: Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2017 This research aimed to determine the effect of time pressure on premature sign off of audit procedure, effect of audit risk on premature sign off of audit procedure, and effect of materiality on premature sign off of audit procedure. The research was case study. The location of this research was at public accounting firm in Yogyakarta. Respondens in this research are 46 auditors at 9 public accounting firms in Yogyakarta. The data analysis technique used in this study is multiple linear regression. The results of this research indicate that time pressure does not affect against premature sign off of audit pressure, audit risk does not affect against premature sign off of audit procedure, and materiality does not affect against premature sign off of audit procedure. Key Words : time pressure, audit risk, materiality, premature sign off of audit procedure, public accounting firm xv

17 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Audit merupakan jasa assurance yang diberikan oleh kantor akuntan publik. Jasa assurance adalah jasa profesional independen yang mampu meningkatkan mutu informasi, atau konteksnya, untuk para pengambil keputusan (Boyton, 2003:20). Audit atas laporan keuangan yang menghasilkan opini diperlukan oleh perusahaan sebagai pertanggungjawaban terhadap pihak eksternal perusahaan, sedangkan hasil audit diperlukan oleh pihak eksternal perusahaan sebagai dasar untuk melakukan pengambilan keputusan. Audit yang mampu meningkatkan kualitas atau mutu informasi dapat terwujud apabila auditor melaksanakan prosedur audit yang telah ditetapkan. Teori menyatakan secara jelas bahwa audit yang baik adalah yang mampu meningkatkan kualitas informasi beserta konteksnya namun terdapat perbedaan antara teori dengan praktek. Pada Februari 2017 lalu, kantor akuntan publik Purwantono, Suherman & Surja yang merupakan mitra Ernst & Young s (EY) menyepakati untuk membayar denda senilai US$ 1 juta (sekitar Rp 13,3 miliar) kepada regulator Amerika Serikat. KAP EY di Indonesia divonis gagal melakukan audit laporan keuangan kliennya yang bergerak dibidang telekomunikasi karena memberikan opini tanpa bukti yang memadai. Kasus EY terjadi dikarenakan salah satu 1

18 2 bentuk perilaku pengurangan kualitas audit yakni penghentian prematur atas prosedur audit. Penghentian prematur atas prosedur audit adalah praktik yang berhubungan dengan pengabaian atau bahkan penghentian terhadap prosedur-prosedur yang harus dilaksanakan dalam program audit, auditor tidak melakukan prosedur tersebut secara tuntas, tetapi auditor memberikan suatu opini audit (Wahyudi dkk, 2011). Terdapat beberapa alasan auditor melakukan penghentian prematur atas prosedur audit: (a) terbatasnya jangka waktu pengauditan yang ditetapkan, (b) adanya anggapan prosedur audit yang dilakukan tidak penting, (c) prosedur audit tidak material, (d) prosedur audit yang kurang dimengerti, (e) terbatasnya waktu penyampaian laporan audit, dan (f) adanya pengaruh faktor kebosanan dari auditor (Alderman & Deitrick, 1982; Raghunathan, 1991 dalam Wahyudi dkk., 2011). Penghentian prematur atas prosedur audit yang merupakan perilaku menyimpang dari auditor yang disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor karakteristik personal dari auditor (faktor internal) dan faktor situasional saat melakukan audit (faktor eksternal). Penelitian ini lebih berfokus pada faktor situasional saat melakukan audit (faktor eksternal) seperti tekanan waktu, risiko audit, dan materialitas. Praktik untuk melakukan penghentian prematur atas prosedur audit oleh auditor kemungkinan banyak terjadi dalam kondisi tekanan waktu. Kondisi tekanan waktu adalah kondisi dimana auditor mendapatkan tekanan dari kantor akuntan publik tempatnya bekerja untuk

19 3 menyelesaikan audit pada waktu dan anggaran biaya yang telah di ditentukan sebelumnya (Weningtyas, dkk., 2006). Auditor yang berada dalam kondisi mendapatkan tekanan waktu tinggi akan kecenderungan untuk melakukan penghentian prematur atas prosedur audit. Tekanan waktu terdiri dari dua dimensi yaitu tekanan anggaran waktu (time budget pressure) dan tekanan batas waktu (time deadline pressure). Berdasarkan hasil penelitian terdahulu, tekanan waktu memiliki pengaruh positif terhadap penghentian prematur atas prosedur audit (Weningtyas, dkk., 2006; Maulina, dkk., 2010; Indarto, 2011; Aji, 2013; Andani dan Mertha, 2013; Sunyoto, 2014; Wibisono, 2014; Utoyo, 2014; Permatasari, 2014) sedangkan dalam penelitian yang dilakukan Wahyudi, dkk (2011), Qurrahman, dkk (2012), dan Limantika (2014) menyimpulkan tekanan waktu tidak memiliki pengaruh terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Faktor lain yang dapat mempengaruhi penghentian prematur atas prosedur audit adalah Risiko audit dan Materialitas. Risiko audit adalah risiko yang timbul karena auditor tanpa disadari tidak memodifikasi pendapatnya sebagaimana mestinya, atas suatu laporan keuangan yang mengandung salah saji material (PSA No.25). Risiko audit terdiri dari risiko bawaan, risiko pengendalian, dan risiko deteksi. Risiko audit dalam penelitian ini adalah risiko deteksi. Berdasarkan hasil penelitian terdahulu, risiko audit berpengaruh secara positif terhadap penghentian prematur atas prosedur audit (Weningtyas, dkk., 2006; Indarto, 2011; Qurrahman, dkk

20 4.,2012; Aji, 2013; Andani dan Mertha, 2013) sedangkan dalam penelitian Wahyudi, dkk (2011), Limantika (2014) dan Permatasari (2014) menyimpulkan risiko audit tidak memiliki pengaruh terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Materialitas adalah besarnya informasi akuntansi yang apabila terjadi penghilangan atau salah saji, dilihat dari keadaan yang melingkupinya, mungkin dapat mengubah atau mempengaruhi pertimbangan orang yang meletakkan kepercayaan atas informasi tersebut. Pertimbangan auditor mengenai materialitas merupakan pertimbangan profesional dan dipengaruhi oleh persepsi auditor atas kebutuhan orang yang memiliki pengetahuan memadai dan yang akan meletakkan kepercayaa terhadap laporan keuangan. Pertimbangan mengenai materialitas yang digunakan oleh auditor dihubungkan dengan keadaan sekitarnya dan mencangkup pertimbangan kuantitatif maupun kualitatif (PSA No.25). Hasil penelitian terdahulu mengungkapkan bahwa materialitas memiliki pengaruh positif terhadap penghentian prematur atas prosedur audit (Weningtyas, dkk.,2006, Wahyudi, dkk., 2011; Limantika, 2014;), materialitas memiliki pengaruh negatif terhadap penghentian prematur atas prosedur audit dalam penelitian Aji (2013), sedangkan penelitian Qurrahman, dkk (2012), Utoyo (2014), Permatasari (2014), dan Sunyoto (2014) menyimpulkan materialitas tidak memiliki pengaruh terhadap penghentian prematur atas prosedur audit.

21 5 Penelitian ini mengacu pada penelitian yang telah dilakukan oleh Aji (2013), yang menguji apakah secara simultan time pressure, risiko audit, materialitas, dan kesadaran etis berpengaruh terhadap penghentian prematur atas prosedur audit dan menguji apakah secara parsial time pressure, risiko audit, materialitas serta prosedur review dan kontrol kualitas berdampak terhadap terjadinya penghentian prematur atas prosedur audit. Penelitian ini memiliki beberapa perbedaan dengan penelitian Aji (2013). Pertama, penelitian ini hanya fokus untuk menguji tiga variabel yang menjadi faktor situasional yaitu tekan waktu, risiko audit, dan materialitas. kedua, perbedaan penelitian ini terletak pada sampel dan waktu penelitian. Sampel penelitian ini adalah auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik Yogyakarta dan penelitian ini dilakukan pada tahun B. Rumusan Masalah Peneliti melakukan penelitian untuk menguji pengaruh faktor eksternal terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Rumusan masalah dalam penelitian sebagai berikut: 1. Apakah tekanan waktu berpengaruh secara positif terhadap penghentian prematur atas prosedur audit? 2. Apakah risiko audit berpengaruh secara positif terhadap penghentiaan prematur atas prosedur audit? 3. Apakah materialitas berpengaruh secara negatif terhadap penghentian prematur atas prosedur audit?

22 6 C. Batasan Masalah Penghentian prematur atas prosedur audit dipengaruhi oleh faktor eksternal dan faktor internal. Fakor eksternal terdiri dari tekanan waktu, risiko audit, materialitas, prosedur review dan kontrol kualitas, dan tindakan supervisi, sedangkan faktor internal terdiri dari kesadaran etis, etika auditor, komitmen organisasi, komitmen profesional, pengalaman audit dan lokus kendali. Penelitian ini hanya terbatas pada faktor eksternal yang berpengaruh terhadap penghentian prematur atas prosedur audit karena ada keterbatasan dalam mengakses teori yang diperlukan. Penelitian ini hanya menggunakan tiga dari lima faktor eksternal yang telah disebutkan diatas untuk dijadikan variabel dalam penelitian ini, yakni tekanan waktu, risiko audit, dan materialitas. Penelitian ini menggunakan tekanan waktu sebagai variabel karena kecenderungan auditor untuk melakukan penghentian prematur atas prosedur audit dalam kondisi ini lebih tinggi, sedangkan alasan menggunakan risiko audit dan materialitas sebagai variabel penelitian ini adalah karena auditor harus mempertimbangkan risiko audit dan materialitas dalam merencanakan audit dan merancang prosedur audit untuk menentukan sifat, saat, atau luasnya prosedur sehingga memperoleh bukti audit kompeten yang cukup dan sebagai dasar untuk mengevaluasi laporan keuangan. Penelitian ini juga terbatas pada auditor kantor akuntan publik di Yogyakarta sebagai objek penelitian.

23 7 D. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pengaruh tekanan waktu terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. 2. Untuk mengetahui pengaruh risiko audit terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. 3. Untuk mengetahui pengaruh materialitas terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. E. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini memberikan manfaat : 1. Akademik Hasil penelitian memberikan kontribusi berupa penambahan wawasan atau referensi terkait pengaruh tekanan waktu, risiko audit, dan materialitas terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. 2. KAP Hasil penelitian memberikan masukan serta evaluasi terhadap kinerja auditor dan kebijakan yang dapat dilakukan agar meningkatkan kualitas audit dan mencegah penghentian prematur atas prosedur audit 3. Peneliti Proses penelitian memberikan manfaat bagi peneliti berupa penambahan wawasan dan meningkatkan pemahaman peneliti terhadap penghentian prematur atas prosedur audit, tekanan waktu, risiko audit, dan materialitas yang tidak didapatkan di kelas. Hasil

24 8 penelitian memberikan manfaat bagi peneliti sehingga dapat mengetahui pengaruh tekanan waktu, risiko audit, dan materialitas. F. Sistematika Penulisan Sistematika penelisan dalam skripsi ini: Bab I Pendahuluan Pada bab ini terdiri atas latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan masalah, manfaat masalah, dan sistematika penulisan. Bab II Kajian Pustaka Pada bab ini terdiri atas teori pendukung, hasil penelitian terdahulu, dan perumusan hipotesis penelitian. Bab III Metode Penelitian Pada bab ini menjelaskan jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subyek dan obyek penelitian, Bab IV Gambaran Umum Kantor Akuntan Publik Yogyakarta Pada bab ini menjelaskan secara garis besar Kantor Akuntan Publik, seperti nomor izin usaha/ cabang, alamat, nomor telpon/fax, dan . Bab V Analisis Data dan Pembahasan Pada bab ini menjelaskan mengenai deskripsi data, analisis data dan hasil penelitian dan interprestasi

25 9 Bab VI Penutup Pada bab ini terdiri atas kesimpulan atas penelitian yang dilakukan, keterbatasan-keterbatasan yang dihadapi dalam penelitian, dan saran penelitian

26 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Audit a. Pengertian Audit Menurut Mulyadi (2002:11), auditing adalah pemeriksaan secara objektif atas laporan keuangan suatu perusahaan atau organisasi lain dengan tujuan untuk menentukan apakah laporan keuangan tersebut menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan atau organisasi tersebut. Arens, dkk., (1995:1) mengartikan auditing sebagai proses yang ditempuh oleh seseorang yang kompeten dan independen agar dapat menghimpun dan mengevaluasi bukti-bukti mengenai informasi yang terukur dari suatu entitas (satuan) usaha untuk mempertimbangkan dan melaporkan tingkat kesesuaian dari informasi yang terukur tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan. Berdasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa Auditing adalah proses pemeriksaan yang dilakukan oleh seseorang yang kompeten dan independen dalam menghimpun dan mengevaluasi bukti-bukti untuk menentukan apakah laporan 10

27 11 keuangan telah disajikan secara wajar sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Jasa audit merupakan jasa assurance yang diberikan akuntan publik, jasa assurance adalah jasa profesional independen yang meningkatkan kualitas informasi, atau konteksnya, bagi para pembuat keputusan. Jasa assurance dapat meningkatkan kualitas melalui peningkatan kepercayaan atas keandalan dan relevansi informasi (Messier, 2005:18) b. Jenis Audit Menurut Jusup (2001: 15-17), audit pada umumnya dikelompokkan menjadi tiga golongan, yaitu: audit laporan keuangan, audit kesesuaian, dan audit operasional. 1) Audit Laporan Keuangan Audit laporan keuangan dilakukan untuk menentukan apakah laporan keuangan sebagai keseluruhan yaitu informasi kuantitatif yang akan diperiksa- dinyatakan sesuai dengan kriteria tertentu yang telah ditetapkan. 2) Audit Kesesuaian Audit kesesuaian dilakukan dengan tujuan untuk menentukan apakah pihak yang diaudit telah mengikuti prosedur atau aturan tertentu yang ditetapkan oleh pihak yang berwenang.

28 12 3) Audit Operasional Audit operasional adalah pengkajian (review) atas setiap bagian dari prosedur dan metoda yang ditetapkan suatu organisasi dengan tujuan untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas. c. Tipe Auditor Menurut Mulyadi (2002: 28-30), orang atau kelompok yang melaksanakan audit dapat dikelompokkan menjadi tiga golongan: auditor independen, auditor pemerintah, dan auditor intern. 1) Auditor Independen Auditor independen adalah auditor profesional yang menyediakan jasanya kepada masyarakat umum, terutama dalam bidang audit atas laporan keuangan yang dibuat oleh kliennya. 2) Auditor Pemerintah Auditor pemerintah adalah auditor profesional yang bekerja di instansi pemerintah yang tugas pokoknya melakukan audit atas pertanggungjawaban yang disajikan oleh unit-unit organisasi atau entitas pemerintah atau pertanggungjawaban keuangan yang ditujukan pemerintah. Orang atau kelompok yang disebut auditor pemerintah adalah auditor yang bekerja di Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), serta instansi pajak.

29 13 3) Auditor Intern Auditor intern adalah auditor yang bekerja dalam perusahaan (perusahaan negara maupun perusahaan swasta) yang tugas pokoknya adalah menentukan apakah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen puncak telah dipatuhi, menentukan baik atau tidaknya penjagaan kekayaan organisasi, menentukan efisiensi dan efektifitas prosedur kegiatan organisasi, serta menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh berbagai bagian organisasi. d. Hirarkhi auditor dalam organisasi kantor akuntan publik Menurut Mulyadi (2002: 33-34), hirarkhi auditor dalam perikatan audit di dalam kantor akuntan publik dibagi menjadi empat, yakni partner (rekan), manajer, auditor senior, dan auditor junior. 1) Partner (rekan) Partner menduduki jabatan tertinggi dalam perikatan auditor; bertanggung jawab atas hubungan dengan klien; bertanggung jawab secara menyeluruh mengenai auditing. Partner menandatangani laporan audit dan management letter, dan bertanggung jawab terhadap penagihan fee audit dari klien. 2) Manajer Manager bertindak sebagai pengawas audit; bertugas untuk membantu auditor senior dalam merencanakan program audit dan waktu audit; me-review kertas kerja, laporan audit, dan

30 14 management letter. Biasanya manajer melakukan pengawasan terhadap pekerjaan beberapa auditor senior. Pekerjaan manager tidak berada di kantor klien, melainkan di kantor auditor, dalam bentuk pengawasan terhadap pekerjaan yang dilaksanakan para auditor senior. 3) Auditor Senior Auditor senior bertugas untuk melaksanakan audit; bertanggung jawab untuk mengusahakan biaya audit dan waktu audit sesuai dengan rencana; bertugas untuk mengarahkan dan me-review pekerjaan auditor junior. Auditor senior biasanya akan menetap di kantor klien sepanjang prosedur audit dilaksanakan. Umumnya auditor senior melakukan audit terhadap satu objek pada saat tertentu. 4) Auditor Junior Auditor junior melaksanakan prosedur audit secara rinci; membuat kertas kerja untuk mendokumentasikan pekerjaan audit yang telah dilaksanakan. Pekerjaan ini biasanya dipegang oleh auditor yang baru saja menyelesaikan pendidikan formalnya di sekolah. Dalam melaksanakan pekerjaannya sebagai auditor junior, seorang auditor harus belajar secara rinci mengenai pekerjaan audit. Biasanya auditor melaksanakan audit di berbagai jenis perusahaan. Auditor harus banyak melakukan audit di lapangan dan di berbagai kota, sehingga

31 15 auditor dapat memperoleh pengalaman banyak dalam menangani berbagai masalah audit. Auditor junior sering juga disebut dengan asisten auditor. B. Teori Pendukung a. Teori Atribusi Teori atribusi berusaha untuk menjelaskan mengapa orangorang berperilaku dengan cara tertentu (Moorhead, 2013: 75). Perilaku seseorang disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berasal dari kekuatan didalam diri seseorang seperti sifat kepribadian, motivasi, atau kemampuan. Sedangkan faktor eksternal berasal dari kekuataan dalam lingkungan seseorang seperti tugas yang sulit. b. Penghentian Prematur atas Prosedur Audit Prosedur audit menurut Jusuf (2001:136) adalah tindakantindakan yang dilakukan atau metode dan teknik yang dipergunakan auditor untuk mendapatkan dan mengevaluasi bukti audit dimana prosedur audit diterapkan pada data akuntansi ataupun proses untuk mendapatkan dan mengevaluasi informasi. Prosedur audit yang telah direncanakan harus dilaksanakan auditor agar tujuan audit dapat tercapai melalui pemberiaan opini. Menurut Mulyadi (2002:86-88) terdapat sepuluh jenis prosedur audit : 1) Inspeksi; merupakan pemeriksaan secara rinci terhadap dokumen atau kondisi fisik sesuatu.

32 16 2) Pengamatan (observation); merupakan prosedur audit yang digunakan oleh auditor untuk melihat atau menyaksikan pelaksanaan suatu kegiataan. 3) Permintaan keterangan (inquiry); merupakan prosedur audit yang dilakukan dengan meminta keterangan secara lisan, sehingga bukti audit yang dihasilkan berupa bukti lisan dan bukti dokumenter. 4) Konfirmasi; merupakan bentuk penyelidikan yang memungkinkan auditor memperoleh informasi secara langsung dari pihak ketiga yang bebas. 5) Penelusuran (tracing); auditor melakukan penelusuran informasi sejak mula-mula data tersebut direkam pertama kali dalam dokumen, dilanjutkan dengan pelacakan pengolahan data tersebut dalam proses akuntansi. 6) Pemeriksaan bukti pendukung (vouching); merupakan prosedur audit yang meliputi inspeksi terhadap dokumen-dokumen yang mendukung dari suatu transaksi atau data keuangan untuk menentukan kewajaran dan kebenarannya, dan membandingkan dokumen tersebut dengan catatatn akuntansi yang berkaitan. Prosedur audit ini berlawanan arah dengan prosedur penelusuran. Prosedur ini bertujuan untuk memperoleh bukti audit mengenai kebenaran perlakuan akuntansi terhadap transaksi yang terjadi

33 17 7) Penghitungan (counting); prosedur ini meliputi perhitungan fisik terhadap sumber daya berwujud seperti kas atau sediaan ditangan dan dan pertanggungjawaban semua formulir bernomor urut tercetak. 8) Scanning; merupakan review secara tepat terhadap dokumen, catatan dan daftar untuk mendeteksi unsur-unsur yang tampak tidak biasa yang memerlukan penyelidikan lebih mendalam. 9) Pelaksanaan ulang (reperforming); merupakan pengulangan aktivitas yang dilaksanakan oleh klien. 10) Teknik audit berbantuan komputer (computer-assisted audit techniques); teknik ini digunakan oleh auditor apabila catatan klien diselenggarakan dalam media elektronik dengan menggunakan berbagai prosedur audit yang dijelaskan diatas. Selain menggunakan prosedur audit yang telah dijelaskan diatas, auditor dapat menggunakan prosedur lainnya untuk mendapatkan bukti audit. Dalam penelitian ini serangkaian prosedur yang digunakan adalah prosedur audit yang ditetapkan dalam Standar Profesi Akuntan Publik (SPAP) yang menurut Heriningsih (2001) mudah untuk dilakukan praktik penghentian prematur. Prosedur tersebut adalah 1) Pemahaman bisnis dan industri klien (PSA No ). Pemahaman bisnis klien sangat penting dilakukan sebagai salah satu tahap awal dari proses audit suatu perusahaan. Dengan

34 18 memahami binis klien, maka auditor dapat mengidentifikasi dan memahami peristiwa, transaksi, dan praktik yang menurut pertimbangan auditor berdampak pada kualitas audit yang dihasilkan 2) Pertimbangan pengendalian internal (PSA No ). Pemahaman tentang pengendalian internal sangat penting bagi auditor dalam merencanakn audit atas laporan keuangan. pengendalian internal merupakan sesuatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personel lain entitas, yang di disain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: keandalan pelaporan keuangan, efektivitas dan efisiensi operasi, dan kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku. Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, dan lingkup pengujuan yang akan dilakukan. 3) Internal auditor klien (PSA No ). Review kinerja internal auditor klien sangat penting bagi auditor untuk menentukan sifat, saat dan lingkup prosedur audit yang harus dilaksanakan daam suatu audit atas laporan keuangan. Dengan mereview kinerja auditor internal maka akan berpengaruh pada prosedur audit berikut ini : (1) prosedur yang dilaksanakan oleh auditor pasa saat berusaha memahami

35 19 pengendalian intern klien, (2) prosedur yang dilaksanakan oleh auditor pada saat menetapkan risiko, (3) prosedur subtantif yang dilaksanakan oleh auditor. 4) Informasi asersi manajemen (PSA No ). Tujuan audit laporan keuangan yaitu untuk menyatakan pendapat atas kewajaran laporan keuangan klien dalam semua hal yang material, sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum. Karena kewajaran laopran keuangan sangat ditentukan oleh integritas berbagai asersi manajemen yang terkandung dalam laporan keuangan, selain itu asersi manajemen juga penting untuk merancang pengujian subtantif (test terhadap kewajaran saldo-saldo dalam laporan keuangan), maka sangat penting bagi auditor untuk menggunakan asersi manajemen dalam pengembangan tujuan audit dan dalam perancangan pengujian subtantif 5) Prosedur analitik (PSA No ). Prosedur analitik yaitu membandingkan laporan keuangan periode berjalan dengan periode yang lalu, budget dengan realisasinya serta analisa rasio ( misalnya: menghitung rasio liquiditas, reabilitas dan aktivitas baik untuk tahun berjalan maupun tahun lalu, membandingkan dengan rasio industri). Sehingga prosedur analitik dalam perencanaan audit penting untuk meningkatkan pemahaman auditor atas bisnis klien dan

36 20 mengidentifikasi bidang yang kemungkinan mencerminkan risiko tertentu yang bersangkutan dengan audit 6) Konfirmasi (PSA No ) Konfirmasi merupakan proses pemerolehan dan penilaian suatu komunikasi langsung dari pihak ketika sebagai jawaban atas permintaan informasi tentang unsur tertentu yang berdampak terhadap asersi laporan keuangan. Proses konfirmasi sangat penting bagi auditor untuk memperoleh bukti dari pihak ketiga mengenai asersi laporan keuangan yang dibuat oleh manajemen. Bila prosedur ini tidak dilakukan maka kemungkinan untuk memperolah bukti audit yang memberikan keyakinan dan keandalan lebih besar dan berasal dari sumber independen diluar entitas tidak diperoleh 7) Representasi manajemen (PSA No ). Yaitu merupakan surat yang dibuat oleh manajer tertentu dalam organisasi klien atas permintaan auditor, berisi fakta tertentu mengenai posisi keuangan dan kegiatan perusahaan. Tujuan auditor meminta surat representasi manajemen adalah untuk menyadarkan manajemen bahwa tanggung jawab atas kewajaran laporan keuangan terletak ditangan manajemen.

37 21 8) Pengujian pengendalian teknik berbantuan komputer (PSA No ). Pengujian ini diperlukan untuk memberikan opini (pernyataan) terhadap sistem informasi akuntansi yang terkomputerisasi. Di sini auditor harus menilai apakah sumber daya yang telah digunakan secara efisien dan ekonomis, semua aktiva telah dilindungi dengan baik, terjamin integritasnya serta terdapat stuktur pengendalian intern yang memadai. Dengan kata lain auditor harus dapat menyatakan apakah sistem informasi yang terkomputerisasi telah diselenggara dengan efektif dan efisien. 9) Sampling audit (PSA No ). Sampling audit adalah penerapan prosedur audit terhadap kurang dari seratus persen unsur dalam suatu akun atau kelompok transaksi dengan tujuan untuk menilai beberapa karakteristik transaksi yang ada. Sampling audit digunakan untuk memperoleh pemahaman atas sifat operasi entitas atau, memperjelas pemahaman atas pengendalian intern entitas, dan juga untuk mengetahui saldo2 akun dan transaksi yang mungkin mengandung salah saji

38 22 10) Perhitungan fisik (PSA No ). Prosedur ini diperlukan untuk meyakinkan auditor tentang efektifitas perhitungan fisik kas maupun sediaan dan mengukur keandalan yang dapat diletakkan dalam representasi klien tentang kuantitas dan knlah fisik kas sediaan. Penghentian prematur atas prosedur audit Menurut Shapeero et al. (2003) dalam penelitian Wahyudi dkk (2011) diartikan sebagai suatu praktik ketika auditor mendokumentasikan prosedur audit secara lengkap tanpa benar-benar melakukannnya atau mengabaikan/ tidak melakukan beberapa prosedur audit yang diisyaratkan tetapi auditor dapat memberikan opini atas suatu laporan keuangan. Penghentian prematur atas prosedur audit merupakan bentuk pengurangan kualitas audit, auditor gagal untuk melengkapi langkah program yang dilakukan secara sengaja (Indarto, 2011). Sehingga dapat disimpulkan bahwa penghentian prematur atas prosedur audit adalah penyimpangan prilaku auditor yang mengakibatkan pengurangan kualitas audit tetapi auditor tetap memberikan opini atas laporan yang diaudit nya. Tindakan penghentian prematur atas prosedur audit tejadi karena faktor internal audior dan faktor eksternal auditor.

39 23 c. Tekanan Waktu Tekanan waktu merupakan suatu keadaan dimana auditor mendapatkan tekanan dari kantor akuntan publik tempatnya bekerja untuk menyelesaikan audit sesuai dengan waktu dan anggaran biaya yang telah ditentukan sebelumnya (Wahyudi, dkk.,2011). Tekanan waktu memiliki dua dimensi (Heriningsih, 2001) yaitu tekanan anggaran waktu (time budget pressure) dan tekanan batas waktu (time deadline pressure). Tekanan anggaran waktu merupakan keadaan dimana auditor dituntut untuk melakukan efisiensi terhadap anggaran waktu yang telah disusun, atau terdapat pembatasan waktu dalam anggaran yang sangat ketat dan tekanan batas waktu merupakan kondisi dimana auditor dituntut untuk menyelesaikan tugas audit tepat pada waktunya. Tekanan waktu muncul karena berbagai faktor seperti persaingan fee antara Kantor Akuntan Publik, pertimbangan kemampuan laba, dan keterbatasan personil akuntan publik (Herrbach, 2005 dalam Wahyudi, dkk.,2006). Tekanan waktu yang diterima auditor dari KAP bertujuan untuk memaksa auditor menyelesaikan tugas sesuai dengan anggaran waktu yang telah ditetapkan sehingga dapat mengurangi biaya audit. Tekanan waktu merupakan suatu tekanan terhadap anggaran waktu yang telah disusun, sehingga dengan adanya tekanan ini akan mengakibatkan

40 24 berkurangnya efisiensi dan efektivitas audit, kualitas audit, kepuasaan kerja serta dapat meningkatkan tingkat stress seseorang (Kelly, 1991 dalam Heriningsih, 2002) d. Risiko Audit Risiko Audit adalah risiko memberikan opini audit yang tidak tepat atas laporan keuangan yang disalah sajikan secara material (Tuanakota, 2014:89). Risiko audit terdiri atas tiga komponen (Jusup, 2001: ) yaitu (1) Risiko bawaan, merupakan kerentanan suatu saldo rekening atau golongan transaksi terhadap suatu salah saji material, dengan asumsi bahwa tidak terdapat kebijakan dan prosedur struktur pengendalian intern yang terkait; (2) Risiko pengendalian, merupakan risiko bahwa suatu salah saji material yang dapat terjadi dalam suatu asersi tidak dapat dicegah atau dideteksi secara tepat waktu oleh struktur pengendalian intern satuan usaha; (3) Risiko deteksi, merupakan risiko bahwa auditor tidak dapat mendeteksi salah saji material yang terdapat dalam suatu asersi. Risiko audit yang dimaksud dalam penelitian ini adalah risiko deteksi. Risiko ini menyatakan suatu ketidakpastian yang dihadapi auditor dimana kemungkinan bahan bukti yang telah dikumpulkan oleh auditor tidak mampu untuk mendeteksi adanya salah saji yang material (Weningtyas dkk, 2006).

41 25 Risiko deteksi memiliki hubungan terbalik dengan jumlah bukti yang dibutuhkan auditor dalam memberikan opini atas laporan keuangan. ketika auditor menetapkan semakin rendah tingkat risiko deteksi yang dapat diterima, maka semakin banyak jumlah bukti yang dibutuhkan. Dengan demikian semakin rendah risiko deteksi, kemungkinan auditor untuk melakukan penghentian prematur atas prosedur audit juga semakin rendah. e. Materialitas Materialitas adalah besarnya nilai yang dihilangkan atau salah saji informasi akuntansi, yang dilihat dari keadaan yang melingkupinya, dapat mengakibatkan perubahan atas atau pengaruh terhadap pertimbangan orang yang meletakkan kepercayaan terhadap informasi tersebut, karena adanya penghilangan atau salah saji itu (Mulyadi, 2002:158). Pertimbangan auditor mengenai materialitas merupakan pertimbangan profesional dan dipengaruhi oleh persepsi auditor atas kebutuhan orang yang memiliki pengetahuan memadai dan yang akan meletakkan kepercayaan terhadap laporan keuangan. Dalam merencakan suatu audit, auditor harus menilai materialitas pada dua tingkat (Boynton, 2003:331), yaitu tingkat laporan keuangan, karena pendapat auditor mengenai kewajaran meluas sampai laporan keuangan secara keseluruhan dan tingkat saldo akun, karena auditor menguji saldo akun dalam memperoleh

42 26 kesimpulan keseluruhan atas kewajaran laporan keuangan. Materialitas laporan keuangan adalah salah saji agregat minimum dalam laporan keuangan yang cukup penting untuk mencegah laporan disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Materialitas saldo akun adalah salah saji minimum yang dapat muncul dalam suatu saldo akun hingga dianggap mengandung salah saji material. Pertimbangan mengenai materialitas yang digunakan oleh auditor dihubungkan dengan keadaan sekitarnya dan mencakup pertimbangan kuantitatif maupun kualitatif (SA Seksi 312). Pertimbangan kuantitatif merupakan pertimbangan yang berkaitan dengan hubungan salah saji dengan jumlah saldo tertentu dan pertimbangan kualitatif merupakan pertimbangan yang berkaitan dengan penyebab salah saji (Heriningsih, 2001 dalam Weningtyas, dkk., 2006). Saat auditor menetapkan bahwa materialitas yang melekat pada suatu prosedur audit rendah, maka terdapat kecenderungan bagi auditor untuk mengabaikan prosedur tersebut. Pengabaian ini dilakukan karena auditor beranggapan jika ditemukan salah saji dari pelaksanaan suatu prosedur audit, nilainya tidaklah material sehingga tidak berpengaruh apapun pada opini audit. Pengabaian seperti inilah yang menimbulkan praktik penghentian prematur atas prosedur audit (Weningtyas dkk.,2006)

43 27 C. Hasil Penelitian Terdahulu Berikut ini beberapa penelitian terdahulu yang menjadi acuan dalam penelitian terkait pengaruh tekanan waktu, risiko audit dan materialitas terhadap penghentian prematur atas prosedur audit: a. Weningtyas, dkk (2006), judul penelitian Penghentian prematur atas prosedur audit yang bertujuan untuk mengetahui urutan prosedur pemeriksaan yang paling sering hentikan secara prematur dan menguji pengaruh time pressure, risiko audit, materialitas, prosedur review dan kontrol kualitas terhadap terjadinya penghentian prematur atas prosedur audit. Hasil penelitian Weningtyas, dkk (2006), menunjukkan bahwa semua variabel time pressure dan risiko audit berpengaruh positif terhadap penghentian prematur atas prosedur audit, sedangkan materialitas dan prosedur review & kontrol kualitas berpengaruh negatif terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. b. Maulina, dkk (2010), judul penelitian Pengaruh tekanan waktu dan tindakan supervisi terhadap penghentian prematur atas prosedur audit yang bertujuan untuk menguji dampak dari tekanan waktu terhadap penghentian prematur atas prosedur audit dan menguji dampak dari tindakan supervisi terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Hasil penelitian Maulina, dkk (2010), menunjukkan bahwa variabel tekanan waktu memiliki pengaruh positif terhadap penghentian prematur atas prosedur

44 28 audit. Sedangkan variabel tindakan supervisi tidak memiliki pengaruh terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. c. Wahyudi, dkk (2011), judul penelitian Praktik penghentian prematur atas prosedur audit yang bertujuan untuk menguji pengaruh time pressure, risiko audit, materialitas, prosedur review dan kontrol kualitas, dan komitmen profesional terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Hasil penelitian Wahyudi, dkk (2011), menunjukkan bahwa variabel materialitas yang memiliki pengaruh positif terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Sedangkan variabel time pressure, risiko audit, prosedur review dan kontrol kualitas, dan komitmen profesional tidak mempunyai pengaruh terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. d. Indarto (2011), judul penelitian Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi penghentian prematur atas prosedur audit yang bertujuan untuk menguji faktor-faktor yang mempengaruhi penghentian prematur. Faktor-faktor yang diuji dalam penelitian ini adalah time pressure, risiko audit, review procedure dan quality control, komitmen organisasi, komitmen profesional, pengalaman audit, dan kesadaran etis. Hasil penelitian Indarto (2011), menunjukkan bahwa variabel time pressure dan risiko audit berpengaruh positif terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Sebaliknya variabel review procedure dan quality control,

45 29 komitmen organisasi, komitmen profesional, kesadaran etis, dan pengalaman dalam mengaudit berpengaruh negatif terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. e. Qurrahman, dkk (2012), judul penelitian Pengaruh time pressure, resiko audit, materialitas, prosedur review dan kontrol kualitas, locus of control serta komitmen profesional terhadap penghentian prematur prosedur audit yang bertujuan untuk memberikan bukti mengenai ada tidaknya pengaruh time pressure, resiko audit, materialitas, prosedur review dan kontrol kualitas, locus of control serta komitmen profesional secara simultan maupun parsial terhadap penghentian prematur prosedur audit. Hasil Penelitian Qurrahman, dkk (2012), menunjukkan bahwa variabel time pressure, resiko audit, materialitas, prosedur review dan kontrol kualitas, locus of control serta komitmen professional secara simultan memiliki pengaruh terhadap penghentian prematur prosedur audit. Variabel risiko audit dan prosedur review & kontrol kualitas secara parsial memiliki pengaruh positif terhadap penghentian prematur prosedur audit. Sedangkan variabel time pressure, materialitas, locus of control serta komitmen professional secara parsial tidak memiliki pengaruh terhadap penghentian prematur prosedur audit.

46 30 f. Aji (2013), judul penelitian Pengaruh Time Pressure, Risiko Audit, Materialitas dan Kesadaran Etis terhadap Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit yang bertujuan untuk menganalisis pengaruh time pressure, risiko audit, materialitas dan kesadaran etis terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Hasil penelitian Aji (2013), menunjukkan bahwa variabel time pressure, risiko audit, materialitas dan kesadaran etis secara simultan berpengaruh terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Variabel time pressure dan risiko audit secara parsial berpengaruh positif terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Sebaliknya materialitas secara parsial berpengaruh negatif terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Sedangkan kesadaran etis secara parsial tidak berpengaruh terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. g. Wibisono (2014), yang berjudul Pengaruh locus of control, komitmen professional dan tekanan waktu terhadap penghentian prematur atas prosedur audit pada kantor akuntan publik di kota Surabaya yang bertujuan untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh locus of control, komitmen profesional, dan tekanan waktu terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Hasil penelitian Wibisono (2014), menunjukkan bahwa variabel tekanan waktu berpengaruh positif terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Sedangkan variabel locus of control dan

47 31 komitmen profesional tidak berpengaruh terhadap penghentian prematur atas prosedur audit dan arahnya negatif. h. Utoyo (2014), judul penelitian Pengaruh tekanan waktu, locus of control, dan materialitas terhadap penghentian prematur prosedur audit pada kantor akuntan publik di Surabaya yang bertujuan untuk menganalisis pengaruh tekanan waktu, locus of control, dan materialitas terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Hasil penelitian Utoyo (2014), menunjukkan bahwa variabel lokus of control eksternal dan tekanan waktu memiliki pengaruh positif terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Sedangkan variabel materialitas tidak memiliki pengaruh terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. i. Limantika (2014), judul penelitian Pengaruh tekanan waktu, risiko audit, materialitas, prosedur review kontrol kualitas dan komitmen professional terhadap penghentian prematur atas prosedur audit yang bertujuan untuk menguji pengaruh tekanan waktu, risiko audit, materialitas, dan komitmen professional serta prosedur review dan kontrol kualitas terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Hasil penelitian Limantika (2014), menunjukkan bahwa variabel materialitas memiliki pengaruh positif terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Sedangkan variabel tekanan waktu, risiko audit, komitmen profesional dan prosedur review dan kontrol kualitas tidak

48 32 memiliki pengaruh terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. j. Permatasari (2014), judul penelitian Pengaruh tekanan waktu, materialitas, risiko audit, dan pengendalian kualitas terhadap penghentian prematur atas prosedur audit yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh tekanan waktu, materialitas, risiko audit, dan pengendalian kualitas terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Hasil penelitian Permatasari (2014), menunjukkan bahwa variabel tekanan waktu memilki pengaruh positif terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Variabel pengendalian kualitas memiliki pengaruh negatif terhadap penghentian prematur atas prosedur audit, sedangkan variabel materialitas dan risiko audit tidak memiliki pengaruh terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. k. Sunyoto (2014), judul penelitian Pengaruh karakteristik personal auditor terhadap prosedur penghentian audit prematur yang bertujuan untuk menganalisis pengaruh antara variabel tekanan waktu, materialitas, prosedur review, lokus kendali (locus of control), dan komitmen professional terhadap pengentian prematur atas prosedur audit. Hasil penelitian Sunyoto (2014), menunjukkan bahwa variabel tekanan waktu berpengaruh positif terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Sedangkan variabel materialitas, prosedur review, lokus kendali (locus of control), dan

49 33 komitmen professional tidak berpengaruh terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. l. Andani dan mertha (2013), judul penelitian Pengaruh time pressure, audit risk, professional commitment, dan locus of control pada penghentian prematur prosedur audit yang bertujuan menguji pengaruh varibel time pressure, audit risk, professional commitment, dan locus of control pada penghentian prematur prosedur audit. Hasil penelitian Andani dan mertha (2013), menunjukkan bahwa variabel time pressure dan audit risk berpengaruh positif pada penghentian prematur prosedur audit. Sedangkan variabel professional commitment dan locus of control berpengaruh negatif pada penghentian prematur prosedur audit. D. Perumusan Hipotesis Penelitian Variabel tekanan waktu, risiko audit, dan materialitas merupakan tiga variabel independen yang akan mempengaruhi penghentian prematur atas prosedur audit sebagai variabel dependen. 1) Pengaruh tekanan waktu terhadap penghentian prematur atas prosedur audit Tekanan waktu merupakan suatu keadaan dimana auditor mendapatkan tekanan dari Kantor Akuntan Publik tempatnya bekerja, untuk menyelesaikan audit pada waktu dan anggaran biaya yang telah ditentukan (Wahyudi, dkk.,2011). Tekanan waktu dianggap memberikan pengaruh kepada auditor untuk melakukan

50 34 penghentian prematur atas prosedur audit karena auditor harus mempertimbangkan antara waktu dan biaya yang tersedia dalam melaksanakan proses audit. Tekanan waktu yang diberikan oleh Kantor Akuntan Publik kepada auditornya bertujuan untuk mengurangi biaya audit. Semakin cepat waktu pengerjaan audit, maka biaya pelaksanaan audit akan semakin kecil (Weningtyas, dkk.,2006). Penghentian prematur atas prosedur audit dapat terjadi karena ketidakseimbangan antara banyaknya prosedur audit yang harus dilakukan auditor dengan batas waktu dan anggaran yang telah ditentukan. Hal ini menunjukkan semakin tinggi tekanan waktu yang diterima oleh auditor maka semakin tinggi kecenderungan auditor untuk melakukan penghentian prematur atas prosedur audit. Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa tekanan waktu memiliki pengaruh positif terhadap penghentian prematur atas prosedur audit (Weningtyas, dkk.,2006; Maulina, dkk.,2010; Indarto, 2011; Aji, 2013; Andani dan Mertha, 2013; Sunyoto, 2014; Wibisono, 2014; Utoyo, 2014; Permatasari, 2014). Berdasarkan penjelasan diatas, maka perumusan hipotesis dalam penelitian ini adalah H1: Tekanan waktu berpengaruh positif terhadap penghentian prematur atas prosedur audit

51 35 2) Pengaruh risiko audit terhadap penghentian prematur atas prosedur audit Ketika auditor menginginkan risiko deteksi rendah, maka auditor harus mengumpulkan semua bahan bukti untuk mendeteksi adanya salah saji material. Bahan bukti hanya dapat dikumpulkan oleh auditor dengan cara melaksanakan semua prosedur yang telah ditetapkan, semakin banyak jumlah bahan bukti yang ingin dikumpulkan maka semakin banyak juga prosedur audit yang harus dilakukan. Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa risiko audit memiliki pengaruh positif terhadap penghentian prematur atas prosedur audit (Weningtyas, dkk.,2006; Indarto, 2011; Qurrahman, dkk.,2012; Aji, 2013, Andani dan Mertha, 2013). Berdasarkan penjelasan diatas, maka perumusan hipotesis dalam penelitian ini adalah H2: Risiko audit berpengaruh positif terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. 3) Pengaruh materialitas terhadap penghentian prematur atas prosedur audit Pertimbangan auditor mengenai materialitas merupakan pertimbangan profesional dan dipengaruhi oleh persepsi dari auditor sendiri. Penghentian prematur atas prosedur audit terjadi karena auditor mengabaikan prosedur audit ketika auditor menetapkan bahwa materialitas yang melekat pada suatu prosedur

52 36 audit rendah, dengan anggapan bahwa jika ditemukan salah saji dari dari pelaksanaan prosedur audit nilainya tidak material dan tidak berpengaruh pada opini audit. Penelitian terdahulu menunjukkan materialitas memiliki pengaruh positif terhadap penghentian prematur atas prosedur audit (Weningtyas, dkk.,2006; Wahyudi dkk, 2011; Limantika, 2014) dan materialitas memiliki pengaruh negatif terhadap penghentian prematur atas prosedur audit (Aji, 2013). Berdasarkan penjelasan diatas, maka perumusan hipotesis dalam penelitian ini adalah H3: Materialitas berpengaruh negatif terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Tekanan waktu (X1) Risiko audit (X2) Penghentian Prematur atas Prosedur Audit (Y) Materialitas (X3) Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Penelitian

53 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan studi kasus dengan metode penelitian kuantitatif dan data diperoleh dengan cara membagikan kuesioner secara langsung pada auditor Kantor Akuntan Publik (KAP) di Yogyakarta. B. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian dilakukan di Kantor Akuntan Publik di Yogyakarta. Waktu penelitian dimulai April hingga Mei C. Subjek dan Objek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah Auditor Akuntan Publik di Yogyakarta. Objek dalam penelitian ini adalah tekanan waktu, risiko audit, materialitas, dan penghentian prematur atas prosedur audit. D. Data Penelitian Data dalam penelitian ini merupakan data primer. Data diperoleh malalui kuesioner yang diisi secara langsung oleh auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik di Yogyakarta. Kuesioner yang disebarkan terdiri dari dua bagian, bagian pertama berisikan pertanyaan mengenai data pribadi responden, bagian kedua berisikan pernyataan mengenai penghentian prematur atas prosedur audit, tekanan waktu, tingkat risiko audit dan tingkat materialitas. 37

54 38 E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan kuesioner, yang berisikan pertanyaan dan pernyataan untuk dijawab oleh responden sesuai dengan pendapat mereka. Jenis kuesioner digunakan adalah yang sifatnya tertutup. Responden akan diberikan waktu untuk mengisi kuesioner selama seminggu hingga dua minggu terhitung sejak kuesioner tersebut diberikan ke auditor. F. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah semua auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik Yogyakarta. Sampel dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik Yogyakarta. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah convenience sampling (pengambilan sampel yang mudah), yaitu pengumpulan informasi dari anggota populasi yang dengan senang hati bersedia memberikannya (Sekaran, 2006:136) G. Variabel Penelitian a. Variabel dependen (Y) Penghentian prematur atas prosedur audit dalam penelitian ini merupakan variabel dependen. Penghentian prematur atas prosedur audit terjadi ketika auditor mendokumentasikan prosedur audit secara lengkap tanpa benar-benar melakukannya atau mengabaikan atau tidak melakukan beberapa prosedur audit yang disyaratkan tetapi harus dapat memberikan opini atas suatu laporan keuangan

55 39 (Aji, 2013). Jawaban dari responden digunakan untuk menentukan tingkat penghentian prematur atas prosedur audit oleh auditor. Semakin tinggi total poin menunjukkan bahwa auditor selalu melakukan penghentian prematur atas prosedur audit. Variabel penghentian prematur atas prosedur audit terdiri atas 10 item dan skala yang digunakan adalah skala likert 4 poin. Pernyataan untuk variabel penghentian prematur atas prosedur audit diperoleh dari penelitian Aji (2013). Pernyataan dan gradasi untuk variabel penghentian prematur atas prosedur audit adalah sebagai berikut 1. Saya sering tidak memerlukan pemahaman bisnis klien dalam merencanakan audit. Kriteria gradasi dari alternatif jawaban sebagai berikut a. Sangat Tidak Setuju (STS): 1 poin. Responden akan memilih jawaban STS jika responden sering memerlukan pemahaman bisnis klien dalam merencanakan audit. b. Tidak Setuju (TS): 2 poin. Responden akan memilih jawaban TS jika responden memerlukan pemahaman bisnis klien dalam merencanakan audit. c. Setuju (S): 3 poin. Responden akan memilih jawaban S jika responden tidak memerlukan pemahaman bisnis klien dalam merencanakan audit.

56 40 d. Sangat Setuju (SS): 4 poin. Responden akan memilih jawaban SS jika responden tidak pernah memerlukan pemahaman bisnis klien dalam merencanakan audit. 2. Saya sering tidak menggunakan pertimbangan sistem pengendalian intern dalam audit laporan keuangan. Kriteria gradasi dari alternatif jawaban sebagai berikut a. Sangat Tidak Setuju (STS): 1 poin. Responden akan memilih jawaban STS jika responden sering menggunakan pertimbangan sistem pengendalian internal dalam audit laporan keuangan. b. Tidak Setuju (TS): 2 poin. Responden akan memilih jawaban TS jika responden menggunakan pertimbangan sistem pengendalian internal dalam audit laporan keuangan. c. Setuju (S): 3 poin. Responden akan memilih jawaban S jika responden tidak menggunakan pertimbangan sistem pengendalian internal dalam audit laporan keuangan. d. Sangat Setuju (SS): 4 poin. Responden akan memilih jawaban SS jika responden tidak pernah menggunakan pertimbangan sistem pengendalian internal dalam audit laporan keuangan.

57 41 3. Saya sering tidak menggunakan informasi asersi dalam merumuskan tujuan audit dan merancang pengujian substantif Kriteria gradasi dari alternatif jawaban sebagai berikut a. Sangat Tidak Setuju (STS): 1 poin. Responden akan memilih jawaban STS jika responden sering menggunakan informasi asersi dalam merumuskan tujuan audit dan merancang pengujian substantif. b. Tidak Setuju (TS): 2 poin. Responden akan memilih jawaban TS jika responden menggunakan informasi asersi dalam merumuskan tujuan audit dan merancang pengujian substantif. c. Setuju (S): 3 poin. Responden akan memilih jawaban S jika responden tidak menggunakan informasi asersi dalam merumuskan tujuan audit dan merancang pengujian substantif. d. Sangat Setuju (SS): 4 poin. Responden akan memilih jawaban SS jika responden tidak pernah menggunakan informasi asersi dalam merumuskan tujuan audit dan merancang pengujian substantif.

58 42 4. Saya sering tidak menggunakan fungsi auditor internal dalam audit. Kriteria gradasi dari alternatif jawaban sebagai berikut a. Sangat Tidak Setuju (STS): 1 poin. Responden akan memilih jawaban STS jika responden sering menggunakan fungsi auditor internal dalam audit. b. Tidak Setuju (TS): 2 poin. Responden akan memilih jawaban TS jika responden menggunakan fungsi auditor internal dalam audit. c. Setuju (S): 3 poin. Responden akan memilih jawaban S jika responden tidak menggunakan fungsi auditor internal dalam audit. d. Sangat Setuju (SS): 4 poin. Responden akan memilih jawaban SS jika responden tidak pernah menggunakan fungsi auditor internal dalam audit. 5. Saya sering tidak melakukan prosedur analitis dalam perencanaan dan review audit. Kriteria gradasi dari alternatif jawaban sebagai berikut a. Sangat Tidak Setuju (STS): 1 poin. Responden akan memilih jawaban STS jika responden sering melakukan prosedur analitis dalam perencanaan dan review audit.

59 43 b. Tidak Setuju (TS): 2 poin. Responden akan memilih jawaban TS jika responden melakukan prosedur analitis dalam perencanaan dan review audit. c. Setuju (S): 3 poin. Responden akan memilih jawaban S jika responden tidak melakukan prosedur analitis dalam perencanaan dan review audit. d. Sangat Setuju (SS): 4 poin. Responden akan memilih jawaban SS jika responden tidak pernah melakukan prosedur analitis dalam perencanaan dan review audit. 6. Saya sering tidak melakukan konfirmasi dengan pihak ketiga dalam audit laporan keuangan. Kriteria gradasi dari alternatif jawaban sebagai berikut a. Sangat Tidak Setuju (STS): 1 poin. Responden akan memilih jawaban STS jika responden sering melakukan konfirmasi dengan pihak ketiga dalam audit laporan keuangan. b. Tidak Setuju (TS): 2 poin. Responden akan memilih jawaban TS jika responden melakukan konfirmasi dengan pihak ketiga dalam audit laporan keuangan. c. Setuju (S): 3 poin. Responden akan memilih jawaban S jika responden tidak melakukan konfirmasi dengan pihak ketiga dalam audit laporan keuangan.

60 44 d. Sangat Setuju (SS): 4 poin. Responden akan memilih jawaban SS jika responden tidak pernah melakukan konfirmasi dengan pihak ketiga dalam audit laporan keuangan. 7. Saya sering tidak menggunakan representasi manajemen dalam audit laporan keuangan. Kriteria gradasi dari alternatif jawaban sebagai berikut a. Sangat Tidak Setuju (STS): 1 poin. Responden akan memilih jawaban STS jika responden sering menggunakan representasi manajemen dalam audit laporan keuangan. b. Tidak Setuju (TS): 2 poin. Responden akan memilih jawaban TS jika responden menggunakan representasi manajemen dalam audit laporan keuangan. c. Setuju (S): 3 poin. Responden akan memilih jawaban S jika responden tidak menggunakan representasi manajemen dalam audit laporan keuangan. d. Sangat Setuju (SS): 4 poin. Responden akan memilih jawaban SS jika responden tidak pernah menggunakan representasi manajemen dalam audit laporan keuangan.

61 45 8. Saya sering tidak melakukan uji kepatuhan terhadap pengendalian atas transaksi dalam aplikasi system computer online. Kriteria gradasi dari alternatif jawaban sebagai berikut a. Sangat Tidak Setuju (STS): 1 poin. Responden akan memilih jawaban STS jika responden sering melakukan uji kepatuhan terhadap pengendalian atas transaksi dalam aplikasi system computer online. b. Tidak Setuju (TS): 2 poin. Responden akan memilih jawaban TS jika responden melakukan uji kepatuhan terhadap pengendalian atas transaksi dalam aplikasi system computer online. c. Setuju (S): 3 poin. Responden akan memilih jawaban S jika responden tidak melakukan uji kepatuhan terhadap pengendalian atas transaksi dalam aplikasi system computer online. d. Sangat Setuju (SS): 4 poin. Responden akan memilih jawaban SS jika responden tidak pernah melakukan uji kepatuhan terhadap pengendalian atas transaksi dalam aplikasi system computer online.

62 46 9. Saya sering mengurangi jumlah sampel yang direncanakan dalam audit laporan keuangan. Kriteria gradasi dari alternatif jawaban sebagai berikut a. Sangat Tidak Setuju (STS): 1 poin. Responden akan memilih jawaban STS jika responden tidak pernah mengurangi jumlah sampel yang direncanakan dalam audit laporan keuangan. b. Tidak Setuju (TS): 2 poin. Responden akan memilih jawaban TS jika responden tidak mengurangi jumlah sampel yang direncanakan dalam audit laporan keuangan. c. Setuju (S): 3 poin. Responden akan memilih jawaban S jika responden mengurangi jumlah sampel yang direncanakan dalam audit laporan keuangan. d. Sangat Setuju (SS): 4 poin. Responden akan memilih jawaban SS jika responden sering mengurangi jumlah sampel yang direncanakan dalam audit laporan keuangan.

63 Saya sering tidak melakukan perhitungan fisik terhadap kas atau persediaan. Kriteria gradasi dari alternatif jawaban sebagai berikut a. Sangat Tidak Setuju (STS): 1 poin. Responden akan memilih jawaban STS jika responden sering melakukan perhitungan fisik terhadap kas atau persediaan. b. Tidak Setuju (TS): 2 poin. Responden akan memilih jawaban TS jika responden melakukan perhitungan fisik terhadap kas atau persediaan. c. Setuju (S): 3 poin. Responden akan memilih jawaban S jika responden tidak melakukan perhitungan fisik terhadap kas atau persediaan. d. Sangat Setuju (SS): 4 poin. Responden akan memilih jawaban SS jika responden tidak pernah melakukan perhitungan fisik terhadap kas atau persediaan. b. Variabel independen 1) Tekanan waktu (X1) Tekanan Waktu merupakan suatu kondisi dimana auditor mendapatkan tekanan dari Kantor Akuntan Publik KAP tempat auditor tersebut bekerja untuk dapat menyelesaikan pekerjaan audit sesuai pada waktu dan anggaran biaya yang telah ditentukan sebelumnya (Kumalasari dkk., 2013 dalam Wibisono, 2014). Variabel tekanan waktu diukur dengan indikator dimensi tekanan

64 48 anggaran waktu dan tekanan batas waktu. Jawaban dari responden digunakan untuk menentukan tingkat tekanan waktu yang dihadapi auditor. Semakin tinggi total poin menunjukkan bahwa auditor selalu mendapatkan tekanan waktu. Variabel tekanan waktu terdiri atas 5 item dan skala yang digunakan adalah skala likert 4 poin. Pertanyaan untuk variabel tekanan waktu diperoleh dari penelitian Aji (2013). Pernyataan dan gradasi untuk variabel tekanan waktu adalah sebagai berikut 1. Saya sering merasa anggaran waktu dalam melakukan audit kurang. Kriteria gradasi dari alternatif jawaban sebagai berikut a. Sangat Tidak Setuju (STS): 1 poin. Responden akan memilih jawaban STS jika responden tidak pernah merasa anggaran waktu dalam melakukan audit kurang. b. Tidak Setuju (TS): 2 poin. Responden akan memilih jawaban TS jika responden tidak merasa anggaran waktu dalam melakukan audit kurang. c. Setuju (S): 3 poin. Responden akan memilih jawaban S jika responden merasa anggaran waktu dalam melakukan audit kurang.

65 49 d. Sangat Setuju (SS): 4 poin. Responden akan memilih jawaban SS jika responden sering merasa anggaran waktu dalam melakukan audit kurang. 2. Saya sering mengaudit beberapa perusahaan dalam periode bersamaan. Kriteria gradasi dari alternatif jawaban sebagai berikut a. Sangat Tidak Setuju (STS): 1 poin. Responden akan memilih jawaban STS jika responden tidak pernah mengaudit beberapa perusahaan dalam periode bersamaan. b. Tidak Setuju (TS): 2 poin. Responden akan memilih jawaban TS jika responden tidak mengaudit beberapa perusahaan dalam periode bersamaan. c. Setuju (S): 3 poin. Responden akan memilih jawaban S jika responden mengaudit beberapa perusahaan dalam periode bersamaan. d. Sangat Setuju (SS): 4 poin. Responden akan memilih jawaban SS jika bagi responden sering mengaudit beberapa perusahaan dalam periode bersamaan.

66 50 3. Saya sering melanggar anggaran waktu yang telah direncanakan dalam melakukan audit. Kriteria gradasi dari alternatif jawaban sebagai berikut a. Sangat Tidak Setuju (STS): 1 poin. Responden akan memilih jawaban STS jika responden tidak pernah melanggar anggaran waktu yang telah direncanakan dalam melakukan audit. b. Tidak Setuju (TS): 2 poin. Responden akan memilih jawaban TS jika responden tidak melanggar anggaran waktu yang telah direncanakan dalam melakukan audit. c. Setuju (S): 3 poin. Responden akan memilih jawaban S jika responden melanggar anggaran waktu yang telah direncanakan dalam melakukan audit. d. Sangat Setuju (SS): 4 poin. Responden akan memilih jawaban SS jika responden sering melanggar anggaran waktu yang telah direncanakan dalam melakukan audit.

67 51 4. Saya sering lembur dalam melakukan audit. Kriteria gradasi dari alternatif jawaban sebagai berikut a. Sangat Tidak Setuju (STS): 1 poin. Responden akan memilih jawaban STS jika responden tidak pernah lembur dalam melakukan audit. b. Tidak Setuju (TS): 2 poin. Responden akan memilih jawaban TS jika responden tidak lembur dalam melakukan audit. c. Setuju (S): 3 poin. Responden akan memilih jawaban S jika responden lembur dalam melakukan audit. d. Sangat Setuju (SS): 4 poin. Responden akan memilih jawaban SS jika responden sering lembur dalam melakukan audit. 5. Saya sering menyediakan waktu cadangan untuk hal-hal yang tidak terduga dalam melakukan audit. Kriteria gradasi dari alternatif jawaban sebagai berikut a. Sangat Tidak Setuju (STS): 1 poin. Responden akan memilih jawaban STS jika bagi responden tidak pernah menyediakan waktu cadangan untuk hal-hal yang tidak terduga dalam melakukan audit. b. Tidak Setuju (TS): 2 poin. Responden akan memilih jawaban TS jika bagi responden tidak menyediakan

68 52 waktu cadangan untuk hal-hal yang tidak terduga dalam melakukan audit. c. Setuju (S): 3 poin. Responden akan memilih jawaban S jika bagi responden menyediakan waktu cadangan untuk hal-hal yang tidak terduga dalam melakukan audit. d. Sangat Setuju (SS): 4 poin. Responden akan memilih jawaban SS jika bagi responden sering menyediakan waktu cadangan untuk hal-hal yang tidak terduga dalam melakukan audit. 2) Risiko audit (X2) Risiko audit yang dimaksud dalam penelitian ini adalah risiko deteksi maksudnya menyatakan suatu ketidakpastian yang dihadapi auditor yang karena bahan bukti yang telah dikumpulkan oleh auditor tidak mampu mendeteksi adanya salah saji yang material (Aji, 2013). Indikator dari risiko audit adalah tidak melakukan perhitungan fisik terhadap kas, investasi, persediaan/ aktiva tetap dalam audit laporan keuangan, melakukan pengurangan jumlah sampel dalam melakukan audit, dan tidak melakukan konfirmasi dengan pihak ketiga. Variabel risiko audit terdiri atas 3 item dan skala yang digunakan adalah skala likert 4 poin. Jawaban dari responden digunakan untuk menentukan tingkat risiko audit yang dihadapi oleh auditor. Semakin tinggi jumlah poin menunjukkan

69 53 bahwa auditor menghadapi tingkat risiko audit yang sangat tinggi. Pernyataan untuk variabel risiko audit diperoleh dari penelitian Aji (2013). Pernyataan dan gradasi untuk variabel tekanan waktu adalah sebagai berikut 1. Saya sering tidak melakukan perhitungan fisik terhadap kas, investasi, persediaan/aktiva tetap dalam audit laporan keuangan merupakan tindakan beresiko tinggi. Kriteria gradasi dari alternatif jawaban sebagai berikut a. Sangat Tidak Setuju (STS): 1 poin. Responden akan memilih jawaban STS jika responden sering melakukan perhitungan fisik terhadap kas, investasi, persediaan/aktiva tetap dalam audit laporan keuangan merupakan tindakan beresiko tinggi. b. Tidak Setuju (TS): 2 poin. Responden akan memilih jawaban TS jika responden melakukan perhitungan fisik terhadap kas, investasi, persediaan/aktiva tetap dalam audit laporan keuangan merupakan tindakan beresiko tinggi. c. Setuju (S): 3 poin. Responden akan memilih jawaban S jika responden tidak melakukan perhitungan fisik terhadap kas, investasi, persediaan/aktiva tetap dalam audit laporan keuangan merupakan tindakan beresiko tinggi.

70 54 d. Sangat Setuju (SS): 4 poin. Responden akan memilih jawaban SS jika responden tidak pernah melakukan perhitungan fisik terhadap kas, investasi, persediaan/aktiva tetap dalam audit laporan keuangan merupakan tindakan beresiko tinggi. 2. Saya sering melakukan pengurangan jumlah sampel dalam melakukan audit merupakan tindakan beresiko tinggi. Kriteria gradasi dari alternatif jawaban sebagai berikut a. Sangat Tidak Setuju (STS): 1 poin. Responden akan memilih jawaban STS jika responden tidak pernah melakukan pengurangan jumlah sampel dalam melakukan audit merupakan tindakan beresiko tinggi. b. Tidak Setuju (TS): 2 poin. Responden akan memilih jawaban TS jika responden tidak pernah melakukan pengurangan jumlah sampel dalam melakukan audit merupakan tindakan beresiko tinggi. c. Setuju (S): 3 poin. Responden akan memilih jawaban S jika responden melakukan pengurangan jumlah sampel dalam melakukan audit merupakan tindakan beresiko tinggi.

71 55 d. Sangat Setuju (SS): 4 poin. Responden akan memilih jawaban SS jika responden sering melakukan pengurangan jumlah sampel dalam melakukan audit merupakan tindakan beresiko tinggi. 3. Saya sering tidak melakukan konfirmasi dengan pihak ketiga merupakan tindakan beresiko tinggi. Kriteria gradasi dari alternatif jawaban sebagai berikut a. Sangat Tidak Setuju (STS): 1 poin. Responden akan memilih jawaban STS jika responden sering melakukan konfirmasi dengan pihak ketiga yang merupakan tindakan beresiko tinggi. b. Tidak Setuju (TS): 2 poin. Responden akan memilih jawaban TS jika responden melakukan konfirmasi dengan pihak ketiga yang merupakan tindakan beresiko tinggi. c. Setuju (S): 3 poin. Responden akan memilih jawaban S jika responden tidak melakukan konfirmasi dengan pihak ketiga yang merupakan tindakan beresiko tinggi. d. Sangat Setuju (SS): 4 poin. Responden akan memilih jawaban SS jika responden tidak pernah

72 56 melakukan konfirmasi dengan pihak ketiga yang merupakan tindakan beresiko tinggi. 3) Materialitas (X3) Materialitas merupakan besarnya salah saji dari informasi akuntansi yang dalam kondisi terterntu hal ini akan berpengaruh terhadap perubahan pengambilan keputusan yang diambil oleh orang yang memepercayai informasi yang mengandung salah saji tersebut (Aji, 2013). Pertimbangan auditor mengenai materialitas merupakan pertimbangan profesional dan dipengaruhi oleh persepsi dari auditor sendiri (Weningtyas, dkk.,2006). Indikator dari materialitas adalah melakukan pengurangan jumlah sampel, tidak melakukan pemeriksaan fisik terhadap kas/ persediaan, dan tidak melakukan konfirmasi dengan pihak ketiga. Variabel materialitas terdiri atas 3 item dan skala yang digunakan adalah skala likert 4 poin. Jawaban dari responden digunakan untuk tingkat materialitas. semakin tinggi jumlah poin menunjukkan bahwa auditor setuju jika tindakan yang dilakukan memiliki tingkat materialitas yang tinggi. Pernyataan untuk variabel materialitas diperoleh dari penelitian Aji (2013). Pernyataan dan gradasi untuk variabel tekanan waktu adalah sebagai berikut

73 57 1. Saya sering merasa pengurangan jumlah sample adalah tidak material. Kriteria gradasi dari alternatif jawaban sebagai berikut a. Sangat Tidak Setuju (STS): 1 poin. Responden akan memilih jawaban STS jika responden sering merasa pengurangan jumlah sample adalah material. b. Tidak Setuju (TS): 2 poin. Responden akan memilih jawaban TS jika responden merasa pengurangan jumlah sample adalah material. c. Setuju (S): 3 poin. Responden akan memilih jawaban S jika responden merasa pengurangan jumlah sample adalah tidak material. d. Sangat Setuju (SS): 4 poin. Responden akan memilih jawaban SS jika responden sering merasa pengurangan jumlah sample adalah tidak material. 2. Saya sering merasa pemerikasaan fisik terhadap kas persediaan adalah tidak material. Kriteria gradasi dari alternatif jawaban sebagai berikut a. Sangat Tidak Setuju (STS): 1 poin. Responden akan memilih jawaban STS jika responden sering merasa pemerikasaan fisik terhadap kas persediaan adalah material.

74 58 b. Tidak Setuju (TS): 2 poin. Responden akan memilih jawaban TS jika responden merasa pemerikasaan fisik terhadap kas persediaan adalah material. c. Setuju (S): 3 poin. Responden akan memilih jawaban S jika responden merasa pemerikasaan fisik terhadap kas persediaan adalah tidak material. d. Sangat Setuju (SS): 4 poin. Responden akan memilih jawaban SS jika responden sering merasa pemerikasaan fisik terhadap kas persediaan adalah tidak material. 3. Saya sering merasa melakukan konfirmasi dengan pihak ketiga adalah sesuatu yang tidak material. Kriteria gradasi dari alternatif jawaban sebagai berikut a. Sangat Tidak Setuju (STS): 1 poin. Responden akan memilih jawaban STS jika responden sering merasa melakukan konfirmasi dengan pihak ketiga adalah sesuatu yang sangat material. b. Tidak Setuju (TS): 2 poin. Responden akan memilih jawaban TS jika responden merasa melakukan konfirmasi dengan pihak ketiga adalah sesuatu yang material. c. Setuju (S): 3 poin. Responden akan memilih jawaban S jika responden merasa melakukan

75 59 konfirmasi dengan pihak ketiga adalah sesuatu yang tidak material. d. Sangat Setuju (SS): 4 poin. Responden akan memilih jawaban SS jika responden sering merasa melakukan konfirmasi dengan pihak ketiga adalah sesuatu yang tidak material. H. Teknik Analisis Data a) Uji validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali,2016). Pengukuran validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan cara melakukan korelasi antar skor butir pertanyaan dengan total skor variabel. Uji signifikasi dilakukan dengan membandingkan nilai t hitung dengan t tabel pada alpha (α = 0,05). Apabila t hitung > t tabel maka dapat suatu kuesioner dikatakan sah atau valid. b) Uji realibilitas Uji realibiltas digunakan untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari varibel. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau andal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. (Gozali, 2016). Pengukuran reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan cara

76 60 one shot atau pengukuran sekali saja dan pengukuran raliabitas ini difasilitasi SPSS 17. Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Conbach Alpha > 0.70 (Nunnally, 1994). c) Uji asumsi klasik (1) Uji normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Metode yang digunakan untuk menguji normalitas adalah metode statistik uji Kolmogrov-Smirnov. Data dikatakan terdistribusi dengan normal bila nilai signifikansinya > 0,05 (Ghozali, 2016). (2) Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk menguji ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu dengan menggunakan uji glejser. (Ghozali, 2016 )

77 61 (3) Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya kolerasi antara variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol. Dalam penelitian ini untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas di dalam regresi yaitu dengan melihat nilai tolerance dan Variance Factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel bebas manakah yang dijelaskan oleh variable bebas lainnya. Nilai cut off umum digunakan adalah nilai tolerance 0,10 atau sama dengan VIF di atas 10. Apabila nilai tolerance lebih dari 0,10 atau nilai VIF kurang dari 10, dapat dikatakan bahwa variabel independen yang digunakan dalam model dapat dipercaya dan objektif (Ghozali, 2016).

78 62 d) Goodness Of Fit Suatu Model ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat diukur dari Goodness Of Fitnya. Secara statistik, setidaknya ini dapat diukur dari nilai koefisien determinasi, nilai statistik F dan nilai statistik t (Ghozali, 2016:95) (1) Koefisien Determinasi Koefisien determinasi (R 2 ) mengukur seberapa jauh kemampua model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R 2 yang kecil berarti kemampuan kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (ghozali, 2016:95). (2) Uji Statistik F Uji statistik F atau uji signifikansi keseluruhan dari regresi sampel digunakan untuk menguji apakah semua variabel independen secara serentak dan signifikan mempengaruhi variabel dependen (Ghozali, 2016:96). Pengambilan keputusan yang digunakan adalah apabila nilai signifikansi jauh lebih kecil dari 0.05, maka dapat dikatakan bahwa variabel

79 63 independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen. e) Model Regresi Linier Berganda Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda. Persamaan regresi linier adalah sebagai berikut: PP = α+β1t+ β2r + β3m+e PP= penghentian prematur atas prosedur audit α = konstanta β = parameter koefisien variabel independen (koefisien regresi) t = tekanan waktu r = risiko audit e = disturbance error f) Uji Hipotesis Uji hipotesis digunakan untuk menganalisis data-data yang telah diperoleh dan membuat kesimpulan dari hasil analisis data tersebut, apakah variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat, dengan kata lain untuk menguji apakah hipotesis atas penelitian ini diterima atau tidak (Ghozali,2016). Pada penelitian ini uji hipotesis yang digunakan adalah uji statistik t. Pengambilan keputusan yang digunakan adalah apabila nilai signifikansi jauh lebih kecil dari 0.05, maka Ha diterima dan Ho ditolak, artinya variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Sebaliknya apabila nilai signifikansi jauh lebih besar dari 0.05, maka Ho

80 64 diterima dan Ha ditolak, artinya variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel independen.

81 BAB IV GAMBARAN UMUM KANTOR AKUNTAN PUBLIK YOGYAKARTA Penelitian ini dilakukan pada 11 Kantor Akuntan Publik Yogyakarta yang terdaftar pada website Ikatan Akuntan Publik Indonesia (IAPI) tahun Dari sebelas 11 Kantor Akuntan Publik (KAP), hanya 9 Kantor Akuntan Publik (KAP) yang bersedia menjadi tempat penelitian. Daftar KAP yang menjadi tempat penelitian adalah sebagai berikut A. Kantor Akuntan Publik Drs. Bismar, Muntalib & Yunus (Cabang) Kantor Akuntan Publik Drs. Bismar, Muntalib & Yunus (Cabang) dengan Izin Cabang Nomor: 183/KM.1/2008, berkedudukan di Jalan Soka No.24 Baciro, Yogyakarta Telp: (0274) , Fax: (0274) /551813, dan ammuntalib@yahoo.com. B. Kantor Akuntan Publik Drs. Hadiono Kantor Akuntan Publik Drs. Hadiono dengan Izin Usaha Nomor: KEP- 1125/KM.17/1998, berkedudukan di Jalan Kusbini No.27, Yogyakarta Telp: (0274) , Fax: (0274) , dan griya_hdn@yahoo.com. C. Kantor Akuntan Publik Hadori Sugiarto Adi & Rekan (Cabang) Kantor Akuntan Publik Hadori Sugiarto Adi & Rekan (Cabang) dengan Izin Cabang Nomor: 446/KM.1/2009, berkedudukan di Jalan Prof. Dr. Sarjito No.9, Yogyakarta Telp: (0274) / dan Fax: (0274)

82 66 D. Kantor Akuntan Publik Drs. Henry & Sugeng Kantor Akuntan Publik Drs. Henry & Sugeng dengan Izin Usaha Nomor: 1365/KM.1/2009, berkedudukan di Jalan Gajah Mada No.22, Yogyakarta Telp: (0274) , Fax: (0274) , dan / E. Kantor Akuntan Publik Indarto Waluyo Kantor Akuntan Publik Indarto Waluyo dengan Izin Usaha Nomor: 114/KM.1/2011, berkedudukan di Jalan Ring Road No.33 Wonocatur, Bantul, Yogyakarta Telp: (0274) , Fax: (0274) , dan F. Kantor Akuntan Publik Kumalahadi (KKSP& Rekan) Kantor Akuntan Publik Kumalahadi dengan Izin Usaha Nomor: 765/KM.1/2015, berkedudukan di Jalan Kranji No.90 Serang Baru, Mudal, Sariharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta Telp: (0274) , Fax: (0274) , dan G. Kantor Akuntan Publik Kuncara (KKSP& Rekan) Kantor Akuntan Publik Kuncara dengan Izin Usaha Nomor: 946/KM.1/2015, berkedudukan di Jalan Godean No. 104 Godean, Yogyakarta Telp: (0274) , Fax: (0274) , dan kapkuncara@gmail.com.

83 67 H. Kantor Akuntan Publik Moh. Mahsun, Ak., M.Si., CPA Kantor Akuntan Publik Moh. Mahsun, Ak., M.Si., CPA dengan Surat Izin Nomor: KEP-437/KM.1/2014, berkedudukan di Jalan Prof. Dr. Soepomo Gg. Lucida No.02 Janturan, Umbulharjo, Yogyakarta Telp: (0274) , Fax: (0274) , dan / I. Kantor Akuntan Publik Drs. Soeroso Donosapoetro, MM Kantor Akuntan Publik Drs. Soeroso Donosapoetro, MM dengan Izin Usaha Nomor: KEP-254/KM.6/2004, berkedudukan di Jalan Beo No.49 Demangan Baru, Yogyakarta Telp: (0274) , Fax: (0274) , dan soerosods@gmail.com

84 BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Paparan Data Kuesioner yang disebarkan dalam penelitian ini sebanyak 47 kuesioner. Terdapat sebanyak 11 KAP yang terdafar di IAPI, namun kuesioner hanya tersebar ke 8 KAP di Yogyakarta karena 3 KAP lainnya tidak memberikan izin penelitian. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode convenience sampling. Berikut merupakan tabel dari rincian penyebaran kuesioner. Tabel 5.1 Deskripsi Penyebaran Kuesioner No Nama KAP Wilayah Jumlah Kuesioner 1 Drs. Bismar, Muntalib & Yunus (Cabang) Yogyakarta 6 2 Drs. Hadiono Yogyakarta 5 3 Hadori Sugiarto Adi & Rekan (Cabang) Yogyakarta 3 4 Drs. Henry & Sugeng Yogyakarta 5 5 Indarto Waluyo Yogyakarta 5 6 Kuncara (KKSP & Rekan ) Yogyakarta 7 7 Moh. Mahsun, Ak., M.Si., CPA Yogyakarta 5 8 Drs. Soeroso Donosapoetro, MM Yogyakarta 5 9 Kumalahadi (KKSP & Rekan ) Yogyakarta 5 Total 46 Sumber: Data yang diolah, 2017 Tabel diatas menunjukkan bahwa penyebaran dilakukan pada 9 KAP, jumlah KAP ini berbeda dengan jumlah KAP yang terdaftar di IAPI karena KAP Kuncara dan KAP Kumalahadi merupakan satu rekan yaitu Kumalahadi, Kuncara, Sugeng Pamudji, dan Rekan (KKSP). Tabel diatas 68

85 69 juga menunjukkan bahwa 46 kuesioner didapatkan kembali dari 46 kuesioner yang telah disebarkan, dengan tingkat pengembalian 100%. Berikut merupakan tabel dari rincian sampel dan tingkat pengembalian kuesioner. Tabel 5.2 Sampel dan Tingkat Pengembalian Kuesioner Keterangan Jumah Presentase (%) Kuesioner yang disebar Kuesioner yang tidak dapat diolah Kuesioner yang dapat diolah Sumber: Data yang diolah, 2017 Dari tabel diatas, maka dapat disimpulkan bahwa hanya 45 kuesioner (97.83%) yang dapat diolah. 1 kuesioner (2.17%) tidak dapat diolah karena pengisian kesioner oleh respoden kurang lengkap. B. Analisis Deskriptif Analisis Deskriptif mengambarkan tentang analisis deskriptif responden dan analisis deskriptif variabel dalam penelitian ini. 1. Analisis Deskriptif Responden Tabel 5.3 Identitas Responden Kriteria Keterangan Jumlah Persentase (%) Jenis Kelamin Pria Wanita S3 0 0 Tingkat Pendidikan S S D Ak 9 20 Gelar Profesional CFA Tidak memiliki Jabatan Junior Auditor Senior Auditor

86 70 Manager 0 0 Partner 0 0 Asisten Auditor <1 Tahun Lama Bekerja 1-3 Tahun >3 Tahun Sumber: Data yang diolah, 2017 Responden dalam penelitian ini terdiri dari 20 responden pria (44%) dan 25 responden wanita (56%). Tingkat pendidikan tertinggi responden berada di tingkat pendidikan Strata dua (S2) sejumlah 2 responden (4.4%), tingkat pendidikan Strata satu (S1) sejumlah 34 responden (75.6%), dan tingkat pendidikan Diploma tiga (D3) sebanyak 9 responden (20%). Gelar profesionel hanya dimiliki 9 responden (20%), yang terdiri atas gelar Ak sejumlah 9 responden (20%) dan gelar Chartered Financial Analyst (CFA) sejumlah 1 responden (2.2%) sedangkan 35 responden lainnya tidak memiliki gelar professional (77.8%). Mayoritas responden menduduki jabatan sebagai junior auditor dengan jumlah 29 responden (64.4%), senior auditor sejumlah 14 responden (31.1%), dan asisten auditor sejumlah 2 responden (4.4%). Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa lama bekerja responden yang kurang dari setahun sejumlah 23 responden (51.1%), responden yang bekerja dari satu tahun hingga tiga tahun sejumlah 8 responden (17.8%), dan responden yang bekerja lebih dari tiga tahun sejumlah 14 responden (31.1%).

87 71 2. Analisis Deskriptif Variabel Penelitian ini menetapkan kategori untuk setiap variabel menjadi empat bagian kategori yakni sangat rendah, rendah, tinggi, dan sangat tinggi. Pedoman dalam menentukan besarnya interval kelas (Boedijoewono 2012:43) sebagai berikut: Ci = Range/ K Ci = (4-1)/ 4 Ci = 0.75 Keterangan : Ci = interval kelas Range = selisih data terbesar dan terkecil K = banyak kelasnya Tabel 5.4 Kategori Variabel No Interval Skor Kategori Sangat Rendah Rendah Tinggi Sangat Tinggi Berdasarkan kategori variabel pada tabel 5.4, berikut ini merupakan gambaran dari hasil jawaban kuesioner dari responden terhadap variabel-variabel penelitian

88 Penghentian Prematur atas Prosedur Audit Tabel 5.5 Deskriptif Penghentian Prematur atas Prosedur Audit Variabel Min Max Mean Penghentian Prematur atas Prosedur Audit (Y) P P P P P P P P P P Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit 2.37 Sumber: Data yang diolah, 2017 Berdasarkan tabel 5.5 diatas, nilai rata-rata variabel penghentian prematur atas prosedur audit sebesar Nilai ratarata tertinggi dari variabel ini sebesar 2.56 berada di indikator P1 dan P9 dengan pernyataan Saya sering tidak memerlukan pemahaman bisnis klien dalam merencanakan audit dan Saya sering mengurangi jumlah sampel yang direncanakan dalam audit laporan keuangan sedangkan nilai rata-rata terendah dari variabel sebesar 2.24 ini berada di indikator P7 dengan pernyataan Saya sering tidak menggunakan representasi manajemen dalam laporan keuangan. Kesimpulan secara umum adalah kecenderungan auditor untuk melakukan penghentian prematur atas prosedur audit adalah rendah.

89 Tekanan Waktu Tabel 5.6 Deskriptif Tekanan Waktu Variabel Min Max Mean T T Tekanan Waktu (X1) T T T Tekanan Waktu 2.43 Sumber: Data yang diolah, 2017 Berdasarkan tabel 5.6 diatas, nilai rata-rata variabel tekanan waktu sebesar Nilai rata-rata tertinggi dari variabel ini sebesar 2.56 berada di indikator T2 dan T4 dengan pernyataan saya sering mengaudit beberapa perusahaan dalam periode bersamaan dan Saya sering lembur dalam melakukan audit sedangkan nilai rata-rata terendah dari variabel sebesar 2.29 ini berada di indikator T1 dengan pernyataan Saya sering merasa anggaran waktu audit kurang dalam melakukan audit. Kesimpulan secara umum adalah pengaruh tekanan waktu terhadap kecenderungan auditor untuk melakukan penghentian prematur rendah.

90 Risiko Audit Tabel 5.7 Deskriptif Risiko Audit Variabel Min Max Mean R Risiko Audit (X2) R R Risiko Audit 1.74 Sumber: Data yang diolah, 2017 Berdasarkan tabel 5.7 diatas, nilai rata-rata variabel risiko audit sebesar Nilai rata-rata tertinggi dari variabel ini sebesar 1.76 berada di indikator R1 dan R2 dengan pernyataan saya sering tidak melakukan perhitungan fisiko terhadap kas, investasi, persediaan/aktiva tetap dalam audit laporan keuangan yang merupakan tindakan berisiko tinggi dan saya sering melakukan pengurangan jumlah sampel dalam melakukan audit yang merupakan tindakan berisiko tinggi sedangkan nilai rata-rata terendah dari variabel sebesar 1.71 ini berada di indikator R3 dengan pernyataan Saya sering tidak melakukan konfirmasi dengan pihak ketiga merupakan tindakan berisiko tinggi. Kesimpulan secara umum adalah pengaruh risiko audit terhadap kecenderungan auditor untuk melakukan penghentian prematur atas prosedur audit sangat rendah.

91 Materialitas Tabel 5.8 Deskriptif Materialitas Variabel Min Max Mean M Materialitas (X3) M M Materialitas 1.91 Sumber: Data yang diolah, 2017 Berdasarkan tabel 5.8 diatas, nilai rata-rata variabel materialitas sebesar Nilai rata-rata tertinggi dari variabel ini sebesar 2.1 berada di indikator M1 dengan pernyataan saya sering merasa pengurangan jumlah sampel adalah tidak material sedangkan nilai rata-rata terendah dari variabel sebesar 1.78 ini berada di indikator M3 dengan pernyataan Saya sering merasa melakukan konfirmasi dengan pihak ketiga adalah sesuatu yang tidak material. Kesimpulan secara umum adalah pengaruh materialitas terhadap kecenderungan auditor untuk melakukan penghentian prematur atas prosedur audit rendah.

92 76 C. Analisis Data 1. Uji Validitas Tabel dibawah ini menunjukkan hasil uji validitas dari variabelvariabel yang diuji, yaitu penghentian prematur atas prosedur audit, tekanan waktu, risiko audit, dan materialitas. Tabel 5.9 Hasil Uji Validitas Variabel Indikator r hitung r tabel Keterangan P Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit (Y) Tekanan Waktu (X1) Risiko Audit (X2) Materialitas (X3) Sumber: Data yang diolah, P P P P P P P P P T T T T T R R R M M M Valid Valid Valid Valid Berdasarkan tabel 5.9 diatas dapat diketahui bahwa semua indikator setiap varibel dalam kuesioner adalah valid. Indikator dikatakan

93 77 valid jika r hitung lebih besar dari r tabel dan nilai positif (Ghozali, 2016: 53). 2. Uji Reliabilitas Tabel dibawah ini menunjukkan hasil uji reliabilitas dari variabelvariabel yang diuji, yaitu penghentian prematur atas prosedur audit, tekanan waktu, risiko audit, dan materialitas Variabel Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit (Y) Tabel 5.10 Hasil Uji Reliabilitas Cronbach s Standar Keterangan Alpha Reliabilitas Reliabel Tekanan Waktu (X1) Reliabel Risiko Audit (X2) Reliabel Materialitas (X3) Reliabel Sumber : Data yang diolah, 2017 Berdasarkan tabel 5.10 diatas dapat diketahui bahwa semua indikator setiap varibel dalam kuesioner adalah reliabel. Suatu variabel dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha lebih dari 0.70 (Nunnally, 1994) dalam (Ghozali, 2016: 48)

94 78 D. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Pengujian dilakukan dengan uji statistika Kolmogrov-Smirnov. Tabel 5.11 Hasil Uji Normalitas One-sample kolmogorov-smirnov Test Unstandardized Residual N 45 Normal Parameters Mean Std. Deviation Most Extreme Differences Absolute.107 Postive.098 Negative Kolmogorov-Smirnov Z.717 Asymp. Sig. (2-tailed).683 Sumber: Data yang diolah, 2017 Tabel 5.14 menunjukkan nilai test statistik Kolmogrov-Smirnov lebih besar dari 5% (0.05) yaitu sebesar maka dapat disimpulkan bahwa residual berdistribusi normal.

95 79 2. Uji Multikolonieritas Variabel Tabel 5.12 Hasil Uji Multikolonieritas Collinearity Statistics Keterangan Tolerance VIF Tekanan waktu (X1) Tidak ada multikolonieritas Risiko Audit (X2) Tidak ada multikolonieritas Materialitas (X3) Tidak ada multikolonieritas Sumber: Data yang diolah, 2017 Berdasarkan tabel diatas, hasil perhitungan nilai Tolerance lebih dari 0.10 dan nilai Variance Inflation Factor (VIC) kurang dari 10, hal ini menunjukkan bahwa tidak ada multikolonieritas antar variabel independen dalam model regresi.

96 80 3. Uji Heteroskedastisitas Pengujian dilakukan dengan cara uji glejser. Tabel 5.13 Hasil Uji Heteroskedastisitas Koefisien Variabel Beta t Signifikansi Keterangan Tekanan Tidak ada waktu (X1) heteroskedastistas Risiko Tidak ada Audit (X2).374 Materialitas.072 heteroskedastistas Tidak ada (X3) heteroskedastistas Sumber: Data yang diolah, 2017 Tabel 5.13 Menunjukkan bahwa tidak ada satu pun variabel independen yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen nilai Absolut Ut, karena probabilitas signifikansinya diatas tingkat kepercayaan 5%. Kesimpulannya adalah model regresi tidak mengandung adanya heteroskedastisitas.

97 81 E. Uji Goodness Of Fit Suatu Model 1. Koefisien Determinasi Model R Tabel 5.14 Hasil Uji Koefisien Determinasi R Adjusted Square R Square Std. Error of the Estimate a Sumber : Data yang diolah, 2017 Nilai koefisien determinasi R 2 berdasarkan Tabel 5.14 menunjukkan nilai sebesar 0,062, berarti penghentian prematur atas prosedur audit hanya dapat dijelaskan sebesar 6.2% oleh tekanan waktu, risiko audit, dan materialitas. Sedangkan sisanya 93.8% (100%-6.2%) dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. 2. Uji Statistik F Tabel 5.15 Hasil Uji Statistik F Model Sum of df Mean F Sig. Squares Squares 1 Regression a Residual ,216 Total Sumber: Data yang diolah, 2017 Nilai signifikansi pada tabel 5.15 menujukkan nilai sebesar yang lebih besar dari pada 0.05, maka dapat dikatakan bahwa tekanan waktu, risiko audit, dan materialitas secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap penghentian prematur atas prosedur audit.

98 82 F. Analisis Regresi Linier Berganda Analisis regresi linier berganda bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel tekanan waktu, risiko audit, dan materialitas terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Tabel 5.16 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Coefficients a Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Model B Std. Error Beta t Sig. 1 (Constant) TEKANAN_WAKTU RISIKO_AUDIT MATERIALITAS a. Dependent Variable: PENGHENTIAN_PREMATUR Sumber : Data yang diolah, 2017 berikut: Tabel 5.16 menunjukkan persamaan regresi berganda sebagai PP = t r 0.359m+e Nilai konstanta dari penelitian ini sebesar yang artinya jika variabel tekanan waktu (X1), risiko audit (X2), dan materialitas (X3) tidak memberikan pengaruh (sama dengan nol) maka penghentian prematur atas prosedur audit (Y) akan sebesar Koefisien regresi tekanan waktu (X1) sebesar yang artinya setiap pengurangan (karena tanda negatif) 1 tekanan waktu maka akan meningkatkan penghentian prematur atas prosedur audit (Y).

99 83 Koefisien regresi risiko audit (X2) sebesar yang artinya setiap kenaikan (karena tanda positif) 1 risiko audit maka akan meningkatkan penghentian prematur atas prosedur audit (Y). Koefisien regresi materialitas (X3) sebesar yang artinya setiap pengurangan (karena tanda negatif) 1 materialitas maka akan meningkatkan penghentian prematur atas prosedur audit (Y). G. Uji Hipotesis Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji t. Pada dasarnya Uji t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel bebas secara individu dalam menerangkan variabel terikat. Tabel 5.17 Hasil Uji t Model t Sig. Kesimpulan 1 (Constant) Tekanan waktu H1 ditolak Risiko audit H2 ditolak Materialitas H3 ditolak Sumber: Data yang diolah, 2017 Hasil uji t pada Tabel 5.17 dapat disimpulkan sebagai berikut: Hasil pengujian pengaruh tekanan waktu terhadap penghentian prematur atas prosedur audit memiliki signifikansi yang lebih besar dari 0.05, maka Ho diterima dan H1 ditolak, artinya tekanan waktu tidak berpengaruh terhadap penghentian prematur atas prosedur audit.

100 84 Hasil pengujian pengaruh risiko audit terhadap penghentian prematur atas prosedur audit memiliki signifikansi yang lebih besar dari 0.05, maka Ho diterima dan H2 ditolak, artinya risiko audit tidak berpengaruh terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Hasil pengujian pengaruh materialitas terhadap penghentian prematur atas prosedur audit memiliki signifikansi yang lebih besar dari 0.05, maka Ho diterima dan H3 ditolak, artinya materialitas tidak berpengaruh terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. H. Pembahasan Tabel Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis Hipotesis Pernyataan Hasil Tekanan waktu berpengaruh positif H1 H2 H3 terhadap penghentian prematur atas prosedur audit Risiko audit berpengaruh positif terhadap penghentian prematur atas prosedur audit Materialitas berpengaruh negatif terhadap penghentian prematur atas prosedur audit Hipotesis ditolak Hipotesis ditolak Hipotesis ditolak Sumber: Hasil data yang diolah, 2017

101 85 1) Pembahasan H1 Nilai signifikan sebesar yang lebih besar dari 0.05 menunjukkan tidak ada pengaruh tekanan waktu terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Hipotesis yang menyatakan bahwa tekanan waktu berpengaruh positif terhadap penghentian prematur atas prosedur audit tidak diterima. Analisis Deskriptif Tekanan waktu menunjukkan bahwa auditor sering mengaudit beberapa perusahaan dalam periode bersamaan dan sering lembur dalam melakukan audit namun kecenderungan auditor untuk melakukan penghentian prematur rendah, karena mayoritas responden adalah junior auditor yang masih belum memiliki banyak pengalaman sehingga menggunakan waktu lembur dengan baik. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Wahyudi, dkk (2011), Qurrahman, dkk (2012), dan Limantika (2014) yang menyatakan bahwa tekanan waktu tidak memiliki pengaruh terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Weningtyas, dkk (2006), Maulina, dkk (2010), Indarto (2011), Aji (2013), Wibisono (2014), Utoyo (2014), Permatasari (2014), Sunyoto (2014), dan Andani dan mertha (2013) yang menyatakan bahwa tekanan waktu memiliki pengaruh positif terhadap penghentian prematur atas prosedur audit.

102 86 2) Pembahasan H2 Nilai signifikansi sebesar yang lebih besar dari 0.05 menunjukkan tidak ada pengaruh risiko audit terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Hipotesis yang menyatakan bahwa risiko audit berpengaruh positif terhadap penghentian penghentian prematur atas prosedur audit tidak diterima. Analisis Deskriptif risiko audit menunjukkan bahwa auditor sering tidak melakukan perhitungan fisik terhadap kas, investasi, persediaan/ aktiva tetap dalam audit laporan keuangan dan sering melakukan pengurangan jumlah sampel dalam melakukan audit namun kecenderungan auditor untuk melakukan penghentian prematur rendah, ini terjadi karena auditor menilai bahwa pengendalian di perusahaan klien sudah memiliki pengendalian yang memadai. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Wahyudi, dkk (2011), Limantika (2014), dan Permatasari (2014) yang menyatakan bahwa risiko audit tidak berpengaruh terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Weningtyas, dkk (2006), Indarto (2011), Qurrahman, dkk (2012), Aji (2013), dan Andani dan mertha (2013) yang menyatakan bahwa penghentian risiko audit memiliki pengaruh positif terhadap penghentian prematur atas prosedur audit.

103 87 3) Pembahasan H3 Nilai signifikansi sebesar yang lebih besar dari 0.05 menunjukkan tidak ada pengaruh materialitas terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Hipotesis yang menyatakan bahwa Materialitas berpengaruh negatif terhadap penghentian prematur atas prosedur audit tidak diterima. Analisis Deskriptif materialitas menunjukkan bahwa auditor sering merasa pengurangan jumlah sampel merupakan tindakan tidak material namun kecenderungan untuk melakukan penghentian prematur atas prosedur audit rendah. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Qurrahman, dkk (2012), Utoyo (2014), Permatasar (2014), dan Sunyoto (2014) yang menyatakan bahwa materialitas tidak berpengaruh terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Weningtyas, dkk (2006) dan Aji (2013) yang menyatakan bahwa materialitas berpengaruh negatif terhadap penghentian prematur atas prosedur audit, sedangkan penelitian Wahyudi dkk, (2011) dan Lumantika (2014) menyatakan bahwa materialitas berpengaruh positif terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. fafafafafafafafafafafafafafafafafafafafafafafafaf

104 BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Tekanan waktu tidak berpengaruh terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik Yogyakarta tidak setuju bahwa dengan adanya tekanan waktu dapat mengakibatkan penghentian prematur atas prosedur audit, artinya semakin tinggi tekanan waktu yang dirasakan, auditor tetap melaksanakan prosedur audit yang telah ditetapkan. 2. Risiko audit tidak berpengaruh terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik Yogyakarta tidak setuju bahwa dengan adanya risiko audit dapat mengakibatkan pada penghentian prematur atas prosedur audit, artinya semakin rendah risiko audit yang telah ditentukan, auditor tetap melaksanakan prosedur audit yang telah ditetapkan. 3. Materialitas tidak berpengaruh terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Auditor yang bekerja di Kantor Akuntan publik Yogyakarta tidak setuju bahwa tingkat materialitas dapat mengakibatkan pada penghentian prematur atas prosedur audit, artinya semakin kecil tingkat materialitas yang dapat diterima, auditor tetap melaksanakan prosedur audit yang telah ditetapkan. 88

105 89 B. Keterbatasan Keterbatasan penelitian ini adalah 1. Penelitian ini hanya terbatas pada variabel-variabel dari faktor eksternal auditor yakni tekanan waktu, risiko audit, dan materialitas, sedangkan faktor yang mempengaruhi penghentian prematur atas prosedur audit tidak hanya dipengaruhi oleh faktor eksternal tetapi terdapat juga faktor internal. 2. Mayoritas responden dalam penelitian ini adalah junior auditor dan tidak ada responden yang berada di jenjang manager dan partner. Hasil penelitian kemungkinan akan berbeda dan lebih menggambarkan kenyataan yang terjadi jika manager dan partner menjadi responden. 3. Prosedur audit yang digunakan masih terbatas pada prosedur perencanaan dan pekerjaan lapangan, sehingga kurang mencerminkan prosedur audit yang digunakan dalam proses audit secara menyeluruh. 4. Kuesioner hanya terdistribusi ke 9 dari 12 KAP di Yogyakarta, karena sebanyak satu KAP menolak diberikan kuesioner karena auditor sedang sibuk pada masa audit dan sebanyak 2 KAP tidak dapat dihubungi.

106 90 C. Saran Saran untuk penelitian selanjutnya: 1. Peneliti selanjutnya dapat meneliti variabel-variabel independen lain khususnya variabel dari faktor internal auditor, contohnya kesadaran etis, etika auditor, komitmen organisasi, komitmen professional, pengalaman audit, dan lokus kendali 2. Peneliti selanjutkan sebaiknya melakukan penyebaran kuesioner ke pada junior auditor, senior auditor, manager, dan partner agar hasil penelitian berikutnya lebih akurat. 3. Peneliti selanjutnya sebaiknya melakukan penelitian pada bulan April hingga Oktober dan menambahkan metode wawancara karena bulanbulan tersebut auditor telah menyelesaikan laporan audit dan lebih mudah untuk mendapatkan data.

107 Daftar Pustaka Aji, Bayu Prasetya Pengaruh Time Pressure, Risiko Audit, Materialitas dan Kesadaran Etis terhadap Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit (Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik di Semarang). Skripsi. Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang. Andani dan Mertha Pengaruh time pressure, audit risk, professional commitment, dan locus of control pada penghentian prematur prosedur audit. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. No 6.2: Boedijoewono, Noegroho Pengantar Statistika Ekonomi dan Bisnis. Edisi enam. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan (UPP) STIM YKPN Boynton, Johnson, Kell Modern Auditing. Jakarta : Erlangga Ghozali, Imam H Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 23. edisi kedelapan. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro Indarto, S Analisis Faktot-Faktor yang Mempengaruhi Penghentian Premature Prosedur Audit, Jurnal Dinamika Sosial Ekonomi Jusuf, A. H Auditing (Pengauditan). Yogyakarta : Sekolah Ttinggi Ilmu Ekonomi YKPN. King, Laura A., 2010, Psikologi Umum: Sebuah Pandangan Apresiatif, Jakarta: Salemba Humanika. Kristanti, Natalia Pengaruh Tindakan Supervisi dan External Locus of Control Terhadap Penghentian Prematur atas Prosedur Audit di Surabaya.Skripsi. Jurusan Akuntansi, Fakultas Bisnis, Unika Widya Mandala Surabaya. Maulina, M., Ratna A., dan Choirul A., 2010, Pengaruh Tekanan Waktu Dan Tindakan Supervisi Terhadap Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit, Simposium Nasional Akuntansi 13.Purwokerto Messier, Glover, dan Douglas Jasa Audit & Assurance: Pendekatan Sistematis. Jakarta: Salemba Empat Mulyadi Pemeriksaan Akuntan. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN Mulyadi Pemeriksaan Akuntan. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN 91

108 Moorhead dan Griffin Perilaku Organisasi: Manajemen Sumber Daya Manusia dan Organisasi. Jakarta: Salemba Empat Lestari, Ayu Puji Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Auditor dalam Penghentian Prematur Prosedur Audit. Skripsi. Universitas Diponegoro. Limantika, Robin Ferdinan Pengaruh Tekanan Waktu, Risiko Audit, Materialitas, Prosedur Review, Kontrol kualitas dan Komitmen Profesional terhadap Penghentian Prematur atas Prosedur Audit.Skripsi. Jurusan Akuntansi, Fakultas Bisnis, Unika Widya Mandala Surabaya. Sekaran, Uma Metodologi penelitian untuk bisnis. Jakarta: Salemba empat Standar Profesi Akuntan Publik 2001 Sugioyono Metode penelitian bisnis (Pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D). Bandung : Alfabeta Sunyoto, Y.C.Sri Pengaruh Karateristik Personal Auditor Terhadap Penghentian Audit Prematur. Naskah Publikasi. Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta. Permatasari, Krissantina Wahyu Pengaruh Tekanan Waktu, Materialitas, Risiko Audit, dan Pengendalian Kualitas terhadap Penghentian Prematur atas Prosedur Audit.Skripsi. Jurusan Akuntansi, Fakultas Bisnis, Unika Widya Mandala Surabaya. Purwanti, Aprilia Tri Pengaruh Time Pressure, Risiko Audit, Materialitas, dan Kesadaran Etis Terhadap Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di Malang). Skripsi. Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri malang. Qurrahman, T., Susfayetti, & Mirdah, A., 2012, Pengaruh Time Preasure, Resiko Audit, Materialitas, Prosedur Review dan Kontrol Kualitas, Locus of Control serta Komitmen Profesional terhadap Penghentian Prematur Prosedur Audit (Studi empiris pada KAP di Palembang). e-jurnal BINAR AKUTANSI Vol. 1, No. 1, September Tuanakotta, T.M Audit berbasis ISA. Jakarta : Salemba empat Utoyo, Bobbyan Pudji Pengaruh Tekanan Waktu, Locus of Control, dan Materialitas terhadap Penghentian Prematur atas Prosedur Audit pada Kantor Akuntan Publik di Surabaya.Skripsi. Jurusan Akuntansi, Fakultas Bisnis, Unika Widya Mandala Surabaya. Wahyudi, Lucyanda, Suhud Praktik Penghentian Prematur atas Prosedur Audit, Media Riset Akuntansi 92

109 Weningtyas S, Dody dan Hanung Triatmoko Penghentian Prematur atas Prosedur Audit. Simposium Nasional Akuntansi 9.Padang. Wibisono, Evelyn Larisa Pengarus Locus of Control, Komitmen Profesional dan Tekanan Waktu terhadap Penghentian Prematur atas Prosedur Audit pada Kantor Akuntan Publik di Surabaya.Skripsi. Jurusan Akuntansi, Fakultas Bisnis, Unika Widya Mandala Surabaya. Wibowo, Kurniawan Puji Profesionalisme Auditor dalam Penghentian Prematur atas Prosedur Audit. Skripsi. Universitas Diponegoro Diakses tanggal 08 Maret

110 LAMPIRAN 94

111 Lampiran 1. Kuesioner Yogyakarta, April 2017 Lamp: Satu (1) set kuesioner Hal : Permohonan menjadi responden Kepada Yth, Bapak/Ibu/Sdr/i Responden Di Yogyakarta Dengan hormat, Saya, Fatriyani, mahasiswi jurusan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada saat ini sedang menyusun skripsi dengan judul penelitian Faktor Eksternal yang Berpengaruh Terhadap Penghentian Prematur atas Prosedur Audit. Dalam rangka penyelesaian skripsi S1, saya memohon kesediaan Bapak/Ibu/Sdr/i untuk mengisi kolom pertanyaan yang telah disediakan dengan sejujur-jujurnya guna melengkapi data yang saya perlukan. Partisipasi Bapak/Ibu/Sdr/i dalam pengisian kuesioner ini akan sangat menentukan keberhasilan dari penelitian ini. Data ini murni digunakan untuk keperluan akademis dan tidak akan disalahgunakan. Terima kasih banyak atas ketersediaan Bapak/Ibu/Sdr/i untuk menjadi bagian dari responden penelitian saya. Hormat saya, Fatriyani 95

112 KUESIONER PENELITIAN FAKTOR EKSTERNAL YANG BERPENGARUH TERHADAP PENGHENTIAN PREMATUR ATAS PROSEDUR AUDIT Bagian 1. Identitas Responden Isilah dengan singkat dan jelas berdasarkan diri Bapak/Ibu dengan memberi tanda centang (V) pada jawaban yang paling sesuai dengan anda. Tanggal pengisian : Nama KAP : Nama Responden : (Boleh diisi/tidak) Jenis Kelamin Pendidikan tertinggi Gelar Profesional PMA Posisi anda saat ini Lama bekerja (sebutkan) Tahun 96

113 Bagian 2. Mohon Bapak/ /Ibu/Saudara menjawab pertanyaan dibawah ini dengan tanda ( ) pada salah satu jawaban yang paling sesuai dengan diri Bapak/Ibu/Saudara. Keterangan : SS S TS STS : Sangat setuju : Setuju : Tidak Setuju : Sangat tidak setuju Pernyataan berikut berhubungan dengan prosedur audit. Pernyataan STS TS S SS Saya sering tidak memerlukan pemahaman bisnis klien dalam merencanakan audit Saya sering tidak menggunakan pertimbangan sistem pengendalian intern dalam audit laporan keuangan Saya sering tidak menggunakan informasi asersi dalam merumuskan tujuan audit dan merancang pengujian substantif Saya sering tidak menggunakan fungsi auditor internal dalam audit Saya sering tidak melakukan prosedur analitis dalam perencanaan dan review audit Saya sering tidak melakukan konfirmasi dengan pihak ketiga dalam audit laporan keuangan Saya sering tidak menggunakan representasi manajemen dalam audit laporan keuangan Saya sering tidak melakukan uji kepatuhan terhadap pengendalian atas transaksi dalam aplikasi system computer online Saya sering mengurangi jumlah sampel yang direncanakan dalam audit laporan keuangan Saya sering tidak melakukan perhitungan fisik terhadap kas atau persediaan 97

114 Pernyataan berikut berhubungan dengan tekanan waktu. Pernyataan STS TS S SS Saya sering merasa anggaran waktu kurang dalam melakukan audit Saya sering mengaudit beberapa perusahaan dalam periode bersamaan Saya sering melanggar anggaran waktu yang telah direncanakan dalam melakukan audit Saya sering lembur dalam melakukan audit Saya sering menyediakan waktu cadangan untuk halhal yang tidak terduga dalam melakukan audit Pernyataan berikut berhubungan dengan risiko audit. Pernyataan STS TS S SS Saya sering tidak melakukan perhitungan fisik terhadap kas, investasi, persediaan/aktiva tetap dalam audit laporan keuangan yang merupakan tindakan berisiko tinggi Saya sering melakukan pengurangan jumlah sampel dalam melakukan audit yang merupakan tindakan berisiko tinggi Saya sering tidak melakukan konfirmasi dengan pihak ketiga merupakan tindakan berisiko tinggi Pernyataan berikut berhubungan dengan tingkat materialitas. Pernyataan STS TS S SS Saya sering merasa pengurangan jumlah sample adalah tidak material Saya sering merasa pemerikasaan fisik terhadap kas persediaan adalah tidak material Saya sering merasa melakukan konfirmasi dengan pihak ketiga adalah sesuatu yang tidak material TERIMA KASIH 98

115 99

116 100

117 101

118 102

119 103

120 Lampiran 2. Surat Keterangan Penelitian 104

121 105

122 106

123 107

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rerangka Teori 1. Teori Atribusi Teori atribusi menjelaskan tentang bagaimana proses penyebab perilaku seseorang atau tujuan seseorang dalam berperilaku. Teori ini diarahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk menghindari perilaku menyimpang dalam audit (dysfunctional

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk menghindari perilaku menyimpang dalam audit (dysfunctional BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perilaku profesional akuntan publik salah satunya diwujudkan dalam bentuk menghindari perilaku menyimpang dalam audit (dysfunctional audit behavior). Perilaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disediakan bagi pemakai informasi keuangan. Profesi ini merupakan profesi

BAB I PENDAHULUAN. disediakan bagi pemakai informasi keuangan. Profesi ini merupakan profesi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Profesi akuntan publik dikenal oleh masyarakat dari jasa audit yang disediakan bagi pemakai informasi keuangan. Profesi ini merupakan profesi kepercayaan masyarakat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi dari pihak yang melakukan audit (Weningtyas et al., 2006).

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi dari pihak yang melakukan audit (Weningtyas et al., 2006). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Lingkungan dunia usaha telah semakin berkembang. Semua bidang usaha berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik sehingga diperlukan pula usaha dari setiap bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. standar yang telah ditentukan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).

BAB I PENDAHULUAN. standar yang telah ditentukan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akuntan publik merupakan auditor yang menyediakan jasa kepada masyarakat umum terutama dalam bidang audit atas laporan keuangan yang dibuat oleh kliennya. Tugas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jasa audit merupakan suatu penugasan profesional yang dilakukan oleh orang-orang yang berkompeten dan independen dengan mengumpulkan dan mengevaluasi bahan bukti tentang

Lebih terperinci

PENGARUH TEKANAN WAKTU, LOCUS OF CONTROL, DAN MATERIALITAS TERHADAP PENGHENTIAN PREMATUR PROSEDUR AUDIT PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI SURABAYA

PENGARUH TEKANAN WAKTU, LOCUS OF CONTROL, DAN MATERIALITAS TERHADAP PENGHENTIAN PREMATUR PROSEDUR AUDIT PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI SURABAYA PENGARUH TEKANAN WAKTU, LOCUS OF CONTROL, DAN MATERIALITAS TERHADAP PENGHENTIAN PREMATUR PROSEDUR AUDIT PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI SURABAYA OLEH: BOBBYAN PUDJI UTOYO 3203010138 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Proses audit merupakan bagian dari assurance services, yang melibatkan

BAB I PENDAHULUAN. Proses audit merupakan bagian dari assurance services, yang melibatkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Proses audit merupakan bagian dari assurance services, yang melibatkan usaha peningkatan kualitas informasi bagi pengambil keputusan serta independensi dan kompetensi

Lebih terperinci

PENGARUH KARAKTERISTIK PERSONAL AUDITOR TERHADAP PROSEDUR PENGHENTIAN AUDIT PREMATUR (Studi Pada Kantor Akuntan Publik Kota Surakarta dan Yogyakarta)

PENGARUH KARAKTERISTIK PERSONAL AUDITOR TERHADAP PROSEDUR PENGHENTIAN AUDIT PREMATUR (Studi Pada Kantor Akuntan Publik Kota Surakarta dan Yogyakarta) PENGARUH KARAKTERISTIK PERSONAL AUDITOR TERHADAP PROSEDUR PENGHENTIAN AUDIT PREMATUR (Studi Pada Kantor Akuntan Publik Kota Surakarta dan Yogyakarta) NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Auditor bertanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan audit

BAB 1 PENDAHULUAN. Auditor bertanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan audit BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepercayaan masyarakat terhadap auditor sebagai pihak yang independen dalam mengaudit laporan keuangan perusahaan sangat besar. Auditor bertanggung jawab untuk

Lebih terperinci

OLEH: KRISSANTINA WAHYU PERMATASARI

OLEH: KRISSANTINA WAHYU PERMATASARI PENGARUH TEKANAN WAKTU, MATERIALITAS, RISIKO AUDIT DAN PENGENDALIAN KUALITAS TERHADAP PENGHENTIAN PREMATUR ATAS PROSEDUR AUDIT (Studi Empiris Pada KAP di Surabaya dan Sekitarnya) OLEH: KRISSANTINA WAHYU

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. sistematik mendapatkan dan mengevaluasi bukti-bukti secara objektif sehubungan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. sistematik mendapatkan dan mengevaluasi bukti-bukti secara objektif sehubungan BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1. Tinjauan Teoretis 2.1.1. Pengertian Audit Komite konsep audit dasar (committee on auditing concepts) telah merumuskan definisi umum dari audit: Audit

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dua kelompok; jasa assurance dan jasa nonassurance. Jasa assurance adalah jasa

BAB 1 PENDAHULUAN. dua kelompok; jasa assurance dan jasa nonassurance. Jasa assurance adalah jasa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jasa audit akuntan publik dibutuhkan oleh pihak luar perusahaan, hal ini disebabkan karena pihak luar perusahaan memerlukan jasa audit akuntan publik untuk menentukan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori keagenan (agency theory) Hubungan keagenan (agency relationship) terjadi ketika satu atau lebih individu, yang disebut sebagai

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. menentukan penyebab atau motif perilaku seseorang. Teori ini mengacu pada

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. menentukan penyebab atau motif perilaku seseorang. Teori ini mengacu pada BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Teori Atribusi Teori atribusi akan memberikan penjelasan mengenai bagaimana cara menentukan penyebab atau motif perilaku seseorang.

Lebih terperinci

OLEH: EVELYN LARISA WIBISONO

OLEH: EVELYN LARISA WIBISONO PENGARUH LOCUS OF CONTROL, KOMITMEN PROFESIONAL DAN TEKANAN WAKTU TERHADAP PENGHENTIAN PREMATUR ATAS PROSEDUR AUDIT PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI KOTA SURABAYA OLEH: EVELYN LARISA WIBISONO 3203010180 JURUSAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan umumnya adalah perusahaan yang punya kepentingan dengan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan umumnya adalah perusahaan yang punya kepentingan dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kantor Akuntan Publik merupakan suatu entitas yang menyediakan jasa-jasa yang berkaitan dengan pemeriksaan laporan keuangan. Perusahaan yang membutuhkan jasa akuntan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keputusan (Weningtyas dkk, 2006). a. Mengurangi jumlah sampel dalam audit. b. Melakukan review dangkal terhadap dokumen klien

BAB I PENDAHULUAN. keputusan (Weningtyas dkk, 2006). a. Mengurangi jumlah sampel dalam audit. b. Melakukan review dangkal terhadap dokumen klien BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Proses audit merupakan bagian dari assurance services, yang melibatkan usaha peningkatan kualitas informasi bagi pengambil keputusan serta independensi dan kompetensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu (Harahap, 2009:105) dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu (Harahap, 2009:105) dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu (Harahap, 2009:105) dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan dan mengevaluasi bukti yang berhubungan dengan asersi

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan dan mengevaluasi bukti yang berhubungan dengan asersi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengauditan didefinisikan sebagai suatu proses sistematis untuk mendapatkan dan mengevaluasi bukti yang berhubungan dengan asersi tentang tindakan dan kejadian ekonomi-ekonomi

Lebih terperinci

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGHENTIAN PREMATUR ATAS PROSEDUR AUDIT (STUDI PADA BPK-RI PERWAKILAN PROVINSI JAWA TENGAH)

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGHENTIAN PREMATUR ATAS PROSEDUR AUDIT (STUDI PADA BPK-RI PERWAKILAN PROVINSI JAWA TENGAH) FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGHENTIAN PREMATUR ATAS PROSEDUR AUDIT (STUDI PADA BPK-RI PERWAKILAN PROVINSI JAWA TENGAH) Diajukan Oleh : WAHYUNINGSIH NIM. 2012-12-117 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. apakah laporan keuangan tersebut menyajikan secara wajar dalam semua hal

BAB I PENDAHULUAN. apakah laporan keuangan tersebut menyajikan secara wajar dalam semua hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ditinjau dari sudut profesi akuntan publik, auditor adalah akuntan profesional yang menjual jasanya kepada masyarakat umum, terutama dalam bidang pemeriksaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Kantor Akuntan Publik (KAP) adalah badan usaha yang telah mendapatkan izin dari Menteri Keuangan sebagai wadah bagi akuntan publik dalam memberikan

Lebih terperinci

PENGARUH TINDAKAN SUPERVISI DAN EXTERNAL LOCUS OF CONTROL TERHADAP PENGHENTIAN PREMATUR ATAS PROSEDUR AUDIT PADA AUDITOR DI SURABAYA

PENGARUH TINDAKAN SUPERVISI DAN EXTERNAL LOCUS OF CONTROL TERHADAP PENGHENTIAN PREMATUR ATAS PROSEDUR AUDIT PADA AUDITOR DI SURABAYA PENGARUH TINDAKAN SUPERVISI DAN EXTERNAL LOCUS OF CONTROL TERHADAP PENGHENTIAN PREMATUR ATAS PROSEDUR AUDIT PADA AUDITOR DI SURABAYA OLEH: NATALIA KRISTANTI 3203011014 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

Lebih terperinci

SKRIPSI. Pengaruh Time Pressure, Risiko Audit, Materialitas, Prosedur Review Dan Kontrol

SKRIPSI. Pengaruh Time Pressure, Risiko Audit, Materialitas, Prosedur Review Dan Kontrol SKRIPSI Pengaruh Time Pressure, Risiko Audit, Materialitas, Prosedur Review Dan Kontrol Kualitas, Locus of Control Eksternal, dan Kinerja Auditor Terhadap Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit (Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dewasa ini banyak dijumpai pemberian jasa penjaminan (assurance services) yang. perusahaan adalah jasa audit atas laporan keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. dewasa ini banyak dijumpai pemberian jasa penjaminan (assurance services) yang. perusahaan adalah jasa audit atas laporan keuangan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Informasi yang dapat diandalkan sangat dibutuhkan dalam hampir setiap pengambilan keputusan ekonomi. Informasi akan lebih dipercaya apabila informasi tersebut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan karena pihak luar perusahaan memerlukan jasa audit akuntan publik

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan karena pihak luar perusahaan memerlukan jasa audit akuntan publik BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jasa audit akuntan publik dibutuhkan oleh pihak luar perusahaan, hal ini disebabkan karena pihak luar perusahaan memerlukan jasa audit akuntan publik untuk

Lebih terperinci

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat Untuk menyelesaikan jenjang pendidikan Strata Satu (S1) pada Fakultas Ekonomi Universitas Muria Kudus

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat Untuk menyelesaikan jenjang pendidikan Strata Satu (S1) pada Fakultas Ekonomi Universitas Muria Kudus PENGARUH TIME PRESSURE, RESIKO AUDIT, MATERIALITAS, PROSEDUR REVIEW DAN KONTROL KUALITAS, LOCUS OF CONTROL, KOMITMEN ORGANISASI, KOMITMEN PROFESIONAL, PENGALAMAN AUDIT, KESADARAN ETIS TERHADAP PENGHENTIAN

Lebih terperinci

RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT

RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT SA Seksi 312 RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT Sumber: PSA No. 25 PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan panduan bagi auditor dalam mempertimbangkan risiko dan materialitas pada saat perencanaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Auditing Menurut Alvin A. arens dan james K. Loebbecke (2003,1) pengertian auditing adalah sebagai berikut : Auditing adalah merupakan akumulasi dan evaluasi bukti

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Reduced Audit Quality Behaviour (perilaku pengurangan kualitas audit) adalah tindakan yang diambil auditor untuk mengurangi efektivitas pengumpulan bukti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengambil lokasi di KAP berlokasi di Surakarta dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengambil lokasi di KAP berlokasi di Surakarta dan 31 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di KAP berlokasi di Surakarta dan Yogyakarta dengan menggunakan responden seluruh auditor yang terdapat dalam KAP dari

Lebih terperinci

Skripsi. Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai gelar sarjana Akuntansi di Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang

Skripsi. Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai gelar sarjana Akuntansi di Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang Skripsi Pengaruh Time Pressure, Risiko Audit, Materialitas, Prosedur Review dan Quality Control, Komitmen Organisasi, Kinerja Auditor dan Turnover Intention Terhadap Penghentian Prematur Atas Prosedur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Obyek yang diteliti dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) yang terletak di Jakarta. Responden yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan meningkatnya kebutuhan jasa audit akuntan publik oleh pihak luar perusahaan karena pihak luar perusahaan memerlukan jasa audit yang dapat menentukan

Lebih terperinci

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat Untuk menyelesaikan jenjang pendidikan Strata Satu (S1) pada Fakultas Ekonomi Universitas Muria Kudus

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat Untuk menyelesaikan jenjang pendidikan Strata Satu (S1) pada Fakultas Ekonomi Universitas Muria Kudus PENGARUH TEKANAN KETAATAN, SENIORITAS AUDITOR, TEKANAN ANGGARAN WAKTU, PENGALAMAN AUDITOR, DAN KEAHLIAN AUDIT TERHADAP AUDIT JUDGMENT (STUDI EMPIRIS PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI SEMARANG) Skripsi ini

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Setelah kasus Enron, yang merupakan kegagalan KAP Arthur Andersen, dan World.Com di Amerika Serikat pada 2001, serta kasus Kimia Farma, auditor dianggap

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDITOR DALAM KEPUTUSAN PENERIMAAN KLIEN OLEH: CAROLINA NOVIANTI HALIM

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDITOR DALAM KEPUTUSAN PENERIMAAN KLIEN OLEH: CAROLINA NOVIANTI HALIM FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDITOR DALAM KEPUTUSAN PENERIMAAN KLIEN OLEH: CAROLINA NOVIANTI HALIM 3203010080 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA 2014 FAKTOR-FAKTOR

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. motif atas perilaku mereka. Teori atribusi yaitu teori yang mempelajari. alasan atas perilaku seseorang (Robbins, 2008).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. motif atas perilaku mereka. Teori atribusi yaitu teori yang mempelajari. alasan atas perilaku seseorang (Robbins, 2008). BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Atribusi Memahami sebuah kondisi emosional seseorang dapat bermanfaat dalam beberapa hal. Pada umumnya hal tersebut dilakukan lebih jauh agar dapat mengetahui

Lebih terperinci

PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS FUNGSI AUDIT INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN

PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS FUNGSI AUDIT INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN SA Seksi 322 PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS FUNGSI AUDIT INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN Sumber: PSA No. 33 PENDAHULUAN 01 Auditor mempertimbangkan banyak faktor dalam menentukan sifat, saat, dan lingkup

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dan kejadian-kejadian ekonomi secara obyektifuntuk menentukan tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN. dan kejadian-kejadian ekonomi secara obyektifuntuk menentukan tingkat 16 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengauditan didefinisikan sebagai suatu prosessistematis untuk mendapatkan dan mengevaluasi buktiyang berhubungan dengan asersi tentang tindakantindakan

Lebih terperinci

Taufik Qurrahman, Susfayetti, Andi Mirdah Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Jambi

Taufik Qurrahman, Susfayetti, Andi Mirdah Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Jambi e-jurnal BINAR AKUNTANSI Vol. 1 No. 1, September 2012 ISSN 2303-1522 PENGARUH TIME PRESURE, RESIKO AUDIT, MATERIALITAS, PROSEDUR REVIEW DAN KONTROL KUALITAS, LOCUS OF CONTROL SERTA KOMITMEN PROFESIONAL

Lebih terperinci

PENGARUH LOCUS OF CONTROL DAN TEKANAN WAKTU TERHADAP PENGHENTIAN PREMATUR ATAS PROSEDUR AUDIT OLEH: FELICIA SETIAWAN

PENGARUH LOCUS OF CONTROL DAN TEKANAN WAKTU TERHADAP PENGHENTIAN PREMATUR ATAS PROSEDUR AUDIT OLEH: FELICIA SETIAWAN PENGARUH LOCUS OF CONTROL DAN TEKANAN WAKTU TERHADAP PENGHENTIAN PREMATUR ATAS PROSEDUR AUDIT OLEH: FELICIA SETIAWAN 3203010124 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Audit adalah proses yang dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen dengan mengumpulkan dan mengevaluasi bahan bukti. Hal tersebut bertujuan untuk memberikan

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN 70 KUESIONER PENELITIAN Pengaruh Time Pressure, Risiko Audit, Materialitas, Prosedur review dan Kontrol Kualitas, locus of control, Komitmen Profesi terhadap Penghentian Prematur atas Prosedur Audit Identitas

Lebih terperinci

RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT

RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT Risiko Audit dan Materialitas dalam Pelaksanaan Audit Standar Prof SA Seksi 3 1 2 RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT Sumber: PSA No. 25 PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan panduan bagi

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Pengawas Intern dan Independensi terhadap Kualitas Audit pada Kantor Akuntan Publik di Palembang

Analisis Pengaruh Pengawas Intern dan Independensi terhadap Kualitas Audit pada Kantor Akuntan Publik di Palembang Analisis Pengaruh Pengawas Intern dan Independensi terhadap Kualitas Audit pada Kantor Akuntan Publik di Palembang LAPORAN AKHIR Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Diploma III

Lebih terperinci

SKRIPSI Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspektasi Klien dalam Audit Judgment.

SKRIPSI Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspektasi Klien dalam Audit Judgment. SKRIPSI Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspektasi Klien dalam Audit Judgment. (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Berskala Besar di Semarang) Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai

Lebih terperinci

PENGARUH PROFESIONALISME AUDITOR TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS DALAM PROSES AUDIT LAPORAN KEUANGAN

PENGARUH PROFESIONALISME AUDITOR TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS DALAM PROSES AUDIT LAPORAN KEUANGAN PENGARUH PROFESIONALISME AUDITOR TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS DALAM PROSES AUDIT LAPORAN KEUANGAN OLEH: REISIANA GINTING 3203012289 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jasa audit akuntan publik dibutuhkan oleh pihak luar perusahaan, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Jasa audit akuntan publik dibutuhkan oleh pihak luar perusahaan, hal ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jasa audit akuntan publik dibutuhkan oleh pihak luar perusahaan, hal ini disebabkan karena pihak luar perusahaan memerlukan jasa audit akuntan publik untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Auditing Secara umum auditing adalah suatu proses sistematika untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan

Lebih terperinci

PENGARUH TEKANAN WAKTU, RISIKO AUDIT, KOMITMEN PROFESIONAL, LOCUS OF CONTROL DAN TINDAKAN SUPERVISI PADA PENGHENTIAN PREMATUR PROSEDUR

PENGARUH TEKANAN WAKTU, RISIKO AUDIT, KOMITMEN PROFESIONAL, LOCUS OF CONTROL DAN TINDAKAN SUPERVISI PADA PENGHENTIAN PREMATUR PROSEDUR PENGARUH TEKANAN WAKTU, RISIKO AUDIT, KOMITMEN PROFESIONAL, LOCUS OF CONTROL DAN TINDAKAN SUPERVISI PADA PENGHENTIAN PREMATUR PROSEDUR AUDIT: STUDI EMPIRIS PADA KAP DI JAWA TENGAH Skripsi ini diajukan

Lebih terperinci

PENGARUH INDEPENDENSI, PENGALAMAN, DUE PROFESSIONAL CARE DAN AKUNTABILITAS TERHADAP KUALITAS AUDIT DI KANTOR AKUNTAN PUBLIK SURABAYA.

PENGARUH INDEPENDENSI, PENGALAMAN, DUE PROFESSIONAL CARE DAN AKUNTABILITAS TERHADAP KUALITAS AUDIT DI KANTOR AKUNTAN PUBLIK SURABAYA. PENGARUH INDEPENDENSI, PENGALAMAN, DUE PROFESSIONAL CARE DAN AKUNTABILITAS TERHADAP KUALITAS AUDIT DI KANTOR AKUNTAN PUBLIK SURABAYA Skripsi S-1 OLEH: CHYNTIA ANAWATI SUGIANTO 3203008351 JURUSAN AKUNTANSI

Lebih terperinci

STANDAR AUDITING. SA Seksi 200 : Standar Umum. SA Seksi 300 : Standar Pekerjaan Lapangan. SA Seksi 400 : Standar Pelaporan Pertama, Kedua, & Ketiga

STANDAR AUDITING. SA Seksi 200 : Standar Umum. SA Seksi 300 : Standar Pekerjaan Lapangan. SA Seksi 400 : Standar Pelaporan Pertama, Kedua, & Ketiga STANDAR AUDITING SA Seksi 200 : Standar Umum SA Seksi 300 : Standar Pekerjaan Lapangan SA Seksi 400 : Standar Pelaporan Pertama, Kedua, & Ketiga SA Seksi 500 : Standar Pelaporan Keempat STANDAR UMUM 1.

Lebih terperinci

BAHAN AJAR PEMERIKSAAN AKUNTAN 1. Oleh: Erni Suryandari F, SE., M.Si

BAHAN AJAR PEMERIKSAAN AKUNTAN 1. Oleh: Erni Suryandari F, SE., M.Si BAHAN AJAR PEMERIKSAAN AKUNTAN 1 Oleh: Erni Suryandari F, SE., M.Si FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2016 BAB I PROFESI AKUNTAN PUBLIK Timbul dan Berkembangnya Profesi Akuntan

Lebih terperinci

FAJAR DWI NUGROHO B

FAJAR DWI NUGROHO B PENGARUH TIME PRESSURE, RISIKO AUDIT, LOCUS OF CONTROL DAN KOMITMEN PROFESI TERHADAP PENGHENTIAN PREMATUR ATAS PROSEDUR AUDIT (Survey pada Kantor Akuntan Publik di Surakarta dan Daerah Istimewa Yogyakarta).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akuntabel dalam menyajikan laporan keuangan perusahaan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. akuntabel dalam menyajikan laporan keuangan perusahaan agar dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ketatnya persaingan industri di Indonesia menuntut perusahaan semakin akuntabel dalam menyajikan laporan keuangan perusahaan agar dapat menjadi laporan keuangan

Lebih terperinci

PENGARUH PENGALAMAN KERJA,INDEPENDENSI DAN KOMPETENSI TERHADAP KUALITAS HASIL PEMERIKSAAN DENGAN KEPATUHAN ETIKA AUDITOR SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI

PENGARUH PENGALAMAN KERJA,INDEPENDENSI DAN KOMPETENSI TERHADAP KUALITAS HASIL PEMERIKSAAN DENGAN KEPATUHAN ETIKA AUDITOR SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI SKRIPSI PENGARUH PENGALAMAN KERJA,INDEPENDENSI DAN KOMPETENSI TERHADAP KUALITAS HASIL PEMERIKSAAN DENGAN KEPATUHAN ETIKA AUDITOR SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI OLEH HANNA G.M.L.TORUAN 120503237 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

Pertanyaan. Pertanyaan ini berhubungan dengan prosedur audit. (Sumber : Weningtyas, 2006 ) Tidak. selalu. Pernah. kadang

Pertanyaan. Pertanyaan ini berhubungan dengan prosedur audit. (Sumber : Weningtyas, 2006 ) Tidak. selalu. Pernah. kadang KUESIONER Mohon Bapak / Ibu / Saudara menjawab pertanyaan di bawah ini dengan tanda ( ) pada salah satu jawaban yang paling sesuai dengan diri Bapak / Ibu / Saudara. 1 ini berhubungan dengan prosedur audit.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: a. Keandalan pelaporan keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: a. Keandalan pelaporan keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengendalian Intern 1. Pengertian Pengendalian Intern SA Seksi 319 Paragraf 06 mendefinisikan pengendalian intern sebagai suatu proses yang dilakukan manajemen dan personel lain

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi saat ini, setiap badan usaha yang berbadan hukum dan berbentuk Perseroan Terbatas terbuka atau telah terdaftar dalam Bursa Efek pasti membutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya transparansi laporan keuangan terutama bagi perusahaan publik sangat

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya transparansi laporan keuangan terutama bagi perusahaan publik sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pentingnya transparansi laporan keuangan terutama bagi perusahaan publik sangat dianjurkan dalam penggunaannya. Ikatan Akuntan Indonesia menyatakan bahwa

Lebih terperinci

PENGARUH TEKANAN WAKTU, RISIKO AUDIT, MATERIALITAS, PROSEDUR REVIEW

PENGARUH TEKANAN WAKTU, RISIKO AUDIT, MATERIALITAS, PROSEDUR REVIEW PENGARUH TEKANAN WAKTU, RISIKO AUDIT, MATERIALITAS, PROSEDUR REVIEW KONTROL KUALITAS DAN KOMITMEN PROFESIONAL, TERHADAP PENGHENTIAN PREMATUR ATAS PROSEDUR AUDIT OLEH: Robin Ferdinan Limantika 3203009355

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan data yang diperoleh dan hasil analisis yang dilakukan pada penelitian ini, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Disumpulkan bahwa hipotesis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemeriksaan yang dilakukan oleh pihak luar sangat diperlukan, khususnya

BAB I PENDAHULUAN. Pemeriksaan yang dilakukan oleh pihak luar sangat diperlukan, khususnya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dunia usaha yang semakin berkembang tentu perlu adanya badan yang independen yaitu Kantor Akuntan Publik (KAP) untuk memastikan kewajaran atas laporan

Lebih terperinci

PENGARUH TEKANAN WAKTU, TINDAKAN SUPERVISI, DAN RISIKO AUDIT TERHADAP PENGHENTIAN PREMATUR ATAS PROSEDUR AUDIT

PENGARUH TEKANAN WAKTU, TINDAKAN SUPERVISI, DAN RISIKO AUDIT TERHADAP PENGHENTIAN PREMATUR ATAS PROSEDUR AUDIT PENGARUH TEKANAN WAKTU, TINDAKAN SUPERVISI, DAN RISIKO AUDIT TERHADAP PENGHENTIAN PREMATUR ATAS PROSEDUR AUDIT (Studi Empiris pada Auditor KAP di Surakarta dan Yogyakarta) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Bentuk, Bidang, dan Perizinan Usaha Bentuk Usaha. Kantor Akuntan Publik Faisal Riza.

BAB I PENDAHULUAN Bentuk, Bidang, dan Perizinan Usaha Bentuk Usaha. Kantor Akuntan Publik Faisal Riza. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Bentuk, Bidang, dan Perizinan Usaha 1.1.1 Bentuk Usaha Kantor Akuntan Publik Faisal Riza., Ak CA CPA adalah Kantor Akuntan Publik terdaftar yang menyediakan jasa professional dibidang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Auditing merupakan proses pengumpulan data dan evaluasi bukti dari informasi perusahaan untuk menentukan tingkat kesesuaian antara informasi yang dimiliki oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Auditing Menurut Arens, Randal J. Elder dan Mark S. Beasley. Auditing adalah suatu proses pengumpulan dan evaluasi bukti mengenai informasi untuk menentukan dan melaporkan

Lebih terperinci

ABSTRAK. vii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. vii Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Kualitas hasil pekerjaan auditor bisa juga dilihat dari kualitas keputusankeputusan yang diambil. Ikatan Akuntan Indonesia menyatakan bahwa audit yang dilakukan auditor dikatakan berkualitas, jika

Lebih terperinci

SKRIPSI. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTEGRITAS DAN OBYEKTIVITAS AUDITOR (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Semarang)

SKRIPSI. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTEGRITAS DAN OBYEKTIVITAS AUDITOR (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Semarang) SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTEGRITAS DAN OBYEKTIVITAS AUDITOR (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Semarang) Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai gelar Sarjana Akuntansi di

Lebih terperinci

Dewi Karuniawati

Dewi Karuniawati 0 Skripsi Pengaruh Profesionalisme, Pengetahuan Mendeteksi Kekeliruan, Etika Profesi, Pengalaman Kerja dan Pressure terhadap Pertimbangan tingkat Materialitas Laporan Keuangan Diajukan untuk memenuhi syarat

Lebih terperinci

AUDIT EVIDENCE. MAKALAH Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah. Akuntansi Pemeriksaan I. Dosen Pengajar : Martha Tona,SE.MSA.

AUDIT EVIDENCE. MAKALAH Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah. Akuntansi Pemeriksaan I. Dosen Pengajar : Martha Tona,SE.MSA. AUDIT EVIDENCE MAKALAH Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Pemeriksaan I Dosen Pengajar : Martha Tona,SE.MSA Disusun oleh: 1. Alivia Ayu Pratiwi (14310751) 2. Rahma Rosita Y (14310712)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan pesatnya perkembangan dunia bisnis banyak pengusaha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan pesatnya perkembangan dunia bisnis banyak pengusaha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan pesatnya perkembangan dunia bisnis banyak pengusaha yang ingin mengembangkan berbagai macam usaha. Saat ini persaingan didunia usaha semakin meningkat

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDIT,TEKANAN ANGGARAN WAKTU, DAN PENGALAMAN AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT DIMODERASI OLEH PEMAHAMAN TERHADAP SISTEM INFORMASI

PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDIT,TEKANAN ANGGARAN WAKTU, DAN PENGALAMAN AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT DIMODERASI OLEH PEMAHAMAN TERHADAP SISTEM INFORMASI PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDIT,TEKANAN ANGGARAN WAKTU, DAN PENGALAMAN AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT DIMODERASI OLEH PEMAHAMAN TERHADAP SISTEM INFORMASI Skripsi S-1 OLEH: VINA OCTAVIA SARI 3203009078 JURUSAN

Lebih terperinci

Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA

Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA URAIAN 2010 2011 2012 2013 2014 (24 November) Akuntan 49.348 50.879 52.270 53.800 53.800*) Akuntan Publik 928 995 1.016 1.003 1.055 KAP 408 417 396 387 394 Cabang KAP

Lebih terperinci

Skripsi. Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai gelar Sarjana Akuntansi di Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang

Skripsi. Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai gelar Sarjana Akuntansi di Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang Skripsi Pengaruh Internal Locus of Control, Komitmen Profesional, Pengalaman Audit, dan Tingkat Pendidikan Dalam Diri Auditor Eksternal Terhadap Perilaku Auditor Dalam Situasi Konflik Audit Dengan Kesadaran

Lebih terperinci

Skripsi PENGARUH KOMITMEN PROFESIONAL, PENGALAMAN, LOCUS OF CONTROL, ETIKA, DAN RISIKO AUDIT TERHADAP SKEPTISISME

Skripsi PENGARUH KOMITMEN PROFESIONAL, PENGALAMAN, LOCUS OF CONTROL, ETIKA, DAN RISIKO AUDIT TERHADAP SKEPTISISME Skripsi PENGARUH KOMITMEN PROFESIONAL, PENGALAMAN, LOCUS OF CONTROL, ETIKA, DAN RISIKO AUDIT TERHADAP SKEPTISISME PROFESIONAL AKUNTAN PUBLIK PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI SEMARANG Diajukan untuk memenuhi

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, PROFESIONALISME, TEKANAN ANGGARAN WAKTU, DAN FEE AUDIT TERHADAP KUALITAS AUDIT. (Studi Empiris KAP Jateng dan DIY)

PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, PROFESIONALISME, TEKANAN ANGGARAN WAKTU, DAN FEE AUDIT TERHADAP KUALITAS AUDIT. (Studi Empiris KAP Jateng dan DIY) PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, PROFESIONALISME, TEKANAN ANGGARAN WAKTU, DAN FEE AUDIT TERHADAP KUALITAS AUDIT (Studi Empiris KAP Jateng dan DIY) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat

Lebih terperinci

PERTIMBANGAN ATAS PENGENDALIAN INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN

PERTIMBANGAN ATAS PENGENDALIAN INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN SA Seksi 319 PERTIMBANGAN ATAS PENGENDALIAN INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN Sumber : PSA No. 69 PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan panduan tentang pertimbangan auditor atas pengendalian intern klien

Lebih terperinci

Prosedur Audit. Auditor juga menjalankan prosedur audit lain dalam pengumpulan bukti, meliputi:

Prosedur Audit. Auditor juga menjalankan prosedur audit lain dalam pengumpulan bukti, meliputi: Prosedur Audit Prosedur Audit Prosedur audit adalah instruksi rinci untuk mengunpulkan tipe bukti audit tertentu yang harus diperoleh pada saat tertentu dalam audit. Prosedur audit yang dinyatakan dalam

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH ETIKA, SKEPTISME PROFESIONAL, PENGALAMAN, DAN KEAHLIAN AUDITOR TERHADAP KETEPATAN PEMBERIAN OPINI AUDIT

ANALISIS PENGARUH ETIKA, SKEPTISME PROFESIONAL, PENGALAMAN, DAN KEAHLIAN AUDITOR TERHADAP KETEPATAN PEMBERIAN OPINI AUDIT ANALISIS PENGARUH ETIKA, SKEPTISME PROFESIONAL, PENGALAMAN, DAN KEAHLIAN AUDITOR TERHADAP KETEPATAN PEMBERIAN OPINI AUDIT OLEH : SHELLYNA GUNAWAN 3203012086 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS UNIVERSITAS

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NIAT MAHASISWA AKUNTANSI UNTUK BERKARIER SEBAGAI AKUNTAN PUBLIK : APLIKASI THEORY OF PLANNED BEHAVIOR

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NIAT MAHASISWA AKUNTANSI UNTUK BERKARIER SEBAGAI AKUNTAN PUBLIK : APLIKASI THEORY OF PLANNED BEHAVIOR i FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NIAT MAHASISWA AKUNTANSI UNTUK BERKARIER SEBAGAI AKUNTAN PUBLIK : APLIKASI THEORY OF PLANNED BEHAVIOR (Studi Empiris pada Mahasiswa Akuntansi Universitas Muria Kudus)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. akuntan. Ada beberapa pengertian auditing atau pemeriksaan akuntan menurut

BAB II LANDASAN TEORI. akuntan. Ada beberapa pengertian auditing atau pemeriksaan akuntan menurut 6 BAB II LANDASAN TEORI A. AUDITING 1. Definisi Auditing Kata auditing diambil dari bahasa latin yaitu Audire yang berarti mendengar dan dalam bahasa Indonesia dikenal dengan istilah pemeriksaan akuntan.

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai gelar Sarjana Akuntansi di Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai gelar Sarjana Akuntansi di Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang SKRIPSI Pengaruh Profesionalisme, Etika Profesi, Pengalaman Kerja, Pengetahuan Mendeteksi Kekeliruan dan Kualitas Audit terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas Laporan Keuangan (Studi Empiris pada KAP

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Alvin A. Arens, at all (2011:4) menjelaskan bahwa: orang yang kompeten dan independen.

BAB II LANDASAN TEORI. Alvin A. Arens, at all (2011:4) menjelaskan bahwa: orang yang kompeten dan independen. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Audit Alvin A. Arens, at all (2011:4) menjelaskan bahwa: Audit adalah pengumpulan dan evaluasi bukti mengenai informasi untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian

Lebih terperinci

PENGARUH TEKANAN WAKTU, LOCUS OF CONTROL, PROSEDUR REVIEW DAN KONTROL KUALITAS TERHADAP PENGHENTIAN PREMATUR PROSEDUR AUDIT

PENGARUH TEKANAN WAKTU, LOCUS OF CONTROL, PROSEDUR REVIEW DAN KONTROL KUALITAS TERHADAP PENGHENTIAN PREMATUR PROSEDUR AUDIT Konsentrasi/Bidang Minat : Akuntansi Audit PENGARUH TEKANAN WAKTU, LOCUS OF CONTROL, PROSEDUR REVIEW DAN KONTROL KUALITAS TERHADAP PENGHENTIAN PREMATUR PROSEDUR AUDIT Oleh : SHELY CHRISTANTI 3203010261

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. publik inilah masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas tidak memihak

BAB I PENDAHULUAN. publik inilah masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas tidak memihak 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Auditor merupakan profesi kepercayaan masyarakat, dari profesi akuntan publik inilah masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas tidak memihak terhadap

Lebih terperinci

OLEH DESIANA

OLEH DESIANA PENGARUH PROFESIONALISME, PENGETAHUAN MENDETEKSI KEKELIRUAN, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS OLEH AUDITOR PADA KAP DI SURABAYA OLEH DESIANA 3203008071 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU ETIS AUDITOR EKSTERNAL. S k r i p s i

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU ETIS AUDITOR EKSTERNAL. S k r i p s i FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU ETIS AUDITOR EKSTERNAL S k r i p s i Diajukan Sebagai Salah satu Syarat Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Kesarjanaan S-1 Pada Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

Kata kunci: tekanan anggaran waktu, locus of control, sifat Machiavellian, pelatihan auditor, perilaku disfungsional auditor

Kata kunci: tekanan anggaran waktu, locus of control, sifat Machiavellian, pelatihan auditor, perilaku disfungsional auditor Judul : Tekanan Anggaran Waktu, Locus of Control, Sifat Machiavellian dan Pelatihan Auditor sebagai Anteseden Perilaku Disfungsional Auditor (Studi Kasus pada BPKP RI Perwakilan Provinsi Bali) Nama : Ni

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Auditing Auditing merupakan ilmu yang digunakan untuk melakukan penilaian terhadap pengendalian intern dimana bertujuan untuk memberikan perlindungan dan pengamanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya pertumbuhan profesi auditor berbanding sejajar dengan

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya pertumbuhan profesi auditor berbanding sejajar dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Meningkatnya pertumbuhan profesi auditor berbanding sejajar dengan meningkatnya pertumbuhan perusahaan dalam bentuk badan hukum di Indonesia. Perkembangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Auditor adalah akuntan publik yang memberikan jasa audit, menurut Mulyadi (2002: 5). Jasa seorang auditor sekarang ini banyak digunakan oleh suatu perusahaan

Lebih terperinci

: Tabel Distribusi Kuesioner pada KAP di Jakarta dan Tangerang

: Tabel Distribusi Kuesioner pada KAP di Jakarta dan Tangerang Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6 Lampiran 7 Lampiran 8 Lampiran 9 : Tabel Distribusi Kuesioner pada KAP di Jakarta dan Tangerang : Kuesioner : Hasil Uji Deskriptif : Hasil

Lebih terperinci

PENGARUH INDEPENDENSI, PENGALAMAN, DUE PROFESIONAL CARE DAN AKUNTABILITAS TERHADAP KUALITAS AUDIT

PENGARUH INDEPENDENSI, PENGALAMAN, DUE PROFESIONAL CARE DAN AKUNTABILITAS TERHADAP KUALITAS AUDIT PENGARUH INDEPENDENSI, PENGALAMAN, DUE PROFESIONAL CARE DAN AKUNTABILITAS TERHADAP KUALITAS AUDIT (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik (KAP) Wilayah Surakarta dan Yogyakarta) SKRIPSI Diajukan Untuk

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPETENSI, PENGALAMAN DAN ETIKA AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT DI KANTOR AKUNTAN PUBLIK OLEH: OEI WIHELMINA

PENGARUH KOMPETENSI, PENGALAMAN DAN ETIKA AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT DI KANTOR AKUNTAN PUBLIK OLEH: OEI WIHELMINA PENGARUH KOMPETENSI, PENGALAMAN DAN ETIKA AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT DI KANTOR AKUNTAN PUBLIK OLEH: OEI WIHELMINA 3203009101 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA

Lebih terperinci

Skripsi FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDITOR DALAM PENGHENTIAN PREMATUR ATAS PROSEDUR AUDIT. Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai gelar

Skripsi FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDITOR DALAM PENGHENTIAN PREMATUR ATAS PROSEDUR AUDIT. Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai gelar Skripsi FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDITOR DALAM PENGHENTIAN PREMATUR ATAS PROSEDUR AUDIT Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai gelar Sarjana Akuntansi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Lebih terperinci

Skripsi. (Studi Empiris pada KAP di Semarang)

Skripsi. (Studi Empiris pada KAP di Semarang) Skripsi Pengaruh Pengetahuan Mendeteksi Kekeliruan, Pengalaman Kerja, dan Etika Profesi terhadap Profesionalisme Auditor Eksternal dalam Proses Audit Laporan Keuangan (Studi Empiris pada KAP di Semarang)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan harus melaporkan hasil laporan keuangan perusahaan yang terdiri dari laporan laba rugi, neraca, laporan perubahan modal, laporan arus kas,

Lebih terperinci