STUDI ALAT TANGKAP IKAN PARI DI SASAK KECAMATAN SASAK RANAH PASISIE KABUPATEN PASAMAN BARAT

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4. KEADAAN UMUM 4.1 Kedaan Umum Kabupaten Banyuwangi Kedaan geografis, topografi daerah dan penduduk 1) Letak dan luas

PENGARUH WAKTU PENANGKAPAN KEPITING BAKAU

SAMBUTAN. Jakarta, Nopember Kepala Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan

TINJAUAN PUSTAKA. mata jaring ke arah panjang atau ke arah horizontal (mesh length) jauh lebih

(Jaring Insang) Riza Rahman Hakim, S.Pi

6 PEMBAHASAN 6.1 Daerah Penangkapan Ikan berdasarkan Jalur Jalur Penangkapan Ikan

KEADAAN UMUM. 4.1 Letak Geografis

V. GAMBARAN UMUM PERAIRAN SELAT BALI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Jumlah Armada Penangkapan Ikan Cirebon Tahun Tahun Jumlah Motor

Lampiran 2. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian

Bentuk baku konstruksi jaring tiga lapis (trammel net ) induk udang

4 HASIL. Gambar 8 Kapal saat meninggalkan fishing base.

6 HASIL DAN PEMBAHASAN

KELOMPOK SASARAN. 1. Nelayan-nelayan yang telah mempunyai pengalaman dan keterampilan dalam pengoperasian jaring trammel.

ASPEK OPERASIONAL PENANGKAPAN JARING INSANG HANYUT DAN KOMPOSISI JENIS IKAN HASIL TANGKAPAN DI SEKITAR PULAU BENGKALIS, SELAT MALAKA

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

3.2.1 Spesifikasi alat tangkap Bagian-bagian dari alat tangkap yaitu: 1) Tali ris atas, tali pelampung, tali selambar

STUDI PERIKANAN JARING UDANG DI KECAMATAN V KOTO KAMPUNG DALAM KABUPATEN PADANG PARIAMAN PROVINSI SUMATERA BARAT

1) The Student at Faculty of Fisheries and Marine Sciences, University of Riau.

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

INVENTARISASI ALAT PENANGKAP IKAN DI DANAU SINGKARAK PROVINSI SUMATERA BARAT

PENGAMATAN ASPEK OPERASIONAL PENANGKAPAN PUKAT CINCIN KUALA LANGSA DI SELAT MALAKA

Gambar 6 Peta lokasi penelitian.

SELEKTIVITAS ALAT TANGKAP IKAN PARI DI PERAIRAN LAUT JAWA

TEKNIK PENGOPERASIAN PANCING TENGGIRI DENGAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU CAHAYA

BAB II DESKRIPSI (OBJEK PENELITIAN)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

Jaring Angkat

Bentuk baku konstruksi jaring tiga lapis (trammel net)

4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

Oleh : Mukhtar, A.Pi, M.Si

Penangkapan Tuna dan Cakalang... Pondokdadap Sendang Biru, Malang (Nurdin, E. & Budi N.)

DESKRIPSI ALAT TANGKAP IKAN DI KECAMATAN BONTOMANAI KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

4 KEADAAN UMUM. 4.1 Letak dan Kondisi Geografis

SAMBUTAN. Jakarta, Nopember Kepala Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pulau Panjang (310 ha), Pulau Rakata (1.400 ha) dan Pulau Anak Krakatau (320

STUDI PEMANFAATAN TEKNOLOGI RUMPON DALAM PENGOPERASIAN PURSE SEINE DI PERAIRAN SUMATERA BARAT. Oleh : Universitas Bung Hatta Padang

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.11/MEN/2009 TENTANG

Jumlah kapal (unit) pada ukuran (GT) >100

4 KEADAAN UMUM. 25 o -29 o C, curah hujan antara November samapai dengan Mei. Setiap tahun

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PENGGUNAAN ALAT PENANGKAPAN IKAN PUKAT HELA DI WILAYAH PERAIRAN KABUPATEN BULUNGAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

5 TINGKAT KEBUTUHAN ES UNTUK KEPERLUAN PENANGKAPAN IKAN DI PPS CILACAP

4.2 Keadaan Umum Perikanan Tangkap Kabupaten Lamongan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

3 METODOLOGI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

Rancang Bangun Alat Tangkap Jaring Insang Dasar di Korong Ujung Labung Nagari Malai V Suku Kecamatan Batang Gasan Kabupaten Padang Pariaman

PERIKANAN TUNA SKALA RAKYAT (SMALL SCALE) DI PRIGI, TRENGGALEK-JAWA TIMUR

3 METODOLOGI PENELITIAN

IDENTIFIKASI DAN ANALISIS ALAT TANGKAP JARING KURAU YANG DIGUNAKAN NELAYAN DI PERAIRAN KABUPATEN BENGKALIS

PENDAHULUAN. Sumberdaya perikanan di laut sifatnya adalah open acces artinya siapa pun

DAYA TANGKAP BUBU LIPAT YANG DIOPERASIKAN OLEH NELAYAN TRADISIONAL DI DESA MAYANGAN KABUPATEN SUBANG

4. GAMBARAN UMUM WILAYAH

Sekapur Sirih. Simpang Empat, Agustus 2010 Kepala Badan Pusat Statisitik Kab. Pasaman Barat. Chardiman, S.ST, MM

Diterima : 2 Maret 2010 Disetujui : 19 Maret 2010 ABSTRAK

Lampiran 1. Desain dan spesifikasi alat tangkap gillnet dan trammel net. Gillnet

TEKNIK PENANGKAPAN IKAN PELAGIS BESAR MEMAKAI ALAT TANGKAP FUNAI (MINI POLE AND LINE) DI KWANDANG, KABUPATEN GORONTALO

5 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KOMPOSISI, ASPEK BIOLOGI DAN KEPADATAN STOK IKAN PARI DI LAUT ARAFURA

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. dimana pada daerah ini terjadi pergerakan massa air ke atas

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

4 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Kata kunci : Gill Net Dasar, Spesifikasi, Sipora Utara, Mentawai.

5. HASIL PENELITIAN 5.1 Distribusi Spasial dan Temporal Upaya Penangkapan Udang

PENUNTUN PELAKSANAAN MONITORING TERUMBU KARANG DENGAN METODE MANTA TOW

4 KONDISI PERIKANAN DEMERSAL DI KOTA TEGAL. 4.1 Pendahuluan

BEBERAPA JENIS PANCING (HANDLINE) IKAN PELAGIS BESAR YANG DIGUNAKAN NELAYAN DI PPI HAMADI (JAYAPURA)

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Potensi Terumbu Karang Luwu Timur

KAPAL IKAN PURSE SEINE

CARA MENGUKUR MATA JARING Oleh : Mukhtar, A.Pi, M.Si

TINJAUAN PUSTAKA. jenis merupakan sumber ekonomi penting (Partosuwiryo, 2008).

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak pada lintang LS LS dan BT. Wilayah tersebut

PENGAMATAN ASPEK OPERASIONAL PENANGKAPAN ALAT CANTRANG DI PERAIRAN TELUK JAKARTA

STUDI PERIKANAN LORE DI KECAMATAN V KOTO KAMPUNG DALAM KABUPATEN PADANG PARIAMAN PROVINSI SUMATERA BARAT

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

V. KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

Distribusi tertangkapnya ikan selar pada lembaran jaring soma darape di rumpon

METODOLOGI PENELITIAN

Sistem Perikanan Tangkap Ramah Lingkungan sebagai Upaya Menjaga Kelestarian Perikanan di Cilacap

TUGAS: RINGKASAN EKSEKUTIF Nama: Yuniar Ardianti

3 METODOLOGI PENELITIAN

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

STUDI ALAT TANGKAP IKAN PARI DI SASAK KECAMATAN SASAK RANAH PASISIE KABUPATEN PASAMAN BARAT Perluasan silitonga, Bukhari, Suardi M.L Jurusan Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Bung Hatta E-mail. : parluasan_silitonga@yahoo.com Abstrac Gill net stingray is rectangular, has a mash size (6 inches) The same size on all nets, Long nets each piece is 50 m and the 3 m. It is the development of information technology gear, new gear increased in the study area. This study aims to determine: 1) Specifications and construction gill net stingray, 2) fishing method, 3) fhising ground, 4 the number and type of the catch. The method used is was a survey method with direct observation of fishing gear used fishing stingrays and follow directly the operation of fishing gear stingrays, conducting interviews with fishermen and owners of fishing gear stingrays and learn in depth in order to know in detail about the circumstances and issues facing stingray fishing gear. The results, gill net stingray consisting of 70 pieces, 8 catch stingray species in the waters of West Sumatra is stingray fire (Dasyatis Benetti), Star stingray (Himantura Gerrardi), eagle stingray (Aetobatus Narinari), stingray mud (Dasyatis Thetidis), stingray katuko (Neotrygon Kuhlii), bound stingray (Aetomylaeus Nichofii), bat stingray (Gymnura Altavela), black stingray (Himantura Pastinacoides). Keywords: Gill net stingray fish, Stingray fish, Sasak Pendahuluan Perairan Indonesia memiliki luas wilayah lautan dua per tiga dari seluruh wilayah negara Indonesia. Secara terinci, negara kepulauan Indonesia mempunyai luas toritodial darat dan laut sebesar 5.193.250. km 2, dengan luas daratan sebesar 2.027.07 km 2 dan luas laut sebesar 3.166.163 km 2. Keseluruhan wilayah tersebut terdiri dari 17.508 pulau dengan garis pantai sepanjang 1.290 km. Dengan ditetapkannya Zona Ekonomi Eklusif Indonesia (ZEEI), maka luas lautan yang dapat dikelola dan dimanfaatkan adalah 5.800.000 km 2 (Soenarno, 2007). Pembangunan perikanan laut merupakan salah satu yang penting dalam pembangunan perikanan, dimana telah berbagai usaha dilakukan pemerintah untuk mengembangkan perikanan di Indonesia. Usaha pembangunan perikanan pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan pendapatan nelayan dan kesejahteraan keluarga nelayan, meningkatkan produksi perikanan, menciptakan lapangan perkerjaan dan menjaga kelestarian sumberdaya perikanan laut (Hermanto, 1982). Berkembangnya informasi mengenai tekonologi alat tangkap ikan pari di daerah Kenagarian Sasak menyebabkan pertambahan alat tangkap baru di Kenagarian Sasak tersebut. Hal ini

menyebabkan berkembangnya perikanan tangkap di daerah ini sehingga kemampuan nelayan untuk memproduksi ikan di daerah ini relatif tinggi dibandingkan dengan daerah lainya. Sehingga baik untuk peningkatan pendapatan nelayan di Kenagarian Sasak sedangkan daerah ini sangat berpotensial dan strategis sebagai daerah produksi ikan. Oleh sebab itu dirasakan perlu diadakannya penelitian mengenai alat tangkap ikan pari yang saat ini merupakan alat tangkap yang baru dioperasikan di Kenagarian Sasak Kabupatean Pasaman Barat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ; 1). Spesifikasi dan konstruksi alat tangkap ikan pari, 2). Metode penangkapan, 3). Daerah penangkapan, 4). Jumlah dan jenis hasil tangkapan. Penelitian ini dilaksanakan pada 24 April sampai dengan Juni 2013, di Nagari Sasak Kecamatan Sasak Ranah Pasisie Kabupaten Pasaman Barat Propinsi Sumatera Barat. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey dengan melakukan pengamatan langsung alat tangkap ikan pari yang digunakan nelayan dan mengikuti secara langsung pengoperasian alat tangkap ikan pari, melakukan wawancara dengan nelayan dan pemilik alat tangkap ikan pari serta mempelajari secara mendalam sehingga dapat mengetahui secara detail tentang keadaan dan masalah yang dihadapi perikanan alat tangkap ikan pari. Pengambilan Sampel Sampel yang dijadikan objek penilitan ini adalah satu unit alat tangkap ikan pari yang ada, dengan pendekatan sebagai berikut : 1. Mengukur panjang, dalam, dan ukuran mata semua jaring ikan pari yang ada, dan ditabulasikan. 2. Dihitung rata-rata panjang, dalam, dan ukuran mata jaring yang di dapatkan. 3. Tentukan alat tangkap yang mempunyai ukuran panjang, dalam, dan ukuran mata sebagai objek penelitian yang mendekati ukuran rata-rata, panjang, dalam, ukuran mata yang telah ditentukan sebelumnya. 4. Selanjutnya alat tangkap yang menjadi objek penelitian dilakukan pengukuran secara detail untuk mendapatkan sertifikasi dan konstruksi alat tangkap yang terinci. Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan cara observasi langsung kelapangan dan wawancara dengan nelayan, serta pemilik alat tangkap ikan pari yang berpedoman pada kuisioner yang telah disiapkan. Data primer yang diambil meliputi : a. Spesifikasi dan Kontruksi Alat Tangkap 1) Badan jaring (bahan,warna, no benang, ukuran mata, jumlah mata arah panjang dalam, jumlah mata arah lebar dalam, shorterning), 2) Tali ris atas (bahan, warna,diameter, panjang, arah pilinan), 3) Tali ris bawah (bahan,warna,diameter panjang, arah pilinan), 4) Tali pemberat (bahan,warna,diameter, panjang, arah pilinan), 5) Tali pelampung (bahan,warna, diameter, panjang, arah pilinan),

6) Pelampung (jumlah, arah pemasangan,bahan,warna,diameter, panjang), 7) Pemberat (jumlah, arah pemasangan,bahan, warna, diameter panjang), 8) Pelampung besar (bahan, warna, diameter, panjang), 9) Tali selambar (bahan, warna, diameter, panjang,arah pilinan), 10) Tambahan pemberat (bahan, warna, diameter, panjang). b. Metoda Pengoperasian (Setting dan Hauling) 1) Setting (mulai setting, selesai setting, tempat setting di atas kapal, arah arus, arah angin, posisi kapal terhadap arus saat setting). 2) Hauling (mulai hauling, selesai hauling, tempat hauling di atas kapal arah arus, arah angin, posisi kapal terhadap angin atau arus saat hauling). c. Daerah Penangkapan (lokasi, jarak dari pantai, kedalaman, substrat dasar perairan). d. Jumlah dan jenis ikan hasil tangkapan (cara tertangkap, ukuran panjang, lebar, berat ikan pari hasil tangkapan). e. Jumlah trip, jumlah hauling dalam satu trip. HASIL DAN PEMBAHASAN Kecamatan Sasak Ranah Pasisie dengan luas daerah 123,31 km 2, jumlah penduduk 12.779 jiwa, kepadatan penduduk 95 jiwa / km 2, sementara sebaran penduduk 3,65 % dari penduduk Pasaman Barat. Dengan administrasi pemerintahan yang meliputi 1 (satu) Nagari, dan 7 (tujuh) Jorong. Luas wilayah kecamatan dan jumlah No 1 2 3 4 5 penduduk di kabupaten dapat dilihat pada tabel1. Tabel 1. Luas Wilayah Kecamatan dan Jumlah Penduduk di Kabupaten Pasaman Barat Kecamatan Sungai Beremes Ranah Batahan Koto Balingka Lembah Melintang Sungai Aur Ibu Kota Kecamatan Luas (Km) Jumlah Penduduk Catatan : ( ) Kecamatan pesisir. Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pasaman Barat (2010) Berdasarkan letak geografis, Kecamatan Sasak Ranah Pasisie berada pada koordinat 00 14 LU 00 03 LS dan 99 33 BT 99 58 BT. Daerah ini berhubungan langsung dengan Samudera Hindia dengan batas wilayah; Sebelah Utara dengan Kecamatan Gunung Tuleh dan Kecamatan Pasaman, Sebelah Selatan dengan Kecamatan Kinali dan Kecamatan Luhak Nan Duo, Sebelah Barat dengan Samudera Hindia, dan Sebelah Timur dengan Kecamatan Luhak Nan Duo. Temperatur dan Curah Hujan Kepadatan (jiwa/km 2 ) Temperatur rata-rata daerah Kecamatan Ranah Pasisie pada siang hari 26 C dan pada malam hari 25 C. sedangkan curah hujan rata-rata adalah 2.500 mm/ tahun. Sedangkan kelembaban udara Sebaran (%) Air bangis 183,47 21.491 117 6,65 Silaping 429,22 23.754 55 7,36 Parit 486, 51 23. 967 49 7, 42 Ujung gading 212,21 35.835 169 11,10 Sungai Aur 471,72 27.774 59 8,60 6 Talamau Talu 378,57 24.208 63 7,50 7 Pasaman Simpang Empat 388,10 50.733 131 15,71 8 Luhak Nan Duo Simpang Tiga 278,00 33.315 119 10,32 9 Kinali Kinali 482,69 51.256 106 15,87 10 11 Sasak Ranah Pasisie Gunung Tuleh Sasak 123,31 11.786 95 3,65 Paraman Ampalu 453,97 18.813 41 5,82 Jumlah 3.887,77 322.932 83 100

tertinggi adalah 87% yang terjadi pada bulan November dan terendah 79% yang terjadi pada bulan Januari. (Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pasaman Barat, 2012). Kondisi Kelautan dan Perikanan Daerah Penelitian Kondisi Perairan Kondisi perairan di sekitar Kabupaten Pasaman Barat berdasarkan survey lapangan tahun 2004, Suhu perairan berkisar antara 27 0 C - 31 0 C, salinitas berkisar antara 32-38 ppt, arus berkisar antara 3,22-6,55 knot ke arah selatan dan barat, gelombang laut dengan tinggi antara 0,95-6 meter dan ph berkisar 7,9-8,1 dengan rerata8,0. (Http://Kkji.Kp3k.Kkp.Go.Id/Index.Php/Bas isdata Kawasan Konservasi/Details/1 /50). Jenis dan ukuran kapal yang digunakan sangat dipengaruhi oleh faktor kemampuan ekonomi, daerah operasi dan jenis tangkap yang digunakan serta kondisi muara yang dilewati. Berdasarkan jumlah data kapal penangkapan ikan sebanyak 415 unit, 310 diantaranya kapal motor tempel, 75 kapal tanpa motor dan 30 in board motor. (Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pasaman Barat 2012). Alat tangkap ikan yang digunakan nelayan didominasi oleh jenis alat tangkap dengan dogol, pancing, trammel net, jaring klitik. Jenis jumlah alat tangkap yang di Kecamatan Sasak Ranah pasisie dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Jenis Alat Tangkap Ikan di Kecamata Sasak Ranah Pasisie No. Jenis Alat Tangkap Jumlah/unit 1 Dogol 286 2 Jaring Hanyut 5 3 Jaring Insang Tetap 119 4 Jaring Klitik 153 5 Pancing 180 6 Payang 40 7 Purse Seine 21 8 Pukat Tepi 29 9 Serok/Tangguk 99 10 Trammel Net 158 Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pasaman Barat (2012). Spesifikasi Alat Tangkap Ikan Pari Dalam penelitan ini digunakan satu unit jaring dengan, panjang jaring 1 piecce 50 M, jumlah mata jaring 500 mata, dan dalam jaring 3 M, jumlah mata jaring ke arah dalam 40 mata. Ukuran mata jaring 6" (15 cm), nomor benang 40 Spesikasi Alat Tangkap Ikan Pari dapat dilhat pada Tabel 3.

Tabel 3. Spesifikasi Bahan Kontruksi Alat Tangkap Ikan Pari No. Bagian Kontruksi 1 Badan Jaring 2 Tali Ris Atas 3 Tali Ris Bawah 4 Tali Pemberat 5 Tali Pelampung 6 Pelampung 7 Pemberat 8 9 Pelampung Tanda/Utama Tambahan Pemberat 10 Tali Slambar Spesifikasi - Bahan Monofilament berwarna putih - Jumlah Mata Jaring ke arah Dalam 40 mata - Jumlah Mata Jaring ke arah Panjang 500 mata - Jumlah Total Mata Jaring 35000 mata - No benang 40 - Panjang 50 m (1piece) - Shortening 33,33% - Dalam 3 m - Ukuran Mata 6" - Bahan Rope - Warna 3 (merah,biru,kuning) - = 3 mm - Panjang 3.570 m - Pilinan 3/z - Bahan Rope - Warna 3 macam (merah,biru,kuning) - = 3 mm - Panjang 3.570 m - Pilinan 3/z - Bahan Rope warna biru - = 5 mm - Panjang 3.570 m - Pilinan 3/z - Bahan rope berwarna - = 5 mm - Panjang 3.570 m - Pilinan 3/z - Bahan plastik warna merah - = 0.4" - Panjang 8 cm - Jumlah 25 buah - Jumlah keseluruhan 1750 buah - Bahan timah berwarna hitam - = 0.2" - Panjang 2,7 cm - Jumlah 50 buah - Jumlah Keseluruhan 3500 buah - Bahan plastik berwarna putih - = 10" - Panjang 25 cm - Bahan batu berbentuk bulat berwarna hitam - = 4.8" - Berat 2 kg - Tebal 2 cm - Panjang 12 cm - Tali slambar atas sesuai kedalaman perairan - Tali slambar bawah dengan panjang 30 cm untuk kiri dan kanan - Pilinan 3/Z - Bahan Rope Warna Biru - = 3 mm tali slambar bawah = 5 mm tali slambar atas- Jumlah 70 piece 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit 2 unit Penjelasan Spesifikasi Alat Tangkap Ikan Pari seperti tertera pada Tabel 3 adalah sebagai berikut: Badan Jaring Badan jaring alat tangkap ikan pari terdiri dari 70 piece (3500 m) dimana 1 piece (50 meter/500 mata jaring), berwarna putih terbuat dari bahan monofilament ukuran benang 40 dengan shortening 33,33% berdiameter mata jaring 6 inci (15 centi meter). Dalam Jumlah total keseluruhan mata jaring ke arah memanjang 35000 mata dalam 70 piece sedangkan dalam mata jaring 3 meter (40 mata jaring). Gambar 1. Badan Jaring Alat Tangkap Ikan Pari Gambar 2. Mata Jaring dengan ukuran diameter 6" (15cm) Tali Ris Atas Tali Ris Atas terletak dibawah tali pelampung berfungsi untuk menggantungkan badan jaring secara

memanjang dan tempat diikatkan tali pelampung, terbuat dari bahan rope berwarna kuning dengan panjang tali 3.570 m berbentuk pilinan 3/Z berdiameter 3 mm. Tali Ris Bawah Tali Ris Bawah terletak di atas tali pemberat berfungsi untuk merentangkan badan jaring ke arah memanjang pada bagian bawah diikatkan pada tali pemberat, terbuat dari bahan rope berwarna merah dengan panjang tali 3.570 m berbentuk pilinan 3/Z berdiamter 5 mm. Tali Pemberat Tali Pemberat berfungsi untuk melekatkan pemberat jaring yang melekat pada tali ris bawah, terbuat dari bahan rope berwarna biru dengan panjang tali 3.570 m berbentuk pilinan 3/Z berdiameter 3 mm. Tali Pelampung Tali pelampung berfungsi untuk melekatkan pelampung jaring, terbuat dari bahan rope berwarna merah dengan panjang tali 3.570 m berbentuk pilinan 3/Z berdiameter 5 mm. Pelampung Pelampung berfungsi untuk meregangkan badan jaring keseluruhan ke arah atas, terbuat dari plastik/karah berwarna merah dengan panjang 8 cm yang berdiameter 0.4" berjumlah 25 pelampung jaring dalam setiap 1 piece sedangkan jumlah total keseluruhan pelampung jaring 1.750 untuk 70 piece. Gambar 3. Pelampung, Tali Ris Atas, dan Tali Pelampung Pemberat Pemberat melekat pada tali pemberat berfungsi untuk menenggelam keseluruhan alat tangkap sampai ke dasar perairan dan mempertahankan posisi alat tangkap dari pengaruh arus bawah laut supaya alat tangkap tidak terserat dan terbelit antara badan jaring, pemberat maupun pelampung. Pada alat tangkap ini pemberat lebih banyak dan berat dari pelampung 2:1. Pemberat terbuat dari timah berwarna silver/hitam dengan pajang 2.7 cm yang berdiameter 0.2", dimana berjumlah 50 pemberat untuk 1 piece sedangkan jumlah totak keseluruhan 3500 pemberat untuk 70 piece. Gambar 4. Pemberat, Tali Ris Bawah, dan Tali Pemberat Pelampung Besar / Pelampung Tanda Pelampung besar/pelampung tanda berfungsi sebagai tanda dimana alat tangkap dioperasikan yang mengapung dipermukaan perairan terikat pada tali selambar terbuat dari bahan plastik/karah berbentuk bulat berwarna putih dengan panajang 25 cm berdiameter 10".

berwarna biru yang berbentuk pilinan 3/Z berdiameter 3 mm. Gambar 5.PelampungUtama/ PelampunTanda Kontruksi Alat Tangkap Ikan Pari Dalam penelitian ini digunakan satu unit alat tangkap ikan pari dengan badan jaring 70 piece (3500 m) dimana 1 piece (50 meter atau 500 mata jaring), diameter 6 inchi (15 cm), dalam jaring 3 m, dan kontruksi alat tangkap ikan pari dapat dilihat pada Gambar 7. Pemberat Tambahan Pemberat Tambahan terdiri dari 2 buah yang terletak dibawah ujung kanan dan kiri badan jaring untuk membantu meregangkan dalam jaring yang terletak pada bagian ujung kiri dan kanan serta membantu pemberat badan jaring menenggelam badan jaring ke dasar perairan. Pemberat Tambahan berbentuk bulat terbuat dari batu dengan berat 2 kg, tebal 2 cm dan berdiameter 4.8". Gambar 6. Pemberat Tambahan Tali Slambar Tali Slambar atas berfungsi sebagai tali penghubung antara ujung badan jaring dengan pelampung tanda, dimana panjangnya sesuai kedalam perairan sedangkan tali slambar bawah berfungsi untuk tali penghubung antara tali pemberat dan pemberat tambahan, dimana panjangnya 30 cm. Tali Slambar terbuat dari bahan rope

Kontruksi Alat Tangkap Ikan Pari Gambar 7. Kontruksi alat tangkap ikan pari Metode Penangkapan Metoda Penangkapan pada alat tangkap pari adalah secara pasif dilakukan pada malam hari tanpa bantuan cahaya, yang menjadi tujuan penangkapan yang datang menghampiri dan terbelit pada jaring. Alat tangkap ikan pari adalah jaring empat persegi panjang, mempunyai mata jaring (6 inchi) yang sama ukurannya pada seluruh jaring, lebar jaring (3m) dibandingkan dengan panjangnya. Pada lembaran jaring, bagian atas diletakkan pelampung (float) dan bagian bawah diletakkan pemberat (sinker). Jaring bisa terlentang di dalam air karena adanya gaya berat (dari pemberat) dan gaya apung (dari pelampung). Dalam pengoperasian alat tangkap ikan pari ada dua tahap yaitu, penurunan alat tangkap (setting) dan penarikan alat tangkap (hauling).

a. Setting Setelah menentukan daerah fishing ground, Sebelum alat tangkap diturunkan posisi kapal ditempatkan sedemikian rupa. Waktu setting dilakukan tepat pada pukul 17.00 WIB sampai 18.00 WIB, bagian alat tangkap yang pertama diturunkan adalah pelampung tanda, kemudian jaring dengan adanya pemberat tambahan batu pertama, sampai jaring yang terakhir dengan adanya pemberat tambahan batu terakhir dilepaskan kelaut, penurunan jaring dengan kecepatan 1-3 knot. Setelah semua jaring diturunkan dan telah terentang dengan sempurna, maka dicatat / direkam titik kordinatnya untuk mengetahui letak / posisi jaring tersebut, dan dibiarkan dalam air alat tangkap ikan pari tersebut dalam jangka waktu tertentu, biasanya 10-13 jam. Kemudian para nelayan tersebut pergi berlindung/ berteduh di balik pulau untuk menghindari bahaya di laut. b. Hauling Setelah dibiarkan selama 10-13 jam, nelayan tersebut mencari posisi letak jaring, maka dilakukan penarikan alat (hauling) pada pukul 06.00WIB sampai 12.00 WIB. Bagian alat yang pertama diangkat adalah pelampung tanda, disusul dengan tali slambar kemudian jaring sampai jaring terakhir dintandai bemberat terakhir. Pengambilan hasil tangkap pada jaring harus dengan hati-hati, karena ikan tersebut mempunyai senjata yang berbahanya, seperti ikan pari,kepiting, dan lain-lain dengan penarikan jaring keatas kapal sambil alat tangkap tersebut disusun dengan rapi pada posisi semula untuk memudahkan pengoperasian kembali alat tangkap tersebut. Sebelum operasi dimulai semua peralatan harus dipersiapkan dengan teliti. Jaring harus disusun diatas kapal dengan rapi dan baik, mempermudah menurukan (setting) jaring. Sehingga dengan demikian alat tangkap ikan pari dapat disusun di atas kapal pada: a. Penyusunan jaring di palka kapal sebelum turunan jaring (setting) Letak Jaring b. Penyusunan jaring selesai penarikan (hauling) di palka kapal Letak Jaring Gambar 8. Saat Penurunan Alat Tangkap Ikan Pari (Setting) Gambar 9. Saat Penarikan Alat Tangkap Ikan Pari (Hauling)

Daerah Penangkapan Daerah Penangkapan Alat tangkap ikan pari dioperasikan di perairan pantai Sumatera Barat. Alat tangkap ikan pari merupakan alat tangkap berupa jaring yang mudah pengoperasiannya. Jaring ini dipasang yang tidak keras arusnya pada kedalaman air yang disesuaikan dengan lebarnya jaring yang pasif ini dimaksud untuk menghadang berenangnya ikan pari dan dan jenis ikan lainnya. Pada kedalaman fishing groundnya berkisar 20-45M dimana penangkapan alat tangkap ikan pari bersekitar antara 3-10 mil dari pantai dan pulau-pulau kecil sesuai dengan kedalam, dan arus. lebar jaringnya dapat merentang sampai ke dasar, maka seluruh ruang lapisan renang ikan pari tertutup dan dalam semua lampisan air akan terhadang dapat tertangkap. Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai fishing ground dengan kecepatan 5-6 knot per mil. Dalam menentukan daerah pengkapan ikan pari ada beberapa hal yang penting harus diperhatikan diantaranya terlindung gelombang besar, arus tidak terlalu kuat, arah arus beraturan dan dasar perairan tersebut berlumpur dan berpasir. Gambar 10. Dasar Lumpur di Perairan Jumlah dan Jenis Hasil Tangkapan Berdasarkan pengamatan yang dilakukan penelitian selama 3 trip alat tangkap ikan pari, untuk lebih jelasnya mengenai hasil tangkap alat tangkap ikan pari 6 (enam) inchi yang dioperasikan pada sore hari di perairan sumatera barat dapat dilihat pada tabel 4. Tabel 4. Jumlah dan Jenis Hasil Tangkapan selama 3 Trip Jenis Cara Berat Nama Ilmiah Jumlah(ekor) Hasil Tangkapan Tertangkap (Kg) Ikan Pari Dasyatis sp Terbelit 342 171 Trip I Ikan Tanda-tanda Mahogany snapper Terjerat 6 2 Ikan Bawal Putih Pampus argenteus Terjerat 24 8 Ikan Sebelah Pseudorhambus arsius Terjerat 3 7 Kepiting Rajungan (Portunus pelagicus) Terbelit 30 10 Trip II Ikan Pari Dasyatis sp Terbelit 226 113 Ikan Manyung Arius thallasinus Terjerat 20 10 Udang Pasir Thenus orientalis Terjerat 15 6 Ikan Baji-baji Platycephalus endrachtensis Terjerat 14 7 Trip III Ikan Pari Dasyatis sp Terbelit 172 86 Kepiting Rajungan (Portunus pelagicus) Terbelit 30 10 Ikan Sebelah Pseudorhambus arsius Terjerat 25 50 Ikan Jenaha Lutjanus johnii Terjerat 6 20 Ikan Manyung Arius thallasinus Terjerat 10 5 Sumber : data lapangan Perluasan S 2013

Keterangan : Dari penelitian dilapangan selama 3 trip penangkapan berdasarkan tabel 10 diatas, dapat disimpulkan bawah terdapat 8 jenis ikan pari, tertangkap dengan cara terbelit, dimana daerah operasi penangkapan di perairan Sumatera Barat seperti Perairan Sasak, Tiku, Pariaman, dan Padang. Operasi penangkapan dilakukan pada kedalam antara 25 sampai dengan 40 meter dengan substrat berlumpur dan berpasir. Berdasarkan hasil penelitian dilapangan ke 8 jenis ikan pari berbeda ukuran tubuh dan ciri-ciri yang di uraikan sebagai berikut : b. Ukuran tubuh: - Kemungkinan merupakan jenis pari ikan bertubuh kecil dengan panjang rata-rata 16-25 cm, - Panjang ekor bisa mencapai 45 cm, - Lebar tubuh sampai dengan 20-27 cm, - Berat rata-rata tertangkap 0.5 kg 2. Ikan Pari Bintang (Nama Lokal) 1. Ikan Pari Api (Nama Lokal) Gambar 12. Ikan Pari Bintang (Himantura gerrardi), Gray, 1851. Gambar 11. Ikan Pari Api (Dasyatis bennetti), J. P. Müller & Henle, 1841. a. Ciri umum : - Terdapat selaput kulit di bagian bawah ekor, - Bagian belakang ekor hingga ke duri sengat tidak belang, - Ekor sangat panjang 3 kali lebih panjang dari lebar tubuhnya, - Mata sangat kecil, - Terdapat duri-duri yang membesar di bagian tengah lempengan tubuh dan sepanjang ekor. a. Ciri umum : - Tidak terdapat selaput kulit di bagian bawah ekor, - Bentuk lempengan tubuhnya persegi empat, - Ekor seperti cambuk, dengan belang warna berwarna terang dan gelap - Bagian atas tubuh berwarna coklat keabuan dengan bintik-bintik putih yang bervariasi (mulai dari hampir tidak ada sampai penuh dengan binti b. Ukuran tubuh : - Panjang tubuh sampai dengan 27-46 cm, - Panjang ekor sampai dengan 85-210 cm, - Lebar tubuh sampai dengan 31-100 cm.

3. Ikan Pari Lang (Nama Lokal) Gambar 13. Ikan Pari Elang (Aetobatus narinari), Euphrasen, 1790. a. Ciri Umum : - Permukaan punggung berbintikbintik putih, - Moncong agak panjang, lebar membundar, - Terdapat celah di tengah penutup hidung, - Gigi tersusun dalam satu baris di kedua rahang, berbentuk seperti tongkat. b. Ukurun Tubuh : - Panjang tubuh sampai dengan 53-80 cm, - Panjang ekor mencapai 138 cm, - Lebar tubuh sampai dengan 82-150 cm. a. Ciri Umum : - Pari ini memiliki disc sirip dada berbentuk berlian sekitar seperempat lebih lebar dari yang lama, - Mulut sedikit melengkung, ada lima papila di lantai dengan pasangan terluar kecil dan terpisah dari yang lain, - Pada sirip perut telah tips dan margin membuntuti lembut melengkung bulat, - Cambuk seperti ekor ukuran sekitar dua kali panjang disk dan dikenakan satu atau dua duri menyengat panjang. b. Ukuran Tubuh : - Panjang tubuh sampai dengan 50-57cm - Panjang ekor sampai dengan 90-103cm - Lebar tubuh sampai dengan 62-200 cm. 5. Ikan Pari Katuko (Nama Lokal) 4. Ikan Pari Lumpur (Nama Lokal) Gambar 15. Ikan Pari Katuko (Neotrygon kuhlii), Müller & Henle, 1841. a. Ciri Umum : Gambar 14. Ikan Pari Lumpur (Dasyatis thetidis), Ogilby, 1899. - Terdapat selaput kulit yang ramping di bagian bawah ekor,

- Selaput kulit yang ramping juga terdapat di bagian atas ekor setelah duri sengat, - Ekor tidak seperti ekor dengan warna belang hitam putih yang lebar, - Moncong pendek dengan garis lebar berwarna hitam melintang di atas mata, - Terdapat bintik-bintik berwarna biru cerah di bagian atas tubuh, - Biasanya tidak terdapat duri pendek sebelum duri sengat pada ekor. b. Ukurun Tubuh : - Panjang tubuh sampai dengan 27-60 cm, - Panjang ekor rata-rata 40-150 cm, - Lebar tubuh sampai dengan 30-80 cm. - Bagian atas tubuh coklat keabuabuan dengan 5 buah garis pita kebiru-biruan, - Ujung penutup hidung di dekat mulut hampir lurus. b. Ukurun Tubuh : - Panjang tubuh sampai dengan 28-40 cm, - Panjang ekor mencapai 69-200 cm, - Lebar tubuh sampai dengan 46-90 cm. 7. Ikan Pari Kelelawar (Nama Lokal) 6. Ikan Pari Terikat (Nama Lokal) Gambar 17. Ikan Pari Kelelawar (Gymnura altavela), Linnaeus, 1758. Gambar 16. Ikan Pari Terikat (Aetomylaeus nichofii), Bloch & Schneider, 1801. a. Ciri Umum : - Tonjolan daging di sisi kepala tidak berhubungan dengan tepi lempengan tubuh, - Duri sengat tidak ada, - Letak pangkal sirip punggung berada agak di depan atau di atas batas belakang dasar sirip perut, a. Ciri Umum : - Sirip punggung tidak ada, - Ekor memiliki 9-10 belang hitam dan duri di bagian pangkalnya, - Panjang ekor 2/3 panjang badan, - Bagian punggung berwarna polos, kadang dengan bercak-bercak kecil berwarna gelap. b. Ukuran Tubuh : - Panjang tubuh sampai dengan 20-25cm, - Panjang ekor sampai dengan 6-9 cm, - Lebar tubuh sampai dengan 60-65 cm.

8. Ikan Pari Hitam(Nama Lokal) KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari hasil peneltian yang dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : Gambar 18. Ikan Pari Hitam Coklat (Himantura pastinacoides), Bleeker, 1852. a. Ciri Umum : - Tidak terdapat selaput kulit di bagian bawah ekor, - Berbentuk lempengan tubuhnya bulat telur, dan pada bagian tulang belakang bergerigi, - Ekor tidak seperti cambuk, bewarna coklat kehitaman sewarna dengan tubuh, - Bagian atas tubuh hitam kecoklatan, dan terdapat tulang pada bagian garis tengah tubuhnya sampai ke pangkal ekor, - Moncong pendek agak pendek, berbentuk segetiga melebar. b. Ukuran Tubuh : - Panjang tubuh sampai dengan 60-66 cm, - Panjang ekor 50 cm, - Lebar tubuh sampai dengan 80-88 cm. 1. Spesifikasi dan konstruksi alat tangkap ikan pari mempunyai panjang 70 piece dimana 1 piece terdapat ukuran mata 6" (15 cm), nomor benang 40, jumlah mata jaring ke arah panjang 500 mata, ke arah dalam 40 mata, dalam jaring 3 m, shortening 33.33%. pada prinsipnya hampir sama sama dengan gill net dasar. 2. Metoda Penangkapan pada alat tangkap pari dilakukan tepat pada pukul 17.00-18.00 WIB, penurunan jaring dengan kecepatan 1-3 knot setelah terentang dengan sempurna, maka dicatat/direkam titik kordinatnya untuk mengetahui letak/posisi jaring tersebut, dan dibiarkan dalam air, biasanya 10-13 jam. Hauling pada pukul 06.00 WIB sampai 12.00 WIB. 3. Daerah Penangkapan Alat tangkap ikan pari dioperasikan pada jalur I yaitu 3-10 mil dari pantai dan pulau-pulau kecil, dengan dasar perairan berlumpur dan berpasir. 4. Hasil Tangkapan Alat Tangkap Ikan Pari tertangkap yaitu Ikan Pari Api (Dasyatis bennetti), Ikan Pari Bintang (Himantura gerrardi), Ikan Pari Elang Bintik Putih (Aetobatus narinari), Ikan Pari Terikat (Aetomylaeus nichofii), Ikan Pari Lumpur (Dasyatis thetidis), Ikan Pari Katuko (Neotrygon kuhlii), Ikan Pari Kelelawar (Gymnura altavela), Ikan Pari Hitam (Himantura pastinacoides).

Saran Perlu ditingkatkan modernisasi armada penangkapan dengan penggunaan alat katrol untuk menghemat waktu hauling (penarikan) alat tangkap, dan perlu menghindari penurunan alat tangkap pada daerah terumbu karang. DAFTAR PUSTAKA Data Profil Nagari Kecamatan Sasak Ranah Pasisie, Kabupaten Pasaman Barat 2009. Sumatera Barat. Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pasaman Barat 2010. Buku Profil Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Kabupaten Barat. Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut Provinsi Sumatera Barat. Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pasaman Barat 2012. Badan Pusat Statistik Kabupaten Pasaman Barat. Sumatera Barat. Hermanto, 1982. Keadaan Sosial Ekonomi Nelayan Di Muncar Prosiding Seminar Perikanan Lemeru. Banjarmasin 12-18 januari 1982. Pusat Penelitian Argo Ekonomi Badan Penelitian Dan Pembangunan Pertaniaan. Soenarno, 2007. Teknik penangkapan ikan. Balai Pendidikan dan Pelatihan Perikanan, Banyuwangi.