BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada siswa siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 03 Bone Pantai Kabupaten Bone Bolango dengan jumlah dengan jumlah siswa 20orang yang terdiri dari 13 siswa putra dan 7siswa putri. Sementara yang menjadi tim peneliti dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri dan yang menjadi mitra kerja adalah guru yang ada di sekolah lokasi penelitian. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dan masing-masing siklus dua kali perlakuan atau tindakan.untuk memperoleh data data yang akurat tentang tindakan kelas ini maka peneliti mengadakan observasi awal terhadap subyek penelitian sebagai data awal kriteria dasar untuk penilaian dalam penelitian ini, disamping itu selama ini peneliti hanya melihat gejala rendahnya keterapilan gerak dasar rol depan pada sebagian besar siswa, untuk lebih jelasnya hasil penelitian tindakan kelas ini dapat dideskripsikan sebagai berikut : 4.1.1 Observasi awal Dari kegiatan pembelajaran senam di lapangan khususnya mengenai keterampilan gerak dasar rol depan siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 05 Kecamatan Kabila Bone Kabupaten Bone Bolango melalui modifikasi alat pembelajarandiperoleh data-data yang akan dilampirkan dalam bentuk tabel dan diagram, adapun tabel dan diagram di bawah ini bertujuan untuk menjelaskan 1
hasil dari pada evaluasi hasil belajar dari observasi awal hingga siklus dua, tabel yang dimaksudkan adalah sebagai berikut. No Tabel 1 Hasil Observasi Awal Keterampilan Gerak Dasar Rol Depan Melalui Modifikasi Alat Pembelajaran Nilai rata-rata Indikator yg diamati Keterangan ketuntasan 1 sikap awal yaitu berdiri dan jongkok 2 cara menempelkan dagu di atas dada 3 cara meletakkan kedua tangan di atas matras 4 Cara memasukan kepala di antara kedua lengan 51,4% Kurang 50,7% Kurang 48,3% Kurang 49,8% Kurang 5 Sikap akhir setelah melakukan rol depan TOTAL 48,3% 49,66% Kurang Kurang Dari tabel di atas jelas bahwa keterampilan gerak dasar siswa dalam melakukan rol belakang rata-rata keterampilan mereka dikategorikan kurang sekali, hal ini di sebabkan karena pada intinya bahwa gerak dasar dalam melakukan rol belakang 2
sangat sulit dan beresiko cidera apabila pada pelaksanaannya tidak diberikan dengan hati-hati. Untuk lebih jelasnya untuk memahami hasil dari pada data observasi pada tabel di atas, maka berikut ini penjelasannya melalui diagram. 51.50% 51.40% 51.00% 50.50% 50.70% 50.00% 49.50% 49.80% 49.00% 48.50% 48.00% 47.50% 47.00% 46.50% 48.30% 48.30% sikap awal yaitu berdiri dan jongkok cara menempelkan dagu di atas dada cara meletakkan kedua tangan di atas matras Cara memasukan kepala di antara kedua lengan Sikap akhir setelah melakukan rol depan Gb3: Diagram Observasi Awal Keterampilan Gerak Dasar Rol Depan Berdasarkan tabel dan gambar diagram di atas dapat disimpulkan bahwa rata-rata keterampilan gerak dasar siswa dalam melakukan gerakan rol depan perlu untuk diberi tindakan, alasan yang menarika karena rata-rata seluruh siswa dalam penguasaan keterampilan gerak dasar rata-rata belum memenuhi standar indikator yang diharapkan. Berdasarkan alasan tersebut maka tindakan yang akan diberikan kepada siswa yaitu melalui modifikasi alat pembelajaran rol depan dan 3
juga sistematika dan prosedur pada saat pelaksanaan tindakan dalam pembelajaran. Adapun capaian yang diperoleh pada observasi awal dijabarkan sebagai berikut a. Sikap awal berdiri dan jongkok rata-rata adalah 51.4%, peningkatanya minimal sebesar 23.6% dari indikator kinerja 75%. b. Cara menempelkan dagu di atas dada matras rata-rata 50.7%, peningkatannya minimal sebesar 24.3% dari indikator kinerja 75% c. Cara meletakkan kedua tangan di atas matras rata-rata 48.3%, peningkatannya minimal 26.7% dari indikator konerja 75%, dan d. Cara memasukan kepala di antara kedua lengan 49.8% peningkatannya minimal sebesar 25.2% dari indikator kinerja 75%. e. Sikap akhir setelah melakukan rol depandengan rata-rata 48.3% dan peningkatannya minimal 26.7% dari indikator kinerja 75% Berdasarkan hasil yang diperoleh pada observasi maka dapat disimpulkan bahwa keterampilan gerak dasar siswa dalam melakukan rol depan perlu ditindaki melalui modifikasi alat pembelajaran. 4.1.2 Hasil Pengamatan Siklus I Berdasarkan hasil data pada pelaksanaan siklus satu jelas bahwa keterampilan gerak dasar siswa dalam melakukan rol depan masih perlu untuk diberi tindakan, salah satu pemberian tindakan yang akan diberikan yaitu melalui modifikasi alat pembelajaran. Tujuan dari pada memodifikasi alat pembelajaran dalam senam khususnya rol depan yaitu untuk memudahkan siswa dalam 4
menemukan cara belajarnya dan membuat siswa lebih cepat dalam menguasai dan memiliki keterampilan gerak dasar rol depan. Adapun tindakan yang telah diberikan pada siklus pertama menghasilkan data sebagai berikut: No Tabel 2 Hasil Siklus 1 Keterampilan Gerak Dasar Rol Depan Melalui Modifikasi Alat Pembelajaran Nilai rata-rata Indikator yg diamati ketuntasan Keterangan 1 sikap awal yaitu berdiri dan jongkok 71% Kurang 2 cara menempelkan dagu di atas dada 68,8% Kurang 3 cara meletakkan kedua tangan di atas matras 4 Cara memasukan kepala di antara kedua lengan 64,3% Kurang 66,8% Kurang 5 Sikap akhir setelah melakukan rol depan TOTAL 69,8% 68.1% Kurang Kurang Dari tabel di atas jelas bahwa keterampilan gerak dasar siswa dalam melakukan rol belakang rata-rata keterampilan mereka dikategorikan kurang sekali, hal ini di sebabkan karena pada intinya bahwa gerak dasar dalam melakukan rol belakang sangat sulit dan beresiko cidera apabila pada 5
pelaksanaannya tidak diberikan dengan hati-hati. Untuk lebih jelasnya untuk memahami hasil dari pada data siklus satu pada tabel di atas, maka berikut ini penjelasannya melalui diagram. 72% 70% 68% 71% 68.80% 66.80% 69.80% 66% 64.30% 64% 62% 60% sikap awal yaitu berdiri dan jongkok cara menempelkan dagu di atas dada cara meletakkan kedua tangan di atas matras Cara memasukan kepala di antara kedua lengan Sikap akhir setelah melakukan rol depan Gb4: DiagramSiklus 1 Keterampilan Gerak Dasar Rol Depan Dari tabel IIdan diagram di atas nampak bahwa keterampilan gerak dasar siswa dalam melakukan rol depan masih perlu untuk ditingkatkan. Hal ini dapat diperhatikan pada indikator kinerja yang diharapkan, di mana siswa diupayakan untuk dapat melakukan beberapa komponen dalam rol depan, akan tetapi belum sepenuhnya siswa yang mampu melakukanya, hal ini dapat diamati pada komponen indiator yang dinilai yaitu (a) sikap awal berdiri dan jongkok rata-rata 71%, (b) cara menempelkan dagu di atas dada rata-rata 68.8% (c) cara meletakkan kedua tangan di atas matras rata-rata 64.3% (d) Cara memasukan kepala di antara kedua lengan 66.8% dan (e) sikap akhir setelah melakukan rol depan 69.8%. 6
4.1.3 Refleksi Siklus 1 Refleksi dilaksanakan peneliti setelah pengambilan pada siklus satu, tujuan refleksi tersebut sebagai acuan untuk bisa mengkatkan keterampilan pada siklus berikutnya, adapun hasil dari refleksi yang dilakukan adalah yaitu dimana keterampilan gerak dasar siswa dalam melakukan rol depan dalam penelitian belum meningkat sepenuhnya atau jika dirata-ratakan sebesar 68.1% dengan kondisi ini maka kemampuan siswa perlu ditingkatkan dengan presentase minimal sebesar 6.1% dari 75% indikator kinerja yang diharapkan atau jika dirinci satupersatu indikator penilaiannya maka akan diperoleh hasilnya sebagai berikut: a. Sikap awal berdiri dan jongkok rata-rata adalah 71%, peningkatanya minimal sebesar 4% dari indikator kinerja 75%. b. Cara menempelkan dagu di atas dada matras rata-rata 68.8%, peningkatannya minimal sebesar 6.2% dari indikator kinerja 75% c. Cara meletakkan kedua tangan di atas matras rata-rata 64.3%, peningkatannya minimal 10.7% dari indikator konerja 75%, dan d. Cara memasukan kepala di antara kedua lengan 66.8% peningkatannya minimal sebesar 8.2% dari indikator kinerja 75%. e. Sikap akhir setelah melakukan rol depan dengan rata-rata 69.8% dan peningkatannya minimal 5.2% dari indikator kinerja 75% Melihat hasil di atas maka dapat diasumsikan bahwa keterampilan gerak dasar siswa dalam melakukan gerakan rol depan masih perlu untuk diberi tindakan minimal mencapai standar penilaian indiokatrot kinerja yaitu yaitu 75%. Dengan demikian maka perlu adanya tindakan lebih lanjut pada siklus berikutnya. 7
4.1.4 Hasil Pengamatan Siklus 2 Berdasarkan perlakuan silus ke dua di lapangan maka diperoleh hasil peningkatan keterampilan gerak dasar siswa dalam melakukan rol depan. Adapun hasil perlakuan pada siklus kedua disajikan pada tabel berikut ini. Tabel 3 Hasil Siklus 2 Keterampilan Gerak Dasar Rol Depan Melalui Modifikasi Alat Pembelajaran Nilai ratarata Keterangan No Indikator yg diamati ketuntasan 1 sikap awal yaitu berdiri dan jongkok 80,5% Kurang 2 cara menempelkan dagu di atas dada 78,3% Kurang 3 cara meletakkan kedua tangan di atas matras 4 Cara memasukan kepala di antara kedua lengan 5 Sikap akhir setelah melakukan rol depan TOTAL 77,3% Kurang 77% Kurang 79% Kurang 78.4% Kurang Dari tabel di atas jelas bahwa keterampilan gerak dasar siswa dalam melakukan rol depan rata-rata keterampilan mereka dikategorikan telah meningkat hingga melebihi standar indikator kinerja yang diharapkan. Lebih jelasnya untuk memahami hasil dari pada siklus dua pada tabel di atas, maka berikut ini penjelasannya melalui histogram sebagai berikut. 8
1.2 1 0.8 0.6 0.4 0.2 0 Gb5: Berdasarkan hasil yang tercantum pada tabel tiga dan diagram di atas jelas bahwa keterampilan gerak dasar siswa dalam melakukan rol depan rata-rata meningkat secara keseluruhan. Perolehan hasil peningkatan tersebut yaitu (a) untuk sikap awal berdiri dan jongkok rata-rata 80.50%, (b) cara menempelkan dagu di atas matras rata-rata 78.30%, (c) cara meletakkan kedua tangan di atas matras rata-rata 77.0%, (d) cara memasukkan kepala di antara kedua tangan 77%, dan (e) sikap akhir setelah melakukan rol depan rata-rata adalah 79%. Dari hasil tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa keterampilan gerak dasar siswa dalam melakukan gerakan rol depan meningkat dengan cepat dan melebihi standar indikator kinerja ataudengan rata-rata peningkatan sebesar 77.16%, ini berarti bahwa siswa telah meiliki keterampilan gerak dasar dalam melakukan rol belakang sesuai yang diharapkan. Melihat keberhasilan peningkatan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa dengan memodifikasi alat maka pembelajaran 9
senam khususnya senam ketangkasan dapat meningkatkan keterampilan gerak dasar siswa, atau dengan kata lain bahwa modifikasi alat pembelajaran merupakan salah satu upaya dalam menambah perbendaharaan keterampilan siswa dalam pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan pada umumnya dan pada khususnya pada pembelajaran senam dalam hal ini rol depan. 4.1.5 Refleksi Siklus 2 Berdasarkan perlakuan berupa pemberian tindakan pada siklus ke dua maka dapat di simpulkan bahwa dalam meningkatkan keterampilan gerak dasar rol depan siswa salah satunya dengan menggunakan modifikasi alat pembelajaran. Setelah mengetahui bahwa dengan langkah memodifikasi alat pembelajaran keterampilan gerak dasar siswa dalam melakukan rol depan meningkat maka peniliti mengadakan refleksi tentang hasil dari pada data siklus ke dua tersebut. Refleksi pada siklus kedua ini berupaya untuk membenahi kesalahan-kesalahan selama tindakan, sehingga hal-hal yang masih kurang selama tindakan akan dibenahi saat proses pembelajaran yang berhubungan dengan materi senam ketangkasan khususnya rol depan. Berdasarkan penjelasan di atas tentang hasil datayang diperoleh pada pengamatan siklus ke dua di mana menunjukkan rata-rata siswa telah memiliki keterampilan gerak dasar rol depan yang telah memenuhi standar indikator kinerja. dengan kata lain bahwa rata-rata keterampilan gerak dasar rol depan siswa telah miningkat. 10
Berdasarkan hasil dari pada pengamatan observasi awal di mana rata-rata keterampilan gerak dasar rol belakang siswa adalah 49.66%, pada siklus pertama 68.1% dan pada siklus ke dua keterampilan gerak dasar rol belakang siswa meningkat hingga 78.4%, hal ini jelas bahwa siswa mengalami peningkatan keterampilan gerak dasar sebesar 28.74% dari hasil siklus dua, dan 25.34% dari indikator kinerja 75%. Dari persentase data yang telah diuraikan di atas di mana dijelaskan bahwa rata-rata keseluruhan siswa telah memiliki keterampilan gerak dasar dalam melakukan rol depan, tetapi masih perlu untuk dibenahi, khususnya pada cara meletakkan kedua tangan di atas matras dan cara memasukkan kepala di antara kedua tangan masih ditemukan beberapa siswa yang perlu dibenahi, karena beberapa siswa dimaksud gerakannya belum begitu terampil, namun pada komponen indikator yang lain beberapa siswa dimaksud telah terampil dan bahkan melebihi standar penilaian yang menjadi indikator kinerja. 4.2 Pembahasan Pada pembahasan ini akan dijelaskan proses pelaksanaan penelitian sehingga menghasilkan data yang diperoleh pada observasi awal hingga siklus ke dua. Seperti yang telah dikemukakan di atas yang mana observasi awal rata-rata penguasaan keterampilan gerak dasar siswa dalam melakukan rol depan sebesar 40.95%, kemudian setelah diberikannya perlakuan dengan menggunakan modifikasi alat pembelajaran keterampilan gerak dasar siswa dalam melakukan 11
gerakan rol depan meningkat secara bertahap walaupun pada pengambilan siklus pertama hasilnya belum begitu memuaskan yaitu sebesar 68.1%, ini berarti bahwa peningkatan keterampilan gerak dasar siswa dari observasi awal hingga siklus satu sebesar 27.15%. Dengan kata lain hasil pada siklus pertama terseut masih perlu untuk diberi tindakan pada siklus berikutnya. Lebih lanjut pada siklus berikutnya yaitu siklus ke dua gerak dasar rol depan siswa meningkat hingga 78.4%, ini berarti bahwa metode pembelajaran yang digunakan memberikan pengaruh positif terhadap peningkatan gerak dasar rol depan siswa. Hal ini dibuktikan bahwa pada siklus ke dua ini siswa telah meningkatkan keterampilan gerak dasarnya hingga 37.45%. Berdasarkan penjelasan di atas jelas bahwa terjadinya peningkatan gerak dasar keterampilan siswa dalam melakukan rol depan semata-mata dipengaruhi oleh penggunaan metode pembelajaran yang relevan dengan materi pembelajaran dimaksud yaitu modifikasi alat pembelajaran. Alasannya karena dengan memodifikasi siswa lebih ditekankan pada unsur belajar yang lebih bernuansa kegembiraan Khususnya pada beberapa metode pembelajaran yang lain di mana lebih menekankan keaktivan guru, namun dalam pengguanan materi pembelajaran tersebut tidak rata-rata keterlibatan lebih cenderung kepada siswa, dengan demikian hasil belajar berjalan lebih menarik. Berdsarkan pembahasan hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa rata-rata siswa pada umumnya telah memiliki kerterampilan gerak dasar rol depan walau belum begitu sempurnah bentuk gerakannya. Selanjutnya untuk 12
memperbaiki dan membenahi hal-hal yang masih kurang dalam kegiatan pembelajaran dimaksud maka guru perlu upaya tambahan dalam meningkatnkan hal dimaksud. Upaya dimaksudkan yaitu kreativitas guru perlu ditambah agar pada pelaksanaan proses pembelajaran selanjutnya guru telah memiliki ide-ide cadangan apabila metode yang akan digunakan belum begitu cocok digunakan siswa. Untuk lebih memudahkan dalam mengetahui peningkatan keterampilan gerak dasar siswa dimaksud, berikut ini adalah tabel proses meningkatnya kterampilan gerak dasar siswa yang disusun dalam bentuk selisih hasil peningkatan dari observasi awal hingga pada masing-masing pelaksanaan tindakan disetiap siklus. Dalam tabel dimaksud akan jelas grafik proses dari pada pengggunan metode pembelajaran dimaksud tentang proses yang telah dialaminya. TABEL 4 Perbedaan Hasil Peningkatan Siklus 1 dan 2 Keterampilan Gerak Dasar Rol Depan Melalui Modifikasi Alat Pembelajaran No Observasi Indikator yg diamati Siklus 1 Siklus 2 Awal 1 sikap awal yaitu berdiri dan jongkok 49,6% 71% 80,5% 2 cara menempelkan dagu di atas dada 43.7% 68,8% 78,3% 3 cara meletakkan kedua tangan di atas matras 4 Cara memasukan kepala di antara kedua lengan 5 Sikap akhir setelah melakukan rol depan 40% 64,3% 77,3% 37.6% 66,8% 77% 37.6% 69,8% 79% 13
90.00% 80.00% 70.00% 60.00% 50.00% 40.00% 30.00% 20.00% 10.00% 0.00% 80.50% 78.30% 77.30% 77% 79% 71% 68.80% 64.30% 66.80% 69.80% 51.40% 50.70% 48.30% 49.80% 48.30% sikap awal yaitu berdiri dan jongkok cara menempelkan dagu di atas dada cara meletakkan kedua tangan di atas matras Cara memasukan kepala di antara kedua lengan Sikap akhir setelah melakukan rol depan Observasi Awal Siklus 1 Siklus 2 Dari tabel dan diagram di atas jelas bahwa peningkatan keerampilan gerak dasar rol depan siswa melebihi indikator kinerja yang diharapkan, artinya bahwa pada masing-masing komponen keterampilan gerak dasar pada setiap siklus sangat jelas selisih peningkatannya. Dengan demikian maka hipotesis penelitian tindakan kelas yang menyatakan bahwa: melalui modifikasi alat pembelajaran maka keterampilan gerak dasar rol depan Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 05 Kecamatan Kabila Bone Kabupaten Bone Bolangodapat ditingkatkan dan dapat di terima. 14
15