BAB IV PAPARAN HASIL PENELITAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. menyimpang. Sebagai bukti shahihnya, berbagai kasus kejahatahan sosialtindakan

BAB IV ANALISIS PROBLEMATIKA PENGAJIAN TAFSIR AL-QUR AN DAN UPAYA PEMECAHANNYA DI DESA JATIMULYA KEC. SURADADI KAB. TEGAL

BAB IV ANALISIS PERAN ULAMA DALAM MENDIDIK AKHLAK REMAJA. A. Analisis Akhlak Remaja di Desa Karanganom

BAB IV ANALISIS STRATEGI DAN METODE DAKWAH KH MUSLIHUDDIN ASNAWI DALAM PEMBINAAN AKHLAK DI DESA SIDOREJO KEC.SEDAN KAB. REMBANG.

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Fokus penelitian ini adalah Peran KH. Munir Abdullah dalam Membimbing Agama Masyarakat Desa Ngroto Kecamatan Gubug

BAB IV ANALISIS. yang berlangsung secara turun-temurun yang diwarisi oleh pelaku dari leluhur

BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI KEAGAMAAN DALAM UPACARA SEDEKAH BUMI. A. Analisis Pelaksanaan Upacara Sedekah Bumi

BAB V. Penutup. GKJW Magetan untuk mengungkapkan rasa syukur dan cinta kasih karena Yesus

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari manusia pasti mengadakan hubungan interaksi dengan orang lain, serta dalam

I. PENDAHULUAN. oleh Durkheim (Betty Schraf, 1995), bahwa fungsi agama adalah. mempertahankan dan memperkuat solidaritas dan kewajiban sosial pada

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia hidup juga berbeda. Kemajemukan suku bangsa yang berjumlah. 300 suku hidup di wilayah Indonesia membawa konsekuensi pada

BAB III PRAKTEK HIBAH SEBAGAI PENGGANTI KEWARISAN BAGI ANAK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DI DESA PETAONAN

BAB I PENDAHULUAN. menyebarluaskan dan menyiarkan Islam kepada seluruh umat. Dalam mengajak umat

BAB IV ANALISIS KEBIJAKAN PEMERINTAH KELURAHAN SAMPANGAN KOTA PEKALONGAN DALAM MENINGKATKAN KUALITAS LEMBAGA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN BERAGAMA REMAJA MUSLIM DENGAN MOTIVASI MENUNTUT ILMU DI PONDOK PESANTREN

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. A. Analisis Kondisi Kecerdasan Interpersonal Santri Di Pondok. Pesantren Al- Utsmani Winong Gejlig Kajen

BAB III SYARAT MENGHAFAL ALQURAN DAN GAMBARAN METODE MENGHAFAL ALQURAN YANG DIGUNAKAN OLEH KH. AHMAD NUR SYAMSI BAGI MASYARAKAT

BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG

BAB III DESKRIPSI ADAT SAMBATAN BAHAN BANGUNAN DI DESA KEPUDIBENER KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS POLA BIMBINGAN AGAMA ISLAM ANAK KARYAWAN PT. PISMATEX DI DESA SAPUGARUT

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG

Khutbah Jum'at. Melanjutkan Spirit Qurban dalam Kehidupan. Bersama Dakwah 1

MENANGKAP PELUANG BISNIS BERDASARKAN KISAH RASULULLAH MUHAMMAD SAW

BAB I PENDAHULUAN. masa remaja hanya satu kali dalam kehidupan, jika seorang remaja merasa

BAB III. Setting Penelitian

BAB V PENUTUP. pengalaman yang tidak terduga. Saya bertemu dengan orang-orang yang dulunya

Judul diatas bukan maksud untuk mengajak Anda untuk berpikir bahwa menjadi

Kondisi umat Islam pada Ramadhan ini sepertinya tak berubah. Pandangan Anda?

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Figur Kyai dan Kualitas Layanan Terhadap Loyalitas Secara. 10,629 dengan = 1,649. Jadi > dengan tingkat

BAB IV DAMPAK KEBERADAAN PONDOK PESANTREN DALAM BIDANG SOSIAL, AGAMA DAN PENDIDIKAN BAGI MASYARAKAT TLOGOANYAR DAN SEKITARNYA

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL ANALISIS POLA ASUH ORANG TUA BURUH TANI DALAM MEMBINA KEBERAGAMAAN ANAK DESA BUMIREJO ULUJAMI PEMALANG

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. serta mudah dipahami oleh orang awam lantaran pendekatan-pendekatan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB IV PERANAN SD MUHAMAMDIYAH 1 SIDOARJO DALAM BIDANG PENDIDIKAN, DAKWAH DAN SOSIAL. A. Peranan SD Muhamamdiyah 1 Sidoarjo dalam bidang Pendidikan

yang berhubungan dengan aturan agama Islam. Hal yang wajib dilakukan secara tertib adalah melaksanakan shalat. Shalat merupakan tiang agama Islam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian dan Penegasan Judul

PENGAJIAN AKBAR DALAM RANGKA MEMPERINGATI ISRA MI RAJ NABI MUHAMMAD SAW DI MASJID AGUNG KOTA BLITAR TAHUN 2012 / 1433 H

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS PERAN KIAI DALAM MEMBINA AHLAK REMAJA MUSLIM PUTUS SEKOLAH. A. Analisis Peran Kiai dalam Membina Ahlak Remaja Muslim Putus

Mendidik Anak Menuju Surga. Ust. H. Ahmad Yani, Lc. MA. Tugas Mendidik Generasi Unggulan

BAB I PENDAHULUAN. Dakwah Islamiyah merupakan suatu kegiatan yang bersifat menyeru,

Ummu Sulaim Ar-Rumaishah

BAB I PENDAHULUAN. Ibid hlm. 43

BAB I PENDAHULUAN. melestarikan dan mengalihkan serta mentransformasikan nilai-nilai kebudayaan dalam

THE FINANCIAL TRANSFORMATION #4 TRANSFORMASI KEUANGAN #4 WISDOM FOR FINANCIAL WONDERS HIKMAT MENGALAMI KEAJAIBAN KEUANGAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan akhlak karimah. terhadap Allah SWT di SMP Islam Al Azhaar Tulungagung

Pernyataan Variabel Pendidikan Agama dalam Keluarga (X1)

Sambutan Presiden RI Pd Silaturahmi dg Peserta Musabaqah Hifzil Quran, tgl 14 Feb 2014, di Jkt Jumat, 14 Pebruari 2014

ANALISIS NILAI-NILAI DALAM TRADISI BARITAN SEBAGAI PERINGATAN MALAM SATU SYURO DI DESA WATES KABUPATEN BLITAR

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia yang semakin tanpa batas ini, tidak memungkinkan suatu

BAB III PERAN ULAMA DALAM MENDIDIK AKHLAK REMAJA. dibantu oleh staffnya atau perangkat desa. yang menimbulkan suatu kebudayaan atau adat kebiasaan.

MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN PENDIDIKAN

KATA PENGANTAR. penulis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Assalamualaikum Wr. Wb

Minggu lalu tepatnya Rabu (25/05) saya berkunjung ke Ahmadiyah Depok ditemani ketua Pemuda Ahmadiyah Kersamaju, Tasikmalaya.

BAB VI PENUTUP. 1. Konversi Agama Pengikut Jama ah Tabligh di Desa Kutoanyar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nova Silvia, 2014

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB IV ANALISIS PERSEPSI JAMAAH MAJELIS AL-MUQORROBIN KENDAL TERHADAP PENGGUNAAN PARABAHASA DAN GERAKAN TANGAN DALAM DAKWAH HABIB MUHAMMAD FIRDAUS

BAB II PONDOK PESANTREN METAL MOESLIM AL-HIDAYAH. 1. Latar belakang berdiri pondok pesantren

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan dan tradisinya masing-masing. Syari at Islam tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. lingkungan masyarakat. Keberagaman tersebut mendominasi masyarakat dan

BAB II RIWAYAT HIDUP KH. ALI MAS UD

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TARGET DAN LUARAN

BAB IV PAPARAN DATA HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. penghasilan sebanyak-banyaknya dengan melakukan usaha sekecil-kecilnya. Para

BAB IV PANDANGAN WARGA JEMAAT GBI BANDUNGAN TERHADAP PSK BANDUNGAN. A. Pandangan Warga Jemaat GBI Bandungan Terhadap PSK Bandungan

BUPATI BENGKALIS SAMBUTAN BUPATI BENGKALIS PADA PERINGATAN SEPEREMPAT ABAD PONDOK MODERN AL-JAUHAR DURI, 9 FEBRUARI2017

BAB I PENDAHULUAN. bidang informasi dan komunikasi. Pengaruh media massa berbeda-beda

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB IV BENTUK REAKSI DAN RESPON ADANYA PONDOK PESANTREN RAUDLATUL ULUM. A. Respon adanya Pondok Pesantren Raudlatul Ulum

BAB III PEMBIASAAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA-SISWI MIS NGALIAN TIRTO. Agama. Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Ngalian tersebut terletak di Desa

BAB IV ANALISIS PERSEPSI ORANG TUA TERHADAP BIMBINGAN BELAJAR BAGI ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI DESA SASTRODIRJAN KECAMATAN WONOPRINGGO KABUPATEN

BAB I PENDAHULUAN. 34, disebutkan pada ayat 1 bahwa Fakir miskin dan anak terlantar dipelihara

BAB V PENUTUP. penulis menyimpulkan sebagai berikut: 1. Sejarah dan perkembangan Islam mula memasuki Sadong Jaya pada

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. orang tua berkewajiban untuk mendidik anak-anaknya agar menjadi anak yang

Universitas Sumatera Utara

Zaman sekarang susah ya cari yang serius Semua cowok itu sama aja, suka nyakitin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seorang mualaf sebagai Muslim baru, mereka membutuhkan teman,

Awal beliau menekuni bidang Aura tentu saja dikarenakan karena Bakat Lahir yang beliau miliki dalam melihat dan merasakan Aura seseorang.

BAB IV TINJAUAN KRITIS. budaya menjadi identitasnya. Apabila manusia dicabut dari budayanya, ia bukan lagi orang

BAB I PENDAHULUAN. rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi

BAB IV ANALISIS PENGGUNAAN METODE PEMBIASAAN DALAM MENDIDIK AKHLAK ANAK. Adapun dalam bab ini, penulis akan menganalisis tentang penggunaan

BAB III PENYAJIAN DATA. Pada bab ini, merupakan data yang disajikan dari hasil penelitian di kelurahan Ukui.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil pembahasan Bab IV terdahulu, maka peneliti rumuskan

diajarkan oleh pendidik yang seagama. Serta mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya.

BAB IV ANALISIS PERANAN BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DALAM MENINGKATKAN MORAL KLIEN ANAK DI BALAI PEMASYARAKATAN KLAS I SEMARANG A.

( aql) dan sumber agama (naql) adalah hal yang selalu ia tekankan kepada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, kesadaran masyarakat untuk melakukan gotong royong sangat

I.PENDAHULUAN. kebiasaan-kebiasaan tersebut adalah berupa folklor yang hidup dalam masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilihat di kota-kota sampai ke pelosok-pelosok desa. Masjid mudah

Transkripsi:

BAB IV PAPARAN HASIL PENELITAN A. Paparan Data Hasil penelitian ini merupakan penyajian dan pembahasan data penelitian yang di peroleh di lapangan, berdasarkan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Dalam bab ini tentang paparan data, temuan penelitian, dan pembahasan. Berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi yang telah peneliti lakukan di Desa Moyoketen, Boyolangu, Tulungagung, akan peneliti paparkan beberapa temuan penelitian urutan dari rumusan masalah sebagai berikut: 1. Deskripsi Keagamaan Masyarakat Desa Moyoketen, Boyolangu, Tulungagung. Secara geografis, desa moyoketen terletak di daerah yang cukup strategis. Berada tak jauh dari pusat kota, dan berdekatan dengan terminal kota, sebagai pusat transit. Selain itu, masyarakat desa Moyoketen juga di anugerahi tanah yang sangat baik. Itu terbukti, bahwa banyak masyarakat desa moyoketen menggantungkan hidupnya sebagai petani tembakau, dan sukses di bidangnya. Lebih dari itu masyarakat desa moyoketen dikenal sebagai masyarakat yang menghargai waktu. Hampir di sudut-sudut rumah, memiliki usaha dan kesibukan sendiri-sendiri. Tak khayal, desa ini pun pernah menyabet penghargaan beberapa tahun lalu sebagai lingkungan 68

terbaik se-jawa Timur karena keberhasilan pengelolaan dan pengolahan potensi desa yang di miliki. Namun, hal inilah yang menjadi bumerang bagi masyarakat desa Moyoketen Tulungagung. Masyarakat desa Moyoketen disibukkan oleh urusan dunia sehingga melupakan urusan akhiratnya. Seperti hasil wawancara dengan bapak Nashikhuddin Alwie selaku warga desa Moyoketen sekaligus adik ipar KH. Abdul Aziz, berikut: Kekayaan alam yang melimpah serta banyaknya industri rumahan di desa Moyoketen, membuat warga masyarakat sini lalai terhadap kebutuhan rohaninya mas. Hal itu terbukti, ketika mereka bekerja, mereka bekerja tak mengenal waktu menyempatkan diri untuk beribadah. 1 Dari paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa apabila seseorang telah mengabdi kepada keduniawiaan, maka yang ia dapati adalah kegersangan rohani. Hatinya keras, serta ia tak lagi mengetahui akan rambu-rambu kehidupan, tidak dapat membedakan antara kebenaran, kebaikan, dan keburukan. Sebagaimana yang dikatakan oleh bapak Sumidjan selaku warga desa Moyoketen, dalam sebuah wawancara pada 21 Juni 2015 beliau menjelaskan: jadi begini mas, mungkin karena warga desa yang terlalu cinta dunia, akhirnya yang dipikirkan warga masyarakat desa sini kala itu adalah bagaimana meraih uang, harta sebanyak-banyaknya. Tak perduli tentang halal atau haram, asal bisa menambah uang, bakal di jalani. Termasuk tradisi menyantet. Dulu kegiatan seperti itu sudah biasa terjadi disini mas. 2 (25/06/2015) 1 Wawancara,Nashikuddin Alwie, Keluarga KH. Abdul Aziz, (17/06/2015) 2 Wawancara, Sumidjan, Warga Masyarakat Desa Moyoketen Boyolangu Tulungagung, 69

Dari penjelasan di atas, dapat kita ambil kesimpulan bahwa terlalu cinta dunia dapat menyebabkan seseorang buta terhadap nilai, norma, aturan agama. Sebagaimana dalam hasil wawancara dengan bapak Bagus Ahamdi di Moyoketen, Boyolangu, Tulungagung pada 22 Juni 2015 sebagai berikut: dahulu, tiap waktu musim penghujan, moyoketen selalu mengalami banjir mas. Dari situ, ketika masuk musim kemarau, warga moyoketen menggunakan waktunya untuk mencari uang sebanyak-banyaknya. 3 Senada dengan bapak Bagus Ahmadi, bapak nashikudin alwie pun juga menuturkan, sebagai berikut: karena mengejar target untuk menyukupi kepuasannya, akhirnya tak jarang dari mereka memilih jalan instan untuk mendapatkan uang, yaitu dari santet. Dengan menyantet, saingan bisnis mereka bisa kalah mas. 4 Selanjutnya, peneliti memberikan pertanyaan kepada bapak Agus Syaifudin Zuhri sebagai berikut: Bagaimanakah sikap masyarakat desa Moyoketen ketika KH. Abdul Aziz melakukan dakwah? kalau sikap yang di tunjukkan, beragam mas. Ada yang mendukung, ada juga yang menolak mas, wong namanya juga masyarakat abangan. 5 Lalu bagaimana bentuk dukungan dan penolakannya pak? kalau bentuk dukungannya, ada beberapa warga yang antusias mengikuti pengajian, dan bahkan ada juga diantara mereka memberikan dukungan berupa materi. Lalu untuk penolakannya, 3 Wawancara, Bagus Ahmadi, Keluarga KH. Abdul Aziz, (05/07/2015) 4 Wawancara, Nashikuddin Alwie, Keluarga KH.Abdul Aziz (17/06/2015) 5 Wawancara, Agus Syaifuddin Zuhri, Keluarga KH. Abdul Aziz (03/07/2015) 70

beragam mas. Mulai dari acuh terhadap usaha dakwah KH. Abdul Aziz, sampai memusuhi beliau. Seperti sempat istri KH. Abdul Aziz di tenun, ada yang memberi tahu, tenun itu tidak akan berhenti, kalau KH. Abdul Aziz tidak menghentikan dakwahnya. 6 Dalam keterangan lain, bapak Mu alim juga pernah menuturkan sebagai berikut: dulu sewaktu masjid dan madrasah baru didirikan, orang-orang yang anti-agama sengaja lewat di sekitar masjid dan madrasah dengan membawa beberapa anjing kepunyaannya, agar warga ketakutan kalau pergi ke masjid. Bahkan dulu sempat ketika hari raya idul adha, ketika masjid mengadakan penyembelihan binatang qurban, tepat di selatan masjid juga diadakan penyembelihan anjing. Dan daging anjingnya pun juga di berikan kepada wargawarga sekitar. 7 Lalu, apakah yang menjadi alasan kuat, mengapa sebagian warga menolak kegiatan dakwah yang dilakukan KH. Abdul Aziz? ya,, kalau alasan kuatnya, saya pikir itu karena mereka sangat memegang teguh terhadap tradisi mereka mas, yakni kepercayaan terhadap animisme dinamisme. Mengingat ajaran Islam sangat menolak terhadap kemusyrikan. Singkatnya, mereka merasa terganggu mas, dengan dakwah KH.Abdul Aziz, mereka takut ajaran leluhur mereka disaingi oleh ajaran Islam yang di sebarkan oleh KH. Abdul Aziz. 8 Melihat penolakan yang sangat kuat oleh warga moyoketen sendiri, lantas bagaimanakah KH. Abdul Aziz menyikapinya? begini mas ya,, memang penolakan yang ditunjukkan oleh warga Moyoketen sendiri sangat kuat, namun KH. Abdul Aziz sendiri juga menanamkan keyakinan yang kuat juga kepada masyarakatnya yang kala itu mulai pro-aktif terhadap agama. Itu di tujukan melalui 6 Wawancara, Agus Syaifuddin Zuhri, Keluarga KH. Abdul Aziz (03/17/2015) 7 Wawancara, Mu alim, Warga Masyarakat Desa Moyoketen Boyolangu Tulungagung (30/06/2015) 8 Wawancara, Mu alim, Warga Masyarakat Desa Moyoketen Boyolangu Tulungagung (30/06/2015) 71

usaha gerilya beliau dalam berdakwah, yang datang ke rumahrumah, dan mushola-mushola kecil yang ada di Moyoketen. 9 Dari pemaparan di atas, dapat di ambil kesimpulan bahwa seorang da i memang di tuntut untuk cerdas dan bersabar. Cerdas dalam arti responsif terhadap berbagai kondisi yang menimpanya saat melakukan berdakwah. Dengan melakukan pendekatan-pendekatan psikologis serta melakukan pembenahan setrategi berdakwah adalah syarat mutlak yang harus dimiliki seorang da i dalam berdakwah. Supaya tidak terjadi kemandegan dalam berdakwah karena kehilangan akal dalam menyebarkannya. 10 Sebab, mengubah keyakinan suatu kaum merupakan tugas yang sangat berat. Dengan dua modal tersebut, Insyaallah apa yang diupayakan seorang da i akan membuahkan hasil di suatu saat nanti. Dalam wawancara dengan bapak Nashikhuddin Alwie beliau menuturkan sebagai berikut: Lalu momentum seperti apa pak, masyarakat desa Moyoketen mulai berbondong-bondong, pro-aktif terhadap agama? jadi begini mas,, dulu ada kejadian unik yang barangkali tak akan terlupakan oleh warga desa Moyoketen. Suatu ketika, seperangkat speaker masjid yang didirikan KH. Abdul Aziz di curi oleh seseorang. Mengetahui berita demikian, warga pun sempat mencari pelaku pencurian tersebut. setelah beberapa hari dilakukan 9 Wawancara, Mu alim, Warga Masyarakat Desa Moyoketen Boyolangu Tulungagung (30/06/2015) 10 Wawancara, Mu alim, Warga Masyarakat Desa Moyoketen Boyolangu Tulungagung (30/06/2015) 72

pencarian dan tidak membuahkan hasil, akhirnya warga pun mulai pasrah. Namun, keajaiban terjadi. Pada saat malam hari waktu maghrib, ada seseorang yang datang membawa seperangkat speaker. Ia mendatangi KH. Abdul Aziz untuk meminta maaf dan mengakui perbuatannya. Belakangan di ketahui, ia berani mengembalikan speaker hasil curiannya, sebab tak lama setelah ia mencuri, alat kelaminnya hilang. 11 Dalam sebuah wawancara, bapak Abdul Choliq pun membenarkan peristiwa tersebut: memang benar mas,, jadi warga Moyoketen mulai mengakui kealiman dan ajaran yang di sampaikan KH. Abdul Aziz setelah peristiwa yang menimpa seorang pencuri speaker tersebut. Dari peristiwa itu, warga yang dulunya lantang menolak beliau, kini mulai perlahan mulai segan kepada beliau. Tak jarang, akhirnya ketika warga mengalami masalah dalam kehidupannya, warga datang kepada beliau untuk memberikan solusi permasalahan. Begitu seterusnya, akhirnya beliau semakin di kenal dengan pengobatan spiritualnya. 12 Dari penjelasan di atas, dapat kita simpulkan bahwa keberhasilan KH. Abdul Aziz dalam mengubah warna keagamaan desa Moyoketen, merupakan hasil dari keteguhan prinsip, kesabaran, kecerdasan, dan keistiqomahan yang di pegang dalam menjalankan misi dakwah. 2. Strategi dakwah KH.Abdul Aziz terhadap masyarakat Desa Moyoketen, Boyolangu, Tulungagung. Berhasilnya suatu dakwah yang dilakukan oleh seorang da i memang tak lepas dari kejeliannya dalam memilih, memilah, dan menerapkan strategi yang tepat dalam berdakwah. Sebab, dengan ketepatan stretegi yang dilakukan seorang da i akan menemukan bagaimana langkah pendekatan dakwah dan metode penyampaiannya. 11 Wawancara, Nashikuddin Alwie, Keluarga KH. Abdul Aziz, (17/06/2015) 12 Wawancara, Nashikuddin Alwie, Keluarga KH. Abdul Aziz, (17/06/2015) 73

Dalam hal ini seperti yang diungkapkan oleh bapak Nashikhudin Alwie, pada 17 Juni 2015 mengatakan bahwa; dalam melakukan usaha menyebarkan agama Islam di desa Moyoketen, beliau tak hanya menyiarkannya lewat pengajian umum, tetapi beliau juga melakukan pendekatan secara personal. Kerapkali beliau bertamu ke rumah-rumah warga untuk melakukan pendekatan secara psikologis. Bahkan saking seringnya, beberapa perhiasan milik istri KH. Abdul Aziz di jual untuk dibelikan sembako yang akan disedekahkan kepada warga. 13 Dari pernyataan di atas, dapat kita ketahui bahwa pendekatan secara psikologis sangat penting sekali dalam keberhasilan berdakwah. Ada beberapa sebab yang menjadikan pendekatan ini menjadi kuci keberhasilan berdakwah. seorang da i harus mengerti kondisi sosiokultural dari daerah yang akan ia berikan edukasi. Dengan begitu, masyarakat tersebut akan lebih responsif terhadap apa yang diupayakan seorang da i. Seperti yang dijelaskan dalam wawancara dengan tokoh masyarakat Desa Moyoketen Tulungagung pada 18 Juni 2015, menurut bapak H. Abdul Choliq mengatakan bahwa: Begini, memang beliau KH.Abdul Aziz sangat mengerti sekali terhadap posisinya sebagai juru dakwah. Beliau sangat berhati-hati dalam melangsungkan kegiatan dakwahnya. Maksudnya, agar ketika berdakwah tidak memberatkan masyarakat sekitar. Dalam wejangannya pun, beliau juga lebih memfokuskan untuk memotivasi masyarakat agar giat beribadah. 14 13 Wawancara, Nashikudin Alwie, Keluarga KH. Abdul Aziz, (17/06/2015) 14 Wawancara, Abdul Choliq, Tokoh Masyarakat Desa Moyoketen Boyolangu Tulungagung, (18/06/2015) 74

Lalu bagaimana contoh konkret KH. Abdul Aziz agar dakwahnya diterima oleh masyarakat? jadi begini kang, setelah abah kiai mengerti situasi kondisi masyarakat desa moyoketen seperti ini, sikap abah kiai sangat lentur terhadap masyarakat. Contohnya, beliau sangat murah sekali dalam membantu warga sekitar, aktif dalam kegiatan desa, dan apabila mengisi ceramah atau pengajian, beliau tak pernah mengisi terlalu lama. Hal ini mengingat kondisi masyarakat sekitar yang mayoritas adalah pekerja, pengusaha, dan pegawai yang sangat sibuk di kesehariannya. 15 Hal ini senada dengan yang dijelaskan dalam wawancara yang peneliti lakukan dengan bapak Nur Ahmad selaku warga desa Moyoketen Tulungagung pada 19 Juni 2015, beliau mengatakan bahwa: memang benar mas, cara dakwah KH.Abdul Aziz lentur. Maksudnya, bukan lentur dalam masalah meringankan hukum, tetapi lentur dalam hal cara menyampaikannya. Itulah yang menyebabkan dakwah beliau membuahkan hasil yang memuaskan. Sebab masyarakat sini itu di kenal masyarakat yang kaku mas. 16 Dari pemaparan diatas, dapat di tarik kesimpulan bahwa keberhasilan seorang juru dakwah berbanding lurus dengan bagaimana ia dapat menempatkan dirinya terhadap masyarakat yang menjadi objek kegiatan dakwahnya. Sebab berhasilnya suatu dakwah yang paling utama bukan persoalan seberapa tinggi ilmu yang dimiliki seorang da i, melainkan sebagaimana besar ia peka terhadap masyarakat yang menjadi objek kegiatan dakwahnya. 15 Wawancara, Abdul Choliq, Tokoh Masyarakat Desa Moyoketen Boyolangu Tulungagung, (18/06/2015) 16 Wawancara, Nur Ahmad, Warga Masyarakat Desa Moyoketen Boyolangu Tulungagung, (19/06/2015) 75

Lantas, adakah faktor lain yang menjadi sebab keberhasilan dakwah yang dilakukan KH.Abdul Aziz? kalau faktor lain, tentu jelas ada. Salah satunya dukungan dari kalangan ulama. Konon, di saat permualaan KH.Abdul Aziz menyebarkan agama Islam di desa Moyoketen, beliau suatu saat di datangi oleh ulama kenamaan, yaitu KH. Chamim Djazuli (Gus Miek). Beliau diminta untuk terus mengistiqomahkan berdakwahnya dan juga diminta untuk mendirikan masjid dan pesantren di sini. 17 Dukungan moril memiliki pengaruh yang sangat besar bagi seseorang dalam membangkitkan motivasi untuk mencapai cita-cita yang ingin di capai seseorang. Hal inilah yang juga di alami oleh KH. Abdul Aziz, ketika di tengah-tengah perjuangannya dalam berdakwah, beliau di dorong oleh salah satu ulama yang masyhur kala itu, untuk meneguhkan niatnya memperjuangkan agama Allah. Selain itu, KH. Chamim Djazuli juga memberikan solusi agar keberhasilan dalam berdakwah semakin cepat. Yakni dengan membuat pusat kegiatan keagamaan, seperti masjid dan pesantren. Masjid merupakan tempat ibadah yang memiliki fungsi menjadi wadah bagi masyarakat untuk beribadah. Selain itu, dengan adanya masjid di sana, dapat memudahkan KH. Abdul Aziz dalam memberikan edukasi keagamaan terhadap masyrakat desa Moyoketen Tulungagung. 18 17 Wawancara, Nashikudin Alwie, Keluarga KH. Abdul Aziz, (17/06/2015) 18 Data Penelitian, di Moyoketen Boyolangu Tulungagung, (18/06/2015) 76

Sementara, fungsi keberadaan pesantren adalah untuk mencetak santri-santri yang akan di gembleng, yang kelak akan menjadi generasi penerus dalam menyebarkan agama dengan jalan sebagai abdi kawula. 19 Pembekalan agama merupakan hal yang penting bagi seorang da i dalam membina umatnya agar tetap teguh berpendirian terhadap nilai-nilai keagamaan yang telah disampaikan. Hal ini penting dilakukan, sebab jika kita meruntut lebih jauh, keimanan yang telah masyarakat desa Moyoketen bukanlah berasal dari bawaan dari lahir atau lingkungan yang religius, melainkan lahir dari pergulatan keyakinan yang berkepanjangan dari apa yang telah KH. Abdul Aziz upayakan. Strategi dakwah yang dilakukan KH.Abdul Aziz terhadap masyarakat Desa Moyoketen, Boyolangu, Tulungagung adalah sebagai berikut: a) Nasehat-nasehat keagamaan Nasehat yang di kemas secara sederhana merupakan ciri khas KH. Abdul Aziz dalam memberikan edukasi keagamaan terhadap masyarakat desa Moyoketen. Sebagaimana apa yang dituturkan oleh bapak Abdul Choliq selaku tokoh desa setempat sebagai berikut: kalau bentuk edukasi keagamaan, ya seperti ulama -ulama pada umumnya mas,, hampir sama,, seperti mendatangi rumah-rumah warga, kemudian dari perbincangannya, di selingi nasehat-nasehat keagamaan. 20 19 Data Penelitian, di Moyoketen Boyolangu Tulungagung, (20/06/2015) 20 Wawancara, Abdul Choliq, Tokoh Masyarakat Desa Moyoketen Boyolangu Tulungagung, (18/06/2015) 77

Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa nasehat keagamaan merupakan bagian edukasi keagamaan yang dilakukan KH. Abdul Aziz dalam upayanya menyebarkan agama Islam kepada warga masyarakat desa Moyoketen, Boyolangu, Tulungagung. b) Mengadakan kegiatan pengajian umum Pembekalan keagamaan melalui kegiatan pengajian rutin merupakan edukasi selanjutnya yang dilakukan KH. Abdul Aziz. Hal ini penting dilakukan, sebab untuk menjaga kemantepan iman warga desa setempat. Lebih lagi iman yang menjadi wadah bersemayamnya sifat keagamaan seseorang, memiliki sifat yazid wa yanqush (bertambah dan berkurang). Sebagaimana yang dituturkan oleh Agus Syamsul Umam, selaku penerus perjuangan dakwah KH. Abdul Aziz dalam hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti pada 23 Juni 2015 sebagai berikut: ya,, kalau bentuk pembekalan keagamaannya, KH. Abdul Aziz juga membuka pengajian untuk umum. ya,, tujuannya biar mereka tetap terdidik agama mas. selain itu, dengan diadakannya kegiatan rutin ini, dapat mempererat tali silaturakhim mas. mendekatkan hubungan kekeluargaan antar-sesama. Maklum dulunya itu warga masyarakat desa sini sedikit acuh terhadap tetangganya sendiri. 21 Dari pemaparan diatas, peneliti meyimpulkan bahwa ada beberapa keuntungan yang di dapat daari kegiatan edukasi keagamaan yang ditawarkan KH. Abdul Aziz, yaitu semakin eratnya hubungan antarsesama serta menambah semangat keagamaan bagi warga masyarakat desa setempat. 21 Wawanacara, Agus Syamsul Umam, Putra Kedua KH.Abdul Aziz, (23/06/2015) 78

c) Membantu memecahkan problem kehidupan masyarakat dengan menjadi tempat bertanya bagi masyarakat Memang tak dapat dipungkiri bahwasannya keutamaan orang yang berilmu adalah menjadi tempat bertanya bagi orang lain. Dan dari ciriciri tersebut, ia digambarkan oleh Allah Swt. Seperti lampu penerang yang berguna sebagai penunjuk arah bagi segolongan umat al alima shiroju ummatihi fil hidayah. Allah swt telah berjanji memberikan kamuliaan bagi orang yang berilmu. KH. Abdul Aziz adalah salah satu orang yang diberikan Allah swt berupa karomah. Maka tak khayal jika KH. Abdul Aziz di kenal masyarakat karena pengobatan spiritualnya. Bahkan kemasyhuran beliau tak hanya terdengar di desa saja melainkan di hampir seluruh sudut kota Tulungagung pun, mengenal sosok beliau. 22 Sebagaimana dalam wawancara lakukan kepada H. Abdul Choliq selaku tokoh setempat sebagai berikut: begini mas,, jadi memang benar mas,, kalau KH. Abdul Aziz masyhur karena ilmu dan kelebihan yang Allah berikan kepada beliau berupa keahlian pengobatan spiritual. Dengan kelebihan yang Allah berikan kepada beliau, KH. Abdul Aziz pun memanfaatkannya dengan baik. Salah satu buktinya, beliau juga pernah memuallafkan beberapa orang yang dulunya nonmuslim. 23 Dalam wawancara lain dengan bapak Agus Syaifudin Zuhri selaku putra KH. Abdul Aziz menuturkan: 22 Observasi, di Desa Moyoketen Boyolangu Tulungagung, (28/06/2015) 23 Wawncara, Abdul Choliq, Tokoh Masyarakat Desa Moyoketen, (18/06/2015) 79

keteguhan beliau terhadap konsep keberkahan memang sangat kuat mas. saya pernah mengalami dan menyaksikannya, ketika saya di panggil beliau, menyuruh saya untuk membakar uang ratusan ribu senilai sekitar Rp 5.000.000 di depan beliau mas. beliau melakukan ini, karena beliau sangat berhati-hati dalam memakan rezeki. Dari pemaparan di atas peneliti menyimpulkan bahwa ada beragam cara edukasi yang dilakukan KH. Abdul Aziz dalam menanamkan pemahaman keagamaan terhadap masyarakat desa Moyoketen, Bololangu, Tulungagung. 3. Faktor-Faktor Penghambat dan Pendukung Dalam Dakwah KH. Abdul Aziz. Dalam sebuah perjalanan dakwah tentu tak selamanya akan berjalan mulus sesuai dengan harapan. Pasti dalam suatu dakwah akan terjadi beberapa gesekan-gesekan yang menyebabkan terhambatnya proses dakwah-dakwah itu sendiri, seperti gesekan yang ditunjukkan oleh mad u. Sebaliknya, jika dalam dakwah yang dilakukannya berhasil, tentu ada beberapa faktor yang menyebabkan itu semua. Sebagaimana dalam wawancara yang peneliti lakukan terhadap bapak Nashikuddin Alwie pada tanggal 17 Juni 2015 beliau menuturkan: ehm,,, tentang faktor penghambat dan pendukung,,, jadi begini mas,,, mengenai faktor penghambatnya, pada saat itu, memang masyarakat desa Moyoketen itu masih fanatik terhadap bendabenda ghaib mas. sementara, ajaran yang KH. Abdul Aziz kenalkan terhadap masyarakat desa Moyoketen sangat jauh dari hal-hal tersebut. oleh karena itulah, mereka yang fanatik, merasa kepercayaan yang mereka anut semala ini mengalami ancaman dari KH.Abdul Aziz 80

Lalu apa yang menjadi alasan bagi mereka mempertahankan kepercayaan terhadap roh-roh atau benda-benda ghaib? alasannya, pertama, kepercayaan itu memang merupakan turun temurun dari nasab sebelumnya. kedua, mereka tidak terikat suatu hukum ketika mereka melakukan tindakan santet untuk mengalahkan lawan bisnisnya. Sehingga mereka merasa bebas untuk melakukan sesuatu demi kesenangan mereka. Adakah faktor lain yang menjadi penyebab bagi mereka untuk sulit menghilangkan kepercayaan-kepercayaan tersebut? alasan lainnya, yaitu karena rendahnya latar belakang pendidikan masyarakat sini mas,, karena rendahnya latar belakang pendidikan itulah, mereka sulit di ajak untuk berfikir logis Selanjutnya, faktor apa saja yang menjadi pendukung keberhasilan dakwah yang dilakukan KH. Abdul Aziz? kalau faktor pendukungnya, yang pertama, karena sifat kebaikan beliau dalam bersosial. Beliau sangat aktif dalam kegiatan gotong royong, seperti kerja bakti, beliau juga santun dalam bertutur kepada orang lain. Kedua, karena kealiman beliau. Ketiga, karena karomah yang Allah titipkan kepada beliau, sehingga membuat orang lain semakin yakin terhadap apa saja yang beliau sampaikan. Hal itu juga diperkuat oleh pernyataan bapak H. Abdul Choliq dalam wawancara pada tanggal 18 Juni 2015 bahwa: jadi begini mas,,, kalau faktor penghambatnya, itu memang berasal dari masyarakatnya itu sendiri. Masyarakat sini dulu memang sudah terlanjur melestarikan budaya jawa mas, sehingga mereka sulit untuk menerima ajaran baru. Sementara, untuk faktor pendukungnya, selain dari kepribadian KH. Abdul Aziz yang baik, juga dikarenakan adanya bantuan dorongan psikologis dari ulama Tulungagung. Serta beliau juga mendapatkan dorongan materi dari warga sekitar yang telah bersimpati kepada beliau. Seperti mewaqafkan tanahnya untuk kepentingan berdakwah, yang saat ini telah dijadikan madrasah dan pesantren. 81

Dari paparan data diatas dapat peneliti simpulkan bahwa kompetensi sosial yang dimiliki oleh seorang da i merupakan faktor terpenting dalam membangun komunikasi yang baik kepada umatnya. Sehingga, dengan semakin baiknya hubungan antara da i dan mad u, maka semakin besar pula kemungkinan akan keberhasilan dakwah yang dilakukan oleh seorang juru dakwah. B. Temuan Penelitian ` Berdasarkan paparan data yang diperoleh dari lapangan, peneliti menemukan sebagai berikut: 1. Deskripsi Keagamaan Masyarakat Desa Moyoketen, Boyolangu, Tulungagung. Seorang da i memiliki tujuan pokok dan fungsi yang sangat besar dalam mengabdikan dirinya untuk perubahan kondisi sosiokultural dalam suatu masyarakat menuju masyarakat yang lebih religius. Dengan tanggung jawab yang berat ini seorang da i harus di tuntut harus tlaten dalam menyampaikan petuah-petuah keagamaan serta mengajak umatnya menuju kesadaran beragama. Di tanah Jawa, sangat begitu erat dengan kebudayaan hindubudha. Dengan menjadikan patung, sesajen, dan benda-benda lain sebagai simbol keagamaan mereka. Kepercayaan yang telah di pegang oleh nenek moyang mereka sejak zaman dahulu, membuat masyarakat jawa semakin fanatik terhadap kepercayaan tersebut. 24 24 Observasi, di Desa Moyoketen Boyolangu Tulungagung (27/06/2015) 82

Maka tak heran, apabila pada saat penyebaran agama yang dilakukan oleh seorang da i mengalami penolakan yang tidak sedikit dari masyarakat jawa. Sebab mereka menganggap bahwa apa yang telah menjadi bagian hidup mereka, mengalami ancaman dari ajaran dakwah yang disampaikan seorang da i. Oleh karena itu, seorang da i harus mampu memberikan bentuk pendekatan yang apik dalam menyebarkan ajaran agama yang ia bawa. Sehingga, upaya dakwah yang ia lakukan memiliki daya tawar yang menarik di mata masyarakat atau umatnya. Lebih dari itu, pembekalan keagamaan pun harus tetap diberikan oleh da i kepada umatnya secara berkelanjutan, suapaya pemahaman dan penghayatan mereka terhadap agama pun semakin matang dan mandiri. 2. Strategi Dakwah Dilakukan KH. Abdul Aziz Terhadap Masyarakat Desa Moyoketen, Boyolangu, Tulungagung Sebelum melaksanakan kegiatan dakwah, seorang da i harus mengetahui terlebih dahulu latar belakang kondisi sosio-kultural dari masyarakat yang akan diberikannya edukasi. Hal ini penting dilakukan, sebab dengan mengetahui kondisi sosio-kultural tersebut, seorang da i akan mengetahi selera-selera dari masyarakat terbut. Sehingga, dari apa yang ia peroleh, pelajari, dan amati, ia akan mengetahui bagaimana cara seorang da i dalam mengambil hati masyarakat tersebut. 83

Artinya seorang da i baru akan mengetahui strategi yang tepat dalam menemukan formulasi pengentasan kemiskinan iman, manakala seorang da i terlebih dahulu mempelajari dan mengamati kondisi sosio-kultural dari obyek kegiatan dakwahnya. Dengan pendekatan secara psikologis, seseorang akan lebih cepat dalam menerima pesan yang disampaikan oleh seorang da i. Selain itu, untuk menambah keteguhan seorang da i dalam menjalankan misi dakwahnya, seorang da i hendaknya juga sering membaur dengan sesama da i atau ulama yang lebih senior. Sebab dengan begitu, spirit keagamaan yang dipegang seorang da i tadi akan tetap terjaga karena ada pengaruh positif dari manfaat bersilaturakhim. 25 Dengan pendekatan-pendekatan yang telah dilakukan seorang da i, maka untuk mempertegas startegi dakwah yang dilakukan, selayaknya seorang da i pun sebaiknya membuat suatu wadah yang akan dijadikan sebagai pusat kegiatan keagamaan, yang nantinya dapat mempermudah seorang da i dalam mengintegrasikan masyarakatnya dan menyebarkan dakwahnya melalui majlis ta lim. Dengan adanya ketepatan dalam memilih serta memilah strategi dalam berdakwah, tentunya hal itu menjadi langkah awal yang bagus menuju keberhasilan dalam berdakwah. 25 Observasi, di Desa Moyoketen Boyolangu Tulungagung (27/06/2015) 84

Pembekalan keagamaan merupakan syarat mutlak dalam memelihara, mempertahankan, serta mengembangkan proses kegiatan berdakwah. seorang da i yang bertanggung jawab dalam hal ini, harus bisa mengayomi masyarakatnya secara total, agar dalam hubungannya dengan umat, tetap terjalin hubungan yang baik. Hal ini penting dilakukan sebab ada resiko yang sangat besar, apabila seorang da i tidak serius dalam memberikan edukasi keagamaan terhadap umatnya. Resiko yang paling besar adalah apabila komunikasi tidak lagi terjalin dengan baik antara da i dengan mad u, maka sangat berefek pada menurunnya semangat dari umat tersebut dalam mempelajari, mendalami, dan menghayati ajaran agama yang ia (da i) dengungkan selama ini. Maklum saja, ketika seorang umat yang baru saja menyicipi sentuhan dakwah dari seorang da i, ia masih belum cukup matang dalam memegang teguh konsep keimanan yang telah diajarkan seorang da i. Maka dari itu, ia masih sangat butuh bimbingan, pengajaran, pengawasan dan perhatian secara intens dan kontinyu. Sedangkan bentuk implementasi edukasi keagamaan, begitu beragam. Mulai dari perbincangan-perbincangan sederhana, mengadakan pembekalan keagamaan melalui majlis ta lim, sampai pada tataran pengobatan spiritual. Sebab pada tataran tertentu, seorang da i memang di tuntut oleh masyarakat untuk tak hanya fasih 85

menyampaikan dalil-dalil keagamaan, tetapi juga mampu memecahkan segala problem masyarakat yang begitu kompleks. 3. Faktor Penghambat dan Pendukung dalam dakwah KH. Abdul Aziz di Desa Moyoketen, Boyolangu, Tulungagung. Dalam menjalankan suatu misi dakwah, seorang da i pasti akan menemukan beberapa kejadian atau hal-hal yang menjadikan misi dakwah mengalami kesulitan dan kemudahan. Dalam hal ini, peneliti menemukan beberapa faktor yang menghambat dan mendorong dakwah KH. Abdul Aziz. Faktor pertama yang menjadi penghambat dalam berdakwah, adalah sikap terlalu fanatik yang dipegang oleh masyarakat desa Moyoketen, Boyolangu, Tulungagung kala itu terhadap kepercayaan peninggalan nenek moyang mereka, yakni percaya terhadap bendabenda yang diyakini memiliki kekuatan magis. Kedua, karena rendahnya latar belakang pendidikan pada masyarakat desa Moyoketen, Boyolangu, Tulungagung. Sehingga mereka sulit di ajak untuk berfikir logis. Sementara untuk faktor pendukungnya dalam misi dakwah KH. Abdul Aziz adalah karena kesantunan beliau dalam berkomunikasi terhadap masyarakat sekitar, keaktifan beliau dalam kegiatan bakti sosial, dan juga karena karomah yang Allah swt berikan kepada beliau berupa kemampuan pengobatan spiritual. 86