PERBEDAAN TINGKAT KEPUASAN PERAWAT DI RUANG MPKP DAN BUKAN MPKP DI RSUD KABUPATEN BATANG TAHUN 2013

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA FUNGSI PERAWAT SUPERVISOR DENGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT PELAKSANA DI RUANG INSTALASI RAWAT INAP RSUD 45 KUNINGAN TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. yang memilki peran dalam meningkatkan kesehatan masyarakat. Rumah sakit di

Gambaran Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan di Instalasi Rawat Inap Ruang B2 THT & Kulit Kelamin RSUP Dr. Kariadi Semarang

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE PENUGASAN DALAM MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL (MPKP) DI RSUD WATES

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN PERILAKU CARING PERAWAT DALAM MENINGKATKAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP

PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN PERILAKU PERAWAT

PENDAHULUAN INTISARI MUFLIH

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN KINERJA PERAWAT DALAM MEMBERIKAN ASUHAN KEPERAWATAN. Yulianto

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan. Pelayanan keperawatan sering dijadikan tolok ukur citra sebuah

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan dasar tersebut (Depkes, 2009). yang meliputi pelayanan: curative (pengobatan), preventive (upaya

BAB I PENDAHULUAN. atau manajemen untuk memberikan pelayanan yang terbaik. Manajemen

Jurnal Keperawatan JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan tugas memberi asuhan keperawatan (Arwani, 2006). perawat merasa puas dalam bekerja (Aditama,2006).

BAB III METODE PENELITIAN

Kata kunci : Orientasi Pasien Baru, Kepuasan Pasien.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGARUH PELATIHAN METODE ASUHAN KEPERAWATAN PROFESIONAL (MAKP) TIM TERHADAP PENERAPAN MAKP TIM DI RSUD DR. SOEGIRI LAMONGAN.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Rumah sakit merupakan sarana tempat pelayanan kesehatan. Pelayanan

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT KEPDA PASIEN DI RS AISYIYAH BOJONEGORO. Abstrak

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan nasional untuk peningkatan mutu dan kinerja pelayanan. kuantitas. Tenaga keperawatan di rumah sakit merupakan tenaga

BAB I PENDAHULUAN. bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan

BAB I PENDAHULUAN. dalam menyampaikan pendapat bagi warga negaranya, termasuk dalam masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN PERSEPSI TENTANG PUSKESMAS DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN MELAKUKAN PERAWATAN DI PUSKESMAS RAWAT INAP SRAGI I KABUPATEN PEKALONGAN

SKRIPSI. Disusun Oleh : Diajukan sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Keperawatan. NAMA : Yusstanto NIM : J

HUBUNGAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP MELATI RSUD SUBANG. Ibrahim N. Bolla, S.Kp.

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan masyarakat banyak, maka peranan pemerintah dalam pelayanan

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Puskesmas Baros Kota Sukabumi

Primary Nurses Supervision on Nursing Inervention by Associate Nurses

BAB I PENDAHULUAN. keperawatan profesional yang sistematik. Penerapan MPKP menjadi salah satu

BAB III METODE PENELITIAN

ejournal keperawatan (e-kp) Volume 1. Nomor 1. Agustus 2013

BAB I PENDAHULUAN. rawat inap, rawat jalan, dan rawat darurat (Permenkes No. 147 tahun 2010).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN PENERAPAN BUDAYA ORGANISASI DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RSUD AMBARAWA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Hubungan Perilaku Caring Perawat Dengan Tingkat Kepuasan Pasien yang Dirawat di Ruangan Kelas III Rumah Sakit Immanuel Bandung

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Pada era globalisasi, pelayanan prima merupakan. elemen utama di rumah sakit dan unit kesehatan.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang

A Study of the Completeness of Nursing Care Documentation in Inpatient Room Class I Utama and Class III at RSUD Bendan Kota Pekalongan

HUBUNGAN PERSEPSI PERAWAT PELAKSANA TENTANG KEMAMPUAN SUPERVISI KEPALA RUANG DENGAN KINERJA PERAWAT DI INSTALASI RAWAT

BAB I PENDAHULUAN. penyakit dan pemulihan kesehatan yang dilaksanakan secara serasi dan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (2013), rumah sakit adalah bagian integral dari suatu

BAB I PENDAHULUAN. Diharapkan) dengan rentang 3,2 16,6 %. Negara Indonesia data tentang KTD

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. profesional, perawat harus mampu memberikan perawatan dengan penuh kasih

BAB I PENDAHULUAN. meliputi kebijakan manajerial, kebijakan teknis serta pengembangan standar dan

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PERAWAT DENGAN SIKAP PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN SPIRITUAL PASIEN RAWAT INAP DI RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP PERAWAT DALAM PELAKSANAAN RONDE KEPERAWATAN DI RUANG ASTER DAN ICCU RSUD dr.

Evaluasi Pengembangan Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP) Di RSUD Djojonegoro, Temanggung

IVANA KUSUMA PARAHITA J

PENGARUH KINERJA PERAWAT DAN PENGORGANISASIAN TERHADAP PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP MENGGUNAKAN METODE TIM DI RSI FAISAL MAKASSAR

: Ajeng Pertiwi NPM : : Dr. Widyatmini, SE., MM

IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 3 No 1 - Januari 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Kepuasan pasien merupakan salah satu indikator penting yang harus

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. untuk mengkaji perbandingan terhadap pengaruh (efek) pada kelompok

EVALUASI PELAKSANAAN PERENCANAAN PULANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Sesuai dengan Kepmenkes No.1202/MENKES/SK/VIII/2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Upaya pembangunan keluarga sejahtera dan pemberdayaan bidan tidak

HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KEPATUHAN PERAWAT PELAKSANA DALAM MELAKSANAKAN PERAWATAN LUKAPOST OPERASI SESUAIDENGAN SOP DI RSUD BATANG

GAMBARAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RSUD SULTANSYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG MODEL ASUHAN KEPERAWATAN METODE TIM DENGAN IMPLEMENTASINYA DI RUANG BEDAH FLAMBOYAN RSUD DR SOETOMO SURABAYA

METODE PENUGASAN DALAM PELAYANAN KEPERAWATAN By setiadi

BAB 1 PENDAHULUAN. memperbaiki standar mutu pelayanannya. Dengan adanya peningkatan mutu

GAMBARAN KONSEP DIRI ORANG TUA DENGAN ANAK RETARDASI MENTAL DI SLB NEGERI WIRADESA KABUPATEN PEKALONGAN

BAB 5 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi, dengan rancangan

Summary FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA PERAWAT DI RS TOTO KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan kualitas pelayanan yang ditawarkan kepada konsumen dalam. merasakan kepuasan terhadap kualitas yang ditawarkan.

HUBUNGAN TINGKAT STRES KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk selalu melakukan perbaikan dan penyempurnaan guna

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dan harapan masyarakat tentang pelayanan kesehatan, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesadaran masyarakat

ANALISIS HUBUNGAN BEBAN KERJA DAN LAMA MASA KERJA DENGAN STRES PADA PERAWAT DI PUSKESMAS BLOOTO KOTA MOJOKERTO. Arief Fardiansyah 1 *)

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PERSETUJUAN... KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR TABEL... ix. DAFTAR SKEMA... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT DENGAN MOTIVASI PELAKSANAAN MODEL PRAKTIK KEPERAWATAN PROFESIONAL DI RUMAH SAKIT JOGJA KOTA YOGYAKARTA

HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE ASUHAN KEPERAWATAN PROFESIONAL(MAKP) DI INSTALASI RAWAT INAP

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah descriptive correlational yaitu

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. Bab ini menjelaskan kesimpulan dari temuan penelitian yang telah dilakukan dan

PENINGKATAN KINERJA PERAWAT DALAM PENERAPAN MPKP DENGAN SUPERVISI OLEH KEPALA RUANG DI RSJD SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. keinginan, dan harapannya dapat dipenuhi melalui jasa atau produk yang

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN GANGGUAN KARDIOVASKULAR YANG DIRAWAT DIRUANGAN ALAMANDA TAHUN 2015

BAB IV METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini adalah di RSUD Karangasem, Kabupaten

HUBUNGAN PELAKSANAAN MPKP METODE PENUGASAN PERAWAT PRIMER MODIFIKASI DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RUANG CENDRAWASIH RSUD WANGAYA DENPASAR TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Rumah sakit sebagai institusi penyedia jasa pelayanan kesehatan

HUBUNGAN PERAN KEPALA RUANG TERHADAP MOTIVASI KERJA PERAWAT DI RS. A JAKARTA

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

HUBUNGAN PENGEMBANGAN KARIER PERAWAT DENGAN KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN DI RSUD WONOSARI GUNUNGKIDUL NASKAH PUBLIKASI

Transkripsi:

PERBEDAAN TINGKAT KEPUASAN PERAWAT DI RUANG MPKP DAN BUKAN MPKP DI RSUD KABUPATEN BATANG TAHUN 2013 Oleh : Rokhyati dan Sakdiyah Abstrak Salah satu upaya peningkatan mutu keperawatan di rumah sakit dengan melakukan kegiatan berupa pengembangan Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP). Dari 11 ruang rawat inap di RSUD Kabupaten Batang yang telah menjalankan MPKP Pemula sebanyak 8 ruang dan yang menggunakan metode penugasan fungsional sebanyak 3 ruang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tingkat kepuasan perawat di ruang MPKP dan Bukan MPKP di RSUD Kabupaten Batang Tahun 2013. Desain penelitian menggunakan desain deskriptif dengan jenis study komparatif dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian adalah perawat di ruang rawat inap RSUD Kabupaten Batang bulan Juli 2013 sebanyak 129 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik angket. Hasil uji mann whitney diperoleh ρ value sebesar 0,011 < 0,05, maka H 0 ditolak, berarti ada perbedaan tingkat kepuasan perawat di ruang MPKP dan Bukan MPKP di RSUD Kabupaten Batang Tahun 2013. Penelitian ini memberikan gambaran kepuasan perawat MPKP dan Non MPKP sehingga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menerapkan metode keperawatan dalam pemberian asuhan keperawatan pada pasien, yang berdampak pada peningkatan kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan. Kata kunci : MPKP dan Non MPKP, Tingkat Kepuasan PENDAHULUAN Rumah sakit harus mempunyai pelayanan yang terorganisasi baik dengan perencanaan administrasi yang baku dan bertanggung jawab pada pasien. Rumah sakit juga harus memberikan pelayanan keperawatan lengkap dan terawasi selama 24 jam (Swanburg 2005, h. 45). Pelayanan keperawatan harus menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut. Pelayanan keperawatan dihadapkan pada kebutuhan pengembangan staf dan model pelayanan keperawatan dalam menghadapi perbaikan teknologi, memperbesar realibitas produk jasa, orientasi pelayanan pasien dan fleksibilitas dalam beradaptasi dengan perubahan (Swansburg 2005, h.64). Peningkatan pelayanan keperawatan telah dilakukan oleh berbagai pihak. Salah satu upaya peningkatan mutu keperawatan di rumah sakit dengan melakukan kegiatan berupa pengembangan Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP). MPKP diartikan sebagai suatu sistem (struktur, proses dan nilai-nilai profesional) yang memfasilitasi perawat profesional,

mengatur pemberian asuhan keperawatan, termasuk lingkungan tempat asuhan tersebut diberikan (Hoffart & Wodds, 1997, dalam Sitorus 2006, h.45). Berbagai model dikembangkan untuk dapat memberikan asuhan keperawatan profesional. Pengembangan MPKP dilakukan untuk memfasilitasi eksistensi diperlukan suatu kondisi atau lingkungan yang memungkinkan perawat profesional mengatur pemberian asuhan keperawatan. Berdasarkan evaluasi, MPKP dapat meningkatkan kepuasan klien, menurunkan angka perpindahan perawat, serta memperpendek lama rawat dan kepuasan perawat (Sitorus 2006, h. 75). Kepuasan perawat dapat ditingkatkan dengan proses keperawatan melalui pekerjaan yang dijalani dan meningkatkan perkembangan profesional. Peningkatan hubungan antara perawat dengan klien dapat dilakukan melalui penerapan proses keperawatan. Proses keperawatan memungkinkan suatu pengembangan kreativitas dalam menjelaskan masalah klien. Hal ini akan mencegah kejenuhan perawat dalam melakukan pekerjaan yang bersifat rutinitas serta mencegah perawat untuk melakukan pendekatan berorientasi terhadap tugas (task oriented approach) (Nursalam 2005, h.4). Sikap dan pandangan profesional serta wawasan perawat yang luas dapat diteruskan kepada perawat lain (Nursalam 2008, h. 37). Rumusan masalah penelitian adalah Apakah terdapat perbedaan tingkat kepuasan perawat di Ruang MPKP dan Bukan MPKP di RSUD Kabupaten Batang Tahun 2013. METODE PENELITIAN Desain penelitian menggunakan desain deskriptif dengan jenis study komparatif. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan cross sectional. Peneliti melakukan pengukuran terhadap variabel tingkat kepuasan perawat pada ruang rawat inap yang menggunakan metode keperawatan MPKP dan bukan MPKP. Populasi penelitian adalah perawat di ruang rawat inap RSUD Kabupaten Batang sebanyak 189 orang. Besarnya sampel penelitian yaitu sebanyak 129 orang Teknik pengambilan sampel menggunakan proportional random sampling Pengumpulan data penelitian ini menggunakan kuesioner dengan cara teknik angket. Pengolahan data melalui langkahlangkah editing, coding, processing dan cleaning. Penelitian ini menggunakan analisa univariat untuk mendeskripsikan tingkat kepuasan perawat dengan MPKP dan tingkat kepuasan perawat bukan MPKP dalam bentuk distribusi frekuensi dan prosentase. Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji Mann Whitney sesuai dengan tujuan 2

penelitian dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui perbedaan tingkat kepuasan perawat di ruang MPKP dan Bukan MPKP di RSUD Kabupaten Batang Tahun 2013 (tujuan komparasi) dengan jumlah sampel bebas terdiri dari perawat pelaksana MPKP dan bukan MPKP.. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Distribusi Tingkat Kepuasan Perawat diruang MPKP RSUD Kabupaten Batang Tahun 2013 Tingkat Kepuasan Jumlah Persentase Perawat MPKP (%) Puas Cukup puas Kurang puas 40 56 0 41,7 58,3 0 Total 96 100 Distribusi Kepuasan Perawat diruang Non MPKP RSUD Kabupaten Batang Tahun 2013 Tingkat Kepuasan Perawat Non MPKP Puas Cukup puas Kurang puas Jumlah Persentase (%) 1 28 4 3,0 84,8 12,2 Total 33 100 Perbedaan Tingkat Kepuasan Perawat di Ruang MPKP dan Bukan MPKP di RSUD Kabupaten Batang Tahun 2013 Tingkat Kepuasan MPKP Non MPKP Total N 96 33 129 Mean Rank 69,90 50,74 Sum of Ranks 6710,50 1674,50 value 0,011 B. Pembahasan 1. Tingkat Kepuasan Perawat MPKP Model praktik keperawatan profesional (MPKP) adalah suatu sistem (struktur, proses dan nilai-nilai profesional), yang memfasilitasi perawat profesional, mengatur pemberian asuhan keperawatan, termasuk lingkungan tempat asuhan tersebut diberikan (Sitorus, 2006 h.45). MPKP dapat meningkatkan kepuasan perawat sehingga menurunkan angka perpindahan perawat dan meningkatkan kepuasan klien serta memperpendek lama rawat (Sitorus 2006, h. 75). Kepuasan kerja perawat akan menghasilkan kepuasan pada pemakai jasa keperawatan, baik masyarakat maupun institusi tempat bekerja. (Nursalam 2008, h. 37). Penerapan metode MPKP dalam asuhan keperawatan dapat memberikan kepuasan bagi perawat dan bahkan pasien. Hal ini sesuai dengan penelitian Tukimin (2005) yang menyatakan bahwa kelompok kasus yang mendapat implementasi MPKP memiliki tingkat kepuasan yang lebih baik dari pada kelompok kontrol tanpa implementasi 3

MPKP, terdapat perbedaan tingkat kepuasan untuk dimensi tangible, responsiveness dan assurance, tidak terdapat perbedaan tingkat kepuasan berdasarkan dimensi reliability dan emphaty, terdapat perbedaan tingkat kepuasan pasien kelompok kasus dan kontrol serta implementasi MPKP dengan metode tim primer. 2. Tingkat Kepuasan Perawat Non MPKP Metode non MPKP yang diterapkan di RSUD Kabupaten Batang adalah metode fungsional. Metode fungsional adalah model pemberian asuhan keperawatan yang menekankan pada penyelesaian tugas dan prosedur. Setiap perawat diberi satu atau beberapa tugas untuk dilaksanakan kepada semua klien di suatu ruangan. Prioritas utama yang dikerjakan adalah kebutuhan fisik dan kurang menekankan pada pemenuhan kebutuhan secara holistik (Sitorus, 2006, h. 34). Penerapan metode fungsional dengan pelayanan keperawatan terpisah pisah, tidak dapat menerapkan proses keperawatan, dan persepsi perawat cenderung kepada tindakan yang berkaitan dengan ketrampilan saja, menyebabkan perawat tidak puas terhadap pekerjaan yang dilakukan (Nursalam 2002, h.144). Hal ini sesuai dengan Sitorus (2006, h.34) yang menyatakan bahwa kekurangan metode Non MPKP adalah metode ini kepala ruangan menentukan tugas setiap perawat dalam satu ruangan. Perawat akan melaporkan tugas yang dikerjakan kepada kepala ruangan dan kepala ruangan tersebut bertanggung jawab dalam membuat laporan klien. 3. Perbedaan Tingkat Kepuasan Perawat di Ruang MPKP dan Bukan MPKP Hasil uji mann whitney diperoleh ρ value sebesar 0,011 < 0,05, maka H 0 ditolak, berarti ada perbedaan yang signifikan tingkat kepuasan perawat di ruang MPKP dan bukan MPKP di RSUD Kabupaten Batang Tahun 2013. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepuasan perawat MPKP lebih baik daripada perawat non MPKP. Hal ini sesuai dengan pendapat Kusnanto (2004, h.124-125) yang menyatakan bahwa kelebihan metode MPKP adalah memberikan kepuasan kerja bagi perawat. Kepuasan kerja perawat MPKP lebih baik daripada perawat non MPKP karena di ruang MPKP setiap perawat diberi kesempatan yang sama untuk 4

mengembangkan ketrampilan dan profesionalisme seperti pengaturan pekerjaan yang komprehensif. Hal ini sesuai dengan Gunarsa (2008, h.83) yang menyatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja adalah faktor fisologis. Penerapan metode MPKP dalam asuhan keperawatan lebih baik daripada metode yang lain karena penerapan metode MPKP lebih fokus pada kebutuhan klien sehingga perawat dituntut dapat memberikan pelayanan keperawatan yang baik dan sesuai dengan kebutuhan pasien. Hal ini sesuai dengan Kusnanto (2004, h.124-125) yang menyatakan bahwa kelebihan metode MPKP dari pada metode yang lain adalah sistem ini memberikan otonomi kepada perawatan dan kesinambungan asuhan, model praktik keperawatan profesional dapat dilakukan atau diterapkan, memungkinkan asuhan keperawatan yang komprehensif, memungkinkan penerapan proses keperawatan, memberikan kepuasan kerja bagi perawat dan memberikan kepuasan bagi klien dan keluarga menerima asuhan keperawatan. Rumah sakit sebaiknya mempertimbangkan untuk menggunakan metode MPKP dalam pemberian asuhan keperawatan karena metode ini dapat memberikan kepuasan bagi pasien dan kepuasan bagi perawat. Hal ini sesuai dengan Moeljono (2006, h.113) yang menyatakan bahwa kepuasan kerja akan membentuk sikap dan perilaku positif terhadap pekerjaannya. Selanjutnya karyawan akan lebih bergairah dalam melaksanakan pekerjaan serta dapat mencurahkan segenap kemampuan atau pun perhatiannya pada pekerjaan, sehingga hasil kerjanya akan bertambah baik dan lebih efisien dan klien pun akan merasa puas. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dengan judul Perbedaan Tingkat Kepuasan Perawat di Ruang MPKP dan Bukan MPKP di RSUD Kabupaten Batang Tahun 2013 dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Tingkat kepuasan perawat MPKP diketahui lebih dari separuh yaitu 56 orang (58,3%) cukup puas dan puas sebanyak 40 orang (41,7%). 2. Tingkat kepuasan perawat Non MPKP diketahui hampir semua yaitu 28 orang (84,8%) cukup puas. 3. Ada perbedaan yang signifikan antara tingkat kepuasan perawat di ruang MPKP 5

dan Bukan MPKP di RSUD Kabupaten Batang Tahun 2013 dengan ρ value sebesar 0,011 SARAN 1. Bagi Rumah Sakit a. Penelitian ini hendaknya dapat memberikan informasi tentang kepuasan perawat MPKP dan Non MPKP sehingga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menerapkan metode keperawatan dalam pemberian asuhan keperawatan pada pasien, yang berdampak pada peningkatan kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan. b. Pihak rumah sakit sebaiknya mengadakan pelatihan MPKP pada semua perawat yang belum mengikuti pelatihan MPKP. 2. Bagi Peneliti Selanjutnya Dapat dijadikan data dasar dan pengembangan penelitian selanjutnya dengan desain yang berbeda tentang kepuasan pasien pada ruang dengan metode MPKP. Gunarsa, Singgih 2008, Psikologi Perkembangan Diri, Penerbit Grasindo, Jakarta Kusnanto, 2004, Pengantar Profesi dan Praktik Keperawatan Profesional, EGC Jakarta Moeljono, Djokosantoso, 2006, Budaya Korporat dan Keunggulan Korporasi, PT Elex Media Komputindo, Jakarta Nursalam, 2005, Pendidikan Dalam Keperawatan, Salemba Medika, Jakarta, 2007, Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional, Edisi 2, Penerbit Salemba Medika, Jakarta Sitorus, Ratna, 2006, Model Praktik Keperawatan Profesional Di Rumah Sakit, EGC Jakarta Sitorus dan Yulia, 2006, Model Praktik Keperawatan Profesional Di Rumah Sakit Panduan Implementasi, Jakarta, EGC Swanburg, Russel, 2005, Pengantar Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan untuk Perawat Klinis, Penerbit EGC, Jakarta DAFTAR PUSTAKA 6