21 IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan secara langsung di Hutan Pendidikan Gunung Walat. Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan yaitu pada bulan Maret sampai dengan bulan Mei 2012. 4.2 Alat dan Bahan Penelitian Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Alat tulis, jam tangan, kamera digital Canon EOS 20 D, kompas, label, peta kawasan, pita meter, plastik sampel, tali plastik, tally sheet, teropong binokuler, GPS Garmin 60 CSX, Microsoft Excel 2007, perangkat lunak minitab 16, IBM SPSS Statistic 19 dan ArcGis 9.3. 4.3 Jenis Data yang Dikumpulkan Jenis data yang dikumpulkan yaitu data primer dan data sekunder. Data primer berupa : 1. Parameter Demografi, meliputi ukuran populasi, kepadatan populasi, jumlah populasi berdasarkan struktur umur, jenis kelamin, sex rasio, angka kelahiran dan angka kematian. 2. Wilayah jelajah berupa data pergerakan satwa. 3. Habitat, meliputi faktor fisik yaitu ketinggian tempat, suhu, kelembaban dan kelerengan. Faktor biotik adalah struktur dan komposisi vegetasi serta potensi tumbuhan pakan. Data sekunder berupa : peta digital HPGW, data dan informasi lain yang diperlukan melalui studi literatur dari text book, skripsi, tesis, disertasi, jurnal dan laporan penelitian. 4.4 Metode Pengumpulan Data Data sekunder diperoleh dari wawancara dengan pengelola kawasan dan studi literatur seperti text book, data hasil penelitian sebelumnya (skripsi, tesis, desertasi dan laporan penelitian), jurnal dan lain-lain).
22 Data primer ekologi diperoleh dengan pendekatan pengamatan langsung (observational approach) di lapangan. 1. Parameter Demografi Pengumpulan data parameter demografi dilakukan dengan cara sensus. Metode yang digunakan adalah metode penghitungan titik konsentrasi (consentrartion count) berdasarkan survey awal dan informasi dari petugas HPGW. Pengamatan dilakukan sebanyak dua kali yaitu pada pagi hari (07.00-09.00) dan sore hari (15.00-18.00) selama 3 kali dengan ulangan 3 kali masingmasing 5 menit. Data yang dicatat selama pengamatan adalah jumlah individu tiap kelompok, jumlah individu berdasarkan jenis kelamin dan kelas umur. Jumlah individu yang dicatat merupakan individu yang ditemukan/ dijumpai langsung dalam pengamatan. Sehubungan sulitnya mengetahui secara pasti umur monyet ekor panjang di lapangan, maka pembagian kelas umur didasarkan pada ukuran kualitatif yang mencakup kelas umur bayi, anak, muda, dan dewasa. 2. Wilayah jelajah Data wilayah jelajah dilakukan dengan cara mengambil titik koordinat pergerakan monyet ekor panjang dengan menggunakan GPS. Pengumpulan data dilaksanakan dengan cara mengikuti pergerakan satwa dimulai pada pagi hari (07.00 WIB) sampai sore hari (18.00). Pengambilan data dilaksanakan sebanyak 4 kali. 3. Habitat Terdiri dari kondisi fisik dan biotik. Pengumpulan data kondisi fisik habitat berupa ketinggian tempat, suhu, kelembaban, kelerengan. Pengumpulan data kondisi biotik (tumbuhan) dilaksanakan dengan menggunakan petak contoh berbentuk jalur (Kartono, 2000). Jumlah petak ukur adalah 12 buah di 4 habitat ditemukannya kelompok monyet ekor panjang. Arah jalur Utara Selatan. Data yang dikumpulkan, meliputi : a. Tingkat Pohon Jenis, jumlah, diameter tingkat pohon, yaitu pohon-pohon yang memiliki diameter setinggi dada (dbh) ± 130 cm dari permukaan tanah atau 20 cm di atas banir > 20 cm.
23 b. Tingkat Tiang Jenis, jumlah, diamater tingkat tiang, yaitu pohon-pohon yang memiliki diameter setinggi dada (dbh) ± 130 cm dari permukaan tanah atau 20 cm di atas banir lebih besar 10-19 cm. c. Tingkat Pancang Jenis dan jumlah tingkat pancang, yaitu anakan pohon dengan tinggi lebih dari 1,5 meter dengan diameter setinggi dada < 10 cm. d. Tingkat Semai Jenis dan jumlah semai, anakan pohon dengan tinggi < 1,5 m. DD C B A D C B Gambar 3. Bentuk jalur pengamatan vegetasi A = Petak pengamatan tingkat pohon, ukuran 20 m X 20 m B = Petak pengamatan tingkat tiang, ukuran 10 m X 10 m C = Petak pengamatan tingkat pancang, ukuran 5 m X 5 m D = Petak pengamatan tingkat semai, ukuran 2 m X 2 m Selain itu juga dilaksanakan pengumpulan data potensi tumbuhan pakan. Pengumpulan data dilaksanakan dengan pengamatan langsung jenis pakan dan bagian apa yang dimakan (daun, buah, dll) selama 4 hari, dilakukan bersamaan dengan pengumpulan data wilayah jelajah. 4.5 Metode Analisis Data 1. Parameter Demografi a. Ukuran populasi dari hasil sensus adalah jumlah terbanyak dari keseluruhan pengamatan.
24 b. Kepadatan (density) Kepadatan populasi diperoleh dengan menghitung jumlah individu per luas areal studi. P = Populasi, A = luas HPGW c. Sex rasio Sex ratio diperoleh dengan menghitung jumlah jantan dan betina (Santosa dan Sitorus, 2008). Sex Rasio dihitung dengan rumus berikut ini: S = Sex Ratio Y = Jumlah Individu Jantan, X = Jumlah Individu Betina d. Angka kelahiran Angka kelahiran diperoleh dengan menghitung jumlah individu baru atau jumlah anak secara keseluruhan dan dibandingkan dengan jumlah total betina dewasa (Santosa dan Sitorus, 2008). Persamaan yang digunakan : b = angka kelahiran kasar B = jumlah individu bayi, N = Jumlah seluruh individu betina produktif e. Angka kematian Angka kematian diperoleh dari hasil wawancara dengan pengelola dan masyarakat sekitar HPGW. Menurut Santosa dan Sitorus (2008) persamaan yang digunakan untuk menghitung angka kematian adalah :
25 d = angka kematian kasar D = jumlah individu yang mati dari semua sebab dalam waktu satu tahun N = Jumlah seluruh anggota populasi f. Struktur umur Struktur umur adalah perbandingan jumlah individu di dalam setiap kelas umur dari suatu populasi. Struktur umur diperoleh dengan menghitung dan mengelompokan jumlah jantan dewasa, betina dewasa, jantan muda, betina muda, anak dan bayi (Santosa dan Sitorus, 2008). 2. Wilayah jelajah Titik koordinat unit contoh yang dikumpulkan dengan GPS reciever dalam WGS 84 UTM Zone 48S dipetakan dan kemudian dianalisis menggunakan perangkat lunak ArcGIS 9.3. Analisis dilakukan dengan cara menghubungkan titik-titik koordinat terluar (maximum convex polygon) tempat monyet ekor panjang beraktivitas. Analisis diskriptif dilakukan pada masing-masing wilayah jelajah monyet ekor panjang. 3. Habitat Analisa kondisi biotik menggunakan analisa vegetasi. Anveg digunakan untuk mengetahui susunan (komposisi jenis) dan bentuk (struktur) vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan dalam ekologi tumbuhan. Menurut Soerianegara dan Indrawan (1988) rumus yang digunakan untuk menghitung kerapatan (K), kerapatan relative (KR), frekwensi (F), frekwensi relative (FR), dominasi (D) dan dominasi relative (DR) adalah sebagai berikut :
26 INP (Indeks Nilai Penting) untuk tingkat tiang dan pohon = KR+FR+DR, sedangkan untuk tingkat semai dan pancang INP=KR+FR 4. Faktor dominan komponen habitat Penentuan faktor dominan penggunaan habitat oleh monyet ekor panjang akan dianalisis dengan menggunakan pendekatan regresi linier berganda yang diolah dengan software IBM SPSS Statistic 19 melalui metode stepwise. Dalam hal ini akan dianalisis hubungan antara peubah tidak bebas (Y) dengan peubah bebas (X). Peubah tidak bebas (Y) adalah jumlah individu monyet ekor panjang, sedangkan peubah bebas (X) adalah peubah-peubah yang berasal dari faktor fisik dan biotik habitat yang diduga mempengaruhi populasi monyet ekor panjang pada tempat tersebut. Persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut : Y = b 0 + b 1 x 1 + b 2 x 2 + + b 5 x 5 + ε Y = jumlah individu b 0 = nilai intersep b1 = nilai koefisien regresi ke-1 x1 = ketinggian tempat x2 = suhu x3 = kelembaban x4 = kelerengan x5 = kerapatan pohon Hipotesa : Ho : b1=b2=..=b5 (semua variable bebas x tidak mempunyai pengaruh terhadap variable tidak bebas Y) Ho : b1 b2.. b5 (minimal ada satu variable bebas x yang mempunyai pengaruh terhadap variable tidak bebas Y) Jika nilai p < 0.05 maka tolak Ho dan jika p > 0.05 terima Ho.
27 5. Uji hubungan Uji ini dilakukan untuk mengetahui adanya hubungan antara : - Faktor fisik lingkungan dengan keberadaan monyet ekor panjang, - Ukuran kelompok dengan luas wilayah jelajah harian, wilayah jelajah selama empat hari, jarak jelajah harian dan jarak jelajah selama empat hari. Hipotesa yang dibangun adalah Ho : Tidak ada hubungan H1 : Ada hubungan Uji hubungan dilakukan menggunakan uji statistik dengan metode Chi square. Software yang digunakan adalah Minitab 16, apabila P-Value < 0,05 artinya tolak Ho. Rumus yang digunakan : Dimana : Oi = Nilai hasil pengamatan, Ei = Nilai harapan