HUBUNGAN DISIPLIN BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 2 PONRE KABUPATEN BONE.

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses belajar disiplin belajar sangat penting dalam menunjang

BAB I PENDAHULUAN. dan juga dipersiapkan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENGARUH KEDISIPLINAN SISWA DI SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA TEKNIK PENDINGIN

Nisa Dian Rachmawati* Wahyudin Noe ABSTRAK

KORELASI KEDISIPLINAN BELAJAR DI RUMAH DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SD NEGERI 19 BANDA ACEH. Abstrak

BAB II LANDASAN TEORITIS. Para ahli psikologi banyak mengemukakan tentang pengertian belajar,

I. PENDAHULUAN. nasional yaitu membangun kualitas manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB II KAJIAN PUSTAKA

HUBUNGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR DASAR KOMPETENSI KEJURUAN SISWA SMK MUHAMMADIYAH 1 PADANG

II. TINJAUAN PUSTAKA

Tujuan pendidikan nasional seperti disebutkan dalam Undang-Undang. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (3)

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

saaaaaaaa1 BAB I PENDAHULUAN

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR,DAN HIPOTESIS. kewajiban belajar secara sadar dan menaati peraturan yang ada di lingkungan

HUBUNGAN ANTARA PENANAMAN NILAI KEDISIPLINAN TERHADAP HASIL BELAJAR PKN PADA SISWA KELAS IV DI SD NEGERI 1 PAGAR AIR KABUPATEN ACEH BESAR

HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN GURU BK (KONSELOR) DENGAN MINAT BELAJAR SISWA DI SMPN 3 TANJUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan suatu tempat dimana bagi peserta didik untuk

BAB I PENDAHULUAN. terduga makin mempersulit manusia untuk meramalkan atau. dibutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas.

HUBUNGAN KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII MTs NEGERI MODEL KOTA JAMBI SKRIPSI

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Hasil Belajar. a. Pengertian Hasil Belajar

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN DISIPLIN TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA DI SMP KARYA INDAH KECAMATAN TAPUNG FITRIANI

Oleh MOCH. RIZKI FAUZI NPM :

STUDI TENTANG FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI I TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

HUBUNGAN DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 18 BANDA ACEH. Zainidar Aslianda, Israwati, Nurhaidah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan mengoptimalkan perkembangan potensi,

HUBUNGAN KEDISIPLINAN DI SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X SMK KARTANEGARA KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI

Jurnal Taman Vokasi Vol. 1. No

SKRIPSI. Oleh: SUKARYATI NPM : P

HUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA DENGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DI RUMAH PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 KEBONAGUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Marina Tri Handhani. Universitas Sebelas Maret Surakarta

PENDAHULUAN Keberhasilan siswa dalam belajar salah satunya dapat dilihat dari hasil belajar. Menurut Syah (2013) hasil belajar dipengaruhi oleh dua

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan,

KONTRIBUSI KOMPETENSI MEMBACA GAMBAR TEKNIK TERHADAP KOMPETENSI TEKNIK PEMESINAN BUBUT SISWA SMK

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Disiplin merupakan perasaan taat dan patuh terhadap nilai-nilai yang

BAB I PENDAHULUAN. hidup manusia. Hal ini akan terus berubah seiring dengan perubahan yang

PENGARUH MINAT BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA. KELAS VIII MTs MUHAMMADIYAH WARU TAHUN AJARAN 2013/2014

keluarga yang lain. Terutama dengan orang tua.. Karena orang tua menyediakan fasilitas belajar siswa,

HUBUNGAN KEBIASAAN DISIPLIN DI SEKOLAH DENGAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS III SD SE-GUGUS 4 KECAMATAN BLIMBING KOTA MALANG

PENGARUH REWARD AND PUNISHMENT

NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sosial budaya dimana individu tersebut hidup.

BAB 1 PENDAHULUAN. Sanusi dalam Mulyasa (2008:3) perubahan itu mencakup perkembangan masyarakat

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KEDISIPLINAN ANAK DI SEKOLAH KELOMPOK A TK ISLAM ORBIT 2 PRAON NUSUKAN SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. tidak pernah dikenalkan pada aturan maka akan berperilaku tidak disiplin

Jurusan Pendidikan Ekonomi Prodi S1 Pendidikan Ekonomi

BAB II LANDASAN TEORI. Disiplin mempunyai makna yang luas dan berbeda beda, oleh karena itu. batasan lain apabila dibandingkan dengan ahli lainnya.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. lingkungan tersebut mengalami perubahan, sehingga fungsi intelektual semakin

BIORMATIKA Jurnal Ilmiah FKIP Universitas Subang Vol. 2 No.1 Pebruari 2016 ISSN

PENGARUH MOTIVASI DAN DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN

PENGARUH KONDISI SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1

Pengaruh Tingkat Disiplin Dan Lingkungan Belajar Di Sekolah Terhadap Prestasi Belajar Siswa

BAB I PENDAHULUAN. datang, jika suatu bangsa memiliki sumber daya manusia yang berkualitas

HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

HUBUNGAN ANTARA BIMBINGAN KARIR DENGAN PENGEMBANGAN BAKAT DAN MINAT PADA SISWA KELAS XI SMKN 1 BANDUNG KOTA TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Oleh. Hamidah SDN 1 Cakranegara

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL BELAJAR SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK NEGERI 01 LIWA

PENGARUH KEDISIPLINAN DAN AKTIVITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

Ekspose Vol. XXVI, Nomor 1, Januari-Juni 2017

PENGARUH DISIPLIN TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA RUMAH SAKIT PARU PROVINSI JAWA BARAT DI KABUPATEN CIREBON

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wadah yang didalamnya terdapat suatu

BAB IV HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA STAIN PEKALONGAN JURUSAN TARBIYAH PRODI PAI ANGKATAN 2012

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian Penelitian ini menggunakan metode tryout atau uji coba sehingga

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA PADA SISWA KELAS VIII MTS NEGERI 1 PANGANDARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran discovery (penemuan) adalah model mengajar yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB II KAJIAN PUSTAKA

HUBUNGAN PERAN GURU DALAM MENDISIPLINKAN SISWA TERHADAP AKTIVITAS PEMBELAJARAN SISWA DI SMPN-5 PALANGKA RAYA

Jurnal SAP Vol. 1 No. 1 Agustus 2016 ISSN: X

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Sebaliknya, masyarakat yang sejahtera memberi peluang besar bagi

PERBEDAAN KONSEP DIRI NEGATIF ANTARA REMAJA YANG SEKOLAH DAN REMAJA YANG PUTUS SEKOLAH. Nurul Uliyah Fakultas Psikologi Universitas Yudharta Pasuruan

KORELASI KESULITAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN COMPUTER NUMERICAL CONTROL SISWA SMK

III METODE PENELITIAN. Penelitian akan dilaksanakan di SD Negeri 3 Gedung Air kecamatan. Tanjung Karang Barat Kota Bandar Lampung.

ARTIKEL ILMIAH HUBUNGAN PENGAWASAN ORANG TUA DENGAN DISIPLIN BELAJAR SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 1 MUARO JAMBI OLEH :

PENDAHULUAN Terdapat dua faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu faktor intern dan ekstern. Faktor intern yaitu faktor yang ada dalam diri

HUBUNGAN ANTARA KONDISI LINGKUNGAN SEKOLAH DENGAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

BAB II KAJIAN TEORI. yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam

Penerapan Metode Diskusi Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Kelas IV SDN 1 Tonggolobibi Mata Pelajaran IPS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 KONTRIBUSI POLA ASUH ORANG TUA DI DALAM KELUARGA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SD KELAS III

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamis dalam diri (inner drive) yang mendorong seseorang. arti tidak memerlukan rangsangan (stimulus) dari luar dirinya,

BAB II KAJIAN TEORI. seseorang. Belajar merupakan kegiatan yang berproses dan merupakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sangat pesat dari waktu ke waktu. Sehingga saat ini. semakin maju taraf hidup dan kesejahteraan penduduknya.

ABSTRAK. Kata kunci: bimbingan karir, motivasi, prestasi belajar

BAB II HASIL BELAJAR DAN METODE DRILL. terpenting dalam pembelajaran. Menurut Nana Sudjana 1, definisi dari. dan psikomotorik. Dimyati dan Mudjiono, 2

HUBUNGAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 10 MALANG SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2012/2013

TINJAUAN PUSTAKA. A. Metode Demonstrasi. Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan, angkatan 2010.

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dan metode pengajaran yang tepat. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tidak ditunjang dengan tenaga kerja yang cakap maka kemungkinan besar sasaran

BAB II KAJIAN TEORI. aspek organism atau pribadi. 1. interaksi dengan lingkungan. 2. interaksi dengan lingkungan. 3

BAB I PENDAHULUAN. mengalami proses pendidikan yang didapat dari orang tua, masyarakat maupun

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu

PRADIFTA YUYUN SETYANINGRUM K

PENGARUH SUASANA BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP INTENSITAS BELAJAR SERTA DAMPAKNYA PADA PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

Transkripsi:

HUBUNGAN DISIPLIN BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 2 PONRE KABUPATEN BONE Sultan Hasanuddin Dosen SKI Prodi Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Watampone Email :sultanhasanuddinbone@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antara disiplin belajar siswa dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam siswa kelas VIII di SMPN 2 Ponre Kabupaten Bone Sampel yang digunakan adalah sampel jenuh yaitu mengunakan seluruh anggota populasi sebagai sampel yang berjumlah 30 Siswa. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah angket dan dokumentasi. Data dianalisis dengan korelasi product momen dengan bantuan software SPSS 20.00 for windows Hasil penelitian menunjukkan nilai koefisien korelasi antara disiplin belajar dengan hasil belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam siswa kelas VIII SMPN 2 Ponre Kabupaten Bone yaitu sebesar 0,932, yang artinya disiplinan belajar berkorelasi positif dan erat dengan hasil belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam siswa kelas VIII SMPN 2 Ponre Kabupaten Bone. Kata Kunci: Disiplin belajar, hasil belajar A. Latar Belakang Masalah Menuntut ilmu adalah kewajiban setiap manusia yang telah dimulai sejak dari buaian hingga ke liang lahat. Oleh sebab itu, setiap manusia wajib untuk belajar baik melalui jalur pendidikan formal, informal, maupun non formal karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa belajar maka tak ada ilmu pengetahuan yang dapat diperoleh. Semakin perlunya manusia akan ilmu pengetahuan, maka perkembangan sangat pesat dari waktu ke waktu. Hingga saat ini perkembangan ilmu pengetahuan teknologi yang semakin tinggi dan maju. Kemajuan suatu bangasa diukur dari tingkat kemajuan pengetahuan dan teknologi karena semakin maju ilmu pengetahuan dan teknologi suatu bangsa semakin maju taraf hidup dan kesejahteraan penduduknya. 13

Indonesia sebagai salah satu negara di dunia yang ingin maju dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi telah menetapkan ilmu pengetahuan dan teknologi pembangunan di bidang pendidikan yang menitikberatkan pada bidang penguasaan IPTEK sebagaimana yang tercantum dalam GBHN (1998) yakni: Titik berat pembangunan pendidikan di Indonesia diletakkan pada mutu setiap jenjang dan jenis pendidikan serta perluasan belajar pada jenjang pendidikan menengah pertama dalam rangka perluasan persiapan wajib belajar pada pendidikan menengah pertama, dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan khususnya untuk memacu penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Berkaitan dengan tujuan pendidikan tersebut, diperlukan adanya proses belajar atau pembelajaran. Dengan proses belajar inilah manusia dapat mengembangkan kemampuan berpikir dan mengubah atau memperbaiki tingkah lakunya melalui pengalaman, latihan dan kontak dengan lingkungannya.generasi yang cakap, kreatif, dan mandiri dihasilkan dari proses pendidikan dengan melibatkan komponen-komponen pendidikan, diantaranya pendidik dan peserta didik. Komponen-komponen tersebut harus terlibat secara aktif dalam proses belajar mengajar dan harus melalui proses interaksi komunikasi yang efektif dan efesien. Dengan demikian dapat menciptakan pendidikan yang berkualitas. Peningkatan kualitas pendidikan selalu diupayakan melalui strategi pembelajaran yang meliputi sistem pembelajaran, perbaikan kurikulum dan sarana prasarana serta fasilitas laboratorium. Penilaian pembelajaran saat ini meliputi tiga aspek yaitu aspek kognitif, aspek psikomotorik, dan aspek afektif. Tujuan penilaian ketiga aspek tersebut adalah untuk mendapatkan umpan balik yang dapat digunakan untuk menyusun rancangan pembelajaran yang lebih sempurna dari rancangan sebelumnya. Salah satu indikator yang dapat dijadikan tolak ukur keberhasilan suatu lembaga pendidikan dalam menghasilkan lulusan yang berkualitas adalah tercermin dari prestasi belajar yang dicapai atau nilai yang diperoleh pada setiap mata pelajaran yang disajikan pada lembaga pendidikan tersebut. Berhasil tidaknya proses belajar mengajar (pendidikan) tergantung dari kondisi dan faktor internal (dari dalam diri siswa) maupun faktor eksternal (dari luar diri siswa), di antaranya: fasilitas belajar, partisipasi orang tua, kebiasaan belajar, aktivitas belajar, motivasi berprestasi, disiplin belajar, sikap terhadap sekolah serta kemampuan dasar lainnya. Dari beberapa faktor tersebut, faktor 14

kedisipinan belajar merupakan faktor yang cukup penting dibandingkan dengan beberapa faktor lainnya. Disiplin merupakan upaya membuat seseorang berada pada jalur sikap dan perilaku yang sudah ditetapkan pada individu oleh orang tua. Pendidikan disiplin merupakan suatu proses bimbingan yang bertujuan untuk menanamkan pola perilaku tertentu, kebiasaan-kebiasaan tertentu, atau membentuk manusia dengan ciri-ciri tertentu terutama untuk meningkatkan mental dan moral (Sukadji, 2002). Sikap disiplin dalam belajar sangat dibuthkan untuk mewujudkan suatu proses belajar yang baik. Sikap disiplin dalam belajar akan lebih mengasah keterampilan dan daya ingat siswa terhadap materi yang telah diberikan karena siswa belajar atas kesadarannya sendiri serta siswaakan selalu termotivasi untuk selalu belajar yang pada akhirnya akan mendorong peningkatan hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil observasi awal yang penulis lakukan dan pemantauan hasil belajar oleh guru bidang studi Pendidikan Agama Islam pada kelas VIII di SMPN 2 Ponre Kabupaten Bone terlihat masih rendah kompetensi yang dicapai siswa. Rendahnya kompotensi siswa ditandai dengan hasil belajar yang belum mencapai standar kompotensi yang ditetapkan yakni kriteria ketuntasan minimal (KKM). Dari hasil penilaian hasil belajar kelas VIII semester Genap yang di lakukan Guru bidang studi Pendidikan Agama Islam menunjukkan bahwa hasil belajar siswa dari 30 siswa masih terdapat 7 siswa yang nilainya masih berada dibawah kriteria ketuntusan minimal yang ditetapkan yakni 65. Tabel 1 Distribusi Penilaian Hasil Belajar mata pelajaran Pendidikan agama islam Siswa Kelas VIII Semester Genap SMPN 2 Ponre Kabupaten Bone Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Total Tuntas Tidak Tuntas 23 Siswa 7 Siswa 30 Siswa Berdasarkan data diatas, menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang hasil belajarnya masih dibawah kriteria ketuntasan minimal (KKM). Dari penelusuran awal penulis dan pemantauan guru bidang studi Pendidikan Agama Islam diduga bahwa rendahnya hasil belajar siswa karena disebabkan oleh beberapa faktor yaitu: 1) 15

Kurangnya disiplin siswa dalam pelaksanaan pembelajaran, 2) Rendahnya kesadaran siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan, 3) Kurangnya ketaatan siswa terhadap aturan-aturan yang telah ditetapkan sekolah, 4) Kurangnya perhatian siswa dalam pelaksanaan unjuk kerja seperti praktikum. Berdasarkan latar belakang diatas maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara disiplin belajar siswa dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam siswa kelas VIII di SMPN 2 Ponre Kabupaten Bone. B. Kajian Pustaka 1. Disiplin belajar a. Pengertian disiplin Disiplin adalah suatu tata tertib yang dapat mengatur tatanan kehidupan pribadi dan kelompok. Disiplin timbul dari dalam jiwa karena adanya dorongan untuk menaati tata tertib tersebut.dalam belajar disiplin sangat diperlukan. Disiplin dapat melahirkan semangat menghargai waktu, bukan menyia-nyiakan waktu berlalu dalam kehampaan (Bahri, 2002). Sedangkan mulyasa (2003) mendefenisikan disiplin adalah suatu keadaan tertib dimana orang-orang yang tergabung dalam suatu sistem tunduk pada peraturan yang ada dengan senang hati. Dalam hubungan ini Siagian (2004) secara spesifik memberikan pengertian disiplin sebagai berikut: disiplin merupakan suatu sikap menghormati, menghargai, patuh dan taat terhadap peraturan-peraturan Hubungannya dengan dunia pendidikan disiplin belajar merupakan suatu kondisi yang sangat penting dan menentukan keberhasilan seorang siswa dalam proses belajarnya. Disiplin merupakan titik pusat dalam pendidikan, tanpa disiplin tidak akan ada kesepakatan antara guru dan murid yang mengakibatkan prestasi yang dicapai kurang optimal terutama dalam belajar. Dengan kesadaran yang tinggi dalam disiplin belajar, seorang siswa dapat ditumbuhkan rasa tanggung jawab terhadap pentingnya belajar. Siswa yang memiliki disiplin akan menunjukkan ketaatan dan keteraturan terhadap perannya sebagai seorang pelajar yaitu belajar secara terarah dan teratur. Dengan demikian siswa yang berdisiplin akan lebih mampu mengarahkan dan mengendalikan perilakunya. Disiplin memiliki peranan yang 16

sangat penting dalam kehidupan manusia dalam hal belajar. Disiplin akan memudahkan siswa dalam belajar secara terarah dan teratur. b. Pengertian disiplin belajar Disiplin merupakan suatu cara yang digunakan oleh guru untuk mendidik dan membentuk perilaku siswa mejadi orang yang berguna dan belajar tinggi dalam bidang pelajaran. Ini dapat dilihat dari pengertian disiplin menurut Maman Surahman (dalam Tu u, 2004) yaitu sebagai upaya mengendalikan diri dan sikap mental individu atau masyarakat dalam mengembangkan kepatuhan dan ketaatan terhadap peraturan dan tata tertib berdasarkan dorongan dan kesadaran yang muncul dari dalam hatinya. Tujuan seluruh disiplin adalah membentuk perilaku sedemikian rupa hingga ia akan sesuai dengan peran-peran yang ditetapkan kelompok budaya, tempat individu itu diidentifikasikan. Secara psikologi, belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebaga hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2005). c. Perlunya disiplin belajar Belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam keseluruhan pendidikan. Hal ini berarti berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung pada bagaimana proses belajar yang dialami siswa sebagai anak didik. Siswa yang menyadari belajar merupakan suatu kebutuhan dan kewajiban dengan sendirinya akan belajar tanpa ada paksaan dan siswa tersebut memiliki kecenderungan disiplin yang tinggi dalam belajarnya. Disiplin apabila dikembangkan dan diterapkan dengan baik, konsisten dan kosekuen akan berdampak positif bagi kehidupan dan perilaku siswa. Disiplin dapat mendorong siswa belajar secara konkret dalam praktek hidup di sekolah tentang hal-hal positif, melakukan hal-hal yang lurus dan benar, menjauhi hal-hal negatif. Dengan pemberlakuan disiplin, siswa belajar beradaptasi dengan lingkungan yang baik, sehingga muncul keseimbangan diri dalam hubungan dengan orang lain. Jadi disiplin menata perilaku seseorang dalam hubungannya di tengah lingkungan. 17

berikut: Menurut Tu u, (2004:28) menjelaskan pentingnya disiplin bagi para siswa sebagai 1. Memberi dukungan bagi terciptanya perilaku yang tidak menyimpang. 2. Membatu siswa memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungan. 3. Cara menyelesaikan tuntunan yang ingin ditunjukkan peserta didik terhadap lingkungannya. 4. Untuk mengatur keseimbangan keinginan individu satu dengan individu lainnya. 5. Menjauhi siswa melakukan hal-hal yang dilarang sekolah. 6. Mendorong siswa melakukan hal-hal yang baik dan benar. 7. Peserta didik belajar hidup dengan kebiasaan yang baik, positif, dan bermanfaat baginya dan lingkungannya. 8. Kebiasaan baik untuk menyebabkan ketenangan jiwanya dan lingkungannya. d. Upaya menegakkan disiplin Disiplin perlu ditegakkan agar tidak terjadi pelanggaran. Bila pelanggaran terjadi akan berakibat terganggunya usaha pencapaian tujuan pengajaran. Usaha yang bisa dilakukan sekolah untuk menciptakan disiplin bagi siswa, dengan menetapkan berbagai peraturan yang disebut tata tertib. Berbagai macam aturan yang harus dijalankan oleh siswa termuat dijalannya termasuk berbagai sanksi yang akan dijatuhkan apabila siswa melanggar peraturan tata tertib sekolah. Meskipun sudah ada tata tertib yang disertai berbagai sanksi dan hukuman, belum tentu siswa mau menaati tata tertib tersebut. Tu u (2004:29) mengemukakan sebabsebab pelanggaran disiplin biasanya bersumber dari reaksi negatif karena kurang terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan. Misalnya, kurang perhatian dan kurang kasih sayang, kurang penghargaan, hubungan sosial kurang, kebutuhan fisik yang belum terpenuhi. Selain itu, menurut Tu u (2004:31) ada juga penyebab pelanggaran disiplin antara lain: 1. Disiplin sekolah yang kurang direncanakan dengan baik dan mantap. 2. Perencanaan yang baik, tetapi implementasinya kurang baik dan kurang dimonitor oleh kepala sekolah. 3. Penerapan disiplin yang tidak konsisten dan tidak konsekuen. 4. Kebijakan kepala sekolah yang belum memprioritaskan peningkatan dan pemantapan disiplin sekolah. 5. Kurang kerjasama dan dukungan guru-guru dalam perencanaan dan implementasi disiplin sekolah. 6. Kurangnya dukungan dan partisipasi orang tua dalam menangani disiplin sekolah, secara khusus siswa yang bermasalah. 7. Siswa disekolah tersebut banyak yang berasal dari siswa yang bermasalah dalam disiplin diri. Mereka ini cenderung melanggar dan mengabaikan tata tertib sekolah. 18

Bentuk-bentuk pelanggaran disiplin siswa yang kerap kali terjadi antara lain: bolos, tidak mengerjakan tugas dari guru, mengganggu kelas yang sedang belajar, menyontek, tidak memperhatikan pelajaran yang sedang dijelaskan oleh guru, berbicara dengan teman sebelahnya saat pelajaran berlangsung, terlambat hadir di sekolah, membawa rokok dan merokok di lingkungan sekolah, terlibat dalam penggunaan obatobat terlarang dan perkelahian atau tawuran (Tu u, 2004). Usaha untuk membina dan menumbuhkan disiplin pada diri siswa menjadi bagian integral dari suatu proses atau kegiatan belajar. Ada beberapa teknik atau cara untuk menumbuhkan dan membina disiplin belajar siswa sebagaimana yang diungkapkan oleh Tu u (2004) sebagai berikut: (1) teknik disiplin otoritarian, (2) teknik disiplin persimif (3) teknik disiplin demokratis. Penjelasan dari berbagai teknik tersebut adalah sebagai berikut: a. Teknik disiplin otoritarian Dalam disiplin otoritarian, peraturan dibuat sangat ketat dan rinci. Disiplin otoritarian selalu berarti pengendalian tingkah laku berdasarkan tekanan, dorongan, pemaksaan dari luar diri seseorang. Hukuman dan ancaman kerapkali dipakai untuk memaksa, menekan, mendorong seseorang mematuhi dan menaati peraturan. Disini, tidak diberi kesempatan bertanya mengapa disiplin itu harus dilakukan dan apa tujuan disiplin itu. Orang hanya berfikir kalau harus dan wajib mematuhi dan menaati peraturan yang berlaku. Teknik ini biasanya tidak akan berhasil dengan baik dalam menumbuhkan dan membina disiplin belajar, jika berhasil hanya bersifat sementara atau siswa cenderung melanggar. b. Teknik disiplin persimif Dalam disiplin ini siswa dibiarkan betindak menurut keinginannya. Kemudian dibebaskan untuk mengambil keputusan sendiri dan bertindak sesuai dengan keputusan yang diambilnya itu. Siswa yang berbuat sesuatu, dan ternyata membawa akibat melanggar norma atau aturan yang berlaku tidak diberi sanksi atau hukuman. Akibat dari teknik ini akan mengalami kebingungan dan mengambil tindakan apabila mengalami suatu kesulitan belajar. 19

c. Teknik disiplin demokratis Pendekatan disiplin demokratis dilakukan dengan sumber penjelasan, diskusi dan penalaran untuk membantu anak memahami mengapa diharapkan mematuhi dan menaati peraturan yang ada. Teknik ini menekankan aspek eduktif bukan aspek hukuman. Sanksi atau hukuman dapat diberikan kepada yang menolak atau melanggar tata tertib. Akan tetapi, hukuman dimaksudkan sebagai upaya menyadarkan, mengoreksi, dan mendidik. Teknik ini biasanya akan menambahkan hasil yang lebih baik karena siswa diberi kesempatan untuk mengambil keputusan. Penerapan disiplin yang paling efektif bagi remaja adalah disiplin demokratis karena remaja telah mampu berpikir analitis, mereka tahu perbuatan yang baik dan yang buruk, serta mampu mengungkapkan pendapatnya. Oleh karena itu, untuk meningkatkan disiplin siswa, khususnya disiplin belajar yaitu dengan teknik demokratis. Teknik ini dilakukan dengan memberikan penjelasan, pengertian yang dilakukan melalui pemberian layanan pembelajaran. Melalui pelayanan ini siswa akan lebih mampu mengarahkan diri, mengendalikan diri, serta memiliki kesadaran diri dalam hal belajar. Dengan teknik demokratis siswa mampu melakukan hal yang benar tanpa ada yang mengawasi. e. Disiplin belajar di Sekolah Disiplin dapat diartikan sebagai suatu keadaan tertib dimana orang-orang yang tergabung dalam suatu sistem tunduk pada peraturan-peraturan yang ada dengan senang hati. Disiplin di sekolah bertujuan untuk membantu peserta didik menemukan dirinya, dan mengatasi serta mencegah timbulnya problem-problem disiplin dan berusaha menciptakan situasi yang menyenangkan bagi kegiatan pembelajaran, sehingga mereka menaati segala peraturan yang telah ditetapkan. Dengan demikian disiplin dapat merupakan bantuan kepada peserta didik agar mampu berdiri sendiri (help for self help) Mulyasa (2003). Menurut slameto (2005:87), ada beberapa macam disiplin belajar yang hendaknya dilakukan oleh para siswa dalam kegiatan belajarnya di sekolah yaitu: 1. Disiplin siswa dalam masuk sekolah Disiplin siswa dalam masuk sekolah ialah keaktifan, kepatuhan dan ketaatan dalam masuk sekolah. Artinya, seorang siswa dikatakan disiplin masuk sekolah jika 20

ia selalu aktif masuk sekolah pada waktunya, tidak pernah terlambat serta tidak pernah membolos setiap harinya. 2. Disiplin siswa dalam mengerjakan tugas Mengerjakan tugas merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam proses belajar mengajar yang dilakukan di dalam maupun di luar jam pelajaran sekolah. Tujuan dari pemberian tugas biasanya untuk menunjang pemahaman dan penguasaan mata pelajaran agar siswa berhasil dalam setiap pembelajaran yang diberikan oleh guru di sekolah. 3. Disiplin dalam mengikuti pelajaran di sekolah Disiplin siswa dalam mengikuti pelajaran di sekolah menuntut adanya keaktifan, keteraturan, ketekunan dan ketertiban dalam mengikuti pelajaran yang terarah pada suatu tujuan pembelajaran. 4. Disiplin siswa dalam menaati tata tertib di sekolah Disiplin siswa dalam menaati tata tertib di sekolah adalah kesesuaian tindakan siswa dengan tata tertib atau peraturan sekolah yang ditunjukkan dan setiap perilakunya yang selalu taat dan mau melaksanakan tata tertib sekolah dengan penuh kesadaran. 2. Hasil Belajar Bukti bahwa seseorang telah belajar ialah terjadinya perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Tingkah laku memiliki unsur subjektif dan unsur motoris. Unsur subjektif adalah unsur rohaniah sedangkan unsur motoris adalah unsur jasmaniah. Bahwa seseorang sedang berpikir dapat dilihat dari raut mukanya, sikapnya dalam rohaniahnya tidak bisa dilihat (Hamalik, 2004). Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang membentuknya yaitu hasil dan belajar. Pengertian hasil (product) menunjuk pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional. Hasil produksi adalah perolehan yang didapatkan karena adanya kegiatan mengubah bahan (raw material) menjadi barang jadi (finished goods) (Purwanto, 2009). Menurut Dimyati dan Mudjiono (2002: 174) Pada umumnya hasil belajar tersebut meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Berdasarkan pendapat di atas, dapat 21

ditarik kesimpulan bahwa hasil belajar adalah penilaian terhadap kemampuan siswa yang dinyatakan dengan skor yang dicapai oleh siswa dalam proses belajar mengajar yang diperoleh dari sistem tes yang dilakukan. Hasil belajar adalah kemampuankemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Horward Kingsley (dalam direktorat, 2008:46) membagi tiga macam hasil belajar, yakni: (a) keterampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan pengertian, (c) sikap dan cita-cita. Masing-masing jenis hasil belajar dapat diisi dengan bahan yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Sedangkan Gagne membagi lima kategori belajar, yakni: (a) informasi verbal, (b) keterampilan intelektual, (c) strategi kognitif, (d) sikap, dan (e) keterampilan motoris. Menurut Hamalik (2004:64) tingkah laku manusia terdiri dari sejumlah aspek. Hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan pada aspek-aspek tersebut. Adapun aspek-aspek tersebut antara lain: (1) Kebiasaan, (2) Keterampilan, (3) Apresiasi, (4) Emosional, (5) Hubungan sosial, (6) Jasmani, (7) Etis atau budi pekerti, dan (8) Sikap. Hasil belajar seringkali digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui seberapa jauh seseorang menguasai bahan yang sudah diajarkan.untuk mengaktualisasikan hasil belajar tersebut diperlukan serangkaian pengukuran menggunakan alat evaluasi yang baik dan memenuhi syarat. Pengukuran demikian dimungkinkan karena pengukuran merupakan kegiatan ilmiah yang dapat diterapkan pada berbagai bidang termasuk pendidikan (Purwanto, 2009). Evaluasi hasil belajar adalah keseluruhan kegiatan pengukuran (pengumpulan data dan informasi), pengolahan, penafsiran dan pertimbangan untuk membuat keputusan tentang tingkat hasil belajar yang dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.hasil belajar menunjuk pada prestasi belajar, sedangkan prestasi belajar itu merupakan indikator dan derajat perubahan tingkah laku siswa (Hamalik, 2003). Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni faktor dari lingkungan yaitu faktor yang datang dari diri siswa terutama kemampuan yang dimilikinya dan yang kedua adalah faktor kemampuan siswa yang besar. Selain pengaruh terhadap hasil belajar yang dicapai, seperti dikemukakan oleh Clark bahwa hasil belajar siswa di sekolah 70 persen dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30 persen dipengaruhi oleh lingkungan (Sabri, 2010). 22

C. Teknik Analisis Data Analisis data yang digunakan untuk mengetahui hubungan disiplin belajar derngan hasil belajar mata pelajaran Pendidikan agama islam siswa kelas VIII SMPN 2 Ponre Kabupaten Bone, berdasarkan nilai Koefisien Korelasi (r). Untuk maksud tersebut, maka nilai koefisien korelasi (r) dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan Koefisien Korelasi Product Moment dengan rumus sebagai berikut: Keterangan: r xy = Koefisien korelasi X = disiplin Y = hasil belajar PAI N = Jumlah sampel penelitian Σ = Jumlah (baca sigma) Nilai r terbesar adalah +1 dan r terkecil adalah 1. r = +1 menunjukkan hubungan positif sempurna, sedangkan r = -1 menunjukkan hubungan negative sempurna., r tidak mempunyai satuan atau dimensi. Tanda + atau hanya menunjukkan arah hubungan. korelasi disiplin belajar dengan hasil belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam siswa kelas VIII SMPN 2 Ponre Kabupaten Bone dengan berpedoman pada tabel interpretasi nilai korelasi (r) sebagai berikut: Tabel 2 Intrepretasi nilai korelasi (r) Nilai r Interpretasi 0 0,01-0,20 0,21-0,40 0,41-0,60 0,61-0,80 0,81-0,99 1 Tidak berkorelasi Korelasi Sangat rendah Rendah Agak rendah Cukup Tinggi Sangat tinggi 23

D. Hasil penelitian 1. Disiplin Belajar Siswa Disiplin merupakan suatu cara yang digunakan oleh guru untuk mendidik dan membentuk perilaku siswa mejadi orang yang berguna dan belajar tinggi dalam bidang pelajaran. Dengan sikap disiplin maka seseorang memiliki sikap mengendalikan diri dan sikap mental individu atau masyarakat dalam mengembangkan kepatuhan dan ketaatan terhadap peraturan dan tata tertib berdasarkan dorongan dan kesadaran yang muncul dari dalam hatinya. Tujuan seluruh disiplin adalah membentuk perilaku sedemikian rupa hingga ia akan sesuai dengan peran-peran yang ditetapkan kelompok budaya, tempat individu itu diidentifikasikan. Siswa yang memiliki disiplin akan menunjukkan ketaatan dan keteraturan terhadap perannya sebagai seorang pelajar yaitu belajar secara terarah dan teratur. Dengan demikian siswa yang berdisiplin akan lebih mampu mengarahkan dan mengendalikan perilakunya. Disiplin memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia dalam hal belajar. Disiplin akan memudahkan siswa dalam belajar secara terarah dan teratur. Secara psikologi, belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebaga hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diperoleh gambaran tentang tingkat disiplin belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam siswa kelas VIII SMPN 2 Ponre Kabupaten Bone, sebagai berikut: Gambar 1 Kategori disiplin belajar siswa kelas VIII SMPN 2 Ponre Kabupaten Bone 53,33% 6,67% 0 0 40,00% Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah Sumber: Data hasil olah data 2015 24

Berdasarkan Gambar 1 diatas, diperoleh Disiplin belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam siswa kelas VIII SMPN 2 Ponre Kabupaten Bone yaitu siswa yang memiliki disiplin belajar sangat tinggi yaitu sebanyak 12 siswa atau 40,00 dari total responden, siswa yang memiliki disiplin belajar tinggi yaitu sebanyak 16 siswa atau 63,33% dari total responden, siswa yang memiliki disiplin belajar sedang yaitu sebanyak 2 siswa atau 6,67% dari total responden, dan tidak ada siswa yang memiliki disiplin belajar rendah dan sangat rendah. Dari hasil penelitian diatas sebagian besar siswa kelas VIII SMPN 2 Ponre Kabupaten Bone mempunyai disiplin belajar yang tinggi dan sangat tinggi yaitu masing-masing sebanyak 16 siswa atau 63,33% dan dari total responden dan 12 siswa atau 40,00% dari total responden. Disiplin belajar yang dimiliki siswa akan berdampak terhadap nilai yang diperoleh sehingga besar kecilnya disiplin siswa mengikuti pelajaran Pendidikan agama islam berhubungan dengan nilai yang akan diperoleh oleh siswa. 2. Hasil Belajar Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Proses belajar mengajar di kelas mempunyai tujuan yang bersifat transaksional, artinya diketahui secara jelas dan operasional oleh guru dan siswa. Tujuan tercapai jika siswa memperoleh hasil belajar seperti yang diharapkan di dalam proses belajar mengajar tersebut. Oleh sebab itu, hasil belajar harus dirumuskan dengan baik untuk dapat dievaluasi pada akhir pembelajaran. Belajar adalah aktivitas mental yang berlangsung dalam interaksi anak dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, sikap, dan nilai. Jadi, Hasil belajar adalah tingkat penguasaan yang dicapai oleh siswa dalam mengikuti program belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan yang meliputi aspek kognitif, apektif, dan psikomotor. Seperti telah diuraikan terdahulu, bahwa hasil belajar pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil interaksi dengan lingkungan. Hasil belajar mata pelajaran Pendidikan agama islam tentu saja harus dikaitkan dengan tujuan belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang telah dicantumkan dalam Kurikulum di sekolah dengan tidak melupakan hakikat mata pelajaran Pendidikan Agama Islam itu sendiri. Oleh sebab itu, tujuan pembelajaran 25

menggambarkan hasil belajar yang harus dimiliki siswa dan cara siswa memperoleh hasil belajar tersebut. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam siswa Kelas VIII SMPN 2 Ponre Kabupaten Bone yaitu: Gambar 2 Kategori hasil belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam siswa kelas VIII SMPN 2 Ponre Kabupaten Bone 13,33% 0 0 10,00% 76,67% Sangat Rendah Rendah cukup Tinggi Sangat Tinggi Sumber: Data hasil olah data 2015 Berdasarkan Gambar 4.2 diatas, diperoleh hasil belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam siswa kelas VIII SMPN 2 Ponre Kabupaten Bone yaitu siswa yang memiliki hasil belajar sangat tinggi yaitu sebanyak 4 siswa atau 13,33 % dari total responden, siswa yang memiliki hasil belajar tinggi yaitu sebanyak 23 siswa atau 76,67% dari total responden, siswa yang memiliki hasil belajar sedang yaitu sebanyak 3 siswa atau 10,00% dari total responden, dan tidak ada siswa dengan hasil belajar rendah dan sangat rendah. Dari hasil penelitian diatas sebagian besar siswa kelas VIII SMPN 2 Ponre Kabupaten Bone, mempunyai hasil belajar yang tinggi yaitu sebanyak 23 siswa atau 76,67% dari total responden. hasil belajar yang yang diperoleh siswa tidak terlepas dari disiplin belajar yang dimiliki sehingga tinggi rendahnya hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Pendidikan agama islam salah satunya disebabkan oleh disiplin belajarnya. 26

3. Korelasi antara Disiplin Belajar dengan Hasil Belajar Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Siswa Kelas VIII SMPN 2 Ponre Kabupaten Bone a. Uji Normalitas Uji Normalitas bisa dilakuka dengan melihat titik-titik yang menyebar disekitar garis dan mengikuti garis diagonal, sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berditribusi normal sehingga dapat dilanjutkan pada analisis regresi. Gambar 3 Hasil olah normalitas data Sumber: hasil olah data 2015 b. Uji Korelasi Nilai koefisien korelasi (r) dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan Koefisien Korelasi Product Moment dengan rumus sebagai berikut: Nilai r terbesar adalah +1 dan r terkecil adalah 1. r = +1 menunjukkan hubungan positif sempurna, sedangkan r = -1 menunjukkan hubungan negative sempurna., r tidak mempunyai satuan atau dimensi. Tanda + atau hanya menunjukkan arah hubungan. Dalam penelitian ini nilai korelasi dihitung dengan menggunakan SPSS 20. Berdasarkan hasil olah data dengan menggunakan SPSS 20 maka diperoleh hasil sebagai berikut: 27

Table 3 Hasil olah data korelasi disiplin belajar dengan hasil belajar siswa kelas VIII SMPN 2 Ponre Kabupaten Bone Correlations disiplin_belajar hasil_belajar disiplin_belajar Pearson Correlation 1.932 ** Sig. (2-tailed).000 N 30 30 hasil_belajar Pearson Correlation Sig. (2-tailed).000.932 ** 1 N 30 30 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Sumber: hasil olah data spss tahun 2015 Dari hasil olah data sebagaimana yang ditunjukkan pada table 5 diatas dapat dlihat nilai koefisien korelasi disiplin belajar dengan hasil belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam siswa kelas VIII SMPN 2 Ponre Kabupaten Bone yaitu sebesar 0,932, yang artinya disiplinan belajar berkorelasi positif dan erat dengan hasil belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam siswa kelas VIII SMPN 2 Ponre Kabupaten Bone. Berdasarkan hasil olah data dengan menggunakan SPSS diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0,932, yang artinya disiplin belajar dengan hasil belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam siswa kelas VIII SMPN 2 Ponre Kabupaten Bone mempunyai hubungan (korelasi) yang erat dan positif. Disiplin belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam siswa kelas VIII SMPN 2 Ponre Kabupaten Bone sangat baik dimana sebagian besar siswa kelas VIII SMPN 2 Ponre Kabupaten Bone, mempunyai disiplin belajar yang tinggi dan sangat tinggi yaitu masing-masing sebanyak 16 siswa atau 63,33% dan dari total responden dan 12 siswa atau 40,00% dari total responden. Disiplin belajar yang tinggi tersebut berdampak pada nilai mata pelajaran Pendidikan Agama Islam siswa kelas VIII SMPN 2 Ponre 28

Kabupaten Bone, yang mempunyai hasil belajar yang tinggi yaitu sebanyak 23 siswa atau 76,67% dari total responden. Belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam keseluruhan pendidikan. Hal ini berarti berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung pada bagaimana proses belajar yang dialami siswa sebagai anak didik. Siswa yang menyadari belajar merupakan suatu kebutuhan dan kewajiban dengan sendirinya akan belajar tanpa ada paksaan dan siswa tersebut memiliki kecenderungan disiplin yang tinggi dalam belajarnya. Disiplin belajar apabila diterapkan dengan baik, konsisten dan kosekuen akan berdampak positif bagi kehidupan dan perilaku siswa. Disiplin dapat mendorong siswa belajar secara konkret dalam praktek hidup di sekolah tentang hal-hal positif, melakukan hal-hal yang lurus dan benar, menjauhi hal-hal negatif. Dengan pemberlakuan disiplin belajar siswa akan beradaptasi dengan lingkungan yang baik, sehingga muncul keseimbangan diri dalam hubungan dengan orang lain. Jadi disiplin menata perilaku seseorang dalam hubungannya di tengah lingkungan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Jaelani, (2011), hasil penelitiannya menunjukkan melalui observasi langsung, kebanyakan siswa yang memiliki disiplin belajar akan giat berusaha, tampak gagah, tidak mau menyerah, serta giat membaca untuk meningkatkan hasil belajar serta memecahkan masalah yang dihadapinya. Sebaliknya mereka yang memiliki disiplin belajar rendah, tampak acuh tak acuh, mudah putus asa, perhatiannya tidak tertuju pada pembelajaran yang akibatnya siswa akan mengalami kesulitan belajar. hasil penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ayu Winarno, (2012) yang meneliti tentang Pengaruh Lingkungan Belajar Dan disiplin belajar terhadap Hasil Belajar Siswa. Hasil penelitiannya menunjukkan disiplin belajar yang tinggi mendorong siswa untuk mencapai hasil belajar yang tinggi. D. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian maka dapat disimpulkan nilai koefisien korelasi disiplin belajar dengan hasil belajar siswa kelas VIII SMPN 2 Ponre Kabupaten Bone dalam mata pelajaran Pendidikan agama islam yaitu sebesar 0,932. Artinya disiplinan belajar berkorelasi positif dan erat dengan hasil 29

belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam siswa kelas VIII SMPN 2 Ponre Kabupaten Bone. E. Daftar Pustaka Saiful Djamarah Bahri. 2002. Rahasia Sukses Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Mulyasa E. 2003. Kurikulum Berbais Kompetensi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Siagian. 2004. Manajemen Personalia (cetakan ketiga). Jakarta: Bumi Aksara. Tu u, Tulus. 2004. Peran Disiplin Pada Perilaku Dan Hasil Belajar. Jakarta: Grasindo. Slameto, 2005. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Hasibuan, Malayu SP.2007. Organisasi & Motivasi Dasar Peningkatan Produktivitas. Jakarta: Bumi Aksara. Surybrata, Sumadi. 2001. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press. Imron, Ali. 1995. Pembinaan Guru diindonesia. Malang: Pustaka jaya. Hurlock. Elizabeth. 1999. Psikologi Perkembangan (suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan). Jakarta: Gelora Aksara Pratama. 30