ANALISIS TANTANGAN DAN MANFAAT BANGUNAN HIJAU

dokumen-dokumen yang mirip
KRITERIA BANGUNAN HIJAU DAN TANTANGANNYA PADA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA

TANTANGAN YANG BERPENGARUH DAN KETERAMPILAN MANAJER PROYEK PADA PROYEK YANG BERUPAYA MENJADI BANGUNAN HIJAU

STUDI TENTANG PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN TERHADAP KEBERHASILAN BANGUNAN HIJAU

JURNAL ILMIAH TEKNIK INDUSTRI

SURVEI TINGKAT KEPENTINGAN DAN PENERAPAN SUMBER DAN SIKLUS MATERIAL DARI GREENSHIP RATING TOOLS PADA PROYEK KONSTRUKSI

KEPENTINGAN DAN IMPLEMENTASI GREEN CONSTRUCTION DARI SISI PANDANG KONTRAKTOR

RELEVANSI KOMPETENSI ALUMNI PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN PETRA DALAM DUNIA KERJA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Sebagai bagian akhir dari penulisan tugas akhir ini, maka dalam bab

BAB III METODE PENELITIAN. yang diteliti oleh peneliti harus sudah jelas 1. variable terikat (motivasi belajar) melalui pengujian hipotesis.

Uji Validitas dan Reliabilitas Suatu Kuesioner

Penerapan Prinsip Prinsip Constructability pada proyek konstruksi di surabaya

EVALUASI UNSAFE ACT, UNSAFE CONDITION, DAN FAKTOR MANAJEMEN DENGAN METODE BEHAVIOR BASED SAFETY PADA PROYEK APARTEMEN. Patricia 1, David 2 and Andi 3

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab 3 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. begitu menggema di masyarakat dunia, termasuk juga di Indonesia.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab V Evaluasi V.1 Skenario Evaluasi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Analisa dengan menggunakan Theory Of Constraint (TOC) atau disebut

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang spesifikasinya adalah sistematis, terencana dan terstruktur dengan jelas

CAPAIAN GREEN CONSTRUCTION DALAM PROYEK BANGUNAN GEDUNG MENGGUNAKAN MODEL ASSESSMENT GREEN CONSTRUCTION

BAB III METODE PENELITIAN

TANTANGAN DAN HAMBATAN PENERAPAN KONSEP SUSTAINABLE CONSTRUCTION PADA KONTRAKTOR PERUMAHAN DI SURABAYA

IDENTIFIKASI INDIKATOR GREEN CONSTRUCTION PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG DI INDONESIA. Oleh:

BAB III METODE PENELITIAN. ditetapkan terlebih dahulu sebelum penelitian dilakukan. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif dengan

SURVEI KESIAPAN MANAJEMEN PADA PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL KAMPOENG KIDZ KOTA BATU BERDASARKAN STANDART ISO 9001:2015

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengaruh penerapan..., Furqan Usman, FT UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Restoran BMC (Bandoengsche Melk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tingkat kepedulian masyarakat di seluruh dunia terhadap isu-isu

Mada Asawidya [ ] Yusronia Eka Putri, ST, MT Christiono Utomo, ST, MT, Ph.D

TINGKAT KEPENTINGAN FAKTOR FAKTOR PRODUKTIVITAS PEKERJA BERDASARKAN TINGKAT PENGARUH DAN TINGKAT FREKUENSI

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Dan Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Jepara. Penelitian dimulai dari bulan Oktober 2013.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

FAKTOR FAKTOR YANG MENYEBABKAN COST OVERRUN PADA PROYEK KONSTRUKSI

BAB IV METODE PENELITIAN

69 Simulasi rencana..., Beta Patrianto, FT UI, 2009

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001 : 2008 PADA PERUSAHAAN KONTRAKTOR DI KOTA MANADO

III. METODE PENELITIAN. perusahaan mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan penelitian ini.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Peningkatan jumlah limbah dan penyempitan lahan yang digunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Sekretaris No 88 BA Daan Mogot, Jakarta Barat.

STUDI PENERAPAN MANAJEMEN RANTAI PASOK PENGADAAN MATERIAL PROYEK KONSTRUKSI

III. METODOLOGI PENELITIAN. explanatory (tingkat penjelasan). Menurut Sugiyono (2011), penelitian menurut

ANALISA KENDALA PELAKSANAAN E-PROCUREMENT DI KOTA SURABAYA

BAB III METODOLOGI. merupakan faktor yang sangat penting bagi strategi marketing, karena dengan

No pemeliharaan dan pemanfaatan keanekaragaman hayati sebagai modal dasar pembangunan. Penerapan prinsip Keuangan Berkelanjutan sebagai per

ANALISIS KRITERIA PENERAPAN GREEN CONSTRUCTION PADA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Foto I.1.1. Wisma Atlet Fajar - Senayan. Sumber : Dokumentasi pribadi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan mengenai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH PARAMETER BANGUNAN HIJAU GBCI TERHADAP FASE PROYEK

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan memberikan gambaran tentang detail-detail sebuah situasi, lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang dapat mengimplementasikan strategi secara tepat dan

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN PENGGUNA KARTU GSM INDOSAT IM3. Achmad Faisal EA06

BAB I PENDAHULUAN. perhatian adalah mengenai konsumsi energi dan mengenai penghematan energi.

III. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian merupakan suatu tempat atau wilayah di mana penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KESEHATAN POLI UMUM DI PUSKESMAS JATIMULYA, KABUPATEN BEKASI

BAB III METODA PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah masyarakat baik pria maupun wanita di sekitar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian diferensial. Penelitian diferensial adalah

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kompetensi sumber daya manusia dan penerapan standar akuntansi pemerintahan

KONSEP ANALISA PENGARUH KRITERIA GREEN BUILDING TERHADAP KEPUTUSAN INVESTASI PADA PENGEMBANG PROPERTI DI SURABAYA

ANALISIS PEMILIHAN KONSTRUKSI KUDA-KUDA BAJA BENTANG BESAR

BAB 3 METODE PENELITIAN

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PENGGUNA JASA ANGKUTAN TRANSPORTASI KRL EKONOMI JURUSAN DEPOK - JAKARTA NOVIA TRI UTAMI

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif karena dalam

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. kolektif dari responden dengan mempergunakan kuesioner. Penelitian survei adalah

BAB 3 METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Peneliti menggunakan dua variabel dalam penelitian ini, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Infrastruktur adalah bangunan yang mendukung dan atau meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang


BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Bekasi International Industrial Estate Blok C8 No.12-12A Desa Cibatu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tersebut akan dilakukan. Adapun penelitian yang dilakukan oleh penulis

BAB III METODOLODI PENELITIAN. mendalam pertanyaan terfokus pada apa sebenarnya, objek penelitian ini? Irawan

III. METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan adalah penelitian deskriptif asosiatif. Dimana

BAB III METODE PENELITIAN. survai, yaitu penelitian yang mengambil sampel dari populasi dengan menggunakan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LOYALITAS NASABAH POLIS ASURANSI PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif. Menurut Prof. Dr. Sugiyono (2009), metode penelitian

: Intan Larasati NPM : Jurusan : Manajemen /S1 Pembimbing : Dr. Adi Kuswanto

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. keadaan yang sebenarnya dari obyek penelitian. Kegiatan yang dilakukan

Transkripsi:

ANALISIS TANTANGAN DAN MANFAAT BANGUNAN HIJAU Gregorius Kevin 1, Iwan Anggalimanto 2, Herry P. Chandra 3, Soehendro Ratnawidjaja 4 ABSTRAK : Konsep Bangunan Hijau atau Green Building muncul sebagai cara untuk mengurangi kerusakan lingkungan. Selain dapat mengurangi kerusakan lingkungan, Bangunan Hijau juga dapat memberikan manfaat dari segi finansial, pasar, industri serta dampak positif bagi pengguna gedung tersebut. Namun, penerapan konsep Bangunan Hijau dapat dikatakan tidaklah mudah, terdapat tantangan-tantangan dalam mewujudkan konsep Bangunan Hijau. Penelitian ini bertujuan mengetahui apa yang menjadi tantangan dalam mewujudkan Bangunan Hijau serta manfaat yang didapat. Penelitian ini dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada kontraktor dan konsultan di Surabaya. Analisa data hasil kuesioner selanjutnya dianalisa menggunakan statistik deskirptif dan Analytical Hierarchy Process (AHP). Dari hasil analisa data, 3 manfaat utama dari Bangunan Hijau menurut pendapat responden adalah Bangunan Hijau dapat meningkatakn nilai asset gedung, menurukan biaya operasional gedung, dan meningkatkan kenyamanan dan kesehatan pengguna gedung. Sedangkan menurut pendapat responden, yang menjadi tantangan dalam mewujudkan Bangunan Hijau adalah kurangnya perhatian publik terhadap Bangunan Hijau, keraguan informasi tentang metode Bangunan Hijau, dan Risiko dan ketidakpastian dalam membangun Bangunan Hijau. KATA KUNCI : bangunan hijau, tantangan, manfaat 1. PENDAHULUAN Isu kerusakan lingkungan menjadi perhatian banyak pihak dewasa ini. Salah satu penyebabnya adalah penggunaan energi dan sumber daya yang berlebihan. Berbagai kegiatan pembangunan, seperti desain, konstruksi, penggunaan, perbaikan dan pembongkaran bangunan, secara langsung dan secara tidak langsung dapat berdampak buruk bagi lingkungan. Data dari sebuah penelitian di Amerika Serikat menyatakan bahwa gedung-gedung perkotaan bertanggung jawab atas 72% penggunaan listrik, 39% penggunaan energi, 35% emisi karbon dioksida (CO2), 30% sampah, dan 14% penggunaan air. Berangkat dari permasalahan kerusakan lingkungan, munculah sebuah konsep yang dinamakan Green Building atau Bangunan Hijau. Bangunan Hijau merupakan bangunan yang direncanakan untuk mengurangi dampak terhadap buruk terhadap lingkungan. Bangunan Hijau tidak hanya berdampak positif bagi lingkungan namun juga memberi banyak manfaat dari segi finansial, pasar, industri serta dampak positif bagi pengguna gedung tersebut. Namun disamping itu terdapat tantangan yang menghambat penerapan konsep bangunan hijau. Tantangan tersebut yang umumnya berasal dari segi keuangan, kurangnya perhatian dan pengetahuan masyarakat, maupun tantangan lain dari para pelaku konstruksi (Landman, 1999). Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana tanggapan dari para kontraktor dan konsultan mengenai tantangan dalam mewujudkan bangunan hijau serta manfaat-manfaat dari bangunan hijau. 1 Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil Universitas Kristen Petra, k.gregorius@yahoo.co.id 2 Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil Universitas Kristen Petra, gd_iwan@yahoo.com 3 Dosen Studi Teknik Sipil Universitas Kristen Petra, herrypin@peter.petra.ac.id 4 Dosen Studi Teknik Sipil Universitas Kristen Petra, soehendro@peter.petra.ac.id 1

2. LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Bangunan Hijau Konsep bangunan hijau merupakan bagian dari pembangunan berkelanjutan yang merupakan suatu topik hangat di dunia konstruksi internasional. Bangunan Hijau atau Green Building atau Sustainble Building didefinisikan sebagai bangunan yang didesain untuk mengurangi dampak terhadap lingkungan dengan cara mengurangi penggunaan energi dan air yang berlebihan. Hal ini dapat dicapai melalui perencanaan, pelaksanaan konstruksi, pengoperasian, dan perawatan yang baik serta penggunaan material yang dapat di daur ulang (Halliday, 2008). 2.2. Manfaat Bangunan Hijau Konsep bangunan hijau membawa banyak dampak positif. Menurut Pedini dan Ashuri (2010) Bangunan Hijau membawa banyak manfaat dan mengelompokannya menjadi 5 kategori yaitu: 1. Lingkungan Bangunan dengan konsumsi energi tinggi memiliki dampak buruk bagi lingkungan. Pertumbuhan populasi manusia dan tingginya permintaan akan bangunan modern menyebabkan konsumsi energi yang makin tinggi. Bangunan hijau sebagai solusi atas permasalahan tersebut bertujan mengurangi dampak kerusakan lingkungan dengan cara mengurangi penggunaan energi berlebihan. 2. Kesehatan & Komunitas Pekerja didalam gedung yang interiornya didesain dengan konsep bangunan hijau memiliki tingkat produktivitas yang lebih tinggi. Penelitian yang dilakukan oleh sebuah perusahaan insuransi yang cukup terkenal mengatakan adanya peningkatan produktivitas pengguna gedung sebesar 16%. 3. Finansial Bangunan hijau dapat menurunkan biaya operasional sebesar 8-9% dan meningkatkan nilai asset bangunan sebesar 7.5%. 4. Pasar Bangunan hijau memiliki keuntungan dalam hal pemasaran dimana dapat menurunkan biaya promosi bangunan serta meningkatkan daya beli. 5. Industri Bangunan hijau tidak hanya menunjang agensi pemerintah tetapi juga organisasi pemasaran dan industri-industri yang terlibat didalamnya. Banyak industry konstruksi yang dapat berkembang dikarenakan bangunan hijau. 2.3. Tantangan Bangunan Hijau Perkembangan bangunan hijau di Indonesia dapat dikatakan lambat terlepas dari banyaknya manfaat yang didapat. Jumlah bangunan hijau di Indonesai masih sangat sedikit, hal ini disebabkan karena terdapat tantangan-tantangan yang menghambat terwujudnya sebuah bangunan hijau. Penelitian yang dilakukan oleh Landman (1999) mengatakan bahwa 2 tantangan tersebar dari terwujudnya bangunan hijau adalah kurangnya minta dan ketertarikan dari klien, kurangnya pengetahuan akan bangunan hijau. Menurut Anggunmulia dkk (2015), tantangan bangunan hijau dapat dibagi menjadi 3 kategori yaitu : 1. Tantangan terkait komoditas 2. Tantangan dalam organisasi dan personal 3. Tantangan terkait proses Setiap kategori dari aspek manfaat dan aspek tantangan lantas dijabarkan satu per satu kedalam kerangka berpikir seperti yang ditunjukan pada Gambar 1. 2

Green Building Tantangan Manfaat - Kurangnya perhatian publik terhadap GB (A11) - Kesenjangan pengetahuan pada perhitungan pengembangan GB (A12) - Resiko dan ketidakpastian dalam membangun GB (A13) - Kurangnya pendanaan dalam membangun GB (A14) - Ketidakpastian manfaat yang dapat diukur dalam mewujudkan GB (A15) -Kurangnya insentif bagi para investor untuk berinvestasi pada bangunan hijau (A21) -Kurangnya pengetahuan teknis dari anggota tim proyek tentang bangunan hijau (A22) -Kurangnya komitmen dari pimpinan administrasi untuk melindungi lingkungan (A23) -Kurangnya komunikasi antar pemangku kepentingan dan administrator (A24) -Resistensi terhadap perubahan untuk membangun bangunan hijau (A25) Terkait Komoditas (A1) Terkait Organisasi & Personal (A2) Lingkungan (B1) Komunitas & Kesehatan (B2) Finansial (B3) - Melindungi dan meningkatkan ekosistem dan keragaman lingkungan (B11) - Meningkatkan kualitas udara dan air (B12) - Mengurangi waste (B13) - Meningkatkan kenyamanan dan kesehatan pengguna gedung (B21) - Memperbaiki udara, suhu, dan pencahayaan lingkungan (B22) - Berkontribusi meningkatkan kualitas hidup (B23) - Mengurangi biaya operasional gedung (B31) -Meningkatkan nilai asset bangunan(b32) - Meningkatkan produktivitas pekerja (B33) - Kurangnya penetapan persyaratan yang dapat diukur pada GB (A31) - Kurangnya komunikasi antar anggota tim proyek dalam membangun GB (A32) - Keraguan informasi tentang metode GB (A33) - Ketidaktersediaan produk yang bersifat hijau di area sekitar (A34) Terkait Proses (A3) Pasar (B4) Industri (B5) - Menurunkan biaya promosi (B41) - Meningkatkan daya beli dan kepemilikan bangunan (B42) - Membantu berkembangnya industri konstruksi (B51) - Membuka lapangan kerja baru (B52) Gambar 1. Kerangka Berpikir 3

3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian merupakan penelitian kuantitatif yang diartikan sebagai metode penelitian yang berlandas filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status dan fenomena yang ada berdasarkan data yang terkumpul. (Sugiyono, 2012) 3.2. Variabel Penelitian Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011). Variabel berfungsi sebagai alat identifikasi dan acuan dalam melakukan penelitan. Variabel dalam penelitian ini ditunjukan dalam Tabel 1 dan Tabel 2 Kode A1 A11 A12 A13 A14 A15 A2 A21 A22 A23 A24 A25 A3 A31 A32 A33 A34 Tabel 1 Kode Variabel Tantangan Variabel Kriteria Tantangan Tantangan terkait komoditas Kurangnya perhatian publik terhadap bangunan hijau Kesenjangan pengetahuan pada perhitungan pengembangan bangunan hijau Resiko dan ketidakpastian dalam membangun bangunan hijau Kurangnya pendanaan dalam membangun bangunan hijau Ketidakpastian manfaat yang dapat diukur dalam mewujudkan bangunan hijau Tantangan dalam organisasi dan personal Kurangnya insentif bagi para investor untuk berinvestasi pada bangunan hijau Kurangnya pengetahuan teknis dari anggota tim proyek tentang bangunan hijau Kurangnya komitmen dari pimpinan administrasi untuk melindungi lingkungan Kurangnya komunikasi antar pemangku kepentingan dan administrator Resistensi terhadap perubahan untuk membangun bangunan hijau Tantangan terkait proses Kurangnya penetapan persyaratan yang dapat diukur pada bangunan hijau Kurangnya komunikasi antar anggota tim proyek dalam membangun bangunan hijau Keraguan informasi tentang metode bangunan hijau Ketidaktersediaan produk yang bersifat hijau di area sekitar 4

Tabel 2 Kode Variabel Manfaat Kode Variabel Kriteria Manfaat Kode Manfaat dari Segi Finansial B1 Manfaat bagi lingkungan B4 Manfaat dari segi pasar B11 Melindungi dan meningkatkan ekosistem serta keragaman lingkungan B41 Menurunkan biaya promosi B12 Meningkatkan kualitas udara dan air B42 Meningkatkan daya beli dan kepemilikan bangunan B13 Mengurangi waste B5 Manfaat dari segi industri B2 Manfaat bagi kesehatan dan komunitas B51 Membantu berkembangnya industri konstruksi B21 Meningkatkan kenyamanan dan kesehatan pengguna gedung B51 Membuka lapangan kerja baru B22 Memperbaiki udara, suhu, dan pencahayaan lingkungan B23 Berkontribusi meningkatkan kualitas hidup B3 Manfaat dari segi finansial B31 Mengurangi biaya operasional gedung B32 Meningkatkan nilai asset bangunan B33 Meningkatkan produktivitas pekerja 3.3. Pengumpulan Data Proses pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada respoden yang bersedia untuk meluangkan waktu dan mengisi kuisioner yang disediakan. Responden dalam penelitian ini adalah kontraktor dan konsultan. Nantinya, data akan dianalisis menggunakan 2 metode yaitu metode statistik deskriptif dan metode Analytical Hierarchy Process (AHP), sehingga kuesioner yang disebarkan terbagi menjadi 2 jenis yaitu kuesioner deskriptif dan kuesioner Analytical Hierarchy Process (AHP). Dikarenakan hal ini pula, terdapat 2 jenis skala yang digunakan dalam kuesioner yaitu: Skala Likert 1 : sangat tidak setuju 4 : setuju 2 : tidak setuju 5 : sangat setuju 3. netral Skala AHP 1 : kedua kriteria sama pengaruhnya 3 : salah satu kriteria sedikit lebih berpengaruh 5 : salah satu kriteria lebih berpengaruh 7 : salah satu kriteria sangat lebih berpengaruh 9 : salah satu kriteria mutlak lebih berpengaruh 2, 4, 6, 8, : nilai antar nilai-nilai diatas 5

4. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1. Uji Validitas dan Reliabilitas Dari hasil uji validitas dan realibilitas kuesioner dengan SPSS v.23 didapatkan bahwa semua variabel valid dan reliabel. Uji validitas aspek tantangan memiliki nilai tertinggi sebesar 0.874 (A11) dan untuk aspek manfaat nilai tertinggi sebesar 0.875 (B31) dengan Corrected Item-Total Correlation > 0,194. Uji realibilitas aspek tantangan dengan Cronbach's Alpha 0.850 dan aspek manfaat dengan Cronbach's Alpha 0.732. 4.2. Hasil Analisis Statistik Deskriptif Dari tabel analisis mean dapat disimpulkan bahwa manfaat bangunan hijau menurut responden yaitu meningkatnya nilai asset gedung (B32). Sedangkan tantangan dari bangunan hijau yaitu kurangnya perhatian public terhadap bangunan hijau (A11). Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3 dan Tabel 4 Tabel 3. Hasil Analisis Mean Aspek Manfaat Variabel B1 B2 B3 B4 B5 Sub 1 2 3 4 5 Mean variabel F % F % F % F % F % B11 0 0 0 0 22 30.1 28 38.3 23 31.5 4.01 B12 0 0 8 5.8 16 21.9 38 52.0 11 15.0 3.71 B13 0 0 2 1.4 28 38.3 22 30.1 21 28.7 3.84 B21 0 0 0 0 13 17.8 39 53.4 21 28.7 4.10 B22 0 0 4 2.9 27 36.9 27 36.9 15 20.5 3.72 B23 0 0 3 2.1 31 42.4 21 28.7 18 24.6 3.73 B31 0 0 3 2.1 13 17.8 16 21.9 41 56.1 4.30 B32 0 0 1 0.7 12 16.4 22 30.1 38 52.0 4.32 B33 0 0 4 2.9 24 32.8 26 35.6 19 26.0 3.82 B41 7 9.5 23 16.7 18 24.6 16 21.9 9 12.3 2.95 B42 0 0 6 4.3 12 16.4 34 46.5 21 28.7 3.95 B51 0 0 2 1.4 18 24.6 43 58.9 10 13.6 3.83 B52 0 0 13 9.4 24 32.8 20 27.3 16 21.9 3.53 Tabel 4. Hasil Analisis Mean Aspek Tantangan Variabel A1 A2 A3 Sub 1 2 3 4 5 Mean variabel F % F % F % F % F % A11 0 0 0 0 4 5.4 15 20.5 54 73.9 4.68 A12 0 0 4 2.9 23 31.5 32 43.8 14 19.1 3.76 A13 0 0 0 0 3 4.1 23 31.5 47 64.3 4.60 A14 0 0 2 1.4 7 9.5 43 58.9 21 28.7 4.13 A15 0 0 3 2.1 28 38.3 27 36.9 15 20.5 3.73 A21 0 0 0 0 34 46.5 24 32.8 15 20.5 3.73 A22 0 0 13 9.4 12 16.4 33 45.2 15 20.5 3.68 A23 2 2.7 3 2.1 19 26.0 24 32.8 25 34.2 3.91 A24 11 15 18 13.1 7 9.5 21 28.7 16 21.9 3.17 A25 0 0 6 4.3 28 38.3 27 36.9 12 16.4 3.61 A31 0 0 5 3.6 41 56.1 18 24.6 9 12.3 3.42 A32 1 1.3 18 13.1 17 23.2 22 30.1 15 20.5 3.43 A33 0 0 0 0 3 4.1 22 30.1 48 65.7 4.61 A34 0 0 2 1.4 8 10.9 26 35.6 37 50.6 4.34 6

4.3. Hasil Analytical Hierarchy Process (AHP) Hasil uji konsistensi menunjukan bahwa data-data dari responden sudah konsisten dengan nilai 0.06 untuk aspek tantangan dan 0.08 untuk aspek manfaat sehingga analisis data dapat dilanjutkan. Berdasarkan hasil analisa menggunakan metode AHP, tantangan terkait komoditas (A1) menduduki urutan pertama dalam hal tantangan terhadap bangunan hijau, sedangkan manfaat deri segi finansial (B3) menduduki urutan pertama dari manfaat-manfaat bangunan hijau menurut pendapat responden. Hasil selengkapnya dapat dilihat dalam Tabel 5 dan Tabel 6. Tabel 5. Ranking Kriteria Aspek Tantangan Aspek Tantangan Bobot total Ranking Komoditas 0.643 1 Organisasi & 0.073 3 Personal Proses 0.282 2 Tabel 6. Ranking Kriteria Aspek Manfaat Aspek Manfaat Bobot total Ranking Lingkungan 0.243 3 Kesehatan & Komunitas 0.244 2 Finansial 0.253 1 Pasar 0.151 4 Industri 0.106 5 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengolahan data dalam penelitian ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: a. Dari hasil analisis mean terhadap tantangan dalam mewujudkan bangunan hijau, didapatkan 3 kriteria dengan nilai mean terbesar menurut responden yaitu kurangnya perhatian publik terhadap bangunan hijau (A11) dengan nilai mean 4.68, keraguan informasi tentang metode bangunan hijau (A33) dengan nilai mean 4.61, dan risiko dan ketidakpastian dalam membangun bangunan hijau (A13) dengan nilai mean 4.60. b. Dari analisis mean terhadap manfaat bangunan hijau, didapatkan 3 kriteria dengan nilai mean terbesar yaitu dapat meningkatkan nilai asset bangunan (B32) dengan nilai mean 4.32, dapat mengurangi biaya operasional gedung (B31) dengan nilai mean 4.30, dan meningkatkan kenyamanan dan kesehatan pengguna gedung (B21) dengan nilai mean 4.10. c. Dari analisis AHP terhadap tantangan bangunan hijau, didapat penentuan urutan tantangan dalam mewujudkan bangunan hijau dengan urutan pertama adalah tantangan terkait komoditas, kedua ada proses bangunan hijau, dan terakhir tantangan dalam organisasi dan personal. d. Dari analisis AHP terhadap manfaat bangunan hijau, manfaat dari bangunan hijau menurut pendapat responden adalah yang pertama manfaat dari segi finansial, kedua manfaat dari segi kesehatan dan komunitas, ketiga manfaat bagi lingkungan, keempat manfaat dari segi pasar dan terakhir manfaat dari segi industri. 5.2. Saran Berdasarkan hasil penelitian ini, diharapkan : Penelitian lanjutan yang meneliti akan manfaat-manfaat lain dari bangunan hijau selain dari manfaat-manfaat yang sudah dijabarkan dalam penelitian ini. Penelitian lanjutan yang meneliti akan sikap dan pandangan publik terhadap bangunan hijau. 7

6. DAFTAR REFERENSI Anggunmulia, R., Widyanto, D. S., Chandra, H. P., Ratnawidjaja, S. (2015). Kriteria Bangunan Hijau dan Tantangannya pada Proyek Konstruksi di Surabaya. Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil, Vol. 4, No. 2 (2015) Halliday, S. (2008). Sustainable Construction. Routledge, England. Landman, Miriam. (1999). Breaking through the Barriers to Sustainable Building: Insights from Building Professionals on Government Initiatives to Promote Environmentally Sound Practices. Publihsed thesis. Universitas Tufts, Massachussetts, United States of America Pedini, A. D & Ashuri, B. (2010). An Overview of the Benefits and Risk Factors of Going Green in Existing Building. International Journal of Facility Management, Vol. 1, No. 1 April 2010 Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan, Alfabeta, Bandung, Indonesia 8