PENGARUH METODE BERCERITA MENGGUNAKAN BUKU CERITA BERGAMBAR TERHADAP KETERAMPILAN ANAK BERBICARA DI TK BETHEL KECAMATAN LORE SELATAN ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN KEGIATAN MELIPAT KERTAS (ORIGAMI) DENGAN KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK A TK MELATI TONDO KECAMATAN MANTIKULORE

MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN DI KELOMPOK B TK TERATAI SUNJU

HUBUNGAN METODE BERCERITA DENGAN KEMAMPUAN ANAK BERBICARA DI KELOMPOK B PAUD MADAMBA PALU

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA MELALUI SINGING GAME DI KELOMPOK B TK NEGERI PEMBINA DONGGALA

PENGARUH KEGIATAN MENGGAMBAR BEBAS TERHADAP KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK B TK PERMATAKU DESA LENJU KECAMATAN SOJOL UTARA KABUPATEN DONGGALA.

PERANAN METODE BERCERITA DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK BERBAHASA LISAN DI KELOMPOK B1 TK TUNAS BANGSA DESA SIDERA KABUPATEN SIGI

MENINGKATKAN PERILAKU MORAL ANAK MELALUI METODE DEMONSTRASI DI KELOMPOK B TK AL-KHAIRAAT I KALEKE KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI

HUBUNGAN MENGGAMBAR BEBAS TERHADAP KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK B2 TK AL-KHAIRAAT III PALU

MENINGKATKAN DISIPLIN ANAK DENGAN METODE DEMONSTRASI DI KELOMPOK B TK SION TATURA PALU

PENGARUH METODE BERCERITA TERHADAP KEMAMPUAN ANAK BERBAHASA LISAN DI KELOMPOK A1 TK KEMALA BHAYANGKARI 01 PALU

PENGARUH METODE PEMBERIAN TUGAS TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK KELOMPOK B2 DI TK SAMPOROA DHARMA WANITA PERSATUAN KOTA PALU. Ari Okta Pratiwi 1

MENINGKATKAN PEMAHAMAN ANAK MENGENAL KONSEP WAKTU MELALUI METODE TANYA JAWAB DI KELOMPOK B TK AL-HIDAYAH TALISE

PERANAN METODE PEMBERIAN TUGAS DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK DI TK PKK OTI KECAMATAN SINDUE TOBATA KABUPATEN DONGGALA

MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK MENGENAL ANGKA MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK A TK GENERASI BANGSA PALOLO

HUBUNGAN KEGIATAN MONTASE DENGAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DI KELOMPOK B1 TK ALKHAIRAAT TONDO PALU

MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK MOTORIK KASAR ANAK MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF PADA KELOMPOK B TK AL-HIDAYAH TALISE PALU UTARA

MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK MENGENAL HURUF HIJAIYAH MELALUI KARTU HURUF DI KELOMPOK B TK AL-KHAIRAAT BALAMOA

PERANAN KEGIATAN MENGGAMBAR DALAM MENINGKATKAN MOTORIK HALUS PADA ANAK DI KELOMPOK B TK BUNGAMPUTI DWP UNTAD PALU

PENGARUH METODE KARYAWISATA TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK DI KELOMPOK B1 TK ALKHAIRAAT TONDO KECAMATAN MANTIKULORE ARTINA 1 ABSTRAK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK B TK NEGERI PEMBINA DONGGALA

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR ANAK MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF (APE) DI KELOMPOK A TK PERTIWI DONGGALA

Nyoman Deni Setia Andari 1 ABSTRAK

PENINGKATAN KREATIVITAS MEWARNAI GAMBAR MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK B1 TK NEGERI PEMBINA PALU UTARA

PENGARUH ALAT PERMAINAN EDUKATIF TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK DI KELOMPOK B3 TK AISYIYAH V PALU

MENINGKATKAN NILAI AGAMA PADA ANAK MELALUI METODE TANYA JAWAB DI KELOMPOK B TK PERTIWI DONGGALA

PERANAN METODE DEMONSTRASI TERHADAP PENERAPAN NILAI-NILAI AGAMA DI KELOMPOK B TK MELATI BURANGA KECAMATAN AMPIBABO KABUPATEN PARIGI MOUTONG

PENGARUH METODE BERCERITA TERHADAP PERILAKU MORAL ANAK DI KELOMPOK B TK KARYA THAYYIBAH II DESA WOMBO KABUPATEN DONGGALA DIAN MITRAWATI 1 ABSTRAK

PENGARUH METODE BERCERITA TERHADAP KEMAMPUAN MENYIMAK ANAK USIA 4-5 TAHUNDI TK

Ni Luh Gede Sudewiyani 1 ABSTRAK

JURNAL HUBUNGAN PENERAPAN METODE BERCERITA DENGAN KEMAMPUAN MENGUNGKAPKAN BAHASA PADA ANAK USIA DINI. Oleh DWI MARLIAWITA ( )

K A R M I NIM. A53B111043

PERANAN ALAT PERMAINAN EDUKATIF DALAM PENGEMBANGAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK DI KELOMPOK B TK PGRI BAIYA

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MENGANYAM DI KELOMPOK B TK ABA II PANTOLOAN

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MEDIA GAMBAR PADA ANAK. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia, bahasa merupakan alat menyatakan pikiran dan

MENINGKATKAN KEMANDIRIAN ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK A TK PKK KAVAYA MARANA KEC. SINDUE

PERANAN METODE BERCERITA DALAM MENGEMBANGKAN NILAI-NILAI MORAL PADA ANAK DI KELOMPOK B2 TK PERTIWI PALU ABSTRAK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK MENGENAL CIPTAAN TUHAN MELALUI METODE TANYA JAWAB DI KELOMPOK B TK NEGERI PEMBINA DONGGALA

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK B TK AISYIYAH PARIGI

PERANAN GURU DALAM PEMBELAJARAN KREATIVITAS SENI MELIPAT KERTAS (ORIGAMI) PADA ANAK TK AL-KHAIRAAT BOBO KECAMATAN DOLO BARAT

MENINGKATKAN PERILAKU SOSIAL ANAK MELALUI METODE BERMAIN PERAN DI KELOMPOK A TK KARYA THAYYIBAH MATANA

MEDIA GAMBAR BERCERITA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK USIA DINI

PENGARUH METODE DEMONSTRASI TERHADAP PERKEMBANGAN MORAL ANAK DI KELOMPOK B TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL IV PALU. Siti Gamar H.

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK B PAUD PERMATA HATI POMBEWE KABUPATEN SIGI ABSTRAK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK MENGENAL WARNA MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF (APE) DI KELOMPOK A TK PERTIWI DONGGALA

PENGARUH PERCOBAAN SAINS SEDERHANA TERHADAP KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK B TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL 1 PALU

III. METODE PENELITIAN. Metode ini menggunakan metode Pre-Experimental Design, menurut

PERANAN MEDIA GAMBAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR ANAK DI KELOMPOK B TK MELATI BURANGA KECAMATAN AMPIBABO KABUPATEN PARIGI MOUTONG. Oleh FENI TOHEBA 1

PENGARUH PEMBERIAN PENGUATAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR ANAK Di KELOMPOK B3 PAUD-TK NEGERI PEMBINA PALU. Rahayu 1

MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERCOBAAN SAINS SEDERHANA PADA ANAK KELOMPOK B2 TK GAMALIEL PALU

MENINGKATKAN PENERAPAN NILAI AGAMA DAN MORAL MELALUI METODE DEMONSTRASI DI KELOMPOK B TK KARYA THAYYIBAH NUPABOMBA KABUPATEN DONGGALA NURLAELA 1

PENGARUH MEDIA KARTU HURUF HIJAIYYAH TERHADAP KEMAMPUAN ANAK MENGENAL HURUF HIJAIYYAH DI KELOMPOK B TK 1 AL-KHAIRAAT KASIMBAR

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK PADA ANAK USIA DINI 5-6 TAHUN DENGAN METODE BERCERITA MELALUI WAYANG KERTAS DI TK MAKEDONIA

MENINGKATKAN PEMAHAMAN ANAK MENGENAL MACAM- MACAM MAKANAN BERGIZI MELALUI MEDIA GAMBAR PADA KELOMPOK B2 TK BUNDA HATI KUDUS PALU

PENERAPAN METODE BERCERITA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR SERI TERHADAP CAPAIAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK

MENINGKATKAN PENGEMBANGAN MORAL ANAK MELALUI METODE BERCERITA PADA KELOMPOK B TK GPID 2 PALU SELATAN

MENINGKATKAN PERILAKU SOSIAL ANAK MELALUI METODE KARYAWISATA DI KELOMPOK B TK AL-KHAIRAAT TOAYA VUNTA KABUPATEN DONGGALA FATMAH 1 ABSTRAK

MENINGKATKAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF PADA KELOMPOK B TK EL. ROY BALEURA KECAMATAN LORE TENGAH

Disusun Oleh LASINI A53B111022

PENGARUH PEMBERIAN PENGUATAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR ANAK DI KELOMPOK BI RA DEPAG I PALU BARAT

MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI KEGIATAN MENGGAMBAR DI KELOMPOK B TK PGRI TARIPA

Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara Melalui. Metode Tanya Jawab Pada Anak Usia 4-5 Tahun

PENGARUH PERMAINAN LOMPAT TALI TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK DI KELOMPOK B RA AL-MUHAJIRIN PALU ABSTRAK

III. METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2014 : 109) Metode yang digunakan dalam penelitian ini

Mengenalkan Konsep Huruf Dengan Metode Permainan Kartu Huruf Pada Anak

EKSPLORASI BERMAIN PERAN MIKRO ANAK USIA DINI DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA

BAB I PENDAHULUAN. usia Taman Kanak-kanak memiliki karakteristik yaitu rasa ingin tahu dan antusias

JURNAL PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini.

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN PERMAINAN PANGGUNG BONEKA PADA ANAK KELOMPOK A DI TK KREATIF ZAID BIN TSABIT NGLEGOK BLITAR

PERANAN PEMBIASAAN BERDOA DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI AGAMA PADA ANAK DI KELOMPOK B TK RIA KARTINI PEWUNU KECAMATAN DOLO BARAT KABUPATEN SIGI

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS PADA KELOMPOK B DI TK AL-KHAIRAAT LOLU

Meningkatkan Perilaku Sosial Anak melalui Metode Kerja Kelompok pada Kelompok A di TK Aisyiyah Bustanul Athfal Toboli

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan bentuk pendidikan

PENTINGNYA PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA ANAK USIA DINI MELALUI METODE BERCAKAP-CAKAP

PERANAN FINGER PAINTING TERHADAP KEMAMPUAN ANAK MENGENAL KONSEP WARNA DI KELOMPOK B TK NURUL ISLAM LAMBARA KECAMATAN TAWAELI

METODE PENELITIAN. penelitian yang didasari oleh asumsi asumsi dasar pandangan pandangan

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENCERITAKAN KEMBALI ISI CERITA MELALUI TEKNIK FADING PADA ANAK TK PELITA KECAMATAN SUWAWA KABUPATEN BONE BOLANGO

Meningkatkan Kemampuan Berbicara Melalui Kegiatan Menggunakan Media Kliping Gambar Pada Kelompok B Di TK Mardi Budi Jabon Jombang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat yang penting untuk berkomunikasi bagi setiap

PG-PAUD, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya Rachma Hasibuan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Taman Kanak-kanak merupakan salah satu bentuk

PENGGUNAAN PEWARNA TUMBUH-TUMBUHAN UNTUK MENGEMBANGKAN KREATIVITAS MENGGAMBAR PADA ANAK KELOMPOK B TK TUNAS RIMBA PALU. Ria Rezikita Darwis 1 ABSTRAK

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI ANAK MELALUI METODE BERCAKAP CAKAP PADA KELOMPOK B DI RA NURUL HIKMAH RINGINHARJO SRAGEN

ARTIKEL SKRIPSI OLEH : DIAN KRISNAYANTI NPM:

BAB I PENDAHULUAN. lahir sampai dengan usia enam tahun. Pemberian rangsangan pendidikan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 0486/UI/1992 tentang Taman Kanak-

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Anak Usia Dini.

PERANAN POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN ANAK DI KELOMPOK B1 RAUDHATUL ATHFAL AL IKHLAS PALU. Yayan Hidayanti 1 ABSTRAK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK A TK ALKHAIRAAT SUMARI

PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK USIA DINI JURNAL. Oleh ADZANI NOVITA AMALIA RANI ( )

MENINGKATKAN KEDISIPLINAN ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS PADA KELOMPOK B DI TK BUNGAMPUTI

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan jasmani dan rohani anak, agar anak dapat memiliki kesiapan dalam

METODE EKSPERIMEN BERPENGARUH TERHADAP KEMAMPUAN SAINS ANAK

PENGARUH METODE BERCERITA TERHADAP KEMAMPUAN MENYIMAK ANAK KELOMPOK B

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional). Masa kanak-kanak adalah masa Golden

PENGARUH METODE BERCAKAP-CAKAP TERHADAP KEMAMPUAN BERBAHASA PADA ANAK KELOMPOK B DI TK KEMIRI 03 KEMIRI KEBAKKRAMAT TAHUN AJARAN 2016/2017

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ( S.Pd.) Pada Jurusan PG-PAUD FKIP UNP Kediri.

PENGARUH PERMAINAN KARTU ANGKA TERHADAP PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK DI KELOMPOK B3 RA DEPAG 1 PALU BARAT

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN TATA BALOK GAMBAR DI TK NEGERI PEMBINA AGAM HERMAWITA ABSTRAK

PENGARUH METODE DEMONSTRASI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK DI KELOMPOK B TK PEMBINA PALU

Transkripsi:

PENGARUH METODE BERCERITA MENGGUNAKAN BUKU CERITA BERGAMBAR TERHADAP KETERAMPILAN ANAK BERBICARA DI TK BETHEL KECAMATAN LORE SELATAN Deisy Rolinda Mangela 1 ABSTRAK Masalah dalam artikel ini adalah keterampilan anak berbicara belum berkembang sesuai harapan. Upaya mengatasi masalah tersebut sudah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode bercerita terhadap keterampilan anak berbicara. Metode penelitian adalah kualitatif sedangkan jenisnya deskriptif, subyeknya seluruh anak Kelompok B TK Bethel Kecamatan Lore Selatan yang berjumlah 20 anak. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, dan dokumentasi, selanjutnya dianalisis teknik presentase. Hasil penelitian sebelum penggunaan metode bercerita kemampuan menyebutkan kosa kata kategori BSB 5%, BSH 5%, MB 10%, BB 80%, kemampuan mengajukan pertanyaan kategori BSB 5%, BSH 5%, MB 15%, BB 75%, menjawab pertanyaan kategori BSB 10%, BSH 10%, MB 5%, BB 75%, dan bercerita kategori BSB 5%, BSH 10%, MB 10%, BB 75%. Selanjutnya setelah penggunaan metode bercerita mengalami perkembangan kemampuan menyebutkan kosa kata kategori BSB 20%, BSH 45%, MB 25%, BB 10%, kemampuan mengajukan pertanyaan kategori BSB 15%, BSH 40%, MB 30%, BB 15%, aspek menjawab pertanyaan kategori BSB 15%, BSH 45%, MB 35%, BB 10%, dan bercerita kategori BSB 20%, BSH 40%, MB 30%, BB 10%. Secara umum, terjadi peningkatan keterampilan anak berbicara setelah penggunaan metode bercerita dalam semua aspek rata-rata kategori BSB 17,5%, BSH 42,5%, MB 28,75%, walaupun masih ada yang belum berkembang yaitu pada kategori BB 11,25%. Kata Kunci: Metode Bercerita, Keterampilan Anak Berbicara PENDAHULUAN Berdasarkan pengamatan awal di TK Bethel Kecamatan Lore Selatan, peneliti menemukan masalah yang berkaitan dengan keterampilan anak berbicara. Contohnya masih ada anak yang belum mampu mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan, menyebutkan kosa kata, ada anak yang masih malu-malu maju menceritakan kembali isi cerita di depan kelas, ada anak daya tangkapnya lemah sehingga sulit memahami isi cerita. Hal ini disebabkan karena pada saat guru mengajar anak kurang memperhatian dan memahami isi materi, kurangnya APE yang digunakan selain itu belum 1 Mahasiswa Program Studi PG-PAUD, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tadulako. No. Stambuk A 411 10 028 1

optimalnya pembelajaran yang dilakukan guru dalam upaya mengembangkan keterampilam anak berbicara. Menurut Taringan (1981:15), bahwa Keterampilan berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi dari kata-kata untuk mengekpresikan, menyatakan, menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan. Dalam bentuk atau wujudnya, berbicara dinyatakan sebagai, suatu alat untuk mengkomunikasikan gagasan yang disusun serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan sang pendengar atau penyimak. Keterampilan berbicara anak harus di dukung dengan perbendaharaan kata atau kosa kata yang sesuai tingkat perkembangan bahasa. Meskipun sarana yang lain ada tapi kosa kata anak minim akan menyebabkan anak tidak dapat berbicara. Belajar berbicara merupakan proses bagi anak maupun orang dewasa. Proses berlangsung sesuai kebutuhan anak sehingga anak juga akan mampu berbicara sesuai dengan kemampuan atau kebutuhan. Belajar berbicara anak dapat digunakan sebagai sosialisasi dalam berteman dan melatih kemandirian anak. Semakin sering anak berhubungan dengan orang lain maka semakin besar dorongan untuk berbicara. Hurlock (2007:5), menyatakan bahwa Awal masa kanak-kanak umumnya merupakan saat berkembang pesatnya tugas pokok dalam belajar berbicara, yaitu menambah kosa kata, menguasai pengucapan kata dalam menggabungkan kata-kata menjadi kalimat Berbicara merupakan keterampilan berbahasa yang produktif. Peristiwa ini berkembang pesat pada kehidupan anak-anak. Pada masa kanak-kanak, kemampuan berbicara berkembang begitu cepat. Hal ini tampak dari penambahan kosakata yang disimak anak dari lingkungan semakin hari semakin bertambah pula. Oleh karena itu, pada masa kanak-kanak inilah kemampuan berbicara mulai diajarkan. Caranya digunakan metode dalam kegiatan pembelajaran dengan metode bercerita. Metode bercerita adalah cara mengajar guru yang disampaikan kepada anak didik secara lisan dalam bentuk cerita dengan mengisahkan tentang pengalaman atau suatu kejadian yang sungguh-sungguh terjadi maupun rekaan. Bercerita dapat disampaikan kepada anakanak melalui media atau non media. Moeslichatoen (2004: 157), mengemukakan Metode bercerita merupakan salah satu pemberian pengalaman belajar bagi anak TK dengan membawakan cerita kepada anak secara lisan. Metode bercerita juga banyak digunakan oleh guru Taman Kanakkanak dalam kegiatan pembelajaran pengembangan bahasa. Penyampaiannya dilaksanakan secara lisan kepada anak sebagai upaya untuk memperkenalkan, 2

memberikan keterangan, atau penjelasan tentang hal baru yang dapat mengembangkan berbagai kemampuan dasar anak. Selanjutnya Masitoh dkk (2005: 10.6), mengemukaan bahwa Tujuan bercerita bagi anak usia 4-6 tahun adalah agar anak mampu mendengarkan dengan seksama terhadap apa yang disampaikan orang lain, anak dapat bertanya apabila tidak memahaminya, anak dapat menjawab pertanyaan, selanjutnya anak dapat menceritakan dan mengekpresikan terhadap apa yang di dengar dan diceritakannya, sehingga hikmah dari isi cerita dapat dipahami dan lambat laun didengarkan, diperhatikan, dilaksanakan dan diceritakannya kepada orang lain. Keterampilan anak berbicara merupakan salah satu perkembangan bahasa anak. Dalam proses belajar keterampilan berbicara merupakan kebutuhan anak yang digunakan untuk menyampaikan keinginan, perasaan dan komunikasi dengan orang lain atau teman yang lain. Keterampilan berbicara bermanfaat dalam melakukan interaksi komunikasi dalam masyarakat. Dengan keterampilan berbicara, anak akan mampu mengekspresikan pikiran dan perasaan secara lisan dalam konteks dan situasi pada saat mereka sedang berbicara. Dengan demikian, metode bercerita memberi kesempatan anak untuk mempunyai banyak bahan sebagai bekal anak untuk berbicara. setelah anak mempunyai bahan berupa buku cerita bergambar, anak diminta untuk menceritakan kembali isi cerita. Hal itu dapat melatih anak dalam menyusun kata-kata menjadi kalimat dan menyampaikannya dengan segenap kemampuan. Berdasarkan uraian diatas tentang keterampilan anak berbicara dan metode bercerita dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh metode bercerita menggunakan buku cerita bergambar terhadap keterampilan anak dalam berbicara di TK Bethel Pada Kecamatan Lore Selatan. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di TK Bethel Pada Kecamatan Lore Selatan, Subyek penelitian yaitu seluruh anak dan guru di Kelompok B TK Bethel Pada Kecamatan Lore Selatan yang berjumlah 20 anak, terdiri dari 11 anak laki-laki dan 9 anak perempuan. Terdaftar pada tahun ajaran 2015-2016. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dan jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Rancangan penelitian dimaksudkan untuk memberikan gambaran apakah ada pengaruh metode bercerita terhadap peningkatan keterampilan anak berbicara. 3

Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan penelitian one-group pretest design dari Sugiyono (2013:83). Desainnya adalah sebagai berikut: 0 1 X 0 2 Gambar Desain Penelitian Keterangan : 0 1 : Pre test X : Perlakuan 0 2 : Post test Adapun rancangan dari Sugiyono (2013:83) yang digunakan dalam penelitian ini desainnya adalah sebagai berikut: 0 1 X 0 2 Gambar 3.2 Desain Penelitian Keterangan : 0 1 : Observasi Awal X : Perlakuan 0 2 : Observasi Akhir Teknik pengumpulan data yang digunakan, meliputi teknik observasi, dan teknik dokumentasi. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan lembar pengamatan, kemudian data diolah dengan menggunakan teknik persentase, hasil olahan tersebut kemudian dianalisis secara deskriptif untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode bercerita terhadap peningkatan keterampilan berbicara anak di Kelompok B TK Bethel Pada Kecamatan Lore Selatan. Rumusan yang digunakan untuk menganalisis data yang dikumpulkan secara persentase Anas Sudjiono (1997:40) yaitu : x 100% Keterangan : p = Persentase F = Jumlah jawaban dari masing-masing alternatif N = Jumlah responden 4

HASIL PENELITIAN Data hasil pengamatan yang diperoleh dilapangan sebelum dan sesudah tindakan disajikan tabel dibawah ini : Tabel 1. Hasil Rekapitulasi Pengamatan Sebelum Penggunaan Metode Bercerita Aspek yang di amati No Kategori Menyebutkan Mengajukan Menjawab Kosa Kata pertanyaan pertanyaan Bercerita F % F % F % F % 1 BSB 1 5 1 5 2 10 1 5 2 BSH 1 5 1 5 2 10 2 10 3 MB 2 10 3 15 1 5 2 10 4 BB 16 80 15 75 15 75 15 75 Jumlah 20 100 20 100 20 100 20 100 Melihat dari hasil pengamatan sebelum menggunakan metode bercerita terlihat bahwa kemampuan menyebutkan kosa kata, mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan, dan bercerita masih banyak yang belum berkembang. Setelah menggunakan metode becerita hasil pengamatan sebagai berikut : Tabel 2 No Hasil Rekapitulasi Pengamatan Sesudah Penggunaan Metode Bercerita Kategori Menyebutkan Kosa Kata Aspek yang di amati Mengajukan pertanyaan Menjawab pertanyaan Bercerita F % F % F % F % 1 BSB 4 20 3 15 3 15 4 20 2 BSH 9 45 8 40 9 45 8 40 3 MB 5 25 6 30 6 30 6 30 4 BB 2 10 3 15 2 10 2 10 Jumlah 20 100 20 100 20 100 20 100 Berdasarkan pengamatan sesudah penggunaan metode bercerita terlihat adanya peningkatan perkembangan keterampilan anak berbicara dari semua aspek penilaian baik dalam menyebutkan kosa kata, mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan dan bercerita. 5

Tabel 3 No Persentase Perbandingan Kemampuan Anak Berbicara Sebelum dan Sesudah Penggunaan Metode Bercerita Kategori Sebelum Persentase (%) Sesudah 1 BSB (Berkembang Sangat Baik) 6,25 17,5 2 BSH ( Berkembang Sesuai Harapan) 7,5 42,5 3 MB (Mulai Berkembang) 10 28,75 4 BB (Belum Berkembang ) 76,25 11,25 Jumlah 100 100 Sesuai tabel 3 dapat diketahui bahwa subyek, sebelum menggunakan metode bercerita kategori berkembang sangat baik 6,25%, kategori berkembang sesuai harapan 42,5%, kategori mulai berkembang 10%, dan kategori belum berkembang 76,25%. Selanjutnya, sesudah menggunakan metode bercerita, 17,5% kategori berkembang sangat baik, 42,5% kategori berkembang sesuai harapan, 28,75% kategori mulai berkembang, dan 11.25% kategori belum berkembang. Sehingga, dapat diketahui perbandingan kemampuan berbicara anak sebelum dan sesudah menggunakan metode bercerita. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di TK Bethel Pada Kecamatan Lore Selatan, berikut ini gambaran dari aspek-aspek yang diamati. 1. Menyebutkan Kosa Kata Perkembangan keterampilan anak berbicara, khususnya pada aspek menyebutkan kosa kata pada anak merupakan salah satu aspek perkembangan yang harus di kembangkan pada anak sejak usia dini. Dalam perkembangannya, guru perlu memberikan stimulus yang baik agar dapat menumbuhkan dan mengembangkan bahasa anak, sesuai dengan tumbuh kembang anak khususnya pada meyebutkan kosa kata anak. Oleh karena itu, guru sangat berperan penting dalam hal ini, dalam mengembangkan kemauan anak dalam menguasai. Peneliti menggunakan indikator untuk mengukur sejauh mana tingkat perkembangan keterampilan berbicara anak sesuai dengan harapan. Indikator tersebut adalah jika anak menyebutkan lebih dari 10 kata nama binatang seperti: anjing, ayam, harimau, kucing, kerbau, sapi dan kambing. Indikator-indikator tersebut berdasarkan tema, khususnya pada sub tema binatang yang ada di sekitar kita. Jadi, guru 6

mengenalkan macam-macam binatang kepada anak-anak yang sering mereka jumpai atau dilihat melalui gambar. Anjing, ayam, harimau, kucing, kerbau, sapi, dan kambing. Berdasarkan hasil pengamatan selama penelitian berlangsung, peneliti melakukan observasi dan melihat cara guru mengajar dengan menggunakan metode bercerita. Hasilnya ada beberapa anak yang mampu mengembangkan aspek penguasaan kosa kata dan sebagian belum berkembang. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis deskriptif pada tabel 1, dimana sebelum penggunaan metode bercerita terhadap peningkatan keterampilan anak berbicara, terdapat 1 anak (5%) dalam kategori berkembang sangat baik, 1 anak (5%) dalam kategori berkembang sesuai harapan, 2 anak (10%) dalam kategori mulai berkembang, dan 16 anak (80%) dalam kategori belum berkembang. Melihat hasil tersebut, peneliti merasa sangat perlu memberikan kegiatan dalam bentuk metode bercerita pada anak didik agar hasilnya lebih baik. Oleh karena itu, peneliti melakukan suatu kegiatan yang melibatkan anak-anak serta menarik minatnya yaitu bercerita menggunakan cerita bergambar. kegiatan tersebut sangat menyenangkan dan disukai anak-anak. Pada kegiatan ini anak-anak dilatih untuk mengembangkan keterampilan berbicara anak, ketika kegiatan bercerita sedang berlangsung, bagaimana keterampilan anak dalam berbicara. Menurut Cox (1999:30), Perkembangan Kemampuan Berbicara anak merupakan suatu alat untuk mengekspresikan, menyatakan, menyampaikan, atau mengkomunikasikan pikiran ide maupun perasaan kepada orang lain secara lisan. Belajar berbicara dapat dilakukan anak dengan bantuan dari orang dewasa melalui percakapan. Dengan bercakap-cakap, anak akan menemukan pengalaman dan meningkatkan pengetahuannya dan mengembangkan bahasanya. Anak membutuhkan reinforcement (penguat), reward (hadiah, pujian), stimulasi, dan model atau contoh yang baik dari orang dewasa agar kemampuannya dalam berbahasa dapat berkembang secara maksimal. Anak yang memiliki hambatan bahasa juga dapat distimulasi untuk memahami bahasa yang sederhana.oleh karena itu perlunya dorongan dari orang tua, guru dan orang lain. Dari hasil pengamatan selama penelitian berlangsung menunjukkan metode bercerita, memiliki pengaruh terhadap perkembangan anak terkait dengan masaalah berbicara, pada aspek menyebutkan kosa kata. Dimana pada aspek ini ada indikator yang diamati, yaitu jika anak menyebutkan lebih dari 10 kata nama binatang seperti: anjing, ayam, harimau, kucing, kerbau, sapi dan kambing. 7

Hal ini dapat di lihat dari perkembangan keterampilan berbicara anak dalam aspek penguasaan kosa kata terdapat 4 anak (20%) dalam kategori berkembang sangat baik (BSB), 9 anak (49%) dalam kategori berkembang sesuai harapan (BSH ), 5 anak (25%) dalam kategori mulai berkembang (MB), dan 2 anak (10%) dalam kategori belum berkembang (BB). Berdasarkan hasil analisis deskriptif tersebut diatas, diketahui bahwa ada 2 anak (10%) yang masuk dalam kategori belum berkembang (BB). Dikatakan belum berkembang karena ke-2 anak ini belum mampu mengembangkan aspek-aspek berbicara anak, kemauan anak dalam menyebutkan lebih dari 10 kata nama binatang seperti: anjing, ayam, harimau, kucing, kerbau, sapi, dan kambingl. Berdasarkan bahasan dan data yang diperoleh menunjukkan semakin meningkatnya perkembangan keterampilan berbicara anak, khususnya dalam aspek penguasaan kosa kata. Oleh karena itu, metode bercerita menggunakan buku cerita bergambar dapat berpengaruh terhadap peningkatan berbicara anak. 2. Kemampuan Mengajukan Pertanyaan Perkembangan keterampilan berbicara anak khususnya pada aspek mengajukan pertanyaan yang harus dikembangkan pada anak sejak usia dini. Dalam perkembangannya, guru perlu memberi stimulus yang baik agar dapat menumbuhkan dan mengembangkan keterampilan berbicara anak, sesuai dengan tumbuh kembang anak khususnya pada aspek membuat mengajukan pertanyaan. Oleh karena itu, guru sangat berperan penting dalam hal mengembangkan kemampuan anak dalam perkembangan keterampilan berbicara anak. Peneliti menggunakan beberapa bentuk indikator untuk mengukur sejauh mana tingkat perkembangan keterampilan berbicara anak sesuai dengan harapan. Indikator tersebut adalah jika anak menyebutkan lebih dari 10 kata nama binatang seperti: anjing, ayam, harimau, kucing, kerbau, sapi dan kambing. Indikator-indikator tersebut berdasarkan tema binatang yang ada di sekitar kita. Jadi, guru mengajak anak untuk melihat atau menceritakan ciptaan tuhan atau alam semesta yang ada di sekelilingnya. Berdasarkan hasil pengamatan selama penelitian berlangsung. peneliti melakukan observasi dan melihat cara guru mengajar. Hasilnya ada beberapa anak yang belum mampu mengajukan pertanyaan. Hal ini dapat dapat di lihat bahwa dari 20 anak yang menjadi subyek peneliti, pada perkembangan keterampilan berbicara anak dalam aspek mengajukan pertanyaan, terdapat 1 anak (5%) dalam kategori berkembang sangat baik (BSB), 4 anak (20%) dalam kategori berkembang sesuai harapan (BSH ), 4 anak 8

(20%) dalam kategori mulai berkembang (MB), dan 11 anak (55%) dalam kategoribelumberkembang(bb). Melihat hasil tersebut, peneliti merasa sangat perlu memberikan kegiatan dalam bentuk metode bercerita pada anak didik agar hasilnya lebih baik. Melihat hasil tersebut, peneliti merasa sangat perlu memberikan kegiatan berceritamenggunakan buku cerita bergambar terhadap keterampilan anak berbicara. Setelah peneliti mengadakan kegiatan pengamatan dengan target untuk mengembangkan keterampilan anak berbicara dengan mengunakan metode bercerita, ternyata diperoleh hasil yang baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis deskripsi pada tabel 7, dapat dilihat bahwa dari 20 anak yang menjadi subyek penelitian, pada perkembangan keterampilan anak berbicara dalam aspek mengajukan pertanyaan, terdapat 20 anak yang menjadi subyek peneliti, terdapat 3 anak (15%) dalam kategori berkembang sangat baik (BSB), 8 anak (40%) dalam kategori berkembang sesuai harapan (BSH ), 6 anak (30%) dalam kategori mulai berkembang (MB), dan 3 anak (15%) dalam kategori belum berkembang (BB). Berdasarkan hasil analisis deskriptif tersebut di atas, diketahui bahwa ada 3 anak (15%) yang masuk dalam kategori belum berkembang (BB). Dikatakan belum berkembang karena ke-3 anak ini belum mampu mengajukan 3-4 pertanyaan apa, dimana, siapa dan dimana. Berdasarkan bahasan dan data yang diperoleh menunjukkan semakin meningkatnya perkembangan keterampilan berbicara, khususnya pada aspek mengajukan pertanyaan. Oleh karena itu, metode bercerita menggunakan buku cerita bergambar berpengaruh terhadap keterampilan berbicara anak. 3. Kemampuan Menjawab Pertanyaan Upaya untuk meningkatkan perkembangan keterampilan berbicara anak, sangat diharapkan memiliki pengaruh terhadap perkembangan kecerdasaan. Sehingga penyelenggaraan pendidikan di taman kanak-kanak bertujuan untuk membantu mengembangkan kemampuan anak yang salah satunya adalah kemampuan berbicara dengan aspek menjawab pertanyaan. Berdasarkan hasil penelitian untuk aspek menjawab pertanyaan dapat dilihat dari 20 anak yang menjadi subyek penelitian, pada aspek membuat aneka bentuk bangunan dari balok, terdapat 2 anak (10%) dalam kategori berkembang sangat baik (BSB), ada 2 anak (10%) dalam kategori berkembang sesuai harapan (BSH), ada 1 anak (5%) dalam kategori mulai berkembang (MB), dan pada minggu ini ada 15 anak (75%) dalam kategori belum berkembang (BB). 9

Selanjutnya, keterampilan berbicara anak yang digambarkan dari aspek menjawab pertanyaan, setelah menggunakan metode bercerita menggunakan buku cerita bergambar ternyata mengalami peningkatan, gambaran perubahan tersebut dapat dilihat dari 20 anak yang menjadi subyek peneliti, pada perkembangan motorik halus anak dalam aspek membuat bentuk bangunan dari balok terdapat 3 anak (15%) dalam kategori berkembang sangat baik (BSB), 9 anak (45%) dalam kategori berkembang sesuai harapan (BSH ), anak (30%) dalam kategori mulai berkembang (MB), dan anak (10%) dalam kategori belum berkembang (BB). Berdasarkan bahasan dan data yang diperoleh menunjukkan semakin meningkatnya perkembangan keterampilan berbicara, khususnya pada aspek menjawab pertanyaan. Oleh karena itu, metode bercerita menggunakan buku cerita bergambar berpengaruh terhadap keterampilan berbicara anak. 4. Kemampuan Bercerita Keterampilan bercerita tidak dapat dipisahkan dengan pembelajaranberbicara, karena bercerita merupakan salah satu teknik dalam pembelajaranberbicara. Pembelajaran keterampilan bercerita berkaitan dengan pembinaankemampuan menggunakan bahasa secara lisan. Oleh karena itu kegiatan berceritadapat dikatakan sebagai keterampilan berbahasa yang memiliki sifat produktif. Melalui kegiatan bercerita seseorang dapat menyampaikan segala perasaan,ide, dan gagasan, berbagai perasaan sesuai dengan apa yang dialami, dirasakan,dilihat, dibaca, dan dapat mengungkapkan kemauan dan keinginan membagikanpengalaman yang diperoleh kepada orang lain melalui bunyi, kata-kata danekspresi tubuh. Sama halnya yang disampaikan oleh Tarigan (2008: 32), bahwakegiatan bercerita merupakan salah satu keterampilan berbicara yang bertujuanuntuk memberikan informasi kepada orang lain. Berdasarkan hasil pengamatan selama penelitian, untuk minggu pertama peneliti melakukan observasi dan melihat cara guru mengajar. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis deskriptif diatas maka dapat dilihat bahwa dari 20 anak didik yang menjadi subyek penelitian terdapat 1 anak (5%) dalam kategori BSB, ada 1 anak ( 5%) dalam kategori BSH, ada 3 anak (15%) dalam kategori MB, dan ada 15 anak (75%) dalam kategori BB. Selanjutnya, keterampilan berbicara anak yang digambarkan dari aspek bercerita, setelah menggunakan metode bercerita menggunakan buku cerita bergambar ternyata mengalami peningkatan, gambaran perubahan tersebut dapat dilihat bahwa dari 20 anak didik yang menjadi subyek penelitian terdapat 4 anak (20%) dalam kategori 10

BSB, ada 8 anak ( 40%) dalam kategori BSH, ada 6 anak (30%) dalam kategori MB, dan ada 2 anak (10%) dalam kategori BB. Berdasarkan bahasan dan data yang diperoleh menunjukkan semakin meningkatnya perkembangan keterampilan berbicara, khususnya pada aspek bercerita. Oleh karena itu, metode bercerita menggunakan buku cerita bergambar berpengaruh terhadap keterampilan berbicara anak. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan penelitian tentang pengaruh penggunaan metode bercerita terhadap keterampilan berbicara anak, maka dapat disimpulkan bahwa, ada pengaruh penggunaan metode bercerita terhadap keterampilan anak berbicara, hal ini dapat dilihat setelah diberi perlakuan berupa penggunaan metode bercerita terjadi peningkatan keterampilan anak berbicara pada setiap kategori untuk masing-masing aspek yang diamati. Adapun beberapa saran dalam penelitian ini, yaitu: 1. Anak agar selalu aktif dan kreatif dalam kegiatan kelas mampu mengerjakan tugas yang diberikan guru, memanfaatkan fasilitas yang ada untuk mengembangkan semua potensi yang dimilikinya supaya menjadi anak Indonesia yang sehat cerdas dan ceria serta berkarakter. 2. Para guru agar kreatif untuk selalu melakukan berbagai aktifitas dalam meningkatkan profesionalismenya sebagai upaya memperbaiki proses pembelajaran untuk membantu anak mencapai tingakat perkembanganya. 3. Kepala Taman Kanak-Kanak Bethel Kecamatan Lore Selatan agar selalu memberikan kesempatan bagi para guru untuk melakukan berbagai perubahan pembelajaran dalam upaya meningkatkan profesinya. 4. Para peneliti lain untuk menjadikannya hasil penelitian ini sebagai bahan acuan atau pertimbangan dalam merancang penelitian yang sama atau berbeda, baik fokus masalah, metode teknik pengumpulan data maupun analisanya. 5. Peneliti, untuk menjadikan hasil penelitian ini lebih berkembang khususnya untuk dijadikan media pembelajaran, serta dapat lebih kreatif dalam penggunaan metode bercerita terhadap keterampilan anak berbicara. 11

DAFTAR PUSTAKA Arikunto S. (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta. Dhieni, N. dkk. (2006). Metode Pengembangan Bahasa. Jakarta: Universitas Terbuka. Hainstock. (1999). Metode Pengajaran Montessori untuk Anak Sekolah Dasar. Jakarta : Pustaka Delapratasa. Hurlock, Elizabet. B. (1997). Perkembangan Anak Jilid 1. Jakarta : Erlangga. Jamaris, M. (2006). Perkembangan dan Pengembangan Anak Usia TK. Jakarta : Grasindo Meoeslihatoen R.(1999).Metode pengajaran di taman Kanak-kanak.Jakarta: PT. Rineka Cipta. Mulyasa. (2005). Psikologi Perkembangan. Semarang: Universitas negeri Semarang. Musfiroh, T (2010). Pengembangan Bahasa Anak Usia Dini. Yogyakarta : Kemetrian Pendidikan Nasional Nurpaiza (2014), Peranan Metode Bercerita Dalam Meningkatkan Kemampuan Anak Berbahasa Lisan Di Kelompok B1 TK Tunas Bangsa Desa Sidera Kabupaten Sigi, Skripsi Sarjana, PG PAUD, FKIP UNTAD, tidak di terbitkanpemerintah Republik Indonesia, (2003), Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta. Ramadhan, A., Gagaramusu, Y., Jennah, A., Timow, Vanni Maria A., Marhum, M., Amri, B., Darsikin, Zulianto, S. (2013). Panduan Tugas Akhir (SKRIPSI) & Artikel Penelitian. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako. Palu : Tidak diterbitkan Sudjiono, Anas (1997). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Grafindo Persada. 12