BAB I PENDAHULUAN. dana yang berasal dari dalam negeri, seringkali tidak mampu mencukupi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. atau surat berharga. Financial Market sendiri terbagi menjadi dua yaitu Capital

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 2) Pertumbuhan ekonomi berpengaruh positif dan signifikan terhadap. investasi asing langsung di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Pergerakan globalisasi perekonomian yang dewasa ini bergerak begitu

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan faktor-faktor produksi yaitu; modal, tenaga kerja dan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Asosiasi negara- negara Asia Tenggara (ASEAN) didirikan pada tanggal 8

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perdebatan telah disampaikan oleh beberapa peneliti sebelumnya. Beberapa peneliti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap negara membutuhkan modal untuk membiayai proyek

Bab 5 PEREKONOMIAN TERBUKA

BAB I PENDAHULUAN. mengalokasikan dana dari pihak yang mengalami surplus dana kepada pihak yang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator untuk menilai

BAB I PENDAHULUAN. Krisis finansial yang menimpa kawasan Asia Timur pada tahun

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Peran perbankan yang profesional semakin dibutuhkan guna

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang berkelanjutan merupakan tujuan dari suatu negara

I. PENDAHULUAN. Sistem keuangan terdiri dari lembaga keuangan, pasar keuangan, serta

dalam jangka panjang (Boediono, 1994). Pertumbuhan ekonomi adalah proses dimana terjadi kenaikan produk nasional bruto riil atau pendapatan nasional

BAB I PENDAHULUAN. berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, nilai serta norma masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. Permintaan energi di Asia Tenggara terus meningkat dan laju

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan luar negeri yang mempunyai peranan penting bagi suatu negara,

Analisis fundamental. Daftar isi. [sunting] Analisis fundamental perusahaan. Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang yang sedang membangun, membutuhkan dana yang cukup besar untuk membiayai pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. Negara berkembang adalah sebuah Negara dengan rata-rata pendapatan

BAB 1 PENDAHULUAN. populasi dan pendapatan per kapita negara-negara anggota ASEAN. Dimana, Indonesia

PEREKONOMIAN INDONESIA DI ERA GLOBALISASI

BAB 1 PENDAHULUAN. tingkat suku bunga. Tingginya tingkat suku bunga seolah menjadi bayang-bayang

BAB I PENDAHULUAN. Penanaman modal yang sering disebut juga investasi merupakan langkah

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan

BAB I PENDAHULUAN. yang membuat perusahaan merasa tidak aman bahkan di wilayah negaranya

I. PENDAHULUAN. Isu globalisasi sering diperbincangkan sejak awal tahun Globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. wilayah. Karena pada dasarnya, investasi merupakan satu pengeluaran

I. PENDAHULUAN. Pada tahun 1997 kondisi perekonomian Indonesia mengalami krisis yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian

IV. GAMBARAN UMUM NEGARA ASEAN 5+3

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan barang dan jasa, investasi yang dapat meningkatkan barang modal,

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi saat ini, persaingan bisnis semakin ketat menuntut setiap

IV. GAMBARAN UMUM. 4.1 Gambaran Umum Perekonomian di Negara-negara ASEAN+3

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh bidang konstruksi pada suatu negara cukup besar. Bidang

BAB I PENDAHULUAN. cenderung mengakibatkan gejolak ekonomi moneter karena inflasi akan

Keseimbangan Ekonomi Empat Sektor. Oleh: Ruly Wiliandri, SE., MM

BAHAN DAN METODE HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V PENUTUP. penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya. Kemudian, akan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian dan kesejahteraan suatu negara yaitu dengan meningkatkan faktor

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mewujudkan pembangunannya, suatu negara membutuhkan biaya yang

BAB I PENDAHULUAN. dapat tetap bersaing dengan perusahaan-perusahaan lainnya. Apabila efisiensi

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi Negara di Dunia Periode (%)

I. PENDAHULUAN. jasa. Oleh karena itu, sektor riil ini disebut juga dengan istilah pasar barang. Sisi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. modal. Penambahan modal ini berupa investasi dan tabungan. Di satu sisi

BAB 7 PERDAGANGAN BEBAS

BAB I PENDAHULUAN. mendorong perkembangan dan kemakmuran dunia industri modern Perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. penanaman modal. Pembentukan modal dapat dikatakan sebagai kunci utama. tergolong dalam negara maju atau negara berkembang.

I. PENDAHULUAN. Perdagangan internasional merupakan salah satu aspek penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi diartikan juga sebagai peningkatan output masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan pada umumnya, bank juga berorientasi untuk mendapatkan laba yang

KESEMPATAN KERJA PERDAGANGAN. Rahma Iryanti Direktur Tenaga Kerja dan Pengembangan Kesempatan Kerja. Jakarta, 5 Juli 2013

BAB I PENDAH ULUAN 1.1 Latar Belakang

SKOR INDONESIA DALAM WORLD GOVERNANCE INDICATORS 2012

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang memiliki banyak sumber daya alam dan

BAB I PENDAHULUAN. seberapa besar kontribusi perdagangan internasional yang telah dilakukan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. dana jangka panjang. Pasar modal juga dapat didefinisikan sebagai pasar ekuitas

I. PENDAHULUAN. telah memanfaatkan pinjaman luar negeri dalam pembangunannya. Pinjaman luar

BAB I PENDAHULUAN. negara tersebut. Sehubungan dengan arah pembangunan nasional, maka pada

BAB I PENDAHULUAN. sistematika penulisan. Berikut ini akan diuraikan tentang hal-hal tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Aliran masuk remitansi (remittance inflow) global telah mengalami pertumbuhan pesat

JAKARTA, 23 JANUARI 2013 MATERI DAN TAYANGAN INI ADALAH ILUSTRASI DAN HANYA DIGUNAKAN UNTUK TUJUAN KONSULTASI PUBLIK TENTANG PERUBAHAN HARGA RUPIAH

BAB I PENDAHULUAN. yang telah diaudit oleh akuntan publik. Selain itu, kondisi perekonomian domestik

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, hal ini

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dari negara-negara maju, baik di kawasan regional maupun kawasan global.

BAB I PENDAHULUAN. tekstil terutama bagi para pengusaha industri kecil dan menengah yang lebih mengalami

JAKARTA, 23 JANUARI 2013 MATERI DAN TAYANGAN INI ADALAH ILUSTRASI DAN HANYA DIGUNAKAN UNTUK TUJUAN KONSULTASI PUBLIK TENTANG PERUBAHAN HARGA RUPIAH

BAB I PENDAHULUAN. aktiva produktif selama periode tertentu (Jogiyanto, 2010:5). Dengan kata lain

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang semakin pesat pula. Perkembangan tersebut juga dibarengi dengan

VII. SIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Untuk membantu dan mendorong kegiatan ekonomi perkembangan dunia

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat, di mana di dalam pembangunan ini tidak bisa terlepas. penggerak pertumbuhan dan mengurangi kemiskinan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Globalisasi dalam bidang ekonomi menyebabkan berkembangnya sistem

BAB I PENDAHULUAN. mana hal ini menimbulkan persaingan yang sangat ketat antar perusahaanperusahaan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. (pembelian barang-barang modal) meliputi penambahan stok modal atau barang

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang paling umum adalah berupa perdagangan atau transaksi barang.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya apabila tingkat kegiatan ekonomi lebih tinggi daripada yang

BAB I PENDAHULUAN. inflasi yang rendah dan stabil. Sesuai dengan UU No. 3 Tahun 2004 Pasal 7,

BAB I PENDAHULUAN. dapat bertahan dan bersaing di era globalisasi ini. Kinerja perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. modal terutama terjadi dari negara-negara yang relatif kaya modal yaitu umumnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perdagangan internasional semakin besar peranannya terhadap

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Mekanisme transmisi. Angelina Ika Rahutami 2011

BAB I PENDAHULUAN. ketimpangan dapat diatasi dengan industri. Suatu negara dengan industri yang

KATA PENGANTAR. Terima kasih. Tim Penyusun. Penyusunan Outlook Pembangunan dan Indeks Daya Saing Infrastruktur

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan dana untuk membiayai berbagai proyeknya. Dalam hal ini, pasar

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian suatu negara dapat mempengaruhi kinerja perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. nasional dan pada akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara berkembang, yang membutuhkan investasi cukup besar untuk menopang pertumbuhan ekonominya. Sementara sumber-sumber dana yang berasal dari dalam negeri, seringkali tidak mampu mencukupi kebutuhan investasi dari dalam negeri. Sebagaimana yang telah dikemukakan oleh Goeltom (2008), bahwa tabungan domestik yang biasanya menjadi sumber utama pembiayaan investasi, tidak memadai untuk skala investasi yang dibutuhkan. Adanya masalah keterbatasan dana investasi tersebut, menjadikan pemerintah terus berupaya untuk mencari sumber-sumber dana investasi lainnya. Salah satunya adalah investasi yang berasal dari luar negeri. Sumber investasi yang berasal dari luar negeri, dapat berasal dari investasi asing langsung dan investasi asing tidak langsung. Adapun yang dimaksud investasi asing tidak langsung adalah investasi yang bergerak pada aset finansial, seperti pembelian saham dan obligasi. Investasi jenis ini, cenderung bersifat jangka pendek dan kurang stabil. Hal ini dikarenakan investasi yang dilakukan oleh investor tidak dikontrol langsung oleh investor tersebut, sehingga ketika muncul tanda adanya persoalan, investor akan dengan mudah menarik dana-dana yang telah ditanamkannya (Adiyudawansyah dan Santoso, 2013: 1). Sementara itu, yang dimaksud investasi asing langsung adalah investasi yang bergerak pada aset riil, seperti pendirian pabrik-pabrik baru, pembelian pabrik-pabrik lama (akuisisi atau merger), pembelian barang-barang inventaris

dan sebagainya. Investasi jenis ini, pada dasarnya bersifat jangka panjang dan relatif stabil. Hal ini dikarenakan investasi yang dilakukan oleh investor dikontrol langsung oleh investor tersebut, sehingga ketika muncul tanda adanya persoalan, investor akan berjuang keras mempertahankan aset-aset yang telah ditanamkanya. Selain itu, investasi jenis ini, biasanya akan turut membawa serta teknologi dari negara asal ke negara penerima, sehingga jenis investasi inilah yang seharusnya dibutuhkan untuk menopang pertumbuhan ekonomi bagi negara yang berkelanjutan (Adiyudawansyah dan Santoso, 2013: 1). Jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga, khususnya negaranegara ASEAN, perkembangan investasi asing langsung di Indonesia selama lima tahun terakhir ini cukup rendah. Hal ini dapat dilihat dari kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi, yaitu sebagai berikut. Tabel 1.1 Investasi Asing Langsung (net Inflows, % of GDP) di 10 Negara ASEAN Tahun 2008-2012 Peringkat Negara 2008 2009 2010 2011 2012 Rata-rata 1 Singapore 6,40 12,62 23,77 18,96 22,12 16,77 2 Cambodia 7,87 5,18 6,96 6,35 10,30 7,33 3 Vietnam 9,66 7,17 6,90 5,55 5,37 6,93 4 Brunei 2,29 3,46 5,06 7,24 5,10 4,63 5 Laos 4,31 3,39 4,13 3,73 3,23 3,76 6 Myanmar 3,34 2,95 3,09 3,97 3,77 3,43 7 Malaysia 3,11 0,72 3,66 4,22 3,31 3,00 8 Thailand 2,92 1,74 2,71 1,02 2,78 2,23 9 Indonesia 1,83 0,90 1,94 2,27 2,18 1,82 10 Philippines 0,77 1,23 0,54 0,90 1,29 0,94 Sumber: UNCTAD (diolah) Berdasarkan data UNCTAD, dapat dilihat bahwa kontribusi investasi asing langsung terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia, selama lima tahun terakhir ini cukup rendah, yaitu hanya mampu mencapai rata-rata sebesar 1,82% per tahun.

Indonesia hanya berada pada peringkat kesembilan dari sepuluh negara ASEAN. Dibandingkan dengan delapan negara ASEAN lainnya seperti Singapore (16,77%), Cambodia (7,33%), Vietnam (6,93%), Brunei (4,63%), Laos (3,76%), Myanmar (3,43%), Malaysia (3,00%) dan Thailand (2,23%); Indonesia masih kalah jauh bersaing, yaitu hanya Philippines saja yang berada di bawah peringkat setelah Indonesia, dengan nilai rata-rata selama lima tahun terakhir ini hanya mampu mencapai sebesar 0,94% per tahun. Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada tahun 2015 tepatnya pada bulan desember mendatang, diprediksikan bahwa pergerakan arus modal investasi asing langsung yang menuju di kawasan ASEAN ini akan semakin besar. Hal ini sebagai dampak dari integrasi ekonomi, yaitu berbagai hambatan perdagangan dan investasi internasional akan dihapuskan. Investor dari berbagai negara akan semakin banyak berinvestasi di negara-negara ini, yaitu tidak hanya antar sesama investor ASEAN saja, tetapi juga investor di luar kawasan ASEAN akan semakin banyak berinvestasi di negara-negara ini, misalnya seperti perusahaan-perusahaan mutinasional (Wardhani, 2014). Jika tidak ada peningkatan investasi asing langsung di Indonesia yang cukup signifikan pada tahun-tahun berikutnya, maka Indonesia akan semakin jauh tertinggal dari negara-negara ASEAN lainnya, yaitu sebagai dampak dari tingkat teknologi yang dapat diperuntukan oleh investasi asing langsung tersebut. Oleh karena itu, guna untuk mendorong peningkatan investasi asing langsung pada tahun-tahun berikutnya, maka perlu dilakukannya suatu analisis terkait dengan faktor-faktor penentu investasi asing langsung tersebut.

Kemungkinan permasalahan investasi asing langsung di Indonesia ini dipengaruhi oleh suku bunga kredit, pertumbuhan ekonomi dan infrastruktur (energi listrik). Secara teori, suku bunga berpengaruh negatif terhadap investasi. Apabila suku bunga tinggi, jumlah investasi akan berkurang, sebaliknya suku bunga yang rendah akan mendorong lebih banyak investasi (Sukirno, 2013: 127). Berdasarkan gambar 1.1 di bawah ini dapat dilihat bahwa suku bunga kredit dan investasi asing langsung di Indonesia memiliki dua arah garis yang berlawanan. Kemungkinan besar masalah investasi asing langsung di Indonesia ini dipengaruhi oleh suku bunga kredit. Sumber: UNCTAD dan World Bank (diolah) Gambar 1.1 Suku Bunga Kredit dan Investasi Asing Langsung di Indonesia Tahun 2008-2012 Selain faktor suku bunga kredit di atas, salah satu faktor yang juga turut berpengaruh terhadap investasi di suatu negara adalah pertumbuhan ekonomi. Turkcan et al (2008) menemukan bahwa pertumbuhan ekonomi dan investasi

asing langsung memiliki hubungan dua arah yang saling berpengaruh signifikan positif di negara 23 OECD (Organisation for Economic Cooperation and Development). Ia berpendapat bahwa apabila pertumbuhan ekonomi meningkat, maka investasi asing langsung juga akan meningkat dan demikian sebaliknya. Berdasarkan gambar 1.2 di bawah ini dapat dilihat bahwa pertumbuhan ekonomi dan investasi asing langsung di Indonesia memiliki dua arah garis yang searah. Kemungkinan besar masalah investasi asing langsung di Indonesia ini juga turut dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi. Sumber: UNCTAD dan World Bank (diolah) Gambar 1.2 Pertumbuhan Ekonomi dan Investasi Asing Langsung di Indonesia Tahun 2008-2012 Selain kedua indikator makro ekonomi yang telah disebutkan di atas, salah satu faktor yang juga turut berpengaruh terhadap investasi di suatu negara adalah tersedianya infrastruktur yang memadai. Sukirno (2013: 251) berpendapat bahwa di beberapa negara, walaupun biaya tenaga kerja murah, perusahaan-perusahaan

kurang berminat melakukan investasi dan menjalankan operasinya. Disamping karena keadaan ekonomi dan politik yang tidak stabil dan korupsi dalam administrasi pemerintah, kecenderungan ini disebabkan pula oleh infrastruktur yang kurang baik, yang sangat mempengaruhi efisiensi kegiatan perusahaanperusahaan. Faktor-faktor ini merupakan penghambat penting untuk menggalakkan investasi swasta domestik maupun asing, dan mengurangi efisiensi kegiatan perusahaan-perusahaan. Sehubungan dengan penjelasan di atas, salah satu jenis infrastruktur yang terdapat di Indonesia adalah infrastruktur listrik. Berdasarkan data neraca daya listrik PLN (Perusahaan Listrik Negara) pada tabel 1.2 di bawah ini, ditunjukkan bahwa walaupun selama lima tahun terakhir ini, infrastruktur listrik (kapasitas daya listrik pembangkit terpasang/kapasitas terpasang) di Indonesia terus mengalami peningkatan, namun kondisi beban puncak dan daya mampu di Indonesia terus mengalami selisih gap atau defisit, yang artinya Indonesia masih kekurangan unit pembangkit listrik untuk memenuhi kebutuhan penduduknya. Kemungkinan besar masalah investasi asing langsung di Indonesia ini juga turut dipengaruhi oleh infrastruktur listrik di Indonesia. Tabel 1.2 Kapasitas Terpasang, Daya Mampu dan Beban Puncak di Indonesia Tahun 2008-2012 Tahun K. Terpasang (MW) D. Mampu (MW) B. Puncak (MW) Selisih/Gap (MW) 2008 25.593,92 21.580,36 21.120,07 460,29 2009 25.636,70 22.047,63 23.437,59-1.389,96 2010 26.894,98 23.540,85 24.917,42-1.376,57 2011 29.268,16 25.449,92 26.664,56-1.214,64 2012 32.901,48 28.085,86 28.881,87-796,01 Sumber: Statistik PLN, berbagai edisi (diolah)

Berdasarkan pemaparan tersebut di atas, kemungkinan besar masalahmasalah yang berkaitan dengan investasi asing langsung di Indonesia ini, antara lain disebabkan oleh suku bunga kredit, pertumbuhan ekonomi dan infrastruktur (energi listrik). Oleh karena itu, perlu dilakukan suatu analisis terkait dengan faktor-faktor penentu atau determinan investasi asing langsung di Indonesia, yaitu dengan menggunakan indikator-indikator atau variabel-variabel penjelas tersebut, sehingga jika berpengaruh atau signifikan dapat dijadikan sebagai rekomendasi untuk kebijakan di masa depan, yaitu guna untuk mendorong peningkatan investasi asing langsung di Indonesia. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimanakah pengaruh suku bunga kredit terhadap investasi asing langsung di Indonesia? 2) Bagaimanakah pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap investasi asing langsung di Indonesia? 3) Bagaimanakah pengaruh infrastruktur (energi listrik) terhadap investasi asing langsung di Indonesia? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh suku bunga kredit terhadap investasi asing langsung di Indonesia.

2) Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap investasi asing langsung di Indonesia. 3) Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh infrastruktur (energi listrik) terhadap investasi asing langsung di Indonesia. 1.4 Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka manfaat yang dapat diberikan dalam penelitian ini adalah: 1) Sebagai informasi tambahan bagi pemerintah dalam upaya mendorong masuknya investasi asing langsung di Indonesia. 2) Sebagai referensi tambahan bagi peneliti berikutnya yang tertarik dengan masalah yang dikaji dalam penelitian ini. 1.5 Hipotesis Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka hipotesis awal dalam penelitian ini adalah: 1) Diduga suku bunga kredit berpengaruh negatif dan signifikan terhadap investasi asing langsung di Indonesia. 2) Diduga pertumbuhan ekonomi berpengaruh positif dan signifikan terhadap investasi asing langsung di Indonesia. 3) Diduga infrastruktur (energi listrik) berpengaruh positif dan signifikan terhadap investasi asing langsung di Indonesia. 1.6 Sistematika Penulisan Adapun sistematika penulisan yang akan disajikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini berisi tentang pengertian investasi, jenis dan karakteristik investasi, konsep dan pengertian investasi asing langsung, jenis dan bentuk investasi asing langsung, manfaat investasi asing langsung, faktor-faktor penentu investasi asing langsung dan studi-studi terkait. BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini berisi tentang jenis dan sumber data, definisi operasional variabel, model analisis, uji asumsi klasik dan uji statistik. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini berisi tentang hasil estimasi model PAM jangka pendek, uji asumsi klasik, uji statistik, interpretasi model PAM jangka pendek dan interpretasi model PAM jangka panjang. BAB V PENUTUP Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran.