ANALISIS PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN BADAN DAN PASAL 21 PADA PT. PRAMBANAN METALINDO. Oleh: Mutammam

dokumen-dokumen yang mirip
IMPLEMENTASI TAX PLANNING DALAM UPAYA PENGHEMATAN PAJAK PENGHASILAN (PPh) BADAN (Studi Pada Koperasi Wanita Serba Usaha Setia Budi Wanita Jawa Timur)

ANALISIS PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PPh 21 SEBAGAI UPAYA PENGHEMATAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN BADAN (STUDI KASUS PADA PT Z)

ANALISIS PENERAPAN TAX PLANNING ATAS BIAYA KESEJAHTERAAN KARYAWAN SEBAGAI UPAYA PENGHEMATAN PEMBAYARAN PAJAK PADA PT GORONTALO CEMERLANG

PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 SEBAGAI UPAYA LEGAL UNTUK MENCAPAI EFISIENSI PAJAK PERUSAHAAN (Studi Kasus Pada CV.

ANALISIS AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA CV. KARYA NATAL

Ayu Ernawati Moch. Dzulkirom AR Devi Farah Azizah Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

ANALISIS PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PPh 21 SEBAGAI UPAYA PENGHEMATAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN BADAN (STUDI KASUS PADA PT Z)

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber pendapatan yang utama di Indonesia

PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK ATAS PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 SEBAGAI STRATEGI PENGHEMATAN PEMBAYARAN PAJAK PERUSAHAAN

ISSN Rudy. STIE Gentiaras Bandar Lampung

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

ABSTRAK PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 UNTUK MEMINIMALKAN PAJAK PENGHASILAN BADAN. ( Studi Kasus Pada PT X, Surabaya) Oleh :

PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN BADAN DALAM UPAYA OPTIMALISASI PEMENUHAN PERPAJAKAN PADA CV. LH DI SURABAYA

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Alasan Perusahaan dalam Strategi tax planning PPh 21 Lebih. Memilih Menggunakan Natura dan kenikmatan.

ABSTRAK. Kata Kunci: Pajak Penghasilan Pasal 21, Perencanaan Pajak, Metode Gross Up

Gracia Stephani Lauwrensius Siti Khairani, M. Ridhwan Jurusan Akuntansi STIE MDP

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Perencanaan Pajak melalui Pajak Penghasilan Pasal 21 yang. diterima karyawan dengan menggunakan Metode Net

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Perencanaan Pajak (Tax Planning) Pada PT. Yusonda

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ( FKIP ) UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2015

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi PT. DS. Pada prinsipnya terdapat perbedaan pengakuan penghasilan dan beban antara

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil perhitungan dan pembahasan yang terdapat pada bab 4,

ANALISIS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA CV INDAH UTAMA 171

Abstrak. Kata Kunci: Eksposur Pajak; Pajak Ditanggung Perusahaan; PPh pasal 21; PPh Pasal 23. Abstract

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Perencanaan Pajak Penghasilan Dalam Rangka Meminimalkan Beban

DAFTAR PUSTAKA. Abdul Halim, dkk Perpajakan, Jilid 1. Jakarta: Salemba Empat.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Setyo Pramono, Syafi i, Arief Rahman Prodi Akuntansi, Universitas Bhayangkara Surabaya

Diasumsikan perusahaan melakukan pembayaran denda kurang bayar pada Januari 2016 dan harus membayar Rp

PERENCANAAN PAJAK DALAM OPTIMALISASI PAJAK TERUTANG PADA PT. LIANG YI DEVELOPING INDONESIA

BAB IV EVALUASI DAMPAK PERENCANAAN PAJAK TERHADAP OPTIMALISASI BEBAN PAJAK PT ARTHA DAYA COALINDO.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan data penghasilan karyawan selama setahun pada tabel 4.1 dan tabel

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini dimana persaingan menjadi semakin ketat dan bersifat global,

BAB IV EVALUASI PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PPH BADAN PT LAM. diwajibkan untuk memenuhi kewajiban perpajakannya. Sebagai Wajib Pajak badan, PT

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN TAX PLANNING ATAS PAJAK PENGHASILAN (PPh) BADAN (STUDI KASUS PADA CV. SCRONICA SARI) OLEH : INDAH YULIA PUSPITASARI (B

Yemima Accordien Setianingtyas Zahroh ZA. Devi Farah Azizah Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

BAB IV EVALUASI PERENCANAAN PAJAK UNTUK MENGEFISIENSIKAN BIAYA PAJAK BADAN PADA PT. UB. IV.1. Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi PT.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan laba rugi fiskal Sebagai Dasar penghitungan Pajak Penghasilan

PENERAPAN METODE GROSS UP DALAM PENGHITUNGAN PPH PASAL 21 SEBAGAI SALAH SATU STRATEGI PERENCANAAN PAJAK

PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PPh BADAN PADA PT. CLB

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Perencanaan pajak (tax planning) merupakan proses pengorganisasian yang

RSU Muhammadiyah Ponorogo LAPORAN LABA/(RUGI) KOMERSIAL. Per 31 Desember 2014

KLASIFIKASI BIAYA DAN KOMPENSASI KERUGIAN. Aris Munandar, SE., M.Si

BAB IV PERENCANAAN PAJAK DALAM RANGKA MENGEFISIENKAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA PT PRIMA SINDO

BAB 1 PENDAHULUAN. penerimaan negara yang terbesar dan paling dominan sampai saat ini adalah

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

EVALUASI PERENCANAAN PAJAK UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PAJAK PADA PT. BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk.

Analisis Penerapan Tax Planning dalam Upaya Meningkatkan Efisiensi Pembayaran Beban Pajak Penghasilan pada PT. Graha Mitra Sukarami

Analisis Penerapan Koreksi Fiskal PPh Badan Dalam Meminimalisir Pajak Terutang PT. Anugerah Mega Lestari

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

EVALUASI PERENCANAAN PAJAK DALAM BEBAN PAJAK PENGHASILAN PADA PT.APT

PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN USAHA JASA KONSTRUKSI PADA PT. NCP

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan laba rugi fiskal Sebagai Dasar penghitungan Pajak Penghasilan

BAB IV PEMBAHASAN. IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba Rugi Pada PT.NRI

Ida Farida. Muhamad Alfian. Tribuwana Septi Cempaka

BAB IV PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN UNTUK MENGEFISIENKAN BEBAN PAJAK PADA PT BPR WS

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya tujuan utama perusahaan profit eriented adalah. meningkat untuk setiap periode, dimana hal ini dimaksudkan untuk

ANALISIS PERENCANAAN PAJAK (TAX PLANNING) DALAM UPAYA MENINGKATKAN EFISIENSI BEBAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA PT AKASHA WIRA INTERNASIONAL TBK

ARTIKEL. Oleh: SITI MUNAWAROH Dibimbing oleh : 1. Hestin Sri Widiawati, S.Pd., M.Si. 2. Dyah Ayu Paramitha, M.Ak.

ANALISIS PERBANDINGAN TAKE HOME PAY KARYAWAN SEBELUM DAN SESUDAH PENERAPAN TUNJANGAN PAJAK PADA CV IMAYA CONSULTING ENGINEERS

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Pada Laporan Laba Rugi PT Anugrah Setia Lestari

ABSTRACT. Key words: Calculation PPh 21, Nett Method, Gross-up Method, Profit, Corporate Tax Savings.

PENERAPAN METODE GROSS UP DALAM PERHITUNGAN, PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 PEGAWAI TETAPPADA PT. SUMBER MULTI REJEKI

PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA PT AMD

IMPLEMENTASI TAX PLANNING DALAM UPAYA PENGHEMATAN PAJAK PENGHASILAN (PPh) BADAN (Studi Kasus Pada PT. Citra Perdana Kendedes Malang)

ABSTRACT. Keywords: Income Tax article 21, Income Tax Payable, Take Home Pay, Gross Up. Universitas Kristen Maranatha

Citra Mudjitianing Asih, Syafi i, Arief Rachman Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Bhayangkara Surabaya

ANALISIS PEMBERIAN TUNJANGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 DALAM MENGEFISIENSIKAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA CV. ZANUR LINAS MANDIRI GORONTALO

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Analisis Perencanaan Pajak Penghasilan Dalam Meminimalisir Koreksi Fiskal pada CV. Sahabat Sejati Palembang

ANALISIS PERENCANAAN PAJAK MELALUI METODE PENYUSUTAN DAN REVALUASI ASET TETAP UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PAJAK PT.GEMBALA SRIWIJAYA

ANALISIS PENERAPAN PERENCANAAN PERPAJAKAN ATAS PPH 21 TAHUNAN KARYAWAN TETAP DALAM UPAYA EFISIENSI BEBAN PAJAK PADA CV.

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Penerapan Perencanaan Pajak (Tax Planning) atas Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 Pegawai Tetap PT RSA dalam Meminimalkan Pajak Penghasilan Badan

BAB 1 PENDAHULUAN. kesejahteraan rakyat baik materiil maupun spiritual (Waluyo, 2013:2). Dalam

ANALISIS PEMBERIAN TUNJANGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 DALAM MENGEFISIENSIKAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA PT. LINAS MANDIRI JOMBANG

PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK DALAM UPAYA PENGHEMATAN PAJAK PENGHASILAN PADA PT TUNAS ESA MANDIRI SEJAHTERA

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Pendapatan dan Beban pada Laporan Laba Rugi PT MMS

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan dunia yang semakin maju, Indonesia terus

PERENCANAAN PAJAK UNTUK EFISIENSI PEMBAYARAN PAJAK PADA PT KALTIM LESTARI UNGGUL

ANALISA TERHADAP PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 SEBAGAI UPAYA PENGHEMATAN PAJAK PADA PT. TAVI ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. sampai saat ini adalah berasal dari sektor perpajakan.

PERBANDINGAN PERHITUNGAN ANTARA METODE PPH PASAL 21 YANG DITANGGUNG PERUSAHAAN DENGAN METODE GROSS UP PADA PT EXZONE MEDIA INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pajak merupakan sumber pendapatan pemerintah untuk membiayai pengeluaran pengeluaran negara yang ditujukan

ANALISIS PENERAPAN METODE GROSS-UP DALAM. PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN (PPh) PASAL 21 PADA KARYAWAN TETAP KANTOR PDAM KABUPATEN KEBUMEN

BAB IV PERBANDINGAN LABA BERSIH MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN DENGAN PENGHASILAN KENA PAJAK SEBELUM PAJAK

EVALUASI PENERAPAN TAX PLANNING DALAM UPAYA MENINGKATKAN EFISIENSI PEMBAYARAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN DAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PADA PT.

BAB IV PEMBAHASAN. maksud agar perkembangan usaha pada akhir periode tertentu dapat diketahui.

EVALUASI PERENCANAAN PAJAK DALAM RANGKA MEMINIMALKAN BEBAN PPH BADAN PADA PERUSAHAAN MBEW

BAB IV PEMBAHASAN. Penjelasan mengenai akun akun dalam laporan keuangan PT Mitra Wisata Permata

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Berikut ini adalah laporan laba rugi PT XYZ tahun 2009 :

BAB 4 EVALUASI ATAS EFEKTIFITAS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN BADAN DALAM MEMINIMALISASIKAN BEBAN PAJAK UNTUK MENGOPTIMALISASIKAN LABA

Transkripsi:

ANALISIS PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN BADAN DAN PASAL 21 PADA PT. PRAMBANAN METALINDO Oleh: Mutammam Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Akuntansi ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sebelum dan setelah penerapan perencanaan pajak penghasilan badan dan pasal 21 pada PT Prambanan Metalindo untuk mengefesienkan beban pajak sesuai dengan peraturan perundang-undangan Pajak Penghasilan No.36 Tahun 2008. Metode Penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi perpajakan PT Prambanan Metalindo masih kurang efisien. Hal ini karena ada biaya yang seharusnya dapat digunakan oleh perusahaan untuk menghemat pajak tetapi tidak dimanfaatkan oleh perusahaan sehingga beban pajak yang harus dibayar menjadi besar. Perencanaan pajak menghasilkan penghematan pajak sebesar Rp 22.037.175. Selisih tersebut dari perhitungan penurunan PPh badan sebesar Rp 32.833.690 dikurangi kenaikan PPh pasal 21 sebesar Rp 10.796.514 setelah dilakukan perencanaan pajak dengan cara mengganti pemberian imbalan dalam bentuk natura menjadi tunjangan uang. Peluang yang masih bisa dimanfaatkan adalah dengan mengubah non deductible expense menjadi deductible expense. Kata kunci: Perencanaan pajak, PPh Badan, PPh Pasal 21. ABSTRACT: This study aims to analyze before and after the application of corporate income tax planning and article 21 of PT. Prambanan Metalindo to make tax burden efficient in accordance with the Income tax law number 36 Year 2008. The Research methods used in this research is by using quantitative approach. The results of this study showed that the tax condition of PT. Prambanan Metalindo still less than efficient. It because there is a cost that should be used by the company to save on taxes, but not utilized by the company so that the tax burden to be paid become bigger. Tax planning resulted in tax savings of Rp22,037,175. The difference calculation is from the corporate income tax Rp32.83369 million being reduced by increasing amount of income tax Article 21 of Rp10,796,514 after tax planning by changing the remuneration in kind into allowances. Opportunities that can still be exploited is by changing the nondeductible expense into deductible expense. Keywords: Tax Planning, Corporate Income Tax, Income Tax Article 21. 1

PENDAHULUAN Latar Balakang Sumber penerimaan negara yang utama atau sebagian besar berasal dari sektor perpajakan. Keuangan negara akan semakin baik dengan banyaknya jumlah pajak yang diterima. Demikian sebaliknya, laba bersih komersial perusahaan akan semakin berkurang dengan jumlah biaya pajak yang dibayarkan. Karena bagi perusahaan semakin menguntungkan apabila pajak yang dibayarkan dalam jumlah kecil. Maka dari itu perencanaan pajak (tax planning) perluh dilakukan dalam sebuah organisasi perusahaan. Perencanaan pajak sebagai tahap pertama manajemen pajak. Manajemen pajak diartikan sebagai cara wajib pajak untuk mendapatkan laba dan likuiditas yang diinginkan dengan jumlah pajak terutang yang dibayar dapat ditekan sekecil mungkin demi memenuhi kewajiban perpajakan secara benar (Sophar Lumbantoruan, 1996) dalam bukunya Suandy (2011:6). Berbagai upaya yang bisa dilakukan Wajib Pajak yaitu dengan semua penghasilan yang bukan objek pajak dimaksimalkan serta jumlah biaya non fiskal seperti pergantian dalam berupa natura dan kenikmatan dari perusahaan yang karyawan terima di tempat kerja dilakukan pengurangan, sehingga akhirnya menjadi lebih kecil pada pajak penghasilan badan terutang jumlah yang dihasilkan. PT Prambanan Metalindo termasuk dalam perusahaan jenis perdagangan berupa besi serta baja yang digunakan untuk konstruksi bangunan. Pada tahun 2014 perusahaan tersebut menerapkan sebuah kebijakan baru dalam memberikan imbalan kepada karyawannya, dimana perusahaan ini tidak hanya memberikan dalam bentuk gaji tetapi juga memberikan dalam bentuk natura dan kenikmatan dalam berbagai macam. Dengan pemberian imbalan tersebut dari perusahaan kepada karyawan yang akan dikenai dengan adanya koreksi positif pada peraturan fiskal, maka suatu perencanaan pajak (tax planning) perlu dilakukan di sebuah perusahaan, supaya pengeluaran yang awalnya tidak diperkenankan sebagai pengurang bisa dijadikan pengurang pada pajak terutang perusahaan. Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 yang ditanggung oleh PT Prambanan Metalindo jumlahnya akan semakin 2

naik ketika natura dan kenikmatan oleh perusahaan diubah menjadi bentuk tunai, akan tetapi ketika perencanaan pajak (tax planning) tersebut diterapkan dalam organisasi perusahaan, maka jumlah Pajak Penghasilan (PPh) badan perusahaan penurunan jumlahnya akan terjadi. Perumusan Masalah Bagaimana sebelum dan setelah penerapan perencanaan pajak penghasilan badan dan Pasal 21 pada PT Prambanan Metalindo? Tujuan Penelitian Sebelum dan setelah penerapan perencanaan pajak penghasilan badan dan Pasal 21 pada PT Prambanan Metalindo akan dilakukan analisis. TINJAUAN PUSTAKA Pajak Penghasilan Pajak penghasilan berdasarkan UU PPh adalah Pajak yang dikenakan atas setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh wajib pajak, baik berasal dari Indonesia maupun luar Indonesia, yang dapat digunakan untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan wajib pajak bersangkutan, baik dengan nama dan dalam bentuk apapun. Pengertian Perencanaan Pajak Menurut Zain (2007:43) Perencanaan pajak (tax planning) adalah upaya menjadi sedemikian rupa dalam mengorganisasi usaha yang dilakukan oleh Wajib Pajak sehingga jumlah pajak terutang berada dalam jumlah sekecil mungkin, baik jenis pajak penghasilan maupun jenis pajak lainnya, selama hal ini baik ketentuan yang berlaku atas peraturan perpajakan maupun secara komersial masih bisa. Rekonsiliasi Fiskal Menurut Agoes & Trisnawati (2013: 237) Rekonsiliasi (koreksi) fiskal adalah penyesuaian atas laba akuntansi yang berbeda dengan ketentuan fiskal 3

untuk menghasilkan penghasilan neto atau laba yang sesuai dengan ketentuan perpajakan. 1) Koreksi fiskal positif Menurut Agoes & Trisnawati (2010: 239) Apabila laba menurut fiskal jumlanya bertambah, maka terjadi koreksi positif. 2) Koreksi fiskal negatif Menurut Agoes & Trisnawati (2013: 239) Koreksi negatif terjadi apabila berkurang laba menurut fiskal. METODE PENELITIAN Pendekatan Penelitian Pada penelitian ini metode deskriptif pendekatan kuantitatif yang digunakan. Menurut Nazir (2011:54) Metode deskriptif diartikan sebagai metode pemeriksaan status kelompok orang, sasaran penelitian, kondisi, sistem pemikiran serta yang terjadi sedang dari peristiwa. Penelitian deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan mengenai kebenaran fakta-fakta yang ada secara akurat dan sistematis, serta untuk mengetahui hubungan antara kejadian yang akan peneliti periksa. Penelitian ini pengunaan datanya berupa angka-angka yang menunjukkan nilai dari variabel yang diteliti yang bersumber dari laporan laba/rugi periode tahun 2014 dan rincian gaji karyawan, sehingga alasan pendekatan kuantitatif diggunakan dalam penelitian ini bagi penulis. Jenis dan Sumber Data Jenis Data 1) Data Kualitatif Data kualitatif, yaitu berisi tentang semua gambaran umum perusahaan, visi misi yang dilakukan perusahaan serta sruktur organisasi yang ada di perusahaan. 4

2) Data Kuantitatif Data kuantitatif, yaitu berisi laporan laba/rugi periode tahun 2014, rincian gaji karyawan serta rincian imbalan dalam bentuk natura dan kenikmatan. Sumber Data Menurut pendapat Sugiyono (2012:137) dibedakan dua penggunaan sumber data, yaitu: 1) Data Primer Sumber primer diartikan sebagai sumber langsung (Sugiyono, 2012:137). 2) Data Sekunder Sumber sekunder diartikan jenis sumber dari data yang oleh peneliti tidak langsung didapatkan (Sugiyono, 2012:137). Pada penelitian ini data skunder yang digunakan. Karena segala data yang telah terdokumentasi diperoleh dari sumber di PT Prambanan Metalindo antara lain sejarah perusahaan, struktur organisasi perusahaan, laporan laba/rugi perusahaan tahun 2014 periode, rincian gaji karyawan tahun 2014 periode dan berbagai lain sumber data yang bisa dari buku-buku didapatkan yang sesuai dengan penelitian ini serta yang berlaku dari peraturan penghasilan pajak. Teknik Analisis Data Berikut teknik analisis data yang dilakukan penulis pada penelitian ini: 1) Menentukan jumlah pajak penghasilan badan dan Pasal 21 sebelum perencanaan pajak. 2) Membuat perencanaan pajak dengan cara bukan biaya fiskal diminimalkan, seperti natura dan kenikmatan bagi karyawan. Hal ini bisa dilakukan dengan cara natura dan kenikmatan diganti dalam bentuk tunjangan uang sebesar nilai barang atau fasilitas yang diberikan perusahaan kepada karyawannya. 5

3) Menentukan besarnya pajak penghasilan Pasal 21 setelah perencanaan pajak, dan menentukan pajak penghasilan badan setelah dilakukan perencanaan pajak. 4) Dari perhitungan antara sebelum dilakukan perbandingkan dengan setelah perencanaan pajak penghasilan badan dan Pasal 21, dari perhitungan hasil tersebut, kemudian sebuah kesimpulan ditarik. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Hasil Penelitian Dari hasil penelitian yang dilakukan penulis pada PT Prambanan Metalindo khususnya pada bagian akuntansi, penulis memperoleh data laporan keuangan perusahaan yaitu laporan laba/rugi periode tahun 2014, rincian natura dan kenikmatan serta rincian gaji karyawan periode tahun 2014. Dari hasil data yang diperoleh pada PT Prambanan Metalindo, penulis akan mengenalisis dengan membandingkan antara sebelum dan setelah perencanaan pajak. Berikut pada tabel 4.1 laporan laba/rugi yang penulis dapatkan dari PT Prambanan Metalindo periode 01 Januari sampai dengan 31 Desember 2014 sebelum perencanaan pajak. 6

Penjualan Tabel 4.1 Laporan Laba/Rugi PT. Prambanan Metalindo (sebelum perencanaan pajak) PT. PRAMBANAN METALINDO Laporan Laba/Rugi Periode 01 Januari s/d 31 Desember 2014 Keterangan Harga Pokok Penjualan (HPP) -Persediaan awal -Pembelian -Persediaan Akhir Jumlah HPP Laba kotor Biaya Pemasaran -Biaya promosi/iklan -Ongkos angkut Biaya Administrasi & Umum -Gaji dan tunjangan -Kesejateraan karyawan -Biaya konsumsi (minum) -Biaya sewa -Pemeliharaan & perbaikan -Penyusutan peralatan & perabot -Penyusutan kendaraan dinas -Biaya PBB & PPh -Listrik, PDAM & telepon -Biaya adm & perlengkapan kantor -Sumbangan & iuran -Biaya perjalanan & akomodasi -Asuransi kendaraan Total biaya usaha Laba usaha Laba di luar usaha Komersial (Rp) 63.507.073.596 1.290.586.513 61.090.812.036 (1.637.203.255) 60.744.195.094 2.762.878.502 30.042.500 352.032.908 442.270.000 87.658.000 3.084.000 64.000.000 7.958.000 7.459.550 33.708.333 18.133.350 25.174.857 28.654.000 3.640.000 27.576.000 4.979.500 1.137.020.998 1.625.857.504 73.764.910 Positif (Rp) 87.658.000 27.000.000 1.356.000 935.601 23.174.479 17.338.950 1.200.000 2.000.000 Koreksi Negatif (Rp) 19.151.232 Fiskal (Rp) 63.507.073.596 1.290.586.513 61.090.812.036 (1.637.203.255) 60.744.195.094 2.762.878.502 30.042.500 352.032.908 442.270.000-3.084.000 37.000.000 6.602.000 6.523.949 10.533.854 794.400 23.974.857 28.654.000 1.640.000 27.576.000 4.979.500 976.357.968 1.786.520.534 54.613.678 Laba sebelum pajak 1.699.622.414 160.663.030 19.151.232 1.841.134.212 Sumber: data internal PT. Prambanan Metalindo 7

Berikut perhitungan PPh badan terutang pada PT. Prambanan Metalindo sebelum perencanaan pajak, tarif pasal 31 E PPh Badan terutang = 25% x Rp 1.841.134.212 = Rp 460.283.553 Strategi Perencanaan Pajak (Tax Planning) Mengurangi Biaya non Fiskal 1) Biaya kesejahteraan, rumah dinas dan pulsa bagi karyawan Pada hal pemberian seragam, fasilitas pengobatan, makanan dalam bentuk sembako, rumah dinas serta pulsa bagi karyawan, perencanaan pajak yang bisa perusahaan lakukan adalah dengan cara menganti menjadi tunjangan dalam bentuk uang sebesar nilai barang atau fasilitas yang diberikan perusahaan kepada karyawannya kemudian mamasukkan dalam kelompok gaji dan tunjangan. 2) Tunjangan PPh Pasal 21 Selama ini PT Prambanan Metalindo menanggung jumlah pajak karyawannya sehingga perusahaan tidak dapat membiayakan pajak penghasilan Pasal 21 pada laporan keuangan fiskal. Perencanaan pajak yang bisa perusahaan lakukan atas PPh Pasal 21 adalah dengan cara memberikan tunjangan pajak. Sehingga tidak dikenai koreksi fiskal positif, karena tunjangan merupakan pengeluaran yang pada laporan keuangan fiskal bisa dijadikan sebagai pengurang. Natura dan kenikmatan yang diganti dalam bentuk tunjangan uang bisa mengakibatkan jumlah pajak penghasilan Pasal 21 karyawan menjadi bertambah. Akan tetapi pajak yang ditanggung oleh perusahaan bisa berkurang karena tidak terkena koreksi positif. Maka dari itu penambahan pajak penghasilan Pasal 21 akan dipertimbangkan oleh penulis dengan menghitung dan membandingkan pajak penghasilan Pasal 21 antara sebelum dan setelah natura dan kenikmatan diganti dalam bentuk tunjangan uang, karena pada PT. Prambanan Metalindo PPh pasal 21 sampai saat ini ditanggung oleh perusahaan. Berikut penulis sajikan mengenai rincian gaji serta status PTKP karyawan pada PT Prambanan Metalindo tahun 2014 pada tabel 4.2. 8

No. Nama Karyawan Tabel 4.2 Rincian Gaji PT Prambanan Metalindo Periode Tahun 2014 Status Jumlah PTKP Gaji setahun THR Komisi 1 Jeffry Hermawan K/2 Rp 30.375.000 Rp 120.000.000 Rp 10.000.000 2 Lucy Indrajani TK/0 Rp 24.300.000 Rp 60.000.000 Rp 5.000.000 3 Alexander Bobby K/1 Rp 28.350.000 Rp 32.400.000 Rp 2.700.000 Rp 33.420.000 4 Farid Munif K/0 Rp 26.325.000 Rp 36.000.000 Rp 3.000.000 5 Muji K/0 Rp 26.325.000 Rp 26.400.000 Rp 2.200.000 6 Sri Sulastri TK/0 Rp 24.300.000 Rp 26.400.000 Rp 2.200.000 7 Agus Ali K/1 Rp 28.350.000 Rp 26.400.000 Rp 2.200.000 8 Siswanto TK/0 Rp 24.300.000 Rp 26.400.000 Rp 2.200.000 9 Budianto TK/0 Rp 24.300.000 Rp 24.000.000 Rp 2.000.000 Jumlah Rp 378.000.000 Rp 31.500.000 Rp 33.420.000 Sumber: data internal PT Prambanan Metalindo Dari rincian gaji dan status PTKP di atas, berikut penulis sajikan total PPh pasal 21 sebelum dilakukan perencanaan pajak pada tabel 4.3 No Nama Tabel 4.3 Jumlah PPh Pasal 21 Sebelum Perencanaan Pajak Total penghasilan bruto setahun PKP Jumlah PPh pasal 21 setahun 1 Jeffry Rp 130.000.000 Rp 93.625.000 Rp 9.043.750 2 Lucy Rp 65.000.000 Rp 37.450.000 Rp 1.872.500 3 Bobby Rp 68.520.000 Rp 36.744.000 Rp 1.837.200 4 Farid Rp 39.000.000 Rp 10.725.000 Rp 536.250 5 Muji Rp 28.600.000 Rp 845.000 Rp 42.250 6 Sri Rp 28.600.000 Rp 2.870.000 Rp 143.500 7 Agus Rp 28.600.000 - - 8 Siswanto Rp 28.600.000 Rp 2.870.000 Rp 143.500 9 Budianto Rp 26.000.000 Rp 400.000 Rp 20.000 Total Rp 442.920.000 Rp 185.529.000 Rp 13.638.950 Sumber: data internal PT Prambanan Metalindo Setelah natura dan kenikmatan diganti dalam bentuk tunjangan uang dan ditambahkan dalam komponen penghasilan bruto karyawan serta beban PPh pasal 9

21 ditanggung perusahaan dimasukkan dalam bentuk tunjangan sebagai dasar perhitungan PPh Pasal 21, maka penulis dapat menyajikan pada tabel 4.4. No Nama Tabel 4.4 Jumlah PPh Pasal 21 Setelah Perencanaan Pajak Tunjangan PPh (Rp) Tunjangan lainnya (Rp) Total penghasilan bruto setahun (Rp) PKP (Rp) Jumlah PPh pasal 21 setahun (Rp) 1 Jeffry 10.639.706 34.405.300 175.045.006 138.670.006 15.800.501 2 Lucy 1.971.053 4.327.800 71.298.853 43.433.910 2.171.696 3 Bobby 1.933.895 5.709.000 76.162.895 44.004.750 2.220.238 4 Farid 564.474 4.090.000 43.654.474 15.146.700 757.338 5 Muji 44.474 3.784.000 32.428.474 6.507.050 325.353 6 Sri 151.053 4.124.900 32.875.953 6.932.155 346.608 7 Agus - 4.009.000 32.609.000 2.628.550 131.428 8 Siswanto 151.053 3.784.000 32.535.053 6.608.300 330.415 9 Budianto 21.053 51.624.000 77.645.053 49.462.800 2.473.140 Total 15.476.769 115.858.000 574.254.759 311.369.271 24.435.464 Sumber: data diolah penulis Setelah natura dan kenikmatan diganti dalam bentuk tunjangan uang serta PPh Pasal 21 ditambahkan dalam tunjangan karyawan sebagai dasar perhitungan PPh Pasal 21, maka oleh perusahaan biaya-biaya tersebut bisa dijadikan pengurang pada pajak penghasilan badan, karena tunjangan merupakan deductible expense. Berikut penulis sajikan laporan laba/rugi PT Prambanan Metalindo periode tahun 2014 setelah perencanaan pajak pada tabel 4.5. 10

Penjualan Tabel 4.5 Laporan Laba/Rugi PT. Prambanan Metalindo (setelah perencanaan pajak) PT. PRAMBANAN METALINDO Laporan Laba/Rugi Periode 01 Januari s/d 31 Desember 2014 Keterangan Harga Pokok Penjualan (HPP) -Persediaan awal -Pembelian -Persediaan Akhir Jumlah HPP Laba kotor Biaya Pemasaran -Biaya promosi/iklan -Ongkos angkut Biaya Administrasi & Umum -Gaji dan tunjangan -Kesejahteraan karyawan -Biaya konsumsi (minum) -Biaya sewa -Pemeliharaan & perbaikan -Penyusutan peralatan & perabot -Penyusutan kendaraan dinas -Biaya PBB & PPh -Listrik, PDAM & telepon -Biaya adm & perlengkapan kantor -Sumbangan & Iuran -Biaya perjalanan & akomodasi -Asuransi kendaraan Total biaya usaha Laba usaha Laba di luar usaha Komersial 63.507.073.596 1.290.586.513 61.090.812.036 (1.637.203.255) 60.744.195.094 2.762.878.502 30.042.500 352.032.908 574.254.759-3.084.000 37.000.000 7.958.000 7.459.550 33.708.333 4.494.400 23.974.857 28.654.000 3.640.000 27.576.000 4.979.500 1.138.858.807 1.624.019.695 73.764.910 Positif (Rp) Koreksi 1.356.000 935.601 23.174.479 3.700.000 2.000.000 Negatif (Rp) 19.151.232 Fiskal (Rp) 63.507.073.596 1.290.586.513 61.090.812.036 (1.637.203.255) 60.744.195.094 2.762.878.502 30.042.500 352.032.908 574.254.759-3.084.000 37.000.000 6.602.000 6.523.949 10.533.854 794.400 23.974.857 18.654.000 1.640.000 27.576.000 4.979.500 1.107.692.727 1.655.185.775 54.613.678 Laba sebelum pajak 1.697.784.605 31.166.080 19.151.232 1.709.799.453 Sumber: data diolah penulis 11

Perhitungan PPh badan terutang pada PT. Prambanan Metalindo setelah dilakukan perencanaan pajak: Tarif pasal 31 E PPh badan terutang = 25% x Rp 1.709.799.453 = Rp 427.449.863 Sebelum Dibandingkan Setelah Perencanaan Pajak Penghasilan Badan dan Pasal 21 Dari hasil perhitungan sebelum dan setelah perencanaan pajak penghasilan badan dan Pasal 21, maka jumlah selisinya dari perhitungan tersebut dapat diketahui. Berikut pada tabel 4.6 perbandingan jumlahnya. Tabel 4.6 Sebelum dan Setelah Dibandingkan Perencanaan Pajak Penghasilan Keterangan Sebelum perencanaan pajak Setelah perencanaan pajak Selisih -Koreksi fiskal positif Rp 160.663.030 Rp 31.166.080 Rp 129.496.950 -Koreksi fiskal negatif Rp 19.151.232 Rp 19.151.232 - -Laba fiskal Rp 1.841.134.212 Rp 1.709.799.453 Rp 131.334.759 -PPh badan terutang Rp 460.283.553 Rp 427.449.863 Rp 32.833.690 -PPh Pasal 21 terutang Rp 13.638.950 Rp 24.435.464 (Rp 10.796.514) Penghematan pajak (penurunan PPh badan - kenaikan PPh Pasal 21) Rp 22.037.175 Sumber: data diolah penulis Dari tabel di atas terlihat bahwa dalam perencanaan pajak diterapkan dimana natura dan kenikmatan diganti dalam bentuk tunjangan uang dan ditambahkan dalam komponen penghasilan bruto karyawan sebesar nilai barang atau fasilitas yang diberikan perusahaan kepada karyawannya bisa mengakibatkan berkurangnya jumlah koreksi fiskal positif sebesar Rp 129.496.950, yaitu dari koreksi fiskal positif sebesar Rp 160.663.030 maka setelah perencanaan pajak menjadi sebesar Rp 31.166.080. Jumlah terutang PPh badan berkurang juga sebesar Rp 32.833.690. Jika sebelum dilakukan perencanaan pajak, jumlah PPh badan perusahaan terutang 12

pada tahun 2014 adalah sebesar Rp 460.283.553, maka setelah dilakukan perencanaan pajak jumlah PPh badan perusahaan terutang pada tahun 2014 menjadi sebesar Rp 427.449.863. Akan tetapi mengalami kenaikan pada PPh Pasal 21 sebesar Rp 10.796.514. Jika sebelum perencanaan pajak, jumlah PPh Pasal 21 sebesar Rp 13.638.950, maka setelah perencanaan pajak mengalami kenaikan menjadi Rp 24.435.464. Meskipun PPh Pasal 21 mengalami kenaikan, namun justru secara keseluruhan perusahaan memperoleh penghematan pajak yang diperoleh akibat perencanaan pajak dilakukan sebesar Rp 22.037.175. Selisih tersebut didapat dari penurunan PPh badan sebesar Rp 32.833.690 dikurangi kenaikan PPh Pasal 21 sebesar Rp 10.796.514 perencanaan pajak dilakukan setelah. Dengan sebesar Rp 22.037.175 jumlah penghematan pajak, maka oleh perusahaan penghematan tersebut dimanfaatkan dapat dengan mengalihkan ke kegiatan yang dapat mendukung peningkatan kinerja perusahaan seperti memberikan pelatihan. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Kesimpulan penulis yang dapat ditarik sehubungan dari apa yang pada bab sebelumya telah dibahas pada PT Prambanan Metalindo atas PPh badan dan Pasal 21 dari perencanaan pajak sebelum serta setelahnya adalah: 1) Hasil penelitian menunjukan bahwa masih kurang efisien kondisi perpajakan perusahaan periode tahun 2014 karena masih terdapat komponen biaya yang seharusnya perusahaan dapat menggunakannya untuk menghemat pajak namun perusahaan tidak memanfaatkannya. Biaya yang dimaksud adalah biaya pemberian seragam, biaya pengobatan, pemberian makanan dalam bentuk sembako, sewa rumah dinas, biaya pulsa bagi karyawan dan beban pajak karyawan. 2) Dampak yang terjadi pada PT Prambanan Metalindo setelah dilakukan penerapan perencanaan pajak penghasilan badan dan Pasal 21 dengan cara mengganti natura dan kenikmatan menjadi tunjangan berupa uang tunai 13

sebagai dasar perhitungan PPh Pasal 21, maka jumlah PPh badan terutang Perusahaan berkurang sebesar Rp 32.833.690. Jika pada sebelum dilakukan perencanaan pajak jumlah PPh badan perusahaan terutang pada tahun 2014 adalah sebesar Rp 460.283.553, maka setelah dilakukan perencanaan pajak jumlah PPh badan perusahaan terutang pada tahun 2014 menjadi sebesar Rp 427.449.863. Akan tetapi PPh Pasal 21 mengalami kenaikan sebesar Rp 10.796.514. Jika sebelum perencanaan pajak sebesar Rp 13.638.950, setelah perencanaan pajak sebesar Rp 24.435.464. Jadi secara keseluruhan adalah sebesar Rp 22.037.175 penghematan pajak yang masih diperoleh akibat perencanaan pajak dilakukan. Selisih tersebut dari perhitungan penurunan PPh badan sebesar Rp 32.833.690 dikurangi kenaikan pajak penghasilan Pasal 21 sebesar Rp 10.796.514 setelah dilakukan perencanaan pajak. Saran Saran yang diberikan penulis supaya PT Prambanan Metalindo dapat menerapkan strategi perencanaan pajak, yaitu: 1) Diharapkan setiap peluang yang ada oleh perusahaan dapat dimanfaatkan. Bagi perusahaan peluang yang bisa dilakukan adalah dengan cara mengubah non deductible expense menjadi deductible expense. Hal ini dapat dilakukan dengan mengganti pemberian imbalan bentuk dalam natura dan kenikmatan menjadi tunjangan berupa tunai sebesar nilai barang atau fasilitas yang karyawan terima dari perusahaan. Pemberian tunjangan dalam bentuk uang sebagai pengganti natura dan kenikmatan tersebut sebaiknya diberikan diluar pembayaran gaji rutin supaya karyawan masih tetap termotivasi ketika dalam bekerja. 2) Untuk menghemat PPh badan, tunjangan pajak karyawan oleh perusahaan sebaiknya diberikan, dengan cara metode gross up dalam perhitungannya. 14

DAFTAR PUSTAKA Agoes, Sukrino dan Estralita Trisnawati. 2013. Akuntansi Perpajakan. Edisi 3. Jakarta. Salemba Empat. Aryanti, Yessica Dewi. 2013. Penerapan Perencanaan Pajak untuk Meminimalkan Pembayaran Pajak Penghasilan PT. X di Semarang. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.1 (2013). Dewi, Santy Sari. 2014. Penerapan Perencanaan Pajak Untuk Mengoptimalkan Pembayaran Pajak Pada PT Rutan Surabaya. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.3 No.2 (2014). Librata, Noviandi. 2012. Analisis Penerapan Tax Planning dalam Upaya Meningkatkan Efisiensi Pembayaran Beban Pajak Penghasilan pada PT. Graha Mitra Sukarami. STIE MDP. Mardiasmo. 2011. Perpajakan. Edisi Revisi. Yogyakarta. Andi. Nazir, Mohammad. 2011. Metode Penelitian. Jakarta. Ghalia Indonesia. Pusparini, Indah Ayu. 2013. Implementasi Tax Planning Dalam Upaya Penghematan Pajak Penghasilan (PPh) Badan (Studi Kasus Pada PT. Citra Perdana Kandedes Malang). Universitas Brawijaya Malang. Rori, Handri. 2013. Aanalisis Penerapan Tax Planning Atas Pajak Penghasilan Badan. Jurnal EMBA Vol.1 No.3 Juni 2013, Hal. 410-418. Suandy, Erly. 2011. Perencanaan Pajak. Edisi 5. Jakarta. Salemba Empat. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Cetakan Ke 17. Bandung. Alfabeta. Suprianto, Edy. 2011. Akuntansi Perpajakan. Edisi Pertama. Yogyakarta. Graha Ilmu. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Perubahan Keempat Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan. Undang-Undang Perpajakan Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Perubahan Ketiga Atas Undang-Undang Perpajakan Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. Waluyo. 2013. Perpajakan Indonesia. Buku 1. Edisi 11. Jakarta. Salemba Empat Zain, Mohammad. 2007. Manajemen Perpajakan. Edisi 3. Jakarta. Salemba Empat. 15