KAJIAN EKONOMI PEMANFAATAN JERAMI PADI FERMENTASI SEBAGAI PAKAN DASAR PADA RANSUM KAMBING PERANAKAN ETAWAH JANTAN MUDA

dokumen-dokumen yang mirip
TINGKAH LAKU MAKAN KAMBING KACANG YANG DIBERI PAKAN DENGAN LEVEL PROTEIN-ENERGI BERBEDA

KECERNAAN JERAMI PADI FERMENTASI DENGAN PROBIOTIK STARBIO TERHADAP DOMBA JANTAN LOKAL

PENAMPILAN REPRODUKSI INDUK KAMBING PERANAKAN ETAWAH (PE) YANG DIBERI PAKAN JERAMI PADI FERMENTASI: PERKEMBANGAN BOBOT HIDUP ANAK SAMPAI PRASAPIH

PENDAHULUAN. yaitu ekor menjadi ekor (BPS, 2016). Peningkatan

KAJIAN PENGOLAHAN JERAMI PADI SECARA KIMIA DAN BIOLOGI SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PENAMPILAN SAPI PERANAKAN ONGOLE

PENGGUNAAN PELEPAH DAUN KELAPA SAWIT DENGAN PERLAKUAN FISIK, KIMIA, BIOLOGI DAN KOMBINASINYA TERHADAP PERFORMANS DOMBA LOKAL JANTAN

Pengaruh Jarak Waktu Pemberian Pakan Konsentrat dan Hijauan Terhadap Produktivitas Kambing Peranakan Etawah Lepas Sapih

UPAYA UNTUK MENINGKATKAN PERTAMBAHAN BOBOT BADAN DAN EFISIENSI PENGGUNAAN PAKAN PADA KAMBING PERANAKAN ETAWAH MENGGUNAKAN SUPLEMEN KATALITIK

NILAI EKONOMIS PENGGEMUKAN DOMBA EKOR TIPIS YANG DIBERI PAKAN DASAR JERAMI PADI FERMENTASI

RESPON JERAMI PADI FERMENTASI SEBAGAI PAKAN PADA USAHA PENGGEMUKAN TERNAK SAPI

KOMBINASI PENGGUNAAN PROBIOTIK MIKROBA RUMEN DENGAN SUPLEMEN KATALITIK PADA PAKAN DOMBA RANTAN KRISNAN

PEMANFAATAN PAKAN MURAH UNTUK PENGGEMUKAN SAPI POTONG DI LOKASI PRIMA TANI KABUPATEN TULANG BAWANG

MATERI DAN METODE. Materi

FEED COST PER GAIN DOMBA YANG DIGEMUKKAN SECARA FEEDLOT DENGAN PAKAN DASAR JERAMI PADI DAN LEVEL KONSENTRAT BERBEDA

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian kecernaan protein dan retensi nitrogen pakan komplit dengan

PAKAN LENGKAP BERBASIS BIOMASSA SAWIT: PENGGEMUKAN SAPI LOKAL DAN KAMBING KACANG

PENGARUH PENGGUNAAN UREA-MINYAK DALAM RANSUM TERHADAP ph, KECERNAAN BAHAN KERING,BAHAN ORGANIK, DAN KECERNAAN FRAKSI SERAT PADA SAPI PO

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama 13 minggu, pada 12 Mei hingga 11 Agustus 2012

PENDAHULUAN. Domba adalah salah satu ternak ruminansia kecil yang banyak. Indonesia populasi domba pada tahun 2015 yaitu ekor, dan populasi

HASIL DAN PEMBAHASAN

RESPONS SAPI PO DAN SILANGANNYA TERHADAP PENGGUNAAN TUMPI JAGUNG DALAM RANSUM

METODE. Materi 10,76 12,09 3,19 20,90 53,16

PERFORMANCE AND CARCASS PERCENTAGE OF BRAHMAN CROSS STEER SUPLEMENTED BY DIFFERENT IN PREMIX CONCENTRATE ABSTRACT

PEMANFAATAN KULIT DAGING BUAH KOPI YANG DIAMONIASI PADA PAKAN DOMBA TERHADAP PERFORMANS DOMBA LOKAL JANTAN LEPAS SAPIH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Domba Ekor Gemuk. Domba Lokal memiliki bobot badan antara kg pada

RESPONS KOMPOSISI TUBUH DOMBA LOKALTERHADAP TATA WAKTU PEMBERIAN HIJAUAN DAN PAKAN TAMBAHAN YANG BERBEDA

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Ternak dan Kandang Percobaan

PERUBAHAN TERHADAP KADAR AIR, BERAT SEGAR DAN BERAT KERING SILASE PAKAN LENGKAP BERBAHAN DASAR JERAMI PADI DAN BIOMASSA MURBEI

MATERI DAN METODE. Materi

PENGARUH KUALITAS PAKAN TERHADAP KEEMPUKAN DAGING PADA KAMBING KACANG JANTAN. (The Effect of Diet Quality on Meat Tenderness in Kacang Goats)

DEPOSISI PROTEIN PADA DOMBA EKOR TIPIS JANTAN YANG DIBERI PAKAN HIJAUAN DAN KONSENTRAT DENGAN METODE PENYAJIAN BERBEDA

Jerami padi fermentasi yang diberikan dalam bentuk utuh dan konsentrat maupun setelah digiling dibuat menjadi pakan komplit untuk ransum kambing betin

MATERI DAN METODE. Waktu dan Lokasi. Materi

Pengaruh Imbangan Hijauan-Konsentrat dan Waktu Pemberian Ransum terhadap Produktivitas Kelinci Lokal Jantan

PENGARUH SUBSTITUSI RUMPUT GAJAH DENGAN LIMBAH TANAMAN SAWI PUTIH FERMENTASI TERHADAP PENAMPILAN PRODUKSI DOMBA LOKAL JANTAN EKOR TIPIS SKRIPSI

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Penggunaan Zeolit dalam Ransum terhadap Konsumsi Ransum, Pertumbuhan, dan Persentase Karkas Kelinci Lokal Jantan

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGANTAR. Latar Belakang. Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki potensi yang sangat besar

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian

LUMPUR MINYAK SAWIT KERING (DRIED PALM OIL SLUDGE) SEBAGAI PENGGANTI DEDAK PADI DALAM RANSUM RUMINANSIA

TINGKAT PENGGUNAAN ONGGOK SEBAGAI BAHAN PAKAN PENGGEMUKAN SAPI BAKALAN

PENDAHULUAN. Sapi perah merupakan sumber penghasil susu terbanyak dibandingkan

Penampilan Kelinci Persilangan Lepas Sapih yang Mendapat Ransum dengan Beberapa Tingkat Penggunaan Ampas Teh

PENGARUH KUALITAS RANSUM TERHADAP KECERNAAN DAN RETENSI PROTEIN RANSUM PADA KAMBING KACANG JANTAN

PENGARUH SUBSTITUSI KONSENTRAT KOMERSIAL DENGAN TUMPI JAGUNG TERHADAP PERFORMANS SAPI PO BUNTING MUDA

PENAMPILAN PRODUKSI KERBAU LUMPUR JANTAN MUDA YANG DIBERI PAKAN AMPAS BIR SEBAGAI PENGGANTI KONSENTRAT JADI

PENGARUH JUMLAH (3 DAN 6 PER HARI) FREKUENSI PEMBERIAN KONSENTRAT TERHADAP KOMPOSISI TUBUH KERBAU JANTAN

EFEK PENGGUNAAN KONSENTRAT PABRIKAN DAN BUATAN SENDIRI DALAM RANSUM BABI STARTER TERHADAP EFISIENSI PENGGUNAAN RANSUM. S.N.

PEMBERIAN KONSENTRAT DENGAN LEVEL PROTEIN YANG BERBEDA PADA INDUK KAMBING PE SELAMA BUNTING TUA DAN LAKTASI

PENGGUNAAN TAPE KULIT BUAH KAKAO SEBAGAI PAKAN KAMBING SEDANG TUMBUH SKRIPSI WINA J. SIHOMBING

PENGARUH TINGKAT PROTEIN-ENERGI RANSUM TERHADAP KINERJA PRODUKSI KAMBING KACANG MUDA

PENINGKATAN BOBOT BADAN DOMBA LOKAL DI PROVINSI BANTEN MELALUI PENAMBAHAN DEDAK DAN RUMPUT

Diharapkan dengan diketahuinya media yang sesuai, pembuatan dan pemanfaatan silase bisa disebarluaskan sehingga dapat menunjang persediaan hijauan yan

RESPON PRODUKSI SUSU SAPI FRIESIAN HOLSTEIN TERHADAP PEMBERIAN SUPLEMEN BIOMINERAL DIENKAPSULASI SKRIPSI PIPIT

PENAMPILAN DOMBA EKOR TIPIS ( Ovis aries) JANTAN YANG DIGEMUKKAN DENGAN BEBERAPA IMBANGAN KONSENTRAT DAN RUMPUT GAJAH ( Pennisetum purpureum)

PENGARUH LEVEL PENGGUNAAN AMPAS PATI AREN (Arenga pinnata MERR.) DALAM RANSUM TERHADAP PERTUMBUHAN SAPI PERANAKAN ONGOLE

FORMULASI RANSUM PADA USAHA TERNAK SAPI PENGGEMUKAN

PENDAHULUAN. Kambing merupakan ternak ruminansia kecil yang sangat populer, mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi, dan mampu beradaptasi

KATA PENGANTAR. dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

PROPORSI DAGING, TULANG DAN LEMAK KARKAS DOMBA EKOR TIPIS JANTAN AKIBAT PEMBERIAN AMPAS TAHU DENGAN ARAS YANG BERBEDA

Ditulis oleh Mukarom Salasa Minggu, 19 September :41 - Update Terakhir Minggu, 19 September :39

Evaluasi Pertambahan Bobot Badan Sapi Aceh Jantan yang Diberi Imbangan Antara Hijauan dan Konsentrat di Balai Pembibitan Ternak Unggul Indrapuri

SILASE TONGKOL JAGUNG UNTUK PAKAN TERNAK RUMINANSIA

INOVASI PAKAN KOMPLIT TERHADAP PERTAMBAHAN BERAT BADAN HARIAN TERNAK SAPI PERANAKAN ONGOLE JANTAN

PENGARUH PEMBERIAN RUMPUT RAJA (Pennisetum purpupoides) DAN TEBON JAGUNG TERHADAP PERFORMANS SAPI PERANAKAN ONGOLE (PO) BETINA

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KAMBING PE DAN KACANG MELALUI PENERAPAN TEKNOLOGI PROBIOTIK

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan 24 ekor Domba Garut jantan muda umur 8 bulan

STUDI PERBANDKNGAN MIKROBA RUMEN ANTARA DOMBA DAN KAMBING LOKAL

PENGARUH JANGGEL JAGUNG TERAMONIASI DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMAN DOMBA. (The Effect of Amoniated Corn Cob in a Ration on the Performance of Sheep)

(Utililization of The Rice Straw with Feed Processing Technology For Non Carcass and Boneless Percentage on Local Rams

MATERI DAN METODE. Materi

PENGARUH PAKAN KOMPLIT DENGAN KADAR PROTEIN DAN ENERGI YANG BERBEDA PADA PENGGEMUKAN DOMBA LOKAL JANTAN SECARA FEEDLOT TERHADAP KONVERSI PAKAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Efisiensi Penggunaan Pakan

PEMANFAATAN KULIT DAGING BUAH KOPI YANG DIAMONIASI PADA PAKAN DOMBA TERHADAP PERSENTASE NON KARKAS DOMBA LOKAL JANTAN LEPAS SAPIH SKRIPSI

PENGARUH PENGGANTIAN KONSENTRAT DENGAN AMPAS AREN FERMENTASI DALAM RANSUM TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING DAN SERAT KASAR DOMBA EKOR TIPIS JANTAN

Tennr Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian 2006 Skala usaha penggemukan berkisar antara 5-10 ekor dengan lama penggemukan 7-10 bulan. Pakan yan

PENDAHULUAN. terhadap lingkungan tinggi, dan bersifat prolifik. Populasi domba di Indonesia pada

Pengaruh Pemberian Probiotik dalam Pakan terhadap Pertambahan Bobot Badan Kambing Kacang

BOBOT POTONG, BOBOT KARKAS DAN NON KARKAS DOMBA LOKAL YANG DIGEMUKKAN DENGAN PEMBERIAN RANSUM KOMPLIT DAN HIJAUAN SKRIPSI AZIZ MEIARO H

MATERI DAN METODE. Gambar 2. Contoh Domba Penelitian

PENGGUNAAN PROBION PADA JERAMI FERMENTASI YANG DI IMBANGI PAKAN KOSENTRAT TERHADAP PERTAMBAHAN BOBOT BADAN DOMBA LOKAL JANTAN

PENGARUH PEMBERIAN RANSUM DARI LIMBAH JERAMI PADI DAN ONGGOK MELALUI PERLAKUAN CAIRAN RUMEN TERHADAP PERFORMAN DOMBA

PENGARUH PENGGUNAAN FERMENTASI KULIT BUAH KAKAO DALAM KONSENTRAT TERHADAP PERTAMBAHAN BOBOT BADAN DOMBA LOKAL

PENGARUH PEMBERIAN MENIR KEDELAI TERPROTEKSI TERHADAP NILAI TOTAL DIGESTIBLE NUTRIENT RANSUM DOMBA EKOR TIPIS

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian

I. PENDAHULUAN. Upaya memenuhi kebutuhan hijauan ternak ruminansia saat ini, para

HASIL DAN PEMBAHASAN

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

PEMANFAATAN LIMBAH PRODUKSI MIE SEBAGAI ALTERNATIF PAKAN TERNAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Gandhi Prasetyo catur pamungkas, Kusmartono, dan Hermanto. Faculty of Animal Husbandry, University of Brawijaya. Malang ABSTRACT

HASIL DAN PEMBAHASAN. Konsumsi Pakan

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging sapi setiap tahun selalu meningkat, sementara itu pemenuhan

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH BINDER MOLASES DALAM COMPLETE CALF STARTER BENTUK PELLET TERHADAP KONSENTRASI VOLATILE FATTY ACID DARAH DAN GLUKOSA DARAH PEDET PRASAPIH

PENGARUH PENAMBAHAN TETES DALAM RANSUM TERHADAP PRODUKTIVITAS KAMBING KACANG

KECERNAAN NDF DAN ADF RANSUM BERBAHAN JERAMI PADI FERMENTASI DAN KONSENTRAT YANG DIBERI TAMBAHAN SINGKONG DENGAN IMBANGAN YANG BERBEDA PADA SAPI SIMPO

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

PENGARUH PERENDAMAN NaOH DAN PEREBUSAN BIJI SORGHUM TERHADAP KINERJA BROILER

Transkripsi:

KAJIAN EKONOMI PEMANFAATAN JERAMI PADI FERMENTASI SEBAGAI PAKAN DASAR PADA RANSUM KAMBING PERANAKAN ETAWAH JANTAN MUDA (The Economic Assessment of Utilization of Fermented Rice Straw as Basal Diets in the Ration of Etawah Grade Goat Ration) I G.M. BUDIARSANA, I-K. SUTAMA dan TATAN KOSTAMAN Balai Penelitian Ternak, PO Box 221, Bogor 16002 ABSTRACT There is a severe shortage of feed for animals especially during dry season. The aimed of this study was to assess the economic value of the utilization of fermented rice straw as basal diet for goat. This study was conducted at the Indonesian Research Institute for Animal Production Bogor for 4 months using 18 young male Etawah goat aged 5 6 months, weigh 16 18 kg. The research was done based on completely randomized design. The animal were divided into 3 groups of feeding treatments, which were (T1) fed with un-chopped fermented rice straw +concentrate, (T2) complete feed which is mixed of ground fermented rice straw and concentrate and (T3) fresh chopped King grass + concentrate as a control. The level of concentrate and King grass or fermented rice straw in the ration was 70 : 30 and fed as much as 3% of body weight. The parameters measured were dry matter intake, daily gain and feed cost per gain. All the data subjected to statistical analysis by variance analysis, except for feed cost per gain analyzed descriptively. The research result showed that group (T2) gave the highest average daily gain which was 83.3 g/day, significantly different (P < 0.05) from to the other groups which were 57.9 to 66.7 g/day for T1 and T3 respectively. The average of the dry matter intake were 631, 708 and 602 g/day for T1, T2 and T3 respectively. The analysis on feed cost per gain showed that to increase 1 kg of body weight cost Rp.9.340, Rp.7.330 and Rp.7.453 respectively for T1, T2 and T3. It can be concluded that the use of fermented rice straw as a basal diet in goat ration is as beneficial as fresh King grass. Key Words: Peranakan Etawah Goat, Fermented Rice Straw, Economic ABSTRAK Pada musim kemarau sering ditemui kekurangan pakan ternak. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui nilai ekonomi pemanfaatan jerami fermentasi padi sebagai pakan ternak kambing. Pengamatan ini dilakukan di kandang percobaan Balai Penelitian Ternak, Bogor selama 4 bulan dengan menggunakan 18 ekor ternak kambing PE jantan muda umur 5-6 bulan dengan bobot badan (16 18kg), dirancang dengan rancangan acak lengkap menjadi 3 kelompok perlakuan pakan yakni (T1) pakan jerami padi fermentasi utuh + konsentrat; (T2) diberi pakan komplit dengan campuran jerami padi fermentasi giling + konsentrat dan (T3) diberi pakan rumput gajah+konsentrat sebagai kontrol. Imbangan pemberian konsentrat dengan rumput atau jerami yaitu 70 : 30 dengan pemberian 3% dari bobot badan berdasarkan bahan kering. Parameter yang diamati yaitu konsumsi bahan kering, pertambahan bobot badan harian dan feed cost per gain. Data hasil penelitian dianalisis dengan analisis varian, kecuali feed cost per gain dengan cara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan kelompok (T2) memberikan rataan penambahan bobot badan harian yang paling tinggi yaitu sebesar 83,3g/h, berbeda nyata (P < 0,05) dibandingkan dengan kelompok yang lainnya yaitu 57,9 66,7 g/hari untuk masing-masing T1 dan T3. Rataan konsumsi bahan kering pakan harian yaitu 631, 708 dan 602 g/ekor/hari untuk T1, T2 dan T3. Analisis feed cost per gain menunjukkan bahwa untuk meningkatkan bobot badan harian sebesar 1 kg diperlukan biaya sebesar Rp. 9.340; Rp. 7.330 dan Rp.7453/kg untuk masingmasing T1, T2 dan T3. Dapat disimpulkan bahwa ternak kambing dengan pakan jerami padi fermentasi, memberikan keuntungan setara dengan keuntungan pada ternak yang mendapat pakan rumput raja segar pada pakan dasar. Kata Kunci: Kambing Peranakan Etawah, Jerami Padi Fermentasi, Ekonomi 575

PENDAHULUAN Pengukuran nilai ekonomis pada sistem produksi peternakan sangat penting. Tingkat keuntungan yang diperoleh akan sangat mempengaruhi perkembangan dan kemajuan usaha pada bidang ini. Secara umum dapat dikatakan aspek ekonomi sering dilupakan, perhatian biasanya diarahkan hanya pada aspek teknis (nutrisi dan reproduksi). Performan ekonomi dapat diukur dengan cara sederhana atau komplek (luas). Pengukuran secara sederhana dilakukan melalui perhitungan keuntungan atas input yang terbatas. Sedangkan pada analisis yang komplek pengukurannya melibatkan berbagai input (tenaga kerja, investasi sarana dan prasarana), selanjutnya diuji melalui berbagai analisis sensitivitas. Analisis ekonomi pada usaha peternakan umumnya didasarkan atas tingkat efisiensi biologis, selanjutnya dikonversikan dengan tingkat harga-harga yang berlaku. Ternak kambing dikatagorikan sebagai jenis ternak ruminansia. Jenis ternak ini membutuhkan rumput sebagai makanan pokok yang dijadikan sebagai sumber serat. Pemberian pakan hanya satu jenis (rumput) saja tidak memberikan produktivitas yang optimal. Pada derah-daerah tertentu di Indonesia para petani dipedesaan berupaya meningkatkan produktivitas ternak melalui pemberian hijauan yang bervariasi, sehingga diperoleh pertumbuhan yang relatif baik yaitu 60 80g/ekor/hari (BUDIARSANA et al., 2001; 2002). Akan tetapi pada daerah yang tidak didukung dengan ketersediaan ragam jenis hijauan yang memadai, maka pemberian hijauan biasanya dari satu jenis saja yaitu rumput lapangan, sehingga ada kecenderungan produktivitas ternak akan rendah. Permasalahan serius pada upaya penyediaan pakan ternak ini yaitu pada saat musim kering dimana ketersediaan hijauan pakan ternak sangat kurang. Rendahnya kempemilikan lahan juga merupakan salah satu penyebab petani dalam upaya penyediaan pakan ternak. Tidak jarang ditemui di suatu daerah bahwa penjualan ternak meningkat tajam yang disebabkan oleh para peternak merasa kesulitan dalam penyediaan pakan. Sebenarnya upaya untuk memenuhi kekurangan pakan dapat dilakukan dengan cara penambahan konsentrat pada ransum, akan tetapi rendahnya modal yang dimiliki petani, belum mampu malakukan upaya ini. Jerami padi merupakan salah satu limbah hasil pertanian (padi) terdapat hampir disemua daerah di Indonesia, yang sampai saat kini belum dimanfaatkan dengan baik. Rendahnya kualitas jerami padi dan persepsi salah dari para petani bahwa jerami padi tidak disukai oleh ternak kambing merupakan kendala mendasar penggunaan jerami padi sebagai pakan ternak kambing. Hasil-hasil penelitian terdahulu menunjukkan bahwa nilai cerna jerami padi dapat ditingkatkan melalui proses fermentasi dan dapat menggantikan rumput dalam ransum sapi (ALI dan NOERYANTO, 1983) maupun ransum kambing dan domba (USRI et al., 1979; CHUZAEMI et al., 1989; HARTUTIK et al., 1989; SITORUS, 1987). Penggantian rumput dengan jerami padi sebanyak 25% pada ransum yang mengandung 1% urea dan 10% molases masih memberikan pertambahan berat badan harian ternak jantan yang tidak berbeda dengan ransum kontrol (26,3 vs 37,2) USRI et al., 1979). Berbagai penelitian untuk meningkatkan kualitas jerami telah dilaporkan yaitu secara fisik (WINUGROHO et al., 1984; CLOSE dan MANKE, 1986). Secara kimiawai (USRI et al., 1979; WINUGROHO et al., 1984; atau dengan mikroba (SOEYONO et al., 1984; HARYANTO et al., 1998). Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui nilai ekonomi pada penggunaan jerami padi fermentasi sebagai pakan ternak kambing. MATERI DAN METODE Penelitian ini dilakukan di laboratorium kandang percobaan Balai Penelitian Ternak Bogor selama kurun waktu 4 bulan, menggunakan 18 ekor ternak kambing jantan muda umur 5 6 bulan, bobot badan 16 17 kg. Diacak untuk menjadi 3 kelompok masingmasing 6 ekor/kelompok. Perlakuan masingmasing kelompok seperti ditunjukkan pada Tabel 1. 576

Tabel 1. Jumlah ternak dan jenis perlakuan pakan pada masing-masing kelompok Uraian Perlakuan T1 T2 T3 Jumlah ternak (ekor) 6 6 6 Perlakuan ransum Jerami padi fermentasi kering utuh (%) 37.5 - - Rumput Raja (berdasar BK) (%) - - 37.5 Konsentrat K1 (%) 62.5 - - Konsentrat K3 (%) - 62.5 Pakan Komplit (%) - 100 - Jerami padi yang digunakan yaitu jerami padi yang telah difermentasi. Proses fermentasi jerami dilakukan dengan cara mencampurkan probiotik, urea dengan jerami padi. Probiotik (Probion) yang digunakan yaitu probiotik produksi Balai Penelitian Ternak Ciawi-Bogor. Jumlah urea dan probiotik yang digunakan yaitu masing-masing 2,5 kg untuk 1 ton jerami padi. Jerami padi yang telah dicampurkan dengan probiotik dan urea tersebut kemudian disimpan (proses fermentasi) pada areal yang terlindung dari hujan dan matahari selama 3 minggu. Setelah proses fermentasi selesai, jerami padi tersebut selanjutnya dikeringkan dengan cara penjemuran dibawah sinar matahari, sehingga diperoleh jerami kering dengan kadar air ± 15%. Penggunaan jerami pada perlakuan T1 yaitu tanpa diolah terlebih dahulu, sedangkan pada perlakuan T2 jerami padinya melalui proses penggilingan dengan menggunakan mesin penggilingan (grinder) sehingga diperoleh jerami kering giling dengan ukuran partikel ± 1 mm, untuk kemudian dicampur dengan bahan-bahan lain (bahan pembuatan konsentrat) pada mesin pencampur (mixer). Jumlah ransum yang diberikan disesuaikan setiap 2 minggu setelah penimbangan ternak. Konsentrat disusun dengan bahan-bahan yaitu dedak padi, pollard, bungkil kelapa, bungkil kedele, onggok, molases dan mineral dengan kandungan protein kasar 17 21%. Jumlah pemberian konsentrat pada perlakuan selain T2 yaitu sebanyak 67,5% dan pemberian jerami atau rumput sebanyak 37,5% berdasarkan bahan kering. Dengan komposisi tersebut diperkirakan kandungan PK ransum sekitar 14 15%. Jumlah pakan yang diberikan yaitu sebanyak 3% dari bobot badan berdasar bahan kering. Parameter yang diamati yaitu konsumsi pakan diukur setiap hari, sedangkan pertumbuhan diukur setiap dua minggu sekali. Untuk mengetahui kualitas pakan yang dikonsumsi, maka pada akhir penelitian dilakukan uji kecernaan. Semua data dianalisis dengan analisis variance kecuali analisis ekonomi dilakukan secara deskripsi. Perhitungan ekonomi yang digunakan yaitu berdasarkan harga-harga yang berlaku pada saat penelitian yaitu; harga ternak kambing PE Rp. 16.000/kg bobot hidup, harga konsentrat pada perlakuan T1 dan T3 yaitu masingmasing Rp. 1160,7 dan Rp. 1.019.5 sedangkan harga jerami padi fermentasi kering, rumput segar dan pakan komplit masing-masing Rp. 350; Rp. 85 dan Rp. 861,46/kg. HASIL DAN PEMBAHASAN Pertumbuhan, konsumsi dan konversi pakan Respon perlakuan pakan ternak kambing PE jantan muda (umur 4 6 bulan) seperti ditunjukkan pada Tabel 2. Terlihat bahwa kelompok ternak pada perlakuan (T2) yaitu dengan perlakuan pakan komplit tumbuh paling cepat yaitu sebesar (83,3 g/ekor/hari) berbeda nyata (P < 0,05) dibandingkan dengan (T1) dan (T3). Pertumbuhan ternak pada T1 dan T3 yaitu berturut-turut sebesar 57,9 dan 66,7g/ekor/hari. Superioritas pertumbuhan ternak kelompok (T2) telah ditunjukkan sejak awal perlakuan. 577

Tabel 2. Konsumsi pakan dan pertumbuhan kambing PE Jantan muda selama 4 bulan perlakuan pakan Parameter Perlakuan T1 T2 T3 Bobot badan awal 17,8 ± 5,6 17,8 ± 5,3 17,6± 6,3 Bobot badan akhir 25,1 ± 6,4 b 28,3 ± 9,2 a 25,9 ± 5,9 b Pertumbuhan (g/ekor/hari) 57,9 ± 9,8 b 83,3 ± 37,0 a 66,7 ± 19,7 b Konsumsi BK total (g/ekor/hari) 631,3 708,8 602,8 Kecernaan in-vivo Protein (%) 78,2 81,6 85,4 Energi (%) 76,4 80,8 80,5 NDF (%) 51,1 55,2 65,6 Konversi pakan 10,90 8,51 9,04 Feed cost per gain (Rp.) 9.340 7.330 7.453 a,b Huruf yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan perbedaan (P < 0,05) Tingginya pertumbuhan pada (T2) didukung oleh tingkat konsumsi bahan kering harian yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok lainnya. Jumlah konsumsi bahan kering pada (T2) yaitu sebesar 708 g/ekor/hari namun tidak berbeda nyata dengan konsumsi bahan kering kelompok lainnya yaitu 631 dan 602 g/ekor/hari berturut-turut untuk (T1) dan (T3). Tingginya konsumsi pada (T2) mungkin dipengaruhi oleh perbedaan ukuran (size) jerami padi yang digunakan yaitu bubuk (mash). Ternak yang mendapat pakan dalam bentuk bubuk kelihatannya tidak perlu melakukan proses pengunyahan (chewing) terlebih dahulu sehingga laju pengosongan pakan dalam saluran pencernaan lebih cepat dan ternak dapat mengkonsumsi ransum lagi, pada akhirnya konsumsi bahan keringnya meningkat. Disamping ukuran (size) pakan yang diberikan, perbedaan konsumsi bahan kering untuk masing-masing kelompok sangat dipengaruhi oleh jenis pakan yang diberikan. Hal ini dapat dilihat dari konsumsi ternak pada (T3) yang diberi pakan rumput segar mengkonsumsi bahan kering harian paling kecil. Analisis feed cost per gain Feed cost per gain yaitu jumlah biaya pakan dalam nilai uang yang dikeluarkan untuk menghasilkan 1 kg bobot hidup. Dengan mengetahui nilai ini dapat diketahui kemampuan jenis ransum untuk meningkatkan bobot badan. Semakin tinggi nilai feed cost per gain maka semakin jelek pengaruh ransum tersebut. Hasil perhitungan feed cost per gain pada penelitian ini adalah Rp. 9.340 (T1), Rp. 7.330 (T2) dan Rp. 7.453 (T3). Pada pengamatan ini nilai feed cost per gain pada kelompok ternak perlakuan pakan komplit (T2) menghasilkan nilai terendah. Dengan menggunakan harga ternak kambing dipasaran Rp. 16.000/kg bobot hidup, maka keuntungan yang diperoleh sebesar Rp. 8.670. Apabila harga kambing setelah digemukkan lebih tinggi dari harga sebelum digemukkan, yaitu akibat kualitas maupun kuantitas daging yang lebih baik, maka keuntungan yang diperoleh akan semakin tinggi. Keuntungan yang lebih tinggi mungkin akan dapat dicapai apabila prosesing jerami padi dilakukan pada skala yang lebih besar. Dengan menggunakan alat-alat yang memadai dan melalui perhitungan-perhitungan tertentu akan diperoleh tingkat effisiensi yang optimal. Pada skala yang lebih besar dapat diduga produksi jerami padi fermentasi kering giling dapat ditekan sebesar 30%. Menekan biaya jerami padi sampai 30% dapat meningkatkan keuntungan lebih dari 5% atau setara dengan Rp. 370/per bobot hidup sehingga keuntungan yang diperoleh menjadi Rp. 9.040/kg bobot hidup. 578

KESIMPULAN Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ternak kambing dengan pakan jerami padi fermentasi, memberikan keuntungan setara dengan perolehan keuntungan pada ternak yang mendapat pakan rumput raja segar sebagai pakan dasar. Penggunaan jerami padi dalam bentuk bubuk untuk dijadikan pakan komplit lebih menguntungkan dan prosfektif dijadikan teknologi penyediaan pakan untuk skala besar. DAFTAR PUSTAKA ALI, A. dan NOERYANTO. 1983. Pengunaan jerami padi dalam ransom ternak pengaruhnya pada konsumsi dan berat badan sapi Aceh. Pros. Pertemuan Ilmiah Ruminansia Besar. Puslitbang peternakan, Bogor. hlm. 37 41. BUDIARSANA I-G.M., I-KETUT SUTAMA, TATAN KOSTAMAN, M. MARTAWIDJAJA, HASTONO, MAULANA S. HIDAYATA, RIAD SUKMANA, BACHTIAR, GUNAWAN dan MULYAWAN. 2001. Uji Multilokasi Poduksi Kambing Peranakan Etawah. Laporan Hasil Penelitian, Balai Penelitian Ternak, 2001. BUDIARSANA I-G.M., I-KETUT SUTAMA, TATAN KOSTAMAN, M. MARTAWIDJAJA, HASTONO, MAULANA S. HIDAYATA, RIAD SUKMANA, BACHTIAR, GUNAWAN dan MULYAWAN 2002. Interaksi Bibit Kambing Peranakan Ettawah Terseleksi di Beberapa Lokasi dengan Agroekosistem yang Berbeda. Laporan Hasil Penelitian Balai Penelitian Ternak 2002. CHUZAEMI, S., SOEBARINOTO dan SULASTRI. 1989. Kecernaan dan retensi nitrogen pada kambing yang diberi ransum basal jerami padi dan menir dengan tambahan urea molases blok. Pros. Pertemuan ilmiah Ruminansia Jilid II. Ruminansia Kecil. Puslitbang Peternakan, Bogor. hlm. 174 178. CLOSE, W. and K.H. MENKE. 1986. Selected Topic in Animal Nutrion. Univ. Hohenheim. Stuttgart, Federal Republic of Germany. HARTUTIK, S. CHUZAEMI dan N SIMPEN. 1989. Penggunaan feses domba sebagai sumber enzim urease dalam proses amoniasi jerami padi dengan urea. Pros. Pertemuan ilmiah Ruminansia Jilid II. Ruminansia Kecil. Pusat penelitian dan pengembangan Peternakan, Bogor. hlm. 224 227. HARYANTO, B., I-W. MATHIUS, D. LUBIS dan M. MARTAWIDJAJA. 1998. Manfaat Probiotik dalam Meningkatkan Effisiensi Fermentasi Pakan di dalam Rumen. Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner 1997. Puslitbang Peternakan, Bogor. hlm. 635 641. SITORUS, S.S. 1987. The effect of leucaena supplementation to napir grass and rice straw based diets for grazing sheep and goat. Ilmu dan Peternakan 3(2): 75 78. SOEYONO, M., M.D. AREUBI, SOEDOMO dan H HARTADI. 1984. Penggunaan Pleurotus sp. untuk meningkatkan nilai nutrisi jerami padi sebagai pakan domba. Pros. Pertemuan Ilmiah Penelitian Ruminansia Kecil. Puslitbang Peternakan, Bogor. hlm. 28 31. USRI, T., A.R. TARMIDI dan H. DJUNED. 1979. Pengaruh penggantian rumput lapang segar dengan jerami padi kering dalam ransum terhadap pertumbuhan domba. Pros. Seminar Penelitian dan Penunjang Pengembangan Peternakan. LPP. hlm. 112 116. WINUGROHO, M., B. BAKRIE, T. PANGGABEAN dan N.G. YATES dan T.D. CHANIAGO. 1984. Pengaruh pemberian urea, molase dan konsentrat komersial pada pertumbuhan kambing muda yang diberi makanan jerami padi dengan perlakuan amonium hidroksida. hlm. 24 27. DISKUSI Pertanyaan: Apakah penggunaan jerami padi fermentasi sebagai pakan dasar apalagi dilihat dari prosesnya membutuhkan waktu, tenaga dan biaya? Jawaban: Pemanfaatan jerami fermentasi relatif ekonomis khususnya pada saat peternak mengalami kesulitan hijauan pakan ternak (pada musim kering), lebih ekonomis apabila lokasi peternakan dekat dengan sumber jerami padi. 579