Evidence-based Treatment Of Acute Infective Conjunctivitis Breaking the cycle of antibiotic prescribing

dokumen-dokumen yang mirip
Nama Jurnal : European Journal of Ophthalmology / Vol. 19 no. 1, 2009 / pp. 1-9

06/10/2011 PERADANGAN MATA (KONJUNGTIVITIS)

Jangan Sembarangan Minum Antibiotik

BAB I PENDAHULUAN. penyebarannya sangat cepat. Penyakit ini bervariasi mulai dari hiperemia

A PLACEBO-CONTROLLED TRIAL OF ANTIMICROBIAL TREATMENT FOR ACUTE OTITIS MEDIA. Paula A. Tahtinen, et all

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN TRAUMA PADA KORNEA DI RUANG MATA RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA. Trauma Mata Pada Kornea

GLUKOMA PENGERTIAN GLAUKOMA

BAB I PENDAHULUAN. kacamata. Penggunaan lensa kontak makin diminati karena tidak mengubah

PERBARUI PADA MANAJEMEN FARINGITIS AKUT PADA ANAK-ANAK

Leukemia. Leukemia / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan obat didefinisikan oleh World Health Organization (WHO)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan di apotek Mega Farma Kota Gorontalo pada tanggal

BAB 1 PENDAHULUAN. bedah pada anak yang paling sering ditemukan. Kurang lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. Apendisitis akut merupakan penyebab akut abdomen yang paling sering memerlukan

BAB I KONSEP DASAR. Selulitis adalah infeksi streptokokus, stapilokokus akut dari kulit dan

BAB I PENDAHULUAN. lokal di perut bagian kanan bawah (Anderson, 2002). Apendisitis

PEMERIKSAAN KESEHATAN MATA

BAB I PENDAHULUAN. peradangan sel hati yang luas dan menyebabkan banyak kematian sel. Kondisi

BAB I PENDAHULUAN. masalah besar yang harus benar-benar diperhatikan oleh setiap orang tua. Upaya

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual maupun

Pelayanan Kesehatan bagi Anak. Bab 5 Diare. Catatan untuk instruktur

Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Bab 4 Batuk dan Kesulitan Bernapas Kasus II. Catatan Fasilitator. Rangkuman Kasus:

DIVERTICULITIS DIVERTICULITIS

BAB I PENDAHULUAN. Meningitis adalah kumpulan gejala demam, sakit kepala dan meningismus akibat

Pelayanan Kesehatan bagi Anak. Bab 7 Gizi Buruk

Definisi Bell s palsy

1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini penyakit mata merupakan salah satu penyakit yang jumlah

PENERAPAN METODE FORWARD CHAINING DAN CERTAINTY FACTOR UNTUK DIAGNOSA PENYAKIT MATA MANUSIA

Hepatitis C: Bom Waktu didalam Hati

2.3 Patofisiologi. 2.5 Penatalaksanaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DALAM PENATALAKSANAAN KONJUNGTIVITIS DI BAGIAN MATA RSUP DR. KARIADI SEMARANG TAHUN 2010

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN DEMAM CHIKUNGUNYA Oleh DEDEH SUHARTINI

BAB I PENDAHULUAN. bahan kimia atau iritan, iatrogenik, paparan di tempat kerja atau okupasional

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pasien dengan kasus infeksi dan penggunaannya dapat bersifat empiris atau

Sehat merupakan kondisi yang ideal secara fisik, psikis & sosial, tidak terbatas pada keadaan bebas dari penyakit dan cacad (definisi WHO)

dalam terapi obat (Indrasanto, 2006). Sasaran terapi pada pneumonia adalah bakteri, dimana bakteri merupakan penyebab infeksi.

Meningitis: Diagnosis dan Penatalaksanaannya

Dry Socket Elsie Stephanie DRY SOCKET. Patogenesis Trauma dan infeksi adalah penyebab utama dari timbulnya dry soket.

BAB I PENDAHULUAN. bermain toddler (1-2,5 tahun), pra-sekolah (2,5-5 tahun), usia sekolah (5-11

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang saat ini terjadi di negara Indonesia. Derajat kesehatan anak

Penemuan PasienTB. EPPIT 11 Departemen Mikrobiologi FK USU

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan

SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )

Diagnosa banding MATA MERAH

Maria Ulfa Pjt Maria Lalo Reina Fahwid S Riza Kurnia Sari Sri Reny Hartati Yetti Vinolia R

Dika Fernanda Satya Wira W Ayu Wulandari Aisyah Rahmawati Hanny Dwi Andini Isti Hidayah Tri Amalia Nungki Kusumawati

HEPATITIS FUNGSI HATI

BAB I PENDAHULUAN. oleh infeksi saluran napas disusul oleh infeksi saluran cerna. 1. Menurut World Health Organization (WHO) 2014, demam tifoid

BAB I PENDAHULUAN. Diare merupakan masalah pada anak-anak di seluruh dunia. Dehidrasi dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. berkembang. Laser-Assisted insitu Keratomileusis (LASIK) adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan dunia luar, sehingga lebih beresiko terjadi peradangan atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Skizofrenia. 1. Apa itu Skizofrenia? 2. Siapa yang lebih rentan terhadap Skizofrenia?

Infeksi Nosokomial. Chairuddin P. Lubis. Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Sakit (illness) berbeda dengan penyakit (disease). Sakit berkaitan dengan

ABSTRAK GAMBARAN DISTRIBUSI PENDERITA TONSILEKTOMI YANG DIRAWAT INAP DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE TAHUN 2009

Penyebab, gejala dan cara mencegah polio Friday, 04 March :26. Pengertian Polio

BAB I PENDAHULUAN. usia, jenis kelamin, dan strata sosial serta dapat dijumpai diseluruh dunia.

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh Salmonella typhi (S.typhi), bersifat endemis, dan masih

Anita's Personal Blog Glaukoma Copyright anita handayani

ASUHAN KEPERAWATAN DEMAM TIFOID

BAB I PENDAHULUAN. masih menjadi masalah kesehatan global bagi masyarakat dunia. Angka kejadian

BAB I PENDAHULUAN. (40 60%), bakteri (5 40%), alergi, trauma, iritan, dan lain-lain. Setiap. (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2013).

KARAKTERISTIK KLINIS DAN DEMOGRAFIS PENDERITA KONJUNGTIVITIS YANG BEROBAT

Mengapa Kita Batuk? Mengapa Kita Batuk ~ 1

BAB I PENDAHULUAN. dan batuk baik kering ataupun berdahak. 2 Infeksi saluran pernapasan akut

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA

Kanker Usus Besar. Bowel Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

STIKOM SURABAYA BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Penyakit Hepatitis adalah penyakit yang disebabkan oleh beberapa jenis

MILIK UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

Materi Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru

PANDUAN PELAYANAN MEMINTA PENDAPAT LAIN (SECOND OPINION)

BAB 1 PENDAHULUAN. Kornea merupakan lapisan depan bola mata, transparan, merupakan

Visus adalah ketajaman penglihatan. Pemeriksaan visus merupakan pemeriksaan untuk melihat ketajaman penglihatan.

Pengertian Irritable Bowel Syndrome (IBS)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Penyakit infeksi masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Diare,

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada usus kecil yang disebabkan oleh kuman Salmonella Typhi.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di RSUD Kabupaten Temanggung ini merupakan

Kesehatan Anak - Aneka penyakit anak yg perlu diketahui semua ortu

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan penelitian ini meliputi Ilmu Penyakit Gigi dan

Hasil. Kesimpulan. Kata kunci : Obat-obatan kausatif, kortikosteroid, India, SCORTEN Skor, Stevens - Johnson sindrom, Nekrolisis epidermal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Muti ah, 2016

LAPORAN PRAKTIKUM. Oleh : Ichda Nabiela Amiria Asykarie J Dosen Pembimbing : Drg. Nilasary Rochmanita FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

BAB IV METODE PENELITIAN

PENANGANAN DAN PENCEGAHAN TUBERKULOSIS. Edwin C4

BAB IV RANCANGAN SISTEM

BAB 1 PENDAHULUAN. Vaginosis bakterial (VB) adalah suatu keadaan abnormal pada ekosistem

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh virus atau bakteri dan berlangsung selama 14 hari.penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Artritis reumatoid/rheumatoid Arthritis (RA) adalah

Glaukoma. 1. Apa itu Glaukoma?

DEFINISI BRONKITIS. suatu proses inflamasi pada pipa. bronkus

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat yang penting, khususnya di negara berkembang. Obat-obat andalan

BAB I PENDAHULUAN. Kista ovarium merupakan salah satu bentuk penyakit repoduksi yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Asma masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di. dunia dan merupakan penyakit kronis pada sistem

Transkripsi:

Evidence-based Treatment Of Acute Infective Conjunctivitis Breaking the cycle of antibiotic prescribing Oleh : Rizana Tsalats (09171113) Pembimbing : Dr. Hj. Arlina Yunita Marsida, Sp.M

Konjungtivitis adalah peradangan konjungtiva. 4 utama penyebab : Virus Bakteri Alergen Iritasi Paling sering : virus & bakteri (akut). Penyebab lain "mata merah akut" (Tabel 1), spt iritis idiopatik & Glaukoma akut sudut tertutup sering salah didiagnosis dan dikelola dengan antibiotik topikal oleh nonophthalmologist.

Gejala yang paling menonjol : Pruritus ringan Sensasi benda asing Fotofobia ringan Tanda-tanda yang paling menonjol : Kelopak mata sulit dibuka terutama saat bangun tidur (umumnya konjungtivitis injeksi) Sekret purulen atau berair Tidak ada penurunan visus Namun, kebanyakan dokter keluarga mengakui kesulitan dalam membedakan secara klinis infeksi bakteri akibat virus.

Studi kohort di Belanda melibatkan 177 orang dewasa yang diduga konjungtivitis bakteri akut, kultur bakteri dari swab mata menunjukkan : Hanya 32% kasus yg positif (<50% kasus), artinya walaupun memiliki klinis sugestif tanda dan gejala konjungtivitis bakteri, diagnosis dapat benar pada sekitar 50% kasus saja. Sisanya bakteri yang berada antara flora mata normal dapat menghasilkan "positif palsu" ketika tes mikrobiologis dilakukan

Keterambiguan ini + keyakinan bahwa infeksi bakteri perlu obat resep (prescription medication) pada kasus konjungtivitis infeksi ANTIBIOTIK MATA TOPIKAL Kerugian pada pendekatan ini adalah : Antibiotik resisten Biasa yg tidak efektif Potensi peningkatan komplikasi mata atau akibat penggunaan antibiotik sistemik Pengobatan semua mata merah dengan topikal antibiotik dapat mengakibatkan keterlambatan dalam diagnosis pada kondisi noninfective lainnya yg menyerupai konjungtivitis (Tabel 1)

Pertanyaannya adalah : Jika alasan untuk overprescribing antibiotik adalah untuk menutup kemungkinan penyebab bakteri, maka salah satu harus mempertimbangkan apakah antibiotik bahkan perlu untuk resolusi konjungtivitis bakteri? Berikut ulasan bertujuan untuk meninjau bukti pengobatan terbaik untuk konjungtivitis infektif akut

Case description Seorang anak 5 tahun datang dengan riwayat 3 hari keluar cairan yang encer dari mata kanannya. Mata merah (+). Temuan serupa juga ditemukan pada mata kirinya pada pagi itu. Dia tidak terlalu fotofobik dan matanya tidak gatal. Dia sehat, tapi baru saja terkena infeksi saluran pernapasan atas sekitar 3 hari yang lalu. Pada pemeriksaan, pasien tidak dalam kesulitan akut, demam(-), visual normal, injeksi konjungtiva moderat bilateral (+), node preauricular (+). Ayah pasien menginginkan resep antibiotik mata, karena telah terbukti efektif sebelumnya; anak itu membutuhkan 24 jam pengobatan sebelum dia bisa kembali ke sekolah.

Main message Menurut bukti, antibiotik tidak terutama diperlukan untuk resolusi konjungtivitis bakteri, setidaknya tidak untuk sebagian besar pasien yang dalam perawatan primer. Ringkasan Bukti Klinis ulasan Cochrane dari 3 percobaan terkontrol acak (RCT) dan 1 RCT antibiotik topikal tidak lebih efektif dari pada plasebo untuk meningkatkan penyembuhan pada orang yang diduga konjungtivitis bakteri pada hari 5-7. Level 1 tingkat remisi spontan tinggi, manfaat marginal & resiko rendah pada pasien yg tidak menggunakan antibiotik.

Strategi menejemen yg direkomendasikan menunda penggunaan antibiotik & promosi perawatan suportif : Pembersihan mata sering dengan air steril dan kapas bola kompres air hangat kebersihan tangan dan kelopak mata menggunakan air mata buatan untuk kenyamanan Jika tidak membaik dlm 2 hari baru mulai gunakan antibiotik topikal.

Everitt et al yang melibatkan 307 orang dewasa dan anak-anak dengan konjungtivitis bakteri akut didiagnosis secara klinis oleh dokter umum di selatan England Studi membandingkan pasien yg langsung diberikan antibiotik topikal dg delay style Hasil : berkurangnya penggunaan antibiotik dibandingkan dengan resep langsung pendekatan membantu mencegah medikalisasi konjungtivitis Kekurangan : tambahan waktu yang diperlukan untuk secara efektif mendidik pasien pada sifat kondisi self-limiting.

Main message Unnecessary antibiotic prescription Policy Patient education

Case resolution Fokus pada anamnesa & pem.fis untuk mendiagnosis konjungtivitis infektif akut serta menyingkirkan diagnosa mata merah lainnya yg mungkin dapat menjadi lebih bahaya. Ortu atau pasien diberikan pamflet menggunakan bahasa yang sederhana dan gambar untuk menjelaskan deskripsi kondisi, bagaimana pengobatannya, alasan untuk kontrol ulang dan kapan harus gunakan antibiotik (jika ada) Dokter harus cepat tanggap dan menjawab pertanyaan pasien. Jika metode delay style yg dipilih, harus di follow-up dan dapat diberikan resep antibiotik bila keluhan tidak membaik dalam 3 hari.

Conclusion Konjungtivitis infektif akut adalah keluhan sakit mata yg paling umum ditangani dalam praktek keluarga. Penyebab tersering adalah virus & bakteri, dan biasa sulit untuk membedakan atas dasar klinis. Terlepas dari penyebabnya, bukti menunjukkan pendekatan paling masuk akal untuk pengobatan primer adalah pendidikan pasien & menejemen delay.