KESIMPULAN DAN SARAN

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR ISI. 1.2 Rumusan Masalah Maksud dan Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian...

BAB I PENDAHULUAN. suatu daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP BELANJA MODAL PADA KABUPATEN GORONTALO

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perekonomian Indonesia akan diikuti pula dengan kebijakankebijakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. daerah otonomi di Provinsi Sulawesi Utara. Ibu kota Kabupaten

PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL (BKKBN) : Ellyana Utami NPM :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Bone Bolango. Dinas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Negara membutuhkan pendanaan dalam menggerakan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi juga merupakan indikator pencapaian pembangunan nasional. akan memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat setempat sesuai dengan peraturan peundang-undangan. Hal tersebut

Disusun Oleh. Bambang Ali Nurdin PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SILIWANGI ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. era baru dalam pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal. Pembiayaan

berjenis kelamin laki-laki dengan prosentase 100 %. Sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Otonomi merupakan suatu konsep politik yang terkait dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Otonomi daerah merupakan kewenangan yang diberikan oleh pemerintah pusat

BAB I PENDAHULUAN. Konsekuensi dari pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi tersebut yakni

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Otonomi daerah adalah suatu pemberian hak dan kewajiban kepada daerah

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi yang terjadi pada bidang politik mulai merambah pada bidang

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA BAGI HASIL TERHADAP BELANJA DAERAH (Studi Kasus pada Pemerintah Kota Bandung )

BAB I PENDAHULUAN. UU No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan UU No 25 tahun 1999

BAB I PENDAHULUAN. baik pusat maupun daerah, untuk menciptakan sistem pengelolaan keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dengan dikeluarkannya UU No. 22 Tahun 1999 yang kemudian direvisi

DAFTAR ISI. Halaman Sampul... i. Halaman Judul... ii. Halaman Pengesahan... iv. Motto... v. Halaman Persembahan... vi. Daftar Isi...

: Maytias Tri Pratiwi NPM :

BAB I PENDAHULUAN. mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri sesuai dengan peraturan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

Disusun Oleh : NPM : Pembimbing : Dr. Emmy Indrayani

PENDAHULUAN. daerah yang saat ini telah berlangsung di Indonesia. Dulunya, sistem

: Gita Ayu Puspahati NPM : Dosen Pembimbing : Irfan Ardiansyah SE.,MM.

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Kinerja Keuangan Masa lalu

BAB I PENDAHULUAN. ketergantungan pada bantuan pusat harus seminimal mungkin (Bastian:2001).

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vii

: Putri Noviawati NPM : Pembimbing : Rofi ah,se.,mm

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA ALOKASI UMUM DAN DANA ALOKASI KHUSUS TERHADAP ALOKASI BELANJA DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN PERIODE

Budi Waluyo / Pembimbing 1 : DR.Untara Pembimbing 2 : Titi Ayem Lestari, SE., MM

BAB I PENDAHULUAN. desentralisasi. Transfer antar pemerintah tersebut bahkan sudah menjadi ciri

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (Realisasi dan Proyeksi)

BAB I PENDAHULUAN. keuangan negara. Hal ini diindikasikan dengan telah diterbitkannya Undangundang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pemberlakuan otonomi daerah di Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. dan aspirasi masyarakat yang sejalan dengan semangat demokrasi.

Disusun Oleh. Bambang Ali Nurdin PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SILIWANGI ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. ketersediaan dana pembangunan baik yang diperoleh dari sumber-sumber pajak

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu bidang dalam akuntansi sektor publik yang menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan perundangundangan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berupa data kuantitatif, yaitu Data Laporan Realisasi Anggaran APBD pemerintah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Kuncoro, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. daerah. Adanya otonomi daerah diharapkan masing-masing daerah dapat mandiri

BAB V PENUTUP. 1. Dukungan Sosial Teman Sebaya SMKN II Malang. Adapun hasil dari analisa adalah 138 siswa/siswi (71%) pada kategori tinggi,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dalam penelitian ini, maka terdapat beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Diperoleh persamaan regresi sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kontribusi yang sangat besar sebagai sumber penerimaan dalam APBN.

BAB I PENDAHULUAN. pendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Karena itu, belanja daerah dikenal sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya pembangunan nasional di negara-negara berkembang. difokuskan pada pembangunan ekonomi dalam rangka upaya pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH REGIONAL BUSINESS CONTROL (RBC) TERHADAP KINERJA KARYAWAN BANK MANDIRI AREA JAKARTA PULOGADUNG

PEMERINTAH KOTA SURABAYA RINCIAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini berlokasi di Kabupaten Gorontalo. Penelitian ini dilaksanakan dari

BAB I PENDAHULUAN. Negara dimaksudkan untuk meningkatkan efektifitas dan efesiensi. penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan masyarakat.

I. PENDAHULUAN Belanja daerah merupakan pengalokasian dana yang harus dilakukan secara efektif dan efisien, dimana belanja daerah dapat menjadi tolak

BAB I PENDAHULUAN UKDW. terjadi dalam satu atau beberapa periode mendatang. Menurut Governmental

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA 2016

BAB I PENDAHULUAN. ketentuan umum UU No. 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah,

INNEL ROSA APRINELITA FAKULTAS EKONOMI AKUNTANSI

Disusun Oleh: : Prastian Bayang Januar Npm : Dosen Pembimbing : Agustin Rusiana Sari, SE, MM

BAB V PENUTUP. mengelola daerahnya, sehingga kebutuhan kebutuhan daerah dapat dipenuhi.

BAB I PENDAHULUAN. daerah masalah perimbangan keuangan pusat dan daerah merupakan salah satu


I. PENDAHULUAN. sendiri adalah kemampuan self supporting di bidang keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sistem negara kesatuan, pemerintah daerah merupakan bagian yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi. masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

BAB I PENDAHULUAN. mayoritas bersumber dari penerimaan pajak. Tidak hanya itu sumber

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. berubah menjadi sistem desentralisasi atau yang sering dikenal sebagai era

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan rakyat baik materil maupun spiritual. Untuk dapat merealisasikan

BAB III METODE PENELITIAN. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 32 Provinsi di Seluruh

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah tentang Otonomi Daerah, yang dimulai dilaksanakan secara efektif

I. PENDAHULUAN. diandalkan. Kebutuhan ini semakin dirasakan oleh daerah terutama sejak

PENGARUH DANA ALOKASI KHUSUS, DANA BAGI HASIL DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN LUWU

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN HARGA TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA STUDIO MUSIK LJ S GALAXY

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEMERINTAH KOTA SURABAYA RINCIAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta besarnya Penerimaan Asli Daerah (PAD) Kota Gorontalo selama periode Data

BAB III METODE PENELITIAN. Salah satu komponen dari penelitian adalah menggunakan metode yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Reformasi sektor publik yang disertai adanya tuntutan demokratisasi

BAB I PENDAHULUAN. Investasi dalam sektor publik, dalam hal ini adalah belanja modal,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adil dan makmur sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar pembangunan tersebut dibutuhkan dana yang cukup besar.

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak sedikit. Dana tersebut dapat diperoleh dari APBN. APBN dihimpun dari semua

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

SOSIALISASI PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014

Bertambah/(berkurang) Jumlah (Rp) KODE REKENING. URAIAN sebelum perubahan DASAR HUKUM. setelah perubahan. (Rp) LAMPIRAN III

Transkripsi:

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada Bab IV, maka untuk menjawab masalah yang telah dirumuskan, penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dalam regresi sederhana antara Pendapatan Pajak Daerah terhadap Realisasi Belanja Publik Pemerintah Daerah Kota Bandung. Hal ini berarti apabila Pendapatan Pajak Daerah mengalami peningkatan maka akan diikuti oleh peningkatan pada besarnya Realisasi Belanja Publik, hal tersebut terbukti dari hasil analisis yang digunakan yaitu analisis koefisien korelasi, koefisien determinasi dan pengujian hipotesis. Dari hasil analisis tersebut diperoleh: a. Analisis Koefisien Korelasi Hasil analisis korelasi menunjukkan derajat keeratan hubungan antara Pendapatan Pajak Daerah dan Realisasi Belanja Publik adalah sebesar 0,983. Ini mengandung arti bahwa diantara Pendapatan Pajak Daerah dan Realisasi Belanja Publik terdapat hubungan yang kuat dan mempunyai hubungan yang sifatnya searah (positif). b. Analisis Koefisien Determinasi Besarnya koefisien determinasi (r 2 ) adalah 0,966 dan ini menunjukkan bahwa perubahan pada besarnya Realisasi Belanja Publik dipengaruhi oleh perubahan pada besarnya Pendapatan Pajak Daerah Kota Bandung sebesar 73

96,6% dan sisanya 3,4% ditentukan oleh faktor lain, misalnya hasil retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah, dan lain-lain. c. Analisis Pengujian Hipotesis Berdasarkan hasil pengujian hipotesis atas pengaruh Pendapatan Pajak Daerah terhadap Realisasi Belanja Publik dengan menggunakan statistik uji t ternyata t hitung = 7,539 lebih besar dari t tabel = 4,303 dan memiliki Sig = 0,017 yang berarti lebih kecil dari taraf signifikansi yang dikehendaki sebesar 0,05. Dengan demikian Ho 1 ditolak dan Ha1 diterima, maka dapat disimpulkan bahwa Pendapatan Pajak Daerah memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Realisasi Belanja Publik. 2. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dalam regresi sederhana antara Pendapatan Bagi Hasil Pajak terhadap Realisasi Belanja Publik Pemerintah Daerah Kota Bandung. Hal ini berarti apabila Pendapatan Bagi Hasil Pajak mengalami peningkatan maka akan diikuti oleh peningkatan pada besarnya Realisasi Belanja Publik, hal tersebut terbukti dari hasil analisis yang digunakan yaitu analisis koefisien korelasi, koefisien determinasi dan pengujian hipotesis. Dari hasil analisis tersebut diperoleh: a. Analisis Koefisien Korelasi Hasil analisis korelasi menunjukkan derajat keeratan hubungan antara Pendapatan Bagi Hasil Pajak dan Realisasi Belanja Publik adalah sebesar 0,964. Ini mengandung arti bahwa diantara Pendapatan Bagi Hasil Pajak dan Realisasi Belanja Publik terdapat hubungan yang kuat dan mempunyai hubungan yang sifatnya searah (positif). 74

b. Analisis Koefisien Determinasi Besarnya koefisien determinasi (r 2 ) adalah 0,930 dan ini menunjukkan bahwa perubahan pada besarnya Realisasi Belanja Publik dipengaruhi oleh perubahan pada besarnya Pendapatan Bagi Hasil Pajak Kota Bandung sebesar 93% dan sisanya 7% ditentukan oleh faktor lain, misalnya Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, Bantuan Keuangan dan lain-lain. c. Analisis Pengujian Hipotesis Berdasarkan hasil pengujian hipotesis atas pengaruh Pendapatan Bagi Hasil Pajak terhadap Realisasi Belanja Publik dengan menggunakan statistik uji t ternyata t hitung = 5,155 lebih besar dari t tabel = 4,303 dan memiliki Sig = 0,036 yang berarti lebih kecil dari taraf signifikansi yang dikehendaki sebesar 0,05. Dengan demikian Ho 2 ditolak dan Ha2 diterima, maka dapat disimpulkan bahwa Pendapatan Bagi Hasil Pajak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Realisasi Belanja Publik. 3. Terdapat pengaruh yang positif secara simultan antara Pendapatan Pajak Daerah dan Pendapatan Bagi Hasil Pajak terhadap Realisasi Belanja Publik. Hal tersebut terbukti dari hasil analisis korelasi yang menunjukkan bahwa korelasi antara Pendapatan Pajak Daerah dan Pendapatan Bagi Hasil Pajak dengan Realisasi Belanja Publik bertanda positif yaitu sebesar 0,983. Namun korelasi tersebut tidak signifikan, hal ini terbukti dari hasil F hitung yang telah dikonsultasikan dengan F tabel. Ternyata nilai Fhitung lebih kecil dari Ftabel (14,526 < 199,5), dengan demikian Ho 3 diterima dan Ha3 ditolak. Maka dapat disimpulkan bahwa Pendapatan Pajak Daerah dan Pendapatan Bagi Hasil Pajak secara simultan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Realisasi Belanja Publik. 75

5.2. Saran Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas, maka ada beberapa saran yang bisa dijadikan masukan bagi pihak-pihak yang berkepentingan, yaitu: 1. Bagi Pemerintah Daerah Khususnya Pemerintah Daerah Kota Bandung hendaknya mengoptimalkan upayanya dalam meningkatkan pendapatan pajak daerah, mengingat pajak daerah merupakan sumber pendapatan daerah yang dapat diandalkan. Upaya tersebut dapat ditunjang dengan kebijakan yang bersifat intensifikasi maupun yang bersifat ekstensifikasi. Adapun kebijakan intensifikasi perpajakan daerah dapat berupa sosialisasi perpajakan daerah, meningkatkan pengawasan dan pengendalian pengelolaan sumber-sumber Pendapatan Pajak Daerah, dan meningkatkan kesadaran wajib pajak untuk membayar pajak. Sedangkan untuk ekstensifikasi pajak dapat dilakukan dengan cara menggali serta memanfaatkan segala potensi sebagai sumber pendapatan pajak daerah yang baru. 2. Bagi Peneliti selanjutnya yang akan meneliti dengan topik yang serupa, dapat: Meneliti variabel lain dari laporan keuangan Pemerintah Daerah, seperti Hasil Retribusi Daerah, Hasil Perusahaan Milik Daerah dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah lainnya yang dapat dipisahkan untuk Dana yang bersumber dari Pendapatan Asli Daerah, dibandingkan dengan Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk Pendapatan yang bersumber dari Dana Perimbangan, pada tahun-tahun setelah terbit kebijakan pemerintah mengenai Otonomi Daerah. 76

Memperluas data penelitian yang digunakan, jumlah sampel pada penelitian ini hanya untuk periode 4 tahun pasca penerbitan kebijakan pemerintah daerah mengenai Otonomi Daerah. 3. Masyarakat Masyarakat luas diharapkan agar dapat lebih mampu memberikan kontribusi pemikiran dan partisipasi langsung (taat membayar pajak) bagi upaya yang dilakukan Pemerintah Daerah Kota Bandung dalam rangka optimalisasi Pendapatan Asli Daerah Kota Bandung, karena masyarakat merupakan pihak yang dapat merasakan baik secara langsung memberikan kontribusi pendapatan dan merasakan manfaat dari belanja yang dilakukan oleh Pemerintah, khususnya Pemerintah Daerah. 77