BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

VI KARAKTERISTIK PETANI RESPONDEN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Desa Purwasari terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V GAMBARAN UMUM 5.1. Kondisi Wilayah

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah. Kecamatan Kersana mempunyai 13

BAB V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. menyebar kuisioner terhadap RTS-PM. Jenis data yang diperlukan dari. a. Data tentang ketepatan sasaran penerima beras RASKIN.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada zaman pemerintahan

V GAMBARAN UMUM DESA CIMANGGIS

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Palas Kabupaten Lampung Selatan. Desa Bumi Restu memiliki

VI. ALOKASI WAKTU KERJA, KONTRIBUSI PENDAPATAN, DAN POLA PENGELUARAN RUMAHTANGGA PETANI LAHAN SAWAH

V. GAMBARAN UMUM LOKASI DAN RESPONDEN

BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Blora merupakan kabupaten yang berada di Provinsi Jawa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian. Kabupaten Wonosobo, terletak lintang selatan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Kampar terletak antara 1º 02' Lintang Utara dan 0º 20' Lintang

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan

BAB VI KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN RUMAHTANGGA PETANI PESERTA PROGRAM PEMBERDAYAAN PETANI MELALUI TEKNOLOGI DAN INFORMASI PERTANIAN (P3TIP)

BAB II. DESKRIPSI DESA NAMO RAMBE PADA TAHUN Kecamatan Namo Rambe, Kabupaten Deli Serdang. Luas wilayahnya sekitar 389

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Berdasarkan Sekampung Udik dalam Angka (2012), Kecamatan

BAB III PETANI DAN HASIL PERTANIAN DESA BENDOHARJO. A. Monografi dan Demografi Desa Bendoharjo

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Gambar 2. Tingkat Produktivitas Tanaman Unggulan Kab. Garut Tahun

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jarak dari Kecamatan Megamendung ke Desa Megamendung adalah 8 km,

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONTEKS LOKASI PENELITIAN

BAB IV PETA SOSIAL DESA CIBAREGBEG KECAMATAN CIBEBER

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal,

KEADAAN UMUM KABUPATEN KULONPROGO. Kabupaten Kulonprogo merupakan salah satu dari lima kabupaten / kota di

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian Kabupaten Lampung Selatan

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG LOKASI PENELITIAN. meranti provinsi riau. Jarak Desa Tanjung bunga dengan ibu kota kecamatan

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Sulawesi barat. Kabupaten Mamuju memiliki luas Ha Secara administrasi,

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Cilacap Selatan merupakan salah satu Kecamatan di Kabupaten Cilacap,

HASIL DAN PEMBAHASAN. pemerintahan dalam memberikan pelayanan publiknya wilayah ini dibagi kedalam

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN DAN KERAGAAN EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan provinsi yang mempunyai

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN

VI KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN

I. PENDAHULUAN. dan pada umumnya penduduk negara ini tinggal di daearah pedesaan yang bekerja

BAB III METODE PENELITIAN

4 GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. astronomi ibukota Kecamatan Sewon terletak pada 7 O Bujur Timur dan. : Kecamatan Bantul dan Kecamatan Jetis

V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. yang dibina oleh Kementerian Kehutanan. Koperasi ini didirikan pada tahun 1989.

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PERDESAAN LAHAN KERING BERBASIS PERKEBUNAN

BAB I PENDAHULUAN. makin maraknya alih fungsi lahan tanaman padi ke tanaman lainnya.

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Desa Muara Jalai Kecamatan Kampar Utara

V. GAMBARAN UMUM. Cisaat berdasarkan kelompok umur dapat dilihat pada Tabel 4.

V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. diresmikan pada tanggal 29 Juni tahun 2005, sebelumnya Kelurahan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. sekitar 4 Km dari Kabupaten Gunungkidul dan berjarak 43 km, dari ibu kota

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Keadaan Umum Hutan Mangrove di Pesisir Pantai Tlanakan

GAMBARAN UMUM. dan berpenduduk jiwa dengan luas wilayah 90,58 km 2. Kecamatan Raman. Utara memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut :

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2011

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH KAJIAN. di Kota Pekanbaru dan merupakan Kecamatan tertua di Kota Pekanbaru dengan

BAB V KARAKTERISTIK PETANI DAN HUBUNGANNYA DENGAN TINGKAT PARTISIPASI DALAM PROGRAM SL-PTT

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Kebonagung merupakan salah satu dari 8 (delapan) desa yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur

III. METODOLOGI PENELITIAN. Daerah penelitian ditentukan secara secara sengaja (purposive sampling), yaitu

V. GAMBARAN UMUM 5.1. Wilayah dan Topografi 5.2. Jumlah Kepala Keluarga (KK) Tani dan Status Penguasaan Lahan di Kelurahan Situmekar

I. PENDAHULUAN. lebih dari dua pertiga penduduk Propinsi Lampung diserap oleh sektor

BAB IV HASIL PEMBAHASAN. Kota Kabupaten Bone Bolango dan Kota Gorontalo, Kecamatan Kabila juga di lintasi

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Identitas Petani Petani Padi Organik Mitra Usaha Tani

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Karawang. Kabupaten Karawang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA CIHIDEUNG ILIR, KECAMATAN CIAMPEA, KABUPATEN BOGOR

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG LOKASI PENELITIAN. Kelurahan Simpang Baru merupakan salah satu kelurahan yang terletak di

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Belitung yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 sejak

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kota Metro merupakan ibukota Kecamatan Metro Pusat. Kota Metro

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN SUBYEK PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KARAKTERISTIK PETANI BIOINDUSTRI DI DATARAN TINGGI GAYO. Oleh : Rini Andriani

Jakarta, Desember 2006 Direktur Pangan dan Pertanian BAPPENAS. Endah Murniningtyas

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Lampung. Secara geografis Kota Bandar Lampung terletak pada sampai

Transkripsi:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kecamatan Telaga merupakan salah satu dari 17 Kecamatan yang ada di Kabupaten Gorontalo Provinsi Gorontalo. Kecamatan Telaga berjarak 10 km dari pusat Kota Gorontalo. Daerah ini bertopografi rendah dengan luas wilayah 58,90 Km 2. Kecamatan Telaga Terdiri dari 9 Desa, diantaranya yaitu : Desa Bulila, Desa Mongolato, Desa Luhu, Desa Hulawa, Desa Pilohayanga, Desa Pilohanyanga Barat, Desa Dulohupa, Desa Dulamayo Selatan, Desa Dulamayo Barat, (Kantor Kecamatan Telaga, 2011). 4.1.1 Letak Geografis Kecamatan Telaga berjarak 6 km dari Ibukota Kabupaten Gorontalo. Daerah ini bertopografi rendah dengan luas wilayah 100,47 Km 2 dan berjarak 19 m dari permukaan laut. Secara administrasi Kecamatan Telaga mempunyai batas-batas wilayah sebagai berikut : 1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo. 2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Tapa Kabupaten Bone Bolango. 3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Tilango dan Talaga Jaya Kabupaten Gorontalo. 4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Telaga Biru Kabupaten Gorontalo 4.1.2 Penduduk Berdasarkan data yang diperoleh dari kantor camat di Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo bahwa jumlah penduduk di daerah penelitian ini sebanyak

20.091 orang, dan banyaknya penduduk di Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Keadaan Penduduk di Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo Tahun 2011 No Jumlah Penduduk Jumlah Persentase 1 Dewasa 10.535 49.95 2 Anak-anak 10.556 50.05 Jumlah 20.091 100 Sumber :Kecamatan Telaga Dalam Angka 2011 Dari Tabel 1, menunjukan bahwa jumlah penduduk dewasa berjumlah 10.535 orang atau (49,95%) dan anak-anak berjumlah 10.556 atau (50,5%) dengan jumlah kepala keluarga 5.850 KK. 4.1.3 Pendidikan Pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pendidikan formal yang dtempuh oleh responden mulai dari tingkat dasar sampai pendidikan tinggi. Sehingga tingkat pendidikan petani sampel juga merupakan salah satu variabel yang perlu diperhatikan dalam suatu usahatani. lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo Tahun 2011 No Tingkat Pendidikan (Tahun) Jumlah Persentase 1 2 Tidak tamat SD Tamat SD 9.543 5.524 45,20 26,15 3 Tamat SLTP 2.452 11,61 4 Tamat SLTA 2.964 14,03 5 Akademi (D1-D3) 190 0,90 6 Sarjana 446 2,11 Jumlah 21,119 100 Sumber :Kecamatan Telaga Dalam Angka 2011

Berdasarkan Tabel 2, menunjukan bahwa jumlah penduduk di Kecamatan Telaga menurut tingkat pendidikan terdiri dari Tidak Tamat SD, SLTP, SLTA, AKADEMI D1-D3, dan S1. Dari ke enam tingkat pendidikan responden yang terbanyak adalah pendidikan tidak tamat SD yaitu 9.543 orang atau 45.20%. sedangkan pendidikan responden yang paling sedikit di tingkat pendidikan Akademi (D1-D3) yaitu 190 orang atau 0,90%. 4.1.4 Mata Pencaharian Mata pencaharian penduduk Kecamatan Telaga bervariasi, yang terdiri dari Pegawai Negeri Sipil, Pegawai Swasta, dan jasa lainnya. Hal ini dapat dilihat pada tabel 3. Tabel 3. Distribusi Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo Tahun 2011 No Jenis Mata Pencaharian Jumlah Persentase 1 Pegawai Negeri 495 39,22 2 Pegawai Swasta 252 19,97 3 Petani 515 40,81 Jumlah 1262 100,00 Sumber :Kecamatan, 2011 Berdasarkan Tabel 3, dapat di ketahui bahwa jumlah penduduk dengan mata pencaharian bekerja sebagai pegawai negeri sipil sebanyak 495 jiwa (39,22%), pegawai swasta sebanyak 252 jiwa (19,97%), dan untuk jasa lainnya sebanyak 515 jiwa (40,18%). petani yang ada Di Kecamatan Telaga tidak hanya bekerja sebagai petani padi sawah tetapi terdapat beberapa orang yang bekerja sebagai buruh tani, suwasta dan sopir.

4.2 Identitas Responden Identitas Responden merupakan gambaran serta latar belakang dari keseluruhan responden yang ada di Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo. Identitas responden terdiri dari umur, status lahan, luas lahan, jumlah tanggungan, Pendidikan, Pendapatan padi sawah, Pendapatan non padi sawah dan pendapatan rumah tangga. 4.2.1 Umur Umur merupakan salah satu faktor terpenting dalam mengelola usahatani karena umur sangat mempengaruhi kemampuan petani untuk meningkatkan produktivitas. Tingkatan umur petani responden dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Identitas Responden Berdasarkan Umur di Kecamatan Telaga Gorontalo Tahun 2012 Kabupaten No Kelompok Umur Jumlah Persentase 1 31 36 3 3,80 2 37 43 22 27,85 3 44 50 23 29,11 4 51 56 10 12,66 5 57 63 10 12,66 6 64 70 9 11,39 7 >71 2 2,53 Jumlah 79 100,00 Sumber : data diolah, 2012 Dari Tabel 4, dapat dilihat bahwa usia responden petani padi sawah yang paling banyak adalah usia 44 50 Tahun dengan jumlah petaninya adalah 23 orang atau (29,11%), dan yang paling sedikit adalah usia 71 Tahun dengan jumlah petaninya 2 orang atau (2,53%), dimana pada usia tersebut responden berada pada usia produktif dan responden telah banyak memiliki pengalaman dibidang pertanian terutama dalam hal bertani padi sawah sehingga responden menjadikan pekerjaan petani padi sawah sebagai pencaharian pokok.

4.2.2 Status Lahan Pengenalan dan pemahaman unsur pokok usahatani menjadi sangat penting, terutama yang menyangkut pemilikan dan penguasaan terhadap faktor-faktor. Kepemilikan akan memberikan kekuatan dan kekuasaan dalam kegiatan produksi usahatani padi sawah. Status kepemilikan lahan dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Identitas Responden Petani Padi Sawah Berdasarkan Status Lahan Tahun 2012 No Status Lahan Jumlah Persentase 1 Sewa 3 3,80 2 Bagi Hasil 16 20,25 3 Penggarap 17 21,52 4 Pemilik Penggarap 43 54,43 Jumlah 79 100,00 Sumber : Data diolah,2012 Pada Tabel 5, di atas dapat dilihat bahwa status lahan para responden di daerah penelitian sangat bervariasi, yang paling banyak adalah petani pemilik penggarap yaitu sebanyak 43 orang (54,43%), petani penggarap sebanyak 17 orang (21,52%), bagi hasil sebanyak 16 orang (20,25%) dan yang paling sedikit adalah petani yang menyewa lahan orang lain kemudian diolah sebanyak 3 orang (3,80%). 4.2.3 Luas Lahan Luas lahan adalah salah satu hal yang menjadi objek teliti di Kecamatan Telaga. Karena lahan merupakan unsur pokok usahatani khususnya usahatani padi sawah, karena semakin besar lahan maka produksi padi semakin meningkat. Luas lahan usahatani padi sawah dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Identitas Responden Petani Padi Sawah Berdasarkan Luas lahan Tahun 2012 No Luas Lahan Jumlah Persentase (ha) (Jiwa) 1 0.1-0.5 51 64,56 2 0.6 1.0 22 27,85 3 1.0-1.5 4 5,06 4 1.5 2.0 2 2,53 Jumlah 79 100.00 Berdasarkan Tabel 6, tentang luas lahan responden di daerah penelitian, yang paling banyak yaitu responden yang memiliki luas lahan dari 0,1 0,5 ha sebanyak 51 orang atau (64,56%), Sedangkan yang paling sedikit reponden yang memiliki luas lahan 1,5 2 ha sebanyak 2 orang atau (2,53%). 4.2.4 Pendidikan Tingkat pendidikan yang dimaksud adalah pendidikan formal yang pernah ditempuh oleh petani sampel mulai dari tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi.berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian di Desa Dulohupa dan Luhu di Kecamatan Telaga tingakt pendidikanya masih di bawah karena rata rata tingkat pendidikan petani di dulohupa dan luhu hanya berada pada tingkatan Sekolah Dasar. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Identitas Responden Petani Padi Sawah Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2012 No Tingkat Pendidikan(Tahun) Jumlah Persentase 1 Tidak Tamat SD 2 2,53 2 Tamat SD 47 59,49 3 Tamat SLTP 13 16,46 4 Tamat SLTA 12 15,19 5 Akadami (D1-D3) 5 6,33 Jumlah 79 100 Sumber :Kecamatan Telaga Dalam Angka 2011 Berdasarkan Tabel 7, menunjukan bahwa tingkat pendidikan responden yang terdiri dari Tidak Tamat SD, SD, SLTP, SLTA bahkan D1-D3 responden terbanyak adalah pendidikan SD yaitu 47 orang atau (59,49%). Sedangkan pendidikan yang paling sedikit adalah tidak tamat SD yaitu 2 orang atau (2,53%) 4.2.5 Jumlah Tanggungan Jumlah tanggungan keluarga merupakan semua anggota keluarga petani yang hidupnya dibiayai oleh kepala rumah tangga untuk keperluan sandang pangan maupun lainya.. Adapun banyaknya tanggungan keluarga petani dapat dilihat pada tabel 8. Tabel 8. Identitas Responden Petani Padi Sawah Berdasarkan Jumlah Tanggungan Tahun 2012 No Jumlah Tanggungan Jumlah Persentase (Jiwa) 1 2 3 15 18,99 2 4 5 47 59,49 3 6 7 12 15,19 4 8 9 2 2,53 5 10 11 3 3,80 Jumlah 79 100,00

Pada Tabel 8, menunjukan bahwa jumlah tanggungan responden di Keamatan Telaga Kabupaten Gorontalo paling banyak yaitu responden dengan jumlah tanggungan 4-5 orang sebanyak 47 orang atau 59,99% sedangkan yang paling sedikit dengan jumlah tanggungan adalah 8-9 orang sebanyak 2 orang atau 2,53%. 4.2.6 Pendapatan Padi Sawah Padi merupakan sumber utama dari pendapatan rumah tangga petani, sehingga seluruh petani yang menjadi sampel dalam penelitian ini memiliki sumber pendapatan usahatani padi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Pendapatan Responden Petani Padi Sawah dari Usahatani Padi sawah Tahun 2012 No Total Pendapatan Responden (Rp) (000) Petani Persentase 1 2.400-15,770 6 7,59 2 15,771-29,141 2 2,53 3 29,142-42,512 21 26,58 4 42,513-55,883 18 22,78 5 55,884-69,254 11 13,92 6 69,255-82,625 7 8,86 7 82,626 14 17,72 Jumlah 79 100 Berdasarkan Tabel 9, dapat dilihat bahwa pendapatan rumah tangga petani padi sawah yang ada di Kecamatan Telaga yang paling banyak yaitu pendapatan 29,142-42,512 Juta Rupiah berjumlah 21 orang atau (26,58%).sedangkan pendapatan yang paling sedikit yaitu 2,400-15,770 Juta Rupiah berjumlah 6 orang atau (7,59%).

4.2.7 Pendapatan di Luar Padi Sawah Petani padi sawah yang berada di Kecamatan Telaga tidak hanya mengusahakan tanaman padi tetapi ada juga Sumber pendapatan yang berasal dari luar sektor pertanian umumnya berasal dari wiraswasta, sopir, buruh tani, tukang dan aparat desa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Rata-Rata Pendapatan Petani Responden dari Luar Usahatani Padi Sawah Tahun 2012 No Pendapatan di Luar Jumlah Pendapatan Persentase Sektor Pertanian Petani (Rp) 1 Wiraswasta 13 66.697,846 41.36 2 Sopir 1 23.520.000 14.58 3 Buruh Tani 4 6.660.000 4.13 4 Aparat Desa 1 42.240.000 26.19 5 Tukang 3 11.060,869 6.86 6 Ternak 1 11.088.000 6.88 Jumlah 23 43.304.347,83 100 Berdasarkan tabel 10 menunjukan jumlah petani padi sawah yang memiliki sumber pendapatan rumah tangga yang berasal dari luar sektor pertanian yaitu wiraswasta jumlah petani yaitu 13 orang atau 41,36%, Sopir 1 Orang atau 14,58%, Buruh Tani 4 orang atau 4,13%, aparat desa 1 orang atau 26,19%, Tukang 3 orang atau 6,86%, ternak 1 orang atau 6,88% 4.2.8 Pendapatan Rumah Tangga Petani Padi Sawah Berdasarkan uraian pada sub bab 4.2.6 dan 4.2.7 diperoleh pendapatan rumah tangga petani padi sawah dari usahatani padi sawah dan pendapatan diluar padi sawah. untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Pendapatan Rumah Tangga Petani Responden Dari Berbagai Sumber Selama Setahun di Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo Tahun 2012 No Pendapatan Jumlah Rata-rata Total Pendapatan (000) Perse ntase 1 Usahatani Padi 79 49.981 23.95 2 Ternak 1 11,088 5,31 3 Wiraswasta 13 66.697 31.96 4 Sopir 1 23.52 11.72 5 Buruh Tani 4 6.6 319 6 Aparat Desa 1 42.24 20.24 7 Tukang 3 8.48 4.06 8 Tidak Mempunyai Pekerjaan Sampingan 56 0 0 Jumlah 79 208.666 100 Berdasarkan Tabel 11, diketahui bahwa hubungan antara total pendapatan petani padi sawah dengan pendapatan diluar sektor pertanian yaitu responden berada pada tingkat kelas pendapatan rendah, hal ini dikarenakan banyak responden tidak memiliki pekerjaan sampingan yaitu sebanyak 56 responden. Selain itu pada tingkat pendapatan rendah usaha sampingan responden di dominasi pekerjaan sebagai sopir, buruh tani,tukang, ternak dan aparat desa. Sedangkan total pendapatan pada kelas pendapatan tinggi diperoleh dari usaha sampingan sebagai wiraswasta. 4.3 Kontribusi Sumber Pendapatan Rumah Tangga Petani Sumber pendapatan rumah tangga petani padi sawah di Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo berasal dari usahatani padi sawah dan pendapatan diluar sektor pertanian. Untuk mendapatkan gambaran rinci berbagai sumber pendapatan dalam rumah tangga petani diuraikan menurut desa dan sumber pendapatan.

4.3.1 Pendapatan Padi Sawah Padi merupakan sumber utama dari pendapatan rumah tangga petani sehingga seluruh petani yang menjadi sampel dalam penelitian ini memiliki sumber pendapatan dari usahatani padi. Untuk lebih jelasnya pendapatan yang diperoleh dari padi sawah dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Pendapatan dari Usahatani Padi pada Pendapatan Padi sawah Berdasarkan Wilayah Sampel Perolehan Pendapatan dari Usahatani Padi Total Sampel Petani Persen Rata-rata Pendapatan (Rupiah) Desa (Orang ) Petani SD Luhu 45 45 100 51.575.555,56 20.766.342,48 Dulohupa 34 34 100 41.841.176,47 21.849.167,76 Seluruh 79 79 100 47.386.075,95 21.008.003,74 Berdasarkan Tabel 12, kisaran pendapatan rumah tangga petani yang berasal dari padi sawah yang terendah 41.8 juta rupiah per tahun yang ditunjukan di Desa Dulohupa dan yang tertinggi 51,5 juta rupiah yang ditunjukan di Desa Luhu. 4.3.2 Pendapatan Luar Padi Sawah Sumber pendapatan yang berasal dari luar sektot pertanian umumnya berasal dari Wiraswasta, sopir, buruh tani, aparat desa, tukang dan ternak. Secara rinci kontribusi pendapatan rumah tangga petani padi sawah yang berasal dari luar sektor pertanian dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13. Pendapatan di Luar Padi Sawah Petani Responden Desa Total Sampel Petani Perolehan Pendapatan dari Luar Sektor Pertanian Persen Rata-rata Pendapatan (Rupiah) Petani Wilayah Luhu 45 17 37.78 29.925.647,06 11.305,244 Dulohupa 34 6 17,65 20.344,000 3.590.117,65 Kecamatan 79 23 29,11 27.426087 7.984,810 Tabel 13, menunjukan jumlah petani padi sawah yang memiliki sumber pendapatan rumah tangga yang berasal dari luar padi sawah berjumlah 23 orang dari dua Desa yaitu Desa Luhu dengan rata-rata pendapatannya yaitu 11,305 juta Rupiah sedangkan pendapatan wilayahnya yaitu 29,925 juta rupiah sedangkan di Desa Dulohupa rata-rata pendapatanya yaitu 20,344 juta rupiah dan pendapatan wilayahnya yaitu 20,344 Juta rupiah. 4.3.3 Pendapatan Rumah Tangga Petani Padi Sawah Berdasarkan uraian pada sub bab 4.3.1 dan 4.3.2 diperoleh pendapatan rumah tangga petani padi sawah dari berbagai sumber yaitu dari usahatani padi sawah dan usaha non padi sawah. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 14 dan 15. Tabel 14. Pendapatan Rumah Tangga Padi Sawah Desa Pendapatan Rumah Tangga Padi Sawah ( Rp) Tanaman Padi Non Padi Total Luhu 51.575.555,56 11.305.244 62.880.799,56 Dulohupa 41.841.176,47 3.590.117.65 45.431.294,12 Total Kecamatan 47.386.075,95 7.984,810 55,370,886

Tabel 14, menunjukan pendapatan yang diperoleh dari usahatani padi sawah berkisar antara 41,84 juta rupiah sampai dengan 51,57 juta rupiah per tahun. Pendapatan tertinggi berada pada Desa Luhu dan pendapatan terendah di Desa Dulohupa. Sedangkan pendapatan non padi berkisar antara 20,34 juta rupiah sampai dengan 29,92 juta rupiah pertahun. Pendapatan tertinggi berada pada Desa Luhu dan pendapatan terendah di Desa Dulohupa. Total pendapatan di Kecamatan Telaga pada tanaman padi dan non padi berkisar antara 62,185 dan 81,501 dan total pendapatan tertinggi terdapat pada Desa Luhu. Tabel 15. Kontribusi Pendapatan yang Berasal dari Usahatani Padi Sawah Pada Pendapatan Rumah Tangga, Tahun 2012 Desa Kontribusi Pendapatan Petani Sawah Tanaman Padi Non Padi Total Luhu 82,03 17,97 100 Dulohupa 92,09 7,91 100 Total Kecamatan 85.58 14.42 100 Total sumber pendapatan di luar padi sawah yang tertinggi adalah Desa Luhu, hal ini disebabkan tingginya pendapatan yang diperoleh dari luar sektor pertanian. Kisaran pendapatan di luar padi 20,34 juta rupiah sampai 29,92 juta rupiah per tahun, sedangkan secara keseluruhan rata-rata pendapatan yang diperoleh dari luar usahatani padi sawah pada tingkat kecamatan 79,8 juta rupiah. Tingginya kontribusi pendapatan yang diperoleh dari padi sawah ini membuktikan tingginya ketergantungan petani pada padi sawah dibandingkan dengan sumber pendapatan rumah tangga lainya. Sehingga petani sangat bergantung sepenuhnya pada padi sawah yang selama ini menjadi sumber pendapatanya.

4.3.4 Uji Statistik Kontribusi Pendapatan Usahatani Padi sawah Uji statistik dimaksudkan untuk menganalisis secara statistik kontribusi pendapatan yang diperoleh dari usahatani padi terhadap pendapatan rumah tangga petani. Hal ini dimaksudkan pula untuk menganalisis hipotesis penelitian yaitu: pendapatan rumah tangga petani yang berasal dari usahatani padi masih lebih tinggi dari pada umber pendapatan lainya. Statistik uji yang digunakan adalah uji proporsi berdasarkan uji Z. Proporsi yang dimaksud adalah proporsi jumlah petani responden yang memiliki pendapatan dari usahatani padi sawah melebihi sumber pendapatan lainya. Fenomena lain ditunjukan oleh pendapatan rata-rata, dimana rata-rata pendapatan yang diperoleh dari padi sawah ternyata lebih tinggi dari pendapatan ratarata yang diperoleh dari luar padi sawah. Dari keseluruhan pendapatan yang diperoleh dari usahatani padi di Kecamatan Telaga setiap tahunya rata-rata 47,78 juta rupiah per tahun sedangkan pendapatan diluar padi sawah 7,98 juta rupiah per tahun. Tabel 16. Uji Statistik Proporsi Jumlah Petani Menurut Pendapatan Usahatani Padi dan Non Padi Sawah, Tahun 2012 Wilayah Total Sampel (Petani) Kontribusi Dominan Padi Non Padi Rata-Rata Pendapatan Padi Nilai (000) Sd (000) Luar Padi Nilai (000) SD (000) Z hitung Z 0,05 Luhu 45 40 5 51,575 20,766 11,305 21,485 5,571 1,645 Dulohupa 34 32 2 41.841 21,008 3,590 10.144 5,500 1,645 Seluruh 79 72 7 47,386 29.247 7,985 50.482 8,2 1,645 Secara keseluruhan di Kecamatan Telaga proporsi pendapatan rumah tangga petani yang berasal dari usahatani padi sawah lebih tinggi dari pada sumber pendapatan lainya. Hal ini didasarkan pada perbandingan nilai Z hitung > Z daftar atau 8,2 >1,645. Hasil ini sekaligus membuktikan bahwa kontribusi pendapatan rumah tangga

petani yang berasal dari usahatani padi sawah masih lebih tinggi dari pada sumber pendapatan diluar padi sawah Hal ini sekaligus menunjukan bahwa ketergantungan pendapatan petani dari usahatani padi secara nyata sangat tinggi terhadap pendapatan rumah tangga petani. 4.4 Distribusi Pendapatan Rumah Tangga Petani Padi Sawah Distribusi pendapatan rumah tangga dapat dianalisis dengan menggunakan nilai koefisien gini (Gini Coeficient = GC ) pendapatan rumah tangga petani padi sawah dapat dijadikan sebagai kasus untuk menghitung distribusi pendapatan personal petani menurut sumber pendapatan dari setiap Desa atau Kecamatan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 17. Tabel 17. Angka Gini dan Pendapatan Rata-rata Rumah Tangga Petani Petani Padi Sawah di Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo, Tahun 2012 Pendapatan Dari Pendapatan Wilayah Padi Sawah Luar Usaha Tani Gini Rata-rata Gini Rata-rata Luhu 0,21 51.575,555 0,25 51,408,000 Dulohupa 0,28 41.841,176 0,30 20.344.000 Jumlah 0,07 46.986.075,95 0,28 7.984.810,127 Distribusi pendapatan personal petani padi sawah diperoleh dari seluruh usahatani (usaha tani padi + usahatani lainya) dari dua Desa yang diamati Desa Luhu dan Desa Dulohupa yang berada pada kategori ketimpangan rendah.