ABSTRAK DAN EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN HIBAH BERSAING

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis percobaan pada penelitian ini adalah penelitian eksperimental,

BAB III METODE PENELITIAN. Pangan dan Hortikultura Sidoarjo dan Laboratorium Mikrobiologi, Depertemen

BAHAN DAN METODE. Metode Penelitian

PERTANIAN. Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Jember Jalan Kalimantan 37, Kampus Tegal Boto, Jember *

BAHAN DAN METODE. Pembiakan P. fluorescens dari Kultur Penyimpanan

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian Penyediaan Isolat Fusarium sp. dan Bakteri Aktivator

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian Penyiapan tanaman uji

BAB III METODE PENELITIAN. Mikrobiologi Tanah dan Rumah Kaca Balai Penelitian Tanaman Kacang- kacangan dan Umbiumbian

BAB III METODE PENELITIAN. eksplorasi dengan cara menggunakan isolasi jamur endofit dari akar kentang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

BAHAN DAN METODE. Metode Penelitian

FORMULASI BAKTERI PERAKARAN (PLANT GROWTH PROMOTING RHIZOBACTERIA-PGPR)

BAHAN DAN METODE. Hrp -, IAA +, BPF Hrp -, IAA + + , BPF Hrp. , BPF Hrp -, IAA +, BPF + Hrp. , BPF Hrp. , BPF Hrp. Penambat Nitrogen Penambat Nitrogen

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi

BAB III METODE PENELITIAN. Kendalpayak, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang pada bulan Agustus

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan Peremajaan Aktinomiset dari Kultur Penyimpanan Perbanyakan Sclerotium rolfsii dari Kultur Penyimpanan

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Februari 2014.

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penyiapan Tanaman Uji Pemeliharaan dan Penyiapan Suspensi Bakteri Endofit dan PGPR

BAHAN DAN METODE. Tabel 1 Kombinasi perlakuan yang dilakukan di lapangan

BAB III METODE PENELITIAN. kentang varietas Granola Kembang yang diambil dari Desa Sumberbrantas,

BAHAN DAN METODE Tempat dan waktu penelitian Bahan dan Alat Isolasi dan Uji Reaksi Hipersensitif Bakteri Penghasil Siderofor

III. METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE Bahan Waktu dan Tempat Penelitian Rancangan Percobaan ProsedurPenelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksperimen dengan data dianalisis secara kuantitatif

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga Surabaya dan

BAHAN DAN METODE. Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat + 25

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret Oktober 2014 di

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian Pra-pengamatan atau survei

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik untuk menguji

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari hingga Maret 2015.

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dunia setelah padi, gandum, dan jagung (Wattimena, 2000 dalam Suwarno, 2008).

II. METODOLOGI PENELITIAN. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana,

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Metode Penelitian Perbanyakan Propagul Agens Antagonis Perbanyakan Massal Bahan Pembawa Biopestisida

BAHAN. bulan Juli diremajakan. pertumbuhan. Gambar 4

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Bacillus subtilis dan Bacillus cereus yang diperoleh di Laboratorium

UJI HAYATI MIKORIZA Glomus fasciculatum TERHADAP PATOGEN Sclerotium rolfsii PADA TANAMAN KACANG TANAH (Arachis hypogaea L. var.

BAB III METODE PENELITIAN. terdiri atas 5 perlakuan dengan 3 ulangan yang terdiri dari:

ABSTRAK DAN EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN KKP3N

komersial, pupuk SP 36, pupuk KCl, NaCl, Mannitol, K 2 HPO 4, MgSO 4.7H 2 O,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan dan Kebun

III. BAHAN DAN METODE A.

BAB III MATERI DAN METODE. pada suhu 70 C terhadap total bakteri, ph dan Intensitas Pencoklatan susu telah

TUGAS AKHIR (SB )

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengukuran zona hambat yang berikut ini disajikan dalam Tabel 2 : Ulangan (mm) Jumlah Rata-rata

III. METODE PENELITIAN. Persiapan alat dan bahan yang akan digunakan. Pembuatan media PDA (Potato Dextrose Agar)

BAB III MATERI DAN METODE. melalui penerapan solarisasi tanah dan aplikasi agen hayati Trichoderma

III BAHAN DAN METODE

II. MATERI DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan pada lahan alang-alang di Kelurahan Segalamider,

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari-Mei 2015 di Laboratorium

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai bulan November 2009, di

Modul 5 Bioremediasi Polutan Organik

Isolasi dan Perbaikan. Kultur. Rancang Media. Rancang Media 3/3/2016. Nur Hidayat Materi Kuliah Mikrobiologi Industri

ABSTRAK PENELITIAN KKP3N

BAB III METODE PENELITIAN. variasi suhu yang terdiri dari tiga taraf yaitu 40 C, 50 C, dan 60 C. Faktor kedua

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah RAL

LAMPIRAN. Lampiran 1. Komposisi Media MGMK Padat dan Cara Pembuatannya Bahan: Koloidal kitin 12,5% (b/v) 72,7 ml. Agar 20 g.

III. METODE PENELITIAN. dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung dari bulan Januari sampai

BAB III METODE PENELITIAN. faktorial yang terdiri dari dua faktor dengan 4 kali ulangan. Faktor pertama adalah

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan Metode Penelitian Pembuatan Pupuk Hayati

EKSPLORASI Pseudomonad fluorescens DARI PERAKARAN GULMA PUTRI MALU (Mimosa invisa)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Botani FMIPA Universitas

BAB III BAHAN DAN METODE

MATERI DAN METODE. Mikrobiologi (PEM) Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri

III. BAHAN DAN METODE

TEKNOLOGI PELARUTAN FOSFAT MENGGUNAKAN MIKROBA

Gambar 3.1. Diagram Alir Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Sampel tanah diambil dari daerah di sekitar risosfer tanaman nanas di PT. Great

BAHAN DAN METODE. Bahan

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu . Bahan dan Alat Metode Penelitian Survei Buah Pepaya Sakit

III. MATERI DAN METODE

BAB I PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculantum Mill.) merupakan salah satu komoditas

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

mesh, kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer 500 ml selanjutnya diamkan selama 30 menit

MATERI DAN METODE. Pekanbaru. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei sampai September

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Hama Tumbuhan Jurusan

BAB III METODE PENELITIAN. konsentrasi limbah cair tapioka (10%, 20%, 30%, 40%, 50% dan 0% atau kontrol)

Gambar 1 Tanaman uji hasil meriklon (A) anggrek Phalaenopsis, (B) bunga Phalaenopsis yang berwarna putih

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pengaruh konsentrasi dan lama perendaman kolkhisin terhadap tinggi tanaman,

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian Laboratorium dilaksanakan di Laboratorium Agroteknologi,

Tabel 1 Persentase penghambatan koloni dan filtrat isolat Streptomyces terhadap pertumbuhan S. rolfsii Isolat Streptomyces spp.

III. BAHAN DAN METODE

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei-Agustus Uji potensi

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2013 sampai Agustus 2014 di

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung

BAB III METODE PENELITIAN. Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen

I. ISOLASI MIKROBA. Pembuatan Biofertilizer & Bioaktivator PRINSIP PEMBUATAN BIOFERTILIZER 1/1/2013

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan campuran bakteri (Pseudomonas aeruginosa dan Pseudomonas

3 Metode Penelitian 3.1 Alat-alat

Transkripsi:

ABSTRAK DAN EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN HIBAH BERSAING FORMULASI BIONEMATISIDA BARU BERBAHAN AKTIF Bacillus alvei, B. stearothermophilus DAN Pseudomonas diminuta UNTUK MENGENDALIKAN NEMATODA Globodera rostochiensis Tahun ke dua dari rencana dua tahun TIM PENGUSUL Dr. Iis Nur Asyiah, SP.,MP NIDN 0014067304 Ir. Soekarto, MS NIDN 0021105203 UNIVERSITAS JEMBER Nopember 2014

Formulasi Bionematisida Baru Berbahan Aktif Bacillus alvei, B. Stearothermophilus dan Pseudomonas diminuta untuk mengendalikan nematoda Globodera rostochiensis Peneliti : Iis Nur Asyiah 1, Soekarto 2 Mahasiswa yang terlibat : Resti Kusumaningtyas 2, M. Wildan Badikaruma 2 Sumber Dana : Hibah Desentralisasi skim penelitian Hibah Bersaing/BOPTN UNEJ 1 Prodi Pendidikan Biologi, FKIP UNEJ 2 Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian UNEJ ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bionematisida baru berbahan aktif Bacillus alvei, B. Stearothermophilus, dan Pseudomonas diminuta yang efektif dalam mengendalikan nematoda sista kentang/nsk (Globodera rostochiensis). Penelitian ini dilakukan selama 2 tahun. Target khusus pada tahun kedua adalah mendapatkan formulasi bionematisida terbaik dengan dosis yang optimum dalam menurunkan populasi NSK dan jenis kemasan yang tepat. Penelitian diawali dengan preparasi bakteri P. diminuta dan B. mycoides, dilanjutkan dengan pembuatan formula dengan menggunakan bahan pembawa berupa tepung gambut. Formula diamati kerapatan selnya setiap 10 hari sampai 2 bulan setelah formulasi. Setelah formulasi dibuat dilakukan persiapan uji in vivo yang dilakukan di Desa Sumber Brantas, Batu. Uji in vivo diawali dengan survey lokasi, pengolahan lahan, persiapan bibit, pemupukan bahan organik, kemudian dilanjutkan dengan penanaman. Penelitian in vivo menggunakan rancangan split plot. Pengamatan dilakukan setelah tanaman berusia 2 mst (minggu setelah tanam) sampai usia 70 hst. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kerapatan sel pada formula masih mencapai 10 11 pada saat 2 bulan setelah formulasi. Bila dibandingkan dengan batas minimal kerapatan sel agen hayati pada pupuk hayati yang ditetapkan oleh pemerintah yaitu sebanyak 10 7, maka formula ini masih di atas batas minimal. Dosis dan jenis bakteri tidak berpengaruh secara nyata terhadap semua parameter pertumbuhan tanaman pada pengamatan 70 hst, yaitu tinggi tanaman, berat basah dan berat kering tanaman, serta berat umbi tetapi perlakuan dosis menurunkan secara nyata populasi NSK baik pada akar maupun tanah. Dosis 20, 30, dan 40 tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah NSK, tetapi berbeda nayat bila dibandingkan dengan kontrol. Perbedaan jenis bakteri tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah nematoda. Kesimpulan dari penelitian ini adalah formula masih baik sampai usia simpan 60 hst, dosis optimum dalam mengendalikan NSK adalah 20 gr per lubang tanam, dan kedua bakteri mempunyai potensi yang sama dalam menurunkan NSK. Kata kunci : NSK, Globodera rostochiensis, Pseudomonas diminuta, Bacillus mycoides

Formulasi Bionematisida Baru Berbahan Aktif Bacillus alvei, B. Stearothermophilus dan Pseudomonas diminuta untuk mengendalikan nematoda Globodera rostochiensis Peneliti : Iis Nur Asyiah 1, Soekarto 2 Mahasiswa yang terlibat : Resti Kusumaningtyas 2, M. Wildan Badikaruma 2 Sumber Dana : Hibah Desentralisasi skim penelitian Hibah Bersaing/BOPTN UNEJ Kontak Email : iisnaza@gmail.com Diseminasi : Belum ada 1 Prodi Pendidikan Biologi, FKIP UNEJ 2 Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian UNEJ EXECUTIVE SUMMARY A. Latar Belakang Penggunaan pestisida kimia dalam mengendalikan organisme pengganggu tanaman (OPT) telah menimbulkan dampak negatif pada kesehatan manusia dan lingkungan, juga menyebabkan resistensi OPT. Oleh karena itu dibutuhkan pengembangan metode pengendalian alternatif dengan non-kimia, salah satunya adalah dengan pengendalian biologi (biocontrol). Globodera rostochiensis atau nematoda sista kentang (NSK) merupakan nematoda parasit utama pada tanaman kentang yang berpotensi menurunkan hasil panen sampai 80%. Penelitian tentang NSK di Indonesia masih sedikit karena nematoda ini baru diketahui menyerang tanaman kentang di Indonesia pada tahun 2003. Salah satu penelitian pengendalian NSK dengan menggunakan agen hayati adalah penelitian Asyiah dkk. (2009) yang menemukan bahwa bakteri Bacillus alvei, B. Stearothermophilus dan Pseudomonas diminuta yang diisolasi dari tanah perkebunan kentang mampu menurunkan jumlah sista sampai 49% secara in vitro di rumah kaca. Hasil uji dengan HPLC menunjukkan bahwa ketiga rizobakter tersebut menghasilkan sitokinin dan giberellin yang cukup tinggi, yang berarti kedua bakteri tersebut termasuk plant growth promoting rhizobacteria (PGPR). Potensi ketiga bakteri tersebut perlu ditindaklanjuti dengan pembuatan formula yang tepat karena keberhasilan pengendalian biologi sangat tergantung pada formulasi yang sesuai yang dapat mempertahankan keberadaan mikroorganisme dalam waktu yang lama. Hal ini terkait dengan ketepatan bahan pembawa dalam formulasi, dosis, metode aplikasi, dan jenis kemasan yang digunakan.

B. Tujuan Penelitian Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mendapatkan bionematisida baru berbahan aktif Bacillus alvei B. Stearothermophilus dan Pseudomonas diminuta yang efektif dalam mengendalikan nematoda sista kentang/nsk (Globodera rostochiensis). Tujuan khusus penelitian tahun pertama adalah: 1. menguji efikasi tiga formula bionematisida baru berbahan aktif Bacillus alvei, B. Stearothermophilus dan Pseudomonas diminuta terpilih dengan berbagai dosis dalam mengendalikan NSK secara in vivo di lapangan 2. mengoptimalisasi formulasi terpilih melalui pemilihan jenis pengemasan C. Metode Penelitian a. Tempat Penelitian Preparasi bionematisida akan dilakukan di laboratorium mikrobiologi Fakultas Pertanian dan laboratorium biomolekuler Universitas Jember. Pengujian in vitro akan dilakukan di rumah kaca milik Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) Malang, b. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Isolat B. Alvei, B. Stearothermophilus, P. diminuta, Sista NSK yang diambil dari perkebunan kentang Batu Malang, Medium bakteri NA padat, medium potato dextrose broth, talk, bentonit, tepung beras, tepung gambut, buffer Phosphat, glycerol, kalsium karbonat, ekstrak yeast, carboxymethyl cellulose (CMC). Alat yang akan digunakan antara lain adalah: autoklaf, spektrofotometer, cawan Petri, Erlenmeyer, shaker, refrigerator, ultra sentrifuse, strirer, fenwick, polybag, kamera digital, dll. c. Metode penelitian Penelitian akan dilakukan selama dua tahun. Pada tahun pertama akan dilakukan tahapan penelitian sebagai berikut: 1) Preparasi senyawa/bahan pembawa

Talk, bentonit, tepung gambut, dan tepung beras disterilkan pada suhu 121 o C selama 30 menit kemudian dikeringkan secara aseptik pada gelas kaca selama 12 jam pada suhu 50 o C sebelum digunakan. 2) Preparasi bakteri Isolat bakteri dikulturkan pada medium NA. Setelah 2 x 24 jam dipanen dan disentrifuse pada kecepatan 6000 rpm selama 15 menit, kemudian di re-suspensi pada buffer fosfat (0,01 M, ph 7). Konsentrasi yang digunakan adalah 10 8 cfu/ml, ditentukan berdasarkan spektrofotometer dan digunakan sebagai inokulum (Thompson, 1996). Sebelum digunakan inokulum disimpan pada suhu -80 o C dalam glyserol 44%. 3) Pembuatan Formula Satu lup inokulum dipindahkan ke dalam 100 ml medium NA cair dalam Erlenmeyer 250 ml dan diinkubasi dalam shaker pada suhu ruang (28±2 C) dengan kecepatan 150 rpm selama 48 jam. Setelah diinkubasi selama 48 jam, medium cair siap untuk dipreparasi dalam senyawa pembawa. Semua bahan dicampur dalam kondisi steril dengan mengacu pada metode Vidhyasekaran dan Muthuamilan (1995). Produk yang dihasilkan dikeringkan untuk mengurangi kandungan air (lebih kurang 20%), kemudian disimpan dalam kantung polypropilen yang tertutup rapat. 4) Uji daya simpan dan efikasi bionematisida. i. Untuk mengetahui daya simpan bionematisida berbahan aktif B. Alvei, B. Stearothermophilus dan P. diminuta, bioformula disimpan dalam kantung polypropilen pada suhu kamar. Penelitian dilakukan dalam rancangan acak lengkap dengan 3 kali ulangan. Pada hari ke 20, 30, 40, dan 60 hari setelah dibuat formulasi dilakukan pengamatan terhadap jumlah sel bakteri. ii. Untuk mengetahui efikasi bionematisida terhadap pertumbuhan tanaman dan perkembangan NSK secara in vivo di rumah kaca dilakukan dengan dua metode aplikasi, yaitu aplikasi pada bibit kentang dan aplikasi pada tanah. a) Aplikasi pada bibit: permukaan umbi kentang disterilkan dengan 1% sodium hipoklorit, kemudian dilapisi bioformula (10g/1 kg umbi) yang telah diencerkan dengan air suling steril dan disimpan selama 24 jam. Sebagai kontrol, umbi kentang direndam dalam air suling steril (modifikasi metode Bharati et al., 2004). Setelah 24 jam, bibit kentang ditanam dalam polybag yang berisi tanah steril dan telah diberi sista NSK. Penelitian dilakukan dalam rancangan acak kelompok dengan 3 kali ulangan. Pengamatan dilakukan terhadap jumlah juvenil NSK.

b) Aplikasi pada tanah: 10 g formula dicampur dengan pasir secukupnya kemudian ditaburkan ke dalam tanah steril dalam polybag (berisi 5 kg tanah) yang sudah ditanami bibit kentang dan telah diberi 60 sista NSK. Penelitian dilakukan dalam rancangan acak kelompok dengan 3 kali ulangan. Pengamatan dilakukan terhadap jumlah juvenil NSK. D. Hasil Dan Pembahasan 1. Preparasi bakteri Untuk memastikan bahwa isolat bakteri yang digunakan masih murni, maka dilakukan pengamatan morfologis dan fisiologis isolat. Hasil pengamatan memastikan bahwa bakteri yang digunakan adalah P. diminuta dan B. mycoides. 2. Preparasi bahan pembawa, pembuatan formula, dan pengamatan daya simpan Bahan pembawa yang digunakan adalah tepung gambut. Sebagai perbandingan, juga dibuat formula dengan bahan pembawa berupa talk. Persiapan dan pembuatan formula dilakukan sejak bulan Juni 2014. Formula yang sudah tercampur baik dimasukkan ke dalam kantung polypropilen kemudian di tutup rapat (sampai kedap udara). Setelah usia formula mencapai 10 hari dilakukan pengamatan kerapatan sel setiap 10 hari sekali sampai lama penyimpanan 2 bulan (60 hari). Hasil pengamatan kerapatan sel dapat dilihat pada Tabel 5.2. Tabel 1.1 Rerata kerapatan sel bakteri pada formula jumlah koloni bakteri cfu/ml perlakuan 10 hari 20 hari 30 hari 40hari 50hari 60hari Pdt 283 x 10 10 296 x 10 11 301 x 10 12 241 x 10 11 95 x 10 11 54 x 10 11 Bmt 159 x 10 10 275 x 10 11 59 x 10 12 197 x 10 11 186 x 10 11 91 x 10 11 Pdtg 236 x 10 10 300 x 10 11 160 x 10 12 196 x 10 11 157 x 10 11 151 x 10 11 Bmtg 223 x 10 10 231 x 10 11 65 x 10 12 226 x 10 11 220 x 10 11 160 x 10 11 Keterangan: Pdt : P. diminuta dengan bahan pembawa talk Bmt : B. mycoides dengan bahan pembawa talk Pdtg : P. diminuta dengan bahan pembawa tepung gambut Bmtg : B. mycoides dengan bahan pembawa tepung gambut 3. Persiapan dan pelaksanaan uji in vivo Penelitian tahap ini diawali dengan pengurusan izin penelitian dan survey lokasi, dilanjutkan dengan persiapan bahan penelitian berupa benih kentang, pupuk organik, pengolahan tanah, penanaman, dan pengamatan. Pelaksanaan uji in vivo dilakukan di desa

Sumber Brantas, kecamatan Bumi Aji, kota Batu dengan ketinggian tempat 1650 dpl. Benih kentang yang akan digunakan adalah varietas granola G3 (generasi tiga) dengan ukuran M yang sudah mulai bertunas (ngupo). Sebelum penanaman, dilakukan pengolahan tanah secara intensif dilanjutkan dengan pemberian pupuk organik dan penanaman benih kentang. Sebelum dilakukan pengolahan tanah, dilakukan pengambilan sampel tanah dari lahan yang akan digunakan untuk penelitian untuk dihitung populasinya. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa jumlah NSK per 100 g tanah adalah 100 sista.desain penelitian berupa split plot dengan dosis sebagai main plotnya. Pengamatan pertumbuhan mulai dilakukan stelah tanaman berusia 2 minggu. Hasil pengamatan pertumbuhan tanaman saat umur tanaman 70 hst dapat dilihat pada Tabel 1.2. Tabel 1.2 Pengaruh dosis dan jenis bakteri terhadap tinggi tanaman, berat basah (BB) dan berat kering (BK) tanaman ketang, serta Berat Umbi kentang pada saat 70 HST Perlakuan Tinggi Tanaman BB BK Berat Umbi Dosis 0 gr 46,9622 a 181,6656 a 28,1033 a 215,0011 a 20 gr 47,5933 a 186,6644 a 30,5644 a 223,3333 a 30 gr 49,4444 a 154,6300 a 30,6567 a 205,0011 a 40 gr 47,2589 a 185,9278 a 29,8411 a 214,8156 a Jenis Bakteri P. diminuta 48,3325 a 163,1942 a 31,3533 a 196,2508 a B. mallei 47,8617 a 185,1383 a 30,9775 a 226,3900 a PD + BM 47,2500 a 183,3333 a 27,0433 a 196,2508 a Keterangan: angka rerata yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan uji Duncan pada taraf kepercayaan 95% Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa pengaruh dosis tidak berkaitan dengan pengaruh jenis bakteri, sehingga pertumbuhan dipengaruhi masing-masing perlakuan. Pada Tabel 1.3 dapat dilihat bahwa perlakuan dosis menurunkan secara nyata jumlah nematoda keseluruhan, yaitu jumlah nematoda jantan, betina dan total dalam akar, serta dan jumlah sista dalam tanah. Pemberian dosis 20 gr per lubang tanamn sudah cukup untuk menurunkan populasi nematoda.

Tabel 1.3 Pengaruh dosis dan jenis bakteri terhadap jumlah nematoda jantan, betina dan total dalam akar per 1 gr akar, serta jumlah sista dalam tanah pada per 100 gr tanah saat 70 HST Perlakuan Nema jantan Nema betina Nema Total Sista Tanah Dosis 0 gr 3,8889 b 9,0000 b 12,8889 b 3,8889 b 20 gr 3,0000 ab 5,3333 a 8,3333 a 3,0000 ab 30 gr 1,0000 a 4,2222 a 5,2222 a 1,0000 a 40 gr 1,7778 a 5,3333 a 7,1111 a 1,7778 a Jenis Bakteri P. diminuta (PD) 1,8333 a 6,5833 a 8,4167 a 1,8333 a B. mallei (BM) 2,4167 a 6,7500 a 9,1667 a 2,4167 a PD + BM 3,0000 a 4,5833 a 7,5833 a 3,0000 a Keterangan: angka rerata yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan uji Duncan pada taraf kepercayaan 95% Kesimpulan Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah : 1. Daya simpan formula dengan senyawa pembawa tepung gambut masih baik sampai 2 bulan setelah formulasi melalui parameter kerapatan sel yang masih mencapai 10 11. 2. Dosis formula 20 gr per lubang tanam sudah cukup untuk menurunkan populasi NSK baik pada akar maupun pada tanah. 3. Bakteri P. diminuta dan B. mycoides mempunya efektivitas yang sama dalam mengendalikan NSK, baik diaplikasikan sendiri-sendiri maupun berupa campuran. Kata kunci : Pseudomonas diminuta, Bacillus mycoidestepung gambut, Globodera rostochiensis (NSK)