LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLITAR

dokumen-dokumen yang mirip
B A B I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

B A B P E N D A H U L U A N

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA

VISI DAN MISI BUPATI MENUJU KAB BLITAR LEBIH SEJAHTERA, MAJU DAN BERDAYA SAING

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB. III TUJUAN, SASARAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Camat Kandis Kabupaten Siak Tahun 2016

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

A. RENCANA STRATEGIS : VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN PROGRAM

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2016 KATA PENGANTAR

KOTA BANDUNG TAHUN 2016

KOTA BANDUNG TAHUN 2014

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ( LKIP ) Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

KABUPATEN BANDUNG. Bandung, 2017

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang berdayaguna, berhasil guna, bersih dan. bertanggungjawab, telah diterbitkan Peraturan Presiden Nomor 29

LAPORAN KINERJA UPT RUMAH SAKIT KUSTA SUMBERGLAGAH TAHUN 2016

KATA PENGANTAR. Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Rencana Kerja Tahunan Kecamatan Rancasari Tahun

RENCANA KINERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PACITAN TAHUN 2015

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP DINAS KESEHATAN

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 55 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PELALAWAN NOMOR :440/SEKT-PROG/DINKES/2016/ TENTANG

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Daftar Isi. Bab 1 : Pendahuluan 1.1 Latar Belakang 1.2 Landasan Hukum 1.3 Maksud dan Tujuan 1.4 Sistematika Penulisan

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANGGAI

Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung BAB I PENDAHULUAN

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI TEMANGGUNG NOMOR 25 TAHUN 2015

BAB VI INDIKATOR KINERJA PERANGKAT DAERAH YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PELAPORAN KINERJA BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK KOTA PALEMBANG TAHUN 2017

Kata Pengantar. Semarang, Maret 2015 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah

Rencana Kinerja Tahunan Dinas Kebudayaan & Pariwisata Kota Bandung Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Kata Pengantar. Semarang, Pebruari 2016 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah

KECAMATAN UJUNGBERUNG KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PASURUAN NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

PENYUSUNAN PELAPORAN KINERJA. Permenpan No. 53 Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BPPT KOTA BANDUNG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 40 TAHUN 2017 TENTANG

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2016

BAB II PERENCANAAN KINERJA

PEMERINTAH PROVINSI BALI BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

DINAS SOSIAL KOTA BANDUNG BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLITAR

BUPATI KAPUAS HULU PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

User [Pick the date]

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA,

Strategi Pemecahan Masalah pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagai berikut :

BAB IV VISI MISI, TUJUAN, SASARAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN

INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEBO

DOKUMEN PERJANJIAN KINERJA

Dinas Kesehatan Kota Bandung BAB I PENDAHULUAN

RENSTRA-SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar Tahun

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

RENCANA KERJA TAHUNAN ( RKT ) TAHUN 2017

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

S A L I N A N BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 91 TAHUN No. 91, 2016 TENTANG

RENCANA KINERJA TAHUNAN KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2016

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2014

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 21 SERI E

14. LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 (RINGKASAN)

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PELAYANAN PAJAK KOTA BANDUNG TAHUN 2014

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG

RENCANA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANJAR TAHUN 2017

DOKUMEN REVIEW PERJANJIAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2014

b) Melaksanakan koordinasi antar pelaku pembangunan dalam perencanaan pembangunan daerah. c) Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan

WALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN GUBERNUR BANTEN

RENCANA STRATEGIS DEPARTEMEN KESEHATAN TAHUN

Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur

L A P O R A N K I N E R J A

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014

PEMERINTAH KABUPATEN SIAK

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LANDAK

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP)

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH ( LKIP ) TAHUN 2016

KATA PENGANTAR. Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-

Perencanaan dan Perjanjian Kinerja EKSEKUTIF SUMMARY

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 49 TAHUN 2013 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN,

RENCANA KERJA BAGIAN ADM. PEMERINTAHAN SETDAKAB. JOMBANG. Tahun 2015 B A G I A N A D M I N I S T R A S I P E M E R I N T A H A N

Bagian Kedua Kepala Dinas Pasal 159 (1) Kepala Dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 158 huruf a, mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerinta

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL

LAKIP Dinas Kesehatan Kota Prabumulih Tahun 2016

Transkripsi:

1 B A B I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggaranya tata Instansi Pemerintah yang baik, bersih dan berwibawa (Good Governance dan Clean Governance) merupakan syarat bagi setiap pemerintahan dalam mencapai tujuan dan cita-cita, sehingga diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas dan legitimate agar penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab serta bebas korupsi, kolusi dan nepotisme. Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah adalah perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggung jawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan visi dan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui alat pertanggungjawaban secara periodik. Sehubungan dengan hal tersebut Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar di wajibkan untuk menyusun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP). Dimana Laporan ini adalah merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas Kepala Dinas Kesehatan selama Tahun 2016 kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Adapun secara teknis penyusunannya berpedoman pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Reviu Atas Laporan Kinerja. B. Maksud Dan Tujuan Penyusunan LKjIP Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar ini dimaksudkan sebagai perwujudan akuntabilitas penyelenggaraan kegiatan yang dicerminkan dari pencapaian Indikator Kinerja Utama dengan target yang telah ditetapkan. Adapun tujuannya adalah: a. Memberikan informasi mengenai kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar selama tahun anggaran 2016 b. Sebagai bahan evaluasi kinerja serta masukan dalam perencanaan program di Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar yang lebih baik di masa mendatang

2 c. Menjadikan Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar yang akuntabel sehingga dapat bekerja secara efisien, efektif dan representative, serta dapat mengakomodir aspirasi masyarakat dan lingkungan. C. Gambaran Umum Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar dalam Peraturan Daerah No. 19 Tahun 2008 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas - Dinas Daerah Kabupaten Blitar, yang ditindaklanjuti dengan Peraturan Bupati Blitar No. 51 Tahun 2008 tentang Penjabaran Tugas dan Fungsi Dinas Kesehatan kabupaten Blitar dipimpin oleh Kepala Dinas yang di bantu oleh Sekretaris dan 4 (empat) Kepala Bidang. Setiap Kepala Bidang membawahi 3 (tiga) Kepala Seksi sesuai bidangnya, sedangkan Sekretaris dibantu 3 (tiga) Kepala Sub Bagian. Berikut adalah struktur yang ada di Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar yaitu : 1. Sekretariat, terdiri dari : Kasubbag Umum Kasubbag Keuangan Kasubbag Penyusunan Program 2. Bidang Pelayanan Kesehatan, terdiri dari: Seksi Kesehatan Dasar dan Penunjang Seksi Kesehatan Rujukan dan Khusus Seksi Pelayanan Kesehatan Keluarga 3. Bidang Pengendalian penyakit dan Masalah Kesehatan, terdiri dari: Seksi Pencegahan, Pengamatan Penyakit, Penanggulangan Masalah Kesehatan Seksi Pemberantasan Penyakit Seksi Penyehatan Lingkungan 4. Bidang Pengembangan Sumberdaya Kesehatan, terdiri dari: Seksi Perencanaan, Pendayagunaan dan Pengembangan SDM Seksi Kefarmasian dan Perbekalan Kesehatan Seksi Pembiayaan Kesehatan 5. Bidang Pengembangan dan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat, terdiri dari: Seksi Promosi Kesehatan Seksi Gizi

3 Seksi Infolitbangkes Berdasarkan Perda tersebut Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar mempunyai tugas dan kewajiban membantu Bupati melaksanakan sebagian urusan pemerintahan dibidang berdasarkan asas otonomi dan pembantuan. Dalam menyelenggarakan tugas dan kewajiban tersebut Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar mempunyai fungsi: a. Perumusan kebijakan teknis di bidang ; b. Penyelenggaraan urusan pemerintah dan pelayanan umum di bidang ; c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang ; d. Pembinaan Unit Pelayanan Teknis Dinas; e. Pelaksanaan urusan tata usaha dinas; f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya; D. Isu Strategis Rencana Strategis atau yang disebut dengan RENSTRA merupakan suatu proses perencanaan yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu tertentu yang berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Blitar. Mengusung Visi Bupati Blitar yaitu Menuju Kabupaten Blitar Lebih Sejahtera, Maju dan Berdaya Saing dan Misi ketiga Bupati yaitu Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia dengan Sasaran Meningkatnya Cakupan Layanan dan Kualitas Kesehatan Masyarakat maka sebagai dasar tersebut diatas Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar menyusun Rencana Kinerja selama lima Tahun yang tertuang dalam Dokumen Renstra Tahun 2016-2021. Di dalam Dokumen Renstra Dinas Kesehatan Tahun 2016-2021 telah dijabarkan bahwa berdasarkan telaah dari Visi dan Misi Bupati, Renstra Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan Renstra Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur, Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar menetapkan permasalahan utama atau biasa yang disebut Isu Strategis yang sedang dihadapi di Kabupaten Blitar. Isu Strategis tersebut antara lain : 1. Masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) 2. Belum Optimalnya penanggulangan masalah gizi 3. Belum optimalnya pengendalian penyakit menular, tidak menular dan akibat bencana 4. Belum optimalnya pembiayaan

4 5. Belum optimalnya akses dan kualitas pelayanan 6. Masih rendahnya akses terhadap lingkungan yang sehat dan berkualitas 7. Masih belum optimalnya kemandirian masyarakat untuk hidup sehat E. Dasar Hukum Sebagai Dasar Hukum penyusunan LKjIP adalah: a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 ; b. Undang-undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur ; c. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 Tentang penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas korupsi, kolusi dan Nepotisme d. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah e. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1999 Tentang Lembaga Administrasi Negara f. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1998 Tentang Penyelenggaraan Pendayagunaan Aparatur Negara g. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah h. Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor : 239/IX/6/8/2003 Tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah i. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 53 Tahun 2014 j. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah F. Sistematika Sistematika penulisan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah didasarkan atas ketentuan yang termuat dalam Surat Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor: 239/IX/6/8/2003 tanggal 25 Maret 2003 dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 29 Tahun 2010 Tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Juncto Peraturan Presiden

5 No. 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, adapun pelaksanaan lebih lanjut didasarkan pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah dengan susunan sebagai berikut : BAB. I PENDAHULUAN Pada bab ini disajikan penjelasan umum organisasi, dengan penekanan kepada aspek strategis organisasi serta permasalahan utama yang sedang dihadapi organisasi. BAB. II PERENCANAAN KINERJA Pada bab ini diuraikan ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja tahun yang bersangkutan. BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA A. Capaian Kinerja Organisasi Pada sub bab ini disajikan capaian kinerja organisasi untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis organisasi sesuai dengan hasil pengukuran kinerja organisasi. Untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis tersebut dilakukan analisis capaian kinerja sebagai berikut : 1. Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini 2. Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir 3. Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen Rencana Strategis 4. Membandingkan realisasi kinerja tahun ini dengan standar nasional (jika ada) 5. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan kinerja serta alternative solusi yang telah dilakukan 6. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya 7. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan pencapaian pernyataan kinerja

6 B. Realisasi Anggaran Pada sub bab ini diuraikan realisasi anggaran yang digunakan dan yang telah digunakan untuk mewujudkan kinerja organisasi sesuai dengan Dokumen Perjanjian Kinerja. BAB. IV PENUTUP Pada bab ini diuraikan simpulan umum atas capaian kinerja organisasi serta langkah di masa mendatang yang akan dilakukan organisasi untuk meningkatkan kinerjanya. LAMPIRAN LAMPIRAN a. Struktur Organisasi b. Perjanjian Kinerja c. Matrik Renstra

7 BAB II PERENCANAAN KINERJA Berdasarkan isu strategis yang sudah dirumuskan, Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar menetapkan Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pembangunan bidang beserta Indikator Sasarannya yang selanjutnya Indikator tersebut menjadi Indikator Kinerja Utama Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar (Dokumen Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar Tahun 2016-2021). Indikator indikator ini tertuang dalam Perjanjian Kinerja yang disusun pada awal tahun kegiatan dengan target yang sudah ditetapkan setiap tahunnya dan menjadi tanggung jawab Kepala Dinas Kesehatan kepada Bupati. telah disusun : Berikut adalah Perjanjian Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar Tahun 2016 yang No Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Target 1 Menurunkan AKI/AKB Meningkatnya status ibu dan bayi Penurunan AKI 98,12/100.000 Penurunan AKB 10,5/1000 2 Mengoptimalkan penanggulangan gizi masalah Meningkatnya status gizi masyarakat Prevalensi Gizi Buruk 1,18 Prevalensi Stunting 21,29 3 Menurunkan masalah yang disebabkan oleh penyakit menular, penyakit tidak menular dan akibat bencana Meningkatnya upaya pengendalian masalah yang disebabkan oleh penyakit menular, penyakit tidak menular dan akibat bencana Persentase penanganan KLB < 24 jam Persentase desa dengan Posbindu PTM 100% 20% 4 Mengoptimalkan pelaksanaan pembiayaan Optimalnya pelaksanaan pembiayaan yang mempunyai Jaminan Kesehatan (Universal Coverage) 36% Persentase Pembiayaan Kesehatan dari APBD 9,6% 5 Mengoptimalkan akses dan kualitas pelayanan Meningkatnya akses dan kualitas pelayanan Persentase fasilitas pelayanan sesuai standar 16% 6 Meningkatkan akses terhadap lingkungan sehat yang berkualitas Meningkatnya akses terhadap lingkungan sehat yang berkualitas Jumlah Kecamatan yang mengadopsi pola Kabupaten Sehat 9

8 7 Mengoptimalkan kemandirian masyarakat untuk hidup sehat Meningkatnya kemandirian masyarakat untuk hidup sehat berprilaku hidup bersih dan sehat 22,5% 8 Mewujudkan tertib administrasi dan manajemen keuangan, aset, perencanaan dan evaluasi secara optimal Terwujudnya tertib administrasi dan manajemen keuangan, aset, perencanaan dan evaluasi secara optimal Persentase pengelolaan administrasi dan manajemen keuangan, aset, perencanaan dan evaluasi 100%

9 BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA A. Capaian Kinerja Pertanggungjawaban kinerja pelaksanaan pembangunan sifatnya terukur. Pengukuran kinerja dilakukan berdasarkan pada Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 239/IX/6/8/2003 tentang perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Penghitungan capaian kinerja memperhatikan karakteristik indikator kinerja yang memiliki kondisi : 1. Semakin tinggi realisasi menunjukkan pencapaian kinerja yang semakin baik. 2. Semakin tinggi realisasi menunjukkan semakin rendah pencapaian kinerja Cara peyimpulan hasil pengukuran kinerja pencapaian sasaran strategis dilakukan dengan membuat capaian rata-rata atas capaian indikator kinerja sasaran. Predikat nilai capaian kinerja dikelompokkan dalam skala pengukuran ordinal sebagai berikut : 85 s/d 100 : Sangat berhasil (SB) 70 s/d <85 : Berhasil (B) 55 s/d <70 : Cukup berhasil (CB) 0 s/d <55 : Kurang berhasil (KB) Selanjutnya berdasarkan hasil evaluasi kinerja dilakukan analisis pencapaian kinerja untuk memberikan informasi yang lebih transparan mengenai sebab-sebab tercapai atau tidak tercapainya kinerja yang diharapkan.

10 Tabel 3.1 Pencapaian Kinerja Tahun 2016 No Sasaran Indikator Sasaran Target Realisasi % Capaian 1 Meningkatnya status Penurunan AKI 98,12/100.000 70,75/100.000 127,89% (SB) ibu dan bayi Penurunan AKB 10,5/1000 10,31/1000 101,80% (SB) 2 Meningkatnya status gizi masyarakat Prevalensi Gizi Buruk 1,18 0,1 191,52% (SB) Prevalensi Stunting 21,29 19,7 180,71% (SB) 3 Meningkatnya upaya pengendalian masalah yang disebabkan oleh penyakit menular, penyakit tidak menular dan akibat bencana 4 Optimalnya pelaksanaan pembiayaan 5 Meningkatnya akses dan kualitas pelayanan 6 Meningkatnya akses terhadap lingkungan sehat yang berkualitas 7 Meningkatnya kemandirian masyarakat untuk hidup sehat 8 Terwujudnya tertib administrasi dan manajemen keuangan, aset, perencanaan dan evaluasi secara optimal Persentase penanganan KLB < 24 jam Persentase desa dengan Posbindu PTM yang mempunyai Jaminan Kesehatan (Universal Coverage) Persentase Pembiayaan Kesehatan dari APBD Persentase fasilitas pelayanan sesuai standar Jumlah Kecamatan yang mengadopsi pola Kabupaten Sehat berprilaku hidup bersih dan sehat Persentase pengelolaan administrasi dan manajemen keuangan, aset, perencanaan dan evaluasi 100% 100% 100% (SB) 20% 22,17% 110,85% (SB) 36% 37,80% 105% (SB) 9,6% 10% 104,16% (SB) 16% 25% 156,25% (SB) 9 14 155,5% (SB) 22,5% 23,37% 103,86% (SB) 100% 100% 100% (SB) Berdasarkan tabel 3.1 Pencapaian Kinerja, dapat dilihat bahwa semua indikator telah mencapai/melebihi target yang telah ditetapkan.

11 Tabel 3.2 Perbandingan Realisasi Kinerja No Sasaran Indikator Sasaran Target Realisasi 2014 2015 2016 1 Meningkatnya status Penurunan AKI 98,12/100.000 139,36/100.000 98,12/100.000 70,75/100.000 ibu dan bayi Penurunan AKB 10,5/1000 10,84/1000 10,5/1000 10,31/1000 2 Meningkatnya status Prevalensi Gizi Buruk 1,18% 0,08% 0,1% 0,1% gizi masyarakat Prevalensi Stunting 21,29% 26,7% 22,2% 19,7% 3 Meningkatnya upaya pengendalian masalah yang disebabkan oleh penyakit menular, penyakit tidak menular dan akibat bencana 4 Optimalnya pelaksanaan pembiayaan 5 Meningkatnya akses dan kualitas pelayanan 6 Meningkatnya akses terhadap lingkungan sehat yang berkualitas 7 Meningkatnya kemandirian masyarakat untuk hidup sehat 8 Terwujudnya tertib administrasi dan manajemen keuangan, aset, perencanaan dan evaluasi secara optimal Persentase penanganan KLB < 24 jam Persentase desa dengan Posbindu PTM yang mempunyai Jaminan Kesehatan (Universal Coverage) Persentase Pembiayaan Kesehatan dari APBD Persentase fasilitas pelayanan sesuai standar Jumlah Kecamatan yang mengadopsi pola Kabupaten Sehat berprilaku hidup bersih dan sehat Persentase pengelolaan administrasi dan manajemen keuangan, aset, perencanaan dan evaluasi 100% 100% 100% 100% 20% 0 12,90% 22,17% 36% 32% 36% 37,80% 9,6% 6,4% 9,6% 10% 16% 0 0 25% 9 9 9 14 22,5% 19,4% 20,5% 23,37% 100% 100% 100% 100% Berdasarkan Tabel 3.2 Perbandingan Realisasi Kinerja antara tahun 2016 dengan tahun sebelumnya menunjukkan bahwa capaian realisasi indikator sasaran dari tahun ke tahun mengalami peningkatan.

12 Tabel 3.3 Perbandingan Realisasi Kinerja s.d akhir periode RENSTRA Target akhir RENSTRA Penurunan AKI 97,98/100.000 No Sasaran Indikator Sasaran 1 Meningkatnya status ibu dan bayi Realisasi Tingkat Kemajuan 70,75/100.000 127,89% Penurunan AKB 10/1000 10,31/1000 96,6% 2 Meningkatnya status gizi masyarakat Prevalensi Gizi Buruk 1,13% 0,1% 191,52% Prevalensi Stunting 21,18% 19,7% 180,71% 3 Meningkatnya upaya pengendalian masalah yang disebabkan oleh penyakit menular, penyakit tidak menular dan akibat bencana 4 Optimalnya pelaksanaan pembiayaan 5 Meningkatnya akses dan kualitas pelayanan 6 Meningkatnya akses terhadap lingkungan sehat yang berkualitas 7 Meningkatnya kemandirian masyarakat untuk hidup sehat 8 Terwujudnya tertib administrasi dan manajemen keuangan, aset, perencanaan dan evaluasi secara optimal Persentase penanganan KLB < 24 jam Persentase desa dengan Posbindu PTM yang mempunyai Jaminan Kesehatan (Universal Coverage) Persentase Pembiayaan Kesehatan dari APBD Persentase fasilitas pelayanan sesuai standar Jumlah Kecamatan yang mengadopsi pola Kabupaten Sehat berprilaku hidup bersih dan sehat Persentase pengelolaan administrasi dan manajemen keuangan, aset, perencanaan dan evaluasi 100% 100% 100% 70% 22,17% 31,67% 100% 37,80% 37,80% 10% 10% 100% 100% 25% 25% 22 14 63,6% 25% 23,37% 93,48% 100% 100% 100% Berdasarkan Tabel 3.3 menunjukkan bahwa tingkat kemajuan realisasi dibandingkan dengan target akhir Renstra bervariasi. Yang paling tinggi tingkat kemajuannya adalah Prevalensi

13 Gizi Buruk, Prevalensi Stunting, Penurunan AKI dan Penurunan AKB. Sedangkan yang paling rendah tingkat kemajuannya adalah Persentase Fasilitas Pelayanan Kesehatan sesuai standar. Tabel 3.4 Perbandingan Kinerja dengan Realisasi Nasional No Sasaran Indikator Sasaran Realisasi Realisasi Ket (+/-) 2016 Nasional 1 Meningkatnya status Penurunan AKI 70,75/100.000 305/100.000 (+) ibu dan bayi Penurunan AKB 10,31/1000 22,23/1000 (+) 2 Meningkatnya status gizi Prevalensi Gizi Buruk 0,1% 5,70% (+) masyarakat Prevalensi Stunting 19,7% 32,9% (+) 3 Meningkatnya upaya pengendalian masalah yang disebabkan oleh penyakit menular, penyakit tidak menular dan akibat bencana 4 Optimalnya pelaksanaan pembiayaan 5 Meningkatnya akses dan kualitas pelayanan 6 Meningkatnya akses terhadap lingkungan sehat yang berkualitas 7 Meningkatnya kemandirian masyarakat untuk hidup sehat 8 Terwujudnya tertib administrasi dan manajemen keuangan, aset, perencanaan dan evaluasi secara optimal Persentase penanganan KLB < 24 jam Persentase desa dengan Posbindu PTM yang mempunyai Jaminan Kesehatan (Universal Coverage) Persentase Pembiayaan Kesehatan dari APBD Persentase fasilitas pelayanan sesuai standar Jumlah Kecamatan yang mengadopsi pola Kabupaten Sehat berprilaku hidup bersih dan sehat Persentase pengelolaan administrasi dan manajemen keuangan, aset, perencanaan dan evaluasi 100% 100% (+) 22,17% 9% (+) 37,80% - 10% - 8% 26,57% (-) 14-23,37% 44% (-) 100% 100% (+)

14 Berdasarkan Tabel 3.4 bila dibandingkan antara realisasi kinerja Dinas Kesehatan Tahun 2016 dengan realisasi nasional maka hampir semua realisasi kinerja Dinas Kesehatan diatas capaian nasional kecuali indikator berperilaku hidup bersih dan sehat, capaian Dinas Kesehatan masih dibawah capaian nasional. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan kinerja serta alternatife solusi yang telah dilakukan. Berdasarkan tabel-tabel di atas, realisasi kinerja Dinas Kesehatan tahun 2016 ditinjau dari target dan perbandingan dengan tahun sebelumnya, semua indikator sasaran Dinas Kesehatan yang telah tercapai/memenuhi target yaitu : 1. Penurunan AKI 2. Penurunan AKB 3. Prevalensi Gizi Buruk 4. Prevalensi Stunting 5. Persentase penanganan KLB < 24 jam 6. Persentase desa dengan posbindu PTM 7. yang mempunyai Jaminan Kesehatan (Universal Coverage) 8. Persentase Pembiayaan Kesehatan dari APBD 9. Persentase Fasilitas Pelayanan Kesehatan sesuai standar 10. Jumlah Kecamatan yang mengadopsi pola Kabupaten Sehat 11. berprilaku hidup bersih dan sehat 12. Persentase pengelolaan administrasi dan manajemen keuangan, aset, perencanaan dan evaluasi Hal-hal yang mendukung keberhasilan pencapaian indikator kinerja Dinas Kesehatan antara lain : 1. Komitmen bersama mulai dari Kepala Dinas, pemegang program sampai dengan staf 2. Kerjasama yang baik antara lintas program dan lintas sektor 3. Pembinaan secara kontinyu kepada pemegang program yang ada di Puskesmas 4. Pembinaan terhadap kader-kader yang ada di wilayah 5. Pertemuan monitoring evaluasi program rutin terhadap kemajuan, hambatan dan permasalahan dalam pelaksanaan program di lapangan.

15 6. Berusaha membuat terobosan/inovasi terhadap pelaksanaan program misalnya Penanggulangan Penyakit Tidak Menular Berbasis Masyarakat (PiPiTeMBeM), Si Jari Emas, Gema Pramantik, TGC Surveilans Analisa atas efisiensi penggunaan Sumber Daya Tabel 3.5 Alokasi Per Sasaran Pembangunan No Sasaran Indikator Sasaran Anggaran % Anggaran 1 Meningkatnya status Penurunan AKI 3.464.049.850 2,41% ibu dan bayi Penurunan AKB 2 Meningkatnya status gizi masyarakat Prevalensi Gizi Buruk 5.883.425.300 4,10% Prevalensi Stunting 3 Meningkatnya upaya pengendalian masalah yang disebabkan oleh penyakit menular, penyakit tidak menular dan akibat bencana 4 Optimalnya pelaksanaan pembiayaan 5 Meningkatnya akses dan kualitas pelayanan 6 Meningkatnya akses terhadap lingkungan sehat yang berkualitas 7 Meningkatnya kemandirian masyarakat untuk hidup sehat 8 Terwujudnya tertib administrasi dan manajemen keuangan, aset, perencanaan dan evaluasi secara optimal Persentase penanganan KLB < 24 jam Persentase desa dengan Posbindu PTM yang mempunyai Jaminan Kesehatan (Universal Coverage) Persentase Pembiayaan Kesehatan dari APBD Persentase fasilitas pelayanan sesuai standar Jumlah Kecamatan yang mengadopsi pola Kabupaten Sehat berprilaku hidup bersih dan sehat Persentase pengelolaan administrasi dan manajemen keuangan, aset, perencanaan dan evaluasi 1.480.699.000 1,03% 47.121.645.220 32,83% 63.698.875.595 44,38% 2.711.211.700 1,89% 9.886.931.300 6,89% 9.269.619.500 6,46%

16 Berdasarkan Tabel 3.5 menunjukkan bawa alokasi anggaran per sasaran strategis terbesar adalah Sasaran Meningkatnya Akses dan Kualitas Pelayanan Kesehatan yaitu sebesar 44,38% dari Total Anggaran. Sasaran Meningkatnya status ibu dan bayi Meningkatnya status gizi masyarakat Meningkatnya upaya pengendalian masalah yang disebabkan oleh penyakit menular, penyakit tidak menular dan akibat bencana Optimalnya pelaksanaan pembiayaan Indikator Sasaran Penurunan AKI Penurunan AKB Prevalensi Gizi Buruk Prevalensi Stunting Persentase penanganan KLB < 24 jam Persentase desa dengan Posbindu PTM Persentase masyarakat yang mempunyai Jaminan Kesehatan (Universal Coverage) Persentase Pembiayaan Kesehatan dari APBD Tabel 3.6 Pencapaian Kinerja dan Anggaran Kinerja Anggaran Target Realisasi Capaian Alokasi Realisasi Capaian 98,12/100.000 70,75/100.000 127,89% 3.464.049.850 690.843.900 20% 10,5/1000 10,31/1000 101,80% 1,18 0,1 191,52% 5.883.425.300 4.851.290.200 82% 21,29 19,7 180,71% 100% 100% 100% 1.480.699.000 1.198.847.043 81% 20% 22,17% 110,85% 36% 37,80% 105% 47.121.645.220 29.324.403.004 62% 9,6% 10% 104,16%

17 Meningkatnya akses dan kualitas pelayanan Meningkatnya akses terhadap lingkungan sehat yang berkualitas Meningkatnya kemandirian masyarakat untuk hidup sehat Terwujudnya tertib administrasi dan manajemen keuangan, aset, perencanaan dan evaluasi secara optimal Persentase fasilitas pelayanan sesuai standar Jumlah Kecamatan yang mengadopsi pola Kabupaten Sehat Persentase masyarakat berprilaku hidup bersih dan sehat Persentase pengelolaan administrasi dan manajemen keuangan, aset, perencanaan dan evaluasi 16% 8% 50% 63.698.875.595 43.229.009.856 68% 9 14 155,5% 2.711.211.700 2.156.895.900 80% 22,5% 23,37% 103,86% 9.886.931.300 8.662.038.350 88% 100% 100% 100% 9.269.619.500 8.765.541.904 95% Tabel 3.7 Efisiensi penggunaan Sumber Daya No Sasaran Indikator Sasaran 1 Meningkatnya status ibu dan bayi Capaian Kinerja Penyerapan Anggaran (%) Tingkat Efisiensi (%) Penurunan AKI 127,89% 20% 94,84% Penurunan AKB 101,80% 2 Meningkatnya status gizi masyarakat Prevalensi Gizi Buruk 191,52% 82% 104,11% Prevalensi Stunting 180,71% 3 Meningkatnya upaya pengendalian masalah yang disebabkan oleh penyakit menular, penyakit tidak menular dan akibat bencana Persentase penanganan KLB < 24 jam Persentase desa dengan Posbindu PTM 100% 81% 24,42% 110,85%

18 4 Optimalnya pelaksanaan pembiayaan 5 Meningkatnya akses dan kualitas pelayanan 6 Meningkatnya akses terhadap lingkungan sehat yang berkualitas 7 Meningkatnya kemandirian masyarakat untuk hidup sehat 8 Terwujudnya tertib administrasi dan manajemen keuangan, aset, perencanaan dan evaluasi secara optimal yang mempunyai Jaminan Kesehatan (Universal Coverage) Persentase Pembiayaan Kesehatan dari APBD Persentase fasilitas pelayanan sesuai standar Jumlah Kecamatan yang mengadopsi pola Kabupaten Sehat berprilaku hidup bersih dan sehat Persentase pengelolaan administrasi dan manajemen keuangan, aset, perencanaan dan evaluasi 105% 62% 42,58% 104,16% 156,25% 68% 88,25% 155,5% 80% 75,5% 103,86% 88% 15,86% 100% 95% 5% Tingkat efisiensi digunakan untuk mengukur seberapa besar efisensi besarnya anggaran dengan pencapaian hasil kinerja. Berdasarkan Tabel 3.6 dan Tabel 3.7 menunjukkan bahwa tingkat efisiensi penyerapan anggaran yang paling besar adalah sebesar 104,11% untuk sasaran meningkatnya status gizi masyarakat. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan pencapaian pernyataan kinerja Program/kegiatan yang menunjang keberhasilan pencapaian kinerja adalah : 1. Program Upaya Kesehatan Masyarakat Di dalam program ini terdapat kegiatan-kegiatan untuk menekan AKI dan AKB yang mana yang sasarannya adalah ibu, bayi, balita, anak pra sekolah, remaja, lansia, reproduksi dan KB serta kegiatan penyehatan lingkungan untuk meningkatkan lingkungan yang sehat berkualitas. 2. Program Perbaikan Gizi Masyarakat Di dalam program ini ada kegiatan yang khusus menangani masalah-masalah gizi dengan sasaran Ibu hamil, bayi, balita dan anak pra sekolah dengan harapan kegiatan ini untuk menekan angka gizi buruk di Kabupaten Blitar

19 3. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular Di dalam program ini terdapat kegiatan-kegiatan untuk pencegahan, pengendalian dan penanggulangan penyakit baik menular, tidak menular ataupun penyakit akibat bencana. 4. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan, Program Pengadaan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Puskesmas/Pustu dan Jaringannya, Program Upaya Kesehatan Masyarakat Di dalam program-program di atas terdapat kegiatan-kegiatan untuk pemenuhan obat dan perbekalan di Puskesmas, alat-alat, peningkatan kualitas SDM, perbaikan kondisi fisik gedung Puskesmas, pembiayaan operasional puskesmas, pembiayaan jaminan dan akreditasi Puskesmas. Dengan semua kegiatan-kegiatan tersebut diatas dapat mewujudkan fasilitas pelayanan sesuai standar 5. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Program ini berisikan kegiatan-kegiatan promosi kepada masyarakat untuk selalu berperilaku hidup bersih dan sehat dengan melibatkan UKBM yang ada di masyarakat seperti Desa Siaga, Posyandu, Saka Bakti Husada (SBH). Selain program/kegiatan yang berasal dari Dinas Kesehatan, ada juga program/kegiatan dari Pusat/Propinsi untuk Kabupaten Blitar seperti kegiatan yang bersumber dari DAK, Bantuan Keuangan (BK) Propinsi serta Pengadaan-pengadaan baik dari pusat/propinsi seperti Buku KIA, PMT dll yang langsung di droping ke Daerah termasuk Kabupaten Blitar sehingga mendukung dalam upaya pencapaian kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar. B. REALISASI ANGGARAN Program program yang bersumber dana dari APBD adalah sebagai berikut : a. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran b. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur c. Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur d. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capain Kinerja dan Keuangan e. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan f. Program Upaya Kesehatan Masyarakat g. Program Pengawasan Obat dan Makanan h. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat i. Program Perbaikan Gizi Masyarakat j. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular

20 k. Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan l. Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Puskesmas / Puskesmas Pembantu dan Jaringannya m. Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana RS/RS Jiwa/RS Paru/RS Mata n. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia o. Program Pengawasan dan Pengendalian Kesehatan Makanan p. Program Pembinaan Lingkungan Sosial Jumlah Anggaran untuk Program yang berasal dari APBD sebesar Rp. 143.516.457.465,-. Sedang untuk Realisasi adalah sebesar Rp. 98.876.870,167,- (68,89%) Program/Kegiatan yang bersumber dana dari APBD Provinsi antara lain : a. Kegiatan Peningkatan Pelayanan Puskesmas. b. Pengembangan Taman Posyandu Jumlah Anggaran Sebesar Rp. 1.379.921.500,- Realisasi Rp. 1.365.814.500,- (98,97%) Kegiatan yang didanai dari DAK Fisik antara lain : a. Pengadaan Obat dan Perbekalan Kesehatan (DAK) b. Peningkatan Mutu Penggunaan Obat dan Perbekalan Kesehatan (DAK) Jumlah Anggaran Sebesar Rp. 11.050.800.000,- Realisasi Rp. 10.217.462.742,- (92,45%) Kegiatan yang didanai dari DAK Non Fisik antara lain : a. Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) b. Jampersal Jumlah Anggaran Sebesar Rp. 7.578.850.000,- Realisasi Rp. 5.183.867.800,- (68,39%)

21 BAB. IV P E N U T U P Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) merupakan sarana untuk mengukur tingkat capaian tujuan dan sasaran program yang telah ditetapkan dengan dasar penilaian capaian target / realisasi. Berdasarkan LKjIP Kabupaten Blitar tahun 2016 ini secara umum Dinas Kesehatan telah memperlihatkan pencapaian kinerja yang baik atas sasaran-sasaran strategis. Terhadap indikator kinerja yang belum tercapai akan menjadi evaluasi dan perhatian khusus Dinas Kesehatan supaya ke depan dapat meningkat dan mencapai target yang telah ditetapkan. Sedangkan terhadap indikator yang sudah tercapai/melebihi target untuk dapat dipertahankan dan ditingkatkan secara kualitas. Terkait penyerapan anggaran Dinas Kesehatan tahun 2016 hanya 68,90%, penyerapan ini tergolong rendah meskipun pencapaian kinerja telah banyak yang memenuhi target. Semoga ditahun yang akan datang tidak hanya pencapaian kinerja yang baik namun dibarengi dengan penyerapan anggaran yang tinggi pula. Akhirnya kepada semua pihak yang telah bekerjasama ikut membangun/meningkatkan derajat Kesehatan Masyarakat di Kabupaten Blitar disampaikan terima kasih.