BAB I PENDAHULUAN. puskesmas. Menurut Permenkes RI Nomor 75 tahun 2014 tentang. Pusat Kesehatan Masyarakat, Pusat Kesehatan Masyarakat yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. letaknya berada paling dekat ditengah-tengah masyarakat dan mudah. yang bersifat menyeluruh atau yang disebut dengan Comprehensive

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat, disebutkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Djoyosoegito dalam Hatta (2010), rumah sakit merupakan satu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, bahwa rumah. sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah suatu organisasi yang melalui tenaga medis. profesional yang terorganisir serta sarana kedokteran yang permanen

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan secara maksimal. Untuk mewujudkan pelayanan yang maksimal,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Definisi sarana pelayanan kesehatan menurut Permenkes Nomor. 269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang mendasar bagi setiap individu. Kesehatan juga merupakan topik yang tidak pernah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tentang Kebijakan Dasar Puskesmas, puskesmas adalah unit pelaksana. teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung-jawab

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan tempat tidur pasien, pelayanan medis dan perawatan. lanjutan untuk diagnosis dan perawatan oleh tenaga medis yang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah organisasi pelayanan kesehatan yang. bertujuan memberikan pelayana kesehatan yang bermutu dan

BAB I PENDAHULUAN. disediakan oleh pemerintah. Menurut Kepmenkes RI No. 128/Menkes/SK/II/2004 Puskesmas adalah unit pelaksanaan teknik dinas

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pusat pembangunan kesejahteraan, pusat pembinaan peran serta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang sehingga

penyimpanan, (c) mudah pengambilannya, (d) melindungi berkas rekam medis dari bahaya pencurian, bahaya kerusakan fisik, kimiawi dan biologi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit mampu melaksanakan fungsi yang profesional baik dibidang

PENDAHULUAN. bidang pelayanan kesehatan. Seperti yang tercantum dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Medis, pengertian sarana pelayanan kesehatan adalah tempat. untuk praktik kedokteran atau kedokteran gigi. Rumah sakit merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Kepmenkes RI Nomor 128/MENKES/SK/II/2004 Puskesmas. adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Rekam medis mempunyai peran yang dominan dalam proses pelayanan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih. kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan secara merata, dengan mengutamakan upaya. penyembuhan penyakit dan pemuliahan kesehatan, yang dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit merupakan instansi penyedia layanan kesehatan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Puskesmas merupakan salah satu ujung tombak dalam hal. kesehatan yang dapat membantu mewujudkan derajat kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan masalah kesehatan benar-benar merupakan kebutuhan. penting. Oleh karena itu, organisasi pelayanan kesehatan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan. merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. rawat jalan, dan gawat darurat. Setiap rumah sakit dalam memberikan. KARS Oleh karena itu, untuk menunjang tercapainya tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. No.269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis bab III pasal 5 yang

BAB I PENDAHULUAN. adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan

KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS RAWANG NOMOR : TENTANG PENGELOLAAN REKAM MEDIS KEPALA UPTD PUSKESMAS RAWANG

BAB I PENDAHULUAN. harus direkam dan didokumentasikan ke dalam bentuk catatan medis. yang disebut rekam medis atau rekam kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi atau instansi memiliki tujuan apa yang akan mereka capai

Evaluasi Kinerja Unit Filing & Retrieving Data di Rumah Sakit Pendidikan dan Rumah Sakit Umum Daerah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sarana pelayanan kesehatan menurut Permenkes RI. No.269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya

BAB I PENDAHULUAN. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial yang selanjutnya disingkat BPJS. Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional, klaim

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan di berbagai instansi kesehatan dengan dukungan dari

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 tentang

BAB I PENDAHULUAN. beragam macamnya, salah satunya ialah puskesmas. Puskesmas adalah unit

BAB I PENDAHULUAN. bersifat mutlak. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sakit. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

pendidikan dan penelitian yang erat hubungannya dengan kehidupan menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era perdagangan bebas dunia yang dimulai dengan Asean Free Trade

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing. Kewajiban lainnya adalah melakukan administrasi. medis yang tertib yaitu dengan sistem dan prosedur yang efisien dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kepuasan dan kenyamanan pasien serta masyarakat. Salah. kesehatan. Sehingga jika dari masing-masing unit sudah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis, sarana pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. medis maupun non medis. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan. Republik Indonesia No. 269/Menkes/PER/III/2008 tentang Rekam Medis

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, memiliki peran

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-undang nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, bahwa Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut American Hospital Association dalam Rustiyanto (2010),

BAB III METODE PENELITIAN. Sumber daya manusia : 1. Pendidikan terakhir 2. Lama kerja 3. Umur 4. Pengetahuan. Kejadian Missfile

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap rumah sakit diwajibkan menyelenggarakan rekaman atau. rekam medis. Menurut Huffman (1994), rekam medis adalah rekaman atau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Djojosoegito dalam Hatta (2008) rumah sakit merupakan

BAB I PENDAHULUAN. ketepatgunaan perawatan pasien di rumah sakit. tingkat dasar pada tanggal 12 juli 2014 dan sudah dilakukan kunjungan

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan rekam medis dalam memberikan. penerimaan pasien, yang diteruskan dengan kegiatan pengeluaran berkas

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jika dikaitkan dengan produktivitas kerja (Kementerian Kesehatan, 2005). Gigi

BAB I PENDAHULUAN. secara profesional dan aman seperti dalam UU Praktik Kedokteran Pasal

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah bagian integral dari pembangunan nasional

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan institusi yang memiliki fungsi utama memberikan

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. Sakit pasal 1 ayat 1 menyatakan rumah sakit adalah suatu institusi. pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan No 36 tahun 2009 adalah tercapainya derajat kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan sehingga di rumah sakit diharapkan mampu untuk. puas dan nyaman, sesuai dengan peraturan-peraturan yang ada seperti

BAB I PENDAHULUAN. Sarana pelayanan kesehatan menurut Permenkes RI No. 269/Menkes/Per/III/2008 Tentang Rekam Medis pasal 1 ayat 3 adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Salah satu tujuan primer rekam kesehatan/rekam medis. berbagai fasilitas pelayanan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. adalah berkas berisi catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas, Puskesmas adalah

BAB I PENDAHULUAN. penting dan sangat melekat dengan kegiatan pelayanan, sehingga ada

BAB I : PENDAHULUAN. setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktek kedokteran wajib membuat

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. medis lainnya. Sedangkan menurut American Hospital Assosiation rumah sakit

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting dalam upaya memberikan pelayanan informasi kesehatan

1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. 2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Permenkes No. 128 tahun 2004 pengertian Puskesmas. adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu pelayanan kesehatan yang sering dikunjungi masyarakat. Menurut Kepmenkes No 128/Menkes/SK/II/2004, puskesmas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 340/MENKES/PER/III/2010, Rumah sakit adalah institusi pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan merupakan upaya. penyelenggaraan kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia memiliki fasilitas pelayanan kesehatan yang berkembang dengan berbagai macam jenis, salah satunya ialah puskesmas. Menurut Permenkes RI Nomor 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat, Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerja. Selain itu, puskesmas mempunyai kewajiban administrasi untuk membuat dan memelihara rekam medis pasien. Hal ini ditegaskan dalam beberapa peraturan, salah satunya ialah Permenkes No. 269 tahun 2008 pasal 5 ayat 1 tentang Rekam Medis yang berbunyi, Setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktik kedokteran wajib membuat rekam medis. Pelayanan rekam medis di fasilitas pelayanan kesehatan menjadi salah satu penilaian pada proses akreditasi. Rekam medis adalah rekaman atau catatan mengenai siapa, apa, mengapa, bilamana, dan bagaimana pelayanan yang diberikan

2 kepada pasien selama masa perawatan, yang memuat pengetahuan mengenai pasien dan pelayanan yang diperoleh serta memuat informasi yang cukup untuk mengidentifikasikan pasien, membenarkan diagnosis dan pengobatan serta merekam hasilnya (Huffman, 1994). Rekam medis merupakan proses yang dimulai pada saat diterimanya pasien di pelayanan kesehatan, diteruskan kepada kegiatan pencatatan data dan dilanjutkan kepada penanganan rekam medis yang meliputi penyelenggaraan, penyimpanan serta pengeluaran rekam medis dari tempat penyimpanan untuk melayani permintaan peminjaman untuk keperluan pasien atau yang berhubungan dengan ketentuan hukum lainnya. Berdasarkan pengertian tersebut terdapat hubungan yang sangat erat dengan tujuan dan kegunaan dari rekam medis menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (1997) yaitu ALFRED (administrative, legal, finansial, riset, edukasi, dan dokumentasi). Rekam medis yang bermutu bisa diperoleh jika manajemen pelayanan informasi kesehatan/rekam medisnya bermutu. Manajemen pelayanan rekam medis bertujuan untuk mengelola rekam medis dan informasi kesehatan untuk memenuhi kebutuhan pelayanan medis, administrasi dan kebutuhan informasi kesehatan sebagai bahan pengambilan keputusan dibidang kesehatan. Manajemen pelayanan rekam medis yang bermutu bisa diperoleh salah satunya adalah dengan menggunakan tenaga profesional perekam medis yang berkompetensi khusus pada bidang

3 rekam medis. Saat ini, masih terdapat puskesmas yang belum memiliki tenaga perekam medis yang berkompetensi, salah satunya adalah Puskesmas Bojonegoro. Berdasarkan wawancara dan pengamatan secara langsung, proses kerja yang seharusnya dilakukan oleh petugas rekam medis, Puskesmas Bojonegoro menggunakan sumber daya manusia lulusan sekolah menengah atas dan dibantu oleh bidan magang sehingga pekerjaan yang dilaksanakan belum sesuai dengan SOP perekam medis. Hal ini menyebabkan terjadinya ketidaksesuaian seperti sistem penyimpanan berkas rekam medis masih kurang tepat karena belum ada acuan langkah-langkah penyimpanan rekam medis pasien yang baik dan benar. Hal ini menyebabkan terjadinya misfile yang mengakibatkan kehilangan data riwayat pemberian layanan kesehatan terdahulu pasien, sedangkan menurut surat edaran Dirjen Pelayanan Medik Nomor HK.00.06.1.5.01160, retensi dilakukan minimal 5 tahun penyimpanan berkas rekam medis yang dihitung dari tahun terakhir kunjungan pasien. Misfile ini mengakibatkan pelayanan menjadi lambat karena petugas harus membuat rekam medis baru. Menurut Budi (2011), tracer digunakan sebagai pengganti berkas rekam medis di rak filing yang dapat digunakan untuk menelusuri keberadaaan berkas rekam medis. Ketiadaan penggunaan tracer di Puskesmas Bojonegoro menjadi faktor penting dalam terjadinya misfile. Kepala Puskesmas Bojonegoro dalam perencanaan kebutuhan SDM di Puskesmas Bojonegoro tidak melalui perhitungan, sehingga

4 permintaan yang diajukan ke Dinas Kesehatan Bojonegoro tidak valid. Berdasarkan kondisi tersebut, penulis tertarik membahas topik yang berkaitan dengan perhitungan sumber daya manusia khususnya perekam medis agar tercapai mutu rekam medis yang maksimal serta pemerataan petugas rekam medis pada layanan kesehatan masyarakat. Perhitungan yang digunakan adalah metode WISN yang memiliki keunggulan mudah dilaksanakan, mudah melakukan prosedur perhitungan, mudah untuk segera mendapat hasil perhitungan, dapat digunakan bagi perhitungan berbagai jenis ketenagaan, dan hasil perhitungan realistis. Metode lain seperti yang ada dalam SK Menkes No.262/Menkes/Per/VII/1979 tentang perhitungan kebutuhan tenaga berdasarkan perbandingan antara jumlah tempat tidur yang tersedia di kelas rumah sakit dengan jenis kategori tenaga tertentu dan metode Indicator of Staff Needs (ISP) tidak cocok dan belum dapat digunakan sebagai dasar perencanaan kebutuhan tenaga karena tidak memberikan data yang lengkap tentang kebutuhan tenaga kesehatan per kategori tenaga dan tidak memperhitungkan beban kerja yang riil dan kapasitas masing-masing kategori tenaga. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang Bagaimana perhitungan Sumber Daya Manusia (SDM) perekam medis di Puskesmas Bojonegoro?.

5 C. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui jenis kegiatan serta uraian pekerjaan perekam medis di Puskesmas Bojonegoro 2. Menghitung kebutuhan jumlah tenaga perekam medis di Puskesmas Bojonegoro dengan metode WISN. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat praktis a) Bagi Puskesmas Sebagai bahan evaluasi serta untuk pertimbangan dalam merencanakan kebutuhan sumber daya manusia. b) Bagi peneliti Dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh pada saat perkuliahan serta menambah wawasan dan pengalaman yang berharga secara langsung yang bermanfaat dalam upaya pengembangan pengetahuan di bidang rekam medis. 2. Manfaat teoritis a) Bagi institusi pendidikan Menambah referensi untuk membandingkan teori yang ada dengan praktek di lapangan. b) Bagi Peneliti Lain

6 Sebagai acuan/referensi untuk pengembangan penelitian selanjutnya yang sesuai dengan materi yang berhubungan dengan materi yang diambil. E. Keaslian Karya Penelitian tentang Perencanaan Sumber Daya Perekam Medis di Puskesmas Bojonegoro belum pernah dilakukan oleh peneliti lain, tetapi ada penelitian yang hampir sama, antara lain: 1. Yudi (2013) dengan judul Perencanaan Kebutuhan SDM Berdasarkan Uraian Pekerjaan Sebagai Dasar Pengambilan Keputusan Di Puskesmas Gondokusuman II Kota Yogyakarta Tahun 2013 Penelitian yang dilakukan Yudi menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan rancangan penelitian fenomenologis dengan subyek penelitian adalah SDM di unit kerja Puskesmas Gondokusuman II Kota Yogyakarta. Hasil perhitungan yang dilakukan oleh Yudi (2013) adalah bahwa kebutuhan tenaga kerja di Puskesmas Gondokusuman II Kota Yogyakarta sebanyak 17 orang. 2 dokter umum, 1 bidan, 2 perawat umum, 1 perawat gigi, 1 asisten apoteker, 1 nutrisionis, 1 sanitarian, 1 epidemiolog, 1 surveilans, 2 petugas tata usaha dan inventaris, 3 bendahara, 1 petugas jaga malam.

7 Persamaan penelitian ini dengan Yudi (2013) adalah meneliti kebutuhan kerja petugas. Perbedaaan penelitian ini dengan Yudi (2013) adalah tujuan penelitian. Penelitian Yudi (2013) bertujuan untuk mengetahui kebutuhan SDM di semua unit kerja, sedangkan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebutuhan SDM khusus bagian rekam medis. 2. Dery (2012) dengan judul Perencanaan kebutuhan Petugas Rekam Medis Berdasarkan Uraian Pekerjaan Sebagai Dasar Pengambilan Keputusan Di rumah Sakit Grhasia Yogyakarta Tahun 2012 Penelitian yang dilakukan Dery menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan rancangan penelitian secara fenomenologis dengan subjek penelitian adalah seluruh petugas rekam medis yang ada di rumah Sakit Grhasia Yogyakarta. Hasil perhitungan yang dilakukan oleh Dery (2012) adalah bahwa kebutuhan tenaga rekam medis di Rumah Sakit Grhasia Yogyakarta sebanyak 10 orang dengan perincian, 1 orang pendaftaran rawat jalan, 4 orang pendaftaran IGD dan rawat inap, 1 orang bagian filing, 1 orang bagian assembling, 2 orang bagian coding/indexing, 1 orang bagian pelaporan. Persamaan penelitian ini dengan Dery (2012) adalah meneliti kebutuhan jumlah petugas. Perbedaan penelitian ini dengan Dery (2012) terletak pada rancangan penelitian. Pada penelitian Dery

8 (2012) menggunakan rancangan penelitian fenomenologis, sedangkan pada penelitian ini menggunakan rancangan penelitian cross-sectional. 3. Arif (2009) dengan judul Perencanaan Dan Pengorganisasian Petugas Rekam Medis Berdasarkan Beban Kerja RSU PKU Muhammadiyah Delanggu. Penelitian yang dilakukan Arif menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan rancangan penelitian secara eksploratif dengan subjek penelitian adalah 4 orang tenaga rekam medis. Hasil perhitungan yang dilakukan oleh Arif (2009) adalah kebutuhan tenaga rekam medis di RSU PKU Muhammadiyah Delanggu sebanyak 10 orang. Persamaan penelitian ini dengan Arif (2009) adalah meneliti kebutuhan jumlah petugas. Perbedaan penelitian ini dengan Arif (2009) adalah terletak pada rancangan penelitian. Pada penelitian Arif (2009) menggunakan rancangan penelitian eksploratif sedangkan pada penelitian ini menggunakan rancangan penelitian cross-sectional.