BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT Dalam bab ini membahas hasil pengujian alat yang telah dirancang dan dibuat. Pengujian alat dimulai dari masing-masing komponen alat sampai dengan pengujian keseluruhan rangkaian alat. Pengujian alat dimaksudkan untuk mendapatkan kinerja terhadap rangkaian ini, Kinerja yang lebih baik didapatkan dengan melakukan perbaikan terhadap komposisi rangkaian yang terdapat kekeliruan dan diketahui saat melakukan pengujian. 1.1 Pengujian alat Setelah seluruh komponen terpasang, rangkaian komponen sudah terhubung dan program selesai didownload, langkah selanjutnya adalah melakukan uji coba. Yang dilakukan secara bertahap, mulai dari satu rangkaian ke rangkaian berikutnya untuk mempermudah pemeriksaan dan perbaikan. 1.1.1 Pengujian Rangkaian Catu daya 35
36 Pada tahap ini perlu diadakan pengujian agar kita mengetahui apakah tegangan supplay yang di berikan catu daya sesuai yang di harapkan yaitu 12 volt. Rangkaian catu daya ini dilakukan pengujian pada titik titik seperti pada gambar 4.1 dengan alat ukur volt meter digital. Dari hasil pengujian didapatkan tegangan keluaran yang diinginkan dan tabel pengukurannya sebagai berikut : Gambar 4.1. Titik-Titik Pengukuran Catu Daya Tabel 4.1. Hasil Pengukuran catudaya Pengukuran Titik 1 Titik 2 Titik 3 Titik 4 Tegangan 225,6 V AC 12 V AC 13,88 V DC 5 V DC
37 Pada rangkaian catu daya ini dilakukan pengujian yaitu 4 titik. Pengukuran pertama pengujian pada sisi primer trafo didapatkan tegangan sebesar 225,6V AC. Seharusnya tegangan pada sisi primer trafo sama besar dengan tegangan PLN yaitu 220V AC, hasil pengukuran berbeda karena supply PLN yang tidak konstan. Pengukuran kedua pada sisi sekunder trafo yaitu 12V AC. Pengukuran ketiga pada diode bridge yaitu 13,88V DC, seharusnya terukur 12V DC.Hasil pengukuran sedikit berbeda dikarenakan trafo yang digunakan lilitannya sangat baik. Pengukuran keempat pada IC 7805 sebesar 5,004 V DC dengan demikian dari hasil yang di dapat maka tidak ada masalah dengan rangkaian, regulator bekerja secara baik. 1.1.2 Pengujian Rangkaian Driver Gambar 4.2. Motor Stepper yang digunakan pada alat Pengujian pada rangkaian driver ini dilakukan dengan menguji tegangan keluaran dari masing-masing pin 7414. Jika masing-masing pin menghasilkan tegangan, dan IC 7414 tidak panas maka rangkaian ini bekerja dengan baik dan dapat digunakan untuk menggerakkan motor
38 stepper. Pada alat ini tegangan yang digunakan untuk mengerakan stepper sebesar 5,058 V DC. Berikut gambar hasil pembacaan dengan menggunakan alat ukur digital : Tabel 4.2. Pengujian motor Stepper Klasifikasi Data Secara Motor Stepper Teori Alat Tegangan 5 Volt DC 2,5 Volt DC Arus 0,625 Amper 0,3A Pulsa 7,5 0 7,5 0 Kecepatan Putar/ 360 0 0,026 detik 0,48 detik Kecepatan putar/menit 48 rad/menit 125 rad/menit [ ]
39 [ ] [ ] 1.1.3 Pengujian Modul RFID Reader Pengujian pada modul RFID reader ini dengan menggukur tegangan yang di perlukan RFID reader untuk membaca sinyal yang di pancarkan oleh RFID Tag. Pada RFID reader terdapat ID yang sama pada ID RFID Tag yang akan di masukan ke dalam program mikrokontroller yang nanti sebagia ID alat. Berikut gambar bentuk fisik modul RFID reader dan gambar pengujian tegangan modul : Gambar 4.3. Modul RFID Reader
40 1.1.4 Pengujian ModuL RFID Tag RFID tag ini yang catu dayanya diperoleh dari medan yang dihasilkan oleh pembaca RFID. Rangkaiannya lebih sederhana, harganya jauh lebih murah, ukurannya kecil, dan lebih ringan. Adapun kecepatan RFID pasif yaitu 8 kbps. Kelemahannya adalah tag hanya dapat mengirimkan informasi dalam jarak yang dekat dan pembaca RFID harus menyediakan daya tambahan untuk tag RFID. Berikut gambar modul RFID tag : Gambar 4.10. Modul FRID Tag Pada masing-masing RFID Tag ini terdapat ID yang akan dibaca oleh RFID reader dan akan di teruskan pada mikrokontroller untuk mencocokan ID yang akan membuka pintu pada zona yang sesuai dengan masing-masing ID tersebut. Apabila ID tidak cocok atau penekanan tombol masuk tidak sesuai maka mikrokontroller akan mengirimkan
41 perintah kepada buzzer untuk mengaktifkan alarm dan secara otomatis pintu pada zona tidak akan terbuka serta akan muncul peringatan pada LCD. 1.1.5 Pengujian Buzzer Pengujian dilakukan dengan cara memberikan sinyal low atau 0 volt pin 15 mikrokontroler yang terhubung ke transistor sebagai saklar untuk mengaktifkan buzzer. Pada saat sinyal low diberikan, maka buzzer berbunyi. Hasil pengujian buzzer diperlihatkan pada tabel 4.3 Tabel 4.3 Pengujian Buzzer Port D.3 Buzzer Tegangan( v ) 0 Berbunyi 4,996 1 Tidak berbunyi 0,351 Dari hasil pengujian pada tabel, buzzer yang digunakan berfungsi dengan baik dan tidak mengalami kerusakan. 1.1.6 Pengujian Keseluruhan Rangkaian Pengujian keseluruhan alat dapat dilakukan dengan mengoperasikan seluruh alat, dimulai dengan pembacaan RFID tag ke RFID reader dengan cara menempelkan RFID tag pada RFID reader. Kemudian pembacaan tersebut diterima oleh mikrokontroler untuk pemilihan zona yang akan dimasuki oleh pemilik RFID Tag ( kartu ). Apabila RFID reader membaca
42 sinyal berupa ID yang di pancarkan oleh RFID tag pada jarak yang telah di program dalam mikrokontroller yaitu sekitar 0-15cm sesuai dan pemilihan zona tepat, mikrokontroler akan mengendalikan motor stepper yang ada pada tiap pintu dan pintu akan terbuka. Jika ID tidak cocok maka mikrokontroller akan mengirimkan perintah kepada buzzer untuk mengaktifkan alarm dan peringatan akan muncul pada LCD. Otomatis pintu tidak akan terbuka. Adapun zona dibagi menjadi 3 yaitu zona merah, zona kuning dan zona hijau. Dan RFID Tag dibagi menjadi 4 kelompok yaitu kartu 1 yang dapat memasuki semua zona yang ada. Lalu kartu 2 yang dapat memasuki zona kuning dan hijau. Sedangkan kartu 3 yang hanya dapat memasuki zona hijau. Untuk pembanding RFID tag yang ada, ditambahkan RFID tag yang ID pada kartu tersebut tidak sesuai dengan RFID reader maka tidak dapat memasuki ketiga zona. Berikut adalah gambar pengujian alat secara keseluruhan.
43 Gambar 4.5.LCD menampilkan perintah untuk menempelkan kartu (RFID Tag) Pada pengujian alat yang ditunjukkan oleh gambar 4.5 ini yaitu ketika alat dijalankan, perintah pertama akan muncul yaitu Please Swipe Tag pada LCD yang mengharuskan pemilik kartu menempelkan kartu yang telah dimiliki. Gambar 4.6. LCD menampilkan zona yang dapat dimasuki 1,2,3 Pada gambar 4.6, ditunjukkan pada LCD bahwa apabila kartu 1 yang ditempelkan maka kalimat yang muncul pada LCD yaitu Zona 1,2,3. Jadi pemilik kartu 1 dapat memasuki ketiga zona.
44 Gambar 4.7. LCD menampilkan zona yang dapat dimasuki 2,3 Pada gambar 4.7, ditunjukkan pada LCD bahwa apabila kartu 2 yang ditempelkan maka kalimat yang muncul pada LCD yaitu Zona 2,3. Jadi pemilik kartu 2 dapat memasuki zona kuning dan hijau. Gambar 4.8. LCD menampilkan zona yang dapat dimasuki 3
45 Pada gambar 4.8, ditunjukkan pada LCD bahwa apabila kartu 3 yang ditempelkan maka kalimat yang muncul pada LCD yaitu Zona 3.Jadi pemilik kartu 3 hanya dapat memasuki zona hijau. Gambar 4.9 LCD menampilkan perintah untuk menekan tombol / zona yang akan dimasuki Pada gambar 4.9 ditunjukkan pada LCD bahwa setelah melakukan perintah untuk menempelkan kartu (RFID Tag), maka mikrokontroler akan memerintahkan kembali untuk menekan tombol pemilihan zona yang akan dimasuki.
46 Gambar 4.10.LCD menampilkan zona 1 yang akan dimasuki dan pintu pada zona 1 dapat terbuka. Gambar 4.11. LCD menampilkan zona 2 yang akan dimasuki dan pintu pada zona 2 dapat terbuka. Gambar 4.12. LCD menampilkan zona 3 yang akan dimasuki dan pintu pada zona 3 dapat terbuka. Pada pengujian keseluruhan alat ini, dapat dilihat pada gambar 4.10, 4.11 dan 4.12 bahwa apabila pada saat penekanan tombol yang dipilih adalah tombol pintu 1 maka akan muncul pesan pada LCD yang berisi
47 Zona 1 terbuka dan secara otomatis mikrokontroler akan memproses perintah dan menghubungkannya dengan motor stepper yang ada pada tiap pintu dizona tersebut. Dan secara otomatis pintu 1 akan terbuka. Begitu pula dengan perintah untuk penekanan tombol untuk pintu pada zona 2 dan pintu pada zona 3. Namun apabila pemegang kartu 2 dan 3 menekan tombol 1 (zona merah) maka mikrokontroler akan mengirimkan sinyal penolakan lalu buzzer akan aktif dan pada LCD akan menampilkan penolakan yang berisi acces di tolak tekan lagi dan secara otomatis pintu 1 (zona merah) tidak akan terbuka. Begitu pula apabila pemegang kartu 3 menekan tombol acces masuk ke pintu 2 (zona kuning).. jika kartu tidak teridentifikasi maka akam menampilkan akses ditolak alarm diaktifkan Dapat dilihat pada gambar 4.13. Gambar 4.13.LCD menampilkan penolakan pada pemilihan zona
48 1.2 Analisa Alat 4.2.1. Rangkaian Mikrokontroller Pada pengujian rangkaian mikrokontroler, setelah rangkaian mikrokontroler dihubungkan dengan sumber tegangan, ternyata setiap kaki /pin pada mikrokontroler menghasilkan tegangan. Hal ini menandakan rangkaian ini bekerja dengan baik. 4.2.2 Rangkaian Modul RFID Reader Pada pengujian rangkaian modul RFID reader dihubungkan pada rangkaian mikrokontroller, lalu di beri tegangan sebesar 12 V DC. Agar alat dapat bekerja dengan baik untuk membaca sinyal masukan dari RFID Tag, Pada pengujian alat ini tegangan yang digunakan sebesar 12 V DC tetapi pada saat mengukur menggunakan alat ukur digital tegangan terbaca sebesar 13,88 V DC. Hal ini dikarenakan trafo yang digunakan lilitannya kurang baik sehingga mempengaruhi tegangan pada komponen yang lain. 4.2.3 Rangkaian Modul RFID Tag Pada pengujian Rangkaian Modul RFID Tag, RFID tag ini yang catu dayanya diperoleh dari medan yang dihasilkan oleh pembaca RFID. Adapun kecepatan RFID pasif yaitu 8 kbps. Kelemahannya adalah tag hanya dapat mengirimkan informasi dalam jarak yang dekat dan pembaca RFID harus menyediakan daya tambahan untuk tag RFID.
49 4.2.4 Rangkaian Keseluruhan Saat pengujian alat pada rangkaian secara keseluruhan, semua rangkaian harus dihubungkan. Pada dasarnya alat yang dibuat merupakan sebuah alat yang berfungsi sebagai pengidentifikasian zona khusus yang terdapat pada pabrik yang bekerja secara otomatis agar dapat meminimalisir adanya orang-orang yang tidak berkepentingan masuk kezona khusus tersebut. Dan apabila RFID reader membaca atau menerima ID yang tidak sesuai atau tidak cocok dan pemilihan zona yang tidak sesuai dengan RFID Tag, maka mikrokontroler yang akan mengirimkan perintah ke buzzer agar aktif atau mengirimkan perintah ke motor stepper yang ada pada pintu di tiap zona tersebut agar tidak aktif.