I. PENDAHULUAN. Kebijakan Politik Etis dalam bidang pendidikan yang diberlakukan oleh

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA. historis. Dalam kamus besar bahasa Indonesia tinjauan berarti menjenguk,

Gagasan Indonesia. Pembukaan UUD 45. Kuliah Umum Kerjasama Institut Leimena dan Universitas Ciputra Surabaya, y, 28 April 2012

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

I. PENDAHULUAN. dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang

Kajian IPS Mengenai Zaman Pergerakan Nasional

PENGARUH PERHIMPUNAN INDONESIA TERHADAP PERGERAKAN NASIONAL DI INDONESIA TAHUN SKRIPSI. Oleh. Chita Putri Lustiahayu NIM

BAB I PENDAHULUAN. Negara eropa yang paling lama menjajah Indonesia adalah Negara Belanda

ZAMAN PERGERAKAN NASIONAL

I. PENDAHULUAN. perhatian yang khusus. Perjuangan dalam pergerakan kebangsaan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes

BAB V PENUTUP. Politik Indonesia Pada Masa Demokrasi Terpimpin Tahun , penulis

PERKEMBANGAN PERGERAKAN KEBANGSAAN INDONESIA

SEKILAS SEJARAH KEBANGKITAN NASIONAL

PANCASILA DALAM SEJARAH PERJUANGAN BANGSA

Komunisme dan Pan-Islamisme

A. LATAR BELAKANG MASALAH

MODUL POLA KEHIDUPAN BANGSA INDONESIA PADA MASA PERGERAKAN NASIONAL HINGGA KEMERDEKAAN MATERI : HUBUNGAN POLITIK ETIS DENGAN PERGERAKAN NASIONAL

I. PENDAHULUAN. sejak jaman kemerdekaan berkali-kali menghadapi ujian. Pada tahun

Strategi Perlawanan Bangsa Indonesia Terhadap Bangsa Barat Sebelum dan Setelah Abad 20

RESUME BUKU. : Pengantar Sejarah Indonesia Baru : Sejarah Pergerakan Nasional Dari. Kolonialisme sampai Nasionalisme (Jilid 2)

KISI-KISI SEJARAH KELAS XI IPS

2015 KAJIAN PEMIKIRAN IR. SUKARNO TENTANG SOSIO-NASIONALISME & SOSIO-DEMOKRASI INDONESIA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil

: SARJANA/DIPLOMA. PETUNJUK KHUSUS Pilihlah salah satu jawaban yang saudara anggap paling tepat diantara 5 pilihan yang tersedia

SURAT KEPERCAYAAN GELANGGANG SENIMAN MERDEKA INDONESIA

I. PENDAHULUAN. pemerintah RI yang terjadi di daerah Sulawesi tepatnya Sulawesi Selatan. Para pelaku

SEBAB MUNCULNYA NASIONALISME

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. berdasarkan uraian pada bagian sebelumnya mengenai Kontroversi Penentuan Pendapat

BAB I PENDAHULUAN. aktivitasnya berada di luar lingkup universitas atau perguruan tinggi. Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. tersebut mengantarkan orang untuk terbuka terhadap kebutuhan-kebutuhan

Syafrizal Helmi Staff Ahli Rektor USU bidang Kemahasiswaan

SILABUS DAN RPP MATA KULIAH SEJARAH INDONESIA BARU PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH S1

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada masa kesultanan Asahan agar dapat didokumentasikan. peristiwa-peristiwa yang terjadi untuk jadi pembelajaran.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kebijakan dan politik memiliki definisinya masing-masing. Secara sederhana

Indikator. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Materi Pokok dan Uraian Materi. Bentuk-bentukInteraksi Indonesia-Jepang.

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah sebagai suatu narasi besar diperlihatkan melalui peristiwa dan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dinamika hubungan sipil dan militer pada masa Demokrasi Liberal (1950-

BAB I PNDAHULUAN. Jepang dalam Perang Raya Asia Timur tahun Namun, ditengah tengah

I. PENDAHULUAN. Sejak masuknya bangsa Belanda dan tata-hukumnya di nusantara tahun 1596

PERHIMPUNAN INDONESIA SEBAGAI ORGANISASI PERGERAKAN INDONESIA YANG REVOLUSIONER ( )

KISI-KISI PENULISAN SOAL ULANGAN TENGAH SEMESTER GENAP XI TAHUN SMA ISLAM AL AZHAR BSD

BAB IV MAKNA KEBANGKITAN NASIONAL SEBAGAI TONGGAK PERGERAKAN NASIONAL PADA AWAL ABAD KE XX. 4.1 Kebangkitan Nasional dan Pergerakan Nasional

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : 1. Memahami permasalahan sosial berkaiatan dengan pertumbuhan jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. Masalah-masalah ekonomi dan politik yang dihadapi setelah pendudukan

BAB 7: SEJARAH PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA. PROGRAM PERSIAPAN SBMPTN BIMBINGAN ALUMNI UI

Ebook dan Support CPNS Ebook dan Support CPNS. Keuntungan Bagi Member cpnsonline.com:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1.PENDAHULUAN. Pemikiran politik modern di Indonesia mulai sejak bangkitnya nasionalisme tahun

BAB 6: SEJARAH PERGERAKAN NASIONAL

Mempertahankan sistem militer dan sistem demokrasi sama saja memperpanjang kolonialisme. Pilihan satu-satunya adalah khilafah.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

SOAL PERGERAKAN NASIONAL IPS KELAS X

SILABUS PEMBELAJARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. tentang dirinya sendiri. Semua usaha yang tidak menentu untuk mencari identitas-identitas

TUGAS KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA PANCASILA DALAM KONTEKS SEJARAH

MASA REPUBLIK INDONESIA SERIKAT

BAB V PENUTUP. Tesis ini berupaya untuk memberikan sebuah penjelasan mengenai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

5. Materi sejarah berguna untuk menanamkan dan mengembangkan sikap bertanggung jawab dalam memelihara keseimbangan dan kelestarian lingkungan hidup.

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan Revolusi merupakan perlawanan penjajah terhadap Indonesia.

Rangkuman Materi Ajar PKn Kelas 6 MATERI AJAR

66. Mata Pelajaran Sejarah untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aceh memiliki kedudukan yang sangat strategis sebagai pusat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Revolusi yang menjadi alat tercapainya kemerdekaan bukan kuat dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1) Muhammad TWH, Drs.H. Peristiwa Sejarah di Sumatera Utara,(2011:85)

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1959 TENTANG FRONT NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Nasionalisme Liberalisme Sosialisme Demokrasi Pan-Islamisme

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Nurhidayatina, 2013

LATAR BELAKANG LAHIRNYA DEKRIT PRESIDEN 5 JULI 1959

BAB I PENDAHULUAN. pesan secara massal, dengan menggunakan alat media massa. Media. massa, menurut De Vito (Nurudin, 2006) merupakan komunikasi yang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Kegiatan Belajar 1: Integrasi Nasional dalam Kerangka NKRI Pengertian Integrasi Nasional Memasuki era global, permasalahan utama yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama tidak dapat dipisahkan dari politik. Dalam artian

RELEVANSI TEORI MARHAENISME DALAM MENJAWAB TANTANGAN ZAMAN DI ERA KAPITALISME GLOBAL SKRIPSI ANWAR ILMAR

1.1.1 Peristiwa Penting dalam Perkembangan Bahasa Indonesia

PKN 1 RANGKUMAN SEJARAH SUMPAH PEMUDA, MAKNA DAN ARTI PENTING SUMPAH PEMUDA

KEHIDUPAN POLITIK PADA MASA DEMOKRASI TERPIMPIN

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi duta besar pertama Amerika untuk RIS. Sementara pemerintahan Truman di Amerika Serikat sedang berusaha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. The Constitution is made for men, and not men for the Constitution. (Soekarno, dalam pidato tanggal 17 Agustus 1959)

I. PENDAHULUAN. Margakaya pada tahun 1738 Masehi, yang dihuni masyarakat asli suku Lampung-

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PENGARUH LIMA ALIRAN TERHADAP KEPEMIMPINAN DI INDONESIA. Novia Kencana, MPA Universitas Indo Global Mandiri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bagian penting bagi kehidupan bangsa dan negara. Secara detail, penyebab

BAB I. PENDAHULUAN. bangsa Indonesia setelah lama berada di bawah penjajahan bangsa asing.

BAB I PENDAHULUAN. berat bagi rakyat Indonesia. Sebagai negara yang baru merdeka belum lepas

KISI KISI UJIAN SEKOLAH BERBASIS KOMPUTER TAHUN NO. KOMPETENSI DASAR KLS NO SOAL Memahami corak kehidupan masyarakat pada zaman praaksara

BAB V KESIMPULAN. Runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1990an merubah konstelasi politik dunia. Rusia

I. PENDAHULUAN. Terbentuknya Badan Keamanan Rakyat (BKR) yang dinyatakan dalam pidato

BAB V PENUTUP. seperti Nasionalisme Radikal, Tradisi Jawa, Komunisme, Sosial Demokrat dan Islam,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai negara hukum berdasarkan Pancasila dan UUD

dari periode yang awal sampai pada periode-periode berikutnya?. Perkembangan terjadi bila berturut-turut masyarakat bergerak dari satu bentuk yang

Asas dan dasar negara Kebangsaan republik Indonesia. Asas dan dasar itu terdiri atas lima hal yaitu: 1. Peri Kebangsaan 2. Peri kemanusiaan 3.

LATAR BELAKANG DATANGNYA JEPANG

BAB I PENDAHULUAN. Terbentuknya negara Indonesia dilatar belakangi oleh perjuangan seluruh bangsa.

KISI-KISI PEDAGOGIK UKG 2015 SEJARAH STANDAR KOMPETENSI GURU KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN/KELAS/KEAHLIAN/BK

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebijakan Politik Etis dalam bidang pendidikan yang diberlakukan oleh pemerintah Hindia Belanda memang membuka kesempatan banyak bagi pemudapemuda Indonesia untuk melanjutkan pendidikannya ke tingkat yang lebih tinggi di negeri Belanda. Pemuda-pemuda Indonesia di luar negeri, terutama di negeri Belanda yang kebanyakan berstatus mahasiswa, berhasil mendirikan sebuah organisasi yang benama Indische Vereeniging tahun 1908 untuk menggalang persatuan. Mulanya organisasi yang didirkan oleh beberapa mahasiswa Indonesia di Belanda seperti Sutan Kasayangan, Noto Soeroto, dan Sosrokartono ini hanya bersifat organisasi sosial. Akan tetapi semenjak berakhirnya Perang Dunia I tahun 1919 perasaan anti kolonialisme dan imperialisme di kalangan pemimpin Indische Vereeniging makin menonjol. Terlebih sejak adanya seruan Presiden Woodrow Wilson dari Amerika setelah Perang Dunia-I berakhir, kesadaran mereka tentang hak dari bangsa Indonesia untuk menentukan nasibnya sendiri dan merdeka dari penjajahan Belanda semakin kuat.

2 Semenetara di Eropa dan Amerika selalu didengungkan kemerdekaan dan kebebasan oleh kaum liberal dan demokrat. Semangat kebebasan dan kemerdekaan dari Perang Kemerdekaan Amerika yang didengungkan melalui Presiden Amerika Serikat Woodrow Wilson, yakni right of selt determination untuk seluruh bangsa di dunia cukup memberikan suatu perhatian yang mendalam kepada para mahasiswa Indonesia di Belanda untuk menyadari adanya suatu bangsa, bangsa Indonesia yang masih dijajah oleh Belanda. (Nalenan 1981:33) Pada tahun-tahun awal setelah Perang Dunia I, jumlah mahasiswa Indonesia yang datang ke negeri Belanda semakin banyak. Dengan bernaung dalam politik etis, pemerintah Hindia Belanda perlahan-lahan memperluas kesempatan bagi putraputra Indonesia dari golongan bangsawan untuk masuk sekolah dasar dan menengah berbahasa Belanda (Jhon Ingleson, 1993:3). Sampai akhir perang dunia pertama, kebijakan pendidikan yang diterapkan oleh pemerintah Hindia Belanda yang mengharuskan pemuda Indonesia yang berhasil lulus dengan nilai baik melanjutkan studinya ke negeri Belanda hanya sedikit, tapi makin lama makin meningkat jumlahnya. Di antara mahasiswa yang baru datang ke negeri Belanda dan bergabung dengan Indische Vereeniging terdapat Sutomo, Mohammad Hatta, Sartono, Ali Sastroamidjojo, Budiarto, Iwa Kusumasumantri, Isqak, dan lain-lain yang kemudian menjadi tohoh-tokoh politik nasionalisme pada tahun 1920-an. Perhimpunan Indonesia ketika masih menggunakan nama Belanda sudah melakukan pergerakan kebangsaan. Aktivitas politik yang dilakukan oleh para pelajar ini juga ditempuh dengan menerbitkan sebuah majalah yang bernama Hindia Poetra pada tahun 1916. Perubahan tujuan dari gerakan Indische Veerniging juga ditandai dengan perubahan nama menjadi Indonesische Vereeniging saat diketuai oleh Hermen Kartowisastro tahun 1922. Pergantian

3 nama ini diartikan dengan perasaan bersatu antara mahasiswa-mahasiswa Indonesia yang ada di Belanda. Para mahasiswa yang tergabung dalam Indonesische Vereeniging ini juga giat berdiskusi, mereka melakukan diskusi di rumah anggota-anggota perkumpulan yang memiliki keluarga di Belanda. Selain berdiskusi dengan sesama anggota para anggota perkumpulan ini juga berdiskusi dengan orang Belanda. Setelah berganti nama pada 1925 Indonesische Veerniging menjadi Perhimpunan Indonesia gerakan melawan penjajah pun semakin gencar. Pada tahun 1925 masa kepemimpinan Soekiman Wirjosandjojo Perhimpunan Indonesia mengeluarkan Manifesto Politik. Isinya menyangkut ketegasan sikap pergerakan organisasi Perhimpunan Indonesia, yakni: 1. Rakyat Indonesia sewajarnya diperintah oleh pemerintah yang dipilih mereka sendiri; 2. Dalam memperjuangkan pemerintahan sendiri itu tidak diperlukan bantuan dari pihak mana pun dan; 3. Tanpa persatuan kukuh dari pelbagai unsur rakyat tujuan perjuangan itu sulit dicapai. (http://id.wikipedia.org/wiki/indische_vereeniging) Pergantian nama perkumpulan ini juga suatu bentuk perlawanan dari para pelajar tersebut. Para pelajar ini mengganti nama perkumpulan untuk menghilangkan sifat kolonial yang diganti dengan nama-nama yang bersifat nasional. Seperti nama majalah Hindia Poetra diganti menjadi Indonesia Merdeka. Kemudian tentang perkataan Inlanders (orang-orang pribumi atau penduduk negeri jajahan) diganti menjadi bumi putera. Nama Perhimpunan Indonesia menggantikan nama Indonesische Veerniging, ini resmi digunakan pada tanggal 8 Februari 1925.

4 Perhimpunan Indonesia dengan memakai prinsip non-kooperatif, menghendaki suatu kebijaksanaan berdikari. Perhimpunan Indonesia akan mengumandangkan rasa hormat pada diri sendiri ke dalam kalbu rakyat Indonesia. Sebab hanya satu bangsa yang telah menyingkirkan perasaan tergantung saja, yang tidak takut akan hari depan. Selain merubah nama perkumpulan para anggota Perhimpunan Indonesia juga merubah majalah yang mereka terbitkan dari Hindia Poetra menjadi Indonesia Merdeka. Selain itu untuk menambah kesan kebangsaan ditetapkan pula para anggota Perhimpunan Indonesia harus menggunakan kopiah. Hal ini sebagai penujuk identitas Perhimpunan Indonesia. Selain itu perubahan juga terjadi pada nama-nama anggota yang berbau feodal atau kebangsawanan. Nama-nama anggota Perhimpunan Indonesia yang ada nama kebangsawanannya sudah tidak dipegunakan lagi dalam lingkungan teman dan masyarakat. Contohnya seperti salah satu nama tokoh Perhimpunan Indonesia yaitu Nazir Datuk Pamuntjak kemudian disebut Nazir Pamuntjak saja. Sejak awal berdiri telah diformulasikan secara jelas program-program Perhimpunan Indonesia, meliputi perjuangan mencapai kemerdekaan dan juga ditunjang dengan program dalam mempropagandakan masalah Indonesia ke dunia Internasional. Pada tahun 1925 Perhimpunan Indonesia diketuai oleh Sukiman, telah disusun program-program secara tegas dan lebih intensif. Pasalpasal dalam Perhimpunan Indonesia jelas mencerminkan kesadaran Perhimpunan

5 Indonesia, bahwa Indonesia tidak berdiri sendiri, yakni terlihat pada pasal 1, 2, 3. adapun pasal-pasal tersebut adalah sebagai berikut: Pasal 1 : Mempropagandakan asas-asas perhimpunan lebih intensif, terutama di Indonesia. Pasal 2 : Menarik perhatian internasional pada masalah Indonesia. Pasal 3 : Perhatian para anggota harus dibangkitkan buat soal-soal internasional dengan mengadakan ceramah-ceramah, bepergian ke negara-negara lain untuk studi dan lain sebagainya. (Sudiyo, 2004:65-66) Untuk melaksanakan program-program kerja Perhimpunan Indonesia Pasal 1, telah ditempuh oleh Ali Sastroamidjojo dengan mengadakan penyelundupan majalah Indonesia Merdeka ke Indonesia. Sedangkan untuk pasal 2 dan 3 baru dapat dilaksanakan ketika Perhimpunan Indonesia di ketuai oleh Mohammad Hatta pada tahun 1926. Aktivitas politik mahasiswa Indonesia di negeri Belanda merupakan pemberontakan terhadap paternalisme kekuasaan penjajahan. Mereka terutama terbakar oleh apa yang mereka rasakan sebagai penghinaan terhadap kebudayaan, bahasa, dan pikiran Indonesia yang dianggap rendah dari peradaban Eropa. Menurut keyakinan mahasiswa ini, hanya kemerdekaanlah yang dapat mengembalikan harga diri rakyat Indonesia. Dalam suatu pernyataan mengenai prinsip-prinsip Perhimpunan Indonesia sebagai suatu idiologi yang harus dilaksanakan, adalah melalui jalan aksi massa: 1. Hanya suatu kesatuan Indonesia yang mengesampingkan perbedaanperbedaan sempit dapat menghancurkan kekuasaan penjajah. Tujuan bersama untuk membentuk suatu Indonesia merdeka menuntut pembinaan rasa kebangsaan yang didasarkan pada suatu aksi massa yang sadar dan percaya diri.

6 2. Syarat mutlak untuk tercapainya tujuan itu adalah adanya partisipasi seluruh lapisan masyarakat Indonesia dalam suatu perjuangan yang terpadu untuk mencapi kemerdekaan. 3. Unsur pokok yang dan dominan dalam setiap masalah politik penjajah ialah konflik kepentingan antara penguasa dan yang dijajah. Kecenderungan pihak penguasa untuk mengaburkan dan menutupi masalah ini harus dilawan dengan mempertajam dan mempertegas adanya konflik kepentingan tersebut. 4. Melihat adanya dislokasi dan demoralisasi sebagai akibat pengaruh pemerintah kolonial terhadap kesehatan fisis dan psikologis dari kehidupan orang Indonesia, diperlukan sejumlah besar usaha untuk memulihkan kondisi rohani dan material menjadi normal kembali. (A.K. Pringgodigdo, 1980:51) Kemajuan dan perkembangan Perhimpunan Indonesia yang makin lama makin bersikap radikal terhadap pemerintah diperhatikan dengan penuh kecemasan oleh pemerintah Belanda. Terlebih setelah Perhimpunan Indonesia berada di bawah pimpinan Mohammad Hatta. Perhimpunan Indonesia dalam aktivitas politiknya juga menghadiri dan pertemuan publik atau forum-forum Internasional. Dari uraian di atas, penulis memiliki ketertarikan untuk mencoba mengkaji lebih dalam mengenai aktivitas politik Perhimpunan Indonesia di negeri Belanda dalam usaha mencapai cita-cita kemerdekaan Indonesia dari cengkeraman kekuasaan penjajahan Belanda. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, ada beberapa permasalahan yang dapat diidentifikasi di sini adalah sebagai berikut: 1. Aktivitas politik Perhimpunan Indonesia dalam usaha pencerminan identitas kebangsaan.

7 2. Aktivitas politik Perhimpunan Indonesia dalam usaha mencapai kemerdekaan Indonesia. 1.3 Pembatasan Masalah Agar penelitian ini tidak terlalu meluas maka penelitian ini akan dibatasi pada aktivitas politik Perhimpunan Indonesia dalam usaha mencapai kemerdekaan Indonesia. 1.4 Rumusan Masalah Sesuai dengan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apa sajakah aktivitas politik yang dilakukan Perhimpunan Indonesia di negeri Belanda dalam usaha mencapai kemerdekaan Indonesia? 1.5 Tujuan, Kegunaan dan Ruang Lingkup Penelitiaan 1.5.1 Tujuan Penelitiaan Tujuan penelitian ini merupakan jawaban dari permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas politik yang dilakukan Perhimpunan Indonesia di negeri Belanda dalam usaha mencapai kemerdekaan Indonesia. 1.5.2 Kegunaan Penelitian 1. Sebagai wacana untuk memperluas cakrawala tentang sejarah pergerakan nasional Indonesia

8 2. Untuk lebih memahami kegiatan politik yang dilakukan Perhimpunan Indonesia di negeri Belanda. 3. Sebagai tambahan materi pelajaran Sejarah Nasional Indonesia dan Umum di sma kelas IX semester genap. 1.5.3 Ruang Lingkup Penelitian Mengingat masalah tersebut cukup umum, demi menghindari kesalahpahaman dalam penelitian, maka peneliti memberikan kejelasan tentang sasaran dan tujuan peneliti mencakup beberapa hal, yakni objek penelitiannya adalah aktivitas politik Perhimpunan Indonesia. Adapun tempat penelitian di perpustakaan Unila dengan waktu penelitian tahun 2011 dan bidang ilmu dalam penelitian ini adalah ilmu Sejarah.