BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. pada tahun 1990-an berpengaruh terhadap konsep anggaran negara pada

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VII KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN REKOMENDASI. berorientasi untuk mencapai target kinerja dengan fokus outcome bukan lagi pada

BAB VII RINGKASAN, KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI. penelitian ini, keterbatasan penelitian, dan rekomendasi.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEHUTANAN. Audit Kinerja. Pedoman.

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 22/MENHUT-II/2010 TENTANG PEDOMAN AUDIT KINERJA LINGKUP KEMENTERIAN KEHUTANAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2016

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) INSPEKTORAT KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2017

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

pemeriksaan mulai dari tahap perencanaan sampai dengan tahap pelaporan.

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2017

BUPATI PAKPAK BHARAT

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

LAPORAN HASIL EVALUASI LAKIP DEPUTI BIDANG KOORDINASI KERJASAMA EKONOMI INTERNASIONAL TAHUN ANGGARAN 2015 BAB I SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

SASARAN REFORMASI BIROKRASI

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB V PENUTUP. Inspektorat Kota Padang mengenai reviu laporan keuangan untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kepemerintahan yang baik (good governance), terutama melalui

BAB VII RINGKASAN, KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN REKOMENDASI. Bab akhir dalam penelitian ini memberikan ringkasan penelitian, kesimpulan,

Dalam upaya memberi pertanggungjawaban terhadap tingkat

I N S P E K T O R A T

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD TAHUN LALU

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, maka dapat ditarik

VI. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijabarkan pada bab

BAB I PENDAHULUAN. penganut NPM karena sesuai dengan semangat NPM untuk meningkatkan

BAB VII RINGKASAN, SIMPULAN, KETERBATASAN DAN REKOMENDASI

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Bab ini akan disajikan dalam tiga bagian, yaitu bagian simpulan, keterbatasan

Rencana Kerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Kondisi Saat Ini

LAPORAN TAHUNAN INSPEKTORAT II KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2016

KATA PENGANTAR. Inspektorat Daerah Kabupaten Barru

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 88 TAHUN 2011 TENTANG

Pemerintah Kota Pagar Alam Jalan Laskar Wanita Mentarjo Komplek Perkantoran Gunung Gare

KATA PENGANTAR. Semarapura, 30 Maret 2016 Kepala Bappeda Kabupaten Klungkung, I Wayan Wasta, SE, M.Si Pembina Tk. I (IV/b) NIP

BAB VII SIMPULAN, REKOMENDASI, DAN KETERBATASAN. maka kesimpulan yang dapat ditarik dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. a. Kondisi umum Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah.

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. belum optimal, karena dari 4 fase yang harus dilakukan hanya fase mendiagnosa

DAFTAR INFORMASI PUBLIK INSPEKTORAT KABUPATEN MAGETAN

BAB VII RINGKASAN, SIMPULAN, KETERBATASAN, SARAN. dan kegiatan yang direncanakan dan diharapkan dapat mampu mendorong dalam

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KONKLUSI DAN REKOMENDASI. Bab V berisi mengenai kesimpulan yang diambil dari hasil penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Tinjauan pustaka yang digunakan dalam penelitian ini berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan dan pengeluaran yang terjadi dimasa lalu (Bastian, 2010). Pada

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN EVALUASI KINERJA INSPEKTORAT KOTA SALATIGA TAHUN 2017

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. oaching

BAB VI SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi

BAB I INTRODUKSI. Bab ini merupakan pendahuluan yang berisi mengenai latar belakang

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

BAB V PENUTUP. pelaksanaan kegiatan di KJM telah menerapkan unsur-unsur SPI di dalamnya. Hal

kapasitas riil keuangan daerah dapat dilihat pada tabel berikut:

BAB IV PENUTUP PENUTUP

Penilaian Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Melalui Indikator Kinerja Utama

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PADANG LAWAS UTARA,

Arsip Nasional Republik Indonesia

Ditetapkan di Banyuwangi Pada tanggal 24 April 2015 BUPATI BANYUWANGI, Ttd. H. ABDULLAH AZWAR ANAS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA,

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 86 TAHUN 2012 TENTANG STANDAR AUDIT APARAT PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH (APIP) KABUPATEN BADUNG

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Tujuan dari penelitian ini ialah menganalisis faktor-faktor penyebab

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 92 TAHUN 2014 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERN GUBERNUR JAWA TIMUR,

BAB I PENDAHULUAN. pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, motivasi penelitian, kontribusi penelitian,

PEMERINTAH KOTA DENPASAR INSPEKTORAT Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Analisis atas..., Desi Intan Anggraheni, FE UI, 2010.

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotis

BAB III OBJEK PENELITIAN

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa

BAB V SIM PULAN DAN SARAN. Keterbatasan sumber daya yang dimiliki oleh pemerintah, menyebabkan pemerintah harus melakukan perencanaan dan penganggaran

BAB I PENDAHULUAN. akuntabel serta penyelenggaraan negara yang bersih dari unsur-unsur KKN untuk

INDIKATOR KINERJA UTAMA INSPEKTORAT KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

NOMOR : 15 TAHUN 2010

SIMPULM, IMPLIKASI DAN KETERBATASAN

BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Bab ini berisi kesimpulan dari penelitian, kemudian berdasarkan kesimpulan

Tabel 2.1 Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah KATA PENGANTAR

INFORMASI KINERJA. No Tujuan Capaian Kinerja

LAPORAN HASIL EVALUASI LAKIP DEPUTI BIDANG KOORDINASI PENGELOLAAN ENERGI, SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP TAHUN ANGGARAN 2015

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT KOTA BLITAR TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Birokrasi yang berbelit dan kurang akomodatif terhadap gerak ekonomi mulai

HASIL EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI TAHUN No Komponen Bobot Capaian Organisasi. A. Perencanaan Kinerja 35 15,44

PENGUKURAN KINERJA DAN EVALUASI KINERJA DALAM SAKIP

INSPEKTORAT KOTA BLITAR TAHUN 2016

RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018

BAB 5 KONKLUSI DAN REKOMENDASI. Keberhasilan pengelolaan anggaran pemerintah daerah dapat dinilai

enyusunann Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Tahun 2016

erbitnya Peraturan Pemerintah RI nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem melakukan pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara dan pembina

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015

BAB 6 SIMPULAN DAN REKOMENDASI

FORMULIR EVALUASI HASIL RENJA PD KABUPATEN BARRU PERANGKAT DAERAH : PERIODE PELAKSANAAN TAHUN 2017 SAMPAI DENGAN SEMESTER I. Kab.

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. Terpadu Puskesmas (SP2TP) ditetapkan melalui Surat Keputusan MENKES/SK/II/1981.

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL

PETUNJUK PELAKSANAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PUSAT KERJASAMA LUAR NEGERI

Transkripsi:

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1. Simpulan Paradigma baru New Public Management (NPM) yang baru muncul pada tahun 1990-an berpengaruh terhadap konsep anggaran negara pada umumnya. Salah satu pengaruhnya adalah terjadinya perubahan sistem anggaran tradisional menjadi anggaran yang lebih berorientasi pada target kinerja dengan fokus outcome bukan lagi pada kebijakan. Anggaran berbasis kinerja merupakan sebuah pendekatan dalam sistem penganggaran yang memperhatikan keterkaitan antara pendanaan dengan keluaran dan hasil yang diharapkan, termasuk efisiensi dalam pencapaian hasil dan keluaran tersebut. Karakteristik utama anggaran berbasis kinerja adalah anggaran yang disusun dengan memperhatikan keterkaitan antara input, output, dan outcome sehingga dapat memberikan informasi mengenai efektivitas dan efisiensi pelaksanaan setiap kegiatan. Penerapan anggaran berbasis kinerja diharapkan dapat memberikan informasi kinerja atas pelaksanaan suatu program/kegiatan pada suatu SKPD, serta dampak atau hasilnya yang dapat langsung dirasakan oleh masyarakat luas. Sebelum melakukan wawancara, penulis melakukan pengamatan awal bahwa anggaran berbasis kinerja sudah mulai diterapkan di Kabupaten Balangan, namun belum maksimal. Sedangkan untuk audit kinerja memang 91

belum pernah dilakukan baik oleh BPK maupun APIP di lingkungan Pemerintah Kabupaten Balangan. Hasil analisis ini bertujuan untuk mengidentifikasi mengenai berbagai kendala dan permasalahan yang dihadapi, capaian, kesiapan lembaga dalam penerapan Anggaran Berbasis Kinerja pada Pemerintah Kabupaten Balangan dan mencari solusi cara mengatasi kendala serta permasalahan yang ada. Pertanyaan yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah kendalakendala apa yang ada dan cara mengatasinya serta kesiapan lembaga dalam memaksimalkan pelaksanaan sistem penganggaran berbasis kinerja di Pemerintah Kabupaten Balangan. Untuk menjawab pertanyaan penelitian dalam penerapan anggaran berbasis kinerja, maka atas hasil penelusuran dokumen selanjutnya dilakukan wawancara kepada pihak yang terlibat dalam penyusunan anggaran berbasis kinerja di Pemerintah Kabupaten Balangan. Kemudian dari hasil analisis penerapan Anggaran Berbasis Kinerja pada Pemerintah Kabupaten Balangan, disusunlah suatu simpulan dengan mengemukakan keterbatasan penelitian dan selanjutnya penulis mencoba menyampaikan saran-saran perbaikan kepada Pemerintah Kabupaten Balangan. Untuk lebih jelasnya akan ditunjukkan dalam akumulasi analisis data yang dapat dilihat dalam tabel 5.1 pada Lampiran 3. Berdasarkan hasil analisis terhadap kondisi yang dijumpai dalam penelitian seperti dibahas dalam bab sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 92

1. Secara umum sebagian besar pegawai bagian perencanaan dan penganggaran di Pemkab Balangan sudah memahami makna Anggaran Berbasis Kinerja, yaitu anggaran yang berorientasi hasil/outcome. 2. Sejauh ini Pemerintah Kabupaten Balangan sudah menerapkan Anggaran Berbasis Kinerja walaupun hasilnya belum maksimal karena terdapat kendala-kendala a. Pada tahap perencanaan sebagian besar pegawai mengetahui makna perencanaan tetapi masih ada rencana yang bersifat penugasan dari Pemerintah Pusat yang harus dilaksanakan, padahal kegiatan tersebut belum terakomodir di dalam RPJMD Kabupaten Balangan. b. Pada tahap pelaksanaan anggaran lebih dari setengah pegawai mengetahui pelaksanaan anggaran tetapi masih ada anggaran yang tidak dilaksanakan karena terkendala waktu, kenaikan harga, kendala administratif. c. Pada tahap pelaporan hampir seluruh pegawai mengetahui tetapi pada realisasinya masih sering terjadi keterlambatan pelaporan dikarenakan keterlambatan pertanggungjawaban kegiatan dari PPTKnya. 3. Dalam mengatasi kendala-kendala tersebut Pemerintah Kabupaten Balangan juga belum maksimal mengimplementasikan teknis anggaran berbasis kinerja dengan baik karena: 93

a. Dalam kegiatan monitoring dan evaluasi seharusnya ada penanggungjawab setiap kegiatan, sehingga tidak ada saling lempar tanggungjawab. b. Perlunya sistem penghargaan dan sanksi untuk lebih memacu kinerja pegawai. c. Mempertahankan komunikasi antar pegawai dan koordinasi antar bagian, bidang, atau kelompok kerja agar dapat meningkatkan kinerja pegawai. d. Perlunya dibuat peraturan semacam kode etik pegawai, agar aturan yang selama ini hanya sebatas norma dapat diterapkan sebagai dasar hukum. e. Perlunya penetapan SOP dalam menentukan Indikator Kinerja Kegiatan. 4. Kesiapan Pemerintah Kabupaten Balangan juga belum terlihat maksimal dikarenakan: a. Pemkab Balangan belum menetapkan pedoman dalam menetapkan indikator kinerja kegiatan. b. Penempatan pegawai yang kurang tepat dengan tupoksinya, perlu kembali dilakukan analisis jabatan. c. Terlalu sering melakukan rotasi pegawai, sehingga membuat kinerja pegawai kurang maksimal. d. Belum adanya komitmen yang jelas dari pimpinan dalam menetapkan kebijakan baru. 94

5.2. Keterbatasan Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2016. Pada bulan tersebut Pemerintah Kabupaten Balangan sedang melaksanakan assessment untuk para pejabat Eselon II dan III, sehingga ada beberapa target informan yang tidak dapat diwawancarai karena terkendala kesibukan. Penelitian dilakukan dengan proses wawancara kepada para pegawai yang terlibat langsung dalam proses perencanaan maupun penganggaran sehingga diyakini kebenarannya. Disamping itu penelitian ini bersifat studi kasus, sehingga tidak bisa digeneralisasi untuk kondisi kasus yang berbeda. Penelitian ini belum melibatkan inspektorat kabupaten karena inspektorat baru terlibat dalam penyusunan Renstra pada tahun 2016, penelitian selanjutnya bisa melibatkan inspektorat sebagai informan dalam pelaksanaan monitoring dan evaluasi 5.3. Rekomendasi Berdasarkan simpulan hasil penelitian sebagaimana dikemukakan pada bagian sebelumnya, maka peneliti menyarankan kepada Pemerintah Kabupaten Balangan sebaiknya melakukan hal-hal sebagai berikut: 1. Perlunya pembuatan petunjuk operasional kegiatan yang rinci mengenai pelaksanaan anggaran berbasis kinerja. 2. Perlunya sosialisasi untuk seluruh pegawai tentang anggaran berbasis kinerja. 3. Perlunya penetapan SOP untuk seluruh Indikator Kinerja Kegiatan. 4. Perlunya penanggung jawab dalam monitoring dan evaluasi. 95

5. Perlunya komitmen dan arahan pimpinan di semua level dalam pelaksanaan anggaran berbasis kinerja 6. Perlunya sistem penghargaan dan sanksi. 7. Perlunya dibuat peraturan semacam kode etik pegawai di lingkungan kerja untuk memberikan patokan mana yang dapat diberi penghargaan atau sanksi, dan juga hal-hal apa yang boleh dan tidak boleh dikerjakan. 8. Perlunya mengadakan pengembangan pengetahuan pegawai dengan pelaksanaan diklat teknis. 96