BAB 5 KONKLUSI DAN REKOMENDASI. Keberhasilan pengelolaan anggaran pemerintah daerah dapat dinilai

Transkripsi

1 BAB 5 KONKLUSI DAN REKOMENDASI 5.1 Ringkasan Keberhasilan pengelolaan anggaran pemerintah daerah dapat dinilai dari kinerja penyerapan anggarannya. Penyerapan anggaran yang tepat waktu dapat mewujudkan belanja yang berkualitas sehingga dapat mendorong pertumbuhan perekonomian demi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Anggaran yang semakin cepat diserap maka kegiatan ekonomi akan semakin cepat berjalan. Permasalahan yang masih terjadi terkait penyerapan anggaran yaitu penyerapan anggaran belanja yang rendah di awal tahun dan menumpuk di akhir tahun anggaran. Penyerapan anggaran belanja yang lambat dan menumpuk di akhir tahun mengakibatkan harapan adanya stimulus dari belanja pemerintah sebagai penggerak perekonomian menjadi tertunda. Keberhasilan pelaksanaan anggaran juga memerlukan adanya sebuah pengawasan keuangan. Dengan adanya pengawasan, penyimpangan yang mungkin terjadi diharapkan dapat segera dikenali dan ditentukan tindakan koreksi yang diperlukan. Aparatur pengawas diharapkan mampu mengawal penyerapan anggaran untuk mencegah penyerapan anggaran yang tiba-tiba meningkat pesat pada akhir tahun. Penelitian ini ialah penelitian kualitatif yang bertujuan untuk menganalisis tingkat kecenderungan penumpukan penyerapan anggaran belanja, menganalisis faktor-faktor penyebab penumpukan penyerapan anggaran belanja pada akhir tahun, serta menganalisis segala tindakan dan 97

2 98 upaya pengawasan penyerapan anggaran belanja yang telah dilakukan Pemkab Bantul dalam rangka percepatan penyerapan anggaran. Data yang dikumpulkan yaitu data sekunder dan data primer. Data sekunder berupa data Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA), laporan realisasi anggaran per triwulan, dan data anggaran kas per triwulan. Data primer diperoleh dari hasil wawancara yang dilakukan kepada narasumber/informan dari SKPD yang terpilih menjadi partisipan. Wawancara dilakukan kepada pejabat pelaksana teknis kegiatan, kasubbag keuangan, dan pelaksana teknis kegiatan pada DPPKAD, RSUD Panembahan Senopati, Dispertahut, Disperindagkop, Dikdas, dan Dikmenof. Dalam hal pengawasan, wawancara dilakukan kepada pejabat dan aparatur pengawas di Inspektorat. Hasil wawancara dianalisis berdasarkan tema yang ditentukan, setelah dilakukan coding data yang dibuat berdasarkan pengumpulan dan segmentasi kalimatkalimat atau paragraf-paragraf untuk dapat menjawab pertanyaan penelitian. Selanjutnya, peneliti membuat hasil penelitian, konklusi, dan berusaha memberikan kontribusi solusi dan rekomendasi kepada pihakpihak terkait atas permasalahan penelitian. 5.2 Konklusi Berdasarkan hasil analisis dan diskusi pada Bab IV di atas dapat disimpulkan hal-hal berikut ini. 1. Pola pencairan anggaran belanja di Pemerintah Kabupaten Bantul masih mengalami penumpukan penyerapan anggaran belanja di akhir tahun. Penumpukan penyerapan anggaran tersebut dialami oleh sebagian besar SKPD di Pemerintah Kabupaten Bantul. Berdasarkan

3 99 kriteria pemilihan partisipan diperoleh enam SKPD yang menjadi partisipan yaitu DPPKAD, RSUD Panembahan Senopati, Dispertahut, Disperindagkop, Dikdas, dan Dikmenof. Penyerapan anggaran pada triwulan satu sampai dengan triwulan ketiga cenderung rendah. Tingkat penumpukan penyerapan anggaran belanja terbesar terjadi pada triwulan keempat. Tingkat penyerapan anggaran per jenis belanja cenderung rendah di awal tahun sampai dengan akhir triwulan ketiga dan tidak sesuai dengan rencana penarikan kasnya sehingga menumpuk penyerapannya di triwulan keempat. Masing-masing jenis belanja pada keenam SKPD mengalami penumpukan penyerapan anggaran di akhir tahun, baik pada belanja pegawai, belanja barang jasa, maupun pada belanja modalnya. 2. Kecenderungan penumpukan penyerapan anggaran belanja di akhir tahun anggaran tersebut disebabkan oleh faktor-faktor berikut. a) Perencanaan anggaran yang meliputi penyusunan rencana kegiatan anggaran yang kurang baik, penyusunan rencana penarikan kas yang kurang tepat dan cermat, adanya perubahan anggaran yang menimbulkan kegiatan baru, keterlambatan pengesahan APBD, serta keterlambatan pengesahan APBD-P. b) Pelaksanaan dan penatausahaan anggaran yang meliputi pelaksanaan kegiatan tidak sesuai dengan jadwal rencana penarikan kas dalam anggaran kas, adanya revisi anggaran di tahun berjalan, belum adanya uang persediaan di awal tahun, keadaan yang menyebabkan perubahan harga, ketakutan dan kehati-hatian dalam

4 100 menggunakan anggaran, serta kelengkapan administrasi SPJ dan faktor eksternal. c) Pengadaan barang dan jasa yang meliputi lamanya proses pengadaan barang jasa, ketakutan pejabat pengadaan terhadap aparat pemeriksa, kurangnya pejabat pengadaan yang bersertifikasi, serta kehati-hatian dalam proses pengadaan. d) Peraturan yang meliputi terbitnya regulasi atau aturan baru UU Nomor 23 Tahun 2014 terkait pemberian hibah, petunjuk teknis kegiatan yang bersumber dari dana DAK sering terlambat dan berbeda dari perencanaan, adanya aturan penerima hibah harus masuk dalam KUA dan PPAS, kurangnya pemahaman terhadap aturan, adanya aturan batas waktu pengajuan pencairan, serta adanya aturan evaluasi kembali dana DAK dari pemerintah pusat. e) Sumber daya manusia (SDM) yang meliputi terbatasnya SDM dengan beban pekerjaan yang besar, kurangnya komitmen pelaksana, kurangnya kompetensi pegawai, kebiasaan menunda pekerjaan dan pencairan anggaran, serta perangkapan pekerjaan. Faktor SDM tidak terlalu signifikan memengaruhi penumpukan penyerapan anggaran belanja di akhir tahun. Faktor penyebab paling memengaruhi penumpukan penyerapan anggaran belanja yaitu penyusunan rencana kegiatan anggaran yang kurang baik. Faktor perencanaan anggaran tersebut menjadi penyebab paling signifikan karena perencanaan anggaran merupakan tahap awal SKPD menyusun rencana kegiatannya. Penyusunan perencanaan

5 101 anggaran yang kurang tepat dan cermat dapat mengakibatkan pelaksanaan kegiatan menjadi terhambat, seperti adanya revisi atau perubahan anggaran dan pelaksanaan kegiatan yang tidak sesuai dengan jadwal rencana. Faktor tersebut dapat memicu munculnya faktor-faktor penyebab penumpukan penyerapan anggaran lainnya. 3. Upaya pengawasan penyerapan anggaran yang telah dilakukan Pemerintah Kabupaten Bantul meliputi pemeriksaan reguler; evaluasi SPIP, reviu laporan keuangan, dan reviu laporan kinerja; dan upaya lainnya yaitu pendampingan keuangan, monitoring dan evaluasi, konsultasi keuangan, rapat koordinasi serapan anggaran, dan pengendalian pengadaan barang/jasa melalui ULP. Mulai tahun 2015, Pemkab Bantul menggunakan penyerapan anggaran sebagai salah satu indikator penilaian kinerja untuk memotivasi SKPD agar penyerapan anggaran dapat sesuai dengan perencanaan penarikan kas per triwulannya. Mulai tahun 2016, kegiatan reviu penyerapan anggaran dan pengadaan barang jasa dilakukan dengan menggunakan aplikasi berbasis web dari BPKP sesuai Instruksi Presiden RI Nomor 1 Tahun Kendala yang dihadapi oleh Inspektorat yaitu keterbatasan SDM dan kepadatan pekerjaan sehingga dalam melakukan pengawasan belum dapat memasuki di seluruh SKPD. Kegiatan pengawasan yang belum dilakukan oleh Inspektorat yaitu kegiatan reviu RKA.

6 Keterbatasan Keterbatasan dalam penelitian ini ialah sebagai berikut. 1. Penelitian ini menganalisis terjadinya penumpukan penyerapan anggaran belanja per triwulan dan per jenis belanja. Penelitian ini belum menganalisis penumpukan penyerapan anggaran belanja per bulan dan per rincian objek belanja karena keterbatasan data, waktu, biaya, dan peneliti sebagai instrumen penelitian. Penelitian ini juga menekankan penyerapan anggaran pada tahun anggaran Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini terbatas pada enam SKPD yaitu DPPKAD, RSUD Panembahan Senopati, Dispertahut, Disperindagkop, Dikdas, dan Dikmenof sebagai perwakilan dalam menjawab pertanyaan penelitian. 3. Penelitian ini tidak mengaitkan dengan hal lainnya, seperti belum mengeksplorasi keterkaitan penumpukan penyerapan anggaran belanja dengan pengukuran/penilaian kinerja SKPD dan belum mengeksplorasi keterkaitan penyerapan anggaran belanja dengan penerapan teori ekonomi politik menurut Bagwell dan Staiger (1999). 4. Penelitian ini hanya mengeksplorasi upaya-upaya pengawasan penyerapan anggaran dan belum menganalisis tingkat efektivitas pengawasan tersebut dalam mengawal penyerapan anggaran belanja agar tidak terjadi penumpukan penyerapan anggaran belanja di akhir tahun.

7 Rekomendasi Berdasarkan simpulan penelitian di atas, rekomendasi yang dapat diberikan yaitu sebagai berikut. 1. Rekomendasi kepada SKPD yaitu menyusun rencana anggaran secara tepat dan cermat sesuai dengan skala prioritas; menyusun rencana penarikan kas secara tepat dan cermat sesuai dengan jadwal rencana pelaksanaan kegiatan anggaran; melaksanakan dan mematuhi setiap rencana yang telah disusun, baik rencana kegiatan maupun rencana penarikan kasnya; tidak menunda proses pencairan anggaran; tidak menunda pelaksanaan proses pengadaan barang dan jasa terutama untuk kegiatan yang memerlukan pelelangan; meningkatkan kompetensi pegawai dengan mengikuti pelatihan yang memuat studi kasus dan praktiknya; meningkatkan jumlah pegawai yang berkompetensi pengelola keuangan dan tidak membebaninya dengan memberikan perangkapan pekerjaan lain; selalu berkoordinasi antara perencana dan pelaksana; sosialisasi aturan terbaru secara tepat waktu; pemberlakuan reward punishment; memiliki komitmen dan integritas tinggi dalam pengelolaan keuangan; dan melaksanakan reviu RKA. 2. Rekomendasi kepada Pemerintah Kabupaten Bantul yaitu menyusun kebijakan yang tegas terkait pemberian reward and punishment atas kinerja penyerapan anggaran SKPD dan menyusun petunjuk teknis pelaksanaan reviu RKA-SKPD. 3. Rekomendasi kepada Pemerintah Pusat yaitu petunjuk teknis dana DAK dari pusat sebaiknya dapat diterimakan kepada pemerintah daerah di

8 104 awal tahun atau petunjuk teknis turun di tahun berjalan untuk pelaksanaan kegiatan tahun berikutnya serta petunjuk teknis sedapat mungkin sebaiknya dapat disesuaikan dengan proposal usulan kebutuhan kegiatan yang telah diajukan oleh pemda.