BAB VI REFLEKSI PENDAMPINGAN BERBASIS ASET

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VI REFLEKSI PENDAMPINGAN BERBASIS ASET KAMPUNG PENELEH. Pendampingan masyarakat Peneleh dalam memanfaatkan aset yang

BAB VII REFLEKSI PENDAMPINGAN BERBASIS ASET TENTANG PEDULI DARI POLUSI PENCEMARAN LINGKUNGAN

BAB V REFLEKSI PENDAMPINGAN BERBASIS ASET KELOMPOK PEDAGANG KLONTONG

BAB V HASIL PENDAMPINGAN MASYARAKAT

BAB VII RELFEKSI PENDAMPINGAN BERBASIS ASSET

BAB VI MENGEMBANGKAN ASET MENUMBUHKAN PERUBAHAN. A. Aksi Pendampingan Masyarakat Petani Tambak

BAB VI REFLEKSI PENDAMPINGAN PEMUDA

BUKU PEGANGAN PELATIH MASYARAKAT PENINGKATAN KUALITAS KEGIATAN KESEHATAN DALAM PNPM MANDIRI PERDESAAN

BAB V HASIL PENDAMPINGAN BERBASIS ASET. A. Manfaat yang didapat Masyarakat Menuju Perubahan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. modal sosial menempati posisi penting dalam upaya-upaya. pemberdayaan dan modal sosial, namun bagaimanapun unsur-unsur

BAB III METODOLOGI PENDAMPINGAN. Sehingga terjalin hubungan yang baik dan setara. Inkulturasi dengan

BAB III METODE DAN STRATEGI PENDAMPINGAN. PAR (Participatory Action Research). Metode PAR (Participatory Action

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari seluruh pembahasan sebelumnya, maka kajian tentang pemberdayaan

BAB III METODE PENELITIAN AKSI PARTISIPATIF. Participatory Action Research (PAR). Metodologi tersebut dilakukan dengan

BAB III METODE PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN. PAR ini adalah kepanjangan dari Participatory Action Research. Pendekatan PAR

BAB VI MEMBANGUN KESADARAN MENANAM SAYUR

maka terbentuklah komunitas pendidikan baca Al-qur an sebagai media

BAB VI DINAMIKA PROSES PENDAMPINGAN. melakukan pendampingan yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah

BAB V POTRET BURAM PEREMPUAN DAN LINGKUNGAN MASYARAKAT WONOREJO. A. Profil Gerakan Perempuan dan Lingkungan Hidup di Wonorejo

Written by Robinson Putra Wednesday, 16 January :51 - Last Updated Tuesday, 05 February :32

Mengidentifikasi fokus pendampingan. Melaksanakan pendampingan sesuai kaidah pendampingan yang baik.

BAB IV PROSES PENDAMPINGAN MASYARAKAT AGROWISATA DESA NGRINGINREJO. A. Pendampingan Masyarakat Petani Agrowisata

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PROGRAM DALAM MENGATASI KETIMPANGAN TINGKAT PERKEMBANGAN KUBE

BAB I PENDAHULUAN. pelangsungan berbahasa Indonesia. Termasuk di dalam kegiatan pelangsungan berbahasa

RANCANGAN PROGRAM RENCANA AKSI PENGEMBANGAN KBU PKBM MITRA MANDIRI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Manusia pada hakikatnya merupakan makhluk sosial, karena dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SITUASI SULIT SAAT MEMFASILITASI

BAB III METODE PENELITIAN. jaraknya kurang lebih 30 km dari pusat Kabupaten Trenggalek. Keberadaan

BAB VII CATATAN SEBUAH REFLEKSI

BAB VI CATATAN SEBUAH REFLEKSI

BAB VI MENUJU DESA TANGGUH BENCANA MELALUI PEMBENTUKAN KOMUNITAS TARUNA SIAGA BENCANA

BAB VII REFLEKSI TEORITIK. berkaitan. Menurut buku pemberdayaan masyarakat. terdapat dua kunci yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan Penelitian untuk Pendampingan. Penelitian ini menggunakan pendekatan Participatory Action Research

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta, 2009, hlm Arif Rohman, Memahami Pendidikan & Ilmu Pendidikan, LaksBang Media Tama,

BAB I PENDAHULUAN. (Abdulhak, 2007 : 52). Kualitas pendidikan anak usia dini inilah yang

BAB 1 PENDAHULUAN. pekerjaan, karena usaha ini dapat menyerap tenaga kerja dari masyarakat pedesaan,

BAB VII AKSI BERSAMA MENUJU MASANGAN BEBAS NARKOBA

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

BAB VII REFLEKSI TEORITIS A. ANALISIS TEORI PRESPEKTIF TEORI PEMBERDAYAAN. menggunakan teori pemberdayaan. Dalam konsep pemberdayaan, manusia adalah

BAB III METODE RISET AKSI PARTISIPATIF. Pada proses pendampingan yang telah dilakukan di Dusun Satu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE KAJIAN

ALL ABOUT THE DUGARCREATIVE

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan Penelitian untuk Pendampingan. Kabupaten lamongan ini secara umum memakai pendekatan PAR.

DAFTAR ISI. COVER DALAM... i. HALAMAN PERSETUJUAN... ii. HALAMAN PENGESAHAN... iii. PERNYATAAN KEASLIAN... iv. MOTTO... v. PERSEMBAHAN...

Bab III METODE DAN STRATEGI PENDAMPINGAN. metode dalam cara kerja PAR (Participatory Action Research). Pada dasarnya, PAR merupakan

BAB VI ANALISA DAN REFLEKSI. A. Kemandirian Nelayan Terbebas Dari Bayang-Bayang Mini Trawl

BAB VI REFLEKSI HASIL PENDAMPINGAN BERSAMA KELOMPOK TANI

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PADA BIDANG STUDI IPS MATERI BENUA AFRIKA DENGAN PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION

BAB I PENDAHULUAN. lain. Pada masyarakat modern dikenal dua macam cara berkomunikasi, yaitu. menulis dan membaca merupakan komunikasi tertulis.

BAB VI DINAMIKA PROSES PEMECAHAN MASALAH DAN PERENCANAAN PROGRAM. program atau proyek kemasyarakatan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumber daya manusia untuk membangun bangsa dan negara.

BAB II METODOLOGI PENDAMPINGAN A. PENGERTIAN PARTICIPATORY ACTION RESEARCH. Participatory Action Research (PAR). Dalam buku Jalan Lain, Dr.

PANDUAN FOCUS GROUP DISCUSSION

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Bojonegoro. Desa Tlogoagung ini desa yang berada ditengah-tengah

BAB VI PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENCIPTAKAN PERUBAHAN

BAB I PENDAHULUAN. menjangkau kalangan bawah. Masyarakat di sekitar obyek-obyek wisata

BAB I PENDAHULUAN. berpikir dan berupaya para pemerhati pendidikan merupakan hal yang bersifat. tantangan zaman dalam era globalisasi ini.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan integrasi dari berbagai cabang Ilmu Sosial. Supardi (2011: 183)

BAB V POLA KOMUNIKASI DALAM JAMAAH PRODUKSI SPPQT. 5.1 Jamaah Produksi dan Wacana Pertanian Modern

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PERATURAN DESA KALIJAGA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran matematika, selain dari faktor keaktifan, faktor

2015 PENERAPAN TEKNIK THINK-TALK-WRITE (TTW) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS TANGGAPAN DESKRIPTIF

BAB VI PROSES PENDAMPINGAN PEREMPUAN WONOREJO. selaku RW 01 Wonorejo. Pendamping memperkenalkan diri dan

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN

BAB V MEMBONGKAR YANG MEMBELENGGU. A. Pembentukan Kelembagaan Perempuan Buruh Tani

Dr. Diena M. Lemy, A.Par., M.M. Theodosia C. Nathalia, S.ST. Par., M.M.

BAB IV REFLEKSI PENDAMPINGAN RUKUN NELAYAN KRANJI. pelajaran dalam kehidupan sehari-hari baik untuk bertingkahlaku maupun untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Menurut Djamarah (2000: 22) Pendidikan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Setelah meilhat beberapa penjelasan mengenai yang terjadi di wilayah Desa Jagoi Babang, ada beberapa

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. dikemukakan pada bab sebelumnya, dapat diambil beberapa kesimpulan yang

MENGELOLA DESA SECARA PARTISIPATIF REFLEKSI STUDI BANDING DESA MUARA WAHAU KE WILAYAH DIY. Oleh: Sri Purwani Konsultan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan bukan sekedar memberikan pengetahuan, nilai-nilai atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembukaan Undang undang Dasar Negara Republik Indonesia

BAB IV PROSES MEWUJUDKAN EFEKTIFITAS POKMAS. untuk mengenali keadaan fisik maupun non fisik di sekitar masyarakat

BAB III METODE RISET DAN PENDAMPINGAN A. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN UNTUK PENDAMPINGAN

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari dan juga membutuhkan bantuan

BAB I PENDAHULUAN. masa sekarang menuju masa depan dengan nilai-nilai, visi, misi dan strategi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PERANAN PERGURUAN TINGGI DALAM RANGKA PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA DAN KELEMBAGAAN POSYANTEK ABSTRAK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II METODOLOGI PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Dusun Srowolan adalah salah satu Dusun di Desa Purwobinangun, UKDW

BAB I PENDAHULUAN. besar dalam mengumpulkan zakat sehingga jumlah zakat yang terkumpul. dapat membantu pemerintah mengentaskan kemiskinan.

BAB I PENDAHULUAN. informal dalam keluarga, komunitas suatu suku, atau suatu wilayah.

BAB V MENOREH HARAPAN MENGGAPAI CITA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemungutan Pajak Daerah dalam upaya peningkatan Pendapatan Asli

BAB IV ANALISIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SMP ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG

PEMBAHASAN. Persepsi Anggota Tentang Peranan Pemimpin Kelompok. Tabel 12 menunjukkan bahwa persepsi anggota kelompok tentang peranan

BAB III METODE PENELITIAN

PAKET PELATIHAN PENGANTAR SAINS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Administrasi Perkantoran SMK Kristen Salatiga, peneliti berhasil

BAB I PENDAHULUAN. mengarahkan pendidikan menuju kualitas yang lebih baik. Berbagai. Satuan Pendidikan adalah kurikulum operasional yang disusun,

BAB II METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

BAB VI REFLEKSI PENDAMPINGAN BERBASIS ASET A. Kegunaan Teoritis Selama melakukan pendampingan di lapangan, banyak sekali pengalaman dan tantangan yang di dapat selama pendampingan agrowisata. Selama kegiatan pendampingan berlangsung fasilitator banyak mendapatkan pelajaran baru dari segi sosial yang dapat menciptakan suasana kekeluargaan dan membaur bersama masyarakat. Langkah awal sebelum melakukan pendampingan, sebaiknya terlebih dahulu membangun kepercayaan dengan masyarakat Desa Ngringinrejo, namun sangatlah tidak mudah dalam hal membangun kepercayaan kepada masyarakat agar mereka bisa langsung menerima kedatangan orang baru di lingkungan mereka. Untuk membangun kepercayaan itu pendamping harus sering melakukan interaksi dan pengenalan diri terhadap masyarakat sekitar agrowisata. Setelah menjalin hubungan sacara baik, kemudian dilakukan pendampingan dan mengajak berdiskusi bersama masyarakat petani agrowisata. Awal pendampingan ini fasilitator mencoba berinteraksi dengan Bapak Syafi i yang kebetulan kepala Desa selaku pengelola tempat agrowisata. Agar bisa masuk dan membaur dengan warga petani agrowisata dengan baik dan mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Fasilitator tidak membutuhkan waktu lama untuk berbaur, tahap awal yang dilakukan fasilitator yakni mulai menggalih informasi mengenai potensi yang ada di lingkungan sekitar agrowisata. Lalu beberapa harinya, kami bersama 69 local leader melakukan pengamatan kondisi sesungguhnya di situs bersejarah itu, kami melanjutkan pembicaraan dan mengali informasi secara mendalam.

Peran fasilitator disini hanya sebagai pembuka jalan untuk menuju kepada keinginan mereka dan berusaha membuka pikiran mereka agar tetap dalam rencana mereka. Melalui diskusi-diskusi kecil bersama, fasilitator mendampingi masyarakat untuk dapat menggali potensi yang dimilikinya. Proses tersebut merupakan FGD (Focus Discussion Group) yang memberikan fasilitas kepada masyarakat agar mereka saling berdiskusi membuka jalan pikiran mereka dan mengembangkannya, agar nantinya bisa tercapai impian mereka. Untuk menfaatkan aset yang ada di agrowisata yaitu dengan mengelolah belimbing menjadi makanan ataupun minumanan agar masyarakat sadar bahwa itu semua merupakan usaha untuk meningkatkan ekonomi dan masyarakat sadar akan dampak positif yang ditimbulkan jika dikelola menjadi oleh-oleh wisatawan yang di agrowisata. Di dalam pendampingan terdapat kendala sebenarnya menjadi suatu tantangan bagi fasilitator untuk bagaimana menghadapinya. Apalagi pemikiran tersebut sudah mengakar lama dan sudah menjadi kebiasaan di masyarakat. Maka dari itu dengan mendampingi masyarakat secara ketelatenan dan kerjasama bersama masyarakat, akhirnya pemuda bersama warga desa Ngringinrejo mulai membuka pikiran mereka dan mau ikut serta dalam diskusi untuk mengetahui potensi-potensi yang bisa dikembangkan agar semuanya tidak berhenti sampai disitu, dan dapat berlanjut untuk kedepannya. Kegiatan diskusi ini perlu penyesuaian waktu dengan masyarakat khususnya para ibu-ibu PKK yang berperan penting dalam diskusi ini agar mereka bisa mengikuti diskusi ini. Pendampingan yang sudah dilakukan tidak hanya sekedar pendampingan setelah itu selesai, tidak hanya menulis laporan saja. Oleh karena itu fasilitator memiliki memiliki Local leader selanjutnya yang akan menggerakkan masayarakat khususnya petani agrowisata, hal ini akan adanya keberlanjutan program yang

diberikan pendampingan yang bisa berkerja sama nantinya dalam musyawarah dengan masyarakat lainnya. Merubah mindset masyarakat Desa Ngringinrejo dalam peningkatan ekonomi melalui aset yang dimiliki berupa olahan Belimbing, sudah direalisasikan oleh pemiliknya yang nantinya akan dirasakan sendiri pemanfaatan yang sudah dilakukam dari pengelolahaan belimbing. Berdasarkan dalam FGD pendapat yang sudah dikemukakan dalam kesepakatan bersama yakni ingin membangun usaha dari olahan Belimbing untuk meningkatkan ekonomi. Semua pendampingan ini bukan akhir proses yang telah dilakukan melainkan awal dari proses yang baru dilakukan, sebelum masyarakat nantinya betul-betul merasakan apa yang dilakukan ini membuahkan hasil keuntungan yang akan dirasakan oleh dirinya sendiri. Pada intinya dari proses pendampingan yakni mereka mengetahui akan aset yang dimilikinya untuk tidak mengabaikannya, dan bisa memanfaatkan dengan sebaik mungkin untuk merubah kehidupan yang lebih progresif. B. Kegunaan Praktis atau Empiris Peran fasilitator adalah seseorang yang membantu sekelompok masyarakat untuk memahami tujuan bersama dan membantu mereka untuk membuat rencana yang ingin dicapai, dan fasilitator tidak mengambil peran penting penting didalam diskusi, hanya sebagai pendukung saja. Fasilitator hanya memiliki peran sebagai penumbuh rasa kepercayaan diri terhadap langkah ataurencana yang diinginkan serta menumbuhkan rasa kepemilikan aset dan potensi disekitar Agrowisata agar mereka bisa melakukan lebih dari sebelumnya. Dalam pengembangan masyarakat ada gagasan perubahan bawah atau button up. Gagasan menghargai pengetahuan, keterampilan, kebudayaan, sumber daya dan

proses-proses local adalah penting. Disini yang dimaksud dengan menggunakan pendekatan botton up adalah untuk mencari minat, bakat, kemauan, dan aset yang dia punya. Pengertian gampangnya adalah pemberdayaan yang dilakukan dan dimulai dari apa yang mereka miliki dan apa yang ada di dalam diri mereka, potensi yang dimiliki adalah sebuah aset yang harus dikembangkan agar mereka tidak melakukan proses lama dalam memahami sesuatu karena pada dasarnya mereka memiliki, tetapi belum dimaksimalkan. Bila mengetahui aset dan potensi pada diri kita, maka akan mudah untuk melakukan usaha untuk keberlangsungan hidup dimasa kedepannya. C. Inkulturasi Fasilitator melakukan pendekatan yang lebih intens kepada Bapak Suprapto dalam melakukan pendampingan. Karna dengan pendekatan yang lebih dapat memberikan kepercayaan masyarakat ke fasilitator. Apa yang ada dilapangan tak seperti yang di bayangkan oleh fasilitator, masyarakat tidak mudah menerima usulan maupun perubahan yang tanpa adanya bukti yang nyata. Disebabkan setiap masyarakat memiliki pemikiran yang tidak sama, ada masyarakat yang tertutup, dan ada masyarakat yang bisa menerima semua keadaan yang ada. Pendekatan yang dilakukan pun kurang mudah, karena sebelumnya fasilitator belum mengenal masyarakat desa Ngringinrejo. Dalam urusan administrasi fasilitator hanya membawa surat dari Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) yang ditujukan untuk kepala Desa Ngringinrejo. Fasilitator pun menjelaskan tujuan dari pendampingan masyarakat melalui aset agrowisata, dan beliau hanya mendukung yang terbaik bagi kelangsungan masyarakat.alasan kenapa ingin melakukan pendampingan masyarakat petani

agrowisata Kec. Ngringinrejo, Kab. Bojonegoro. Karena agrowisata banyak aset dan potensi yang mereka miliki agar bisa menjadi lebih baik untuk dikembangkan. Pemuda dan masyarakat sekitar seharusnya dapat memanfaatkan kondisi yang ada disekitar lingkungannya. Dan pemuda berperan penting dalam meningkatkan jiwa sosial dan ekonomi yang ada di desa. D. Peran Fasilitator Fasilitator adalah seseorang yang membantu sekelompok ibu-ibu PKK untuk memahami tujuan bersama dan membantu mereka untuk membuat rencana, guna mencapai tujuan yang dinginkan bersama tanpa mengambil posisi tertentu dalam suatu diskusi. Sebagai fasilitator kita tidak boleh memaksakan kehendak dan bukan kita yang menyelesaikannya masalah mereka. Akan tetapi peran fasilitator disini yaitu membangkitkan motivasi dan rangsangan dengan pengenalan isu-isu yang ada disekitar, menganalisis (melakukan identifikasi atas alternative-alternative yang dikemukakan oleh masyarakat dan juga dapat memberikan masukan-masukan). Kita hanya bisa berusaha untuk memahami permasalahan mereka dan menumbuhkan kegiatan masyarakat untuk melakukan perubahan. Fasilitator dan metode-motedo pemberdayaan masyarakat ini dibutuhkan pertama kali dalam kerja pendampingan. Pada tanggal 15 juli fasilitator dan ibu Rukayah megajak ibu-ibu yang berada di Desa Ngringinrejo untuk diskusi bersama atau FGD (Forum Group Discasion) yang berbarengan dengan acara membuat kripik Belimbing. Karena tanpa dibarengi dengan ibu-ibu yang berkumpul maka susah untuk di ajak berdiskusi, fasilitator mempersilahkan mengutarakan apa yang dikeluhkan para warga.

Masyarakat Ngringinrejo terkenal dengan wisata Belimbing, karena hampir satu dusun masyarakatnya petani Belimbing. Dari hasil diskusi tanggal 15 Juli 2016 masyarakat sepakat untuk menghidupkan kembali atau membuat olahan belimbing untuk dijadikan makanan atau kuliner khas Bojonegoro atau desa wisata Ngringinrejo. Dan membuat toko atau tempat khusus makanan khas Agrowisata Belimbing.