RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 154/PHPU.D-XI/2013 Tentang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Gorontalo Utara I. PARA PIHAK A. Pemohon Hi IDRUS MT MOPILI, SE. MM. Dan Drs. RISJON KUJIMAN SUNGE, M.Si. (Pasangan Calon Nomor Urut 1) Kuasa Hukum Hamzah Sidiq, SH., MH; Iwan Gunawan, SH, MH; Unoto, SH., MH; Abdul Fakhridz, SH., MH; Hedi Hudaya, SH; Arief Hidayat, SH. berdasarkan surat kuasa khusus tertanggal 2 Oktober 2013 B. Termohon Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Gorontalo Utara II. OBJEK PERMOHONAN Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Gorontalo Utara Tahun 2013 di Tingkat Kabupaten Oleh Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Gorontalo Utara, beserta Lampiran Model DB 1-KWK.KPU tentang Rekapitulasi Sertifikat Hasil Penghitungan Suara Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah kabupaten Gorontalo Utara tahun 2013 tertanggal 30 September 2013. III. KEWENANGAN MAHKAMAH KONSTITUSI 1. Berdasarkan Pasal 24C ayat (1) UUD 1945, Pasal 10 ayat (1) huruf d Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang 1
Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (UU Pemda), salah satu kewenangan konstitusional Mahkamah adalah memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum; 2. Pasal 1 angka 4 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum menentukan, Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah adalah pemilihan umum untuk memilih Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah secara langsung dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 ; 3. Pasal 236C UU Pemda menetapkan, Penanganan sengketa hasil penghitungan suara pemilihan kepala daerah oleh Mahkamah Agung dialihkan kepada Mahkamah Konstitusi paling lama 18 (delapan belas) bulan sejak undang-undang ini diundangkan. Pada tanggal 29 Oktober 2008, Ketua Mahkamah Agung dan Ketua Mahkamah Konstitusi bersama-sama telah menandatangani Berita Acara Pengalihan Wewenang Mengadili, sebagai pelaksanaan Pasal 236C UU Pemda; 4. Pasal 106 ayat (2) UU Pemda menyatakan, Keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya berkenaan dengan hasil penghitungan suara yang memengaruhi terpilihnya pasangan calon ; 5. Pasal 4 Peraturan Mahkamah Konstitusi Nomor 15 Tahun 2008 tentang Pedoman Beracara dalam Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah (PMK 15/2008) menyatakan, Objek perselisihan Pemilukada adalah hasil penghitungan suara yang ditetapkan oleh Termohon yang mempengaruhi: a. penentuan Pasangan Calon yang dapat mengikuti putaran kedua Pemilukada; atau b. terpilihnya Pasangan Calon sebagai kepala daerah dan wakil kepala daerah ; 6. Permohonan Pemohon adalah keberatan terhadap Berita Acara Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Gorontalo Utara Tahun 2013 di Tingkat Kabupaten Oleh Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Gorontalo Utara, beserta Lampiran Model DB 1-KWK.KPU tentang Rekapitulasi Sertifikat Hasil 2
Penghitungan Suara Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah kabupaten Gorontalo Utara tahun 2013, maka menurut Pemohon, Mahkamah berwenang untuk mengadili permohonan a quo; IV. KEDUDUKAN HUKUM PEMOHON (LEGAL STANDING) Pemohon adalah Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Gorontalo Utara dalam Pemilukada Tahun 2013 berdasarkan Berita Acara Nomor 025/BA/VII/2013 tentang Rapat Pleno Penetapan Pasangan Calon yang Memenuhi Syarat sebagai Peserta Pemilu Kepala daerah dan wakil Kepala Daerah Kabupaten Gorontalo Utara Tahun 2013. Oleh karena itu, menurut Pemohon, memiliki kedudukan hukum (legal standing) untuk mengajukan permohonan a quo. V. TENGGANG WAKTU PENGAJUAN PERMOHONAN Berdasarkan Pasal 5 PMK 15/2008, permohonan pembatalan penetapan hasil perhitungan suara Pemilukada diajukan ke Mahkamah paling lambat 3 (tiga) hari kerja setelah Termohon menetapkan hasil penghitungan suara Pemilukada di daerah yang bersangkutan. Hasil penghitungan suara Pemilukada Kabupaten Gorontalo Utara adalah sebagaimana Berita Acara Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Gorontalo Utara tahun 2013 di Tingkat Kabupaten Oleh Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Gorontalo Utara, beserta Lampiran Model DB 1-KWK.KPU tentang Rekapitulasi Sertifikat Hasil Penghitungan Suara Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah kabupaten Gorontalo Utara tahun 2013 tertanggal 30 September 2013, sehingga batas waktu 3 (tiga) hari kerja setelah penetapan rekapitulasi hasil penghitungan suara oleh Termohon dalam perkara a quo adalah hari Selasa, 1 Oktober 2013, Rabu, 2 Oktober 2013, dan Rabu, 3 Oktober 2013. Permohonan Pemohon diterima Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi pada hari Kamis, tanggal 3 Oktober 2013. Dengan demikian, menurut Pemohon, permohonan diajukan masih dalam tenggang waktu yang ditentukan peraturan perundang-undangan. 3
VI. ALASAN PERMOHONAN 1. Terdapat dana yang diberikan kepada Panwaslukada Kabupaten Gorontalo Utara sebesar Rp. 108.000.000,- (seratus delapan juta rupiah) oleh oknum Pemerintah daerah diluar mekanisme pencairan dana hibah yang berlaku dari Bupati Gorontalo Utara yang merupakan pasangan calon nomor urut 3; 2. Adanya keterlibatan PNS dan birokrasi Pemda Gorontalo Utara secara terstruktur, sistematis dan masif untuk memenangkan Pasangan Calon Nomor Urut 3 yang merupakan Bupati incumbent Gorontalo Utara dengan cara memerintahkan para PNS untuk meninjau persiapan TPS sekaligus memantau pelaksanaan dan Perhitungan Suara pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Gorontalo Utara tahun 2013, serta dengan cara konvoi dan sukuran yang melibatkan PNS; 3. Adanya politik uang dengan cara membagi-bagikan uang, memberikan dana bantuan sosial serta raskin untuk menggiring dan mengarahkan masyarakat untuk memilih Pasangan Calon Nomor Urut 3. VII. PETITUM 1. Mengabulkan Permohonan Pemohon untuk seluruhnya; 2. Membatalkan keputusan Termohon berupa Model DB-KWK.KPU tentang Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Gorontalo Utara tahun 2013 di Tingkat Kabupaten Oleh Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Gorontalo Utara, beserta Lampiran Model DB 1-KWK.KPU tentang Rekapitulasi Sertifikat Hasil Penghitungan Suara Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah kabupaten Gorontalo Utara tahun 2013 tertanggal 30 September 2013; 3. Membatalkan Berita Acara Nomor 125/BA/VII/2013 tentang Rapat Pleno Penetapan Pasangan Calon yang Memenuhi Syarat sebagai Peserta Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Gorontalo Utara tahun 2013; 4
4. Mendiskualifikasi Pasangan Calon Nomor Urut 3 atas nama Hi Indra Yasin, SH, MH- Drs Hi Roni Imran karena terbukti melakukan pelanggaran pemilu secara terstruktur, sistematis dan masif; 5. Memerintahkan KPU Kabupaten Gorontalo Utara untuk menyelenggarakan pemungutan suara ulang di seluruh TPS di Kabupaten Gorontalo Utara tanpa menyertakan Pasangan calon Nomor urut 3 atas nama Hi Indra Yasin, SH, MH- Drs Hi Roni Imran; Atau 1. Mengabulkan Permohonan yang dimohonkan Pemohon untuk seluruhnya; 2. Membatalkan keputusan Termohon berupa Model DB-KWK.KPU tentang Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Gorontalo Utara tahun 2013 di Tingkat Kabupaten Oleh Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Gorontalo Utara, beserta Lampiran Model DB 1-KWK.KPU tentang Rekapitulasi Sertifikat Hasil Penghitungan Suara Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah kabupaten Gorontalo Utara tahun 2013 tertanggal 30 September 2013; 3. Memerintahkan KPU Kabupaten Gorontalo Utara untuk menyelenggarakan pemungutan suara ulang di seluruh TPS di Kabupaten Gorontalo Utara Atau spabila Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi berpendapat lain mohon putusan yang seadil-adilnya (et aequo et bono) 5