RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 138/PHPU.D-XI/2013. tentang. Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah Kota Makassar

Transkripsi

1 RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 138/PHPU.D-XI/2013 Tentang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah Kota Makassar I. PARA PIHAK A. Pemohon: H. Supomo Guntur dan H. A Kadir Halid (Pasangan Calon Nomor Urut 2) Kuasa Hukum: Daniel Tonapa Masiku, S.H., dkk, berdasarkan surat kuasa khusus tertanggal 25 September 2013 B. Termohon: Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Makassar II. OBJEK PERMOHONAN Berita Acara Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara Pemilihan Umum Walikota Dan Wakil Walikota Makassar Tahun 2013 di Tingkat Kabupaten/Kota Oleh Komisi Pemilihan Umum Kota Makassar, tanggal 25 September 2013; Keputusan Komisi Pemilihan Umum Kota Makassar Nomor 99/KPTS-P.KWKMKS/KPU-MKS /Tahun 2013 tentang Penetapan dan Pengesahan Jumlah dan Presentase Perolehan Suara Sah Pasangan Calon Walikota Dan Wakil Walikota Makassar Dalam Pemilihan Umum Walikota Dan Wakil Walikota Makassar Tahun 2013, tanggal 25 September 2013; Keputusan Komisi Pemilihan Umum Kota Makassar Nomor 100/KPTSP.KWK-MKS/KPU-MKS /Tahun 2013 tentang Penetapan Pasangan Calon Walikota Dan Wakil Walikota Makassar Terpilih Dalam Pemilihan Umum Walikota Dan Wakil Walikota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013, tanggal 25 September III. KEWENANGAN MAHKAMAH KONSTITUSI 1. Pasal 24C ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945) dan Pasal 10 ayat (1) huruf d Undang-undang Nomor 24 Tahun 2003 Tentang Mahkamah Konstitusi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 24 Tahun

2 tentang Mahkamah Konstitusi, Mahkamah Konstitusi memiliki kewenangan mengaadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum; 2. Pasal 236C Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah mengatur bahwa, penanganan sengketa hasil penghitungan suara oleh Mahkamah Agung dialihkan kepada Mahkamah Konstitusi paling lambat 18 bulan sejak berlakunya Undang-Undang ini diundangkan. 3. Putusan Mahkamah Konstitusi, antara lain Putusan Nomor 41/PHPU.DVI/2008 dan Nomor 57/PHPU.D-VI/2008, bahwa Mahkamah Konstitusi tidak saja berwenang dalam memeriksa, mengadili dan memutus sengketa hasil Pemilihan Umum dan Pemilukada, tetapi juga berwenang menilai dan membela keadilan atas terjadinya pelanggaran-pelanggaran yang menyebabkan hasil penghitungan suara dalam Pemilukada dipersengketakan; 4. Berdasarkan hal-hal tersebut, maka menurut Pemohon, Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili dan memutus perkara a quo. IV. KEDUDUKAN HUKUM PEMOHON (LEGAL STANDING) Pemohon adalah Pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota dengan Nomor Urut 2 (dua) dalam Pemilukada Kota Makassar Tahun 2013 berdasarkan Keputusan KPU Kota Makassar Nomor 77/Kpts-P.KWK/KPU-MKS /Tahun 2013 tentang Penetapan Pasangan Calon Yang Memenuhi Syarat Sebagai Peserta Pemilihan Umum Walikota Dan Wakil Walikota Makassar Tahun 2013, tanggal 22 Juli 2013, dan Keputusan Komisi Pemilihan Umum Kota Makassar Nomor 79/Kpts-P.KWK/KPU-MKS /Tahun 2013 tentang Penetapan Nomor Urut Pasangan Calon Walikota Dan Wakil Walikota Makassar Tahun 2013, tanggal 25 Juli V. TENGGAT PENGAJUAN PERMOHONAN Berdasarkan Pasal 5 Peraturan Mahkamah Konstitusi Nomor 15 Tahun 2008 (PMK 15/2008) yang menentukan, Permohonan pembatalan penetapan hasil perhitungan suara Pemilukada diajukan ke Mahkamah paling lambat 3 (tiga) hari kerja setelah Termohon menetapkan hasil penghitungan suara Pemilukada di daerah yang bersangkutan. Pada hari Rabu, tanggal 25 September 2013, Termohon menerbitkan Berita Acara Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara Pemilihan Umum Walikota Dan Wakil Walikota Makassar Tahun 2013 Di Tingkat Kabupaten/Kota Oleh 2

3 Komisi Pemilihan Umum Kota Makassar tanggal 25 September 2013, dan Keputusan Komisi Pemilihan Umum Kota Makassar Nomor 100/KPTS-P.KWKMKS/KPU-MKS /Tahun 2013, tanggal 25 September 2013 tentang Penetapan Pasangan Calon Walikota Dan Wakil Walikota Makassar Terpilih Dalam Pemilihan Umum Walikota Dan Wakil Walikota Makassar Propinsi Sulawesi Selatan Tahun Bahwa dengan demikian batas waktu 3 (tiga) hari kerja setelah penetapan rekapitulasi hasil penghitungan suara oleh Termohon dalam perkara a quo adalah hari Kamis, 26 September 2013; Jumat, 27 September 2013; dan hari Senin, 30 September 2013 (Sabtu, 28 September 2013 dan Minggu, 29 September 2013, bukan hari kerja). Pemohon mendaftarkan permohonan ke Mahkamah Konstitusi pada hari Senin, 30 September Dengan demikian, menurut Pemohon, permohonan diajukan masih dalam tenggang waktu yang ditentukan sehingga telah memenuhi ketentuan Pasal 5 ayat (1) PMK 15/2008. VI. ALASAN PERMOHONAN 1. Termohon memanipulasi data pemilih dengan memperbolehkan orang yang tidak terdaftar di dalam DPS dan DPT untuk ikut menggunakan hak pilihnya. Termohon telah mengeluarkan keputusan, bahwa terjadi penambahan pemilih khususnya pemilih yang tidak terdaftar dalam DPS dan DPT yang diperbolehkan ikut memilih dengan hanya menggunakan Kartu Tanda Penduduk yang jumlahnya sangat signifikan yaitu mencapai (dua puluh enam ribu) pemilih; 2. Termohon dan jajaran penyelenggara dengan sengaja tidak membagikan kartu pemilih dan kartu undangan kepada warga yang berhak memilih namun menyerahkan kepada lurah dan jajarannya sehingga warga tidak mendapatkan kartu pemilih dan kartu undangan sehingga tidak dapat menggunakan hak pilihnya khususnya pada daerah yang diketahui mendukung Pemohon; 3. Pelanggaran Pemilukada yang melibatkan Pasangan Calon Nomor Urut 8, yaitu: Adanya keterlibatan Walikota Makassar Ilham Arief Sirajuddin yang secara nyata memberikan dukungan penuh kepada Pasangan Calon Nomor Urut 8 dengan cara Walikota Makassar selalu menyertakan Dany Pomanto (Pasangan Calon Nomor Urut 8) dalam pertemuan-pertemuan dengan Kepala Dinas, Camat, Lurah. Walikota Makassar mengerahkan dan meminta Kepala Dinas, Camat, Lurah serta Pegawai Negeri Sipil 3

4 (PNS) Pemkot Makassar untuk memenangkan Pasangan Calon Nomor Urut 8; Adanya pembagian raskin, uang, dan paket sembako dalam upaya pemenangan Pasangan Calon Nomor Urut 8 yang juga melibatkan Lurah, Camat, dan PNS; Dijadikannya Kantor Kelurahan sebagai posko Pasangan Calon Nomor Urut 8; 4. Pelanggaran Pemilukada yang dilakukan oleh Pasangan Calon Nomor Urut 9, yaitu: Adanya keterlibatan Gubernur Sulsel yang memobilisasi aparat Pemprov untuk memenangkan Pasangan Calon Nomor Urut 9 dengan cara mengumpulkan dan mengerahkan Pegawai Negeri Sipil (PNS) Pemprov Sumsel untuk mendukung Pasangan Calon Nomor Urut 9; Tim Sukses Pasangan Calon Nomor Urut 9 telah tertangkap tangan pada saat membagikan sembako kepada warga sebanyak 92 karung beras dan 4 karung baju bergambar Pasangan Calon Nomor Urut 9 agar memenangkan Pasangan Calon Nomor Urut 9; Tim Sukses Pasangan Calon Nomor Urut 9 tertangkap tangan pada saat mengumpulkan kartu pemilih dan kartu undangan yang ditukar dengan uang sebesar Rp ,- pada satu hari menjelang hari pemilihan, yang kemudian dijanjikan akan dikembalikan disertai dengan pemberian sembako; 5. Pelanggaran Pemilukada yang dilakukan oleh Pasangan Calon Nomor Urut 6, yaitu: Tim Sukses Pasangan Calon Nomor Urut 6 tertangkap tangan pada saat mengumpulkan kartu pemilih dan kartu undangan yang ditukar dengan pembukaan rekening sebesar Rp ,- satu hari menjelang hari pemilihan, guna pemenganan Pasangan Calon Nomor Urut 6; Pasangan Calon Nomor Urut 6 melakukan kampanye-kampanye di luar jadwal di tempat-tempat ibadah (mesjid) dan memberikan sembako dan uang dengan dalil bantuan sosial serta pembagian buku doa-doa yang bersampul gambar Pasangan Calon Nomor Urut 6; VII. PETITUM 1. Menerima dan mengabulkan permohonan yang diajukan oleh Pemohon untuk seluruhnya; 4

5 2. Menyatakan Batal dan Tidak Sah/Tidak Mengikat Berita Acara Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara Pemilihan Umum Walikota Dan Wakil Walikota Makassar Tahun 2013 Di Tingkat Kabupaten/Kota Oleh Komisi Pemilihan Umum Kota Makassar, tanggal 25 September 2013; Keputusan Komisi Pemilihan Umum Kota Makassar Nomor 99/KPTS-P.KWK-MKS/KPU-MKS /rahun 2013 tentang Penetapan dan Pengesahan Jumlah dan Presentase Perolehan Suara Sah Pasangan Calon Walikota Dan Wakil Walikota Makassar Dalam Pemilihan Umum Walikota Dan Wakil Walikota Makassar Tahun 2013, tanggal 25 September 2013; serta Keputusan Komisi Pemilihan Umum Kota Makassar Nomor 100/KPTS-P.KWK-MKS/KPU-MKS /rahun 2013 tentang Penetapan Pasangan Calon Walikota Dan Wakil Walikota Makassar Terpilih Dalam Pemilihan Umum Walikota Dan Wakil Walikota Makassar Tahun 2013, tanggal 25 September 2013; 3. Mendiskualifikasi Pasangan Calon Nomor Urut 8 atas nama Moh. Ramadhan Pomanto - Syamsu Rizal Ml., S. Sos., M.Si, dan Nomor Urut 9 atas nama Irman Yasin Limpo, SH - H.A.M. Busrah Abdullah A, SE, serta Nomor Urut 6 atas nama Tamsil Linrung - Das'ad Latif, S.Sos. S.Ag.M.Si oleh karena terbukti melakukan pelanggaran berat dalam Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kota Makassar Tahun 2013; 4. Memerintahkan Termohon/KPU Kota Makassar untuk Pemungutan Suara Ulang di seluruh TPS di Kota Makassar. melakukan Atau apabila Mahkamah Konstitusi berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya berdasarkan prinsip ex aequo et bono. 5