TRAUMA MUKA DAN DEPT. THT FK USU / RSHAM

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Trauma maksilofasial terjadi sekitar 6% dari seluruh trauma. Penyebab trauma

BAB 1 PENDAHULUAN. muka sekitar 40%. Lokasi hidung di tengah dan kedudukan di bagian anterior

BAB I PENDAHULUAN. Trauma maksilofasial terjadi sekitar 6% dari seluruh trauma. Penyebab trauma

SINUSISTIS MAKSILARIS EC HEMATOSINUS EC FRAKTUR LE FORT I. Lukluk Purbaningrum FKIK Universitas Muhammadiyah Yogyakarta RSUD Salatiga

BAB 2 ANATOMI SEPERTIGA TENGAH WAJAH. berhubungan antara tulang yang satu dengan tulang yang lainnya. 7

PENATALAKSANAAN FRAKTUR NASAL. Anton Abby Chandra, Boedy Setya Santoso

Gambar klasifikasi Le Fort secara sistematis

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. (simptoms kurang dari 3 minggu), subakut (simptoms 3 minggu sampai

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pharynx merupakan suatu kantong fibromuskuler yang berbentuk seperti

RINCIAN KEWENANGAN KLINIS DOKTER SPESIALIS THT-KL. Dokter spesialis yang mengajukan : Lulusan : Tahun lulus:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saluran pernafasan merupakan suatu sistem yang terdiri dari beberapa

PENATALAKSANAAN FRAKTUR MAKSILOFASIAL DENGAN MENGGUNAKAN MINI PLAT (Laporan dua kasus) Emmy Pramesthi D.S., Muhtarum Yusuf

Anatomi Sinus Paranasal Ada empat pasang sinus paranasal yaitu sinus maksila, sinus frontal, sinus etmoid dan sinus sfenoid kanan dan kiri.

Fraktur terbuka dibagi menjadi 3 derajat yang ditentukan oleh berat ringannya luka dan berat ringannya fraktur.

BAB 2 TRAUMA MAKSILOFASIAL. Trauma maksilofasial adalah suatu ruda paksa yang mengenai wajah dan jaringan

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Menurut Badan Pusat Statistik BPS (2010), diketahui jumlah penduduk

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. nasi, kolumela dan lubang hidung (nares anterior). 1

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

1. Trauma oromaksilofasial a. Definisi: b. Klasifikasi : gejala klinis, penatalaksanaan, dampak, prognosis c. Pemeriksaan penunjang 2.

FACIAL GUN SHOT WOUND IN CONFLICT AREA

BAB II ANATOMI. Sebelum memahami lebih dalam tentang jenis-jenis trauma yang dapat terjadi pada mata,

posisi cukup lama untuk memungkinkan mereka waktu untuk menyembuhkan. Ini mungkin membutuhkan enam minggu atau lebih tergantung pada usia pasien dan

Penanganan definitif fraktur komplek zigoma bilateral disertai fraktur basis kranii fossa anterior (Laporan Kasus)

REFERAT DEVIASI SEPTUM NASI

Prof.dr.Abd. Rachman S, SpTHT-KL(K)

PENUNTUN KETERAMPILAN KLINIS. PEMERIKSAAN HIDUNG Dan PEMASANGAN TAMPON BLOK 2.6 GANGUAN RESPIRASI

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN

Laporan Kasus Besar. Observasi Limfadenopati Colli Multipel, Dekstra & Sinistra SHERLINE

Insidens Dislokasi sendi panggul umumnya ditemukan pada umur di bawah usia 5 tahun. Lebih banyak pada anak laki-laki daripada anak perempuan.

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Gambar 1. Anatomi Palatum 12

EPISTAKSIS - HIDUNG BERDARAH - MIMISAN DEF. : PERDARAHAN MELALUI HIDUNG YANG ASALNYA DARI RONGGA HIDUNG ATAU DAERAH SEKITAR HIDUNG.

Asuhan Keprawatan Cedera Kepala Agus K Anam,M.Kep

FRAKTUR DENTOALVEOLAR DAN PENANGANANNYA. Pedro Bernado

FRAKTUR TIBIA DAN FIBULA

BAB I PENDAHULUAN. meningkat, sehingga resiko kecelakaan lalu lintas juga ikut meningkat. 1,2

BAB 2 ANATOMI SENDI TEMPOROMANDIBULA. 2. Ligamen Sendi Temporomandibula. 3. Suplai Darah pada Sendi Temporomandibula

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA FAKULTAS KEDOKTERAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Thompson-Epstein Classification of Posterior Hip Dislocation. Type I Simple dislocation with or without an insignificant posterior wall fragment

BAB 2 SENDI TEMPOROMANDIBULA. Temporomandibula merupakan sendi yang paling kompleks yang dapat

PANDUAN ASESMEN PASIEN

Laporan Operasi Tonsilektomi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sinus Paranasalis (SPN) terdiri dari empat sinus yaitu sinus maxillaris,

11/29/2013 PENGINDERAAN ADALAH ORGAN- ORGAN AKHIR YANG DIKHUSUSKAN UNTUK MENERIMA JENIS RANGSANGAN TERTENTU

Odontektomi. Evaluasi data radiografi dan klinis dari kondisi pasien

PERFORASI SEPTUM NASI HARRY AGUSTAF ASROEL. Bagian Ilmu Penyakit THT Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

LAPORAN KASUS (CASE REPORT)

Trauma Lahir. dr. R.A.Neilan Amroisa, M.Kes., Sp.S Tim Modul Tumbuh Kembang FK Unimal 2009

BAB II KONSEP DASAR. A. Pengertian. Fraktur adalah terputusnya kontuinitas tulang yang ditentukan sesuai jenis dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Keperawatan gawat darurat

Pemeriksaan Neurologis : Fungsi Nervus Cranialis

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat sensitif terhadap sentuhan dan cenderung mengalami robekan. BAK dan aktivitas seksual ibu pasca melahirkan.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PENGERTIAN Peradangan mukosa hidung yang disebabkan oleh reaksi alergi / ransangan antigen

ANATOMI WAJAH EMBRIOLOGI

Tipe trauma kepala Trauma kepala terbuka

BAB I PENDAHULUAN. tujuan mencegah keadaan bertambah buruk, cacat tubuh bahkan kematian

Fraktura Os Radius Ulna

BAB II KLAS III MANDIBULA. Oklusi dari gigi-geligi dapat diartikan sebagai keadaan dimana gigi-gigi pada rahang atas

LAPORAN KASUS BEDAH PLASTIK

Cedera Spinal / Vertebra

OROANTRAL FISTULA SEBAGAI SALAH SATU KOMPLIKASI PENCABUTAN DAN PERAWATANNYA

BAB 3 GAMBARAN RADIOGRAFI KALSIFIKASI ARTERI KAROTID. Tindakan membaca foto roentgen haruslah didasari dengan kemampuan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Grafik 1. Distribusi TDI berdasarkan gigi permanen yang terlibat 8

Rekonstruksi deformitas malar pada fraktur lama multipel wajah menggunakan kartilago iga dan silikon

Fungsi nervus trokhlearis Fourth Nerve Palsy ( FNP ) Lesi setingkat nukleus

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

RINOPLASTI AUGMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN AUTOLOGUS KARTILAGO SEPTUM NASI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Poliklinik Ilmu Kesehatan THT-KL RSUD

Penetapan Gigit pada Pembuatan Gigi Tiruan Lengkap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang, retak atau patahnya tulang yang

Kebutuhan Personal Higiene. Purnama Anggi AKPER KESDAM IM BANDA ACEH

PERANAN REHABILITASI MEDIK PASCA FRAKTUR RAHANG

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Lampiran 1 DEPARTEMEN RADIOLOGI DENTAL FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA. No. Responden : Tanggal : Usia : Jenis Kelamin : L / P

Menurut Depkes RI (1995), berdasarkan luas dan garis traktur meliputi:

BAB 2 EKSTRAKSI GIGI. Ekstraksi gigi adalah proses pencabutan gigi dari dalam soket dari tulang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tujuan untuk memperbaiki kerusakkan pada jaringan otak. 6

PEMERIKSAAN FISIK SYARAF

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya pusat rehabilitasi di Surakarta menuntut pengetahuan lebih

Epistaksis dapat ditimbulkan oleh sebab lokal dan sistemik.

BAB 1 PENDAHULUAN BAB 2

PENANGANAN KEGAWATDARURATAN PADA PASIEN TRAUMA MAKSILOFASIAL

Author : Edi Susanto, S.Ked. Faculty of Medicine University of Riau. Pekanbaru, Riau. 0 Files of DrsMed FK UNRI (

RINOPLASTI AUGMENTASI DENGAN IMPLAN SILIKON MIRTA HEDIYATI REKSODIPUTRO

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BENDA ASING HIDUNG. Ramlan Sitompul DEPARTEMEN TELINGA HIDUNG TENGGOROK BEDAH KEPALA LEHER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016

Sumber: dimodifikasi dari Wagner et al.

Transkripsi:

TRAUMA MUKA DAN HIDUNG DEPT. THT FK USU / RSHAM

PENDAHULUAN Hidung sering fraktur Fraktur tulang rawan septum sering tidak diketahui / diagnosis hematom septum Pemeriksaan dapat dilakukan dengan palpasi dan inspeksi intranasal >> 15 30 tahun, >

PENDAHULUAN Etilogi multifaktor, kecelakaan >>> Sumbatan jln nafas, shock, gangguan vertebra atau saraf Penanganan : immediate atau delayed kondisi jaringan Bersihkan luka, jahit < 24 jam, fraktur + / - Vaksin ATS, AB, infus Sumbatan jalan nafas trakeostomi Foto rontgen dan CT Scan Konsul ke bagian lain

TRAUMA MUKA : Fraktur tulang hidung paling sering ( 40-50 % ) Fraktur tulang dan arkus zigoma Fraktur tulang maksila Fraktur tulang orbita Fraktur tulang mandibula

GEJALA KLINIS: Kerusakan jar. lunak : edema, kontusio, laserasi Ekimosis Epistaksis : anterior / posterior Deformitas : inspeksi atau palpasi Gangguan mata : penglihatan, diplopia dsb Gangguan saraf sensoris ( N. Trigeminus ) Gangguan saraf motorik ( N. Fasialis ) Trismus, emfisema, leakage CNS Obstruksi hidung

FRAKTUR TULANG HIDUNG

PEMBAGIAN TRAUMA HIDUNG A. WAKTU : BARU ATAU LAMA PEMBENTUKAN CALLUS (PADA AKHIR MINGGU KE-II) B. HUB. DGN LUAR : TRAUMA TERBUKA / TERTUTUP C. ARAH TRAUMA : - LATERAL : DEVIASI KERANGKA HIDUNG, SEPTUM HIDUNG - FRONTAL : HIDUNG RENDAH OK. FRAKTUR & SEPTUM TERLIPAT D. LOKASI : - DORSUM NASI - FRONTO ETMOID (INTER CANTHUS) - SEPTUM & OS NASAL DGN / TANPA DISLOKASI

PEMERIKSAAN - OEDEM-HEMATOMA-LASERASI-ROBEK atau PERDARAHAN ( EPISTAKSIS ) - DEFORMITAS : CEKUNGAN ATAU HIDUNG BENGKOK - FRAKTUR TULANG (+) KREPITASI ( BARU ) - SETELAH 2 3 HARI EDEMA PEMERIKSAAN TAMBAHAN - RADIOLOGI : - FOTO RONTGEN POSISI AP & LATERAL - CT Scan

TUJUAN PENANGANAN FRAKTUR HIDUNG : Mengembalikan penampilan secara memuaskan Mengembalikan patensi jalan nafas hidung Menempatkan kembali septum pada garis tengah Menjaga keutuhan rongga hidung Mencegah sumbatan setelah operasi, perforasi septum, perubahan bentuk punggung hidung Mencegah gangguan pertumbuhan hidung

FRAKTUR HIDUNG SEDERHANA Reposisi dgn anestesi lokal / umum Anestesi Lokal : - tampon kapas Lidocain 1 2 % dicampur dgn adrenalin 1 : 100.000 selama 15 menit ( masing - masing 3 buah ) meatus superior dibawah os nasal antara konka media dan septum antara konka inferior dan septum 1-2 jam post trauma edema ( - ) Paling baik < 14 hari

ALAT ALAT : Elevator tumpul yang lurus ( Boies Nasal Fracture Elevator ) Cunam Asch Cunam Walsham Spekulum hidung Pinset hidung

TEKNIK REPOSISI : Fraktur piramid lebih dulu direposisi diikuti septum nasi Boeis elevator fragmen depresi, pantau dgn ibu jari dibagian luar

Bila gagal Walsham forceps Satu sisi letakkan dibawah tulang dalam kavum nasi, sisi yang lain diletakan diluar kavum nasi Manipulasi tulang ke posisi semula

Fraktur septum nasi : Asch forceps Kedua sisi dimasukkan ke dalam kavum nasi dgn posisi septum ditengah Hematoma septum insisi + drain

Stabilisasi reduksi dengan tampon anterior dan external splint Tampon anterior buka setelah 3-5 hari External splint buka setelah 7 hari Antibiotik

FRAKTUR ZIGOMA Tulang zigoma : - tulang temporal - tulang frontal - tulang sfenoid - tulang maksila

A. Zygomaticomaxillary fracture (Tripod fracture)

GEJALA KLINIS : - pipi lebih rata ( bandingkan dgn kontralateral ) - diplopia dan terbatasnya gerakan bola mata - edema periorbita dan ekimosis - perdarahan subkonjungtiva - enopthalmus, ptosis - hipestesia / anestesia saraf infra orbitalis - epistaksis

B. Fraktur arkus zigoma

Fraktur arkus zygoma Tidak sulit untuk dikenali Rasa nyeri waktu bicara /mengunyah. Trismus perubahan letak arkus zigoma terhadap prosessus koronoid dan otot temporal.

FRAKTUR MAKSILA : Segera lakukan tindakan fungsi normal & efek kosmetik yang baik Tujuan : fungsi yg normal sewaktu menutup mulut dan kontur muka yang cocok Perdarahan hebat ruptur arteri maksilaris interna atau arteri etmoidalis anterior Reduksi dengan menggunakan kawat baja atau mini plate

Klasifikasi fraktur maksila : A. Le Fort I : terbatas pada alveolus B. Le Fort II : pemisahan bagian tengah muka dengan tulang kranium C. Le Fort III : pemisahan seluruh tulang muka dengan basis kranii

FRAKTUR TULANG ORBITA : Sering bersamaan dengan fraktur maksila Gejala klinis : 1. Enophthalmus 2. Exophthalmus 3. Diplopia 4. Asimetris pada muka 5. Gangguan saraf sensoris ( nervus infraorbitalis )

FRAKTUR TULANG MANDIBULA Paling sering terjadi ok mandibula terpisah dari kranium Reposisi perhatikan otot otot yang berinsersi efek kosmetik yang baik, pertumbuhan gigi, proses mengunyah dan menelan yang baik