PERANAN REHABILITASI MEDIK PASCA FRAKTUR RAHANG
|
|
- Budi Kartawijaya
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PERANAN REHABILITASI MEDIK PASCA FRAKTUR RAHANG Marina A. Moeliono, dr.,sprm Dibawakan pada acara Kongres Nasional Persatuan Ahli Bedah Mulut Bandung, Januari 2004 Abstrak The mandible is involved in two important functions, i.e. communication and chewing. Generally fracture of the mandible are treated by immobilization which means hindrance of those two functions. After care of fracture of the mandible is an important step in restoring the function of the mandible and the surrounding tissues, including the temporomandibular joint, muscle and nerves. To achieves restoration of communication and chewing functions, a comprehensive rehabilitation program is needed, including management of neuromuscular and musculoskeletal problems. Mandibula atau tulang rahang berhubungan dengan dua funfsi penting yaitu fungsi komunikasi atau bicara dan mengunyah. Perawatan fraktur mandibula sendiri pada umumnya dilakukan dengan cara immobilisasi yang berarti mengganggu kedua fungsi tersebut. Perawatan pasca fraktur mandibula merupakan langkah penting untuk mengembalikan fungsi mandibula serta jaringan sekitar mandibula yang mencakup sendi temporomandibula, otototot dan saraf. Untuk mencapai pengembalian fungsi bicara dan mengunyah pasca fraktur diperlukan program rehabilitasi yang menyeluruh, yang mencakup penatalaksanaan terhadap masalah muskuloskeletal dan neuromuskuler.
2 Pendahuluan Fraktur mandibula merupakan kasus yang cukup sering didapatkan, terutama terjadi akibat trauma fisik seperti terjatuh, kecelakaan lalu lintas, pukulan langsung pada muka, olahraga terutama olahraga kontak dan lain-lain. Penatalaksaan pada fraktur mandibula mencakup reduksi-reposisi dan fiksasi, dilanjutkan dengan immobilisasi. Seluruh penatalaksaan fraktur bertujuan mendapatkan dan/atau mempertahankan posisi mandibula yang baik sedangkan immobilisasi bertujuan mencapai penulangan daerah fraktur. Penatalaksanaan yang kurang baik atau gangguan yang terjadi selama proses penyembuhan dapat mengakibatkan malunion atau delayed union. Gangguan dapat berupa reduksi yang tidak baik, immobilisasi yang tidak baik, infeksi, gangguan sistemik, pergerakan saat proses penyembuhan, pembentukan kalus yang tidak baik. Secara umum proses penyembuhan sampai terjadinya penulangan berlangsung selama 12 minggu. Pada kasus fraktur mandibula, immobilisasi dilakukan dengan tekhnik fiksasi intermaksiler. Pada keadaan ini mandibula dan maksila dikunci dalam posisi oklusi yang benar dan keadaan ini dipertahankan selama 12 minggu sampai terjadi kalus dan fraktur dikatakan sembuh. Immobilisasi selama 3 bulan ini lah membawa dampak yang cukup luas terhadap jaringan sekitar rahang. Dampak ini dapat berupa gangguan stabilisasi sendi TMJ oleh karena adanya gangguan dalam gerak antara mandibula-maksila dengan TMJ; kelemahan otot-otot pengunyah karena terjadi atrofi otot; gangguan fungsi saraf, kontraktur sendi TMJ. Penatalaksanaan pasca fraktur mandibula dari sudut pandang rehabilitasi adalah pengembalian fungsi bicara dan mengunyah yang melibatkan mandibula-maksila-tmj-otot dan saraf. GAMBARAN DAN GEJALA KLINIS. Gejala yang umum didapatkan adalah - Nyeri terutama pada otot-otot pengunyah dan sekitar sendiri, nyeri ini dapat menjalar keseluruhan muka, leher dan bahu. - Nyeri pada waktu gerak - Keterbatasan gerak TMJ (trismus)
3 - Gangguan oklusi - Lain-lain: nyeri kepala, pusing, nyeri telinga, gangguan pendengaran. PERANAN REHABILITASI MEDIK Tujuan utama program dalam bidang RM adalah perbaikan dan peningkatan fungsi, dengan cara mencegah atau mengurangi dampak impairment, disability dan handicap. Sedangkan halhal tersebut merupakan ruang lingkup kerja RM yaitu : impairment adalah penyakit atau kelainan pada tingkat organ, disabilitas adalah kelainan pada tingkat individu yang mengakibatkan seseorang tidak dapat melakukan kegiatan atau sktifitas sehari-hari serta handikap yang merupakan gangguan atau hambatan melakukan kegiatan atau aktifitas dalam lingkungan sosialnya. Pada kasus fraktur mandibula maka yang termasuk impairment adalah fraktur pada tulang mandibula, disability yang dapat terjadi adalah gangguan fungsi akibat fraktur tersebut yaitu tidak dapat bicara dan mengunyah serta disebut handicap apabila terjadi hambatan komunikasi dengan lingkungannya. Pendekatan yang digunakan untuk menangani hal tersebut bersifat holistik mencakup aspek fisik, psikhis, sosial dan lingkunga. Dalam melakukan pekerjaannya RM bekerja sebagai tim interdisipliner yang mencakup dokter spesialis rehabilitasi medik, psikologi, perawat rehabilitasi, fisioterapis, terapi okupasi, terapi wicara, pekerja sosial medik dan ortosis-prostesis. PENATALAKSANAAN Secara khusus fraktur mandibula melibatkan kelainan pada sistim neuromuskuloskeletal. Kelainan yang timbul akibat fraktur, panatalaksanaan fraktur dan/atau immobilisasi anatara lain dapat berupa : 1. Nyeri 2. Perlekatan jaringan atau fibrosis jaringan 3. Keterbatasan gerak sendi TM 4. Instabilitas TMJ 5. Atrofi dan kelemahan otot (Massester, SCM) 6. Gangguan koordinasi antara proses mengunyah dan menelan 7. Gangguan proses makan 8. Gangguan psikososial 9. Komunikasi (disartia)
4 Perawatan dampak dan komplikasi serta pemulihan dan peningkatan fungsi bicara dan mengunyah harus dilakukan secara menyeluruh untuk mencapai status fungsional individu setinggi mungkin. Program terapi yang diberikan harus sesuai kebutuhan pasien. 1. Terapi perilaku dengan diet lunak, menghindari gerakan rahan yang berlebihan, latihan-latihan relaksasi 2. Terapi nyeri dengan medikamentosa berupa analgetika atau NSAID. Seringkali diberikan juga obat muscle relaxan. Modalitas fisik yang dapat digunakan berupa terapi fisik panas atau dingin. 3. Untuk gangguan luas gerak sendi sampai kontraktur diberikan program mobilisasi dengan terapi fisik serta latihan dan thnik fasilitas. Pada immobilisasi kekakuan sendi dapat terjadi akibat pemendekan jaringan sekitar sendi, perlekatan dan fibrosis jaringan, kontraktur kapsul sendi atau ankilosis sendi. Immobilisasi sendiri dapat terjadi sebagai akibat penatalaksanaan atau tindakan fiksasi atau akibat nyeri. Untuk menghindari terjadinya kontraktur maka terapi untuk mobilisasi sendi TMJ diberikan sedini mungkin setelah masa immobilisasi atau setelah fiksasi dilepas. Apabila didapatkan perlekatan dan/atau fibrosis jaringan maka sebelum latihan luas gerak sendi atau peregangan digunakan terapi fisik berupa modalitas panas dangkal seperti infra-red atau panas dalam seperti ultrasound diathermy serta massage (fiction). Salah satu tekhnik fasilitas yang juga dapat diberikan sebelum latihan luas gerak sendi, latihan peregangan atau penguatan adalah latihan relaksasi yang disebut progressive muscle relaxation. Latihan LGS dapat diberikan secara pasif, aktif dibantu atau aktif. Latihan dilakukan 2 kali per hari dengan 10 kali pengulangan. Latihan peregangan dilakukan oleh terapis secara pasif dan dilanjutkan oleh penderita sendiri secara aktif dengan menggunakan visual biofeedback. 4. Kelemahan otot (messeter, SCM) dan gangguan koordinasi rahang dan oromotor Tidak adanya kontraksi otot mengakibatkan penurunan kekuatan otot disertai atrofi otot, terjadi sejak hari ke 3 immobilisasi dengan kecepatan penurunan sekitar 15% setiap minggu, pada akhir minggu ketiga immobilisasi kekuatan otot menurun sebesar 50%.
5 Secara umum untuk penguatan otot diberikan latihan kontraksi otot melawan tahanan yang dapat diberikan secara isomerik apabila terdapat nyeri atau rahang masih diimobilisasi, atau secara isotonik. Oleh karen aitu untuk menentukan jenis latihan perlu diketahui derajat kekuatan otot-otot mengunyah. Dengan pemeriksaan manual atau voluntary muscle testing didapatkan penilaian kekuatan otot sbb : Zero (0) bila tidak ada kontraksi otot Trace (1) ada kontraksi otot minimal Fair (2-3) ada kontraksi otot, sehingga sendi dapat digerakkan tanpa melawan tahanan Good (4) bila kontraksi otot mengakibakan gerak sendi melawan tahanan ringan Normal (5) kontraksi penuh sesuai luas gerak sendi, melawan tahanan Bila kekuatan otot di bawah 3 maka diberikan terapi stimulasi listrik untuk menimbulkan kontraksi otot dan latihan pasif. Otot dengan kekuatan diatas 3 diberikan latihan aktif, dapat secara isometrik maupun isotonik. 5. Gangguan koordinasi dapat terjadi apabila akibat tindakan timbul instabilitas sendi TMJ. Latihan untuk meningkatkan koordinasi gerak rahang adalah latihan luas gerak sendi dengan meningkatkan kecepatan pengulangan. Latihan koordinasi juga menggunakan biofeedback untuk mendapatkan pola gerak rahang yang simetris dan baik. 6. Gangguan proses makan. Dengan adanya fiksasi rahang maka penderita akan mengalami gangguan makan dan minum. Biasanya masalah ini teratasi dengan menggunakan sedotan. Apabila penderita tidak dapat mengatasi masalah dengan menggunakan sedotan dapat diberikan feeding therapy yang mencakup edukasi, latihan gerak dan koordinasi otototot oromotor dan latihan menelan. 7. Gangguan psikososial. Oleh karena manusia adalah mahkluk bio-psikososial maka aspek psikososial penderita selalu harus diperhatikan oleh tenaga kesehatan. Apabila akibat fraktur rahang serta tindakan terapi timbul masalah maka hal ini harus diatasi sedini mungkin sehingga penderita tetap dapat berinteraksi dengan baik dalam lingkungan sosialnya.
6 Kesimpulan Perawatan farktur mandibula dengan cara fiksasi untuk waktu yang cukup lama membawa dampak yang tidak sedikit terhadap jarinagn sekitarnya. Hal yang paling penting pasca perawatan fraktur mandibula adalah kembalinya fungsi sendi TMJ dan otot-otot oromotor yaitu fungsi komunikasi dan fungsi mengunyah. Dengan perawatan yang tepat maka pasca fraktur mandibula status fungsional penderita dapat kembali seperti sediakala sehingga dapat kembali menjalankan kehidupannya sebagaimana layaknya.
BAB I PENDAHULUAN. nyeri tak tertahankan, mempengaruhi tangan, punggung, leher, lengan, bahkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Myalgia cervical atau sering dikenal dengan nyeri otot leher adalah suatu kondisi kronis dimana otot mengalami ketegangan atau terdapat kelainan struktural tulang
Lebih terperinciREHABILITASI STROKE FASE AKUT
Instalasi Rehabilitasi Medik RS Stroke Nasional Bukittinggi 2017 Stroke adalah kumpulan gejala kelainan neurologis lokal yang timbul mendadak akibat gangguan peredaran darah di otak yang disebabkan oleh
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: AYUDIA SEKAR PUTRI J
NASKAH PUBLIKASI PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA STIFFNESS ELBOW DEXTRA POST FRAKTUR SUPRACONDYLAR HUMERI DENGAN K-WIRE DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL Disusun oleh: AYUDIA SEKAR PUTRI J 100 090 02
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa perubahan ke arah perkembangan di bidang industri yang lebih maju. Hal ini ditandai dengan munculnya industri-industri
Lebih terperinciKARYA TULIS ILMIAH. Disusun oleh: ILSA ROVIATIN AGUSTINA J Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat
1 KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI STIFFNESS ANKLE JOINT SINISTRA AKIBAT POST FRACTURE CRURIS DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Disusun oleh: ILSA ROVIATIN AGUSTINA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kuantitas hidup dalam masyarakat.pembangunan kesehatan, yaitu: menggerakkan. memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang
BAB I PENDAHULUAN Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi (UU Kesehatan No 23,1992). Oleh karena itu kesehatan
Lebih terperinciPENGARUH KONTRAKSI KONSENTRIK TERHADAP PENINGKATAN LINGKUP GERAK SENDI LUTUT PASKA OPERASI FRAKTUR FEMUR 1/3 DISTAL
PENGARUH KONTRAKSI KONSENTRIK TERHADAP PENINGKATAN LINGKUP GERAK SENDI LUTUT PASKA OPERASI FRAKTUR FEMUR 1/3 DISTAL SKRIPSI Disusun untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh Gelar Diploma IV Fisioterapi
Lebih terperinciOleh: NURUL SAKINAH J KARYA TULIS ILMIAH
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS CAPSULITIS ADHESIVA DEXTRA DENGAN MENGGUNAKAN SHORT WAVE DIATHERMY (SWD) DAN TERAPI MANIPULASI DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT Dr. SARDJITO YOGYAKARTA Oleh: NURUL SAKINAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat, berpengaruh
BAB I PENDAHULUAN Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat, berpengaruh terhadap perkembangan di segala bidang, antara lain adalah di bidang kesehatan dan transportasi. Adanya kemajuan di
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Angka kecelakaan lalu lintas yang semakin meningkat lebih sering disebabkan oleh kurangnya kesadaran masyarakat untuk menggunakan perlengkapan berkendara dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk Indonesia sampai tahun ini mencapai 237,56 juta orang (Badan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Jumlah penduduk di Indonesia setiap tahunya mengalami peningkatan, total jumlah penduduk Indonesia sampai tahun ini mencapai 237,56 juta orang (Badan pusat statistik,
Lebih terperinciPANDUAN SKILL LAB BLOK MEDICAL EMERGENCY DISLOKASI TMJ DAN AVULSI JURUSAN KEDOKTERAN GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN
PANDUAN SKILL LAB BLOK MEDICAL EMERGENCY DISLOKASI TMJ DAN AVULSI JURUSAN KEDOKTERAN GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN Purwokerto, 2012 1 Blok M e d i c a
Lebih terperinciPELAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS TRISMUS TEMPOROMANDIBULA JOINT SINISTRA DI RSUD SALATIGA
PELAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS TRISMUS TEMPOROMANDIBULA JOINT SINISTRA DI RSUD SALATIGA Naskah Publikasi Diajukan Guna Melengkapi Tugas Dan Memenuhi Sebagian Persyaratan Menyelesaikan Program Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut ringan atau berat sehingga dalam proses penyembuhan pasien. buruk dari rawat inap atau long bed rest.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tingkat pelayanan kesehatan di masyarakat saat ini semakin maju dan berkembang sesuai tuntutan dan kebutuhan masyarakat. Hal ini sebagai dampak dari perubahan pola penyakit-penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau permukaan rawan sendi. Karena tulang dikelilingi oleh struktur jaringan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang, lempeng epiphyseal atau permukaan rawan sendi. Karena tulang dikelilingi oleh struktur jaringan lunak, tekanan fisik yang
Lebih terperincidan komplikasinya (Kuratif), upaya pengembalian fungsi tubuh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Meningkatnya tingkat sosial dalam kehidupan masyarakat dan ditunjang pula oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi akan berdampak pada peningkatan usia harapan
Lebih terperinciPENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CAPSULITIS ADHESIVA DEXTRA DI RUMKITAL dr. RAMELAN SURABAYA
KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CAPSULITIS ADHESIVA DEXTRA DI RUMKITAL dr. RAMELAN SURABAYA Disusun oleh : WURI RAHMAWATI NIM : J100 070 O26 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Guna Melengkapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang penyebabnya adalah virus. Salah satunya adalah flu, tetapi penyakit ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat ini semakin banyak ditemukan berbagai penyakit berbahaya yang penyebabnya adalah virus. Salah satunya adalah flu, tetapi penyakit ini tidak mengancam jiwa
Lebih terperinciPENATALAKSANAAN INFRA MERAH, MASSAGE DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI POST ORIF CLOSED FRAKTUR ANTEBRACHII DEXTRA DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
PENATALAKSANAAN INFRA MERAH, MASSAGE DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI POST ORIF CLOSED FRAKTUR ANTEBRACHII DEXTRA DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Oleh : LENY MUSTIKA PUTRI J 100 050 049 KARYA TULIS ILMIAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kedokteran sehingga dapat memperbaiki kualitas kesehatan para penduduk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan keberhasilan pemerintah Indonesia dalam pembanguan nasional, telah di wujudkan dengan hasil yang positif dalam berbagai bidang, seperti adanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penyakit pada anggota gerak yang disebabkan oleh traumatik. Trauma merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anggota gerak pada manusia merupakan anggota gerak yang sangat penting sepanjang daur kehidupan manusia, baik anggota gerak atas maupun anggota gerak bawah.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. paling umum. Sebagian besar cedera pada tangan merupakan cedera
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari fungsi tangan dan penggunaan jarijari tangan sangat penting untuk sebagian besar melakukan berbagai aktifitas dan hampir setiap profesi.
Lebih terperinciKARYA TULIS ILMIAH Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Fisioterapi
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS PASCA OPERASI FRAKTUR FEMUR 1/3 TENGAH DEXTRA DENGAN PEMASANGAN INTRA MEDULLARY NAIL DI RSO Prof. Dr. SOEHARSO SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Untuk Memenuhi Sebagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lain olahraga dan pekerjaan maupun aktivitas sehari-hari. Dalam olahraga
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahu merupakan salah satu sendi yang sering digunakan untuk melakukan aktivitas. Aktivitas yang banyak melibatkan sendi bahu antara lain olahraga dan pekerjaan maupun
Lebih terperinciPENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA PASKA OPERASI FRAKTUR OLECRANON DEKSTRA DENGAN PEMASANGAN WIRE DI RSAL DR. RAMELAN SURABAYA
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA PASKA OPERASI FRAKTUR OLECRANON DEKSTRA DENGAN PEMASANGAN WIRE DI RSAL DR. RAMELAN SURABAYA Oleh : DWI NUR KHAYATI J 100 070 005 Diajukan guna melengkapi tugas-tugas dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Fraktur adalah hilangnya kontinuitas tulang (Helmi,2012). Klasifikasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fraktur adalah hilangnya kontinuitas tulang (Helmi,2012). Klasifikasi fraktur menurut hubungan dengan jaringan ikat disekitarnya dibagi menjadi 2 yaitu fraktur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Brachial Plexus (pleksus brachialis) adalah pleksus saraf somatik yang
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Brachial Plexus (pleksus brachialis) adalah pleksus saraf somatik yang terbentuk antara ventral rami (akar) dari empat nervus cervical (C5-C8) dan nervus thoracal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memajukan pembangunan dibidang kesehatan. Dalam pembukaan UUD 1945
BAB I PENDAHULUAN Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang yang berusaha untuk memajukan pembangunan dibidang kesehatan. Dalam pembukaan UUD 1945 alinea 4 disebutkan tujuan Pembangunan Nasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. osteoporosis, biasanya dialami pada usia dewasa dan dapat juga disebabkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fraktur atau sering disebut patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan atau tulang rawan yang penyebabnya dapat dikarenakan penyakit pengeroposan
Lebih terperinciLAYANAN REHABILITASI MEDIK DALAM KEJADIAN KEGAWATDARURATAN. dr Luh K Wahyuni, SpKFR-K*, dr Fitri Anestherita, SpKFR
LAYANAN REHABILITASI MEDIK DALAM KEJADIAN KEGAWATDARURATAN dr Luh K Wahyuni, SpKFR-K*, dr Fitri Anestherita, SpKFR Departemen Rehabilitasi Medik FKUI/RSCM, Jakarta *Anggota Komite Independen KK-PAK BPJS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. industrilisasi tentunya akan mempengaruhi peningkatan mobilisasi masyarakat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan Negara berkembang dan menuju industrilisasi tentunya akan mempengaruhi peningkatan mobilisasi masyarakat terutama dalam bidang penggunaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maka setiap warga Indonesia berhak memperoleh derajat sehat yang setinggitingginya
BAB I PENDAHULUAN Dalam upaya mewujudkan pembangunan masyarakat Indonesia seutuhnya, maka setiap warga Indonesia berhak memperoleh derajat sehat yang setinggitingginya yang meliputi sehat jasmani, rohani,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan tersebut bangsa Indonesia melakukan pembangunan disegala
1 BAB I PENDAHULUAN Salah satu tujuan pembangunan bangsa Indonesia yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 adalah memajukan kesejahteraan umum, dan untuk mencapai tujuan tersebut bangsa Indonesia melakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini Bangsa Indonesia sedang giat-giatnya melaksanakan
BAB I PENDAHULUAN Pada saat ini Bangsa Indonesia sedang giat-giatnya melaksanakan pembangunan nasional dengan tujuan menuju masyarakat adil, makmur dan merata baik materiil maupun spiritual. Bersamaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. emosional setelah menjalani rutinitas yang melelahkan sepanjang hari. Hal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fisioterapi adalah bentuk pelayanan yang di tunjukan kepada individu dan atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. fisik yang dapat menyebabkan terjadinya fraktur. Kebanyakan fraktur
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan masyarakat ada beberapa kegiatan atau aktivitas fisik yang dapat menyebabkan terjadinya fraktur. Kebanyakan fraktur disebabkan oleh trauma dimana terdapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar terwujud derajat
BAB I PENDAHULUAN Pembangunan dibidang kesehatan adalah penyelenggaran upaya kesehatan mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar terwujud derajat kesehatan yang optimal. Hidup sehat pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi 2 yaitu fraktur terbuka, yaitu jika patahan tulang itu menembus kulit. fragmen tulang tidak berhubungan dengan dunia luar.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang yang umumnya disebabkan oleh tekanan pada fragmen tulang. Fraktur dibagi menjadi 2
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang meliputi sehat jasmani, rohani, dan sosial. Tidak hanya bebas dari
BAB I PENDAHULUAN Dalam upaya mewujudkan pembangunan masyarakat Indonesia seutuhnya, maka setiap warga Indonesia berhak memperoleh derajat sehat yang setinggitingginya yang meliputi sehat jasmani, rohani,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencapai cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana yang
BAB I PENDAHULUAN Dalam rangka mencapai cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 alinea ke-4 maka diselenggarakanlah pembangunan nasional pada semua bidang yang salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sendi secara pasif maupun aktif karena keterbatasan sendi, fibrosis jaringan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kontraktur merupakan hilangnya atau kurang penuhnya lingkup gerak sendi secara pasif maupun aktif karena keterbatasan sendi, fibrosis jaringan penyokong, otot
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencapai tingkat derajad kesehatan masyarakat secara makro. Berbagai
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Menuju Indonesia Sehat 2010 merupakan program pemerintah dalam mencapai tingkat derajad kesehatan masyarakat secara makro. Berbagai macam kondisi yang dapat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sistem saraf manusia mempunyai struktur yang kompleks dengan berbagai
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Sistem saraf manusia mempunyai struktur yang kompleks dengan berbagai fungsi yang berbeda dan saling mempengaruhi. Sistem saraf mengatur kegiatan tubuh yang cepat seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas tulang atau tulang rawan umumnya di karenakan rudapaksa (Mansjoer, 2008). Dikehidupan sehari hari yang semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesehatan (promotive), pencegahan penyakit (preventive),
BAB I PENDAHULUAN Dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat diselenggarakan upaya kesehatan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotive), pencegahan penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara adil, dan termanfaatkan secara berhasil guna dan berdaya guna untuk
BAB I PENDAHULUAN Pertama pembiayaan kesehatan bertujuan untuk penyediaan pembiayaan kesehatan yang berkesinambungan dengan jumlah yang mencukupi, teralokasi secara adil, dan termanfaatkan secara berhasil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu gerak yang merupakan kebutuhan dasar manusia untuk beraktivitas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu gerak yang merupakan kebutuhan dasar manusia untuk beraktivitas adalah berjalan. Untuk dapat menghasilkan mekanisme pola berjalan yang harmonis, maka kita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sesuatu yang sesuai dengan fitrah manusia. Maka Islam menegaskan perlunya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan merupakan salah satu hak bagi tubuh manusia. Demikian sabda Nabi Muhammad SAW. Karena kesehatan merupakan hak asasi manusia, sesuatu yang sesuai dengan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PROYEK Tinjauan Umum : Pusat Rehabilitasi Medik Tema Arsitektur : Healing Architecture
2.1. Tinjauan Umum Nama Proyek : Pusat Rehabilitasi Medik Tema Arsitektur : Healing Architecture Sifat Proyek : Fiktif Lokasi Proyek : Jl. Adiyaksa Raya, Jakarta Selaan Batas Barat : Perkantoran, hotel
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hakekat pembangunan kesehatan ditujukan untuk meningkatkan
1 BAB I PENDAHULUAN Hakekat pembangunan kesehatan ditujukan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang dalam rangka mewujudkan derajad kesehatan yang optimal sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Cita cita bangsa Indonesia sebagaimana yang tercantum dalam. pembukaan Undang Undang Dasar 1945 adalah melindungi segenap bangsa
BAB I PENDAHULUAN Cita cita bangsa Indonesia sebagaimana yang tercantum dalam pembukaan Undang Undang Dasar 1945 adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan manusia. Banyak anak-anak dibawah umur yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya jaman transportasi memang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Banyak anak-anak dibawah umur yang belum memiliki Surat Izin Mengemudi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Fraktur adalah terputusnya hubungan (diskontinuitas) tulang radius dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fraktur adalah terputusnya hubungan (diskontinuitas) tulang radius dan ulna yang disebabkan oleh cedera pada lengan bawah baik trauma langsung maupun trauma tidak langsung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. kesehatan yang optimal, maka diperlukan kemauan dan kemampuan akan kesehatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Dalam pembangunan akan kesadaran kesehatan untuk mendapatkan derajat kesehatan yang optimal, maka diperlukan kemauan dan kemampuan akan kesehatan bagi setiap penduduk.
Lebih terperinciPENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI POST OPERASI FRAKTUR FEMUR 1/3 DISTAL DEXTRA DENGAN PEMASANGAN PLATE AND SCREW
PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI POST OPERASI FRAKTUR FEMUR 1/3 DISTAL DEXTRA DENGAN PEMASANGAN PLATE AND SCREW DI RSAL DR. RAMELAN SURABAYA KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kecelakaan lalu lintas adalah fraktur yang lebih dikenal dengan patah tulang.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini, seiring dengan perkembangan jaman, masyarakat Indonesia mulai memilih alat transportasi yang praktis, modern, dan tidak membuang banyak energi seperti kendaraan
Lebih terperinciPROSES ASUHAN FISIOTERAPI PADA KONDISI BELL S PALSY SINISTRA DI RSAL. DR.RAMELAN SURABAYA
PROSES ASUHAN FISIOTERAPI PADA KONDISI BELL S PALSY SINISTRA DI RSAL. DR.RAMELAN SURABAYA KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Menyelesaikan Program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat berperan penting sebagai penopang berat badan dalam aktivitas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dengan bertambahnya usia menyebabkan penurunan fungsi tubuh termasuk sistim Musculuskeletal, diantaranya anggota gerak bawah yang sangat berperan penting sebagai penopang
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. gerak: nyeri cukup berat, sedangkan pada terapi ke-6 didapatkan hasil bahwa
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Nyeri Hasil evaluasi nyeri dengan menggunakan VDS didapatkan hasil bahwa pada terapi ke-0 nyeri diam: tidak nyeri, nyeri tekan: nyeri ringan, nyeri gerak: nyeri
Lebih terperinciPENATALAKSANAAN INFRA RED DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI PASCA GIPS FRAKTUR RADIUS 1/3 DISTAL SINISTRA DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL
PENATALAKSANAAN INFRA RED DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI PASCA GIPS FRAKTUR RADIUS 1/3 DISTAL SINISTRA DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL Di susun oleh : ALFIAN RUDIANTO J 100 090 049 NASKAH PUBLIKASI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. trauma, over use, repetitive injury, operasi pada sendi, hypertiroidisme,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Frozen shoulder merupakan suatu istilah untuk semua gangguan pada sendi bahu. Dengan karakteristik nyeri dan keterbatasan gerak, penyebabnya ideopatik yang sering
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. globalisasi telah berkembang sangat pesat. Hal tersebut menjadikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknogi (IPTEK) pada zaman globalisasi telah berkembang sangat pesat. Hal tersebut menjadikan pekerjaan manusia lebih hemat waktu,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. beberapa komponen penting, yaitu sendi temporomandibula, otot
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem mastikasi merupakan suatu unit fungsional yang terdiri atas beberapa komponen penting, yaitu sendi temporomandibula, otot pengunyahan, dan gigi geligi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. penatalaksanaanpatah tulang, sebab seringkali penanganan patah tulang ini. kekerasan yang timbul secara mendadak (Syaiful, 2009).
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Seiring dengan perkembangan jaman, salah satu dampak kemajuan teknologi adalah semakin padatnya arus lalu lintas dewasa ini mengakibatkan meningkatnya angka kecelakaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan termasuk salah satunya di bidang kesehatan. Pembangunan di bidang
BAB I PENDAHULUAN Pembangunan Nasional adalah pembangunan yang meliputi segala aspek kehidupan termasuk salah satunya di bidang kesehatan. Pembangunan di bidang kesehatan, pada hakekatnya adalah untuk
Lebih terperinciBAB III PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI. dilakukan pada tanggal 5 Februari 2016 secara auto anamnesis yaitu
BAB III PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI A. Pengkajian Fisioterapi 1. Anamnesis Pada kasus fraktur collum humerus dekstra ini, anamnesis dilakukan pada tanggal 5 Februari 2016 secara auto anamnesis yaitu anamnesis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah hak fundamental setiap warga, setiap individu, keluarga dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah hak fundamental setiap warga, setiap individu, keluarga dan masyarakat berhak memperoleh perlindungan terhadap kesehatannya, dan negara bertanggung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya pembangunan di bidang industri yang sangat maju yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berkembangnya pembangunan di bidang industri yang sangat maju yang diiringi dengan kemajuan yang pesat dari ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimana dijumpai beraneka ragam jenis keluhan antara lain gangguan neuromuskular,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hidup sehat adalah harapan setiap individu baik sehat fisik maupun psikis. Namun harapan tersebut kadang bertentangan dengan keadaan di masyarakat, dimana dijumpai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. rumit pada tubuh manusia. Sendi ini dapat melakukan 2 gerakan, yaitu gerakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sendi temporomandibula merupakan salah satu persendian yang paling rumit pada tubuh manusia. Sendi ini dapat melakukan 2 gerakan, yaitu gerakan memutar (rotasi)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis (UU
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, mobilitas manusia menjadi. semakin tinggi. Dengan dampak yang diakibatkan, baik positif maupun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman, mobilitas manusia menjadi semakin tinggi. Dengan dampak yang diakibatkan, baik positif maupun negatif. Seiring dengan keberhasilan
Lebih terperinciB AB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. disebabkan karena kecelakaan yang tidak terduga. kecelakaan lalu lintas adalah fraktur.
B AB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fraktur atau sering disebut patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan atau tulang rawan yang penyebabnya dapat dikarenakan penyakit pengeroposan
Lebih terperinciKARYA TULIS ILMIAH. PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS KNEE SINISTRA DI RSAL Dr. RAMELAN SURABAYA
KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS KNEE SINISTRA DI RSAL Dr. RAMELAN SURABAYA Diajukan guna melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat untuk menyelesaikan
Lebih terperinciPENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA PASIEN PASKA STROKE NON HEMORAGIK DEKSTRA STADIUM AKUT
PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA PASIEN PASKA STROKE NON HEMORAGIK DEKSTRA STADIUM AKUT Disusun oleh : DWI RAHMAWATI NIM : J100 060 001 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan social yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara social dan ekonomis. Pemelihara kesehatan
Lebih terperinciPENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI CAPSULITIS ADHESIVA DEXTRA DENGAN MODALITAS SHORT WAVE DIATHERMI DAN TERAPI LATIHAN DI RSUD SRAGEN
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI CAPSULITIS ADHESIVA DEXTRA DENGAN MODALITAS SHORT WAVE DIATHERMI DAN TERAPI LATIHAN DI RSUD SRAGEN Disusun Oleh : KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas
Lebih terperinciPENATALAKSANAAN INFRA RED DAN TERAPI LATIHAN PADA KASUS POST OPERASI FRACTURE COLLES DISERTAI DISLOKASI ULNA DEXTRA DI RST Dr.
PENATALAKSANAAN INFRA RED DAN TERAPI LATIHAN PADA KASUS POST OPERASI FRACTURE COLLES DISERTAI DISLOKASI ULNA DEXTRA DI RST Dr. SOEDJONO MAGELANG Disusun oleh: FATHIA NURUL RAHMA J 100 090 019 NASKAH PUBLIKASI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertambahan usia dan atau mengalami gangguan akibat dari injuri atau sakit.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Peran fisioterapi memberikan layanan kepada individu atau kelompok individu untuk memperbaiki, mengembangkan, dan memelihara gerak dan kemampuan fungsi yang maksimal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dewasa ini meliputi seluruh aspek kehidupan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan nasional dewasa ini meliputi seluruh aspek kehidupan masyarakat, tak terkecuali bidang kesehatan. Pembangunan bidang kesehatan pada hakekatnya adalah membangun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kondisi dimana terjadi kerusakan bentuk dan fungsi dari tulang tersebut yang. dapat berupa patahan atau pecah dengan serpihan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Patah tulang atau dalam bahasa medis biasa disebut fraktur adalah kondisi dimana terjadi kerusakan bentuk dan fungsi dari tulang tersebut yang dapat berupa patahan atau
Lebih terperinciPENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS POST ORIF FRAKTUR CRURIS 1/3 DISTAL SINISTRA DI RSUD SALATIGA
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS POST ORIF FRAKTUR CRURIS 1/3 DISTAL SINISTRA DI RSUD SALATIGA Naskah Publikasi Diajukan Guna Melengkapi Tugas dan Memenuhi Sebagian Persyaratan Menyelesaikan Program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jaman. Termasuk ilmu tentang kesehatan yang di dalamnya mencakup. manusia. Selama manusia hidup tidak pernah berhenti menggunakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang seiring perkembangan jaman. Termasuk ilmu tentang kesehatan yang di dalamnya mencakup bahasan tentang berbagai macam
Lebih terperinciPENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA LOW BACK PAIN SPONDYLOSIS LUMBALIS 4-5 DENGAN MWD ULTRA SOUND DAN WILLIAM FLEXION EXERCISE DI RSUD SRAGEN
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA LOW BACK PAIN SPONDYLOSIS LUMBALIS 4-5 DENGAN MWD ULTRA SOUND DAN WILLIAM FLEXION EXERCISE DI RSUD SRAGEN KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi
Lebih terperinciPENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA LOW BACK PAIN MIOGENIK DI RST. Dr. SOEJONO MAGELANG
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA LOW BACK PAIN MIOGENIK DI RST. Dr. SOEJONO MAGELANG Karya Tulis Ilmiah Diajukan guna melengkapi tugas-tugas dan syarat-syarat untuk Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. umum dan untuk mencapai tujuan tersebut bangsa Indonesia melakukan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu tujuan pembangunan bangsa Indonesia yang tertuang dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah memajukan kesejahteraan umum dan untuk mencapai tujuan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Fraktur dapat terjadi pada semua tingkat umur (Perry & Potter, 2005).
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang mendapatkan peringkat kelima atas kejadian kecelakaan lalulintas di dunia. Kecelakaan lalulintas dapat menyebabkan berbagai dampak, baik
Lebih terperinciOleh: ARIF FI AM J KARYA TULIS ILMIAH
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI PADA KONDISI FROZEN SHOULDER CAPSULITIS ADHESIVE SINISTRA DENGAN MENGGUNAKAN MICRO WAVE DIATHERMY DAN TERAPI MANIPULASI Oleh: ARIF FI AM J 100 050 020 KARYA TULIS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang bersifat progresif, dimana keilmuan khususnya dibidang kesehatan akan
1 BAB I PENDAHULUAN Pembangunan mutu dan kualitas pelayanan kesehatan merupakan sesuatu yang bersifat progresif, dimana keilmuan khususnya dibidang kesehatan akan selalu berkembang dan semakin maju. Oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. langsung, kelelahan otot, atau karena kondisi-kondisi tertentu seperti
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan kota-kota di Indonesia telah mencapai tingkat perkembangan kota yang pesat dan cukup tinggi. Kecelakan merupakan salah satu faktor penyebab kematian terbesar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. integrasi penuh dari sistem tubuh. Munculnya beberapa keluhan juga sering
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak terlepas dari penggunaan kapasitas fisik maupun kemampuan fungsionalnya yang merupakan suatu integrasi penuh dari sistem tubuh.
Lebih terperinciPENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA POST OPERASI FRAKTUR COLLUM FEMORIS DEXTRA DENGAN PEMASANGAN AUSTION MOORE PROTHESIS DI RS ORTHOPEDI SURAKARTA
PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA POST OPERASI FRAKTUR COLLUM FEMORIS DEXTRA DENGAN PEMASANGAN AUSTION MOORE PROTHESIS DI RS ORTHOPEDI SURAKARTA Oleh : SAYAT J 100 050 007 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan
Lebih terperinciPENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA POST ORIF CLOSE FRAKTUR CLAVICULA DEXTRA DENGAN PEMASANGAN PLATE AND SCREW DI RSO PROF. DR. SOEHARSO SURAKARTA
PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA POST ORIF CLOSE FRAKTUR CLAVICULA DEXTRA DENGAN PEMASANGAN PLATE AND SCREW DI RSO PROF. DR. SOEHARSO SURAKARTA Disusun Oleh : KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Guna Melengkapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya pusat rehabilitasi di Surakarta menuntut pengetahuan lebih
1 BAB I PENDAHULUAN Pada tahun 1948 Prof. Dr. Soeharso mendidik tenaga kesehatan dalam rangka kerja besarnya memulihkan korban perang, dibangun Sekolah Perawat Fisioterapi. Semakin berkembangnya pusat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencapai hasil yang optimal. Upaya kesehatan yang semula dititikberatkan pada
BAB I PENDAHULUAN Pembangunan Nasional adalah pembangunan yang meliputi segala aspek kehidupan termasuk salah satunya bidang kesehatan. Pembangunan di bidang kesehatan, pada hakekatnya adalah untuk meningkatkan
Lebih terperinciOleh: JOHANA SYA BANAWATI J KARYA TULIS ILMIAH
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI PASCA OPERASI FRAKTUR FEMUR 1/3 DISTAL DEXTRA DENGAN PEMASANGAN PLATE AND SCREW DI RSO Prof. Dr. SOEHARSO SURAKARTA Oleh: JOHANA SYA BANAWATI J 100 050 019 KARYA
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bersama dengan kemajuan zaman yang dirasakan dan perkembangan ilmu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bersama dengan kemajuan zaman yang dirasakan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang dirasakan akan mempengaruhi kehidupan kesehatan dimasyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin banyaknya penggunaan komputer atau laptop di kalangan anak sekolah,
1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi pada era globalisasi saat ini sangat berkembang pesat dan membawa dampak besar terhadap gaya hidup manusia. Salah satunya adalah semakin banyaknya
Lebih terperinciPENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA POST OPERASI FRAKTUR KOMPRESI VERTEBRA THORAKAL XII LUMBAL 1 dengan FRANKLE A
PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA POST OPERASI FRAKTUR KOMPRESI VERTEBRA THORAKAL XII LUMBAL 1 dengan FRANKLE A Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar Ahli Madya Fisioterapi Disusun Oleh:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. upaya penyembuhan (kuratif) dan upaya pemulihan (rehabilitatif), yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang
Lebih terperinci