BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 5 KESIMPULAN, KETERBATASAN, dan SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Berbagai literatur mendefinisikan tentang fraud. Defenisi fraud secara

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu, auditor juga diwajibkan untuk mendeteksi adanya fraud dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan keuangan dalam membuat

BAB 1 PENDAHULUAN. pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi sebagai mana yang

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan alat bagi pihak manajemen untuk

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menjelma menjadi kekuatan ekonomi terbesar di Asia tenggara. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan media yang digunakan oleh suatu

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

Kecurangan dalam laporan keuangan Penyalahgunaan aset. Dua Kategori Utama Kecurangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang terjadi antara pemilik dan pemegang saham (principal) dengan

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. pelaporan keuangan. berikut ini beberapa penelitian yaang berkaitan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Penelitian. Setiap perusahaan tentunya mengalami pasang surut dalam melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah keuangan perusahaan dapat terjadi dengan berbagai penyebab,

Gambar 1.1 Jumlah Perusahaan Listing di BEI Tahun Sumber: Annual Report BEI 2014

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI. Teori keagenan dalam perusahaan mengidentifikasi adanya pihak-pihak dalam

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan ekonomi pada saat ini, persaingan antara para pelaku

BAB I PENDAHULUAN. tentang aktivitas perusahaan selama periode waktu tertentu. Pemakai internal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menampilkan kondisi perusahaan yang menggunakan data keuangaaaaan. Laporan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masa lalu dan kondisi perusahaan untuk masa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan modern. Akuntansi dan auditing memainkan peran penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. upaya yang dilakukan dan hasil yang dicapai dalam pelaksanaan kegiatannya. Hal

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan dunia bisnis, berbagai persaingan dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. penulisan secara umum yang akan ditulis.

BAB I PENDAHULUAN. dan manipulasi semua jenis informasi keuangan. Bahkan saat ini banyak. earnings restatements dan manipulasi earnings oleh

BAB I PENDAHULUAN. dapat tetap bersaing dengan perusahaan-perusahaan lainnya. Apabila efisiensi

Standar Audit SA 240. Tanggung Jawab Auditor Terkait dengan Kecurangan dalam Suatu Audit atas Laporan Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas perbankan atau

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memastikan laporan keuangan tidak mengandung salah saji (misstatement)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dari kinerja suatu perusahaan selama periode tertentu. Laporan keuangan ini

BAB I PENDAHULUAN. manajemen perusahaan dalam mengoperasikan bisnisnya. Dari sisi negatif,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi dengan produk utamanya laporan keuangan telah lama dirasakan

1. Ancaman yang dihadapi perusahaan adalah kehancuran karena bencana alam dan politik, seperti : Kebakaran atau panas yang berlebihan Banjir, gempa

BAB I PENDAHULUAN. menggambarkan kinerja perusahaan selama satu periode akuntansi. Lewat laporan

saji yang material akibat dari kecurangan adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan bentuk alat komunikasi kepada pihak luar

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (risk-oriented effort). Salah saji bisa disebutkan dalam asersi manajemen

BAB I PENDAHULUAN. adalah banyaknya aset-aset yang dimiliki oleh perusahaan. Semakin banyak aset

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate

BAB I PENDAHULUAN. pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi sesuai dengan yang. dinyatakan dalam Standar Akuntansi Keuangan.

PERTEMUAN 4: JENIS-JENIS KECURANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Priantara(2013:2) Fraud. VOC mengalami penurunan sehingga dijuluki dengan Vergaan

BAB I PENDAHULUAN. daya yang dipercayakan kepada manajemen. Pengguna ingin menilai apa

BAB 1 PENDAHULUAN. efisiensi operasional, dan dipatuhinya kebijakan-kebijakan yang digariskan oleh manajemen

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perekonomian yang begitu pesatnya antara lain ditandai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dalam era teknologi maju dan globalisasi, semua organisasi, apapun

BAB I PENDAHULUAN. tujuan utama yaitu kelanjutan hidup perusahaan, laba dalam jangka panjang, dan

BAB I PENDAHULUAN. pengauditan disebut dengan fraud akhir akhir ini menjadi berita utama dalam

BAB I PENDAHULUAN. Profesi auditor mendapat kepercayaan dari klien untuk membuktikan

BAB I PENDAHULUAN. finansial bukan secara fisik. Laporan keuangan merupakan hasil input maupun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori Triangle Fraud dan Kecurangan Laporan Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi dan aktivitas perusahaan yang dilakukan serta kebijakan-kebijakan

PERENCANAAN PEMERIKSAAN

BAB I PENDAHULUAN. sekadar kumpulan angka-angka, namun menjadi alat yang sangat berguna

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. jawab sosial yang umum bagi investor, pelanggan, dan pihak stakeholder

BAB I PENDAHULUAN. pemanfaatan sumber daya ekonomi perusahaan ke dalam sebuah media

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dan politik di Indonesia dan dunia yang sangat fluktuatif belakangan ini

BAB I PENDAHULUAN. hasil sesuai dengan harapan yaitu mendapatkan laba yang maksimal. Manajemen

1. Tekanan (pressure) yang diukur dengan pertumbuhan keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Standar Audit SA 450. Pengevaluasian atas Kesalahan Penyajian yang Diidentifikasi Selama Audit

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki risiko terjadinya kecurangan atau Fraud. Kecurangan atau biasa disebut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. corporate governance. Agensi teori mengakibatkan hubungan yang asimetri

BAB I PENDAHULUAN. menjual saham (stock) dan obligasi (bond) dengan tujuan dari hasil penjualan

BAB I PENDAHULUAN. Adanya krisis keuangan di Indonesia pada akhir tahun 2008 salah satunya

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG. Kecurangan belakangan ini menjadi sorotan publik dan menjadi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. antara manajer (agent) dengan investor (principal). Terjadinya konflik

BAB I PENDAHULUAN. bertambahnya jumlah perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO)

BAB I PENDAHULUAN. dengan terjadinya era globalisasi yang melanda dunia akhir-akhir ini, mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. luar maupun di dalam organisasi. Fraud biasanya menyangkut penyajian yang secara

BAB I PENDAHULUAN. bisnis menyebabkan semakin tingginya tantangan untuk mengelola risiko yang harus

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang telah go public dan terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia wajib

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi adalah seluruh kumpulan elemen yang dapat kita gunakan untuk

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan salah satu bentuk alat komunikasi oleh manajer puncak kepada bawahannya serta kepada pihak luar perusahaan untuk menginformasikan aktivitas perusahaan selama periode waktu tertentu (Diany, 2014). Oleh karena laporan keuangan digunakan untuk memberikan informasi kepada pihak luar, maka laporan keuangan perusahaan harus menunjukan bahwa kondisi perusahaan berada pada kondisi yang stabil, sehingga perusahaan dapat menarik investor untuk melakukan investasi pada perusahaan serta perusahaan bisa mendapatkan kreditor untuk meminjam dana apabila perusahaan membutuhkan tambahan dana, namun bila perusahaan berada pada kondisi yang tidak stabil, maka perusahaan tidak bisa mendapatkan investor ataupun kreditor. Oleh sebab itu, manajemen akan melakukan kecurangan pada laporan keuangan dengan memanipulasi jumlah pada laporan keuangan agar kondisi perusahaan tetap terlihat stabil. Kecurangan (fraud) merupakan tindakan yang sengaja dilakukan untuk menguntungkan diri sendiri, tetapi merugikan orang lain. Menurut Binbangkum (2008, dalam Norbarani, 2012) kecurangan adalah tindakan yang sengaja dilakukan untuk menggunakan sumber daya perusahaan secara tidak wajar dan 1

2 menyajikan fakta yang salah untuk memperoleh keuntungan pribadi. Anggota perusahaan yang dapat melakukan tindak kecurangan adalah manajemen senior dan karyawan perusahaan karena mempunyai otoritas dan akses terhadap data perusahaan (Taylor, 2004 dalam Norbarani, 2012). Kecurangan berbeda dengan kesalahan, kesalahan (error) merupakan tindakan yang tidak sengaja dilakukan. Kesalahan dapat terjadi karena keteledoran seperti lupa memasukkan data karena kelelahan atau terburu-buru, namun kecurangan terjadi karena ada niat dan tujuannya misalnya, seseorang berada dalam kondisi terdesak dan membutuhkan uang sehingga sengaja memanipulasi data keuangan untuk menutupi kecurangan yang dilakukannya. Menurut Arens, Elder, Beasley, dan Jusuf (2011:372) kecurangan dalam laporan keuangan merupakan salah saji atau penghapusan jumlah tertentu pada laporan keuangan yang sengaja dilakukan dengan tujuan untuk mengelabui penggunanya. Laporan keuangan ditujukan kepada para pihak yang terkait sebagai bentuk pertanggungjawaban perusahaan atas aliran dana investasi dan kredit yang masuk ke perusahaan, serta menjaring adanya investor baru untuk menanamkan modal (Diany, 2014). ACFE ( The Association of Certified Fraud Examiners) (dalam Albrecht, Albrecht, Albrecht, dan Zimbelman, 2009:10) mengklasifikasikan 3 (tiga) kategori utama kecurangan, yaitu

3 penyimpangan atas asset, kecurangan pelaporan keuangan, dan korupsi. Penyimpangan atas asset merupakan penyimpangan yang dilakukan manajemen atas asset perusahaan seperti mencuri asset perusahaan. Kecurangan laporan keuangan merupakan tindakan yang melibatkan pemalsuan terhadap laporan keuangan perusahaan. Korupsi merupakan tindakan manajemen yang menyalahgunakan kekuasaannya dalam transaksi bisnis agar mendapatkan keuntungan untuk kepentingan sendiri atau orang lain. ACFE juga mengelompokkan kecurangan menjadi beberapa jenis, yaitu penggelapan oleh karyawan, kecurangan pemasok, kecurangan pelanggan, kecurangan manajemen, penipuan investasi dan kecurangan konsumen lainnya (Albrecht dkk, 2009:11). Penggelapan oleh karyawan dilakukan oleh karyawan organisasi atau perusahaan, karyawan menggunakan posisinya untuk mengambil aset perusahaan seperti posisi manajer keuangan, manajer keuangan dapat memanipulasi laporan keuangannya tanpa diketahui oleh orang lain ataupun bawahannya. Kecurangan pemasok dilakukan oleh pemasok perusahaan dengan menaikkan harga barang secara sepihak, memberikan barang dengan kualitas rendah, atau mengirimkan barang yang tidak sesuai dengan pesanan. Kecurangan pelanggan dilakukan oleh pelanggan perusahaan dengan tidak membayar tagihan, membayar tagihan tidak sesuai dengan jumlah yang

4 tertera dalam tagihan, atau mendapatkan barang terlalu banyak dari perusahaan melalui penipuan seperti mengatakan bahwa barang yang dikirim tidak sesuai dengan pesanannya sehingga meminta dikirimkan lagi barang yang kurang atau pelanggan menerima kelebihan barang, namun tidak mengatakan tentang kelebihan tersebut, tetapi mengatakan bahwa barang yang diterima sudah sesuai dengan permintaan. Kecurangan manajemen dilakukan oleh manajemen perusahaan dengan memanipulasi laporan keuangan agar terlihat lebih baik daripada seharusnya, biasanya hal ini dilakukan untuk mendapatkan investor. Penipuan investasi dan kecurangan konsumen lainnya dapat dilakukan oleh kelompok atau individu melalui internet dengan menawarkan bunga yang tinggi dan menyakinkan investor agar mau menanamkan modalnya. Berdasarkan penjelasan diatas dapat dikatakan bahwa kecurangan dapat dilakukan oleh individu atau kelompok dari luar atau dalam perusahaan, dari dalam perusahaan kecurangan dapat dilakukan oleh manajemen dan karyawan perusahaan dan dari luar perusahaan kecurangan dapat dilakukan oleh pemasok, pelanggan, atau orang lain, namun dibalik tindakan kecurangan pastilah ada kondisi yang melatarbelakangi seseorang untuk melakukan kecurangan. Terdapat beberapa kondisi yang menyebabkan terjadinya kecurangan dalam laporan keuangan menurut Cressey (1953,

5 dalam Skousen, Smith, dan Wright, 2008) dalam teorinya yang dikenal dengan teori fraud triangle, disebut triangle karena teori ini berbentuk seperti segitiga yang memiliki 3 (tiga) elemen yaitu, tekanan, kesempatan, dan rasionalisasi. 3 (tiga) elemen ini dapat membantu auditor untuk memahami faktor-faktor penyebab manajemen, karyawan, atau organisasi melakukan kecurangan. Elemen teori fraud triangle yang pertama adalah tekanan, tekanan dapat terjadi karena 4 (empat) elemen utama yaitu, tekanan keuangan, kebiasaan buruk, tekanan pekerjaan, dan tekanan lainnya (Albrecht dkk, 2009:35). Tekanan keuangan terjadi ketika manajemen atau pegawai sedang membutuhkan uang untuk memenuhi kebutuhan pribadinya misalnya tekanan untuk biaya pengobatan, pola hidup mewah, mempunyai hutang yang besar dan tidak punya uang untuk melunasinya. Kebiasaan buruk seseorang seperti mengonsumsi obat-obatan, minuman alkohol, dan hubungan yang materialistis menuntut seseorang harus selalu mempunyai uang yang lebih (Albrecht dkk, 2009:36). Sikap atasan yang tidak adil pada pegawainya seperti membayar pegawai lebih rendah dari seharusnya, kekecewaan pada pekerjaan, juga dapat memicu seseorang untuk melakukan kecurangan (Albrecht dkk, 2009:37). Tekanan dalam kecurangan berdasarkan SA 240 disebabkan oleh 4 (empat) hal, yaitu stabilitas keuangan, tekanan eksternal,

6 kebutuhan keuangan pribadi, dan target keuangan. Stabilitas keuangan merupakan keadaan dimana manajer mengalami tekanan untuk melakukan kecurangan pada laporan keuangan karena kondisi perusahaan berada dalam keadaan terancam oleh kondisi ekonomi, industri, dan kondisi operasi perusahaan (Skousen dkk, 2008). Stabilitas keuangan dapat menggunakan perubahan asset untuk mendeteksi kecurangan laporan keuangan karena ketika asset perusahaan mengalami kenaikkan, maka kecurangan laporan keuangan akan kenaikkan. Tekanan eksternal merupakan tekanan yang berlebihan bagi manajemen untuk membayar hutang atau memenuhi persyaratan atau harapan dari pihak ketiga (Skousen dkk, 2008). Tekanan eksternal dapat menggunakan leverage untuk mendeteksi kecurangan laporan keuangan karena ketika hutang perusahaan mengalami kenaikkan, maka kecurangan laporan keuangan akan kenaikkan. Kebutuhan keuangan pribadi menurut Beasley (1996), COSO (1999), dan Dunn (2004) (dalam Skousen dkk, 2008) merupakan keadaan dimana para eksekutif mempunyai porsi kepemilikan dalam perusahaan seperti saham, sehingga kondisi keuangan para eksekutif dapat mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan. Kebutuhan keuangan pribadi dapat menggunakan proporsi kepemilikan saham untuk mendeteksi kecurangan laporan keuangan karena ketika kepemilikan saham mengalami kenaikkan, maka kecurangan laporan keuangan akan

7 meningkat. Target keuangan menurut SA 240 merupakan tekanan bagi manajemen untuk dapat mencapai target keuangan yang sudah ditentukan oleh manajemen tata kelola perusahaan. Target keuangan dapat menggunakan ROA untuk mendeteksi kecurangan laporan keuangan karena ketika perusahaan semakin tidak efektif dan efisien dalam menggunakan asset perusahaan, maka kecurangan laporan keuangan akan meningkat. Penelitian mengenai tekanan dengan menggunakan teori fraud triangle pernah dilakukan sebelumnya oleh Cressey (1953, dalam Skousen dkk, 2008), Skousen dkk (2008), Turner, Mock, dan Srivastava (2003), Lou dan Wang (2009), Manurung dan Hadian (2013), Diany dan Ratmono (2014), Aghghaleh, Iskandar, dan Mohamed (2014). Cressey (1953, dalam Skousen dkk, 2008) yang menyatakan alasan seseorang melakukan kecurangan disebabkan oleh tekanan ekonomi yang dialami. Skousen dkk (2008) meneliti mengenai faktor penyebab kecurangan dari adanya tekanan dan menyebutkan terdapat 5 (lima) hal yang signifikan terhadap terjadinya kecurangan, yaitu perubahan aset, penerimaan kas operasi dan aktivitas investasi, arus kas bersih dari aktivitas operasi, proporsi kepemilikan saham, dan proporsi kepemilikan manajer. Turner dkk (2003) menyatakan bahwa pada level tekanan yang rendah, manajer dapat menunjukan integritas yang sangat tinggi dan bekerja untuk mengurangi tekanan tersebut, namun pada level tekanan

8 yang tinggi integritas manajer bisa saja terganggu dan menganggap tekanan sebagai sesuatu hal yang harus diutamakan. Lou dan Wang (2009) meneliti mengenai tekanan dan menyebutkan terdapat 4 (empat) hal yang signifikan terhadap terjadinya kecurangan, yaitu kesalahan analisis perkiraan kecurangan dimana kecurangan akan muncul jika perusahaan memiliki kesalahan besar dalam menganalisis perkiraan tekanan keuangan manajemen, perusahaan melaporkan kerugian yang lebih dari 2 (dua) tahun secara berturut-turut, perusahaan melaporkan arus kas negatif dari operasi yang lebih dari 2 (dua) tahun, dan perusahaan memiliki hutang yang besar. Manurung dan Hadian (2013) mendeteksi kecurangan laporan keuangan menggunakan tekanan dan menyebutkan terdapat 2 (dua) hal yang dapat digunakan untuk mendeteksi adanya kecurangan yaitu melalui perubahan asset dan Return on Asset (ROA). Diany dan Ratmono (2014) menguji mengenai tekanan dan menyebutkan bahwa penjualan dibagi total asset memiliki pengaruh signifikan perusahaan untuk melakukan kecurangan. Aghghaleh dkk (2014) meneliti mengenai faktor resiko kecurangan dan keterjadian kecurangan melalui tekanan dan menyebutkan terdapat 2 (dua) hal yang signifikan terhadap terjadinya kecurangan yaitu penjualan pada piutang usaha dan leverage.

9 Elemen teori fraud triangle yang kedua adalah kesempatan, kesempatan bisa datang kapan saja bagi seseorang untuk melakukan kecurangan bila pengendalian internal perusahaan lemah, kemampuan perusahaan untuk menilai kualitas kinerja yang lemah, perusahaan tidak dapat menghentikan pelaku kecurangan, dan kemudahan untuk mengakses informasi perusahaan (Albrecht dkk, 2009:38). Pengendalian internal yang efektif merupakan langkah paling penting bagi perusahaan untuk mencegah dan mendeteksi terjadinya kecurangan, pengendalian internal yang harus dimiliki adalah pengendalian lingkungan, pengendalian fungsi audit, dan pengendalian aktivitas (Albrecht dkk, 2009:38). Kemampuan perusahaan untuk menilai kualitas kinerja karyawan sangatlah penting, agar orang yang sudah kita gaji bisa menjalankan pekerjaannya sesuai dengan kontrak yang sudah disepakati, bukannya mengaji seseorang yang tidak menjalankan sesuai kontrak namun tetap kita gaji (Albrecht dkk, 2009:45). Kesempatan dalam kecurangan berdasarkan SA 240 disebabkan oleh 3 (tiga) hal, yaitu kondisi industri, ketidakefektifan pengawasan, dan struktur organisasi. Kondisi industri merupakan kondisi dimana perusahaan yang bergerak dalam bidang industri akan mempunyai risiko yang melibatkan estimasi dan pertimbangan yang signifikan (Skousen dkk, 2008). Kondisi industri dapat menggunakan piutang usaha untuk

10 mendeteksi kecurangan laporan keuangan karena ketika saldo akun piutang tak tertagih mengalami kenaikkan, maka kecurangan laporan keuangan akan meningkat. Ketidakefektifan pengawasan menurut SA 240 merupakan kondisi dimana manajemen didominasi oleh satu orang tanpa pengawasan dan ketidakeffektifan pengawasan dalam penyusunan laporan keuangan. Ketidakefektifan pengawasan dapat menggunakan jumlah ahli finansial untuk mendeteksi kecurangan laporan keuangan karena ketika jumlah ahli finansial dalam perusahaan meningkat, maka kecurangan laporan keuangan akan menurun. Struktur organisasi merupakan kondisi dimana struktur organisasi perusahaan dalam keadaan yang kompleks dan tidak stabil yang ditandai dengan adanya pergantian posisi manajer senior, konsultan, dan jajaran direksi (Skousen dkk, 2008). Struktur organisasi dapat menggunakan pergantian posisi manajemen dan direksi untuk mendeteksi kecurangan laporan keuangan karena ketika pergantian posisi semakin meningkat, maka kecurangan laporan keuangan akan menurun. Penelitian mengenai kesempatan dengan menggunakan teori fraud triangle pernah dilakukan sebelumnya oleh Cressey (1953, dalam Skousen dkk, 2008), Skousen dkk (2008), Turner dkk (2003), Lou dan Wang (2009), Manurung dan Hadian (2013), Diany dan Ratmono (2014). Cressey (1953, dalam Skousen dkk, 2008) yang menyatakan alasan melakukan kecurangan

11 disebabkan oleh adanya kesempatan untuk melakukannya. Skousen dkk (2008) meneliti mengenai kesempatan dan menyebutkan terdapat 2 (dua) hal yang signifikan terhadap terjadinya kecurangan, yaitu bila jumlah anggota komite audit independen dalam perusahaan meningkat, maka probabilitas kecurangan dalam perusahaan akan menurun dan ketika CEO memegang posisi sebagai ketua dewan, maka kemungkinan kecurangan akan meningkat. Turner dkk (2003) menyatakan bahwa pada level peluang yang rendah manajer dapat menunjukkan integritas yang sangat tinggi dan kecurangan dapat berkurang, namun pada level peluang yang tinggi manajer akan menganggap bahwa peluang yang ada sangatlah menarik dan integritas manajer akan dikompromikan sehingga kecurangan menjadi meningkat. Lou dan Wang (2009) meneliti mengenai kesempatan dan menyebutkan terdapat 3 (tiga) hal yang signifikan terhadap terjadinya kecurangan, yaitu investasi ekuitas yang menjelaskan keuangan perusahaan yang kompleks, transaksi penjualan kepada pihak istimewa dimana perusahaan dengan transaksi yang kompleks dapat mendukung kemungkinan terjadinya kecurangan yang besar, dan tingkat pergantian auditor internal perusahaan yang tinggi mengakibatkan sistem pengendalian internal untuk mencegah terjadinya kecurangan akan menjadi lemah. Manurung dan Hadian (2013) mendeteksi kecurangan laporan keuangan menggunakan kesempatan dan

12 menyebutkan bahwa jumlah dewan komisaris dalam perusahaan dapat digunakan untuk mendeteksi adanya kecurangan. Diany dan Ratmono (2014) menguji mengenai kesempatan dan menyebutkan bahwa keahlian keuangan komite audit memiliki pengaruh signifikan perusahaan untuk melakukan kecurangan. Elemen teori fraud triangle yang ketiga adalah rasionalisasi, rasionalisasi lebih sering dihubungkan dengan sikap dan karakter seseorang yang membenarkan nilai-nilai etis yang sebenarnya tidak baik, seperti perusahaan telah berhutang kepada karyawannya sehingga karyawan menganggap bahwa apa yang dilakukannya itu benar dan pantas dilakukan, hanya meminjam uang perusahaan dan akan mengembalikannya nanti, tidak ada seseorang yang akan mengetahui tentang kecurangan yang sudah dilakukan, dan menganggap hal yang dilakukannya adalah untuk tujuan yang baik (Albrecht dkk, 2009:50). Rasionalisasi dalam kecurangan berdasarkan SA 240 merupakan kondisi dimana manajemen atau karyawan mempunyai alasan untuk membenarkan tindakan kecurangan yang terjadi. Rasionalisasi dapat menggunakan pergantian auditor untuk mendeteksi kecurangan laporan keuangan karena ketika pergantian auditor semakin meningkat, maka kecurangan laporan keuangan akan meningkat. Penelitian mengenai rasionalisasi dengan menggunakan teori fraud triangle pernah dilakukan sebelumnya oleh Cressey (1953,

13 dalam Skousen dkk, 2008), Skousen dkk (2008), Lou dan Wang (2009).Cressey (1953, dalam Skousen dkk, 2008) menyatakan alasan seseorang melakukan kecurangan disebabkan karena individu merasionalkan tindakan kecurangan dengan kode etik pribadi masing-masing individu. Skousen dkk (2008) meneliti mengenai rasionalisasi dan menyatakan tidak ada hal yang signifikan terhadap kecurangan karena dianggap rasionalisasi tidak bisa kritis. Lou dan Wang (2009) meneliti mengenai rasionalisasi dan menyebutkan terdapat 2 (dua) hal yang signifikan terhadap terjadinya kecurangan, yaitu frekuensi penyajian ulang laporan keuangan yang tinggi disebabkan oleh reliabilitas laporan keuangan yang rendah dan dalam hal ini integritas manajemen dipertanyakan karena menyajikan laporan keuangan secara berulang, serta hubungan manajer dan auditor mengambarkan organisasi manajerial yang rasional, namun bilahubungan antara manajer dan auditor menjadi buruk, maka frekuensi pergantian auditor menjadi tinggi dan resiko kecurangan pun akan meningkat karena auditor yang baru belum mengerti mengenai kondisi perusahaan. Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk meneliti mengenai kecurangan pada laporan keuangan dengan menggunakan teori fraud triangle, karena menurut peneliti teori fraud triangle mencerminkan sifat-sifat alami manusia. Setiap manusia memiliki masalah dalam kehidupannya yang dapat

14 membuatnya berpikiran untuk mencuri baik secara langsung maupun tidak langsung, mengalami tekanan dalam lingkungannya, melihat adanya kesempatan yang terbuka, serta sikap rasional yang membenarkan alasan untuk apa yang dilakukan. Teori fraud triangle tidak dapat diteliti secara langsung namun, dapat menggunakan faktor-faktor penyebab kecurangan yang diambil dari SA 240 yang menguraikan mengenai faktorfaktor penyebab kecurangan dari tiap elemen teori fraud triangle yang dapat membantu auditor dalam mendeteksi terjadinya kecurangan dalam laporan keuangan. Oleh sebab itu, peneliti ingin meneliti kembali mengenai pengaruh stabilitas keuangan, tekanan eksternal, kebutuhan keuangan pribadi, target keuangan, kondisi industri, ketidakefektifan pengawasan, struktur organisasi, dan rasionalisasi dalam mendeteksi kecurangan pada laporan keuangan. 1.2. Rumusan Masalah 1. Apakah tekanan (stabilitas keuangan, tekanan eksternal, kebutuhan keuangan pribadi, dan target keuangan) dapat mendeteksi terjadinya kecurangan pada laporan keuangan? 2. Apakah kesempatan (kondisi industri, ketidakefektifan pengawasan, dan struktur organisasi) dapat mendeteksi terjadinya kecurangan pada laporan keuangan?

15 3. Apakah rasionalisasi dapat mendeteksi terjadinya kecurangan pada laporan keuangan? 1.3. Tujuan Penelitian 1. Menganalisis apakah tekanan (stabilitas keuangan, tekanan eksternal, kebutuhan keuangan pribadi, dan target keuangan) dapat membantu mendeteksi kecurangan pada laporan keuangan. 2. Menganalisis apakah kesempatan (kondisi industri, ketidakefektifan pengawasan, dan struktur organisasi) dapat membantu mendeteksi kecurangan pada laporan keuangan. 3. Menganalisis apakah rasionalisasi dapat membantu mendeteksi kecurangan pada laporan keuangan. 1.4. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Akademik: Mampu memberikan pengetahuan tambahan mengenai faktor-faktor penyebab terjadinya kecurangan dari sisi teori fraud triangle yaitu melalui stabilitas keuangan, tekanan eksternal, kebutuhan keuangan pribadi, target keuangan, kondisi industri, ketidakefektifan pengawasan, struktur organisasi, dan rasionalisasi dalam mendeteksi kecurangan laporan keuangan. 2. Manfaat Praktik : Membantu organisasi untuk mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya kecurangan dari sisi teori

16 fraud triangle yaitu melalui stabilitas keuangan, tekanan eksternal, kebutuhan keuangan pribadi, target keuangan, kondisi industri, ketidakefektifan pengawasan, struktur organisasi, dan rasionalisasi dalam mendeteksi kecurangan laporan keuangan. 1.5. Sistematika Penulisan Untuk memudahkan pembaca dalam memahami isi skripsi ini. Maka sistematika penulisan disampaikan di bawahi ini: BAB 1 : PENDAHULUAN Pada bab ini berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini berisi penelitian terdahulu yang terkait dengan topik, landasan teori yang berisi konsep teoritis yang relevan dengan perumusan masalah, pengembangan hipotesis dan model penelitian. BAB 3 : METODE PENELITIAN Pada bab ini berisi desain penelitian, identifikasi variabel, jenis data dan sumber data, metode pengumpulan data, populasi, sampel dan teknik pengambilan sampel, dan teknik analisis data.

17 BAB 4 BAB 5 : ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini berisi karakteristik objek penelitian, analisis data, dan pembahasan. : SIMPULAN, KETERBATASAN, dan SARAN Pada bab ini berisi simpulan, keterbatasan, dan saran.