BAB V KONSEP PERENCANAAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KONSEP PERENCANAAN

BAB 6 KONSEP PERENCANAAN

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN INTERMODA DI TANGERANG

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB V KONSEP. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Tujuan dari perancangan Pusat Gerontologi di Jawa Barat merupakan

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN PINTAR DI KOTA SOLO DENGAN METAFORA ARSITEKTUR

kondisi jalur di pusat perbelanjaan di jantung kota Yogyakarta ini kurang BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV: KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP. a. Memberikan ruang terbuka hijau yang cukup besar untuk dijadikan area publik.

REDESAIN RUMAH SAKIT ISLAM MADINAH TULUNGAGUNG TA-115

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANAGAN

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. PT. BMW Indonesia ini adalah adanya kebutuhan perusahaan untuk memenuhi

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global.

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN

Bab V. PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN MARKAS PUSAT DINAS KEBAKARAN SEMARANG. No Kelompok Kegiatan Luas

PUSAT MODIFIKASI MOBIL BAB V KONSEP PERANCANGAN KONSEP METAFORA PADA BANGUNAN Beban angin pada ban lebih dinamis.

Sistem Utilitas Bangunan Gedung Bertingkat

BAB VI HASIL RANCANGAN. mengacu pada tema dasar yaitu high-tech architecture, dengan tujuh prinsip tema

Bab V Konsep Perancangan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB II TINJAUAN OBJEK

BAB IV: KONSEP Pendekatan Aspek Kinerja Sistem Pencahayaan Sistem Penghawaan Sistem Jaringan Air Bersih

BAB V KONSEP PERANCANGAN

Transformasi pada objek

BAB V KONSEP PERANCANGAN. tema perancangan dan karakteristik tapak, serta tidak lepas dari nilai-nilai

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SMAN 54 JAKARTA

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep dasar perancangan yang digunakan adalah sustainable

[STASIUN TELEVISI SWASTA DI JAKARTA]

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pelatihan

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DESAIN

BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan 510 m 2 untuk

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

Terminal Antarmoda Monorel Busway di Jakarta PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Dasar

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RELOKASI PASAR IKAN HIGIENIS REJOMULYO SEMARANG

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. menggunakan dinding yang sifatnya masif.

LP3A REDESAIN TERMINAL BUS BAHUREKSO KENDAL TIPE B BAB V KONSEP DAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL BUS BAHUREKSO KENDAL

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA 3.1 NARASI DAN ILUSTRASI HASIL RANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building

BAB V KONSEP. Secara umum, arahan yang diberikan dalam rangka perencanaan Apartemen Di

SEKOLAH MENENGAH TUNANETRA BANDUNG

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB IV : KONSEP. 4.1 Konsep Dasar. Permasalahan & Kebutuhan. Laporan Perancangan Arsitektur Akhir

AKADEMI SEPAKBOLA INDONESIA KONSEP EKSTERIOR

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perancangan Batu convention and exhibition center merupakan salah satu

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN


BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP. V.1.1. Tata Ruang Luar dan Zoning Bangunan

BANDUNG EXHIBITION HALL STUDIO PERANCANGAN TUGAS AKHIR TEMA : BANGUNAN BENTANG LEBAR. Hall A sifatnya publik dipakai untuk event pameran indor

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Nusantara ini dibagi menjadi beberapa bagian kegiatan, yaitu :

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TEMPAT ISTIRAHAT KM 166 DI JALAN TOL CIKOPO-PALIMANAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan. Kostel. yang ada didalam. Pelaku kegiatan dalam Kostel ini adalah :

Pencapaian pejalan kaki dalam hal ini khususnya para penumpang kendaraan ang

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Perencanaan dasar pengunaan lahan pada tapak memiliki aturanaturan dan kriteria sebagai berikut :

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep dasar yang digunakan dalam Perancangan Kembali Terminal Bus. Tamanan Kota Kediri mencangkup tiga aspek yaitu:

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RESORT HOTEL

AIR CONDITIONING (AC) Disiapkan Oleh: Muhammad Iqbal, ST., M.Sc Jurusan Teknik Arsitektur Universitas Malikussaleh Tahun 2015

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN

BAB V. Konsep. bangunan. memaksimalkan potensi angin yang dapat mengembangkan energi

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP RANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PROYEK

BAB V KONSEP PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP DASAR DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Transkripsi:

BAB V KONSEP PERENCANAAN 5.1. Konsep Dasar Dari Tema Perancangan Pusat Data & Informasi Bencana Alam ini menggunakan konsep bentuk menjadikan ekspresi yang mengarah kepada arsitekturalnya, tentunya dengan penyesuaian fugnsi-fungsi ruang yang ada. Untuk itu, konsep form follow fungtion dijadikan dasar sebagai konsep perancangan. 5.1.1. Perencanaan Sarana Pusat Data & Informasi Bencana Alam Ditinjau dari banyaknya bencana alam yang terjadi, maka fungsi sebuah Pusat Data & Informasi Bencana Alam sangatlah diperlukan, karena pada Pusat Informasi inilah setiap informasi disajikan dengan mudah dan dimengerti oleh masyarakat. Dalam merencanakan suatu Pusat Data & Informasi Bencana Alam, sangatlah penting untuk mengetahui secara rinci fungsi dari setiap ruang sebuah pusat informasi, baik fungsi sebagai media informasi, maupun fungsi ditinjau dari segi aktivitas dan keterkaitannya terhadap lingkungan. Selanjutnya aspek lainnya yang perlu diketahui adalah intensitas dari pergerakan yang harus diantisipasi. Karena Pusat Data & Informasi yang direncanakan bersifat didatangi dan dikunjungi. 5.1.2. Kriteria Perencanaan Dalam perencanaan suatu Pusat Data & Informasi Bencana Alam ini, kriteria utama yang diterapkan adalah : 1. Dapat mengintegrasikan antar ruang pada setiap aktifitas pergerakan yang terjadi, yaitu mudah dicapai dari ruang satu dan ruang lainnya. ADJIE ASMORO 01201.002 V-1

2. Perencanaan untuk interior maupun ekterior ruang harus dapat mengakomodasi sistem peralatan dan fungsi yang ada. 3. Dapat memberikan sebuah informasi secara cepat akan pentingnya kewaspadaan terhadap bahaya bencana, yaitu dengan menyediakan tempat / perletakkan yang baik untuk alat-alat atau media agar dapat berfungsi dengan lancar. 4. Dapat menunjukkan bahwa fungsinya sebagai sebuah Pusat Data & Informasi memiliki nilai Behavior modifier, dan Aesthetic function, terhadap lingkungan dan penghuninya. 5. Dapat menciptakan sebuah informasi dengan berbagai fasilitas yang nyaman, aman, tenang, komunikatif, dan informatif agar proses informasi yang disampaikan dapat secara tepat, cepat dan memiliki asas manfaat. 5.2. Konsep Masa Bangunan 5.2.1. Perletakan Masa Bangunan Konsep Gubahan Masa bangunan Pusat Data & Informasi Bencana Alam - Gubahan massa bangunan diambil dari sebuah prinsip fungsi informasi. 5.2.2. Konsep Perletakkan Zoning Pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam mengatur penzoningan di dalam tapak adalah : ADJIE ASMORO 01201.002 V-2

Alur sesuai fungsi kegiatan dan aktifitasnya. Keadaan situasi di dalam tapak. Pencapaian sirkulasi kendaraan di dalam tapak. Penataan ruang luar yang ingin dicapai. Keterkaitan dengan fungsi yang ada disekitar tapak. Dari konsep perletakkan penataan massa bangunan, penulis mencoba mengilustrasikan perletakkan masa bangunan dengan mempertimbangkan beberapa hal yang telah dijelaskan di atas. 5.3. Konsep Ruang Berdasarkan identifikasi bangunan dan fungsinya sebagai Pusat Data & Informasi Bencana Alam, maka konsep ruang yang digunakan bentuk dari fungsi masing-masing ruang. ADJIE ASMORO 01201.002 V-3

5.4. Konsep Sirkulasi 5.4.1. Konsep Sirkulasi Ruang Dalam Secara Horizontal Berfungsi untuk menghubungkan antara ruang yang satu dengan ruang yang lain pada lantai yang sama. pemilihan sistem sirkulasi didasarkan kepada : Konsep sirkulasi ruang dalam secara horizontal menggunakan sistem double looded, karena ruang-ruang yang dibentuk dibuat berhadapan agar koordinasi menjadi lebih mudah. Pada gedung ini tidak dibutuhkan sirkulasi yang besar dan banyak. Sirkulasi yang dibutuhkan hanya sebatas kebutuhan koordinasi antar bagian teknisi. Dari beberapa kriteria pemilihan konsep sistem sirkulasi, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa untuk konsep sirkulasi yang sesuai adalah menggunakan sistem Linier atau Grid, sesuai dengan kebutuhan akan fungsinya yang bersifat emergency dan sistem kerja yang cepat. ADJIE ASMORO 01201.002 V-4

5.4.2. Konsep Sirkulasi Ruang Dalam Secara Vertikal Jenis sirkulasi vertikal yang akan digunakan adalah ramp, tangga, eskalator, dan elevator/lift pada bangunan ini sangat diperlukan untuk mempermudah dan mempercepat sirkulasi dari satu lantai ke lantai yang lain. Kriteria pemilihan Jenis Keuntungan Kerugian Tangga Tidak perlu waktu tunggu Dapat menghadapi kemiringan yang curam Cocok untuk keadaan darurat Efektif digunakan pada waktu sibuk Ramp Tidak melelahkan karena kemiringannya yang tidak securam tangga Efisien untuk dimanfaatkan sebagai ruang pada sisinya Eskalator Menghemat tenaga dan waktu pemakainya Efektif digunakan untuk mempercepat dan memudahkan hubungan antar bagian Tidak memerlukan waktu tunggu Lift Memudahkan pengangkutan barang Efisien tenaga dan ruang Mempercepat hubungan antar bagian secara vertical mempermudah sirkulasi bagi orang cacat Tidak efektif untuk bangunan yang lebih dari 4 lantai Membutuhkan ruang yng cukup luas untuk penempatannya Biaya operasionalnya mahal Membutuhkan banyak ruang Biaya operasionalnya mahal Memerlukan waktu tunggu Kapasitasnya sekali angkut tidak banyak ADJIE ASMORO 01201.002 V-5

Konsep sirkulasi secara vertikal pada bagian ini menggunakan beberapa jenis, yaitu lift, tangga, dan ramp kecuali eskalator. Karena penggunaan eskalator tidak sesuai dengan kebutuhan dari fungsi gedung itu sendiri. Pada gedung ini sangat dibutuhkan adanya sebuah lift bagi pengguna yang membutuhkan kecepatan waktu, tangga dibutuhkan sebagai sirkulasi alternatif, dan ramp yang digunakan bila membawa sebuah alat tertentu sesuai dengan kebutuhannya. 5.4.3. Konsep Sirkulasi Ruang Luar Konsep sirkulasi ruang luar antar gedung dirancang mengikuti kebutuhan hubungan antar ruang dan lebih tepatnya dengan menggunakan konsep linier dan radial. Konsep ini dianggap lebih menyatu terhadap situasi tapak karena dapat menyesuaikan dengan segala kegiatan dan aktifitasnya. ADJIE ASMORO 01201.002 V-6

5.4.4. Konsep Ruang Terbuka Tapak membutuhkan ruang terbuka sebagai tempat berinteraksi dengan alam / berkumpul / bersosialisasi, dan berdiskusi maupun peristiwa lainnya (bersenda-gurau). Jadi konsep yang digunakan adalah mencerminkan keterbukaan ruang dalam berekspresi. 5.5. Konsep Struktur Bangunan Jenis Struktur yang dipakai berdasarkan pertimbangan dalam mendesain sebuah Pusat Data & Informasi Bencana Alam ini adalah : Struktur yang cepat pengerjaannya mengingat bangunan ini adalah bangunan publik yang sangat mempertimbangkan dampak pembangunannya pada kegiatan eksplorasi alam. Struktur yang dapat memenuhi kriteria dari segala alat-alat yang digunakan dalam sebuah ruangan agar menyatu dan fungsional. Struktur yang fleksibel dengan penataan ruang-ruang di dalamnya. Struktur yang dapat menciptakan atau mendukung kontinuitas ruang dengan modul yang sesuai dengan ruang gerak manusia. Struktur yang memiliki nilai estetika yang baik untuk diekspresikan. Dari segala kriteria diatas alternatif pemilihan sistem struktur disesuaikan terhadap maksud dan tujuan serta harus dipertimbangkan segala keuntungan dan kerugiannya. Untuk itu, sistem struktur yang ADJIE ASMORO 01201.002 V-7

digunakan adalah sistem struktur portal dan rangka ruang dengan kombinasi struktur lainnya. Karena menimbang dari beberapa kebutuhan ruang serta aktifitasnya. 5.6. Konsep Perencanaan Utilitas Bangunan 5.6.1. Konsep Pengudaraan/penghawaan Untuk mencapai kenyamanan dalam bangunan perlu diperhatikan sistem pengudaraan yang baik. Cara mendapatkan pengudaraan yang baik adalah melalui pengudaraan alami, dapat diperoleh dengan : memberikan bukaan pada daerahdaerah yang diinginkan, dan memberikan ventilasi yang sifatnya berhadapan dan sejajar. Ruang-ruang service menggunakan ventilasi alami yang berasal dari bukaan-bukaan pada bangunan yang sengaja dibuat. Pengkondisian udara buatan menggunakan pendingin ruangan berupa AC Split maupun AC Tower yang terdiri dari unit outdoor sebagai kondensor dan unit indoor sebagai evavoratornya. Penggunaan pendingin ruangan dalam hal ini digunakan pada ruang-ruang tertentu seperti : ruang kantor pengelola, ruang operator, ruang Server, ruang kontrol CMSS, dan sebagian besar ruangan ini membutuhkan pendingin ruangan karena menyangkut kebutuhan yang mutlak. 5.6.2. Konsep Penerangan/pencahayaan Dalam merencanakan suatu bangunan hal yang tak boleh luput diperhatikan salah satunya adalah hal penerangan/ pencahayaan. Sumber penerangan dapat berasal dari pemanfaatan sinar matahari dan penerangan buatan (lampu). Pemanfaatan cahaya matahari sebagai penerangan alami dalam bangunan berguna sebagai : a. Menghemat energi dan biaya operasional bangunan. ADJIE ASMORO 01201.002 V-8

b. Menciptakan ruang yang sehat mengingat sinar matahari mengandung ultraviolet yang memberikan efek psikologis bagi manusia dan memperjelas kesan ruang. c. Mempergunakan cahaya alami sejauh mungkin ke dalam bangunan, baik sebagai sumber penerangan maupun tidak langsung. Akan tetapi penggunaan AC pada bangunan yang akan direncanakan ini menyangkut ketentuan mutlak dan harus dipenuhi. Sebab hampir setiap ruangan pada bangunan ini diharuskan memiliki pendingin serta harus dapat mengeluarkan udara panas dari ruangan. Hal ini telah dikemukakan pada bab sebelumnya tentang kebutuhan yang mesti dicapai seperti pendingin untuk sistem komputerisasi, untuk receiver atau server, maupun ruang-ruang lainnya. 5.6.3. Konsep Sistem Keamanan dan CCTV Sistem keamanan pada bangunan yang akan direncanakan sangatlah penting dan termasuk faktor utama dalam perencanaan, karena hampir seluruh komponen didalamnya menggunakan teknologi komputerisasi dalam hal ini rawan tindakan kriminal. Sebagai antisipasi dalam hal keamanan untuk itu disetiap ruangan secara tersembunyi diletakkan sebuah kamera yang dapat merekam setiap kegiatan atau pun kejadian. CCTV (Closed Circuit Television) adalah suatu alat yang berfungsi untuk memonitor suatu ruangan melalui layar televisi/monitor, yang menampilkan gambar dari rekaman kamera yang dipasang di setiap sudut ruangan secara tersembunyi. 25 Dalam sistem ini, peralatan yang diperlukan adalah : Kamera Monitor Televisi 25 Data, Utilitas Bangunan, Tangoro Dwi, Universitas Indonesia Perss. 2004 ADJIE ASMORO 01201.002 V-9

Kabel koaxial Timelaps video recorder, dan Ruang Kontrol 5.6.4. Konsep Sistem Pencegahan Kebakaran Sistem pencegahan kebakaran dapat berfungsi dengan baik jika dalam perencanaan bangunan tersebut memperhatikan Klasifikasi yang telah dibuat oleh pemerintah. Sesuai dengan segala peralatan dan kebutuhan yang digunakan pada Pusat Data & Informasi ini, maka klasifikasi dalam merencanakan sebuah sistem pencegaha kebakaran dibagi menjadi : Kelas A Struktur utamanya harus tahan api sekurang-kurangnya 3 jam. Bangunan kelas A ini biasanya merupakan bangunan untuk kegiatan umum, stasiun terminal, hotel, pertokoan, perkantoran, rumah sakit, bangunan industri, pusat hiburan serta tempat rekreasi. Kelas B Struktur utamanya harus tahan terhadap api sekurang kurangnya 2 jam. Bangunan-bangunan tersebut meliputi perumahan bertingkat, asrama, sekolah, dan tempat ibadah. Kelas C Bangunan-bangunan dengan ketahanan api dari struktur utamanya selam 1 jam, biasanya bangunan-bangunan yang tidak bertingkat dan sederhana. Kelas D Bangunan-bangunan yang tidak tercakup ke dalam kelas A, B, C dan diatur tersendiri, seperti instalasi nuklir dan gudanggudang senjata/mesin. 26 26 Data, Utilitas Bangunan, Tangoro Dwi, Universitas Indonesia Perss. 2004 ADJIE ASMORO 01201.002 V-10

Berdasarkan klasifikasi yang telah diuraikan, maka bangunan Pusat Data & Informasi Bencana Alam ini direncanakan masuk dalam klasifikasi Kelas A. Dalam perencanaan fasilitas umum harus dipikirkan juga letak tangga kebakaran. Tangga kebakaran harus dilengkapi pintu tahan api, minimum 2 jam dengan arah bukaan kea rah ruangan tangga dan dapat menutup kembali secara otomatis, dilengkapi lampu dan tanda petunjuk serta ruangan tangga yang bebas asap. Tangga kebakaran dalam ruang efektif mempunyai jarak maksimum 25 M dengan lebar tangga minimum 1,2 M dan tidak boleh menyempit kea rah bawah, serta tidak diperbolehkan tangga berbentuk punter/tangga melingkar. Peralatan yang diperlukan dalam pencegahan kebakaran berdasarkan standar peraturan Dinas Pemadam Kebakaran : - Sistem pencegah api (fire protection system) yang terdiri dari detector asap dan panas. - Fire Ring Main, jaringan pipa pencegah kebakaran dipasang sekeliling area yang akan dilindungi. - Fire Pump, untuk memompa tekanan air yang diperlukan untuk memadamkan api, sumber energi berasal dari generator. Hydrant, dibagi menjadi 3 macam yaitu : Hydrant Piller yang diletakkan di sisi jalan, Fire House Box yang diletakkan di masingmasing zona kebakaran, dan Fire Extinguiser (tabung pemadam kebakaran)yang diletakkan di dalam bangunan. ADJIE ASMORO 01201.002 V-11