Tugas Akhir Analisa Taman Menteng Sebagai Taman Kota Berdasarkan Kriteria Kualitas Taman, Jakarta Pusat BAB I PENDAHULUAN

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISA TAMAN MENTENG SEBAGAI TAMAN KOTA BERDASARKAN KRITERIA KUALITAS TAMAN JAKARTA PUSAT

Penentuan Lokasi Alternatif Kawasan Hijau Binaan Di Jakarta Barat

BAB IV KONDISI UMUM. Gambar 5 Kawasan Menteng pada tahun 1930 (Sumber: Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta)

ANALISIS MENGENAI TAMAN MENTENG

Evaluasi Tingkat Kenyamanan Penghuni Pasca Perubahan Fungsi Taman Parang Kusumo Semarang

Studi Peran & Efektifitas RTH Publik di Kota Karanganyar Isnaeny Adhi Nurmasari I BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. Kota Jakarta Barat dikenal sebagai kota jasa dan pusat bisnis yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Muhammad Riksa Alhadi, 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. heterogen serta coraknya yang materialistis (Bintarto,1983:27). Kota akan selalu

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Fristiawati, 2015 PENGEMBANGAN TAMAN RA. KARTINI SEBAGAI RUANG REKREASI PUBLIK DI KOTA CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN Deskripsi Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

Karakteristik Pengunjung dan Aktivitasnya Terhadap Penggunaan Taman Kota Sebagai Ruang Sosial di Taman Keplaksari Kabupaten Jombang

Karakteristik Pengunjung dan Aktivitasnya Terhadap Penggunaan Taman Kota Sebagai Ruang Sosial di Taman Keplaksari Kabupaten Jombang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III GAMBARAN OBYEK PENELITIAN. adapun obyek dalam penelitin ini adalah jalur sepeda tahap-1 di Kota Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan sebuah kota serta peningkatan jumlah penduduk perkotaan tentunya

METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. keberadaan ruang terbuka hijau khususnya ruang terbuka hijau publik.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

POLA PEMANFAATAN DAN PELAYANAN ALUN-ALUN KOTA PATI BERDASARKAN PERSEPSI DAN PREFERENSI PENGUNJUNG TUGAS AKHIR TKPA 244

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 1 PENDAHULUAN

Kebutuhan Terhadap Pedoman Pejalan Kaki

I. PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang. mengembangkan otonomi daerah kepada pemerintah daerah.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ARAHAN PENYEDIAAN RUANG PEJALAN KAKI DI KAWASAN ALUN-ALUN LOR KOTA SURAKARTA TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Hutan Kota Srengseng Jakarta Barat Provinsi

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Rekomendasi Keterbatasan Studi DAFTAR PUSTAKA... xv

BAB IV PENGAMATAN PERILAKU

BAB III METODE PERANCANGAN. Dalam proses perancangan Kepanjen Education Park ini dibutuhkan

BAB III : DATA DAN ANALISA

BAB IV. KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) 1. LATAR BELAKANG

BAB III. Metode Perancangan. Perancangan sentra industri batu marmer di Kabupaten Tulungagung

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

2016 BANDUNG SPORTS CLUB

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III BAHAN DAN METODE

2016 MOTIF MASYARAKAT MELAKUKAN JENIS AKTIVITAS OLAHRAGA DILAPANGAN SABUGA BERDASARKAN USIA

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LAMPIRAN. Lampiran 1. Jadwal rencana penelitian. Februari Maret April Mei Juni. Kegiatan. 1. Penyusunan Proposal. 2. Persiapan. 3. Inventarisasi Data

BAB I PENDAHULUAN. penyedia fasilitas pelayanan bagi masyarakat. Lingkungan perkotaan merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pesat di seluruh wilayah Indonesia. Pembangunan-pembangunan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. daerah resapan pada kota Medan. Sesuai dengan Undang-Undang No. 26 Tahun

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Perngertian Judul

2016 KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU BERD ASARKAN JUMLAH PEND UD UK D I KECAMATAN JATINANGOR KABUPATEN SUMED ANG

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kota Kepanjen merupakan ibukota baru bagi Kabupaten Malang. Sebelumnya ibukota Kabupaten Malang berada di Kota Malang ( Berdasarkan

KOMPLEKS OLAHRAGA SURABAYA DI JAWA TIMUR Penekanan Desain Arsitektur High - Tech

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Kependudukan Kota di Jawa Barat Tahun Luas Wilayah Jumlah Penduduk Kepadatan Penduduk Per Km 2

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II METODA DAN RUANG LINGKUP PEMBAHASAN

III. METODOLOGI. Gambar 1 Peta lokasi penelitian

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ( LP3A ) SHOPPING MALL DI BUKIT SEMARANG BARU. Diajukan Oleh : Rr. Sarah Ladytama L2B

VI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET

PENATAAN KORIDOR JALAN PASAR BARU JAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN. Darma km 11 Desa Jagara Kecamatan Darma Kabupaten Kuningan, Pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

APARTEMEN LIFE STYLE BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan kota seringkali menyebabkan terjadinya perubahan kondisi ekologis lingkungan perkotaan yang

Dampak Pembangunan Mall Olimpic Garden (MOG) Terhadap Lalu Lintas Kota Malang

ANALISIS KESELAMATAN DAN KENYAMANAN PEMANFAATAN TROTOAR BERDASARKAN PERSEPSI DAN PREFERENSI PEJALAN KAKI DI PENGGAL JALAN M.T. HARYONO KOTA SEMARANG

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

KAJIAN KARAKTERISTIK BERLOKASI PEDAGANG KAKI LIMA (PKL) PADA KAWASAN PERDAGANGAN JALAN KARTINI KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PENDESAIAN MALL PADA SUB KAWASAN CIBADUYUT SEBAGAI SENTRA PERDAGANGAN SEPATU

HASIL KAJIAN DAN REKOMENDASI ASPEK BIOFISIK HUTAN KOTA LANSKAP PERKOTAAN

BAB III BAHAN DAN METODE

Arahan Optimalisasi RTH Publik Kecamatan Kelapa Gading, Jakarta Utara

ARAHAN PENGEMBANGAN FUNGSI RUANG LUAR KAWASAN GELORA BUNG KARNO JAKARTA TUGAS AKHIR. Oleh: RICKAYATUL MUSLIMAH L2D

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. yang berada di Desa Bantul, Kecamatan Bantul pada bulan Januari 2017 sampai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang semula merupakan ruang tumbuh berbagai jenis tanaman berubah menjadi

Fasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2)

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang DKI Jakarta yang memiliki tingkat perkembangan yang tinggi mendorong minat investor untuk berinvestasi di kota metropolitan ini. Dengan kondisi yang demikian, DKI Jakarta bukan hanya menjadi wilayah yang menjadi incaran para investor untuk membuka usahanya, tetapi juga menyebabkan meningkatnya jumlah penduduk DKI Jakarta akibat daya tarik kegiatan usaha yang tumbuh di DKI Jakarta. Tingginya aktivitas di DKI Jakarta tentunya akan berpengaruh pada daya dukung lingkungan yang ada, seperti meningkatnya polusi udara dari kegiatan yang ada dan kendaraan bermotor serta limbah rumah tangga dan lain sebagainya. Jika dampak negatif dari kegiatan tersebut tidak dihiraukan oleh pemerintah DKI Jakarta, maka bukan tidak mungkin kualitas lingkungan akan terus menurun. Pada akhirnya tingkat perkembangan yang tinggi ini menimbulkan kebutuhan baru akan adanya suatu wadah yang dapat berfungsi sebagai penjaga keseimbangan lingkungan DKI Jakarta. Berdasarkan berbagai potensi dan kendala yang dimiliki kota Jakarta, arahan RTRW 2010 serta sasaran ruang terbuka hijau I-1

yang diinginkan maka dikembangkan konsepsi utama rancangan fisik ruang terbuka hijau berbentuk linier/ koridor yang menyebar secara fisik dalam kota. Sasaran dari pengelolaan ruang terbuka hijau di DKI Jakarta adalah ruang terbuka hijau yang dapat mengatasi permasalahan lingkungan kota, dapat meningkatkan kualitas visual kota, dan juga memberikan dampak positif terhadap tingkat kesejahteraan sosial warganya. Sasaran secara kualitatif adalah untuk mendapatkan kualitas lingkungan fisik kota dan secara kuantitatif adalah untuk mendapat jumlah luasan ruang terbuka hijau kurang lebih 9.250 ha (13,94 %) dari luas kota Jakarta. 1 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan mengharuskan kawasan hijau perkotaan minimal 20 persen dari seluruh luas perkotaan. Dengan adanya permendagri itu, pemerintah daerah harus membuat peraturan daerah tentang ruang terbuka hijau yang harus dievaluasi di Depdagri. Berdasarkan keberadaan ruang terbuka hijau DKI Jakarta didalam Rencana Umum Tata Ruang tahun 2010 direncanakan sebesar 30 persen, namun kenyataannya menurun menjadi 13,94 persen. Beberapa jenis ruang terbuka hijau pada permendagri itu, seperti, taman kota, taman wisata alam, taman rekreasi hutan kota, dan taman lingkungan. 1 Dinas tata kota,starategi pengembangan RTH,(2010) I-2

DKI Jakarta yang saat ini memiliki ruang terbuka hijau hanya 13,94 persen, apabila ingin memenuhi angka 30 persen maka pemerintah DKI Jakarta harus menambah 10.595,6 ha (16,1 persen) dari keseluruhan luas DKI Jakarta (66.152 ha). Jika dilihat dari sejarah perkembangan Niew Gondangdia (Menteng) di mulai pada 1912, setelah rancangan pola Menteng oleh P.A.J. Moojen (1910) disetujui pihak Gemeente (Kota Praja), berpusat pada suatu lapangan bundar yang luas. Lapangan ini menurut rencana akan dikelilingi gedung-gedung umum yang besar. Namun karena rancangan P.A.J. Moojen dinilai kurang praktis, maka pada 1918 Ir. F.J. Kubatz ditugaskan untuk menyempurnakannya. Perbedaan paling penting antara rancangan P.A.J. Moojen dan rancangan Ir. F.J. Kubatz adalah peniadaan lapangan bundar, diganti dengan Taman Suropati yang jauh lebih kecil. Sisa lapangan tersebut kemudian dipakai untuk lapangan olah raga. Tahun 1921, dibangun sebuah stadion yang juga berfungsi sebagai tempat olah raga bagi orang-orang Belanda serta menjadi markas klub sepak bola Voetbalbond Indische Omstreken Sport (VIOS) sehingga disebut Viosveld. Viosveld sejak dibuka untuk umum pada 1921, menjadi sarana olah raga orang-orang Belanda di Jakarta, kemudian selang 40 tahun presiden Soekarno menjadikan tempat ini sebagai stadion I-3

sepak bola berjuluk Stadion Menteng. Stadion ini mengganti fungsi lapangan Ikada yang digunakan sebagai lokasi Taman Monumen Nasional (Monas). 2 Berjalannya waktu dan perkembangan kota yang terus bertambah pesat. Stadion sepak bola Menteng kemudian diubah menjadi taman kota Menteng yang diresmikan oleh gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo pada tanggal 28 April 2007. 3 Taman kota Menteng mempunyai beberapa elemen yang terkait didalamnya, seperti lapangan olah raga, tempat rekreasi, sarana bermain anak, sarana parkir kendaraan, kantin (foodcourt), dan rumah kaca. Elemen-elemen terkait ini yang pada akhirnya mempunyai peranan penting sebagai pendukung taman kota Menteng selanjutnya. Taman kota Menteng diharapkan tetap terjaga baik dari segi fisik. Kualitas keinginan dan kepuasan merupakan faktor yang perlu diperhatikan, karena apabila pengunjung kurang merasa puas dari apa yang dapat dirasakan dan terdapat di taman kota tersebut maka keinginan pengunjung untuk mendatangi taman kota ini menjadi berkurang. Dalam hal ini bagaimana caranya taman kota dapat memberikan service bagi pengunjung agar mereka yang datang mendapati rasa 2 http ://masoye.multiply.com 3 http ://Id.wikipedia.org/wiki/stadion-menteng I-4

kepuasan dan keinginan untuk berkunjung kembali. Apabila komponen-komponen fasilitas penunjang taman dapat memberikan rasa nyaman dan aman serta memberikan rasa yang menarik bagi mereka yang datang ke taman tersebut, kualitas keinginan dan kepuasan pengunjung yang ingin datang akan tetap terjaga. Dalam hal ini bukan berarti juga kualiatas fisik taman dianggap kurang penting. Jika melihat kondisi fisik dan taman kota Menteng saat ini, apakah taman kota Menteng dapat memberikan kepuasan dan keinginan pengguna yang berkunjung ke taman ini berdasarkan kriteria kualitas taman. Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik melakukan penelitian mengenai keberadaan taman kota Menteng. 1.2. Rumusan Masalah Daerah Menteng pada awalnya dirancang sebagai kota taman, perencanaan bangunan dengan taman besar sebagai halamannya dan pada pusatnya terdapat sebuah lapangan yang besar yang berfungsi sebagai tempat berolahraga dan berinteraksi. Lapangan ini pada akhirnya digunakan sebagai stadion sepak bola yang awalnya dapat diakses oleh publik berubah menjadi semi publik. Pemerintah kota DKI Jakarta akhirnya merubah stadion tersebut menjadi taman Menteng yang bentuknya sebagai taman publik pada tahun 2006. I-5

Menteng sendiri khususnya memerlukan fasilitas umum seperti fasilitas olah raga, rekreasi, taman bermain, tempat parkir, serta sarana untuk berinteraksi. Kebutuhan tersebut disebabkan oleh adanya keterbatasan dan harga lahan yang tinggi. Dengan adanya taman kota Menteng yang berkualitas dan dapat diakses oleh masyarakat umum sehingga dapat mengurangi permasalahan kurangnya fasilitas umum di kecamatan Menteng khususnya. Taman kota Menteng sebagai ruang terbuka hijau mempunyai beberapa elemen pendukung seperti tempat bersantai, lapangan olah raga, pohon perindang, beberapa tanaman langka, rumah kaca, tempat bermain, dan tempat parkir. Adanya elemen pendukung yang lebih heterogen membuat fungsi taman ini menjadi penyeimbang lingkungan dan alternatif pilihan masyarakat sebagai tempat olah raga dan rekreasi keluarga serta tempat dimana masyarakat dapat berinteraksi pada waktu-waktu tertentu seperti pada pagi, sore, malam hari, akhir pekan dan hari libur. Kriteria-kriteria umum berdasarkan analisis perbandingan antara kesamaan dan kecenderungan dari berbagai kriteria yang dikemukakan secara teoritis, 4 kriteria utama sebagai ukuran kualitas taman, yaitu kesehatan dan keselamatan, aksesibilitas, estetika serta kenyamanan. Kriteria-kriteria umum ini harus dapat dipenuhi oleh sebuah taman dengan klasifikasi sebagai taman kota dan bagian wilayah kota, yang dikelola oleh publik untuk pemanfaatan publik, dan berfungsi I-6

sebagai tempat berinteraksi serta berekreasi bagi masyarakat penggunanya baik rekreasi fisik, sosial maupun rekreasi alam. Perlunya analisa kualitas taman berdasarkan kriteria diatas tentunya harus dapat diukur dengan melihat indikator keberadaan atau kondisi kriteria-kriteria tersebut berdasarkan indikatorindikator dari keempat kriteria yang dirumuskan. Dalam penyusunan tugas akhir ini penulis mencoba menganalisa taman Menteng sebagai taman kota berdasarkan empat kriteia kualitas taman. 1.3. Maksud dan Tujuan Studi 1.3.1 Maksud Studi 1. Menemukenali potensi dan permasalahan taman Menteng sebagai taman kota. 2. Menemukenali kriteria kualitas taman. 1.3.2 Tujuan Studi Tujuan dari penulisan ini adalah menganalisa taman Menteng sebagai taman kota berdasarkan kriteria kualitas taman. I-7

1.4. Manfaat Studi 1. Sebagai masukan mata kuliah bagi Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, khususnya yang berkaitan dengan kebutuhan sarana dan prasarana masyarakat kota. 2. Sebagai alternatif pilihan bagi Pemerintah Kota dalam perencanaan dan pengembangan taman kota / ruang terbuka hijau. 1.5. Ruang Lingkup 1.5.1 Ruang Lingkup Materi Sesuai dengan tujuan studi yang ingin dicapai, maka tugas akhir ini membahas : 1. Menemukenali karakteristik fisik lokasi ruang terbuka hijau dan pola aktifitas kegiatan ruang terbuka hijau (teori kriteria ruang terbuka hijau) meliputi gambaran umum lokasi, aspek legalitas, aksesibilitas pencapaian dan melihat fungsi elemen-elemen terkait dan manfaat Taman Menteng terhadap lingkungan sekitar dan kota Jakarta Pusat khususnya. 2. Aspek kebijakan, peraturan dan perundang-undangan yang mendukung serta mengatur pembangunan ruang terbuka hijau (taman kota) untuk mengetahui perencanaan dan pengembangan ruang hijau kota yang sesuai dengan aktifitas kegiatan di dalamnya. I-8

1.5.2 Ruang Lingkup Wilayah Studi Studi dilakukan pada kawasan taman kota Menteng Kelurahan Menteng, Kecamatan Menteng, Kota Jakarta Pusat, dengan luas lahan ± 3,4 ha Batas-batas kawasan taman kota Menteng adalah : 1. Sebelah Utara berbatasan : Jl. Prof. Moch. Yamin 2. Sebelah Selatan berbatasan : Jl. Sidoarjo 3. Sebelah Barat berbatasan : Jl. Cokroaminoto 4. Sebelah Timur berbatasan : Jl. Kediri Peta orientasi studi dapat dilihat pada gambar 1.1 I-9

I-10

1.6 Metodologi Penelitian 1.6.1. Pendekatan studi Pendekatan studi yang digunakan adalah: 1. Pendekatan Teori, yaitu pendekatan studi yang bersumber dari hasil kajian literatur terutama dari buku-buku yang membahas teori-teori perencanaan dan pengembangan ruang kota, teori tentang ruang terbuka hijau dan teori-teori tentang taman kota yang nantinya menjadi rekomendasi tugas akhir ini. Analisa fungsi taman kota Menteng sebagai ruang terbuka hijau, didasari oleh beberapa pertimbangan yaitu lokasi studi berada di pusat kegiatan perdagangan Kecamatan Menteng (bersebelahan dengan Menteng Plaza), memiliki karakter jalan grid, arus lalu-lintas di lokasi studi membentuk pola grid. 2. Pendekatan Lapangan, yaitu pendekatan studi yang diperoleh dari hasil pengamatan langsung di lapangan 3. Tinjauan kebijakan/peraturan digunakan untuk menganalisa kebijakan atau peraturan pemerintah terhadap kegiatan yang berada pada lokasi studi. 1.6.2. Metode Penulisan Metode penulisan yang digunakan adalah metode deskriptif yang menggambarkan fungsi taman Menteng sebagai ruang terbuka hijau dengan perencanaan fisik kawasannya.

Dalam penelitian, pada metode deskriptif terdapat dua hal penting yaitu deskripsi dan analitis. Winarno Surakhmad menyatakan bahwa setiap penelitian mempunyai sifat deskriptif, dan setiap penelitian terdapat proses analitis, akan tetapi pada metode deskriptif, deskripsi dan analisis mendapat tempat yang penting sekali (Winarno Surakhmad, 1978 : 33). Sedangkan ciri-ciri penelitian dengan menggunakan metode deskriptif menurut Ronny Kountur adalah: 1. Berhubungan dengan keadaan yang terjadi saat itu. 2. Menguraikan satu variabel saja atau beberapa variabel namun diuraikan satu per satu. 3. Variabel yang diteliti tidak dimanipulasi atau tidak ada perlakuan (treatment). 1.6.3. Metode Pengumpulan Data Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan mengumpulkan data primer dan data sekunder untuk mendukung penyelesaian penyusunan tugas akhir ini. Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara : 1. Observasi Lapangan Pengamatan lokasi pada fungsi kawasan taman Menteng untuk mengkaji kondisi eksisting dan permasalahannya, serta kondisi fisik keberadaan elemen-elemen pendukung kegiatan taman Menteng seperti gedung parkir, taman bermain anak,

lapangan olah raga, taman, rumah kaca, dan pedestrian (melakukan pemotretan). 2. Kuisioner Penyebaran kuisioner dilakukan pada tanggal 12 s/d 18 januari 2009, untuk pengambilan sampel, digunakan teknik pengelompokan (stratified random sampling) dengan cara pemilihan kategori responden berdasarkan pengunjung yang datang ke Taman Menteng tanpa membedakan jenis kelamin responden. Jumlah kuisioner yang disebarkan sebanyak 100 kuisioner dan yang terisi sebanyak 94 kuisioner. 3. Wawancara Kegiatan ini dilakukan untuk mendapatkan data secara langsung dari instansi pemerintah terkait dan pengunjung taman Menteng. 4. Kompilasi Data Dalam tahap kompilasi data, data yang didapat terutama data yang berbentuk kuisioner ditabulasikan secara langsung (tabulasi langsung), karena data/kuisioner yang didapat di tabulasi dari kuisioner ke kerangka tabel yang sudah disiapkan. Sistem ini dikerjakan dengan sistem tally (melidi) yaitu menghitung kuisioner cukup dengan memberi tanda coret atau garis tally. Cara ini memiliki kelemahan, namun untuk jumlah sampel tidak terlalu besar cara ini yang paling mudah, kelemahannya adalah jika jumlah sampel besar dibutuhkan

kolom tally yang besar, dan akibatnya kekeliruan dapat terjadi bila tidak cermat dalam melakukan tabulasi. 4 Sedangkan pengumpulan data sekunder diperoleh dengan cara: 1. Survey instansi Survey instansi ini dilakukan untuk mendapatkan data statistik mengenai jumlah penduduk kecamatan Menteng, jumlah pengunjung dan daya tampung gedung parkir taman menteng, survey instansi tersebut dilakukan diantaranya (Walikota Jakarta Pusat, Kecamatan Menteng, Kelurahan Menteng, Dinas Tata Kota, dan Dinas Pertamanan DKI Jakarta) 2. Studi Literatur/Telaah Pustaka Studi literatur yang dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai fungsi taman kota sebagai ruang terbuka hijau diantaranya dilakukan pada perpustakaan Universitas Indonusa Esa Unggul, Universitas Tarumanegara, Universitas Trisakti, serta hasil studi, laporan, standar dan peraturanperaturan dari instansi terkait (Dinas Pertamanan). Data sekunder dikumpulkan pada periode September 2007 sampai dengan Februari 2008. 1.6.4. Metode Analisa Data Dalam hal ini pemanfaatan taman berkaitan dengan pola waktu luang pengguna dan preferensi atau keinginan mereka dalam 4 Singarimbun & Sofyan, 1998 :248-249

beraktifitas. Tujuan utama pengguna untuk memanfaatkan taman adalah agar dapat beraktifitas sesuai dengan apa yang mereka inginkan baik aktif maupun pasif. Konsep perancangan taman meliputi konsep revitalisasi, monumentalitas, rekreasi dan berorientasi pada masyarakat. Kriteria berdasarkan nilai-nilai dan keinginan masyarakat (Seymour M. Gold) secara teoritis, mempunyai 4 (empat) kriteria utama sebagai ukuran kualitas taman, yaitu kesehatan dan keselamatan, aksesibilitas, estetika serta kenyamanan. Kriteria-kriteria ini seharusnya dapat dipenuhi oleh sebuah taman dengan klasifikasi sebagai taman kota dan bagian wilayah kota, yang dikelola oleh publik untuk pemanfaatan publik, dan berfungsi sebagai tempat rekreasi penggunanya, baik rekreasi fisik, sosial, kognitif maupun rekreasi alam. 1.7 Sistematika Penulisan Sistematika pembahasan ini terdiri dari lima bab, yaitu: Bab I Pendahuluan Pada bab ini memuat latar belakang, maksud dan tujuan studi, manfaat studi, ruang lingkup studi, metodologi dan sistematika pembahasan.

Bab II Bab III Landasan Teori Dalam bab ini memuat definisi-definisi yaitu bentuk ruang terbuka hijau, pengertian taman, klasifikasi taman, kriteria dan indikator kualitas taman Kondisi Eksisting Lokasi Studi Pada bab ini menggambarkan kondisi eksisting lokasi studi berdasarkan fakta lapangan yang diperoleh pada waktu survey lapangan menyangkut klasifikasi taman di lokasi studi. Bab IV Analisa Berdasarkan Indikator-indikator Penilaian Kualitas Taman Pada bab ini akan membahas analisa yang akan digunakan untuk menganalisa kualitas taman berdasarkan teori Seymour M. Gold dengan melihat nilai-nilai dan keinginan masyarakat. Bab V Kesimpulan Dan Rekomendasi Dalam bab terakhir ini, akan dikemukakan kesimpulan dan saran (rekomendasi) yang diharapkan dapat berguna khususnya bagi pemanfaatan dan penggunaan fasiltas yang terdapat pada taman Menteng

1.8 Kerangka Berfikir Persoalan Adanya keterbatasan Ruang Terbuka Hijau Sebagai Tempat Berolahraga, Rekreasi, dan Interaksi Sosial Bagi masyarakat Penggunanya Di DKI Jakarta, khususnya di Kecamatan Menteng Kriteria Kualitas Taman : Aksesibilitas Keamanan dan Keselamtan Kenyamanan Estetika Eksisting Taman Menteng Taman menteng berada di pusat kota Jakarta Taman Menteng direncanakan pada tahun 2006 Taman Menteng sebagai taman publik aktif yang dapat diakses oleh masyarakat umum Taman Menteng memiliki luasan sebesar ± 3,4 ha Kebijakan Instruksi Menteri Dalam Negeri No. 14 Tahun 1988 UU Republik Indonesia No. 26 Tahun 2007 Sk Gubernur DKI Jakarta Nomor 80 Tahun 2005 Peraturan Daerah DKI Jakarta No. 6 tahun 1999 Analisa Taman Menteng sebagai taman kota berdasarkan kriteria kualitas taman Kesimpulan dan Rekomendasi Mengenai kualitas taman kota Menteng