Psychological First Aid (PFA) Disampaikan oleh: Nael Sumampouw, M.Psi, Psi. Pusat Krisis Fak.Psikologi UI

dokumen-dokumen yang mirip
Implementasi PFA pada Anak dan Remaja di Satuan Pendidikan

Implementasi PFA pada Anak dan Remaja di Satuan Pendidikan

PEKERJA KEMANUSIAAN: SITUASI SULIT & TANTANGANNYA

OLEH : Letkol Laut ( K/W) Drg. R Bonasari L Tobing, M.Si INTERVENSI PSIKOSOSIAL PADA BENCANA

TIM CMHN BENCANA DAN INTERVENSI KRISIS

Dicky Pelupessy Pusat Krisis Fakultas Psikologi UI. Sesi Pembelajaran Konsorsium Pendidikan Bencana (KPB) 29 November 2011

Makalah Analisis Kasus : Bencana Merapi. Disusun oleh : Carissa Erani

2/13/2015 SIKLUS BENCANA PELAYANAN PSIKOLOGI DALAM SIKLUS BENCANA. Kebutuhan korban bencana. Tri Iswardani Wahyu Cahyono.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mengenang kembali peristiwa erupsi Gunung Merapi hampir dua tahun lalu

BAB I PENDAHULUAN. dan memasuki tahap epidemis dengan beberapa sub-populasi beresiko

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 7 TAHUN 2017 TENTANG

Pedologi. Penganiayaan Anak dan Kekerasan dalam Rumah Tangga. Yenny, M.Psi. Psikolog. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi

Perkembangan Sepanjang Hayat

Dampak. terhadap anak-anak Reaksi anak-anak terhadap situasi darurat

BERDUKA DAN KEHILANGAN. Niken Andalasari

BAB II LANDASAN TEORI Hospitalisasi atau Rawat Inap pada Anak Pengertian Hospitalisasi. anak dan lingkungan (Wong, 2008).

Intervensi Psikososial

FILOSOFI, KONSEP HOLISTIK & PROSES KEPERAWATAN KEGAWATAN & KEKRITISAN Oleh: Sri Setiyarini, SKp.

Laporan Hasil Assessmen Psikologis Penyintas Bencana Tanah Longsor Banjarnegara Tim Psikologi UNS 1. Minggu ke-1 (18 Desember 2014)

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dengan keadaan geografis dan kondisi sosialnya berpotensi rawan

DIREKTORAT BINA UPAYA KESEHATAN DASAR PERAN FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN DASAR DALAM PENANGGULANGAN BENCANA

BAB I PENDAHULUAN. kualitas yang melayani, sehingga masalah-masalah yang terkait dengan sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan

PEDOMAN WAWANCARA. 3. Pernahkah anda melakukan usaha untuk menggugurkan kandungan? tua/pasangan/orang-orang terdekat anda?

FR-APL-01. FORMULIR PERMOHONAN SERTIFIKASI KOMPETENSI

Edukasi Kesehatan Mental Intensif 15. Lampiran A. Informed consent (Persetujuan dalam keadaan sadar) yang digunakan dalam studi ini

FR-APL-01. FORMULIR PERMOHONAN SERTIFIKASI KOMPETENSI

1. Bab II Landasan Teori

FR-APL-01. FORMULIR PERMOHONAN SERTIFIKASI KOMPETENSI

Sekolah Petra (Penanganan Trauma) Bagi Anak Korban Bencana Alam

BAB I PENDAHULUAN. untuk terus meningkatkan kemampuannya dengan menuntut ilmu. Berbagai macam lembaga

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN ANAK USIA TAHUN YANG AKAN MENJALANI KHITAN MASSAL DI PENDAPA AGUNG TAMANSISWA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Destalya Anggrainy M.P, 2013

BAB II LANDASAN TEORITIS. reaksi fisik yang disebabkan karena persepsi seseorang terhadap kehilangan (loss).

FR-APL-01. FORMULIR PERMOHONAN SERTIFIKASI KOMPETENSI

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, pintar, dan dapat berkembang seperti anak pada umumnya. Namun, tidak

Dampak Peliputan Traumatik pada Masyarakat Umum dan Wartawan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupannya, keberhasilan seseorang tidak hanya ditentukan oleh

BAB II LANDASAN TEORI Definisi Komunikasi Terapeutik

ASUHAN KEPERAWATAN KEHILANGAN DAN BERDUKA

BAB I PENDAHULUAN. orang disepanjang hidup mereka pasti mempunyai tujuan untuk. harmonis mengarah pada kesatuan yang stabil (Hall, Lindzey dan

DETEKSI DINI STRES DI TEMPAT KERJA DAN PENANGGULANGANNYA

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

KETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai kebutuhan yang spesifik (fisik, psikologis, sosial dan spiritual) yang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dari uraian yang telah disampaikan dari Bab I sampai Bab IV, maka dapat

KEBERFUNGSIAN SOSIAL (INDIVIDU-KELOMPOK- KOMUNITAS) NELSON ARITONANG STKS BANDUNG

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA KOMUNITAS (CMHN)

BAB I PENDAHULUAN. mental. Hal ini seringkali membuat orangtua merasa terpukul dan sulit untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Family Centered Care

PSIKOLOGI UMUM 2. Stress & Coping Stress

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan mencari pasangan hidup untuk melanjutkan keturunan akan

Kesehatan Mental dan Dukungan Psikososial

BAB I PENDAHULUAN. Semakin sulitnya kondisi perekonomian di Indonesia menjadikan. persaingan diantara perusahaan-perusahaan semakin ketat.

KRONOLOGI DOKUMEN Penyesuaian dengan PP No 50 Tahun 2012 DAFTAR ISI

BAB I LATAR BELAKANG. negara yang paling rawan bencana alam di dunia (United Nations International Stategy

PENDAHULUAN. A. Pengertian Wawancara

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu akan mengalami perubahan pada dirinya baik secara fisik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupannya. Seseorang yang mengalami peristiwa membahagiakan seperti dapat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. mandiri untuk menangani kegawatan yang mengancam jiwa, sebelum dokter

CHECKLIST KEGAWATDARURATAN RUMAH SAKIT. Belum Terlaksana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dari aspek pengungkapan dan pertukaran informasi, komunikasi digolongkan menjadi 2 bentuk sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN hingga (Unicef Indonesia, 2012). Menurut Departemen Sosial

Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 13 Tahun 2010 Tentang Pedoman Pencarian, Pertolongan Dan Evakuasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. emosi yang bervariatif dari waktu ke waktu, khususnya pada masa remaja yang

BAB I PENDAHULUAN. berubah dari perubahan kognitif, fisik, sosial dan identitas diri. Selain itu, terjadi pula

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PANDUAN PENDAMPINGAN DAN WAWANCARA TERHADAP KORBAN PERDAGANGAN ANAK:

PERTEMUAN KE 4 POKOK BAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sempurna, ada sebagian orang yang secara fisik mengalami kecacatan. Diperkirakan

3. Model System Henderson Keperawatan menurut Henderson di deinisikan membantu individu yang sakit dan sehat dalam melaksanakan

DISASTER NURSING R. Siti Maryam, MKep, Ns.Sp.Kep.Kom Mata Kuliah Gadar dan Bencana Tingkat III Semester VI Prodi Keperawatan Persahabatan Juli

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai manusia yang telah mencapai usia dewasa, individu akan

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak usia sekolah adalah anak pada usia 6-12 tahun, yang artinya pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Meninggalnya seseorang merupakan salah satu perpisahan alami dimana

Selamat Membaca dan Memahami Materi Rentang Perkembangan Manusia II

PENDAHULUAN Latar Belakang

Selamat Membaca dan Memahami Materi Rentang Perkembangan Manusia II

Pengetahuan Dasar Mengenai Kegiatan Relawan Bencana

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penurunan kondisi fisik, mereka juga harus menghadapi masalah psikologis.

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh banyak faktor, baik faktor dari petugas (perawat, dokter dan tenaga

SEKOLAH UNTUK ANAK AUTISTIK

Perkembangan Sepanjang Hayat

Rumusan Isu Strategis dalam Draft RAN Kepemudaan PUSKAMUDA

PROCEEDING SEMINAR NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya. Disamping itu pula, pekerjaan semakin sulit untuk didapatkan.

MANAJEMEN STRES PADA INDIVIDU YANG SELAMAT (SURVIVOR) DARI BENCANA ALAM. Kartika Adhyati Ningdiah

BAB II TINJAUAN TEORI PERILAKU KEKERASAN. tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri,

KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA PENYANDANG KANKER PAYUDARA

1. PENDAHULUAN. (Wawancara dengan Bapak BR, 3 Maret 2008)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. normal dan sehat, bekerja me nyajikan kehidupan sosial yang mengasyikkan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Manusia adalah mahkluk biologis, psikologis, sosial,

Transkripsi:

Psychological First Aid (PFA) Disampaikan oleh: Nael Sumampouw, M.Psi, Psi. Pusat Krisis Fak.Psikologi UI

Reaksi psikologis bencana: LOSS merupakan isu utama yang selalu muncul dalam konteks bencana dan berdampak psikologis yang besar. Berbagai macam jenis kehilangan: - kehilangan orang yang dicintai - kehilangan barang berharga - kehilangan pekerjaan & pendapatan - kehilangan ikatan sosial - kehilangan rasa percaya & rasa aman - kehilangan gambaran diri positif - kehilangan harapan akan masa depan

Pengalamanku di situasi sulit Setiap orang pasti memiliki pengalaman berada di situasi sulit. Situasi yang terasa menekan, menimbulkan ketidaknyamanan, memunculkan emosi negatif (sedih, marah, kesal, benci). Dengan kemampuan dari dalam diri dan dukungan dari luar, seseorang berhasil mengatasinya dan menjadi lebih baik. Pikirkan suatu pengalaman sulit, yang pernah anda alami dan telah berhasil diatasi. Ingat kembali, apa yang orang lain di sekitar anda lakukan untuk membuat keadaan diri anda menjadi lebih baik? Apa yang mereka katakan? Apa yang mereka lakukan untuk anda? Hadirkan sekonkret mungkin perkataan dan perilaku orang lain terhadap diri anda.

Pengalamanku di situasi sulit Buatlah daftar dari pengalaman anda, perilaku verbal atau non-verbal apa yang anda rasakan MEMBANTU dan BERMANFAAT untuk anda. Buatlah daftar dari pengalaman anda, perilaku verbal atau non-verbal apa yang anda rasakan TIDAK MEMBANTU dan MENGHAMBAT kemajuan/tidak membuat diri anda menjadi lebih baik Perilaku membantu Perilaku tidak membantu

Orang di sekitar penyintas memiliki kemampuan untuk melakukan sesuatu yang sederhana namun membuat keadaan diri penyintas menjadi lebih baik, mencegah terjadinya masalah psikologis serius. Tidak semua penyintas membutuhkan layanan profesional Tidak semua penyintas cocok, dapat merasakan manfaat dari layanan profesional baik melalui pendekatan individual maupun kelompok. Penyintas merasakan manfaat dari pendampingan awam yang ada di sekitar pendamping Atas dasar itulah awam di sekitar penyintas perlu dibekali dengan keterampilan dasar pendampingan, yaitu: PFA (Psychological First Aid)

Apakah PFA (Psychological First Aid)? Suatu cara untuk memberikan dukungan emosional dan membantu orang dari berbagai latar belakang (usia, budaya, etnik, sosek) segera setelah terjadinya bencana (University of Rochester, 2007) Dukungan psikologis awal (Raphael, 2003) Serangkaian keterampilan yang bertujuan untuk mengurangi distress dan mencegah munculnya perilaku tampilan kondisi kesehatan mental negatif yang disebabkan oleh bencana atau situasi kritis yang dihadapi individu (Everly, Phillips, Kane & Feldman, 2006). Perawatan dasar yang bersifat praktis dan non-intrusive, fokus pada mendengarkan namun tidak memaksa, mengenali dan memenuhi kebutuhan dasar, mendorong pendampingan tanpa paksaan dari orangorang yang signifikan di sekitar penyintas, & melindungi dari dampak negatif lebih lanjut (Sphere, 2004).

Tujuan PFA? Mengurangi dampak negatif dari pengalaman traumatis Menguatkan fungsi adaptif jangka pendek & jangka panjang penyintas Akselerasi proses pemulihan penyintas

Reaksi Psikologis 2 Traumatic growth Adaptif 1 Masalah 3

Proses Pemulihan Trauma

Siapakah pemberi PFA? Masyarakat awam dan bukan profesional kesehatan mental (Jacobs and Meyer, 2003; American Red Cross, The SPHERE 2004), First responder (mereka yang bertugas saat emergensi).

Standar PFA? Evidence based Praktis & dapat diterapkan di lapangan Sesuai untuk tahapan perkembangan manusia Adaptif & sesuai budaya

Indikasi PFA? Dekat secara fisik dengan bencana Dekat secara emosional dengan pengalaman/kejadian Adanya pengalaman sekunder (mis: rutinitas terganggu karena hancurnya tempat tinggal)

Siapa yang memerlukan PFA? Community Families Witnesses Families Relief Families Survivor Dead Families Law / Military Families Rescue/Med Families Colleagues

Psychological First Aid & Disaster Mental Health Psychological First Aid Pertolongan psikologis pertama Di level masyarakat (grass-roots) Disediakan oleh keluarga, teman, relawan bagi mereka yang membutuhkan dukungan pasca bencana Disaster Mental Health Pelayanan psikologis yang diberikan oleh profesional kesehatan mental.

Piramida Penanganan Psikologis 10-30% Sum Total Rumah Sakit Jiwa Profesional Kesehatan Mental Relawan terlatih Dokter, Tokoh agama PFA Keluarga, Teman

Letak Penanganan PFA

Kondisi yang diciptakan PFA SAFETY (rasa aman) CALMING (tenang & nyaman) CONNECTEDNESS TO OTHERS (tidak sendiri, ada dukungan sosial) SELF-EFFICACY EMPOWERMENT (sikap positif pada diri penyintas, merasa mampu) HOPEFULNESS (harapan) SAFETY FUNCTION ACTION (AMAN-FUNGSI-AKSI)

Model SFA TARGET: Keadaan/hasil yang diharapkan dari penyintas STRATEGI: Hal yang dilakukan oleh pendamping TARGET HASIL SAFETY FUNCTION ACTION STRATEGI SAFEGUARD Melindungi dari bahaya SUSTAIN Memenuhi kebutuhan dasar COMFORT Menenangkan, stabilisasi CONNECT Menghubungkan dgn dukungan sosial ADVISE Melakukan edukasi ACTIVATE Memfasilitasi partisipasi

Apa yang anda lakukan sebagai langkah awal sebelum memberikan pertolongan? Anda diturunkan di suatu lokasi pengungsian yang dihuni oleh sekelompok orang yang baru saja mengalami kebakaran Anda sedang berada di suatu pemukiman padat kemudian terjadi kebakaran yang hebat di pemukiman tersebut.

PERSIAPAN: Mengenali & memahami konteks Mengenali kekuatan tim/diri Kesiapan diri

Mengenali & memahami konteks Kumpulkan informasi yang akurat mengenai apa yang telah terjadi. Identifikasi berbagai layanan yang ada dalam setting tersebut (apa & dimana) Komunikasikan & lakukan koordinasi dengan berbagai pihak terkait (terutama otoritas) Lakukan orientasi pada setting & layanan yang ada

Mengenali kekuatan tim Informasi dengan siapa anda bekerja dalam satu tim. Pahami kompetensi & keterbatasan tim Kenali sumberdaya yang dimiliki tim Kenali waktu yang tersedia

Kesiapan diri Kondisi kesehatan (fisik, psikologis) prima Siap berada di lingkungan fisik yang berbeda dengan keseharian Siap menghadapi penyintas dengan beragam reaksi psikologis penyintas

Hal yang diharapkan dari pendamping PFA: Observasi secara santun (Observasi >>> Wawancara). Fokus perhatian pada reaksi & interaksi penyintas dalam setting. Mendemonstrasikan ketenangan & berpikir dengan jelas (menjadi model bagi penyintas) Sensitif terhadap budaya & keragaman yang ada Memperhatikan kelompok yang beresiko tinggi

Memulai Kontak & Keterlibatan: Berespons terhadap kontak yang dimulai oleh penyintas. Memulai kontak dengan cara yang nonintrusive, compassionate & helpful sehingga tidak menimbulkan penolakan.

Hal yang dilakukan dalam memulai kontak & keterlibatan: Prioritas pertama pada penyintas yang mendatangi anda Memperhatikan aspek budaya dalam memulai kontak, mis: seberapa dekat jarak anda berdiri dengan penyintas, seberapa banyak kontak mata. Peka terhadap tanda yang ditampilkan penyintas akan kebutuhan personal space Hindari asumsi bahwa apa yang anda lakukan akan ditanggapi secara positif/penyintas bereaksi positif pada anda. Hargai keputusan penyitas yang menolak bantuan anda.

2 Hal penting dalam memulai kontak: PRESENCE: hadir, berada secara fisik & emosional EMPATI: mempersepsikan, mengenali berbagai reaksi penyintas, mendengar aktif.

Model SFA TARGET: Keadaan/hasil yang diharapkan dari penyintas STRATEGI: Hal yang dilakukan oleh pendamping TARGET HASIL SAFETY FUNCTION ACTION STRATEGI SAFEGUARD Melindungi dari bahaya SUSTAIN Memenuhi kebutuhan dasar COMFORT Menenangkan, stabilisasi CONNECT Menghubungkan dgn dukungan sosial ADVISE Melakukan edukasi ACTIVATE Memfasilitasi partisipasi

Seorang anak sedang mengamati orang dewasa di sekitarnya yang sedang menampilkan reaksi ekstrim dari pengalaman bencana yang terjadi (menangis histeris, marah-marah) dan sedang didekati oleh relawan tim anda yang lain. Tampak anak tersebut sangat terganggu dan mulai resah

Apa yang bisa dilakukan untuk memastikan kondisi aman bagi penyintas? Arahan apa yang diberikan? Bagaimana menginformasikan tentang aktivitas penanganan/layanan? Bagaimana memberikan kenyamanan fisik? Bagaimana menjelaskan kepada anak tentang reaksi orang dewasa yang sangat negatif?

Kasus 1 Seorang laki-laki dewasa berusia ± 40 tahun terlihat sangat shock, duduk meringkuk, seperti tidak berenergi, tampak sangat letih, dengan tatapan mata menerawang. Ia baru saja berhasil diselamatkan dari musibah tenggelamnya kapal lintas pulau karena kelebihan muatan ditambah faktor cuaca buruk. Menurut informasi ia terpisah dengan istri dan anaknya yang masih balita. Ia bingung, tidak tahu dimana istri dan anaknya berada. Bagaimana anda memperkenalkan diri anda? Apa yang akan segera anda lakukan? Berikan INFORMASI SEDERHANA tentang apa yang terjadi berkaitan dengan penanganan dan pelayanan yang dilakukan (disaster response activities & services)

Kasus 2 Tampak 3 orang nenek sedang berkumpul. Mereka duduk di dekat pintu sebuah kelas yang menjadi tempat pengungsian. Melihat anda & tim datang, mereka menampilkan wajah yang tidak bersahabat. Mereka saling berbicara satu sama lain dalam bahasa daerah setempat yang tidak anda ketahui. Ekspresi wajah mereka terkesan curiga dan tidak senang dengan kehadiran anda. Mereka harus mengungsi karena banjir yang terjadi. Banjir kali ini jauh lebih tinggi daripada banjir sebelumnya. Mereka tinggal di daerah padat penduduk di Jakarta. Bagaimana anda memperkenalkan diri anda pada sekelompok nenek tersebut? Apa yang akan segera anda lakukan? Berikan INFORMASI SEDERHANA tentang apa yang terjadi berkaitan dengan penanganan dan pelayanan yang dilakukan (disaster response activities & services)

Memenuhi SAFETY: Safeguard Melindungi, mengamankan penyintas dari bahaya, resiko, menawarkan upaya perlindungan.

Kebutuhan penyintas Safeguard Keamanan & keselamatan Perlindungan dari ekspos pengalaman traumatis Persepsi yang akurat tentang keamanan & keselamatan diri Intervensi untuk perilaku beresiko tinggi membahayakan keselamatan

Apa yang bisa dilakukan? Sesegera mungkin bawalah penyintas ke tempat yang aman dan jauhkan dari bahaya yang mengancam Jauhkan dari pemandangan yang dapat menimbulkan trauma Lindungi penyintas dari orang-orang yang ingin melihat serta perilaku menyakiti diri sendiri maupun orang lain Sediakan tempat yang aman Memperkenalkan diri serta peran anda kepada penyintas

Apa yang bisa dilakukan? Jangan meninggalkan penyintas seorang diri, dan jika anda harus melakukannya, berikanlah alasan kenapa dan mintalah salah seorang yang ada di sekitar anda untuk menjaga penyintas. Sediakan hal konkret yang membuat penyintas merasa aman Cegah, hentikan secara langsung perilaku penyintas yang membahayakan keselamatan diri.

Memenuhi SAFETY: Sustain Memenuhi kebutuhan dasar & pokok penyintas.

Kebutuhan penyintas Sustain Kepastian akan pemenuhan kebutuhan dasar untuk tetap survive

Apa yang bisa dilakukan? Sediakan makanan & minuman. Berikan perawatan medis, mis: mengobati luka fisik Sediakan pakaian & tempat istirahat Sediakan sanitasi Perhatikan cuaca sekitar, jika diperlukan sediakan tempat yang sejuk.

Model SFA TARGET: Keadaan/hasil yang diharapkan dari penyintas STRATEGI: Hal yang dilakukan oleh pendamping TARGET HASIL SAFETY FUNCTION ACTION STRATEGI SAFEGUARD Melindungi dari bahaya SUSTAIN Memenuhi kebutuhan dasar COMFORT Menenangkan, stabilisasi CONNECT Menghubungkan dgn dukungan sosial ADVISE Melakukan edukasi ACTIVATE Memfasilitasi partisipasi

(sambil menangis terisak-isak): Saya ibu yang egois kenapa saya membiarkan anak saya lepas dari tangan saya. Saya berdosa, saya hidup tapi anak saya sudah tiada. Untuk apa hidup sendiri tidak ada gunanya saya sebagai orangtua.

Orang-orang seperti mbak maunya apa sih. Kami ditanya-tanya, difoto memangnya kami badut apa? Saya sudah capek meladeni orang-orang seperti mbak. Kok penderitaan saya, kesusahan saya kayaknya dicari-cari yah sama mbak, nilai beritanya mahal yah

Saya nggak tahu, belakangan ini saya rasanya gak enak banget. Saya malas angkat telpon teman saya. Mereka sms juga saya tidak balas. Saya tidak mau bertemu dulu. Pokoknya semenjak kejadian bom itu, saya berubah berubah total. Saya seperti jadi orang lain.

Contoh Tanggapan yang tidak diharapkan: Saya paham apa yang kamu rasakan Ini demi kebaikan Kepergiannya lebih baik untuknya Sudah waktunya untuk pergi Mari kita bicarakan hal yang lain Kamu sebaiknya bekerja

Kebutuhan penyintas Comfort Penurunan perasaan tidak nyaman. Penurunan level stres. Stabilisasi untuk reaksi negatif yang kuat atau terhambat oleh reaksi negatif tersebut. Orientasi. Kenyamanan.

Memfasilitasi FUNCTION: Comfort Memberikan kenyamanan, menenangkan, mengupayakan kondisi yang lebih stabil pada penyintas.

Apa yang dilakukan? Berikan rasa nyaman melalui perilaku verbal & non-verbal pada penyintas terutama: penyintas yang tampak sangat emosional, penyintas yang berduka karena kehilangan, penyintas yang sangat terpapar dengan pengalaman traumatis. Mengajarkan keterampilan mengelola stres yang sederhana, misalnya: mengatur nafas, relaksasi. Memfasilitasi ketenangan pada penyintas yang tampak sangat emosional (stabilisasi). Memfasilitasi orientasi terhadap lingkungan sekitar penyintas.

Keterampilan yang diharapkan dari pendamping Komunikasi suportif: Verbal Non verbal Tanggapan verbal yang menyejukkan/menenangkan Perilaku non-verbal yang memancarkan kehangatan dan empatis.

Memfasilitasi FUNCTION: CONNECT Menghubungkan penyintas dengan lingkungan sosial terdekat & bermakna, yaitu: keluarga, sahabat dan orang lain yang dapat ada di komunitas penyintas dan dapat memberikan bantuan.

Kebutuhan penyintas CONNECT Dekat & relasi dengan orang yang familiar, dapat dipercaya. Memperoleh dukungan untuk menghadapi situasi sulit.

Apa yang bisa dilakukan? Jaga keluarga penyintas agar tetap bersama dan berhubungan satu sama lain. Pertemukan kembali penyintas yang terpisah dengan keluarganya. Tanyakan pada penyintas adakah pihak lain yang ingin diberitahu penyintas sehubungan dengan bencana yang baru saja terjadi Hubungkan penyintas kepada sumber bantuan yang tersedia dan penyintas lain Hadir Bantu mencari informasi pada sumber lain yang menyediakan informasi yang dibutuhkan penyintas.

Model SFA TARGET: Keadaan/hasil yang diharapkan dari penyintas STRATEGI: Hal yang dilakukan oleh pendamping TARGET HASIL SAFETY FUNCTION ACTION STRATEGI SAFEGUARD Melindungi dari bahaya SUSTAIN Memenuhi kebutuhan dasar COMFORT Menenangkan, stabilisasi CONNECT Menghubungkan dukungan sosial ADVISE Melakukan edukasi ACTIVATE Memfasilitasi partisipasi

Bagaimana cara anda? Memberi informasi mengenai apa yang terjadi dan apa yang akan terjadi serta apa yang harus dilakukan kepada remaja setelah terjadinya gempa? Memberi informasi yang akurat kepada orangtua mengenai reaksi atau penghayatan psikologis seorang anak yang belum lama ini harus mengungsi berjalan kaki keluar masuk hutan, tidak sekolah, tidak bermain karena konflik antar kelompok di daerah tersebut Mengajarkan cara menghadapi berbagai pengalaman sulit pasca peledakan bom bagi sekelompok karyawan yang kantor letaknya sangat dekat dengan kejadian.

Memfasilitasi ACTION: Advise Memberikan bimbingan & informasi (edukasi) pada penyintas mengenai apa yang terjadi, memvalidasi reaksi penyintas dan mengajarkan strategi coping yang relevan.

Kebutuhan penyintas Advise Mengurangi ketidakpastian Informasi tentang bencana Informasi tentang reaksi yang umum dialami penyintas Informasi tentang cara untuk menghadapi pengalaman sulit & membuat keadaan menjadi lebih baik.

Apa yang dilakukan? Gantikan ketidakpastian dengan informasi yang akurat. Berikan informasi tentang apa yang telah dan akan terjadi serta apa yang akan dilakukan Tenangkan penyintas bahwa reaksi mereka adalah wajar. Berikan informasi tentang reaksi stress yang normal. Ajarkan keterampilan cara positif menghadapi pengalaman sulit tersebut. Ajarkan penyintas tentang cara yang positif untuk beradaptasi Sediakan informasi tentang pemberian/penerimaan dukungan

Keterampilan yang diharapkan dari pendamping Keterampilan berkomunikasi dengan jelas, dapat dipahami.

Memfasilitasi ACTION: ACTIVATE Mendorong penyintas untuk berpartisipasi dalam proses pemulihan pasca bencana, mendapatkan akses ke sumberdaya yang ada dan membantu penyintas lainnya.

Kebutuhan penyintas ACTIVATE Bimbingan untuk membantu pemulihan Kesempatan mendapatkan kembali kendali atas hidupnya. Kesempatan untuk membantu penyintas lainnya. Mendapatkan rujukan untuk proses pemulihan dan layanan dukungan lainnya.

Apa yang bisa dilakukan? Secepat mungkin dorong penyintas untuk kembali pada rutinitasnya Memfasilitasi penyintas untuk memetakan kebutuhannya dan merencanakan aktivitas untuk memenuhi kebutuhan tersebut Bimbing penyintas untuk mengambil langkah awal sederhana menuju pemulihan. Libatkan penyintas secara aktif dalam tugas-tugas pemulihan dan perilaku bantu diri Berikan kesempatan pada penyintas untuk saling menolong Rujuk penyintas pada penyedia layanan pemulihan dan dukungan berdasarkan kebutuhan Rujuk untuk mendapatkan dukungan atau layanan yang tersedia sesuai kebutuhan penyintas.

Keterampilan yang diharapkan dari pendamping Keterampilan memfasilitasi pengambilan keputusan Keterampilan memotivasi

Pendamping tidak: Menentukan arah untuk yang didampingi Memilihkan solusi/jalan keluar untuk yang didampingi Menjadikan masalah yang didampingi menjadi masalah pendamping Hubungan tidak setara antara pendamping dan yang didampingi. Pendamping sebagai FASILITATOR PERUBAHAN

Pengetahuan yang relevan dalam melakukan PFA Bencana, krisis & situasi darurat dan dampaknya bagi individu terutama aspek psikologis. Kebutuhan Penyintas Pasca Bencana & pemenuhannya Cara/strategi menjadikan diri lebih baik setelah pengalaman sulit (coping adaptif), termasuk strategi self-care Konteks sosial & budaya komunitas pasca bencana

Keterampilan dalam PFA Keterampilan Intervensi Krisis: Komunikasi suportif (Verbal Nonverbal) Deteksi dini Merujuk Mengelola diri dalam situasi sulit

Kualitas pendamping PFA yang efektif: 1. Pribadi utuh 2. Penguasaan diri 3. Kreatif & Fleksibel 4. Kompetensi dalam keberagaman 5. Energi positif & ketangguhan 6. Mampu bereaksi secara tepat & cepat 7. Potensi untuk bertumbuh

Hal yang dilakukan dalam konteks emergensi: Dukungan langsung kepada penyintas melalui layanan/respons tanggap darurat: medis, fisik, pendidikan darurat, aktivitas rekreasional. Pendampingan dan penguatan kapasitas relawan sebagai first responder. Asesmen yang memfasilitasi pemulihan. Psikoedukasi tentang normalisasi, memfasilitasi pemulihan. Berjejaring

Hasil yang diharapkan: Penguatan kapasitas komunitas dalam memberikan dukungan psikososial. Pemberdayaan individu/komunitas membantu diri sendiri/komunitasnya.

Referensi Pelatihan: Handbook of Crisis Intervention Psychological First Aid: Field Operations Guide: National Center for PTSD Safety Function Action: Disaster in Extreme Event Preparedness, School of Medicine Univ of Miami, Florida Department of Health Psychological First Aid: American Red Cross Pusat Krisis Fakultas Psikologi UI: Modul Pelatihan Debriefing. Pusat Krisis Fakultas Psikologi UI: Modul Pelatihan PFA

Terima kasih! i For More Information Pusat Krisis Fakultas Psikologi UI Kampus UI Depok Telp/fax: 021-7873745 E-mail: pusat.krisis@ui.ac.id