BAB I PENDAHULUAN. dibidang ekonomi merupakan salah satu yang mendapat prioritas utama

dokumen-dokumen yang mirip
Bab IV PEMBAHASAN. A. Hubungan Hukum dalam Perjanjian Penyimpanan Barang di SDB pada

BAB I PENDAHULUAN. satu jasa yang diberikan bank adalah kredit. sebagai lembaga penjamin simpanan masyarakat hingga mengatur masalah

BAB I PENDAHULUAN. negara-negara lain dengan melakukan berbagai perbaikan dan peningkatan. tujuan negara yaitu mensejahterakan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional yang dilaksanakan selama ini merupakan

BAB III KLAUSULA BAKU PADA PERJANJIAN KREDIT BANK. A. Klausula baku yang memberatkan nasabah pada perjanjian kredit

BAB I PENDAHULUAN. melayani masyarakat yang ingin menabungkan uangnya di bank, sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. penduduk menjadikan Indonesia harus dapat meningkatkan berbagai

BAB III TINJAUAN YURIDIS MENGENAI KLAUSULA BAKU DALAM PERJANJIAN KARTU KREDIT BANK MANDIRI, CITIBANK DAN STANDARD CHARTERED BANK

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga perbankan merupakan inti dari sistem keuangan dari setiap negara.

TEKNIK PENYUSUNAN KONTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945) (Preambule) memuat tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Bank selaku lembaga penyedia jasa keuangan memiliki peran penting

BAB IV PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN SEWA BELI KENDARAAN BERMOTOR. A. Pelaksanaan Perjanjian Sewa Beli Kendaraan Bermotor

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan modal sebagai salah satu sarana dalam pengembangan unit usaha oleh para

BAB I PENDAHULUAN. mendesak para pelaku ekonomi untuk semakin sadar akan pentingnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2006), hal. 51. Grafindo Persada, 2004), hal. 18. Tahun TLN No. 3790, Pasal 1 angka 2.

BAB I PENDAHULUAN. khusus (benoemd) maupun perjanjian umum (onbenoemd) masih berpedoman

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Persaingan usaha antar Bank yang semakin tajam dewasa ini telah

BAB I PENDAHULUAN. pengaturan yang segera dari hukum itu sendiri. Tidak dapat dipungkiri, perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. efisien. Tujuan kegiatan bank tersebut sesuai dengan Pasal 1 butir 2. UndangUndang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan yang

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Subekti, perjanjian adalah suatu peristiwa dimana seorang berjanji kepada

BAB I PENDAHULUAN. bank. Kebijaksanaan tersebut tertuang dalam Undang-Undang No.7 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Perjanjian dalam Pasal 1313

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN. Perjanjian menurut pasal 1313 KUH Perdata adalah suatu perbuatan dengan

BAB I PENDAHULUAN. dengan pelaku usaha yang bergerak di keuangan. Usaha keuangan dilaksanakan oleh perusahaan yang bergerak di bidang

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga tersebut dimaksudkan sebagai perantara pihak-pihak yang. pembayaran bagi semua sektor perekonomian. 1

BAB I PENDAHULUAN. PT. Telekomunikasi Indonesia atau yang sering dikenal oleh awam dengan

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. melakukan penyediaan dana secara cepat ketika harus segera dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang merupakan salah satu upaya untuk mencapai masyarakat yang

Lex Privatum, Vol. III/No. 4/Okt/2015

TINJAUAN MENGENAI ASPEK HUKUM PERJANJIAN SEWA MENYEWA SAFE DEPOSIT BOX. (Analisis di PT. Bank Negara Indonesia Cabang Pati) BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi termasuk sektor keuangan dan perbankan harus segera

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN. tertulis atau dengan lisan yang dibuat oleh dua pihak atau lebih, masing-masing

BAB IV ANALISIS TENTANG APLIKASI PERJANJIAN SEWA SAFE DEPOSIT BOX DITINJAU DARI BNI SYARIAH HUKUM ISLAM DAN HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang

BAB I PENDAHULUAN. perjanjian kredit pembiayaan. Perjanjian pembiayaan adalah salah satu bentuk perjanjian bentuk

BAB I PENDAHULUAN. sebagai lembaga perantara (intermediari) antara pihak-pihak yang kelebihan. dalam bentuk penempatan yang paling menguntungkan.

BAB I PENDAHULUAN. adalah, kendaraan bermotor roda empat (mobil). kendaraan roda empat saat ini

TINJAUAN HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PERJANJIAN KREDIT BANK DIANA SIMANJUNTAK / D

BAB III TINJAUAN TEORITIS. dapat terjadi baik karena disengaja maupun tidak disengaja. 2

BAB I PENDAHULUAN. handy talky. Tren alat komunikasi yang selalu mengalami pergeseran,

BAB I PENDAHULUAN. setelah dikirim barang tersebut mengalami kerusakan. Kalimat yang biasanya

Prosiding Ilmu Hukum ISSN: X

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Balakang. Salah satu sarana yang mempunyai peran strategis didalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan gencar-gencarnya Pemerintah meningkatkan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perumahan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Bagi

Setiap istilah di bawah ini, kecuali dengan tegas ditentukan lain dalam Syarat dan Ketentuan ini mempunyai arti dan pengertian sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. (selanjutnya disebut UUD NRI 1945) yang menyatakan: Tiap-tiap warga

ANALISA YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA-MENYEWA SAFE DEPOSIT BOX BANK INTERNASIONAL INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian tersebut diperlukan dana yang besar. Dana untuk menunjang

HUKUM PERJANJIAN & PERIKATAN HUBUNGAN BISNIS ANDRI HELMI M, SE., MM.

BAB III TANGGUNG GUGAT BANK SYARIAH ATAS PELANGGARAN KEPATUHAN BANK PADA PRINSIP SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. pihak untuk saling mengikatkan diri. Dalam kehidupan sehari-hari seringkali

BAB I PENDAHULUAN. perjanjian yang dimuat secara sah mengikat para pihak sebagai Undang-undang.

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN DAN PENGATURAN MENURUT KUH PERDATA. A. Pengertian Perjanjian dan Asas Asas dalam Perjanjian

BAB 1 PENDAHULUAN. Perjanjian pengalihan..., Agnes Kusuma Putri, FH UI, Universitas Indonesia

FORCE MAJEURE SEBAGAI ALASAN TIDAK DILAKSANAKAN SUATU KONTRAK DITINJAU DARI PERSPEKTIF HUKUM PERDATA / D

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Untuk mencapai. pembangunan, termasuk dibidang ekonomi dan keuangan.

Ketentuan-ketentuan Umum Dalam Hukum Kontrak A. SOMASI l. Dasar Hukum dan Pengertian Somasi 2. Bentuk dan Isi Somasi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang menyumbang sekitar 880,17 triliun pada Produk Domestik Bruto

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masyarakat yang sejahtera adil dan makmur berdasarkan Pancasila

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan hidup terutama kebutuhan untuk tempat tinggal merupakan

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan dana (defisit). Selain itu, bank juga menyediakan jasa-jasa

BAB I PENDAHULUAN. mobilitas masyarakat yang semakin tinggi di era globalisasi sekarang ini. mengakibatkan kerugian pada konsumen.

BAB 4 ANALISIS PENCANTUMAN KLAUSULA BAKU DALAM PERJANJIAN KREDIT YANG DIBAKUKAN OLEH PT. BANK X

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

loket). Biaya tersebut dialihkan secara sepihak kepada konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. perumahan mengakibatkan persaingan, sehingga membangun rumah. memerlukan banyak dana. Padahal tidak semua orang mempunyai dana yang

BAB I PENDAHULUAN. nasabah merupakan kegiatan utama bagi perbankan selain usaha jasa-jasa

I. PENDAHULUAN. Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

A. Perlindungan Hukum yang dapat Diperoleh Konsumen Terhadap Cacat. Tersembunyi yang Terdapat Pada Mobil Bergaransi yang Diketahui Pada

BAB I PENDAHULUAN. bahwa hampir semua masyarakat telah menjadikan kegiatan pinjam-meminjam uang

I. PENDAHULUAN. Seiring meningkatnya perekonomian Indonesia, maka semakin tinggi pula

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk nongkrong-nongkrong di cafe. Gaya hidup nongkrong di. kita sadari merupakan pengaruh dari globalisasi.

BAB I PENDAHULUAN. sangat vital dalam kehidupan masyarakat, hal ini didasari beberapa faktor

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana terkandung dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan masyarakat. Perubahan tersebut juga berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. jenis dan variasi dari masing-masing jenis barang dan atau jasa yang akan

II. TINJAUAN PUSTAKA. kewajiban untuk memenuhi tuntutan tersebut. Pendapat lain menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang tidak pernah merasa puas terhadap kebutuhan sehari-harinya selalu

Sistem Pembukuan Dan, Erida Ayu Asmarani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017

Berdasarkan Pasal 1 ayat (2) Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tersebut, maka salah satu cara dari pihak bank untuk menyalurkan dana adalah dengan mem

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan lembaga jaminan sudah sangat populer dan sudah tidak asing

BAB I PENDAHULUAN. piutang ini dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata (yang selanjutnya disebut

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP WANPRESTASI. bahwa salah satu sumber perikatan yang terpenting adalah perjanjian sebab

BAB I PENDAHULUAN. bagi perusahaan, baik yang baru berdiri maupun yang sudah

BAB I PENDAHULUAN. oleh gabungan orang yang bukan badan hukum sekalipun. Tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. tidak asing dikenal di tengah-tengah masyarakat adalah bank. Bank tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan era globalisasi yang semakin pesat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan. Hal tersebut tertuang dalam Pasal 28 huruf H ayat (1)

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI HUKUM JAMINAN KREDIT. Istilah hukum jaminan berasal dari terjemahan zakerheidesstelling,

BAB IV ANALISIS HUKUM TERHADAP PERUBAHAN BANK GARANSI DALAM SUATU PENJAMINAN. A. Prosedur Perubahan/Amendment Bank Garansi Terhadap Perubahan Nilai

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tak lepas dari kebutuhan yang

BAB V PENUTUP. terhadap turis asing sebagai konsumen, sehingga perjanjian sewamenyewa. sepeda motor, kepada turis asing sebagai penyewa.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan kuota jemaah haji dan umrah terbanyak yang diberikan oleh

BAB I PEMBUKAAN. keadaan tersebut menyertai kita di dalam melaksanakan kegiatan seharihari.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rangka menunjang pembangunan nasional, pembangunan dibidang ekonomi merupakan salah satu yang mendapat prioritas utama dalam pelaksanaan pembangunan. Atas dasar itu pemerintah mendirikan bank untuk membantu masyarakat, karena bank merupakan salah satu lembaga yang penting yang dibutuhkan oleh masyarakat. Melalui kegiatan perkreditan dan berbagai jasa yang diberikan, bank melayani kebutuhan pembiayaan serta melancarkan mekanisme sistem pembayaran bagi semua sektor ekonomi. 1 Dalam Pasal 1 butir 2 Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan menyatakan bahwa : "Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk lainnya dalam rangka mengingkatkan taraf hidup rakyat banyak. Seiring dengan perkembangan zaman yang terjadi, jenis-jenis usaha dalam bidang perbankan bukan hanya dalam bentuk penyimpanan uang dan penyaluran kredit saja melainkan juga dalam bentuk jasa lainnya. Dalam perkembangannya, bank umum juga menyediakan jasa yang merupakan media bagi nasabah untuk menyimpan barang yang oleh 1 Hermansyah, 2006, Hukum Perbankan Nasional Indonesia, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, hlm. 6

2 nasabah dianggap berharga, seperti, emas, perhiasan dan surat-surat berharga yang disimpan dalam suatu tempat yang lazim disebut dengan safe deposit box. Hal ini juga didorong seiring dengan semakin meningkatnya pendapatan masyarakat dan untuk menghindari adanya musibah yang tidak terduga mengakibatkan banyak masyarakat yang merasa perlu untuk menyimpan harta bendanya di tempat yang aman. Salah satu caranya adalah dengan menyewa safe deposit box. Ini merupakan layananan fasilitas yang diberikan oleh beberapa usaha perbankan kepada nasabah dengan cara menyewakan tempat atau kotak penyimpanan. Safe deposit box itu sendiri adalah suatu sistem pelayanan bank kepada masyarakat dimana bank menyewakan kotak dengan ukuran dan jangka waktu tertentu dan nasabah menyimpan sendiri kunci kotak pengaman tersebut. Apabila calon penyewa telah menyetujui akan menyewa suatu safe deposit box maka kepadanya diberikan formulir kontrak bank yang harus ditandatangani. Apabila formulir tersebut telah ditandatangani, maka pada saat itu telah terjadi persetujuan dimana pihak penyewa telah mengikatkan dirinya kepada pihak bank. Bentuk perjanjian ini disebut dengan perjanjian baku, dimana isi perjanjian tersebut telah dibuat terlebih dahulu oleh bank dan disodorkan kepada pihak penyewa safe deposit box dalam bentuk formulir. Perjanjian tersebut dikatakan baku karena baik perjanjian maupun klausula tersebut tidak dapat dan tidak

3 mungkin dinegosiasikan atau ditawar-tawar oleh pihak lainnya. 2 Berdasarkan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, Pasal 1 butir ke-10, klausula baku diartikan sebagai Setiap aturan atau ketentuan dan syarat-syarat yang telah dipersiapkan dan ditetapkan terlebih dahulu secara sepihak oleh pelaku usaha yang dituangkan dalam suatu dokumen dan/atau perjanjian yang mengikat dan wajib dipenuhi oleh konsumen. PT. Bank Panin Tbk. Cabang Utama Bogor merupakan salah satu bank yang selain usahanya menghimpun dana untuk membiayai kegiatan dan kebutuhan masyarakat, juga memiliki fasilitas produk pelayanan jasa penyimpanan barang dalam safe deposit box. Pelayanan jasa penyimpanan barang dalam safe deposit box pada PT. Bank Panin Tbk. Cabang Utama Bogor diatur dalam suatu perjanjian tertulis atau kontrak antara PT. Bank Panin Tbk. Cabang Utama Bogor dengan nasabah penyimpan. Ditinjau dari aspek hubungan hukum para pihak, hubungan hukum tersebut timbul karena perjanjian dan dari perjanjian itu maka timbul hak dan kewajiban antara bank dan nasabah. Tujuan perjanjian akan tercapai, apabila kedua belah pihak melaksanakan hak dan kewajibannya, sebagaimana yang telah disepakati bersama, karena perjanjian yang telah disepakati akan mengikat sebagai Undang-undang, yang harus ditaati oleh kedua belah pihak, hal merupakan sebuah asas pacta sunt servanda berdasarkan Pasal 1338 KUH Perdata. Jika suatu ketika terjadi keadaan memaksa atau overmacht maka 2 Gunawan Widjaja, Achmad Yani, 2000, Hukum Tentang Perlindungan Konsumen, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, hlm.53

4 hal tersebut merupakan sebuah persoalan hukum. Dalam hal terjadi overmacht persoalan risiko dan kepada siapa risiko tersebut dibebankan, akan menjadi persoalan yang harus diupayakan penyelesaian hukumnya. Perjanjian sewa menyewa safe deposit box antara pihak bank dengan nasabah harus memenuhi ketentuan Pasal 1320 dan Pasal 1338 KUH Perdata. Safe deposit box sebagai salah satu bentuk pelayanan jasa perbankan untuk penitipan barang yang telah diatur dalam Undangundang, sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 1 butir 14 Undang-undang Perbankan, bahwa Penitipan adalah penyimpanan harta berdasarkan perjanjian atau kontrak antara bank umum dan penitip, dengan ketentuan bank umum yang bersangkutan tidak mempunyai hak kepemilikan atas harta tersebut. Namun, dalam praktiknya berbeda dengan ketentuan yang ada, praktiknya penggunaan safe deposit box adalah sewa menyewa. Hal ini dikarenakan jika dilihat berdasarkan Pasal 1548 KUH Perdata menyatakan bahwa : Sewa menyewa adalah suatu persetujuan, dengan mana pihak yang satu mengikatkan diri untuk memberikan kenikmatan suatu barang kepada pihak yang lain selama waktu tertentu, dengan pembayaran suatu harga yang disanggupi oleh pihak tersebut terakhir itu. Orang dapat menyewakan berbagai jenis barang, baik yang tetap maupun yang bergerak. Penyerahan barang yang disewakan kepada penyewa menjadikan barang yang disewa berada dalam kekuasaan penyewa, namun hak milik atas barang yang disewa tetap pada pihak yang menyewakan. Berdasarkan

5 pengertian sewa menyewa tersebut dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri dari perjanjian sewa menyewa yaitu : 1. Adanya dua pihak yang saling mengikatkan diri Pihak yang pertama adalah pihak yang menyewakan yaitu pihak yang mempunyai barang atau pemilik, dalam hal ini yaitu pihak bank. Pihak yang kedua adalah pihak penyewa, yaitu pihak yang membutuhkan kenikmatan atas suatu barang, dalam hal ini yang dimaksud penyewa adalah nasabah. 2. Adanya unsur pokok yaitu barang, harga dan jangka waktu sewa Barang adalah harta kekayaan yang berupa benda materiil, baik bergerak maupun tidak bergerak. Pada perjanjian ini yang menjadi objek adalah sebuah kotak penyimpanan yang disimpan di bank. Harga adalah biaya sewa yang sebagai imbalan atas pemakaian benda sewa. Harga dalam perjanjian sewa menyewa tidak harus berupa uang tetapi dapat juga menggunakan barang ataupun jasa. Nasabah dalam perjanjian ini harus membayar kotak penyimpanan yang digunakannya berdasarkan jangka waktu yang disepakati dalam perjanjian. Hak untuk menikmati barang yang diserahkan kepada penyewa hanya terbatas pada jangka waktu yang ditentukan dalam perjanjian. 3. Adanya kenikmatan yang diserahkan Kenikmatan dalam hal ini adalah penyewa dapat menggunakan barang yang disewa serta menikmati hasil dari barang tersebut. Bagi

6 pihak yang menyewakan akan memperoleh kontra prestasi berupa uang, barang, atau jasa menurut apa yang diperjanjikan sebelumnya. Pada perjanjian ini kenikmatan yang dimaksud adalah nasabah dapat menggunakan kotak penyimpanan milik pihak bank untuk digunakan sebagai tempat penyimpan benda-benda yang oleh nasabah dianggap berharga. Serta pihak bank mendapatkan kontra prestasi berupa uang pembayaran sewa dari nasabah sesuai dengan lama waktu yang ditentukan dalam perjanjian. Berdasarkan unsur-unsur yang telah dijabarkan diatas, penggunaan safe depositbox oleh nasabah dapat dikategorikan sebagai perjanjian sewa menyewa. Namun, ketentuan dalam Pasal 1550 KUH Perdata sangat berbeda dengan praktik sewa menyewa safe deposit box. Dalam Pasal 1550 KUH Perdata menyebutkan bahwa : Pihak yang menyewakan karena sifat persetujuan dan tanpa perlu adanya suatu janji, wajib untuk: 1. menyerahkan barang yang disewakan kepada penyewa; 2. memelihara barang itu sedemikian rupa sehingga dapat dipakai untuk keperluan yang dimaksud; 3. memberikan hak kepada penyewa untuk menikmati barang yang disewakan itu dengan tenteram selama berlangsungnya sewa. Pada perjajian sewa menyewa safe deposit box, penguasaannya berada pada pihak bank sebagai yang menyewakan. Pihak penyewa hanya diberi satu anak kunci untuk membuka dan menutup safe deposit box. Pengguanaan safe deposit box oleh penyewa dalam praktik sewa menyewa safe deposit box hanya dapat dibuka dengan menggunakan dua macam anak kunci yang berbeda. Satu macam anak kunci (guard key) yang

7 dipegang oleh pihak bank yang menyewakan dan satu anak kunci lain yang dipegang oleh penyewa. Berkenaan dengan hal ini, ketentuan dalam Pasal 1553 KUH Perdata menyatakan bahwa, jika selama waktu sewa, barang yang disewakan sama sekali musnah karena suatu kejadian yang tidak disengaja, maka perjanjian sewa gugur demi hukum. Jika barangnya hanya sebagian musnah, si penyewa dapat memilih menurut keadaan apakah ia akan meminta pengurangan harga sewa ataukah ia akan meminta, bahkan pembatalan perjanjian sewa tetapi tidak dalam satu dan kedua hal itu ia berhak atas suatu ganti rugi. Walaupun peraturan risiko dalam sewa menyewa ini tidak begitu jelas diterangkan oleh Pasal 1553 KUH Perdata tersebut, namun dapat berlaku sama dalam perjanjian sewa menyewa safe defosit box pada bank. Sesuai ketentuan website Bank Indonesia, yang disebarkan sebagai bagian dari Program Edukasi Masyarakat dalam rangka Implementasi Arsitektur Perbankan Indonesia, disebutkan pihak perbankan maupun nasabah dalam perjanjian penyimpanan dengan safe deposit box harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1. Adanya biaya yang dibebankan kepada penyewa, antara lain uang sewa, uang jaminan kunci dan denda keterlambatan pembayaran sewa; 2. Tidak menyimpan barang barang yang dilarang dalam safe deposit box; 3. Menjaga agar kunci yang disimpan nasabah tidak hilang atau disalahgunakan pihak lain;

8 4. Memperlihatkan barang yang disimpan bila sewaktu-waktu diperlukan oleh bank; 5. Jika kunci yang dipegang penyewa hilang, maka uang jaminan kunci akan digunakan sebagai biaya penggantian kunci dan pembongkaran safe deposit box yang wajib disaksikan sendiri oleh penyewa; 6. Memiliki daftar isi dari safe deposit box dan menyimpan foto kopi (salinan) dokumen tersebut di rumah untuk referensi; 7. Penyewa bertanggung jawab apabila barang yang disimpan menyebabkan kerugian secara langsung maupun tidak terhadap bank dan penyewa lainnya. 3 Selanjutnya secara tegas dinyatakan dalam website Bank Indonesia tersebut, bahwa bank tidak bertanggung jawab atas: 4 1. Perubahan kuantitas dan kualitas, hilang, atau rusaknya barang yang bukan merupakan kesalahan bank; 2. Kerusakan barang akibat force majeur seperti gempa bumi, banjir, perang, huru-hara, dan sebagainya. Berdasarkan pedoman yang diberikan oleh Bank Indonesia sebagaimana yang termuat dalam website Bank Indonesia sendiri, pedoman tersebut tidak harus diikuti oleh setiap bank yang memiliki jasa layanan safe deposit box. Pedoman tersebut dibuat sebagai bagian dari Program Edukasi Masyarakat dalam rangka Implementasi Arsitektur Perbankan Indonesia. 3 Safe Deposite Box http;//www.bi.go.id/safedepositbox.pdf. diakses pada tanggal 11 Oktober 2014 pukul 20.36 WIB, hlm. 1 4 Ibid, hlm.1

9 Dari perjanjian tersebut terdapat beberapa klausula eksonerasi, yaitu klausa baku yang sifatnya dapat merugikan konsumen atau klausula baku yang dilarang oleh Undang-undang. Klausula eksonerasi tersebut cenderung menunjukkan adanya bentuk pengalihan tanggung jawab yang dilakukan oleh bank, sehingga penyewa atau nasabah yang akhirnya terpaksa menganggung segala risiko yang ada. Terlihat dalam ketentuan tersebut disebutkan bahwa nasabah bersedia dan diwajibkan membayar ganti rugi atas risiko hilangnya atau rusaknya anak kunci yang dibawa oleh penyewa dan rusaknya safe deposit box yang disewa oleh nasabah. Atas dasar itu jelas terlihat bahwa ganti rugi hanya ditunjukan kepada nasabah sebagai penyewa, tidak ada ganti rugi yang ditujukan kepada pihak bank apabila terjadi suatu risiko. Adapun bentuk klausula eksonerasi lainnya diantaranya adalah : 1. Bahwa pada klausula sewa menyewa safe deposite box lebih banyak kalusula yang diperuntukan untuk nasabah; 2. Bahwa mengenai ketentuan penggunaan dan pemakaian safe deposit box hanya ditujukan kepada penyewa, sedangkan bank sebagai pemilik master key tidak diperinci bagaimana ketentuan pemakaiannya; 3. Tidak ada pembagian pemisahan hak dan kewajiban yang jelas bagi bank dan nasabah, lebih banyak mengacu pada kewajibankewajiban nasabah.

10 Dalam hal terjadinya overmacht atau force majeur pihak bank tidak bertanggung jawab atas segala kerusakan barang yang terjadi, artinya risiko atas terjadinya overmacht atau force majeur dibebankan kepada nasabah sebagai penyewa. Pada perjanjian sewa menyewa safe deposit box klausula baku yang berisi peralihan tanggung jawab dari pihak bank kepada nasabah ini sangat tidak menguntungkan nasabah. Jika dilihat dari kacamata perlindungan konsumen, hal ini tentu bertentangan dengan prinsip dan cita-cita dari perlindungan konsumen itu sendiri. Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan diatas peniliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang bagaimana bentuk perlindungan hukum bagi nasabah dalam perjanjian sewa-menyewa safe deposit box pada PT. Bank Panin Tbk. Cabang Utama Bogor dan menemukan solusi agar terdapat perlindungan hukum bagi nasabah dalam perjanjian sewa menyewa safe deposit box yang dilakukan antara pihak bank dan nasabah. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, penulis merumuskan beberapa masalah, yaitu : 1. Bagaimanakah isi dari perjanjian sewa menyewa safe deposit box milik PT. Bank Panin Tbk. Cabang Utama Bogor dalam hal perlindungan hukum bagi nasabah menurut ketentuan dalam Undangundang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen?

11 2. Bagaimanakah tanggung jawab PT. Bank Panin Tbk. Cabang Utama Bogor dalam perjanjian sewa menyewa safe deposit box apabila terjadi overmacht dan bagaimana upaya hukumnya? C. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai penulis melalui penelitian ini dapat digolongkan menjadi dua kelompok yaitu sebagai berikut: 1. Tujuan Objektif a. Untuk mengetahui dan mengkaji isi perjanjian sewa menyewa safe deposit box di PT. Bank Panin Tbk. Cabang Utama Bogor dalam hal memberikan perlindungan hukum bagi nasabah menurut ketentuan dalam Undang-udang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. b. Untuk mengetahui dan mengkaji pertanggungjawaban PT. Bank Panin Tbk. Cabang Utama Bogor dalam perjanjian sewa menyewa safe deposit box dalam hal terjadi overmacht dan upaya hukum yang dapat dilakukan. 2. Tujuan Subjektif Penelitian ini ditujukan untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penulisan hukum sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana hukum di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada. Selain itu, penulis berharap bahwa penelitian ini dapat berguna dan bermanfaat bagi mahasiswa yang tertarik dengan atau memiliki

12 keterkaitan dengan penelitian ini sehingga menjadikan penelitian ini sebagai bahan bacaan, dan bahan masukan bagi pengetahuan dalam bidang hukum. D. Keaslian Penelitian Berdasarkan penelusuran penulis di perpustakaan Universitas Gadjah Mada, penelitian mengenai Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Dalam Perjanjian Sewa Menyewa Safe Deposit Box pada PT. Bank Panin Tbk. Cabang Utama Bogor, penulis menemukan bahwa terdapat beberapa penelitian sebelumnya dengan tema yang serupa, diantaranya : 1. Penelitian untuk penelitian hukum strata 2 (dua) Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, yang berjudul Tanggung jawab Kepada Nasabah Terhadap Pelaksanaan Perjanjian Sewa Menyewa Safe Deposit Box di Bank BRI Tbk. Yogyakarta Cabang Cik Ditiro, yang dilakukan oleh Sulistiyani, pada tahun 2008 dengan rumusan masalah sebagai berikut : 5 a. Bagaimanakah upaya penyelesaian yang dilakukan oleh Bank BRI atas wanprestasi yang dilakukan oleh nasabah penyewa safe deposit box? b. Bagaimanakah tanggung jawab Bank BRI jika barang nasabah penyewa safe deposit box yang disimpan tersebut musnah atau rusak? 5 Sulistiyani, 2008, Tanggung jawab Kepada Nasabah Terhadap Pelaksanaan Perjanjian Sewa Menyewa Safe Deposit Box di Bank BRI Tbk. Yogyakarta Cabang Cik Ditiro, Tesis Program Pasca Sarjana Hukum, Universitas Gadjah Mada

13 Dalam penelitian tersebut diatas terdapat perbedaan dengan penelitian yang penulis lakukan. Pada penelitian diatas mengkaji mengenai jika dalam masa perjanjian sewa menyewa safe deposit box tersebut terjadi wanprestasi yang dilakukan oleh nasabah maka bagaimana upaya penyelesaian yang dilakukan oleh pihak bank. Serta jika barang milik nasabah yang disimpan dalam safe deposit box tersebut musnah atau rusak maka bagaimana tanggung jawab pihak bank sebagai pihak yang menyewakan safe deposit box tersebut. Perbedaan dengan penelitian yang penulis lakukan adalah penulis mengkaji mengenai isi dari perjanjian sewa menyewa safe deposit box tersebut apakah telah memberikan perlindungan hukum bagi nasabah sesuai dengan ketentuan dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Serta pertanggungjawaban yang diberikan oleh pihak PT. Bank Panin Tbk. Cabang Utama Bogor dalam perjanjian sewa menyewa safe deposit box tersebut apabila terjadi overmacht dan upaya hukum apa yang dapat dilakukan. 2. Penelitian untuk penelitian hukum strata 2 (dua) Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, yang berjudul Perlindungan Hukum Bagi Penyewa Dalam Perjanjian Sewa Menyawa Safe Deposit Box Pada Bank Swasta Di Kota Makasar, yang dilakukan oleh Susantyo Rudi, pada tahun 2006 dengan rumusan masalah sebagai berikut: 6 6 Susantyo Rudi, 2006, Perlindungan Hukum Bagi Penyewa Dalam Perjanjian Sewa Menyawa Safe Deposit Box Pada Bank Swasta Di Kota Makasar, Tesis Program Pasca Sarjana Hukum, Universitas Gadjah Mada

14 a. Upaya hukum apa yang dapat ditempuh pihak penyewa apabila terjadi kebakaran pada safe deposit box tersebut? b. Upaya hukum apa yang dapat ditempuh pihak penyewa apabila terjandi kehilangan terhadap barang yang disimpan? Dalam penelitian tersebut diatas terdapat perbedaan dengan penelitian yang penulis lakukan. Pada penelitian diatas mengkaji mengenai apabila dalam masa perjanjian sewa menyewa safe deposit box tersebut terjadi kebakaran pada safe deposit box atau terjadi suatu kehilangan akan benda yang disimpan di dalam safe deposit box maka upaya hukum apa yang dapat di lakukan oleh penyewa/nasabah atas peristiwa yang terjadi itu. Perbedaan dengan penelitian yang penulis lakukan adalah penulis mengkaji mengenai isi dari perjanjian sewa menyewa safe deposit box tersebut apakah telah memberikan perlindungan hukum bagi nasabah sesuai dengan ketentuan dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Serta pertanggungjawaban PT. Bank Panin Tbk. Cabang Utama Bogor dalam perjanjian sewa menyewa safe deposit box tersebut apabila terjadi overmacht dan upaya hukum apa yang dapat dilakukan. 3. Penelitian untuk penelitian hukum strata satu Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, yang berjudul Perlindungan Hukum Bagi Nasabah Dalam Perjanjian Sewa Menyewa Safe Deposit Box di Bank

15 Mandiri Cabang Yogyakarta Sudirman, yang dilakukan oleh Batu Kartika pada tahun 2010 dengan rumusan masalah sebagai berikut: 7 a. Bagaimanakah konstruksi hukum dalam perjanjian safe deposit box antara nasabah dan pihak Bank Mandiri? b. Bagaimanakah perlindungan hukum bagi nasabah dalam perjanjian safe deposit box di Bank Mandiri? Dalam penelitian tersebut diatas terdapat perbedaan dengan penelitian yang penulis lakukan. Pada penelitian diatas mengkaji mengenai konstruksi hukum pada naskah perjanjian sewa menyewa safe deposit box yang dibuat oleh Bank Mandiri dalam melakukan perjanjian sewa menyewa safe deposit box dengan nasabah. Serta upaya perlindungan hukum bagi nasabah dalam perjanjian sewa menyewa safe deposit box pada Bank Mandiri yang berhubungan dengan klausula-klausula baku yang bertentangan dengan ketentuan perundang-undangan yang ada. Penelitian yang penulis lakukan mengkaji mengenai isi dari perjanjian sewa menyewa safe deposit box tersebut apakah telah memberikan perlindungan hukum bagi nasabah sesuai dengan ketentuan dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Pada penelitian ini penulis mengkaji mengenai pertanggungjawaban PT. Bank Panin Tbk. Cabang Utama Bogor 7 Kartika Batu, 2010, Perlindungan Hukum Bagi Nasabah Dalam Perjanjian Sewa Menyewa Safe Deposit Box di Bank Mandiri Cabang Yogyakarta Sudirman, Skripsi Program Sarjana Hukum Universitas Gadjah Mada

16 dalam perjanjian sewa menyewa safe deposit box tersebut apabila terjadi overmacht dan upaya hukum apa yang dapat dilakukan. Ketiga penelitian di atas memiliki perbedaan baik dari segi masalah yang diteliti maupun dari segi subjek atau objek penelitiannya. Oleh karena itu meskipun ada rumusan masalah yang hampir sama dan tema yang sama yaitu mengenai perjanjian sewa menyewa safe deposit box, penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah penelitian yang sejenis namun tidak sama daripada penelitian tersebut di atas. E. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh penulis ini diharapkan dapat berguna bagi secara akademis maupun secara praktis. Adapun manfaatmanfaat tersebut antara lain: 1. Manfaat Akademis Penulis berharap bahwa hasil penelitian ini dapat menambah wawasan ilmu hukum khususnya dalam ilmu hukum perdata mengenai perlindungan hukum bagi nasabah dalam perjanjian sewa menyewa safe deposit box. 2. Manfaat Praktis a. Bagi PT. Bank Panin Tbk. Cabang Utama Bogor, penulis berharap dengan adanya hasil penelitian ini mampu memberikan kontribusi sebagai acuan untuk meningkatkan pelayanan terhadap nasabah penungguna safe deposit box.

17 b. Bagi nasabah pengguna safe deposit box, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kejelesan mengenai hak dan kewajiban yang dimiliki nasabah dalam melakukan perjanjian sewa menyewa safe deposit box agar nasabah mengetahui perlindungan hukum yang seharusnya didapatkan.