BAB II PERENCANAAN KINERJA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

RENCANA KERJA TAHUN 2015 DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KOTA PADANG

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

BUPATI KLATEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN KABUPATEN KLATEN TAHUN

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN PROVINSI LAMPUNG

RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH PER KEMENTERIAN/LEMBAGA II.L.040.1

17. URUSAN WAJIB KEBUDAYAAN

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG

Terwujudnya Lamongan Lebih Sejahtera dan Berdaya Saing

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG

B A B 5 PROGRAM. BAB 5 Program Program SKPD

BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. maupun kelompok di dalam wilayah sendiri atau negara lain dengan

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

RENCANA STRATEGIS TAHUN DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KABUPATEN LAMONGAN

URUSAN PILIHAN PARIWISATA KONDISI UMUM

RANCANGAN STRATEGI DAN PROGRAM

BAB III PROFIL DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN KOTA YOGYAKARTA. A. Sejarah Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta

IV.C.5. Urusan Pilihan Kepariwisataan

IV.C.5. Urusan Pilihan Kepariwisataan

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DINAS PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2016

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

-1- BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 30 TAHUN 2017 TENTANG PENJABARAN TUGAS DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Dengan semakin meningkatnya penyelenggaraan pariwisata yang

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGIS DAN KEBIJAKAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PARIWISATA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Sulawesi Selatan sebagai Tujuan Wisata Utama di Indonesia pada tahun 2018

Presentasi SAKIP. Kabupaten Magetan SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG DESA WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

IV.C.5. Urusan Pilihan Kepariwisataan

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

PROFIL DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA ACEH

Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung

BAB VIII SIMPULAN DAN SARAN. Dari Penelitian Strategi pengembangan daya tarik wisata kawasan barat Pulau

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

PROFILE DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA

BUTIR-BUTIR KONSOLIDASI PENYATUAN LANGKAH AKSELERASI PENCAPAIAN SASARAN 2016 per-bidang PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 5 TAHUN 2014 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 80 TAHUN 2016 TENTANG

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PARIWISATA DIY, DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KABUPATEN BANTUL DAN EVENT JOGJA AIR SHOW

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata Indonesia merupakan salah satu sektor yang mempengaruhi

Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung

(Laporan Kinerja Instansi Pemerintah) LKIP 2016 BAB I PENDAHULUAN

Uraian Tugas dan Fungsi Dinas Kebudayaan, Pariwisata Kepemudaan dan Olah Raga Kota Madiun

BAB II DESKRIPSI LOKASI OBJEK PENELITIAN. Batang Hari. Candi ini merupakan peninggalan abad ke-11, di mana Kerajaan

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

LKPJ WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2014

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KABUPATEN BANTUL TAHUN 2011

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. di Kabupaten Bangka melalui pendekatan sustainable placemaking, maka

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 5 TAHUN 2014 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT TENTANG

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2013

MELAYANI UNTUK MENJADI BERKAT

TABEL 5.1 RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KABUPATEN LAMONGAN

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

PEMERINTAH KOTA SURABAYA RINCIAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 68 TAHUN 2016 TENTANG

VISI DAN MISI H. ARSYADJULIANDI RACHMAN H. SUYATNO

DISUSUN OLEH ; KASUBAG PERENCANAAN, PELAPORAN DAN KEUANGAN YULNARTI, SE, M.Si

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu subsektor yang potensial dalam

BAB I LATAR BELAKANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA, PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 45 TAHUN 2008

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

MATRIK RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2014

BAB 1. Pendahuluan 1.1. LATAR BELAKANG

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KOTA SALATIGA TAHUN 2017

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 17

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan wilayah yang mempunyai potensi obyek wisata. Pembangunan

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG PERATURAN BUPATI KARAWANG

BAB I PENDAHULUAN. Adanya destinasi pariwisata merupakan salah satu bagian dari pembangunan

Halaman : 1 URUSAN PEMERINTAHAN. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Prov. Jatim ORGANISASI. Bertambah/(Berkurang) DASAR HUKUM KODE REKENING

V. SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Hal ini dapat menggerakkan pertumbuhan industri pada sektor-sektor

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN. Visi pembangunan daerah dalam RPJMD adalah visi Kepala daerah dan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian dan pembangunan di Bali sejak tahun 1970-an. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. daerah berwenang untuk mengatur sendiri urusan pemerintahan menurut azas otonomi

PENDAHULUAN Latar Belakang

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2015

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN

Rencana Pembangunan Jangka Menengah strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi,

BAB II GAMBARAN UMUM DISPARPORA tentang Susunan dan Tata Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Kampar

Renja ( Rencana kerja ) Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pasaman Barat Tahun Indikator Kegiatan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

KELAS JABATAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PARIWISATA JABATAN STRUKTURAL

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Pembahasan Kesiapan Kondisi Jayengan Kampoeng Permata Sebagai Destinasi Wisata

PROGRAM KERJA DINAS PEMUDA, OLAHRAGA KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KOTA CIREBON TAHUN 2013 GEMAH RIPAH LOH JINAWI

PERJANJIAN KINERJA DINAS PARIWISATA, KEBUDAYAAN, KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA TAHUN 2017

KEBIJAKAN DIREKTORAT MUSEUM DIREKTORAT MUSEUM DIREKTORAT JENDERAL SEJARAH DAN PURBAKALA KEMENTRIAN KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata, untuk sebagian negara industri ini merupakan pengatur dari roda

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

VISI MISI PASANGAN CALON BUPATI WAKIL BUPATI KABUPATEN PEKALONGAN PERIODE TAHUN H. RISWADI DAN HJ. NURBALISTIK

RINGKASAN DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT ACEH PEMERINTAH ACEH TAHUN ANGGARAN 2016

Rencana Kinerja Tahunan Dinas Kebudayaan & Pariwisata Kota Bandung Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1.Perencanaan Kinerja Kota Padang menempati posisi strategis terutama di bidang kepariwisataan. Kekayaaan akan sumber daya alam dan sumber daya lainnya telah memberikan daya tarik di bidang kepariwisataan. Dari segi sejarah pun, kota ini ternyata masih menyisakan keberadaan bangunan-bangunan dan peninggalan bernilai sejarah. Kondisi inilah yang memberikan keharusan bagi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Padang agar dapat menjadikan Kota Padang sebagai daerah tujuan wisata, baik untuk lokal maupun mancanegara. Kesepakatan dan ketetapan mencapai harapan tersebut dinyatakan dalam visi dan misi yang berlaku untuk jangka waktu tertentu. Saat ini visi yang dimiliki adalah : Menjadikan Padang sebagai Destinasi Wisata Pesisir yang Nyaman dan Berkesan Indah. Visi tersebut kemudian dijabarkan ke dalam misi yang akan menjadi tanggung jawab dalam penyelenggaraan pencapaian visi dimaksud. Misi yang dilaksanakan adalah : 1. Mengembangkan destinasi pariwisata yang nyaman dan berdaya saing; 2. Mengembangkan potensi seni dan budaya serta pelestarian cagar budaya; 3. Melibatkan partisipasi semua lapisan masyarakat dalam pengembangan kepariwisataan; 4. Meningkatkan kesejahteraan perekonomian masyarakat dengan menggerakkan kepariwisataan ekonomi kreatif; 5. Meningkatkan dukungan pelayanan guna terwujudnya kualitas kinerja organisasi. A. Tujuan dan Sasaran Strategis Tujuan merupakan implementasi dari pernyataan misi. Tujuan ditetapkan setelah mengacu kepada pernyataan visi dan misi sehingga rumusannya dapat menunjukan suatu kondisi yang ingin dicapai. Tujuan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Padang adalah sebagai berikut: Page 12

1. Meningkatkan sistem pengelolaan potensi objek wisata dengan kegiatan perencanaan yang terarah, terkendali, menyeluruh, berkelanjutan dan ramah lingkungan; 2. Meningkatkan pemahaman dan apresiasi masyarakat Kota Padang atas nilai-nilai seni dan budaya Minangkabau dalam rangka memelihara jati diri yang merupakan wujud dari daya tarik wisata; 3. Meningkatkan upaya pengembangan industri pariwisata yang berorientasi pada pemberdayaan ekonomi kerakyatan dengan memperluas jaringan kerja dan kesempatan usaha; 4. Mewujudkan strategi promosi pariwisata yang berorientasi pada efektifitas, efisiensi, kualitas, informatif yang mampu meningkatkan kredibilitas, dan eksistensi pariwisata Kota Padang secara nasional dan internasional; 5. Memberikan dukungan pelayanan, sarana dan prasarana serta peningkatan kompetensi sumber daya aparatur. Sejalan dengan tujuan yang telah di tetapkan maka hasil yang akan dicapai oleh ditetapkan dalam bentuk sasaran berikut : 1. Peningkatan kualitas serta sarana prasarana objek wisata yang menjadi prioritas pengembangan; 2. Membuat kawasan wisata yang berkarakter sesuai dengan tema yang telah ditetapkan; 3. Peningkatan daya tarik wisata, jumlah kunjungan dan lama tinggal wisatawan; 4. Eksistensi masyarakat yang berbudaya dan beragama dikawasan objek wisata atau kawasan bersejarah; 5. Masyarakat yang menjunjung jati diri, cinta seni budaya Minangkabau serta benda cagar budaya; 6. Meningkatkan peran aktif dan aktivitas jaringan kerjasama dari komunitas, lembaga asosiasi kepariwisataan daerah, provinsi dan nasional serta internasional; Page 13

7. Meningkatkan pemahaman dan partisipasi masyarakat dalam rangka menjada kualitas serta kelangsungan industri pariwisata di Kota Padang; 8. Promosi wisata melalui kerjasama dengan travel biro dan lembaga-lembaga poemerintahan dalam dan luar negeri; 9. Meningkatkan pembinaan terhadap tenaga-tenaga pramuwusata melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan dalam semua aspek kepariwisataan; 10. Meningkatkan pemberian dukungan layanan kedinasan; 11. Meningkatkan kompetensi sumber daya aparatur. B. Strategi PencapaianTujuan dan Sasaran Strategis Pada umumnya penetapan tujuan dan sasaran strategis adalah upaya untuk menjadikan Kota Padang sebagai daerah tujuan wisata melalui potensi unggulan yang dimiliki daerah ini. Untuk mewujudkan harapan tersebut perlu ditetapkan beberapa strategi pencapaian, antara lain : 1. Membuat kebijakan dan peraturan penataan ruang objek wisata serta master plan pengembangan kepariwisataan yang berkesinambungan serta ramah lingkungan di Kota Padang; 2. Menyediakan pedoman, standarisasi dan aturan tentang arah pengembangan pariwisata di Kota Padang bagi investor dan insan pariwisata; 3. Melakukan penetapan skala prioritas terhadap pengembangan kawasan objek wisata; 4. Memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi pengusaha lokal dan masyarakat untuk mengembangkan objek dan daya tarik wisata (ODTW), baik untuk dikelola sendiri maupun dikerjasamakan dengan investor luar negeri; 5. Melakukan usaha inventarisasi dan dokumentasi aset seni budaya serta benda cagar budaya; 6. Menetapkan produk hukum atas nilai seni budaya serta benda cagar budaya; 7. Menyelenggarakan kegiatan kepariwisataan yang menjunjung tinggi nilai-nilai budaya Minangkabau, nilai-nilai sejarah serta kegiatan yang bernuansa religi; 8. Mewujudkan konsep kepariwisataan yang berbasis kerakyatan atau community based tourism development; Page 14

9. Mewujudkan sistem kerjasama simbiosis mutualisme antara Pemerintah, swasta, insan pariwisata, akademisi serta masyarakat dalam pengembangan industri pariwisata Kota Padang; 10. Mewujudkan iklim investasi kepariwisataan yang kondusif dan menciptakan sistem kerjasama dengan berbagai pihak baik dalam dan luar negeri; 11. Meningkatkan standar kualitas pelayanan kepariwisataan, sehingga dapat memenuhi kenyamanan dan kepuasan wisatawan; 12. Menyelenggarakan sistem pemasaran pariwisata melalui strategi promosi yang bertumpu pada kekuatan dan kejelian analisa pasar; 13. Terselenggaranya bahan, sarana dan prasarana promosi pariwisata yang inovatif kreatif serta pemanfaatan kemajuan teknologi; 14. Menyelenggarakan pemberian layanan keuangan, kepegawaian, dan perbaikan sarana dan prasarana aparatur; 15. Menyelenggarakan peningkatan kualitas sumber daya aparatur melalui rapat koordinasi, seminar, workshop dan pelatihan. Pembangunan kepariwisataan di Kota Padang dilakukan melalui tiga pendekatan pokok. Pendekatan pertama adalah pendekatan kebijakan (sektoral), dimana dinas ini bersama Dinas Perhubungan, Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah, Dinas Pekerjaan Umum, dinas-dinas/badan/lembaga sektoral lainnya serta swasta, memberikan kontribusi program pengembangan sesuai dengan bidangnya masing-masing.kedua, pendekatan kemasyarakatan, yaitu dengan memandang wilayah sebagai suatu kesatuan sosial sebagai suatu perwujudan dan lingkungan masyarakat. Dalam penataan pemanfaatan ruang dan pengimplementasian ragam budaya dan tata nilai ditempatkan sebagai suatu variabel yang penting dalam mendukung pengembangan wilayah. Masyarakat lokal, institusi-institusi lokal/kemasyarakatan serta lembaga-lembaga non-pemerintah, merupakan faktor yang berperan menentukan pengembangan wilayah masing-masing sesuai dengan karakteristik pengembangannya. Ketiga adalah pendekatan keruangan/kewilayahan, di mana peran Pemerintah Kota, Kecamatan dan Kelurahan sebagai fasilitator dan katalisator dalam pengembangan pariwisata di Kota Padang secara keruangan. Koordinasi dalam lingkup keruangan/kewilayahan sekaligus merupakan penentu terciptanya keseimbangan pemanfaatan ruang antara usaha-usaha pembangunan dan pelestarian. Dalam hal ini, komunitas dan swasta diharapkan dapat Page 15

berperan aktif. Begitu juga Pemerintah Propinsi dan Pusat, turut juga memberikan andil sehingga keselarasan unsur pembentuk wilayah yang meliputi sumber daya alam, sumber daya buatan dan sumber daya manusia beserta kegiatannya yang mencakup kegiatan ekonomi, politik, sosial budaya dan pertahanan yang seluruhnya berintegrasi membentuk wujud tata ruang wilayah, baik yang direncanakan maupun tidak. Pembangunan sektor pariwisata dituntut untuk mengarah pada terwujudnya tahapan pengembangan pariwisata yang berkelanjutan. Sehubungan dengan kondisi tersebut dan dengan telah ditetapkannya Rencana Strategis Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Tahun 2014 2019, maka rencana strategis tahun adalah : 1. Rencana Strategis Pengelolaan Keragaman Budaya Meningkatkan pemahaman dan apresiasi masyarakat atas nilai-nilai seni dan budaya Minangkabau dalam rangka memelihara jati diri yang merupakan wujud dari daya tarik wisata, serta memberikan apresiasi terhadap keragaman budaya-budaya lain yang ada di kota Padang. Rencana yang disusun antara lain : a. Penampilan Seni Tradisional Minangkabau secara rutin dan berkala b. Pembinaan Anak Nagari c. Pelaksanaan event event kesenian dalam dan luar daerah; d. Pembuatan buku profil budaya Minangkabau di Kota Padang; e. Festival ragam budaya Minangkabau; f. Festival seni budaya tradisional; g. Pendokumentasian ragam budaya Minangkabau dalam media elektronik; h. Pembinaan seni tradisional. 2. Rencana Strategis Destinasi Pariwisata Mewujudkan sistem pengelolaan seluruh potensi objek wisata yang ada di Kota Padang dengan kegiatan perencanaan yang terarah, terkendali, menyeluruh, berkelanjutan dan ramah lingkungan. Rencana yang ditetapkan adalah : a. Pemeliharaan rutin sarana dan prasarana objek wisata dan Benda Cagar Budaya Kota Padang; b. Pelaksanaan renovasi/perbaikan bangunan objek wisata; c. Pembenahan kawasan heritage Padang Kota Lama; Page 16

d. Peningkatan kebersihan Pantai Padang; e. Pembenahan dan pengembangan kawasan Gunung Padang; f. Pembenahan dan pengembangan Tahura; g. Pembenahan dan pengembangan Danau Cimpago dan Muaro Lasak; h. Pembenahan dan pengembangan Pantai Air Manis; 3. Rencana Strategis Kemitraan Pariwisata Meningkatkan upaya pengembangan industri periwisata yang berorientasi pada pemberdayaan ekonomi kerakyatan dengan memperluas jaringan kerja dan kesempatan berusaha melalui implementasi rencana pokok berikut a. Talk show kepariwisataan di radio dan tv pariwara kepariwisataan; b. informasi pariwisata melalui operasional Tourist Information Center (TIC). 4. Rencana Strategis Pemasaran Mewujudkan strategi promosi pariwisata yang berorientasi pada efektifitas, efisiensi, kualitas, informatif yang mampu meningkatkan kredibilitas dan eksistensi pariwisata Kota Padang secara nasional dan internasional, melalui pelaksanaan rencana pokok berikut : a. Peningkatan Peranan Duta Wisata /generasi muda dalam Promosi Pariwisata; b. Pembuatan bahan bahan promosi pariwisata; c. Pelaksanaan promosi pariwisata nusantara di dalam dan di luar negeri; d. Pelaksanaan event event pariwisata bertaraf Internasional dan Nasional; e. Pembuatan Booth Tourist Information Centre di Bandara Internasional Kota Besar di Indonesia 2.2.Perjanjian Kinerja Berdasarkan rencana strategi yang telah disampaikan, ternyata masih diperlukan rencana pelaksanaan atau rencana kinerja, yang merupakan implikasi dari strategi yang ditetapkan berdasarkan penetapan kinerja (TAPKIN ) : Page 17

No SASARAN STRATEGIS 1 Meningkatnya kunjungan wisata INDIKATOR KINERJA TARGET PROGRAM/KEGIATAN ANGGARAN 1 2 3 4 5 Jumlah kunjungan Wisman (orang) 60.000 ( Rp ) Pelaksanaan Promosi Pariwisata Nusantara di Dalam dan di Luar Negeri Pembuatan Bahan-Bahan Promosi Pariwisata 561.000.000 Kemitraan Talk Show Kepariwisataan dan TIC Jumlah kunjungan Wisnus (orang) 3.700.000 Pemilihan Duta Wisata dan Padang Fashion Festival Destinasi Pariwisata Operasional dan Pemeliharaan Objek Wisata Tahura Bung Hatta Pemeliharaan Rutin/Berkala Bangunan Objek Wisata Kota Padang Pembinaan Usaha Pariwisata Kota Padang dan Pengelolaan Objek Wisata Kota Padang Pengadaan Sarana Untuk Wisata Pantai Peningkatan Kebersihan Objek Wisata Pantai 300.000.000,- 10.000.000,- 100.000.000,- 290.000.000,- 250.000.000,- 1.279.500.000,- 2.201.625.000,- 1.000.000.000,- Page 18

No SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET ANGGARAN 1 2 3 5 Pembangunan Lapau Panjang Cimpago (LPC) Pembangunan Sarana dan Prasarana di Objek Wisata Pantai Air Manis ( Rp ) Pembangunan Pantai Purus- Cimpago DED Pantai Padang Jl.Samudera - Muaro Batang Arau Pembangunan Lapau Panjang Cimpago Pantai Padang,Kec.Padang Barat (Bantuan Keuangan Kh 1.871.235.800,- 219.000.000,- 3.380.398.000,- 225.188.000,- 450.046.000,- FS Pantai Padang 99.560.000,- Pengadaan Wahana Wisata di TAHURA Penyusunan Perencanaan Kota Lama Produk Kepariwisataan Pembinaan dan Industri Kreatif Pariwisata Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Pengelola Kelompok Sadar Wisata Pembinaan Penampilan Seni Tradisional Minangkabau Secara Rutin dan Berkala FS Pantai Air Manis 2.150.000,- 540.000.000,- 81.000.000,- 93.500.000,- 100.000.000,- 348.897.000,- No SASARAN INDIKATOR TARGET PROGRAM/KEGIATAN ANGGARAN Page 19

STRATEGIS KINERJA ( Rp ) 1 2 3 4 5 Pelaksanaan Event-Event Kesenian Dalam dan Luar Negeri Operasional Museum Bencana Kota Padang Lama rata-rata tinggal Wisman (hari) 2.2 Pelaksanaan Kegiatan Tour de Singkarak 200.000.000,- 153.700.000,- 660.000.000,- Pembinaan Festival Kuliner Minangkabau Festival Minangkabau Acara Naval Komodo Exercise Festival Siti Nurbaya 642.365.000,- 210.000.000,- 445.000.000,- Lama rata-rata tinggal Wisnus (hari) 3.7 Pembinaan Palinggam Dayung Festival Pembinaan Kesenian Anak Nagari 93.000.000 300.000.000 570.340.000 Jumlah PAD Sektor Pariwisata 45 Pelaksanaan Promosi Pariwisata Nusantara di Dalam dan di Luar Negeri Pembuatan Bahan-Bahan Promosi Pariwisata Pelaksanaan Event-event Budaya (Pawai Telongtelong 300.000.000,- 561.000.000 No SASARAN INDIKATOR TARGET PROGRAM/KEGIATAN ANGGARAN Page 20

STRATEGIS KINERJA ( Rp ) 1 2 3 4 5 Kemitraan Talk Show Kepariwisataan dan TIC Pemilihan Duta Wisata dan Padang Fashion Festival Destinasi Pariwisata Operasional dan Pemeliharaan Objek Wisata Tahura Bung Hatta Pemeliharaan Rutin/Berkala Bangunan Objek Wisata Kota Padang Pembinaan Usaha Pariwisata Kota Padang dan Pengelolaan Objek Wisata Kota Padang Pengadaan Sarana Untuk Wisata Pantai Peningkatan Kebersihan Objek Wisata Pantai Pembangunan Lapau Panjang Cimpago (LPC) Pembangunan Sarana dan Prasarana di Objek Wisata Pantai Air Manis Pembangunan Pantai Purus- Cimpago DED Pantai Padang Jl.Samudera - Muaro Batang Arau 10.000.000,- 100.000.000,- 290.000.000,- 250.000.000,- 1.279.500.000,- 2.201.625.000,- 1.000.000.000,- 1.871.235.800,- 219.000.000,- 3.380.398.000,- 225.188.000,- No SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET PROGRAM/KEGIATAN ANGGARAN Page 21

( Rp ) 1 2 3 4 5 Pembangunan Lapau 450.046.000,- Panjang Cimpago Pantai Padang,Kec.Padang Barat (Bantuan Keuangan Kh FS Pantai Padang 99.560.000,- FS Pantai Air Manis 2.150.000,- Pengadaan Wahana Wisata di TAHURA Penyusunan Perencanaan Kota Lama Pembinaan Penampilan Seni Tradisional Minangkabau Secara Rutin dan Berkala Pelaksanaan Event-Event Kesenian Dalam dan Luar Negeri Operasional Museum Bencana Kota Padang 540.000.000,- 81.000.000,- 348.897.000,- 200.000.000,- 153.700.000,- Festival Kuliner Minangkabau Festival Minangkabau Acara Naval Komodo Exercise Palinggam Dayung Festival Pelaksanaan Kegiatan Tour de Singkarak Festival Siti Nurbaya 642.365.000,- 210.000.000,- 445.000.000,- 300.000.000,- 660.000.000,- 2. Meningkatnya pelestarian budaya dan cagar budaya Kawasan destinasi baru berupa kawasan Heritage 1 Destinasi Pariwisata No SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET PROGRAM/KEGIATAN ANGGARAN Page 22

1 2 3 4 5 Penyusunan Perencanaan Kota Lama ( Rp ) Sanggar seni dan budaya yang baru 5 Pembinaan Penampilan Seni Tradisional Minangkabau Secara Rutin dan Berkala Pelaksanaan Event-Event Kesenian Dalam dan Luar Negeri Pelaksanaan Event-event Budaya (Pawai Telongtelong Pembinaan Kesenian Anak Nagari 81.000.000,- 348.897.000,- 200.000.000,- 93.000.000 570.340.000 Meningkatnya kualitas penampilan sanggar sebagai daya tarik wisata 30 Pembinaan Penampilan Seni Tradisional Minangkabau Secara Rutin dan Berkala Pelaksanaan Event-Event Kesenian Dalam dan Luar Negeri Pelaksanaan Event-event Budaya (Pawai Telongtelong Pembinaan Kesenian Anak Nagari Festival Siti Nurbaya 642.365.000,- 348.897.000,- 200.000.000,- 93.000.000 570.340.000 Pelaksanaan Promosi Pariwisata Nusantara di Dalam dan di Luar Negeri Festival Siti Nurbaya 642.365.000,- 300.000.000,- No SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET PROGRAM/KEGIATAN ANGGARAN ( Rp ) Page 23

1 2 3 4 5 Jumlah Ketersediaan sumber daya manusia sektor kebudayaan yang bersertifikat 101 Pembinaan Pembinaan Kesenian Anak Nagari 570.340.000 Produk Kepariwisataan Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Pengelola Kelompok Sadar Wisata Pemilihan Duta Wisata dan Padang Fashion Festival 100.000.000,- 100.000.000,- Page 24