BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stenosis mitral merupakan salah satu penyakit katup jantung. Pada kondisi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. disebabkan adanya penyempitan pada katup mitral (Rilantono, 2012). Kelainan

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab stenosis mitral paling sering adalah demam rematik, kemudian dapat

HUBUNGAN MITRAL VALVE AREA (MVA) DENGAN HIPERTENSI PULMONAL PADA STENOSIS MITRAL LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah di bidang Ilmu Kardiologi dan

Bunyi Jantung I (BJ I)

PERAN EKOKARDIOGRAFI DALAM PENEGAKAN DIAGNOSIS DAN PENILAIAN SEVERITAS STENOSIS MITRAL. Basuki Rahmat Fakultas Kedokteran Universitas Mataram

PENYAKIT KATUP JANTUNG

BAB I PENDAHULUAN. individu. Pemberian antibiotik seperti penisilin pada streptococcal faringitis turut

BAB 1 PENDAHULUAN. Gagal jantung merupakan kegawatdarutan pediatrik dimana jantung tidak mampu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karsinoid, sistemik lupus erimatosus, reumatoid artritis, mukopolisakaridosis dan

What should be evaluated by echocardiography in patients after Tetralogy Fallotsurgery

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

HUBUNGAN MITRAL VALVE AREA (MVA) DENGAN HIPERTENSI PULMONAL PADA STENOSIS MITRAL JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat dr. Kariadi. Penelitian dilakukan dari bulan Februari 2016 Juli 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Infark miokard akut dengan elevasi segmen ST (IMA-EST) merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. adanya peningkatan tekanan pengisian (backward failure), atau kombinasi

PENILAIAN TRICUSPID ANNULAR PLAIN SYSTOLIC EXCURSION (TAPSE) PADA PASIEN PRA DAN PASCA BEDAH PINTAS KORONER

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jantung dan pembuluh darah (26,3%). Ditemukan angka kematian akibat penyakit

Pasien DM dengan penyakit arteri koroner dan > 40% LVEF. 22 orang. Cek darah. 15 mg pioglitazone slm 12 mgg. Cek darah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit jantung bawaan terjadi pada 8 bayi dari. setiap 1000 kelahiran. (Sommer, 2008) Penyakit jantung

BAB I. PENDAHULUAN. Infark miokard akut dengan elevasi segmen ST (IMA-EST) didefinisikan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Hipertensi menurut World Health Organization (WHO) adalah suatu kondisi

Dr. Prastowo Sidi Pramono, Sp.A

ECHO-GUIDED HEMODYNAMIC INTERVENTION. April Retno Susilo RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta

CARDIOMYOPATHY. dr. Riska Yulinta Viandini, MMR

BAB I. Pendahuluan. I.1 Latar Belakang. Angina adalah tipe nyeri dada yang disebabkan oleh. berkurangnya aliran darah ke otot jantung.

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Tingkat morbiditas dan mortalitas penyakit jantung. iskemik masih menduduki peringkat pertama di dunia

BAB I. 1.1 Latar Belakang. Atrial fibrilasi (AF) didefinisikan sebagai irama jantung yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sehingga aliran darah balik vena paru akan menuju ke atrium kanan serta

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia. Prevalensi stroke meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN. maupun fungsional dari pengisian atau pompa ventrikel (Yancy et al., 2013).

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. infark miokard akut (IMA) merupakan penyebab utama kematian di dunia.

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan pembunuh nomor satu di seluruh dunia. Lebih dari 80% kematian

Karakteristik Pasien Penyakit Jantung Rematik yang Dirawat Inap di RSUP Dr. M. Djamil Padang

ANATOMI JANTUNG MANUSIA

Correlation between NT-proBNP plasma levels with mitral annular Tissue Doppler Velocities in Heart Failure patients

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. jantung yang prevalensinya paling tinggi dalam masyarakat umum dan. berperan besar terhadap mortalitas dan morbiditas.

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Infark miokard akut merupakan salah satu penyakit. yang tergolong dalam non-communicable disease atau

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan darah untuk metabolisme jaringan. 2. di vena sehingga menimbulkan kenaikan tekanan vena. 3 Penyebab utama gagal

Predictors of mortality in severe aortic stenosis patient undergoing percutaneous aortic balloon valvuloplasty

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dari sekian banyak kasus penyakit jantung, Congestive Heart Failure

SISTEM CARDIOVASCULAR

Hubungan antara Kadar Troponin T dengan Fungsi Diastolik Ventrikel Kiri pada Pasien Sindrom Koroner Akut di RS Al Islam Bandung Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. Menurut American Heart Association (2015), Penyakit Jantung Bawaan

BAB I PENDAHULUAN. Aterosklerosis koroner adalah kondisi patologis arteri koroner yang

STENOSIS AORTA. MAKALAH Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Keperawatan kardiovaskuler Anak

Pratiwi Nurvita Permatasari 1, Charles Limantoro 2, Yosef Purwoko 3

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih dini pada usia bayi, atau bahkan saat masa neonatus, sedangkan

What should be evaluated by echocardiography in patients after Tetralogy Fallotsurgery

BAB I PENDAHULUAN. jantung yang utama adalah sesak napas dan rasa lelah yang membatasi

BAB 1 PENDAHULUAN. kemajuan kesehatan suatu negara. Menurunkan angka kematian bayi dari 34

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan adanya peningkatan tekanan darah sistemik sistolik diatas atau sama dengan

PERAN TINGKAT PENDIDIKAN TERAKHIR ORANG TUA TERHADAP PENYAKIT JANTUNG REMATIK PADA ANAK

Fernando D 1, Amelia F 1, Barus NRV 1, Kurniawan A 1, Tanoto R 1, Yuniadi Y. 2. Indonesia dan Pusat Jantung Nasional Harapan Kita

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. penyempitan pembuluh darah, penyumbatan atau kelainan pembuluh

PERBEDAAN CARDIOTHORACIC RATIO

PEMERIKSAAN JANTUNG. PERSIAPAN: 1. Stetoskop

STRUKTUR DAN FUNGSI SISTEM KARDIOVASKULER

Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan ANATOMI FISIOLOGI

Gambaran kelainan katup jantung pada pasien infark miokard di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode 1 Januari Desember 2015

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditandai oleh sesak napas dan fatigue (saat istirahat atau saat aktivitas) yang

Gambar 1. Atresia Pulmonal Sumber : (

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang memproduksi 2 hormon yaitu tiroksin (T 4 ) dan triiodotironin (T 3

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA PASIEN GAGAL JANTUNG DI RUMAH SAKIT SANTO BORROMEUS BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2010

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan perubahan hemodinamik yang signifikan.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. rongga dada dibawah perlindungan tulang iga, sedikit ke sebelah kiri sternum.

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. homeostassis dari hormon ini sangat penting bagi pengoptimalan dari fungsi

STRUKTUR JANTUNG RUANG JANTUNG KATUP JANTUNG tiga katup trikuspidalis dua katup bikuspidalis katup mitral Katup pulmonal Katup aorta Arteri Koroner

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pengidap penyakit jantung di Indonesia terus meningkat, menurut dr M.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang SMF Kardiologi dan Kedokteran

DAFTAR ISI Bab I. Pendahuluan Bab II. Tinjauan pustaka

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Anemia adalah keadaan berkurangnya sel darah merah atau konsentrasi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mencapai 400 per kematian (WHO, 2013).

BAB 1 PENDAHULUAN. tanpa gejala, sehingga disebut sebagai Silent Killer (pembunuh terselubung).

BAB I. berkembang. Penyakit ini menjadi penyebab nomor satu kematian di dunia setiap

BAB I PENDAHULUAN. paling sering adalah berupa angina pektoris stabil (Tardif, 2010; Montalescot et al.,

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Penyakit jantung bawaan (PJB) adalah suatu bentuk kelainan kardiovaskular

PENYAKIT MIOKARDIUM. Penyakit miokardium merupakan salah satu penyakit jantung perolehan

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Anemia adalah berkurangnya volume sel darah merah atau menurunnya

FAKTOR RISIKO KARDIOMIOPATI DILATASI DI RUMAH SAKIT DR. KARIADI SEMARANG KARYA TULIS ILMIAH

absorbsi di kapiler dan pleura viseralis. Efusi pleura menjadi problem di dunia bahkan di Amerika Serikat sekitar 1,5 juta orang menderita efusi

BAB I PENDAHULUAN. utama pada sebagian besar negara-negara maju maupun berkembang di seluruh

MONITORING HEMODINAMIK TIM ICU INTERMEDIATE ANGKATAN I

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) termasuk ke dalam penyakit

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

INTERPRETASI ELEKTROKARDIOGRAFI STRIP NORMAL HIMPUNAN PERAWAT GAWAT DARURAT DAN BENCANA INDONESIA SULAWESI UTARA

Mitral Stenosis. Defenisi

BAB I PENDAHULUAN. darah. Penyakit Jantung (cardiovascular disease) adalah setiap kondisi yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

JANTUNG dan PEREDARAN DARAH. Dr. Hamidie Ronald, M.Pd, AIFO

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Penelitian. Penyakit kardiovaskuler merupakan penyebab. kematian terbesar diseluruh dunia terutama yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stenosis mitral merupakan salah satu penyakit katup jantung. Pada kondisi ini terjadi perubahan struktur katup mitral yang menyebabkan gangguan pembukaan, sehingga aliran darah dari atrium kiri ke ventrikel kiri pada fase diastolik menjadi terhambat (Manurung, 1998). Penyebab paling sering dari stenosis mitral adalah penyakit jantung rematik akibat demam rematik (Braunwald et al., 2012). Dalam laporan WHO Expert Consultation on Rheumatic Fever and Rheumatic Heart Disease, yang diterbitkan tahun 2004, diperkirakan bahwa pada 2002 angka kematian akibat penyakit jantung rematik di seluruh dunia dalam satu tahun adalah 332.000 jiwa. Demam rematik terjadi akibat reaktivitas silang antibodi setelah infeksi bakteri Streptokokus Beta Hemolitikus Grup A (SBHGA) pada saluran pernapasan bagian atas. Antibodi tersebut apabila menyerang sel-sel otot dan katup jantung disebut penyakit jantung rematik. Pada penyakit jantung rematik, terjadi pankarditis, yakni peradangan yang melibatkan seluruh lapisan jantung. Lapisanlapisan tersebut antara lain: perikardium, miokardium dan endokardium. Lesi yang paling sering terjadi pada lapisan endokardium adalah peradangan katup mitral. Pada kondisi ini, terbentuk vegetasi pada korda dan garis penutupan katup mitral. Episode berulang dari kondisi ini yang diikuti dengan penyembuhan mengakibatkan munculnya deposisi jaringan fibrosa dan kalsifikasi (Mishra, 2007). 1

2 Proses selanjutnya dari katup mitral yang sudah mengalami deformitas adalah fusi dari komisura, kuspis dan korda yang menyebabkan penyempitan orifisium katup mitral (Hurst et al., 2012). Kondisi penyempitan katup mitral atau stenosis mitral mengakibatkan terhambatnya pengisian volume darah di ventrikel kiri. Untuk mempertahankan pengisian ventrikel kiri, terjadi peningkatan tekanan yang berlebih pada atrium kiri. Kondisi ini nantinya menimbulkan peningkatan tekanan pada vena, kapiler serta arteri pulmonal. Peningkatan tekanan pada arteri pulmonal menyebabkan peningkatan tekanan pada ventrikel kanan dan berakibat pada penurunan fungsi sistolik ventrikel kanan. Selanjutnya, situasi ini menyebabkan dilatasi ventrikel kanan. Jika hal ini berlangsung dalam waktu lama dapat menyebabkan hipertrofi ventrikel kanan, regurgitasi trikuspid dan dilatasi atrium kanan yang berakhir pada gagal jantung kanan (Braunwald et al., 2012). Pada pasien stenosis mitral, penilaian fungsi jantung kanan, terutama ventrikel kanan, merupakan hal penting, mengingat fungsi ventrikel kanan berkaitan erat dengan gejala, keparahan, kapasitas fungsional dan kebutuhan untuk dilakukan intervensi (Tayyareci et al. 2008). Namun, penilaian fungsi ventrikel kanan belum rutin dilakukan pada pasien dengan penyakit katup jantung (Mahfouz et al., 2011). Pada pemeriksaan ekokardiografi, salah satu metode yang dapat digunakan dalam menilai fungsi ventrikel kanan adalah Tricuspid Annular Plane Systolic Excursion (TAPSE). TAPSE adalah jarak perpindahan cincin trikuspid antara fase diastolik akhir dan sistolik akhir (Ragab et al., 2011). Dibandingkan dengan metode lain, TAPSE memiliki beberapa keunggulan, antara lain: sederhana,

3 mudah dilakukan, tidak bergantung pada kualitas gambar dan tidak membutuhkan peralatan canggih atau software tertentu. Selain itu, pengukuran TAPSE juga dapat dilakukan pada pasien fibrilasi atrium dengan kecepatan denyut ventrikel tinggi (Grabysa et al., 2015). Pengukuran TAPSE dilakukan dengan ekokardiografi yang bersifat sensitif, spesifik serta non-invasif. Ekokardiografi merupakan pemeriksaan penunjang yang paling akurat dalam mendiagnosis, mengevaluasi dan menentukan prognosis dari stenosis mitral (Catherine, 2009). Pada pasien stenosis mitral, kondisi peningkatan tekanan yang berlebih di atrium kiri dan ventrikel kanan menyebabkan pelepasan N-Terminal prohormone of Brain Natriuretic Peptide (NT-proBNP) ke sirkulasi. NT-proBNP adalah hormon yang disekresi oleh miosit jantung, baik di atrium maupun ventrikel, akibat peningkatan tekanan dan volume yang berlebih. Pengukuran kadar NT-proBNP terbukti memiliki sensitivitas yang tinggi, sehingga dapat membantu mendeteksi gangguan kardiovaskular (Almenar et al., 2006). Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik untuk mengetahui hubungan antara TAPSE dengan kadar NT-proBNP pada pasien stenosis mitral. B. Perumusan Masalah Stenosis mitral terjadi karena adanya kelainan morfologi pada katup mitral. Kelainan ini menyebabkan penumpukan aliran darah di atrium kiri sehingga meningkatkan tekanan atrium kiri dan dapat berlanjut pada peningkatan tekanan arteri pulmonal, bahkan sampai pada peningkatan tekanan di ventrikel kanan. Peningkatan tekanan di ventrikel kanan ini menyebabkan penurunan fungsi sistolik

4 ventrikel kanan yang dapat diamati dari pemeriksaan ekokardiografi dengan menentukan jarak perpindahan planum cincin trikuspid antara fase diastolik akhir dan sistolik akhir (TAPSE). Meningkatnya tekanan di ruang-ruang jantung, salah satunya ventrikel kanan, yang tampak sebagai penurunan fungsi sistolik ventrikel kanan, memungkinkan terjadinya peningkatan kadar NT-proBNP di sirkulasi, sehingga kadar NT-proBNP pada plasma pasien stenosis mitral dapat dinilai secara tidak langsung dengan mengamati nilai TAPSE. C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara TAPSE dan kadar NT-proBNP pada pasien stenosis mitral. D. Keaslian Penelitian Penelitian mengenai hubungan antara TAPSE dan kadar NT-proBNP sudah pernah dilakukan oleh F. L. Dini et al. pada tahun 2008, berjudul Prognostic Significance of Tricuspid Annular Motion and Plasma NT-proBNP in Patients with Heart Failure and Moderate-to-Severe Functional Mitral Regurgitation. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh ventrikel kanan dan kadar NT-proBNP terhadap luaran pasien dengan gagal jantung dan regurgitasi mitral fungsional sedang hingga parah. Subjek penelitiannya adalah pasien rawat jalan dengan gagal jantung (Left Ventricular Ejection Fraction [LVEF] 45%) dan regurgitasi mitral fungsional sedang hingga parah dengan lebar vena kontrakta 0,5 cm (n = 142). Setelah dilakukan pengukuran indeks fungsi ventrikel kanan atau

5 TAPSE dengan ekokardiografi dan pemeriksaan kadar NT-proBNP, semua subjek diobservasi untuk survival analysis hingga primary end point atau secondary end point. Hasil penelitian ini adalah nilai TAPSE <16 mm memiliki Hazards Ratio (HR): 2,64 dengan p=0,009 dan kadar NT-proBNP 3283 pg/ml memiliki HR: 2,58 dengan p=0,011. TAPSE <16 mm dan kadar NT-proBNP 3283 pg/ml berkaitan dengan LVEF 25%, kelas fungsional New York Heart Association (NYHA) 3 4, penyakit jantung koroner, usia tua dan jenis kelamin pria. Selain itu, dilakukan pula uji korelasi yang hasilnya menunjukkan adanya korelasi negatif antara NT-proBNP dan TAPSE (r = 0,39 dan p<0,0001). Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa pada pasien dengan gagal jantung dan regurgitasi mitral fungsional sedang hingga parah, TAPSE dan kadar NT-proBNP berperan secara signifikan sebagai indikator dalam stratifikasi prognosis. Berbeda dengan penelitian Dini et al. (2008), penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara TAPSE dan kadar NT-proBNP dengan menggunakan rancangan penelitian potong lintang. Selain itu, subjek pada penelitian ini adalah pasien stenosis mitral rawat inap dan rawat jalan di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Penelitian lain terkait dengan hubungan antara TAPSE dan kadar NT-proBNP dilakukan oleh Wafa et al. pada 2015 dengan judul Correlation Between N- terminal Pro Brain Natriuretic Peptide and Right Ventricular Performance Measured by Doppler Echocardiography after Successful Percutaneous Balloon Mitral Valvuloplasty. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui hubungan antara NT-proBNP dengan determinan fungsi ventrikel kanan pada pemeriksaan ekokardiografi setelah Percutaneous Balloon Mitral Valvuloplasty (PBMV).

6 Subjek penelitian terdiri dari dua kelompok, yakni: kelompok pasien stenosis mitral yang akan menjalani PBMV (n = 35) dan kelompok kontrol yang sehat, baik katup jantung ataupun fungsi ventrikel kirinya berdasarkan pemeriksaan ekokardiografi (n = 30). Kedua kelompok menjalani pemeriksaan meliputi: anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan ekokardiografi. Pemeriksaan ekokardiografi dan pengukuran kadar NT-proBNP dilakukan sebelum dan 24 hingga 48 jam setelah PBMV. Hasil penelitian menunjukkan adanya penurunan kadar NTproBNP dan peningkatan TAPSE setelah dilakukan PBMV (p<0,05). Penelitian ini menyimpulkan bahwa penurunan kadar NT-proBNP setelah PBMV berkorelasi negatif dengan peningkatan TAPSE (r = -0,73 dengan p<0,001). Perbedaan antara penelitian Wafa et al. (2015) dan penelitian yang diajukan ini adalah subjek penelitian ini hanya satu kelompok, yakni pasien stenosis mitral rawat inap dan rawat jalan tanpa melihat status operasi PBMV. Selain itu, penelitian ini menggunakan metode potong lintang, yakni mengambil data dua variabel yang diteliti (TAPSE dan NT-proBNP) pada satu waktu. E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Dokter Sebagai bahan masukan untuk memanfaatkan pemeriksaan laboratorium kadar NT-proBNP dalam menilai fungsi jantung kanan, terutama fungsi sistolik ventrikel kanan pada pasien stenosis mitral. 2. Bagi Pasien Pasien stenosis mitral dapat memiliki pilihan tambahan pemeriksaan

7 penunjang yang dapat dilakukan dengan memperhatikan pertimbangan dari sisi pasien, seperti: biaya, waktu, keparahan penyakit serta fisik dan mental. 3. Bagi Peneliti Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan dapat memberikan bukti ilmiah baru mengenai hubungan antara TAPSE dan kadar NT-proBNP pada pasien stenosis mitral.