BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran dan Karakteristik Responden Responden dalam penelitian ini seluruhnya berjumlah 40 orang yaitu terdiri dari ibu yang memiliki anak usia 0-5 tahun yang berada didusun Plalar Kulon, yang memenuhi kriteria inklusi dari penelitian ini. Gambaran umum responden berisi tentang nama, alamat, usia responden dan usia anak, tingkat pendidikan, anak ke berapa serta pekerjaan. Tabel 4.1.1. Karakteristik responden berdasarkan Tingkat pendidikan di dusun Plalar Kulon Desa Kopeng Pendidikan Frekuensi Jumlah Persentase (%) Tidak sekolah 5 12.5 Lulus SD 14 35 Lulus SMP 15 37.5 Lulus SMA 6 15 Perguruan Tinggi 0 0 Total 40 100 Pada tabel diatas distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan, yaitu lulus SMP sebanyak 15 orang (37,5 %), kemudian disusul Lulus SD ada 14 orang (35 %), ada 6 orang (15 %) lulus SMA, ada juga responden yang tidak sekolah yaitu sebanyak 5 orang (12,5%) dan di dusun plalar tidak ada responden yang lulus perguruan tinggi (0%). 40
41 Tabel 4.1.2. Karakteristik responden berdasarkan Usia di dusun Plalar Kulon Dari hasil distribusi frekuensi diagram diatas di dapatkan bahwa partisipan yang memiliki usia terbanyak yaitu ibu yang memiliki usia 16-25 tahun ada 22 orang (55%), yang berusia 26-35 tahun sebanyak 8 orang (20%) dan usia 35-47 tahun sebanyak 10 orang (25%). 4.2 Pelaksanaan Penelitian Peneliti melakukan penelitian di Dusun Plalar Kulon Desa Kopeng. Pelaksanaan penelitian ini dimulai pada tanggal 11-18 Mei 2016, Peneliti melaksanakan penelitian ini sudah mendapat izin dari kepala desa Kopeng dan kepala dusun setempat. Partisipan yang diteliti yaitu ibu yang memiliki anak usia 0-5 tahun.
42 Peneliti mendatangi satu persatu rumah partisipan untuk membagikan kusioner. Peneliti memperkenalkan nama dan institusi peneliti sekaligus membina hubungan saling percaya dengan partisipan. Peneliti memberikan penjelasan mengenai maksud dan tujuan peneliti melakukan penelitian dan sekaligus meminta ijin partisipasi ibu untuk berperan serta dalam penelitian ini dengan mengisi kuisioner yang disebarkan kepada mereka. Peneliti mendampingi partisipan dalam proses pengisian kuisioner dengan maksud, agar selama pengisian kuisioner ada pernyataan yang tidak di mengerti oleh ibu peneliti bisa langsung menjelaskan. Setelah pengisian kuisioner selesai langsung diberikan kepada peneliti dan peneliti langsung mengecek kuisioner yang telah di isi oleh ibu. Dari kuisioner yang di sebar semuanya terkumpul kembali dan semuanya itu bisa di pakai dalam penelitian ini. 4.3 Hasil penelitian 4.3.1 Uji Univariat Tabel 4.3.1 Tingkat Pengetahuan Ibu Terkait Pola Asuh pada anak usia Golden age Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Kurang 3 7,5 7,5 7,5 Valid Cukup 19 47,5 47,5 55,0 Baik 18 45,0 45,0 100,0 Total 40 100,0 100,0
43 4.4 Pembahasan Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran dan indera penglihatan (Notoatmodjo, 2005). Pengetahuan yang dikaji disini merupakan pengetahuan dalam domain kognitif yang terendah yaitu tahu. Walaupun tahu berada dalam domain kognitif yang terendah, tahu merupakan aspek yang penting karena hal ini merupakan aspek dasar bagi domain lainnya (Ngatimin, 2000). Peneliti ingin mengetahui hal tersebut karena peneliti memandang bahwa faktor pengetahuan seorang ibu sangatlah penting dalam mendukung proses tumbuh kembang anak usia emas ini, karena anak dalam rentang usia ini belajar dengan melihat, mendengar, dan merasakan apa yang terjadi disekeliling mereka (Hockenberry & Wilson, 2009). Pada penelitian ini, penulis memberikan pertanyaan baik secara lisan maupun tulisan kepada responden agar dapat diketahui sejauh mana pengetahuan responden tentang pola asuh anak usia emas (0-5 tahun). Peneliti menyajikan 12 pertanyaan untuk dijawab oleh ibu-ibu untuk menguji pengetahuan ibu. Selain dilihat dari jawaban para responden dan ditambahkan dengan wawancara singkat, penulis juga mengobservasi secara langsung interaksi antara anak dengan ibu baik dalam aktivitas sehari-hari maupun pemenuhan kebutuhan anak.
44 Selain itu juga, penulis menanyakan kepada responden tentang istilah golden age atau usia emas ini, hampir 80 % mereka belum pernah mendengar bahkan tidak mengerti maksud usia emas pada anak. Padahal ini merupakan hal penting yang tidak bisa disepelehkan oleh ibu yang mengasuh anak, karena pemenuhan tugas perkembangan anak disuatu tahapan merupakan hal yang sangat penting apabila seorang ibu tidak memahami periode penting ini pada anak maka akan berakibat fatal pada pertumbuhan dan perkembangan anak selanjutnya (Hockenberry & Wilson, 2009). Menurut Notoadmojo (2010), faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah tingkat pendidikan, informasi, budaya, pengalaman dan sosial ekomoni. Penelitian ini mendapat hasil bahwa dari 40 responden yang diteliti terdapat sebanyak 18 orang (45 %) berpengetahun baik, 19 orang (48 %) pengetahuan cukup dan sisanya 3 orang (7 %) yang berpengetahuan kurang tentang pola asuh ibu dalam proses tumbuh kembang anak usia emas ini. Menurut Notoadmojo (2010) dalam Artha wangi (2012), salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah tingkat pendidikan. Pendidikan adalah upaya untuk memberikan pengetahuan sehingga terjadi perubahan perilaku positif yang meningkat. Tingkat pendidikan menunjukan korelasi positif, pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh faktor pendidikan formal karena pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan.
45 Diharapkan bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya, sehingga seseorang semakin besar keinginan untuk memanfaatkan pengetahuan dan ketrampilan dan pendidikan seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungan. Karena hasil pendidikan ikut membentuk pola berpikir, pola persepsi dan sikap pengambilan keputusan. Selain faktor tingkat pendidikan, faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang yaitu sumber informasi karena seseorang yang mempunyai sumber informasi yang lebih banyak akan memberikan pengetahuan yang jelas (Ngatimin, 2000). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar para ibu di dusun Plalar Kulon berpengetahuan cukup, berdasarkan hasil wawancara tambahan dengan para ibu hal itu dikarenakan para ibu kurang mendapatkan informasi atau sosialisasi tentang pentingnya pola asuh ibu dalam proses bertumbuh dan berkembangnya seorang anak pada usia emas sedangkan pengetahuan ibu akan berpengaruh pada proses perumbuhan dan perkembangan anak. Dengan demikian informasi dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang, oleh karena itu sebagai seorang ibu harus banyak membaca, menonton televisi dan mencari tahu segala sumber infromasi yang berkaitan dengan pola asuh anak selama masa pertumbuhan dan perkembangan di usia emas.
46 Menurut Notoadmojo (2010), faktor yang mempengaruhi pengetahuan juga salah satunya yaitu pengalaman karena pengalaman disini berkaitan dengan umur dan pendidikan individu maksudnya pendidikan yang tinggi, pengalaman yang luas dan umur yang semakin tua, jadi pengalaman seorang ibu itu sangat penting dalam mengasuh anak. Sedangkan berdasarkan hasil yg didapat oleh penulis presentase terbanyak usia 16-25 tahun dan sesuai jawaban dari wawancara yang dilakukan mereka juga menikah pada usia muda, dengan demikian tingkat pemikiran masih belum matang dan belum memiliki pengalaman yang cukup dalam mengasuh anak. Pada usia emas, anak perlu diberikan sebanyak mungkin kebaikan, stimulus yang memadai, serta pola pengasuhan yang tepat, karena periode emas hanya satu kali ini sekaligus menjadi kunci perkembangan potensi dan kecerdasan anak di masa-masa selanjutnya. Apabila anak gagal pada masa ini maka dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan di tahap selanjutnya, dengan demikian pentingnya peranan seorang ibu dan anggota keluarga lainnya pada masa ini agar dapat meminimalisir kelainan pertumbuhan dan perkembangan anak sehingga kelaianan yang bersifat permanen dapat dicegah. Pemantauan tumbuh kembang anak meliputi pemantauan dari aspek fisik, psikologi, dan sosial. Pemantauan tersebut harus dilakukan secara teratur dan berkesinambungan. Sedini mungkin pemantauan dapat
47 dilakukan oleh orang tua. Selain itu pemantauan juga dapat dilakukan oleh masyarakat melalui kegiatan posyandu (Hockenberry & Wilson, 2009). Dalam mengoptimalkan tumbuh kembang anak di usia emas ini, ibu tuntut untuk dapat memperhatikan kebutuhan Nutrisi berupa pemberian air susu Ibu (ASI) dan makanan pendamping, menurut Sulastri (2002), seiring bertambahnya usia anak, ragam makanan yang diberikan harus bergizi lengkap dan seimbang yang mana penting untuk menunjang tumbuh kembang dan status gizi anak. Selain itu, ibu harus memperhatikan kondisi psikososial dari seoarang anak, menurut penelitian yang dilakukan oleh Zeitlin dkk (1990) dalam penelitian tersebut terungkap bahwa kondisi dan asuhan psikososial seperti keterikatan antara ibu dan anak merupakan salah satu faktor penting yang menjelaskan mengapa anak-anak tersebut tumbuh dan berkembang dengan baik. Selain itu kondisi psikososial yang baik akan merangsang hormon pertumbuhan sekaligus merangsang anak untuk melatih organorgan perkembangannya. Selain itu, asuhan psikososial yang baik berkaitan erat dengan asuhan gizi dan kesehatan yang baik pula sehingga secara tidak langsung berpengaruh positif terhadap status gizi, pertumbuhan dan perkembangan (Sulystryorini, 2007). Pada masa ini, dibutuhkan keaktifan seorang ibu maupun anggota keluarga lainnya dalam memberikan stimulus untuk merangsang kemampuan motorik, sensorik, bahasa dan kognitif pada anak, karena
48 mendapat stimulasi yang terarah dan teratur akan lebih cepat berkembang dibandingkan dengan anak yang kurang atau tidak mendapat stimulasi. Anak juga memerlukan berbagai variasi permainan untuk kebutuhan fisik, mental dan perkembangan emosinya. Seorang ibu harus aktif membawa anak ikut posyandu untuk memantau perkembangan IMT (indeks masa tubuh) pada anak, selain itu anak akan diberikan vaksin dan imunisasi sebagai upaya mempertahankan sistem kekebalan tubuh pada anak sehingga terhindar dari penyakitpenyakit tertentu sesuai dengan jenis dan imunisasi yang diberikan. Dengan demikian pentingnya peranan ibu maupun anggota keluarga lainnya pada proses pengasuhan tumbuh kembang anak pada usia emas ini. 4.6 Kendala Penelitian Dalam penelitian ini peneliti mengalami beberapa kesulitan yaitu dalam hal pengumpulan data, dimana beberapa responden dominan menggunakan bahasa jawa sedangkan peneliti tidak terlalu mengerti bahasa jawa karena peneliti berasal dari luar jawa. Selain itu, masalah waktu karena ada beberapa responden yang sulit ditemui karena sering pergi ke ladang jadi peneliti harus menunggu sampai berjam-jam bahkan ada yang tidak bisa ditemui waktu sudah janjian, jadi harus buat kontrak waktu ulang.